Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH ANATOMI RESPIRASI

Kelompok 2

Anggota Kelompok :

Amelia Salshabila 220205182

Andreas Syafiq Balapradana 220205183

Anisa Dwinovianti 220205184

PRODI D3 REKAM MEDIK DAN INFORMASI KESEHATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS DUTA BANGSA SURAKARTA

2022

i
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ ANATOMI RESPIRASI “. Kami
menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan Tuhan YME
dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini
kami menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada dosen pengampu mata
kuliah ini serta teman-teman yang membantu dalam makalah ini. Kami menyadari
bahwa dalam proses makalah ini masih jauh dari kesempatan kesempurnaan baik
materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya dengan
segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat menyelesaikan
dengan baik dan oleh karenanya, kami dengan rendah hati menerima masukan,
saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini. Akhirnya kami berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Surakarta, 18 Oktober 2022

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... ii

DAFTAR ISI......................................................................................................... iii

BAB I...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN.................................................................................................. 1

A. Latar Belakang............................................................................1

B. Rumusan Masalah............................................2

C. Tujuan.......................................................................................2

D. Manfaat...........................................................................................2

BAB II .................................................................................................................... 3

ISI ........................................................................................................................... 3

2.1 Anatomi Sistem Pernapasan Atas........................................ 3

2.2 Anatomi Sistem Pernapasan Bawah.................................. 4

2.3 Suplai Darah.................................. 5

2.4 Saraf Pernapasan................................................ 20

2.4 Otot-Otot Bantu Pernapasan................................................

BAB III................................................................................................................. 32

PENUTUP............................................................................................................ 32

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 33

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sistem pernapasan atau sistem respirasi adalah sistem biologis yang terdiri
dari organ dan struktur-struktur lain yang digunakan untuk pertukaran gas pada
hewan dan tumbuhan. Anatomi dan fisiologi makhluk hidup yang mewujudkan
pertukaran gas ini sangat bervariasi, bergantung pada ukuran tubuhnya,
lingkungan tempat hidupnya, dan riwayat evolusinya. Pada hewan darat,
pernapasan berlangsung pada paru-paru. Pertukaran gas di paru-paru terjadi pada
jutaan kantung udara kecil. Pada mamalia dan reptil, kantung udara ini disebut
alveolus (bentuk jamak: alveoli), tetapi pada burung dinamakan atria. Kantung
udara mikroskopis tersebut sangat kaya akan suplai darah, sehingga udara di
dalamnya pun terhubung dengan darah. Kantung udara ini berhubungan dengan
lingkungan luar melalui sistem saluran udara berupa tabung berongga. Saluran
yang terbesar adalah trakea, yang bercabang di tengah dada menjadi dua bronkus
utama. Bronkus memasuki paru-paru, tempat mereka bercabang menjadi bronkus
sekunder dan tersier yang rongganya semakin sempit, lalu bercabang menjadi
banyak tabung yang lebih kecil, yang dinamakan bronkiolus. Pada burung,
bronkiolus disebut parabronki. Pada bronkiolus atau parabronki inilah umumnya
terdapat alveoli pada mamalia dan atria pada burung. Udara harus dipompa dari
lingkungan luar menuju ke dalam alveoli atau atria melalui proses bernapas yang
melibatkan otot-otot pernapasan.
A. Rumusan Masalah
1. Apa itu anatomi sistem pernapasan atas dan bawah?
2. Apa itu suplai darah pulmonal dan bronchial?
3. Apa itu saraf pernapasan?
4. Apa itu otot-otot bantu pernapasan dada dan perut?
B. Tujuan
Makalah ini di buat dengan tujuan agar mahasiswa terutama (Mahasiswa
kesehatan), tenaga kesehatan atau tenaga medis dapat memahami berkaitan
dengan anatomi respirasi.
C. Manfaat
1. Mengetahui tentang anatomi sistem pernapasan atas dan bawah.
2. Mengetahui suplai darah pulmonal dan bronchial.
3. Mengetahui saraf pernapasan.
4. Mengetahui otot-otot bantu pernapasan dada dan perut.

BAB II
ISI

2.1 Anatomi Sistem Pernapasan Atas

 Rongga Hidung (Cavum Nasalis)

Rongga Hidung (Cavum Nasalis) Udara dari luar akan masuk lewat
rongga hidung (cavum nasalis). Rongga hidung berlapis selaput lendir, di
dalamnya terdapat kelenjar minyak (kelenjar sebasea) dan kelenjar keringat
(kelenjar sudorifera). Selaput lendir berfungsi menangkap benda asing yang
masuk lewat saluran pernapasan. Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan tebal
yang berfungsi menyaring partikel kotoran yang masuk bersama udara. Juga
terdapat konka yang mempunyai banyak kapiler darah yang berfungsi
menghangatkan udara yang masuk. Di sebelah belakang rongga hidung terhubung
dengan nasofaring melalui dua lubang yang disebut choanae. 3 Pada permukaan
rongga hidung terdapat rambut-rambut halus dan selaput lendir yang berfungsi
untuk menyaring udara yang masuk ke dalam rongga hidung.

 Faring (Tenggorokan)
Faring (Tenggorokan) Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring
merupakan percabangan 2 saluran, yaitu saluran pernapasan (nasofarings) pada
bagian depan dan saluran pencernaan (orofarings) pada bagian belakang. Pada
bagian belakang faring (posterior) terdapat laring (tekak) tempat terletaknya pita
suara (pita vocalis). Masuknya udara melalui faring akan menyebabkan pita suara
bergetar dan terdengar sebagai suara. Makan sambil berbicara dapat
mengakibatkan makanan masuk ke saluran pernapasan karena saluran pernapasan
pada saat tersebut sedang terbuka. Walaupun demikian, saraf kita akan mengatur
agar peristiwa menelan, bernapas, dan berbicara tidak terjadi bersamaan sehingga
mengakibatkan gangguan kesehatan. Fungsi utama faring adalah menyediakan
saluran bagi udara yang keluar masuk dan juga sebagi jalan makanan dan
minuman yang ditelan, faring juga menyediakan ruang dengung(resonansi) untuk
suara percakapan.
 Pangkal Tenggorokan (laring)

Pangkal Tenggorokan (laring) Laring merupakan suatu saluran yang


dikelilingi oleh tulang rawan. Laring berada diantara orofaring dan trakea,
didepan lariofaring. Salah satu tulang rawan pada laring disebut epiglotis.
Epiglotis terletak di ujung bagian pangkal laring. Laring diselaputi oleh
membrane mukosa yang terdiri dari epitel berlapis pipih yang cukup tebal
sehingga kuat untuk menahan getaran-getaran suara pada laring. Fungsi utama
laring adalah menghasilkan suara dan juga sebagai tempat keluar masuknya udara.
Pangkal tenggorok disusun oleh beberapa tulang rawan yang membentuk jakun.
Pangkal tenggorok dapat ditutup oleh katup pangkal tenggorok (epiglotis). Pada
waktu menelan makanan, katup tersebut menutup pangkal tenggorok dan pada
waktu bernapas katu membuka. Pada pangkal tenggorok terdapat selaput suara
yang akan bergetar bila ada udara dari paru-paru, misalnya pada waktu kita bicara

.
2.2 Anatomi Sistem Pernapasan Bawah

 Trakea

Trakea adalah tuba dengan panjang 10 cm samapai 12 cm diameter 2,5


cm serta terletak diatas permukaan anterior esophagus. Tuba ini berjalan dari
laring sampai kira-kira ketinggian vertebra torakalis kelima dan ditempat ini
bercabang menjadi dua bronkus.Trakea dilapisi selaput lendir yang terdiri dari
epithelium bersilia dan sel cangkir. Silia ini bergerak menuju atas ke arah laring.

 Paru-paru

Paru-paru merupakan alat pernapasan utama. Paru-paru mengisi rongga dada.


Terletak disebelah kanan dan kiri dan di tengah dipisahkan oleh jantung beserta
pembuluh darah besarnya dan struktur lainnya yang terletak didalam mediastrum. Paru-
paru adalah organ yang berbentuk kerucut dengan apeks (puncak) di atas dan muncul
sedikit lebih tinggi dari klavikula didalam dasar leher. Pangkal paru-paru duduk diatas
landai rongga toraks, diatas diafragma. Paru-paru mempunyai permukaan luar yang
menyentuh iga-iga, permukaan dalam yang memuat tumpuk paru-paru, sisi belakang
menyentuh tulang belakang, dan sisi depan menutupi sebagian sisi depan jantung

 Bronkus

Bronkus terbentuk dari belahan dua trakea pada ketinggian kira-kira


vertebra torakalis kelima mempunyai struktur serupa dengan trakea dan dilapisi
oleh jenis sel yang sama. Bronkusbronkus itu berjalan kebawah dan kesamping ke
arah tampak paru-paru.

 Bronkiolus
Bronkiolus adalah anak cabang dari batang tenggorok yang terdapat
dalam rongga tenggorokan dan akan memanjang sampai ke paru-paru. Jumlah
cabang bronkiolus yang menuju paru-paru kanan dan kiri tidak sama. Bronkiolus
yang menuju paru-paru kanan mempunyai 3 cabang, sedangkan bronkiolus yang
menuju paru-paru sebelah kiri hanya 2 cabang. Ciri khas bronkiolus adalah tidak
adanya tulang rawan dan kelenjar pada mukosanya, pada bagian awal dari cabang
bronkiolus hanya memiliki sebaran sel globet dan epitel.

 Alveolus

Alveolus adalah struktur anatomi yang memiliki bentuk


berongga.Terdapat pada parenkim paru-paru, yang merupakan ujung dari saluran
pernapasan. Ukurannya bervariasi, tergantung lokasi anatomisnya, semakin
negatif tekanan intrapleura di apeks, ukuran alveolus akan semakin besar. Ada dua
tipe sel epitel alveolus. Tipe I berukuran besar, datar dan berbentuk skuamosa,
bertanggungjawab untuk pertukaran udara. Sedangkan tipe II, yaitu pneumosit
granular, tidak ikut serta dalam pertukaran udara. Sel-sel tipe II inilah yang
memproduksi surfaktan, yang melapisi alveolus dan mencegah kolapsnya
alveolus.
2.3 Suplai Darah
A. Pulmonal
Pulmoner berasal dari ventrikel kanan dan seluruh curah jantung, dan
mengatur darah dengan aliran tinggi pada tekanan sistemik, sirkulasi pulmoner
memiliki sifat dari kedua sirkulasi.(Rasmin et al., 2017; Sirkulasi pulmoner
konsentrasi oksigen dalam darah.(Rasmin et Sirkulasi pulmoner dimulai dari
katup pulmonal pada ventrikel kanan dan Trunkus pulmonalis muncul dari kanan
dan kiri.(Kacmareck, 2017; Rasmin et kapiler pada dinding alveoli dan
membentuk Fungsi penting dari sirkulasi pulmoner adalah mengatarkan darah
dari dan ke Tekanan pada Sirkulasi Pulmoner Sirkulasi pulmoner memiliki
tekanan di arteri pulmonalis pada dasarnya sama dengan tekanan di ventrikel
kanan, akan menurun seketika, sedangkan tekanan arteri darah mengalir melalui
kapiler paru.(West, Tekanan sistolik arteri pulmonalis ratarata 25 mmHg pada
orang normal, sedangkan tekanan diastolik arteri pulmonalis kira-kira 8 mmHg
dan tekanan arteri pulmonal rata-rata 15 mmHg. Tekanan arteri pulmonalis
adalah berdenyut.
B. Bronchial
Suplai darah bronchial Pembuluh darah bronkial menyuplai darah arteri
kepercabangan trakeobronkial dari paru sampai ke tingkat bronkiolus terminalis.
Sirkulasi bronkial juga menyuplai darah ke kelenjar getah bening daerah
hilus,viseral pleura, arteri dan vena pulmonalis, nervus vagus, dan kerongkongan.
Struktur paru distal dari bronkiolus terminal termasuk bronkiolus respiratorius,
saluran alveolar, kantong alveolar, dan alveoli, menerima oksigen langsung
melalui difusi dari udara alveolar dan nutrisi dari campuran darah vena dalam
sirkulasi paru.

2.4 Saraf Pernapasan


A. Otomatis

Otomatis Pengaturan sistem pernafasan dilakukan oleh kontrol otonom,


yang dapat terjadi secara otomatis pada system pernafasan. Saat kita menahan
nafas, kita hanya dapat menahan nafas dalam waktu yang singkat, lalu
selanjutnya akan bernafas kembali secara otomatis. Terdapat dua lokasi di
otak yang menjadi pusat control pernafasan yaitu medulla oblongata dan
spons. Spon merupakan pengotrol pusat sedangkan medulla oblongata
menentukan irama dasar pernafasan, misalnya pada saat kita menarik nafas
dalam dalam, paru paru kita tidak membesar secara berlebihan, hal ini sudah
dikendalikan oleh medulla oblongata.

B. Pusat di Medula Oblongata

Pusat di Medula Oblongata Medula oblongata atau hanya medula adalah


struktur seperti batang panjang yang membentuk bagian bawah batang otak.
Medula oblongata tersusun dari massa neuron berbentuk kerucut yang
bertanggung jawab untuk fungsi otonom (tidak disengaja), mulai dari muntah
hingga bersin. Medula oblongata berisi pusat jantung, pernapasan, muntah,
dan vasomotor, dan karena itu berhubungan dengan fungsi otonom
pernapasan, denyut jantung dan tekanan darah serta siklus bangun tidur.
Selama perkembangan embrio, medula oblongata berkembang dari
mielensefalon. Mielensefalon adalah vesikel sekunder yang terbentuk selama
pematangan rhombencephalon, juga disebut sebagai otak belakang. Bulbus
adalah istilah kuno untuk medula oblongata.

Medula dapat dianggap sebagai dua bagian :

• Bagian atas bagian terbuka atau bagian superior di mana permukaan dorsal
medula dibentuk oleh ventrikel keempat.

• Bagian bawah bagian tertutup atau bagian inferior di mana ventrikel keempat
menyempit di obex di medula kaudal, dan mengelilingi bagian dari kanal
pusat.

2.4 Otot-Otot Bantu Pernapasan.

A. Otot Dada

Pernafasan Dada Pernafasan dada adalah pernafasan yang menggunakan


gerakan gerakan otot antar tulang rusuk. Adanya kontraksi otot-otot yang
terdapat diantara tulang-tulang rusuk menyebabkan tulang dada dan tulang
rusuk terangkat sehingga rongga dada membesar. Ketika rongga dada
membesar, paru-paru turut mengembang sehingga volume menjadi besar.
Sedangkan tekanannya lebih kecil daripada tekanan udara luar. Dalam
keadaan demikian udara luar dapat masuk melalui trakea ke paru-paru
(pulmonum).

Otot Perut
Pernafasan Perut Pernapasan perut adalah pernapasan yang menggunakan
otot-otot diafragma. Otot-otot sekat rongga dada berkontraksi sehingga
diafragma yang semula cembung menjadi agak rata, dengan demikian paru-
paru dapat mengembang ke arah perut (abdomen). Pada waktu itu rongga dada
bertambah besar dan udara terhirup masuk.

BAB III

PENUTUP
Bagian-bagian sistem pernafasan yaitu Cavum nasi, faring, laring, trakea,
karina, bronchus principalis, bronchus lobaris, bronchus segmentalis, bronchiolus
terminalis, bronchiolus respiratoryus, saccus alveolus, ductus alveolus dan alveoli.
Terdapat Lobus, dextra ada 3 lobus yaitu lobus superior, lobus media dan lobus
inferior. Sinistra ada 2 lobus yaitu lobus superior dan lobus inferior. Pulmo dextra
terdapat fissura horizontal yang membagi lobus superior dan lobus media,
sedangkan fissura oblique membagi lobus media dengan lobus inferior. Pulmo
sinistra terdapat fissura oblique yang membagi lobus superior dan lobus inferior.
Pembungkus paru (pleura) terbagi menjadi 2 yaitu parietalis (luar) dan Visceralis
(dalam), diantara 2 lapisan tersebut terdapat rongga pleura (cavum pleura).

DAFTAR PUSTAKA
http://erepo.unud.ac.id/id/eprint/
20418/1/1267ef1a6941f10cd436af892efd71b1.pdf
http://repository.unimus.ac.id/2915/3/BAB%20II.pdf
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://
ojs.fdk.ac.id/index.php/humancare/article/download/1393/
pdf&ved=2ahUKEwjiz8Xw8MH7AhVA73MBHeQYD2MQFnoECAwQAQ
&usg=AOvVaw0V4UHf1_hiUd87OSXHf4bf

Anda mungkin juga menyukai