Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH

ANATOMI DAN FISIOLOGI MAKHLUK HIDUP


“Sistem Pernapasan Pada Manusia, Hewan, dan Tumbuhan”

Disusun Oleh :
Nama : Gina Sonya
NIM : F202101004
Kelas : F1

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS MANDALA WALUYA

KENDARI

2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan
hidayahnya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Sistem Pernapasan Pada
Manusia, Hewan, dan Tumbuhan. Makalah ini sebagai salah satu tugas untuk memenuhi
mata kuliah Anatomi dan Fisiologi. Adapun makalah ini telah penulis usahakan semaksimal
mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini.
  Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, baik
dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen mata kuliah guna menjadi
acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik  di masa yang akan datang.

Kendari, 13 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG....................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................1
C. TUJUAN.........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2
A. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA................................................................2
1. Organ Pernapasan Pada Manusia................................................................................2
2. Pemahaman Klinis.....................................................................................................11
3. Pertukaran Gas...........................................................................................................11
4. Kelainan Pada Sistem Pernapasan.............................................................................12
B. SISTEM PERNAPASAN PADA HEWAN..................................................................13
1. Sistem Pernapasan Hewan Vertebrata.......................................................................13
2. Sistem Pernapasan Hewan Invertebrata....................................................................20
C. SISTEM PERNAPASAN PADA TUMBUHAN.........................................................27
1. Alat Pernapasan Pada Tumbuhan..............................................................................27
BAB III PENUTUP................................................................................................................32
A. KESIMPULAN.............................................................................................................32
B. SARAN.........................................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................33

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam pengertian sehari-hari, bernafas sekedar diartikan sebagai proses
pertukaran gas di paru-paru. Tetapi secara biologis, pengertian respirasi tidaklah
demikian. Pernafasan lebih menunjuk kepada proses pembongkaran atau pembakaran
zat sumber energi di dalam sel-sel tubuh untuk memperoleh energi atau tenaga. Zat
makanan sumber tenaga yang paling utama adalah karbohidrat. Pembakaran
membutuhkan oksigen (O2), terjadai di dalam setiap sel yang hidup. Energi yang
diperoleh berupa energi kimia (ATP) yang digunakan untuk berbagai aktivitas
fisiologi dalam tubuh.

Sistem respirasi memiliki fungsi utama untuk memasok oksigen ke dalam


tubuh serta membuang CO2 dari dalam tubuh. Kita sering mendengar istilah respirasi
eksternal dan internal. Pada dasarnya, pengertian respirasi eksternal sama dengan
bernapas, sedangkan respirasi internal atau respirasi seluler ialah proses penggunaan
oksigen oleh sel tubuh dan pembuangan zat sisa metabolisme sel yang berupa CO 2.
Penyelenggaraan respirasi harus didukung oleh alat pernapasan yang sesuai, yaitu alat
yang dapat digunakan oleh hewan untuk melakukan pertukaran gas dengan
lingkungannya. Alat yang dimaksud dapat berupa alat pernapasan khusus ataupun
tidak.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sistem pernapasan pada manusia ?
2. Bagaimana sistem pernapasan pada hewan ?
3. Bagaimana sistem pernapasan pada tumbuhan ?

C. TUJUAN
1. Bagaimana sistem pernapasan pada manusia.
2. Bagaimana sistem pernapasan pada hewan.
3. Bagaimana sistem pernapasan pada tumbuhan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA

Gambar 1. Anatomi Sistem Pernapasan Manusia


(Sumber: Berpendidkan.com)
Respirasi atau pernapasan merupakan suatu mekanisme pertukaran gas
oksigen (O²) yang dibutuhkan tubuh untuk metabolisme sel dengan karbondioksida
(CO²) yang dihasilkan dari metabolisme. Sistem respirasi terdiri dari dua bagian yaitu
Saluran nafas bagian atas, udara yang masuk pada bagian ini dihangatkan, disaring
dan dilembabkan dan Saluran nafas bagian bawah (paru), merupakan tempat
pertukaran gas. Pertukaran gas terjadi di paru. Alveoli merupakan tempat terjadinya
pertukaran gas antara O2 dan CO2 di paru.

1. Organ Pernapasan Pada Manusia


Organ pernapasan pertama yang kita pelajari adalah organ pernapasan atas.
Organ pernapasan atas ini terdiri atas hidung, nasofaring (terdapat pharyngeal
tonsil dan tuba eustachius), orofaring (merupakan pertemuan rongga mulut dengan
faring,terdapat pangkal lidah), dan laringofaring (tempat persilangan antara aliran
udara dan aliran makanan).
a. Hidung
Hidung atau nasal merupakan saluran udara yang pertama, mempunyai
dua lubang (kavum nasi), dipisahkan oleh sekat hidung (septum nasi). Di
dalamnya terdapat bulu-bulu yang berguna untuk menyaring udara, debu, dan
kotoran yang masuk ke dalam lubang hidung (Syaifuddin, 2006).
2
Gambar 2. Anatomi Hidung Manusia
(Sumber: Berpendidikan.com)
Bagian depan terdapat nares (cuping hidung) anterior dan di belakang
berhubungan dengan bagian atas farings (nasofaring). Rongga hidung terbagi
menjadi 2 bagian yaitu vestibulum, merupakan bagian lebih lebar tepat di
belakang nares anterior, dan bagian respirasi. Permukaan luar hidung ditutupi
oleh kulit yang memiliki kelenjar sabesea besar, yang meluas ke dalam
vestibulum nasi tempat terdapat kelenjar sabesa, kelenjar keringat, dan folikel
rambut yang kaku dan besar. Rambut pada hidung berfungsi menapis benda-
benda kasar yang terdapat dalam udara inspirasi (Graaff, 2010; Pearce 2007).
Pada dinding lateral hidung menonjol tiga lengkungan tulang yang
dilapisi oleh mukosa, yaitu:
1) Konka nasalis superior
2) Konka nasalis medius.
3) Konka nasalis inferior, yang terdapat jaringan kavernosus atau jaringan
erektil yaitu pleksus vena besar, berdinding tipis, dan dekat dengan
permukaan.
Di antara konka-konka ini terdapat 3 buah lekukan meatus yaitu
meatus superior (lekukan bagian atas), meatus medialis (lekukan bagian
tengah dan meatus inferior (lekukan bagian bawah). Meatus-meatus inilah
yang dilewati oleh udara pernapasan. Di sebelah dalam terdapat lubang yang
berhubungan dengan tekak, lubang ini disebut koana. Disebelah belakang
konka bagian kiri kanan dan sebelah atas dari langit-langit terdapat satu
lubang pembuluh yang menghubungkan rongga tekak dengan rongga
pendengaran tengah, saluran ini disebut tuba auditiva eustaki, yang

3
menghubungkan telinga tengah dengan faring dan laring. Hidung juga
berhubungan dengan saluran air mata disebut tuba lakminaris (Graaff, 2010).
Dasar dari rongga hidung dibentuk oleh tulang rahang atas. Rongga
hidung berhubungan dengan beberapa rongga yang disebut sinus paranasalis,
yaitu sinus maksilaris pada rongga rahang atas, sinus frontalis pada rongga
tulang dahi, sinus sfenoidalis pada rongga tulang baji dan sinus etmodialis
pada rongga tulang tapis.Pada sinus etmodialis, keluar ujung-ujung syaraf
penciuman yang menuju ke konka nasalis, yang terdapat sel-sel penciuman
yang terletak terutama di bagian atas konka. Pada hidung di bagian mukosa
terdapat serabut-serabut syaraf atau respektor dari syaraf penciuman disebut
nervus olfaktorius (Syaifuddin, 2009). 1
Fungsi hidung adalah
1) Saluran udara pernapasan.
2) Penyaringan (filtrasi), penghangatan, dan pelembaban.
3) Penerimaan bau, merupakan fungsi ephithelium olfactory pada bagian
medial rongga hidung.
4) Rongga hidung juga berhubungan dengan pembentukan suara-suara
fenotik dimana ia berfungsi sebagai ruang resonasi.
5) Membunuh kuman-kuman yang masuk, bersama-sama udara pernapasan
oleh leukosit yang terdapat dalam selaput lendir (mukosa) atau hidung.

b. Faring
Tekak atau faring merupakan saluran otot yang terletak tegak lurus
antara dasar tengkorak (basis kranii) dan vertebra servikalis VI (Syaifuddin,
2012). Faring merupakan tempat persimpangan antara jalan nafas dan jalan
makanan. Letaknya berada dibawah dasar tengkorak, dibelakang rongga
hidung dan mulut sebelah depan ruas tulang leher, ke atas berhubungan
dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang yang bernama koana, ke
depan berhubungan dengan rongga mulut, tempat hubungan ini bernama

1
Syaifuddin. 2009. Anatomi Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
halaman 231

4
istmus fausium, ke bawah terdapat dua lubang, ke depan lubang laring, ke
belakang lubang esofagus. Dibawah selaput lendir terdapat jaringan ikat, juga
dibeberapa tempat terdapat folikel getah bening. Perkumpulan getah bening ini
dinamakan adenoid. Di sebelahnya terdapat 2 buah tonsil kiri dan kanan dari
tekak. Di sebelah belakang terdapat epiglottis (empang tenggorok) yang
berfungsi menutup laring pada waktu menelan makanan.
Faring dibagi menjadi tiga, yaitu
1) Nasofaring, yang terletak di bawah dasar tengkorak, belakang dan atas
palatum molle. Pada bagian ini terdapat dua struktur penting yaitu adanya
saluran yang menghubungkan dengan tuba eustachius dan tuba auditory.
Tuba Eustachii bermuara pada nasofaring dan berfungsi menyeimbangkan
tekanan udara pada kedua sisi membrane timpani. Apabila tidak sama,
telinga terasa sakit. Untuk membuka tuba ini, orang harus menelan. Tuba
auditory yang menghubungkan nasofaring dengan telinga bagian tengah.
2) Orofaring merupakan bagian tengah farings antara palatum lunak dan
tulang hyodi. Pada bagian ini traktus respiratory dan traktus digestif
menyilang dimana orofaring merupakan bagian dari kedua saluran ini.
Orofaring terletak di belakang rongga mulut dan permukaan belakang
lidah. Dasar atau pangkal lidah berasal dari dinding anterior orofaring,
bagian orofaring ini memiliki fungsi pada sistem pernapasan dan sistem
pencernaan. 2

Organ pernapasan bawah terdiri atas


a. Laring
Laring merupakan pangkal tenggorokan berupa saluran udara, yang
terletak di depan faring sampai ketinggian vertebra servikalis dan masuk ke
dalam trakea dibawahnya mempunyai fungsi untuk pembentukan suara.
Bagian ini dapat ditutup oleh epiglotis, yang terdiri dari tulang-tulang rawan
yang berfungsi menutupi laring pada waktu kita menelan makanan. Laring
terdiri dari 5 tulang rawan antara lain Kartilago tiroid (1 buah) terletak di
depan jakun sangat jelas terlihat pada pria, Kartilago ariteanoid (2 buah) yang
berbentuk beker, Kartilago krikoid (1 buah) yang berbentuk cincin dan,

2
Pratignyo, S. 1980. Anatomi Tubuh Manusia. Penerbit PT. Internusa. Halaman 220-223

5
Kartilago epiglotis (1 buah). Laring dilapisi oleh selaput lendir, kecuali pita
suara dan bagian epiglotis yang dilapisi oleh sel epitelium berlapis.
Pada proses pembentukan suara, suara terbentuk sebagai hasil dari
kerjasama antara rongga mulut, rongga hidung, laring, lidah, dan bibir. Pada
pita suara palsu tidak terdapat otot, oleh karena itu pita suara ini tidak dapat
bergetar, hanya antara kedua pita suara tadi dimasuki oleh aliran udara maka
tulang rawan gondok dan tulang rawan bentuk beker tadi diputar. Akibatnya
pita suara dapat mengencang dan mengendor dengan demikian sela udara
menjadi sempit atau luas. Pergerakan ini dibantu pula oleh otot-otot laring,
udara yang dari paru-paru dihembuskan dan menggetarkan pita suara. Getaran
itu diteruskan melalui udara yang keluar masuk. Perbedaan suara seseorang
bergantung pada tebal dan panjangnya pita suara. Pita suara pria jauh lebih
tebal daripada pita suara wanita.
b. Trakea

Gambar 3. Trakea pada manusia (Sumber: Kompasiana.com)


Trakea merupakan batang tenggorokan lanjutan dari laring, terbentuk
oleh 16-20 cincin yang terdiri dari tulang-tulang rawan. Panjang trakea 9-11
cm dan dibelakang terdiri dari jaringan ikat yang dilapisi oleh otot polos.
Dinding-dinding trakea tersusun atas sel epitel bersilia yang menghasilkan
lendir. Lendir ini berfungsi untuk penyaringan lanjutan udara yang masuk,
menjerat partikel-partikel debu, serbuk sari dan kontaminan lainnya. Sel silia
berdenyut akan menggerakan mukus sehingga naik ke faring yang dapat
ditelan atau dikeluarkan melalui rongga mulut. Hal ini bertujuan untuk
6
membersihkan saluran pernapasaan. Trakea terletak di depan saluran esofagus,
mengalami percabangan di bagian ujung menuju ke paru-paru, yang
memisahkan trakea menjadi bronkus kiri dan kanan disebut karina.
c. Bronkus
Bronkus merupakan percabangan trakhea kanan dan kiri. Tempat
percabangan ini disebut karina. Bronkus terbagi menjadi bronkus kanan dan
kiri, bronkus lobaris kanan terdiri 3 lobus dan bronkus lobaris kiri terdiri 2
lobus. Bronkus lobaris kanan terbagi menjadi 10 bronkus segmental dan
bronkus lobaris kiri terbagi menjadi 9 bronkus segmental. Bronkus
segmentalis ini kemudian terbagi lagi menjadi bronkus subsegmental yang
dikelilingi oleh jaringan ikat yang memiliki arteri, limfatik dan syaraf.
Berikut adalah organ percabangan dari bronkus yaitu
1) Bronkiolus, merupakan cabang-cabang dari bronkus segmental.
Bronkiolus mengandung kelenjar submukosa yang memproduksi lendir
yang membentuk selimut tidak terputus untuk melapisi bagian dalam jalan
nafas.
2) Bronkiolus terminalis, merupakan percabagan dari bronkiolus. Bronkiolus
terminalis mempunyai kelenjar lendir dan silia.
3) Bronkiolus respiratori, merupakan cabang dari bronkiolus terminalis.
Bronkiolus respiratori dianggap sebagai saluran transisional antara lain
jalan nafas konduksi dan jalan udara pertukaran gas.
4) Duktus alveolar dan sakus alveolar. Bronkiolus respiratori kemudian
mengarah ke dalam duktus alveolar dan sakus alveolar, kemudian menjadi
alveoli.
d. Paru-Paru
Letak paru-paru di rongga dada, menghadap ke tengah rongga dada
atau kavum mediastinum. Pada bagian tengah terdapat tampuk paru-paru atau
hilus. Pada mediastinum depan terletak jantung. Paru-paru dibungkus oleh
selaput yang bernama pleura. Pleura dibagi menjadi 2 yaitu, pleura visceral
(selaput pembungkus) yang langsung membungkus paru-paru dan pleura
parietal yaitu selaput yang melapisi rongga dada sebelah luar. Pada keadaan
normal, kavum pleura ini vakum (hampa) sehingga paru-paru dapat
mengembang mengempis dan juga terdapat sedikit cairan (eksudat) yang

7
berguna untuk melumasi permukaanya (pleura), menghindarkan gesekan
antara paru-paru dan dinding dada sewaktu ada gerakan bernapas.

Gambar 4. Anatomi Paru-Paru Manusia


(Sumber: Hedi Sasrawan, 2001)
Alveoli merupakan tempat pertukaran udara, O2 masuk ke dalam darah
dan CO2 dikeluarkan dari darah. Banyaknya gelembung paru-paru ini kurang
lebih 700.000.000 buah (paru-paru kiri dan kanan). Paru-paru terbagi menjadi
dua yaitu paru-paru kanan, terdiri dari 3 lobus yaitu lobus pulmo dekstra
superior, lobus media, dan lobus inferior.
Tiap-tiap lobus terdiri dari belahan yang kecil bernama segmen. Paru-
paru kiri mempunyai 10 segmen yaitu 5 buah segmen pada lobus superior, dan
5 buah segmen pada inferior. Paru-paru kanan mempunyai 10 segmen yaitu 5
buah segmen pada lobus superior, 2 buah segmen pada lobus medialis, dan 3
buah segmen pada lobus inferior. Tiap-tiap segmen ini masih terbagi lagi
menjadi belahan-belahan yang bernama lobulus. Di antara lobulus satu dengan
yang lainnya
dibatasi oleh jaringan ikat yang berisi pembuluh darah, getah bening
dan syaraf, dan tiap lobulus terdapat sebuah bronkiolus. Di dalam lobulus,

8
bronkiolus ini bercabang-cabang banyak sekali, cabang ini disebut duktus
alveolus. Tiap duktus alveolus berakhir pada alveolus yang diameternya antara
0,2-0,3 mm.3
Tabel 1. Komponen Respirasi dan Fungsinya
Komponen Fungsinya
Hidung Lubang hidung memungkinkan udara untuk
masuk dan keluar rongga hidung; filter rongga
hidung, menghangatkan, dan melembabkan udara
yang dihirup.
Faring Membawa udara antara rongga hidung dan laring;
filter, menghangatkan, dan melembabkan udara
yang dihirup; berfungsi sebagai jalan terusan
untuk makanan dari mulut ke kerongkongan;
menyetarakan tekanan udara dengan telinga
tengah melalui tabung pendengaran.
Laring Membawa udara antara faring dan trakea;
mengandung pita suara untuk menghasilkan suara
dalam vokalisasi; mencegah obyek masuk trakea.
Trakea Membawa udara antara laring dan bronkus; filter,
menghangatkan, dan melembabkan udara yang
dihirup.
Bronkus Membawa udara antara trakea dan bronkiolus;
filter, menghangatkan, dan melembabkan udara
yang dihirup.
Bronkiolus Mengatur laju aliran udara melalui bronko
konstriksi dan bronkodilatasi.
Alveoli Memungkinkan pertukaran gas antara udara
dialveoli dan darah dalam kapiler sekitarnya.

3
Putri Dafriani, Dr.S.Kep. 2018. Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi Untuk Mahasiswa Kesehatan.
ISBN : 978-602-5994-37-1 Padang : CV. Berkah Prima. Halaman 211-213

9
1. Struktur dari Sistem Pernapasan
Berbeda dengan sistem kardiovaskular, yang dibungkus dan tertutup,
sistem pernapasan terbuka ke atmosfer untuk memungkinkan asupan udara saat
bernafas. Selama inspirasi (menghirup), udara atmosfer yang mengandung sekitar
21% oksigen ditarik ke dan melalui sistem hidung atau mulut, dan turun ke dalam
struktur yang lebih kecil dari paru-paru ke alveoli.
Disini beberapa oksigen ditukar dengan akumulasi gas karbon dioksida
yang merupakan produk limbah dari kegiatan metabolisme sel-sel tubuh. Oksigen
ditukar diambil dari paru-paru dalam sistem peredaran darah, yang akan
digunakan oleh tubuh selama aktivitas selular, sedangkan karbon dioksida akan
dilepas dari tubuh selama ekspirasi (menghembuskan nafas). Mekanisme
pertukaran gas adalah fungsi utama dari sistem pernapasan.
10
2. Pemahaman Klinis
Asap tembakau melumpuhkan silia epitel yang melapisi saluran udara.
Akibatnya, lendir dan partikel terperangkap tidak tidak dapat dikeluarkan secara
efektif. Iritasi berkepanjangan oleh asap tembakau menyebabkan epitel bersilia
diganti dengan epitel skuamosa bertingkat, yang tidak dapat membersihkan
saluran udara dari lendir. Sehingga akumulasi lendir menyebabkan batuk perokok
dan memberikan tempat bagi pertumbuhan mikroorganisme.

3. Pertukaran Gas

Gambar 5. Mekanisme Pertukaran Gas di Alveoli.


(Sumber: Hedi Sasrawan, 2001)
Fungsi utama dari sistem pernpasan adalah mengambil oksigen dan
megeluarkan karbon dioksida. Pertukaran gas ini disebut respirasi dan terjadi
antara atmosfer, darah, dan sel dalam fase yang berbeda.
Ventilasi pumonari. Kata pulmo merujuk ke paru-paru dan ventilasi
pulmonari adalah istilah lain untuk pernapasan. Udara dihirup atau ditarik ke
dalam paru-paru dan kemudian dikelurkan dari paru-paru. Respirasi eksternal
(respirasi pulmonari). Pertukaran gas yang terjadi antara paru-paru dan darah.
Pada respirasi eksternal darah mengambil oksigen dan melepaskan karbon
dioksida. Respirasi internal (respirasi jaringan). Pertukaran gas yang terjadi antara
darah dan sel jaringan. Pada respirasi internal darahmelepaskan oksigen dan
mengikat karbon dioksida.
Catatan: Respirasi seliler (oksidasi) adalah reaksi metabolik yang terjadi dalam
sel. Dia menggunakan oksigen dan glukosa dan menghasilkan energi dalam
bentuk ATP. Produk sampingan dari respirasi seluler adalah karbob dioksida.

11
4. Kelainan Pada Sistem Pernapasan
a. Asma
Asma adalah penyakit pernapasan obstruktif yang ditandai inflamasi
saluran napas dan spasme akut otot polos bronkiolus. Kondisi ini
menyebabkan produksi mukus yang berlebihan dan menumpuk, penyumbatan
aliran udara, dan penurunan ventilasi alveolus.
Asma terjadi pada individu tertentu yang berespon secara agresif
terhadap berbagai jenis iritan di jalan napas. Faktor risiko untuk salah satu
jenis gangguan hiper-reponsif ini adalah riwayat asma atau alergi dalam
keluarga, yang mengisyaratkan adanya kecenderungan genetik.

b. Bronkitis Akut
Bronkitis akut adalah penyakit pernapasan obstruktif yang sering
dijumpai yang disebabkan inflamasi pada bronkus. Penyakit ini biasanya
berkaitan dengan infeksi virus atau bakteri atau inhalasi iritan seperti asap
rokok dan zat-zat kimia yang ada didalam polusi udara. Penyakit ini memiliki
karakteristik produksi mukus yang berlebihan.
c. Bronkitis Kronis
Bronchitis kronis adalah gangguan paru obstruktif yang ditandai
produksi mukus berlebihan di saluran napas bawah dan menyebabkan batuk
kronis. Kondisi ini terjadi selama setidaknya 3 bulan berturut-turut dalam
setahun untuk 2 tahun berturut-turut.
d. Penyakit Paru Obstruktif Kronis
Individu yang mengidap emfisema kronis biasanya juga menderita
bronkitis kronis dan memperlihatkan tanda-tanda kedua penyakit. Keadaan ini
disebut penyakit paru obstruktif kronis (PPOK, chronic obstructive pulmonary
disease). Asma kronis yang berkaitan dengan emfisema atau bronkitis keonis
juga dapat menyebabkan PPOK.
e. Batuk
Tubuh manusia memiliki sistem pertahanan untuk melawan gangguan
dari luar. Salah satunya adalah batuk. Batuk adalah respons alami yang
dilakukan tubuh untuk membersihkan lendir atau faktor penyebab iritasi,

12
seperti debu atau asap, agar keluar dari saluran pernapasan kita. Batuk
umumnya akan sembuh dalam waktu tiga minggu dan tidak membutuhkan
pengobatan. Keefektifan obat batuk masih belum terbukti sepenuhnya.
Ramuan buatan sendiri seperti air madu dan lemon bisa membantu
meringankan batuk ringan.4

B. SISTEM PERNAPASAN PADA HEWAN

1. Sistem Pernapasan Hewan Vertebrata


Vertebrata adalah golongan hewan yang memiliki tulang belakang. Tulang
belakang berasal dari perkembangan sumbu penyokong tubuh primer atau
notokorda (korda dorsalis). Notokorda vertebrata hanya ada pada masa
embrionik, setelah dewasa akan mengalami penulangan menjadi sistem
penyokong tubuh sekunder, yaitu tulang belakang (vertebrae).
Alat respirasi adalah alat atau bagian tubuh tempat 0 2 dapat berdifusi
masuk dan sebaliknya C02 dapat berdifusi keluar.  Alat respirasi pada hewan
vertebrata bervariasi antara hewan yang satu dengan hewan yang lain, ada yang
berupa paru-paru, insang, kulit, trakea, dan paru-paru buku.
a. Sistem Pernapasan Ikan
Inspirasi, O2 dari air masuk ke dalam insangkapiler darah jaringan
jaringan yang membutuhkan.
Ekspirasi, CO2 dibawa darah dari jaringan  insang  keluar tubuh.
Ikan bernapas dengan insang yang terdapat pada sisi kiri dan kanan
kepala (kecuali ikan Dipnoi yang bernapas dengan paru-paru). Masing-masing
mempunyai empat buah insang yang ditutup oleh tutup insang (operkulum).
Proses pernapasan pada ikan adalah dengan cara membuka dan menutup mulut
secara bergantian dengan membuka dan menutup tutup insang. Pada waktu
mulut membuka, air masuk ke dalam rongga mulut sedangkan tutup insang
menutup. Oksigen yang terlarut dalam air masuk berdifusi ke dalam pembuluh
kapiler darah yang terdapat dalam insang. Dan pada waktu menutup, tutup
insang membuka dan air dari rongga mulut keluar melalui insang. Bersamaan

4
Putri Dafriani, Dr.S.Kep. 2018. Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi Untuk Mahasiswa Kesehatan. ISBN : 978-
602-5994-37-1 Padang : CV. Berkah Prima. Halaman 214-220

13
dengan keluarnya air melalui insang, karbondioksida dikeluarkan. Pertukaran
oksigen dan karbondioksida terjadi pada lembaran insang.

Gambar 6 : Anatomi Ikan Gambar 7 : Sistem Pernapasan Ikan


(Sumber: Berpendidikan.com) (Sumber: Biology, solomon)
Selain berfungsi sebagai alat pernapasan, insang juga berfungsi sebagai
alat ekskresi dan transportasi garam-garam. Oksigen dalam air akan berdifusi
ke dalam sel-sel insang. Darah di dalam pembuluh darah pada insang
mengikat oksigen dan membawanya beredar ke seluruh jaringan tubuh, darah
akan melepaskan dan mengikat karbondioksida serta membawanya ke insang.
Dari insang, karbondioksida keluar dari tubuh ke air secara difusi. Insang
(branchia) akan tersusun atas bagian-bagian berikut ini:
1) Tutup insang (operculum). Hanya terdapat pada ikan bertulang sejati,
sedangkan pada ikan bertulang rawan, tidak terdapat tutup insang.
Operculum berfungsi melindungi bagian kepala dan mengatur mekanisme
aliran air sewaktu bernapas.
2) Membrane brankiostega (selaput tipis di tepi operculum), berfungsi
sebagai katup pada waktu air masuk ke dalam rongga mulut.
3) Lengkung insang (arkus brankialis), sebagai tempat melekatnya tulang
tapis insang dan daun insang, mempunyai banyak saluran-saluran darah
dan saluran syaraf.
4) Tulang tapis insang, berfungsi dalam sistem pencernaan untuk mencegah
keluarnya organisme makanan melalui celah insang.
5) Daun insang, berfungsi dalam sistem pernapasan dan peredaran darah,
tempat terjadinya pertukaran gas O2 dengan CO2.
6) Lembaran (filamen) insang (holobran kialis) berwarna kemerahan.

14
7) Saringan insang (tapis insang) berfungsi untuk menjaga agar tidak ada
benda asing yang masuk ke dalam rongga insang.5

b. Sistem Pernapasan Aves (Burung)

Gambar 8 : Sistem Pernapasan pada Burung


(Sumber: Berpendidikan.com)
Lubang hidung  celah tekak pada dasar faring  trakea bronkus
kanan dan bronkus kiri  mesobronkus  ventrobronkus (di ventral) dan
dorsobronkus (dorsal)  parabronkus kapiler sehingga memungkinkan
udara berdifusi.
Burung mempunyai saluran pernapasan yang terdir atas lubang hidung,
trakea, bronkus dan paru-paru. Pada bagian bawah trakea terdapat alat suara
disebut siring. Burung mempunyai alat bantu pernapasan yang disebut pundi-
pundi udara yang berhubungan dengan paru-paru. Fungsi pundi-pundi udara
antara lain untuk membantu pernapasan dan membantu membesarkan rongga
siring sehingga dapat memperkeras suara.
Mekanisme pernapasan pada burung dibedakan menjadi dua, yaitu
pernapasan waktu istirahat dan pernapasan waktu terbang. Pada waktu
istirahat, tulang rusuk bergerak ke depan, rongga dada membesar, paru-paru
mengembang sehingga udara masuk dan mengalir lewat bronkus ke kantung

5
Kastawi, Yusuf.. Zoologi Avertebrata. Malang : FMIPA UM. Halaman 18

15
udara bagian belakang, bersamaan dengan itu udara yang sudah ada di kantung
udara belakang mengalir ke paru-paru dan menuju kantung udara depan. Pada
saat tulang rusuk kembali ke posisi semula, rongga dada mengecil sehingga
udara dari kantung udara masuk ke paru-paru. Selanjutnya, saat di alveolus,
O2 diikat oleh darah kapiler alveolus. Jadi, pengikatan O2 berlangsung pada
saat inspirasi maupun ekspirasi
Pada waktu terbang, inspirasi dan ekspirasi dilakukan oleh kantung-
kantung udara. Waktu sayap diangkat ke atas, kantung udara di ketiak
mengembang, sedang kantung udara di tulang korakoid terjepit, sehingga
terjadi inspirasi (O2 pada tempat itu masuk ke paru-paru). Bila sayap
diturunkan, kantung udara di ketiak terjepit, sedang kantung udara di tulang
korakoid mengembang, sehingga terjadi ekspirasi (O2 pada tempat itu keluar).
Makin tinggi burung terbang, makin cepat burung mengepakkan sayapnya
untuk mendapatkanoksigen yang cukup banyak.
Udara luar yang masuk, sebagian kecil tetap berada di paru-paru, dan
sebagian besar akan diteruskan ke kantung udara sebagai udara cadangan.
Udara pada kantung udara dimanfaatkan hanya pada saat udara (O2) di paru-
paru berkurang, yakni saat burung sedang mengepakkan sayapnya.

c. Sistem Pernapasan Amphibi (Katak)

Gambar 9. Saluran Pernapasan Gambar 10. Mekanisme Pernapasan


Amphibi pada Amphibi

16
Gambar 11 : Sistem Pernapasan pada Amfibi
(Sumber: Biologi, Solomon)
Pada katak, oksigen berdifusi lewat selaput rongga mulut, kulit, dan
paru-paru. Kecuali pada fase berudu bernapas dengan insang karena hidupnya
di air.
1) O2 yang masuk lewat kulit  vena kulit (vena kutanea)  jantung
seluruh tubuh.
2) CO2 dari jaringan  jantung ke kulit dan paru-paru  arteri kulit paru-
paru (arteri pulmo kutanea).
Pada katak, oksigen berdifusi lewat selaput rongga mulut, kulit, dan paruparu.
1) Selaput rongga mulut, berfungsi sebagai alat pernapasan karma tipis dan
banyak terdapat kapiler yang bermuara di tempat itu. Pada saat terjadi
gerakan rongga mulut dan faring, Iubang hidung terbuka dan glotis
tertutup sehingga udara berada di rongga mulut dan berdifusi masuk
melalui selaput rongga mulut yang tipis.
2) Kulit, Kulit katak selalu dalam keadaan basah dan mengandung banyak
kapiler sehingga gas pernapasan mudah berdifusi. Oksigen yang masuk
lewat kulit akan melewati vena kulit (vena kutanea) kemudian dibawa ke
jantung untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sebaliknya karbon dioksida dari
jaringan akan di bawa ke jantung, dari jantung dipompa ke kulit dan paru-
paru lewat arteri kulit pare-paru (arteri pulmo kutanea).
3) Katak mempunyai sepasang paru-paru yang berbentuk gelembung tempat
bermuaranya kapiler darah. Permukaan paru-paru diperbesar oleh adanya
bentuk- bentuk seperti kantung sehingga gas pernapasan dapat berdifusi.
Paruparu dengan rongga mulut dihubungkan oleh bronkus yang pendek.
Dalam paru-paru terjadi mekanisme inspirasi dan ekspirasi yang
keduanya terjadi saat mulut tertutup. Fase inspirasi adalah saat udara (kaya

17
oksigen) yang masuk lewat selaput rongga mulut dan kulit berdifusi pada
gelembung-gelembung di paruparu.
1) Mekanisme inspirasi adalah sebagai berikut. Otot Sternohioideus
berkonstraksi sehingga rongga mulut membesar. Setelah itu koane
menutup dan otot rahang bawah dan otot geniohioideus berkontraksi
sehingga rongga mulut mengecil. Mengecilnya rongga mulut mendorong
oksigen masuk ke paru-paru lewat celah-celah. Dalam paru-paru terjadi
pertukaran gas, oksigen diikat oleh darah yang berada dalam kapiler
dinding paru-paru dan sebaliknya, karbon dioksida dilepaskan ke
lingkungan.
2) Mekanisme ekspirasi adalah sebagai berikut. Otot-otot perut dan
sternohioideus berkontraksi sehingga udara dalam paru-paru tertekan
keluar dan masuk ke dalam rongga mulut. Celah tekak menutup dan
sebaliknya koane membuka. Bersamaan dengan itu, otot rahang bawah
berkontraksi yang juga diikuti dengan berkontraksinya geniohioideus
sehingga rongga mulut mengecil. Dengan mengecilnya rongga mulut maka
udara yang kaya karbon dioksida keluar.
d. Sistem Pernapasan Pada Reptil

Gambar 12. Paru-paru Reptil Gambar 13. Alat Pernapasan Ular

Gambar 14. Alat Pernapasan Kadal

18
Reptil mempunyai alat pernapasan paru-paru. Paru-paru reptil
dikelilingi rongga dada yang dilindungi tulang rusuk. Reptil mempuyai kulit
bersisik kering sehingga sulit ditembus oleh air. Hal ini menyebabkan cairan
yang hilang melalui kulit sedikit hingga reptil bisa bertahan hidup pada habitat
yang kering.
1) Ketika inspirasi, tulang rusuk merenggang dan volume rongga dada
meningkat sampai udara bisa masuk paru-paru.
2) Ketika ekspirasi, tulang rusuk merapat sampai udara terdesak keluar dari
paru-paru.
Pada kura-kura selain dengan paru-paru, pengambilan oksigen dibantu
lapisan kulit tipis dengan banyak kapiler darah yang ada di sekitar kloaka.
Pada reptilian pada umumnya udar luar masuk melalui lubang hidung, lalu
trakea, bronkus, dan akhirnya ke paru-paru. Lubang hidung terdapat di ujung
kepala atau moncong. Keluar masuknya udara dari dan ke dalam paru-paru
terjadi karena ada kontraksi otot pada tulang rusuk. Paru-paru tersusun atas
gelembung-gelembung berisi kapiler darah. Pertukaran gas terjadi di kapiler
darah. pertukaran gas terjadi di kapiler ini, oksigen diambil dan karondioksida
bersama uap air di keluarkan.
Paru-paru reptilia berada dalam rongga dada dan dilindungi oleh tulang
rusuk. Paru-paru reptilia lebih sederhana, hanya dengan beberapa lipatan
dinding yang berfungsi memperbesar permukaan pertukaran gas. Pada reptilia
pertukaran gas tidak efektif. Pada kadal, kura-kura, dan buaya paru-paru lebih
kompleks, dengan beberapa belahan-belahan yang membuat paru-parunya
bertekstur seperti spon. Paru-paru pada beberapa jenis kadal misalnya bunglon
Afrika mempunyai pundi-pundi hawa cadangan yang memungkinkan hewan
tersebut melayang di udara.
e. Sistem Pernapasan pada Mamalia

19
Gambar 15. Sistem Pernapasan Mamalia
(sumber: Ekosistem.co.id)
Hewan mamalia ternyata memiliki sistem dan mekanisme pernapasan
yang sama seperti manusia. alat-alat pernapasanya terdiri atas hidung, batang
tenggorok dan juga paru-paru. Pada paru-paru terdapat gelembung (aveolus)
yang berdinding tipis dan terdiri atas sari lapis sel. Dinding alveolus
berimpitan dengan dinding pembuluh kapiler darah yang juga terdiri atas satu
lapis sel. O2 masuk ke dalam kapiler daran dan CO2 di keluar dari kapiler
darah melalui difusi. 6

2. Sistem Pernapasan Hewan Invertebrata


Avertebrata atau Invertebrata merupakan istilah yang di ungkapkan oleh
Chevalier de Lamarck untuk menunjuk hewan yang tidak mempunyai tulang
belakang. Invertebrata adalah kelompok yang paling beragam yang memiliki
sekitar 12 juta spesies hidup. Sebagian besar hewan di bumi adalah invertebrata.
Mereka adalah hewan berdarah dingin; suhu tubuh mereka tergantung pada suhu
atmosfer.
Pada hewan invertebrata, umumnya memiliki sistem pernapasan yang
masih sederhana misalnya pada porifera yang belum memiliki sistem pernapasan
yang khusus seperti halnya alat alat pernapasan yang dimiliki manusia. Perbedaan
yang paling mencolok pada sistem pernapasan yang dimiliki oleh hewan
invertebrata dengan alat pernapasan manusia yaitu tidak adanya organ bagian paru
paru pada hewan invertebrata.  Akan tetapi pada umumnya hewan invertebrata

6
Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan.Yogyakarta : Kanisius. Halaman 56-65

20
melakukan pernapasannya secara langsung yakni melalui proses difusi pada
permukaan tubuhnya.
Hewan invertebrata yang tergolong mempunyai sistem pernapasan yaitu
Arthropoda dan Mollusca, meskipun alat pernapasan yang dimilikinya tergolong
sederhana. Adapun hewan hewan lain seperti insecta bernapas menggunakan
sistem trakea, laba laba menggunakan paru paru buku, sedangkan udang
menggunakan insang untuk melakukan pernapasannya selayaknya ikan, namun
dengan struktur yang berbeda.
a. Sistem Pernapasan Porifera

Gambar 16. Anatomi Pernapasan Porifera


(Sumber : Pelajaran ilmu hewan.com)
Porifera merupakan hewan berpori yang dapat melakukan pernapasan
dengan cara mengalirkan air melalui pori pori yang ada pada tubuhnya yang
dinamai dengan ostium. Setelah itu air akan dialirkan menuju rongga yang
dinamai spongocoel. selanjutnya proses pernapasannya akan dilangsungkan
pada sel koanosit atau yang lebih dikenal dengan sebutan sel leher. Sel
koanosit merupakan sel yang letaknya berbatasan dengan spongocoel.
Proses pertukaran antara udara dengan karbondioksida terjadi di sel
koanosit. Aliran air yang masuk menuju sel koanosit tidak hanya membawa
udara saja, namun juga membawa zat zat makanan. sehingga selain memiliki
tugas sebagai alat bantu pernapasan, sel koanosit juga berperan sebagai organ
pencernaan serta peredaran zat makan. air yang mengandung karbondioksida
akan dikeluarkan melalui oskulum.
b. Sistem Pernapasan Coelenterata

21
Gambar 17. Anatomi Pernapasan Coelenterata
(Sumber : Pelajaran ilmu hewan.com)
Coelenterata merupakan hewan berongga yang anggota tubuhnya
disusun oleh dua lapisan sel yaitu pada lapisan dalam dan lapisan luar. .
Lapisan sel yang berasal dari ectoderm disebut epidermis dan lapisan yang
berasal dari endoderm disebut gastrodermis. Untuk melakukan pernapasan,
hewan Coelenterata mengandalkan proses difusi oksigen di lingkungannya
melalui permukaan tubuhnya Pertukaran gas terjadi secara difusi pada sel di
luar permukaan tubuh yang bersentuhan dengan air. Untuk respirasi,
coelenterata mempunyai alat bantu berupa lekukan jaringan yang terdapat
pada gastrodermis, disebut sifonoglia. Sifonoglifa adalah alat respirasi pada
Coenlenterata (hewan berongga) terutama yang termasuk golongan Anthozoa,
misalnya pada Anemon laut.
c. Sistem Pernapasan Echinodermata

Gambar 18. Anatomi Pernapasan Echinodermata


(Sumber: Penapengajar.com)
Echinodermata merupakan hewan yang umumnya memiliki ciri ciri
duri pada tubuhnya, meskipun ada juga yang tidak berduri seperti bintang laut.
Hewan Echinodermata berkulit duri seperti landak dan mentimun laut
melakukan pernapasan dengan bantuan organ yang disebut dengan insang
kulit, sedangkan bintang laut, pernapasannya dilakukan melalui kaki

22
ambulakral. Untuk Anggota hewan Echinodermata lainnya seperti teripang
melakukan pernapasan dengan sebuah sistem yang dikenal dengan sebutan
pohon respirasi. Pada teripang, pohon respirasinya terdiri dari dua saluran
utama yang memiliki cabang cabang didalam tubuhnya ya bentuknya
menyerupai pohon. Pada Saluran itu juga ada semacam perekat yang dipakai
sebagai alat untuk pertahanan diri.
d. Sistem Pernapasan Vermes (Cacing)

Gambar 19. Anatomi Pernapasan Vermes (cacing)


(Sumber: Penapengajar.com)
Hewan Cacing belum mempunyai sistem pernapasan yang sempurna.
Cacing dapat bernapas melalui permukaan kulit. Oksigen yang ada diudara
akan berdifusi lewat kulit cacing yang tipis, didalam kulit nya yang tipis
tersebut terdapat banyak kapiler. Sistem pernapasan pada cacing untuk setiap
filum memiliki perbedaan, seperti pada filum Platyhelminthes dan Annelida
contohnya planaria dan cacing tanah, melakukan pernapasan dengan
menggunakan kulitnya, sedangkan untuk cacing yang tempat tinggalnya di air
mempunyai alat pernapasan yang menyerupai insang yang dinamakan dengan
parapodia.
Proses Pernapasan Pada cacing tergolong sederhana, karena oksigen
yang terlarut pada air akan berdifusi melewati permukaan kulit cacing yang
tipis dan basah. Setelah itu oksigen akan diedarkan keseluruh tubuh, adapun
sisa pernapasan yaitu gas karbondioksida dikeluarkan dari tubuh lewat
permukaan kulit menggunakan proses difusi. Karena kulit cacing yang
berlendir dan cenderung basah maka proses difusi dapat berlangsung dengan
mudah.
e. Sistem Pernapasan Mollusca

23
Gambar 20. Anatomi Pernapasan Mollusca
(Sumber : Biologimediacenter.com)
Mollusca merupakan hewan bertubuh lunak, baik dengan cangkang
ataupun tanpa cangkang, contohnya kerang kerangan, kiton dan sebangsa cumi
cumi,adapun  Hewan Mollusca sangat yang mudah di jumpai disekitar tempat
tinggal kita yaitu siput atau bekicot. Hewan Mollusca yang hidupnya didarat,
umumnya menggunakan paru paru sebagai organ pernapasannya, adapun
hewan Mollusca yang hidup di air bernapas menggunakan insang, air yang
mengandung oksigen masuk menuju insang,  selanjutnya terjadilah pertukaran
udara yang terjadi pada lamella insang.7
f. Sistem Pernapasan Arthropoda
Arthropoda dikenal dengan sebutan hewan berbuku-buku. Arthropoda
termasuk golongan invertebrata, adapun pembagiab sistem pernapasan
Arthropoda menurut kelasnya yaitu :
1) Insecta

Gambar 21. Sistem Pernapasan Insecta


(Sumber : Biologimediacenter.com)
Insecta atau yang lebih dikenal dengan sebutan serangga
merupakan salah satu hewan berbuku buku yang menggunakan sistem
pernapasan trakea. Sistem trakea misalnya pada serangga belalang,

7
Kastawi, Yusuf.. Zoologi Avertebrata. Malang : FMIPA UM. Halaman 24-30

24
tersusun atas spirakel, kemudian saluran trakea ,dan trakeolus. Spirakel
merupakan tempat masuknya oksigen kedalam tubuh, letak spirakel berada
di rangka luar eksoskeleton serangga. Spirakel pada serangga menutup
ketika serangga terbang, dan jika serangga istirahat, spirakelnya membuka.
Serangga mempunyai pembuluh trakea yang bercabang yang kemudian
membentuk trakeolus yang berukuran ± 0,1 mμ. Fungsi dari trakeolus
yakni sama dengan kapiler darah pada sistem transportasi.
Sistem pernapasan pada tubuh serangga terpisah dari sistem
transportasi, sehingga oksigen yang masuk kedalam tubuh lewat spirakel ,
selanjutnya diteruskan menuju pembuluh trakea dan trakeolus, kemudian
langsung diedarkan keseluruh tubuh. Serangga juga mempunyai saluran T-
tubulus yang berperan langsung dalam menyalurkan oksigen dekat dengan
mitokondria, mitokondria merupakan tempat berlangsungnya proses
glikolisis, siklus krebs dan transfer elektron pada proses metabolisme.
Berikut ini adalah jalur pernapasan pada serangga ;
Udara dari luar  stigma/spirakel  saluran/pembuluh trakea 
trakeolus  jaringan tubuh
Untuk jenis serangga yang hidup di air seperti jentik jentik nyamuk
dan  kepik Notonecta mempunyai tabung pernapasan yang pakai untuk
mengambil oksigen yang berada dipermukaan air.
2) Arachnida

Gambar 22 : Sistem Pernapasan Arachnida


(Sumber : Biologimediacenter.com)
Hewan yang termasuk kategori Arachnida contohnya kalajengking,
laba laba dan tungau, Arachnida memiliki alat pernapasan berupa paru

25
paru buku. Paru paru buku merupakan bagian perut yang bentuknya
melekuk kedalam  atau melakukan invaginasi. disebut dengan julukan paru
paru buku karena didalamnya terdapat lamela yang bentuknya menyerupai
halaman buku.sama seperti Serangga, pada Hewan Arachnida
pernapasanya dimulai dengan masuknya udara diteruskan hingga menuju
sel sel lamela, selanjutnya terjadi pertukaran udara yang berlangsung
disekitar lamela karena terdapat banyak pembuluh darah disekitarnya.
Fungsi paru paru buku pada serangga hampir sama dengan fungsi paru
paru pada manusia, hanya saja bagian paru paru manusia lebih kompleks.
3) Crustaceae

Gambar 23 : Sistem Pernapasan Crustaceae


(Sumber : Encarta Ensyclopedia)
Hewan yang termasuk ke dalam golongan crustaceae  Contohnya
yaitu salah satu biota laut seperti kepiting dan udang. Hewan tersebut
dapat bernafas menggunakan bantuan insang buku dan insang timba.
insang buku yaitu insang yang tumbuh dari bagian dasar tubuh serta pada
dinding tubuh  yang jaraknya saling berdekatan.
Pada insang buku dapat dijumpai lamela dan filamen yang
digunakan sebagai tempat pertukaran gas. Air yang mengandung oksigen
mengalir menuju ke dalam tubuh menggunakan bantuan gerakan
Mendayung insang timba. Bentuk insang timba yaitu seperti bulan sabit
yang merupakan penjuluran atau bagian mulut yang bentuknya
memanjang. Aliran air yang megandung oksigen selanjutnya menuju ke
dalam ruang brankial yang letaknya berada di belakang karapaks serta
berada di antara kaki kaki udang yang selanjutnya akan diteruskan menuju

26
Lamela, yang merupakan tempat pertukaran oksigen serta karbondioksida
yang memiliki fungsi sama dengan alveolus pada manusia.8

C. SISTEM PERNAPASAN PADA TUMBUHAN


Peristiwa pernapasan atau respirasi pada tumbuhan menggunakan alat yang
bernama stomata (mulut daun) dan Lentisel yang terdapat pada batang. Alat
pernapasan ini menjadi tempat pertukaran antara gas oksigen dan karbondioksida.

1. Alat Pernapasan Pada Tumbuhan


a. Stomata (Mulut Daun)
Stomata atau mulut daun adalah pori-pori kecil yang terdapat pada
daun yang berfungsi sebagai alat pernapasan tumbuhan. Stomata merupakan
bagian dari tumbuhan yang memiliki fungsi utama sebagai tempat pertukaran
gas oksigen menjadi karbondioksida yang menjadi awal dari proses
pernapasan pada tumbuhan. Stomata atau mulut daun ini memiliki sebuah
celah yang dijaga oleh 2 buah sel penjaga. Sel penjaga ini memiliki fungsi
untuk mengatur buka tutupnya sebuah stomata pada suatu tumbuhan. Sebagian
besar stomata terletak di permukaan bawah daun. Jumlah stomata tiap daun
bervariasi, berkisar antara 100 - 100.000 stomata per cm persegi.

Gambar 24 . Anatomi Stomata


(Sumber : Tanamankebunku.com)
Stomata pada tumbuhan ini biasanya akan membuka ketika mendapat
cahaya matahari yang cukup dan akan menutup sendiri pada saat tidak ada
cahaya matahari yang masuk. Sel penjaga dapat membuka dan menutup suatu

8
Kastawi, Yusuf.. Zoologi Avertebrata. Malang : FMIPA UM. Halaman 32-34

27
stomata karena memiliki kandungan ion kalium dan air di dalamnya dan akan
berfungsi sesuai mekanisme berikut.
1) Stomata Membuka : Sewaktu sel penjaga memiliki kandungan ion kalium
yang cukup, maka air dari sel tetangga akan masuk ke sel penjaga secara
osmosis sehingga sel penjaga yang berhadapan dengan stomata akan
tertarik ke belakang dan stomata menjadi terbuka.
2) Stomata Menutup : Ketika ion kalium pada sel penjaga keluar, maka air
yang berada pada sel penjaga akan berpindah menuju ke sel tetangga
secara osmosis pula sehingga sel tetangga menjadi mengembang dan
mendorong sel penjaga menuju celah stomata dan menutup stomata.9

Gambar 25 . Stomata Membuka dan Stomata Menutup


(Sumber : Tanamankebunku.com)
Stomata adalah hasil modifikasi sel-sel epidermis tumbuhan yang
berperan penting sebagai tempat keluar masuknya gas-gas ke dalam
tumbuhan. Gas tersebut antara lain oksigen dan karbondioksida yang berdifusi
melalui stomata. Stomata pada tumbuhan membuka pada siang hari dan
menutup pada malam hari, kecuali pada jenis tumbuhan gurun. Stomata
sebagai alat pernapasan tumbuhan terdiri atas porus (lubang) yang dikelilingi
oleh 2 sel penutup. Pada bagian bawah lubang stomata, terdapat rongga
substomata, yaitu ruang antara sel yang luas.
b. Lenti Sel

9
Dhaniaputri, Risanti. 2015. Mata Kuliah Struktur Dan Fisiologi Tumbuhan Sebagai Pengantar Pemahaman
Proses Metabolisme Senyawa Fitokimia. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi Universitas
Muhamadyah Malang.

28
Gambar 26. Lenti Sel
(Sumber: Wordpress.com)
Alat pernapasan pada tumbuhan yang kedua adalah lentisel. Lentisel
adalah bukaan-bukaan (pori-pori) kecil tumbuhan yang terletak pada bagian
batang. Fungsinya sama dengan stomata, yaitu tempat terjadinya pertukaran
gas oksigen dan karbondioksida. Lentisel terbentuk dari hasil pengelupasan
kambium gabus. Oksigen akan masuk ke dalam sel-sel batang melalui lentisel
secara difusi. Oksigen ini digunakan untuk pernapasan tumbuhan. Melalui
lentisel pula, karbondioksida sebagai sisa pernapasan akan dikeluarkan.

Gambar 27. Lenti Sel tumbuhan Dikotil da Monokotil


(Sumber: Wordpress.com)
Lentisel ini biasanya terdapat di tumbuhan bertipe dikotil, monokotil,
maupun tumbuhan berbiji terbuka. Lentisel merupakan suatu lubang-lubang di
batang akibat pengelupasan dari kambium gabus, parenkim gabus, dan lapisan
gabus yang terbentuk untuk menggantikan epidermis dan berfungsi untuk
melindungi batang. Biasanya lapisan gabus yang terbentuk melalui kambium
gabus ini sangat rapat sehingga dapat memutus pasokan udara luar yang
sangat penting untuk kebutuhan pernapasan bagian-bagian tumbuhan lainnya.
Adanya lentisel ini berfungsi sebagai penyedia jalan bagi udara luar untuk
melewati rapatnya lapisan gabus sehingga bagian-bagian tumbuhan yang
lainnya mendapatkan pasokan udara yang cukup.10

10
Susantiningsih, Tiwuk. 2013. Anatomi dan Fisiologi. Jurnal Kedokteran.Volume 3 Nomor 1, Maret Tahun
2013

29
c. Rambut Akar

Gambar 28. Lenti Sel tumbuhan Dikotil da Monokotil


(Sumber: Wordpress.com)
Alat pernapasan lainnya pada tumbuhan selain stomata dan lentisel
adalah rambut akar. Memang benar bahwa rambut akar ini memiliki fungsi
utama untuk menghisap air maupun zat hara dari dalam tanah dan
menyalurkannnya kepada bagian tumbuhan yang lain, namun ternyata rambut
akar ini juga sangat bermanfaat untuk alat pernapasan tumbuhan. Rambut akar
ini dapat mengambil oksigen yang terdapat pada pori-pori tanah.
d. Alat Pernapasan Khusus Pada Tumbuhan
Selain ketiga bagian dari tumbuhan diatas yang tidak diragukan lagi
fungsinya sebagai alat pernapasan, namun pada beberapa jenis tumbuhan,
mereka memiliki alat pernapasan khusus dikarenakan kemampuan tumbuhan-
tumbuhan ini dalam beradaptasi terhadap lingkungannya. Berikut ini contoh
alat pernapasan khusus pada tumbuhan.
1) Akar Gantung
Akar gantung merupakan bagian-bagian akar yang tumbuh dari
batang dan kemudian menjulur ke arah tanah. Nah, akar ini menjulur ke
arah tanah bukan tanpa alasan karena akar ini ketika menjulur ke arah
tanah akan menyerap uap air dan gas dari udara. Contoh tumbuhan yang
memiliki akar gantung adalah pohon beringin dan anggrek.
2) Akar Napas
Berbeda dengan akar gantung, akar napas ini merupakan jenis-
jenis akar tumbuhan yang muncul ke permukaan tanah sehingga akar
napas ini dapat mengeluarkan karbondioksida dan memperoleh oksigen.
Tanama bakai yang biasa hidup di daerah laut merupakan contoh
tumbuhan yang memiliki akar napas.
3) Rongga Udara

30
Selain akar, ada juga tumbuhan yang memanfaatkan batangnya
untuk memperoleh pasokan oksigen. Tumbuhan ini biasanya memiliki
batang yang memiliki rongga-rongga udara sehingga udara atau oksigen
dapat digunakan melakukan proses respirasi. Contoh tumbuhan yang
memiliki batang berongga adalah tumbuhan enceng gondok dan juga
kangkung.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Organ pernapasan pertama yang kita pelajari adalah organ pernapasan atas.
Organ pernapasan atas ini terdiri atas hidung, nasofaring (terdapat pharyngeal tonsil
dan tuba eustachius), orofaring (merupakan pertemuan rongga mulut dengan
faring,terdapat pangkal lidah), dan laringofaring (tempat persilangan antara aliran
udara dan aliran makanan).

31
Vertebrata adalah golongan hewan yang memiliki tulang belakang.
Avertebrata atau Invertebrata merupakan istilah yang di ungkapkan oleh Chevalier de
Lamarck untuk menunjuk hewan yang tidak mempunyai tulang belakang.
Peristiwa pernapasan atau respirasi pada tumbuhan menggunakan alat yang
bernama stomata (mulut daun) dan Lentisel yang terdapat pada batang. Alat
pernapasan ini menjadi tempat pertukaran antara gas oksigen dan karbondioksida.

B. SARAN
Penulis menyarankan kepada pembaca pada umumnya dan khususnya kepada
mahasiswa/mahasiswi Universitas Mandala Waluya untuk dapat mengaplikasikan
ilmu yang diperoleh dari makalah kami dikehidupan sehari-hari agar dapat bermanfaat
bagi kepentingan khalayak umum.

DAFTAR PUSTAKA

Dhaniaputri, Risanti. 2015. Mata Kuliah Struktur Dan Fisiologi Tumbuhan Sebagai
Pengantar Pemahaman Proses Metabolisme Senyawa Fitokimia. Prosiding Seminar
Nasional Pendidikan Biologi Universitas Muhamadyah Malang.

Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan.Yogyakarta : Kanisius

Kastawi, Yusuf.. Zoologi Avertebrata. Malang : FMIPA UM

Pratignyo, S. 1980. Anatomi Tubuh Manusia. Penerbit PT. Internusa

32
Putri Dafriani, Dr.S.Kep. 2018. Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi Untuk Mahasiswa
Kesehatan. ISBN : 978-602-5994-37-1 Padang : CV. Berkah Prima

Susantiningsih, Tiwuk. 2013. Anatomi dan Fisiologi. Jurnal Kedokteran.Volume 3 Nomor 1,


Maret Tahun 2013

Syaifuddin. 2009. Anatomi Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta :


Salemba Medika

33

Anda mungkin juga menyukai