Disusun Oleh :
Nama : Gina Sonya
NIM : F202101004
Kelas : F1
KENDARI
2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan
hidayahnya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Sistem Pernapasan Pada
Manusia, Hewan, dan Tumbuhan. Makalah ini sebagai salah satu tugas untuk memenuhi
mata kuliah Anatomi dan Fisiologi. Adapun makalah ini telah penulis usahakan semaksimal
mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, baik
dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen mata kuliah guna menjadi
acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik di masa yang akan datang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG....................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................1
C. TUJUAN.........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2
A. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA................................................................2
1. Organ Pernapasan Pada Manusia................................................................................2
2. Pemahaman Klinis.....................................................................................................11
3. Pertukaran Gas...........................................................................................................11
4. Kelainan Pada Sistem Pernapasan.............................................................................12
B. SISTEM PERNAPASAN PADA HEWAN..................................................................13
1. Sistem Pernapasan Hewan Vertebrata.......................................................................13
2. Sistem Pernapasan Hewan Invertebrata....................................................................20
C. SISTEM PERNAPASAN PADA TUMBUHAN.........................................................27
1. Alat Pernapasan Pada Tumbuhan..............................................................................27
BAB III PENUTUP................................................................................................................32
A. KESIMPULAN.............................................................................................................32
B. SARAN.........................................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................33
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam pengertian sehari-hari, bernafas sekedar diartikan sebagai proses
pertukaran gas di paru-paru. Tetapi secara biologis, pengertian respirasi tidaklah
demikian. Pernafasan lebih menunjuk kepada proses pembongkaran atau pembakaran
zat sumber energi di dalam sel-sel tubuh untuk memperoleh energi atau tenaga. Zat
makanan sumber tenaga yang paling utama adalah karbohidrat. Pembakaran
membutuhkan oksigen (O2), terjadai di dalam setiap sel yang hidup. Energi yang
diperoleh berupa energi kimia (ATP) yang digunakan untuk berbagai aktivitas
fisiologi dalam tubuh.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sistem pernapasan pada manusia ?
2. Bagaimana sistem pernapasan pada hewan ?
3. Bagaimana sistem pernapasan pada tumbuhan ?
C. TUJUAN
1. Bagaimana sistem pernapasan pada manusia.
2. Bagaimana sistem pernapasan pada hewan.
3. Bagaimana sistem pernapasan pada tumbuhan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
3
menghubungkan telinga tengah dengan faring dan laring. Hidung juga
berhubungan dengan saluran air mata disebut tuba lakminaris (Graaff, 2010).
Dasar dari rongga hidung dibentuk oleh tulang rahang atas. Rongga
hidung berhubungan dengan beberapa rongga yang disebut sinus paranasalis,
yaitu sinus maksilaris pada rongga rahang atas, sinus frontalis pada rongga
tulang dahi, sinus sfenoidalis pada rongga tulang baji dan sinus etmodialis
pada rongga tulang tapis.Pada sinus etmodialis, keluar ujung-ujung syaraf
penciuman yang menuju ke konka nasalis, yang terdapat sel-sel penciuman
yang terletak terutama di bagian atas konka. Pada hidung di bagian mukosa
terdapat serabut-serabut syaraf atau respektor dari syaraf penciuman disebut
nervus olfaktorius (Syaifuddin, 2009). 1
Fungsi hidung adalah
1) Saluran udara pernapasan.
2) Penyaringan (filtrasi), penghangatan, dan pelembaban.
3) Penerimaan bau, merupakan fungsi ephithelium olfactory pada bagian
medial rongga hidung.
4) Rongga hidung juga berhubungan dengan pembentukan suara-suara
fenotik dimana ia berfungsi sebagai ruang resonasi.
5) Membunuh kuman-kuman yang masuk, bersama-sama udara pernapasan
oleh leukosit yang terdapat dalam selaput lendir (mukosa) atau hidung.
b. Faring
Tekak atau faring merupakan saluran otot yang terletak tegak lurus
antara dasar tengkorak (basis kranii) dan vertebra servikalis VI (Syaifuddin,
2012). Faring merupakan tempat persimpangan antara jalan nafas dan jalan
makanan. Letaknya berada dibawah dasar tengkorak, dibelakang rongga
hidung dan mulut sebelah depan ruas tulang leher, ke atas berhubungan
dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang yang bernama koana, ke
depan berhubungan dengan rongga mulut, tempat hubungan ini bernama
1
Syaifuddin. 2009. Anatomi Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
halaman 231
4
istmus fausium, ke bawah terdapat dua lubang, ke depan lubang laring, ke
belakang lubang esofagus. Dibawah selaput lendir terdapat jaringan ikat, juga
dibeberapa tempat terdapat folikel getah bening. Perkumpulan getah bening ini
dinamakan adenoid. Di sebelahnya terdapat 2 buah tonsil kiri dan kanan dari
tekak. Di sebelah belakang terdapat epiglottis (empang tenggorok) yang
berfungsi menutup laring pada waktu menelan makanan.
Faring dibagi menjadi tiga, yaitu
1) Nasofaring, yang terletak di bawah dasar tengkorak, belakang dan atas
palatum molle. Pada bagian ini terdapat dua struktur penting yaitu adanya
saluran yang menghubungkan dengan tuba eustachius dan tuba auditory.
Tuba Eustachii bermuara pada nasofaring dan berfungsi menyeimbangkan
tekanan udara pada kedua sisi membrane timpani. Apabila tidak sama,
telinga terasa sakit. Untuk membuka tuba ini, orang harus menelan. Tuba
auditory yang menghubungkan nasofaring dengan telinga bagian tengah.
2) Orofaring merupakan bagian tengah farings antara palatum lunak dan
tulang hyodi. Pada bagian ini traktus respiratory dan traktus digestif
menyilang dimana orofaring merupakan bagian dari kedua saluran ini.
Orofaring terletak di belakang rongga mulut dan permukaan belakang
lidah. Dasar atau pangkal lidah berasal dari dinding anterior orofaring,
bagian orofaring ini memiliki fungsi pada sistem pernapasan dan sistem
pencernaan. 2
2
Pratignyo, S. 1980. Anatomi Tubuh Manusia. Penerbit PT. Internusa. Halaman 220-223
5
Kartilago epiglotis (1 buah). Laring dilapisi oleh selaput lendir, kecuali pita
suara dan bagian epiglotis yang dilapisi oleh sel epitelium berlapis.
Pada proses pembentukan suara, suara terbentuk sebagai hasil dari
kerjasama antara rongga mulut, rongga hidung, laring, lidah, dan bibir. Pada
pita suara palsu tidak terdapat otot, oleh karena itu pita suara ini tidak dapat
bergetar, hanya antara kedua pita suara tadi dimasuki oleh aliran udara maka
tulang rawan gondok dan tulang rawan bentuk beker tadi diputar. Akibatnya
pita suara dapat mengencang dan mengendor dengan demikian sela udara
menjadi sempit atau luas. Pergerakan ini dibantu pula oleh otot-otot laring,
udara yang dari paru-paru dihembuskan dan menggetarkan pita suara. Getaran
itu diteruskan melalui udara yang keluar masuk. Perbedaan suara seseorang
bergantung pada tebal dan panjangnya pita suara. Pita suara pria jauh lebih
tebal daripada pita suara wanita.
b. Trakea
7
berguna untuk melumasi permukaanya (pleura), menghindarkan gesekan
antara paru-paru dan dinding dada sewaktu ada gerakan bernapas.
8
bronkiolus ini bercabang-cabang banyak sekali, cabang ini disebut duktus
alveolus. Tiap duktus alveolus berakhir pada alveolus yang diameternya antara
0,2-0,3 mm.3
Tabel 1. Komponen Respirasi dan Fungsinya
Komponen Fungsinya
Hidung Lubang hidung memungkinkan udara untuk
masuk dan keluar rongga hidung; filter rongga
hidung, menghangatkan, dan melembabkan udara
yang dihirup.
Faring Membawa udara antara rongga hidung dan laring;
filter, menghangatkan, dan melembabkan udara
yang dihirup; berfungsi sebagai jalan terusan
untuk makanan dari mulut ke kerongkongan;
menyetarakan tekanan udara dengan telinga
tengah melalui tabung pendengaran.
Laring Membawa udara antara faring dan trakea;
mengandung pita suara untuk menghasilkan suara
dalam vokalisasi; mencegah obyek masuk trakea.
Trakea Membawa udara antara laring dan bronkus; filter,
menghangatkan, dan melembabkan udara yang
dihirup.
Bronkus Membawa udara antara trakea dan bronkiolus;
filter, menghangatkan, dan melembabkan udara
yang dihirup.
Bronkiolus Mengatur laju aliran udara melalui bronko
konstriksi dan bronkodilatasi.
Alveoli Memungkinkan pertukaran gas antara udara
dialveoli dan darah dalam kapiler sekitarnya.
3
Putri Dafriani, Dr.S.Kep. 2018. Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi Untuk Mahasiswa Kesehatan.
ISBN : 978-602-5994-37-1 Padang : CV. Berkah Prima. Halaman 211-213
9
1. Struktur dari Sistem Pernapasan
Berbeda dengan sistem kardiovaskular, yang dibungkus dan tertutup,
sistem pernapasan terbuka ke atmosfer untuk memungkinkan asupan udara saat
bernafas. Selama inspirasi (menghirup), udara atmosfer yang mengandung sekitar
21% oksigen ditarik ke dan melalui sistem hidung atau mulut, dan turun ke dalam
struktur yang lebih kecil dari paru-paru ke alveoli.
Disini beberapa oksigen ditukar dengan akumulasi gas karbon dioksida
yang merupakan produk limbah dari kegiatan metabolisme sel-sel tubuh. Oksigen
ditukar diambil dari paru-paru dalam sistem peredaran darah, yang akan
digunakan oleh tubuh selama aktivitas selular, sedangkan karbon dioksida akan
dilepas dari tubuh selama ekspirasi (menghembuskan nafas). Mekanisme
pertukaran gas adalah fungsi utama dari sistem pernapasan.
10
2. Pemahaman Klinis
Asap tembakau melumpuhkan silia epitel yang melapisi saluran udara.
Akibatnya, lendir dan partikel terperangkap tidak tidak dapat dikeluarkan secara
efektif. Iritasi berkepanjangan oleh asap tembakau menyebabkan epitel bersilia
diganti dengan epitel skuamosa bertingkat, yang tidak dapat membersihkan
saluran udara dari lendir. Sehingga akumulasi lendir menyebabkan batuk perokok
dan memberikan tempat bagi pertumbuhan mikroorganisme.
3. Pertukaran Gas
11
4. Kelainan Pada Sistem Pernapasan
a. Asma
Asma adalah penyakit pernapasan obstruktif yang ditandai inflamasi
saluran napas dan spasme akut otot polos bronkiolus. Kondisi ini
menyebabkan produksi mukus yang berlebihan dan menumpuk, penyumbatan
aliran udara, dan penurunan ventilasi alveolus.
Asma terjadi pada individu tertentu yang berespon secara agresif
terhadap berbagai jenis iritan di jalan napas. Faktor risiko untuk salah satu
jenis gangguan hiper-reponsif ini adalah riwayat asma atau alergi dalam
keluarga, yang mengisyaratkan adanya kecenderungan genetik.
b. Bronkitis Akut
Bronkitis akut adalah penyakit pernapasan obstruktif yang sering
dijumpai yang disebabkan inflamasi pada bronkus. Penyakit ini biasanya
berkaitan dengan infeksi virus atau bakteri atau inhalasi iritan seperti asap
rokok dan zat-zat kimia yang ada didalam polusi udara. Penyakit ini memiliki
karakteristik produksi mukus yang berlebihan.
c. Bronkitis Kronis
Bronchitis kronis adalah gangguan paru obstruktif yang ditandai
produksi mukus berlebihan di saluran napas bawah dan menyebabkan batuk
kronis. Kondisi ini terjadi selama setidaknya 3 bulan berturut-turut dalam
setahun untuk 2 tahun berturut-turut.
d. Penyakit Paru Obstruktif Kronis
Individu yang mengidap emfisema kronis biasanya juga menderita
bronkitis kronis dan memperlihatkan tanda-tanda kedua penyakit. Keadaan ini
disebut penyakit paru obstruktif kronis (PPOK, chronic obstructive pulmonary
disease). Asma kronis yang berkaitan dengan emfisema atau bronkitis keonis
juga dapat menyebabkan PPOK.
e. Batuk
Tubuh manusia memiliki sistem pertahanan untuk melawan gangguan
dari luar. Salah satunya adalah batuk. Batuk adalah respons alami yang
dilakukan tubuh untuk membersihkan lendir atau faktor penyebab iritasi,
12
seperti debu atau asap, agar keluar dari saluran pernapasan kita. Batuk
umumnya akan sembuh dalam waktu tiga minggu dan tidak membutuhkan
pengobatan. Keefektifan obat batuk masih belum terbukti sepenuhnya.
Ramuan buatan sendiri seperti air madu dan lemon bisa membantu
meringankan batuk ringan.4
4
Putri Dafriani, Dr.S.Kep. 2018. Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi Untuk Mahasiswa Kesehatan. ISBN : 978-
602-5994-37-1 Padang : CV. Berkah Prima. Halaman 214-220
13
dengan keluarnya air melalui insang, karbondioksida dikeluarkan. Pertukaran
oksigen dan karbondioksida terjadi pada lembaran insang.
14
7) Saringan insang (tapis insang) berfungsi untuk menjaga agar tidak ada
benda asing yang masuk ke dalam rongga insang.5
5
Kastawi, Yusuf.. Zoologi Avertebrata. Malang : FMIPA UM. Halaman 18
15
udara bagian belakang, bersamaan dengan itu udara yang sudah ada di kantung
udara belakang mengalir ke paru-paru dan menuju kantung udara depan. Pada
saat tulang rusuk kembali ke posisi semula, rongga dada mengecil sehingga
udara dari kantung udara masuk ke paru-paru. Selanjutnya, saat di alveolus,
O2 diikat oleh darah kapiler alveolus. Jadi, pengikatan O2 berlangsung pada
saat inspirasi maupun ekspirasi
Pada waktu terbang, inspirasi dan ekspirasi dilakukan oleh kantung-
kantung udara. Waktu sayap diangkat ke atas, kantung udara di ketiak
mengembang, sedang kantung udara di tulang korakoid terjepit, sehingga
terjadi inspirasi (O2 pada tempat itu masuk ke paru-paru). Bila sayap
diturunkan, kantung udara di ketiak terjepit, sedang kantung udara di tulang
korakoid mengembang, sehingga terjadi ekspirasi (O2 pada tempat itu keluar).
Makin tinggi burung terbang, makin cepat burung mengepakkan sayapnya
untuk mendapatkanoksigen yang cukup banyak.
Udara luar yang masuk, sebagian kecil tetap berada di paru-paru, dan
sebagian besar akan diteruskan ke kantung udara sebagai udara cadangan.
Udara pada kantung udara dimanfaatkan hanya pada saat udara (O2) di paru-
paru berkurang, yakni saat burung sedang mengepakkan sayapnya.
16
Gambar 11 : Sistem Pernapasan pada Amfibi
(Sumber: Biologi, Solomon)
Pada katak, oksigen berdifusi lewat selaput rongga mulut, kulit, dan
paru-paru. Kecuali pada fase berudu bernapas dengan insang karena hidupnya
di air.
1) O2 yang masuk lewat kulit vena kulit (vena kutanea) jantung
seluruh tubuh.
2) CO2 dari jaringan jantung ke kulit dan paru-paru arteri kulit paru-
paru (arteri pulmo kutanea).
Pada katak, oksigen berdifusi lewat selaput rongga mulut, kulit, dan paruparu.
1) Selaput rongga mulut, berfungsi sebagai alat pernapasan karma tipis dan
banyak terdapat kapiler yang bermuara di tempat itu. Pada saat terjadi
gerakan rongga mulut dan faring, Iubang hidung terbuka dan glotis
tertutup sehingga udara berada di rongga mulut dan berdifusi masuk
melalui selaput rongga mulut yang tipis.
2) Kulit, Kulit katak selalu dalam keadaan basah dan mengandung banyak
kapiler sehingga gas pernapasan mudah berdifusi. Oksigen yang masuk
lewat kulit akan melewati vena kulit (vena kutanea) kemudian dibawa ke
jantung untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sebaliknya karbon dioksida dari
jaringan akan di bawa ke jantung, dari jantung dipompa ke kulit dan paru-
paru lewat arteri kulit pare-paru (arteri pulmo kutanea).
3) Katak mempunyai sepasang paru-paru yang berbentuk gelembung tempat
bermuaranya kapiler darah. Permukaan paru-paru diperbesar oleh adanya
bentuk- bentuk seperti kantung sehingga gas pernapasan dapat berdifusi.
Paruparu dengan rongga mulut dihubungkan oleh bronkus yang pendek.
Dalam paru-paru terjadi mekanisme inspirasi dan ekspirasi yang
keduanya terjadi saat mulut tertutup. Fase inspirasi adalah saat udara (kaya
17
oksigen) yang masuk lewat selaput rongga mulut dan kulit berdifusi pada
gelembung-gelembung di paruparu.
1) Mekanisme inspirasi adalah sebagai berikut. Otot Sternohioideus
berkonstraksi sehingga rongga mulut membesar. Setelah itu koane
menutup dan otot rahang bawah dan otot geniohioideus berkontraksi
sehingga rongga mulut mengecil. Mengecilnya rongga mulut mendorong
oksigen masuk ke paru-paru lewat celah-celah. Dalam paru-paru terjadi
pertukaran gas, oksigen diikat oleh darah yang berada dalam kapiler
dinding paru-paru dan sebaliknya, karbon dioksida dilepaskan ke
lingkungan.
2) Mekanisme ekspirasi adalah sebagai berikut. Otot-otot perut dan
sternohioideus berkontraksi sehingga udara dalam paru-paru tertekan
keluar dan masuk ke dalam rongga mulut. Celah tekak menutup dan
sebaliknya koane membuka. Bersamaan dengan itu, otot rahang bawah
berkontraksi yang juga diikuti dengan berkontraksinya geniohioideus
sehingga rongga mulut mengecil. Dengan mengecilnya rongga mulut maka
udara yang kaya karbon dioksida keluar.
d. Sistem Pernapasan Pada Reptil
18
Reptil mempunyai alat pernapasan paru-paru. Paru-paru reptil
dikelilingi rongga dada yang dilindungi tulang rusuk. Reptil mempuyai kulit
bersisik kering sehingga sulit ditembus oleh air. Hal ini menyebabkan cairan
yang hilang melalui kulit sedikit hingga reptil bisa bertahan hidup pada habitat
yang kering.
1) Ketika inspirasi, tulang rusuk merenggang dan volume rongga dada
meningkat sampai udara bisa masuk paru-paru.
2) Ketika ekspirasi, tulang rusuk merapat sampai udara terdesak keluar dari
paru-paru.
Pada kura-kura selain dengan paru-paru, pengambilan oksigen dibantu
lapisan kulit tipis dengan banyak kapiler darah yang ada di sekitar kloaka.
Pada reptilian pada umumnya udar luar masuk melalui lubang hidung, lalu
trakea, bronkus, dan akhirnya ke paru-paru. Lubang hidung terdapat di ujung
kepala atau moncong. Keluar masuknya udara dari dan ke dalam paru-paru
terjadi karena ada kontraksi otot pada tulang rusuk. Paru-paru tersusun atas
gelembung-gelembung berisi kapiler darah. Pertukaran gas terjadi di kapiler
darah. pertukaran gas terjadi di kapiler ini, oksigen diambil dan karondioksida
bersama uap air di keluarkan.
Paru-paru reptilia berada dalam rongga dada dan dilindungi oleh tulang
rusuk. Paru-paru reptilia lebih sederhana, hanya dengan beberapa lipatan
dinding yang berfungsi memperbesar permukaan pertukaran gas. Pada reptilia
pertukaran gas tidak efektif. Pada kadal, kura-kura, dan buaya paru-paru lebih
kompleks, dengan beberapa belahan-belahan yang membuat paru-parunya
bertekstur seperti spon. Paru-paru pada beberapa jenis kadal misalnya bunglon
Afrika mempunyai pundi-pundi hawa cadangan yang memungkinkan hewan
tersebut melayang di udara.
e. Sistem Pernapasan pada Mamalia
19
Gambar 15. Sistem Pernapasan Mamalia
(sumber: Ekosistem.co.id)
Hewan mamalia ternyata memiliki sistem dan mekanisme pernapasan
yang sama seperti manusia. alat-alat pernapasanya terdiri atas hidung, batang
tenggorok dan juga paru-paru. Pada paru-paru terdapat gelembung (aveolus)
yang berdinding tipis dan terdiri atas sari lapis sel. Dinding alveolus
berimpitan dengan dinding pembuluh kapiler darah yang juga terdiri atas satu
lapis sel. O2 masuk ke dalam kapiler daran dan CO2 di keluar dari kapiler
darah melalui difusi. 6
6
Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan.Yogyakarta : Kanisius. Halaman 56-65
20
melakukan pernapasannya secara langsung yakni melalui proses difusi pada
permukaan tubuhnya.
Hewan invertebrata yang tergolong mempunyai sistem pernapasan yaitu
Arthropoda dan Mollusca, meskipun alat pernapasan yang dimilikinya tergolong
sederhana. Adapun hewan hewan lain seperti insecta bernapas menggunakan
sistem trakea, laba laba menggunakan paru paru buku, sedangkan udang
menggunakan insang untuk melakukan pernapasannya selayaknya ikan, namun
dengan struktur yang berbeda.
a. Sistem Pernapasan Porifera
21
Gambar 17. Anatomi Pernapasan Coelenterata
(Sumber : Pelajaran ilmu hewan.com)
Coelenterata merupakan hewan berongga yang anggota tubuhnya
disusun oleh dua lapisan sel yaitu pada lapisan dalam dan lapisan luar. .
Lapisan sel yang berasal dari ectoderm disebut epidermis dan lapisan yang
berasal dari endoderm disebut gastrodermis. Untuk melakukan pernapasan,
hewan Coelenterata mengandalkan proses difusi oksigen di lingkungannya
melalui permukaan tubuhnya Pertukaran gas terjadi secara difusi pada sel di
luar permukaan tubuh yang bersentuhan dengan air. Untuk respirasi,
coelenterata mempunyai alat bantu berupa lekukan jaringan yang terdapat
pada gastrodermis, disebut sifonoglia. Sifonoglifa adalah alat respirasi pada
Coenlenterata (hewan berongga) terutama yang termasuk golongan Anthozoa,
misalnya pada Anemon laut.
c. Sistem Pernapasan Echinodermata
22
ambulakral. Untuk Anggota hewan Echinodermata lainnya seperti teripang
melakukan pernapasan dengan sebuah sistem yang dikenal dengan sebutan
pohon respirasi. Pada teripang, pohon respirasinya terdiri dari dua saluran
utama yang memiliki cabang cabang didalam tubuhnya ya bentuknya
menyerupai pohon. Pada Saluran itu juga ada semacam perekat yang dipakai
sebagai alat untuk pertahanan diri.
d. Sistem Pernapasan Vermes (Cacing)
23
Gambar 20. Anatomi Pernapasan Mollusca
(Sumber : Biologimediacenter.com)
Mollusca merupakan hewan bertubuh lunak, baik dengan cangkang
ataupun tanpa cangkang, contohnya kerang kerangan, kiton dan sebangsa cumi
cumi,adapun Hewan Mollusca sangat yang mudah di jumpai disekitar tempat
tinggal kita yaitu siput atau bekicot. Hewan Mollusca yang hidupnya didarat,
umumnya menggunakan paru paru sebagai organ pernapasannya, adapun
hewan Mollusca yang hidup di air bernapas menggunakan insang, air yang
mengandung oksigen masuk menuju insang, selanjutnya terjadilah pertukaran
udara yang terjadi pada lamella insang.7
f. Sistem Pernapasan Arthropoda
Arthropoda dikenal dengan sebutan hewan berbuku-buku. Arthropoda
termasuk golongan invertebrata, adapun pembagiab sistem pernapasan
Arthropoda menurut kelasnya yaitu :
1) Insecta
7
Kastawi, Yusuf.. Zoologi Avertebrata. Malang : FMIPA UM. Halaman 24-30
24
tersusun atas spirakel, kemudian saluran trakea ,dan trakeolus. Spirakel
merupakan tempat masuknya oksigen kedalam tubuh, letak spirakel berada
di rangka luar eksoskeleton serangga. Spirakel pada serangga menutup
ketika serangga terbang, dan jika serangga istirahat, spirakelnya membuka.
Serangga mempunyai pembuluh trakea yang bercabang yang kemudian
membentuk trakeolus yang berukuran ± 0,1 mμ. Fungsi dari trakeolus
yakni sama dengan kapiler darah pada sistem transportasi.
Sistem pernapasan pada tubuh serangga terpisah dari sistem
transportasi, sehingga oksigen yang masuk kedalam tubuh lewat spirakel ,
selanjutnya diteruskan menuju pembuluh trakea dan trakeolus, kemudian
langsung diedarkan keseluruh tubuh. Serangga juga mempunyai saluran T-
tubulus yang berperan langsung dalam menyalurkan oksigen dekat dengan
mitokondria, mitokondria merupakan tempat berlangsungnya proses
glikolisis, siklus krebs dan transfer elektron pada proses metabolisme.
Berikut ini adalah jalur pernapasan pada serangga ;
Udara dari luar stigma/spirakel saluran/pembuluh trakea
trakeolus jaringan tubuh
Untuk jenis serangga yang hidup di air seperti jentik jentik nyamuk
dan kepik Notonecta mempunyai tabung pernapasan yang pakai untuk
mengambil oksigen yang berada dipermukaan air.
2) Arachnida
25
paru buku. Paru paru buku merupakan bagian perut yang bentuknya
melekuk kedalam atau melakukan invaginasi. disebut dengan julukan paru
paru buku karena didalamnya terdapat lamela yang bentuknya menyerupai
halaman buku.sama seperti Serangga, pada Hewan Arachnida
pernapasanya dimulai dengan masuknya udara diteruskan hingga menuju
sel sel lamela, selanjutnya terjadi pertukaran udara yang berlangsung
disekitar lamela karena terdapat banyak pembuluh darah disekitarnya.
Fungsi paru paru buku pada serangga hampir sama dengan fungsi paru
paru pada manusia, hanya saja bagian paru paru manusia lebih kompleks.
3) Crustaceae
26
Lamela, yang merupakan tempat pertukaran oksigen serta karbondioksida
yang memiliki fungsi sama dengan alveolus pada manusia.8
8
Kastawi, Yusuf.. Zoologi Avertebrata. Malang : FMIPA UM. Halaman 32-34
27
stomata karena memiliki kandungan ion kalium dan air di dalamnya dan akan
berfungsi sesuai mekanisme berikut.
1) Stomata Membuka : Sewaktu sel penjaga memiliki kandungan ion kalium
yang cukup, maka air dari sel tetangga akan masuk ke sel penjaga secara
osmosis sehingga sel penjaga yang berhadapan dengan stomata akan
tertarik ke belakang dan stomata menjadi terbuka.
2) Stomata Menutup : Ketika ion kalium pada sel penjaga keluar, maka air
yang berada pada sel penjaga akan berpindah menuju ke sel tetangga
secara osmosis pula sehingga sel tetangga menjadi mengembang dan
mendorong sel penjaga menuju celah stomata dan menutup stomata.9
9
Dhaniaputri, Risanti. 2015. Mata Kuliah Struktur Dan Fisiologi Tumbuhan Sebagai Pengantar Pemahaman
Proses Metabolisme Senyawa Fitokimia. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi Universitas
Muhamadyah Malang.
28
Gambar 26. Lenti Sel
(Sumber: Wordpress.com)
Alat pernapasan pada tumbuhan yang kedua adalah lentisel. Lentisel
adalah bukaan-bukaan (pori-pori) kecil tumbuhan yang terletak pada bagian
batang. Fungsinya sama dengan stomata, yaitu tempat terjadinya pertukaran
gas oksigen dan karbondioksida. Lentisel terbentuk dari hasil pengelupasan
kambium gabus. Oksigen akan masuk ke dalam sel-sel batang melalui lentisel
secara difusi. Oksigen ini digunakan untuk pernapasan tumbuhan. Melalui
lentisel pula, karbondioksida sebagai sisa pernapasan akan dikeluarkan.
10
Susantiningsih, Tiwuk. 2013. Anatomi dan Fisiologi. Jurnal Kedokteran.Volume 3 Nomor 1, Maret Tahun
2013
29
c. Rambut Akar
30
Selain akar, ada juga tumbuhan yang memanfaatkan batangnya
untuk memperoleh pasokan oksigen. Tumbuhan ini biasanya memiliki
batang yang memiliki rongga-rongga udara sehingga udara atau oksigen
dapat digunakan melakukan proses respirasi. Contoh tumbuhan yang
memiliki batang berongga adalah tumbuhan enceng gondok dan juga
kangkung.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Organ pernapasan pertama yang kita pelajari adalah organ pernapasan atas.
Organ pernapasan atas ini terdiri atas hidung, nasofaring (terdapat pharyngeal tonsil
dan tuba eustachius), orofaring (merupakan pertemuan rongga mulut dengan
faring,terdapat pangkal lidah), dan laringofaring (tempat persilangan antara aliran
udara dan aliran makanan).
31
Vertebrata adalah golongan hewan yang memiliki tulang belakang.
Avertebrata atau Invertebrata merupakan istilah yang di ungkapkan oleh Chevalier de
Lamarck untuk menunjuk hewan yang tidak mempunyai tulang belakang.
Peristiwa pernapasan atau respirasi pada tumbuhan menggunakan alat yang
bernama stomata (mulut daun) dan Lentisel yang terdapat pada batang. Alat
pernapasan ini menjadi tempat pertukaran antara gas oksigen dan karbondioksida.
B. SARAN
Penulis menyarankan kepada pembaca pada umumnya dan khususnya kepada
mahasiswa/mahasiswi Universitas Mandala Waluya untuk dapat mengaplikasikan
ilmu yang diperoleh dari makalah kami dikehidupan sehari-hari agar dapat bermanfaat
bagi kepentingan khalayak umum.
DAFTAR PUSTAKA
Dhaniaputri, Risanti. 2015. Mata Kuliah Struktur Dan Fisiologi Tumbuhan Sebagai
Pengantar Pemahaman Proses Metabolisme Senyawa Fitokimia. Prosiding Seminar
Nasional Pendidikan Biologi Universitas Muhamadyah Malang.
32
Putri Dafriani, Dr.S.Kep. 2018. Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi Untuk Mahasiswa
Kesehatan. ISBN : 978-602-5994-37-1 Padang : CV. Berkah Prima
33