Anda di halaman 1dari 28

JURNAL ANATOMI HISTOLOGI DAN HEWAN

SISTEM PERNAPASAN

1
Oleh :

1. Julian Tulle
2. Maria Humau
3. Juan C.R Wangge

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2017

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
karuniaNya , kami dapat menyelesaikan makalah tentang sistem respirasi pada hewan dengan
baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritikan, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah kami buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya .
sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacannya

3
DAFTAR ISI

Kata pengantar ........................................................................................................................... 1

Daftar isi..................................................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang ...................................................................................................................... 3

1.2 Tujuan .................................................................................................................................. 3

1.3 Manfaat ................................................................................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pembahasan.......................................................................................................................... 5

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................ 22

DAFTAR PUSTAKA

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bernapas yaitu proses menghirup oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida.
Oksigen tersebut digunakan dalam perombakan zat-zat makanan sehingga
menghasilakan energi. Jadi, pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari
pengambilan oksigen, pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam
tubuh.
Sedangkan Sistem pernapasan pada manusia meliputi berbagai organ
pernapasan. Jalur pernapasan pada manusia yaitu rongga hidung - faring - trakea -
bronkus - bronkiolus - alveolus - sel-sel tubuh.Sebagai mahluk hidup, hewan juga
bernapas seperti manusia. Hanya saja setiap hewan memiliki alat-alat pernapasan yang
berbeda-beda.
Alat respirasi pada hewan bervariasi antara hewan yang satu dengan hewan
yang lain, ada yang berupa paru-paru, insang, kulit, trakea, dan paru-paru buku, bahkan
ada beberapa organisme yang belum mempunyai alat khusus sehingga oksigen berdifusi
langsung dari lingkungan ke dalam tubuh, contohnya pada hewan bersel satu, porifera,
dan coelenterate. Pada ketiga hewan ini oksigen berdifusi dari lingkungan melalui
rongga tubuh.
Mammalia, Reptilia, dan Amphibia memiliki saluran pernapasan berupa paru-
paru. Cacing (Annelida) dan Amphibia memiliki kulit yang berfungsi juga sebagai
tempat pertukaran gas. Ikan mengambil oksigen yang berada di lingkungannya (air)
dengan menggunakan sistem insang.

B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian sistem pernapasan ?
b. Bagaimana sistem pernapasan pada Hewan vertebrata ?
c. Bagaimana sistem pernapasan pada hewan invertebrata ?
d. Penyakit apa saja yang dapat menyerang sistem pernapasan?

C. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui pengertian sistem pernapasan
b. Untuk mengetahui sistem pernapasan pada hewan vertebrata
c. Untuk mengetahui sistem pernapasan dan pada hewan invertebrata
d. Untuk mengetahui penyakit apa saja yang menyerang pernapasan
D. Manfaat Penulisan
Dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan pembaca, bagi penulis
khususnya tentang sistem pernapasan (sistem respirasi) pada hewan.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Pernapasan

Pernapasan (Respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang,mengandung


O2 (oksigen) serta menghembuskan udara yang banyak mengandung CO2 karbondioksida
sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Pengisapan udara ini disebut inspirasi dan
menghembuskan disebut ekspirasi.
1. INSPIRASI
Inspirasi merupakan proses aktif yang dikontrol oleh medula oblongata (sumsum
lanjutan). Medula oblongata merupakan pusat refleks fisiologis, salah satunya mengatur
pernafasan. Aktivasi dari medula onlongata menyebabkan otot-otot antar tulang rusuk bagian
luar dan otot diafragma berkontraksi sehingga menyebabkan volume rongga dada membesar
dan tekanan rongga paru-paru mengecil.
Pada saat melakukan aktivitas yang biasa, tubuh menggunakan pernafasan dada yang
dipengaruhi oleh kontraksi otot-otot antar tulang rusuk bagian luar (external intercostae).
Paru-paru terdapat di dalam rongga dada yang terdiri atas gelembung-gelembung udara
(aveoli). Dinding-dinding alveoli merupakan lapisan ganda yang menempel pada lapisan
rongga dada. Ketika otot antar tulang rusuk sebelah luar berkontraksi (meregang) hal ini akan
menyebabkan tulang-tulang rusuk naik terdorong ke atas sehingga rongga dada membesar,
dan volume paru-paru pun akan membesar. Volume berbanding terbalik dengan tekanan.
Membesarnya volume paru-paru akan membuat tekanan udara di dalam rongga paru-
paru mengecil di banding tekanan udara di luar tubuh. Hal ini akan mendorong udara dari
luar dapat masuk ke dalam tubuh. Sebagai mana proses difusi, udara selalu mengalir dari
tempat yang bertekanan tinggi ke tempat yang bertekanan rendah. Sehingga udara dapat
masuk melalui hidung, tenggorokan, bronkus, bronkiolus, dan alveolus. Dari alveolus akan
terjadi pertukaran udara antara O2 dengan CO2. Oksigen diangkut oleh sel darah masuk ke
dalam tubuh, sedang karbondioksida dilepas dari sel darah keluar tubuh. Ketika melakukan
aktivitas yang berat, tubuh akan memaksimalkan dengan pengambilan udara yang lebih
banyak melalui pernafasan perut. Otot-otot diafragma (otot yang membatasi rongga dada
dengan rongga perut) akan berkontraksi sehingga bentuk difragma akan mendatar. Keaadaan
ini membuat tulang-tulang rusuk terangkat ke atas sehingga menyebabkan volume rongga

6
dada (dan juga rongga paru-paru) membesar. Hukum yang sama terjadi, ketika suatu ruang
memiliki volume yang besar maka tekanan dalam ruang tersebut kecil. Proses difusi terjadi
untuk menyeimbangkan kondisi dua ruang yang berbeda tekanan. Oksigen di dalam udara
dari lingkungan (high pressure) mengalir ke dalam tubuh (low pressure).

2. EKSPIRASI
Karbondioksida yang merupakan limbah dari hasil metabolisme akan dibuang selama
ekspirasi. Proses ini merupakan kebalikan dari inspirasi. Otot-otot antar tulang rusuk sebelah
luar (outer intercostae) atau otot diafragma akan berelaksasi (mengendur). Hal ini akan
membuat rongga dada turun diikuti dengan mengecilnya volume udara di paru-paru, namun
tekanan udara di dalam paru-paru meningkat. Peningkatan tekanan udara di dalam paru-paru
akan mendorong karbondioksida dari ruang alveolus perlahan naik ke tabung-tabung
pernafasan dan keluar melalui hidung.

B. Sistem Pernapasan Pada Hewan Vertebrata


Berikut ini mengenai sistem pernapasan pada hewan vertebrata :

1. IKAN (PISCES)

Gambar 1. Struktur pernapasan pada ikan

ikan memiliki alat pernapasan yang disebut insang. Jumlah insang tiap sisi ada lima
sampai tujuh buah. Insang memiliki pembuluh-pembuluh darah sehingga O2 yang larut
dalam air dan memasuki insang akan langsung masuk ke pembuluh darah, karbon dioksida di
insang juga dikeluarkan. Insang memiliki beberapa bagian penting, yaitu:

7
 Lengkung insang yang tersusun dari tulang rawan
 Rigi – rigi insang yang terletak di depan lengkung insang. Rigi insang tersusun oleh
beberapa tulang dan berfungsi untuk menyaring air
 Lembaran insang, bagian ini terletak dibelakang bagian lengkung insang. Lembaran
insang biasanya berwarna merah karena mengandung pembuluh darah. Lembar insang
berbentuk menyerupai sisir. Tiap lembaran insang memiliki filamen dan setiap
filamen terdiri dari banyak lembaran tipis atau lamella.

Cara kerja insang

 Proses pernapasan diawali dengan membukanya mulut ikan kemudian tertutupnya


operkulum. Air yang kaya oksigen akan masuk dan terdorong ke dalam mulut ikan
dan melalui insang.
 Molekul oksigen akan ditangkap oleh Hemoglobin pada jaringan pembuluh darah
dalam insang dan diedarkan ke seluruh tubuh ikan.
 Karbondioksida dan buangan respirasi lainnya juga akan dilepaskan melalui insang.
 Kemudian ikan akan menutup mulutnya dan membuka tutup insang selanjutnya air
akan mengalir melalui insang.

Alat bantu pernapasan pada ikan

Beberapa ikan memiliki alat bantu pernapasan diantaranya adalah :

 Labirin – Labirin adalah salah satu alat bantu pernapasan pada ikan namun tidak
semua ikan memiliki labirin. Labirin adalah perluasan insang pada bagian atas yang
berbentuk lipatan dan membentuk rongga yang tidak beraturan. Beberapa ikan yang
memiliki labirin diantaranya ikan lele (Clarias batrachus) dan gabus (Ophiocephalus
striatus). Labirin berfungsi untuk menyimpan cadangan oksigen yang nantinya bisa
digunakan pada saat ikan berada pada daerah atau lingkungan dengan kadar oksigen
rendah. Beberapa ikan seperti ikan cupang (Betta sp) mampu mengambil oksigen
langsung dari atmosfer dengan menggunakan labirin sehingga labirin pada ikan
berfungsi seperti paru – paru pada manusia.
 Arborescene – Beberapa spesies ikan seperti lele, gurame atau nila juga memiliki
struktur tambahan yang disebut arborescejne. Arborescene adalah struktur tambahan
pada insang yang berwarna merah dan berbentuk seperti bunga karang. Struktur

8
tersebut membantu ikan untuk bernapas pada lingkungan dengan kadar oksigen yang
rendah.
 Diverticula – Pada ikan yang hidup didaerah tropis misalnya ikan gabus
(Ophiocephalus striatus) biasanya terdapat struktur tambahan yang disebut dengan
diverticula. Diverticula terletak pada daerah pharynx.

 Pulmosis- Pada ikan paru-paru (Dipnoi) mempunyai cara pernafasan yang


menyerupai amfibi. Di samping insang, ikan paru-paru mempunyai satu atau sepasang
gelembung udara seperti paru-paru, yang dapat digunakan untuk membantu
pernapasan, disebut pulmosis. Gelembung ini dikelilingi banyak pembuluh darah.
Pulmosis dihubungkan dengan kerongkongan oleh duktus pneumatikus. Saluran ini
merupakan jalan masuk dan keluarnya udara dari mulut ke gelembung dan sebaliknya,
sekaligus memungkinkan terjadinya difusi udara ke kapiler darah.

2. KATAK (AMPHIBIA)

Gambar 2. Sistem pernapasan pada katak

Pada katak, oksigen berdifusi lewat selaput rongga mulut, kulit, dan paru-paru. Kecuali
pada fase berudu bernapas dengan insang karena hidupnya di air. Selaput rongga mulut dapat
berfungsi sebagai alat pernapasan karna tipis dan banyak terdapat kapiler yang bermuara di
tempat itu.

9
Berikut adalah sistem pernapasan pada hewan amphibi :

Gambar 3. Struktur pernapasan pada katak

1. Insang

Insang pada berudu terletak di belakang kepala berudu dan terdiri dari 3 pasang.
Insang pada berudu akan bergetar dan oksigen yang larut dalam air akan terserap dan
selanjutnya akan masuk ke kapiler darah yang banyak jumlahnya dalam insang melalui
proses difusi. Setelah berumur 12 hari insang dalam pada berudu amphibi akan berubah
menjadi insang luar yang tertutup oleh lapisan kulit.Fungsi insang pada berudu hampir sama
dengan fungsi insang pada sistem pernafasan pada ikan.

2. Kulit

Pernapasan pada amphibi juga berlangsung melalui kulitnya. Kulit amphibi tipis dan
lembab serta banyak memiliki kapiler darah. Hal inilah yang memungkinkan katak dapat
melangsungkan proses difusi oksigen dari lingkungan luar ke dalam tubuh. Dimulai saat
oksigen masuk ke dalam tubuh melalui kulit dan selanjutnya akan dibawa melalui pembuluh
vena pada kulit paru-paru yang yang disebut vena pulmo kutanea. Selanjutnya oksigen dari
vena pulmo kutanea akan menuju jantung dan dialirkan keseluruh tubuh untuk proses
metabolisme. Proses ekspirasi terjadi saat karbon dioksida dipompa oleh jantung ke dalam

10
paru-paru dan permukaan kulit dan selanjutnya karbon dioksida akan dikeluarkan melalui
arteri kulit paru-paru (arteri pulmo kutanea) lewat proses difusi.

3. Paru-paru

Paru-paru hewan amphibi memiliki fungsi yang sama dengan fungsi paru-paru
manusia namun memiliki bagian-bagian yang berbeda dengan bagian-bagian paru-paru
manusia. Paru-paru amphibi masih dapat dibilang sederhana dan terdiri dari sepasang
kantung tipis menyerupai balon dan elastis. Paru-paru amphibi berwarna kemerahan karena
banyak mengandung pembuluh kapiler darah. Paru-paru terhubung dengan rongga mulut
hewan amphibi melalui saluran bronkus yang pendek yang memiliki celah atau lubang pada
rongga mulut yang disebut glotis. Pada glotis inilah juga terdapat larynx atau kotak suara.
Fungsi bronkus pada hewan amphibi tidak jauh berbeda dengan fungsi bronkus manusia dan
sistem paru-parunya sama dengan sistem pernapasan pada mamalia.

Selaput rongga mulut dapat berfungsi sebagai alat pernafasan karena tipis dan banyak
kapiler yang bermuara di tempat itu. Pada saat terjadi gerakan rongga mulut dan faring,
lubang hidung terbuka dan glotis tertutup sehingga udara berada di rongga mulut dan
berdifusi masuk melalui selaput rongga mulut yang tipis. Selain bernafas dengan selaput
rongga mulut, katak bernafas pula dengan kulit, ini dimungkinkan karea kulitnya selalu
dalam keadaan basah dan mengandung banyak kapiler sehingga gas pernafasan mudah
berifusi.

Oksigen yang masuk lewat kulit akan melewati vena kulit (vena kutanea) kemudian
dibawa ke jantung untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sebaliknya karbondioksida dari
jaringan akan dibawa ke jantung, dari jantung di pompa ke kulit dan paru-paru lewat arteri
kulit paru-paru (arteri pulmokutanea). Dengan demikian pertukaran oksigen dan
karbondioksida dapat terjadi di kulit. Setelah itu koane menutup dan otot rahang bawah dan
oto geniohioideus berkontraksi sehingga rongga mulut mengecil. Mengecilnya rongga mulut
mendorong oksigen masuk ke paru – paru lewat celah – celah. Dalam paru – paru terjadi
pertukaran gas, oksigen diikat oleh darah yang berada dalam kapiler dinding paru – paru dan
sebaliknya karbon dioksida dilepaskan ke lingkungan.

11
3. BURUNG (AVES)

Gambar 4. Sistem pernapasan pada aves

Secara umum, hewan aves memiliki alat pernapasan yang terdiri dari:
 2 pasang lubang hidung.
 Trakea atau yang biasa juga disebut batang tenggorok.
 Faring yang akan menghubungkan rongga mulut dengan trakea.
 Sepasang paru-paru yang dihubungkan dengan pundi-pundi udara.
Pada prinsipnya, sistem respirasi burung mirip dengan sistem respirasi pada Mammalia.
Perbedaannya, burung memiliki 9 buah kantung udara (saccus pneumatikus). Kantung udara
ini terbentuk sebagai semacam perluasan dari paru-paru. Namun, pertukaran gas tetap terjadi
di dalam paru-paru, sedangkan kantung udara berfungsi menampung udara cadangan.
Berdasarkan letaknya terhadap paru-paru, beberapa kantung udara disebut kantung udara
posterior (di belakang paru-paru, meliputi dua pasang kantung udara di perut) dan anterior (di
depan paru-paru, meliputi sepasang di rongga dada dan sepasang di pangkal leher). Kantung
udara anterior di antaranya terletak di pangkal leher, rongga dada (di antara tulang selangka),
dan di antara tulang korakoid. Kantung udara posterior di antaranya terletak di pangkal leher
di bawah sayap (ketiak), dan dua pasang di rongga perut.
Jalur pernapasan pada burung berawal di lubang hidung. Pada tempat ini, udara masuk
kemudian diteruskan pada celah tekak yang terdapat pada dasar faring yang menghubungkan

12
trakea. Trakeanya panjang berupa pipa bertulang rawan yang berbentuk cincin, dan bagian
akhir trakea bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri.
Dalam bronkus pada pangkal trakea terdapat sirink yang pada bagian dalamnya terdapat
lipatan-lipatan berupa selaput yang dapat bergetar. Bergetarnya selaput itu menimbulkan
suara. Bronkus bercabang lagi menjadi mesobronkus yang merupakan bronkus sekunder dan
dapat dibedakan menjadi ventrobronkus (di bagian ventral) dan dorsobronkus (di bagian
dorsal). Ventrobronkus dihubungkan dengan dorsobronkus, oleh banyak parabronkus (100
atau lebih).
Parabronkus berupa tabung tabung kecil. Di parabronkus bermuara banyak kapiler
sehingga memungkinkan udara berdifusi. Selain paru-paru, burung memiliki 8 atau 9
perluasan paru-paru atau pundi-pundi hawa (sakus pneumatikus) yang menyebar sampai ke
perut, leher, dan sayap. Pundi-pundi hawa berhubungan dengan paru-paru dan berselaput
tipis. Di pundi-pundi hawa tidak terjadi difusi gas pernapasan pundi-pundi hawa hanya
berfungsi sebagai penyimpan cadangan oksigen dan meringankan tubuh. Karena adanya
pundi-pundi hawa maka pernapasan pada burung menjadi efisien. Pundi-pundi hawa terdapat
di pangkal leher (servikal), ruang dada bagian depan (toraks anterior), antara tulang selangka
(korakoid), ruang dada bagian belakang (toraks posterior), dan di rongga perut (kantong
udara abdominal).
4. REPTIL

Gambar 5. Sistem pernapasan pada reptil

13
Reptil (ular, kadal, kura-kura, buaya, bunglon, dsb.) bernapas menggunakan paru-
paru. Ada beberapa reptil yang mengambil oksigen melalui lapisan kulit di sekitar kloaka.
Secara umum reptilia bernapas menggunakan paru-paru. Tetapi pada beberapa reptilia,
pengambilan oksigen dibantu oleh lapisan kulit disekitar kloaka. Pada reptilia umumnya
udara luar masuk melalui lubang hidung, trakea, bronkus, dan akhirnya ke paru-paru. Lubang
hidung terdapat di ujung kepala atau moncong. Udara keluar dan masuk ke dalam paru-paru
karena gerakan tulang rusuk. Sistem pernafasan pada reptilia lebih maju dari Amphibi.
Dinding laring dibentuk oleh tulang rawan kriterokoidea dan tulang rawan krikodea.

Trakhea dan bronkhus berbentuk panjang dan dibentuk oleh cincin-cincin tulang
rawan. Tempat percabangan trakhea menjadi bronkhus disebut bifurkatio trakhea. Bronkhus
masuk ke dalam paru-paru dan tidak bercabang-cabang lagi. Paru-paru reptilia berukuran
relatif besar, berjumlah sepasang. Struktur dalamnya berpetak-petak seperti rumah lebah,
biasanya bagian anterior lebih banyak berpetak daripada bagian posterior. Larinx terletak di
ujung anterior trachea. Dinding larinx ini disokong oleh cartilago cricoida dan cartilago
anytenoidea. Kearah posterior trachea membentuk percabangan (bifurcatio) menjadi
bronchus kanan dan bronchus kiri, yang masing-masing menuju ke pulmo kanan dan pulmo
kiri. Pulmo lacertilia dan ophidia ialah relatif sederhana. Pada beberapa bentuk, bagian
internal pulma terbagi tidak sempurna menjadi dua bagian, ialah bagian anterior berdinding
saccuter sedang bagian posterior berdinding licin, tidak vasculer dan berfungsi terutama

14
untuk reservoir. Paru-paru reptilia berada dalam rongga dada dan dilindungi oleh tulang
rusuk. Paru-paru reptilia lebih sederhana, hanya dengan beberapa lipatan dinding yang
berfungsi memperbesar permukaan pertukaran gas. Pada reptilia pertukaran gas tidak efektif.
Pada kadal, kura-kura, dan buaya paru-paru lebih kompleks, dengan beberapa belahan –
belahan yang membuat paru-parunya bertekstur seperti spon

5. MANUSIA

Gambar 6. alat pernapasan pada manusia

Organ-organ penyusun pernapasan manusia, meliputi:


1. Rongga hidung (cavum nasalis)

Gambar 7. Struktur rongga hidung

15
Organ hidung memiliki fungsi sebagai alat pernapasan dan indra pembau.
Hidung terdiri atas lubang hidung, rongga hidung dan ujung rongga hidung. Rongga
hidung memiliki rambut, banyak kapiler darah, dan selalu lembab dengan adanya
lendir yang dihasilkan oleh selaput mukosa. Didalam rongga hidung, udara disaring
oleh rambut-rambut kecil (silia) dan selaput lendir yang berguna untuk menyaring
debu, melekatkan kotoran pada rambut hidung, mengatur suhu udara pernapasan,
maupun menyelidiki adanya bau. Pada pangkal rongga mulut yang berhubungan
dengan rongga hidung terdapat suatu katup yang disebut dengan anak tekak. Saat
menelan makanan anak tekak ini akan terangkat ke atas menutup rongga hidung
sehingga makanan tidak dapat masuk ke dalam rongga hidung.

2. Faring

Gambar 8. Struktur faring

Faring adalah saluran berbentuk seperti tabung kerucut yang dimulai dari
bagian belakang hidung dan rongga mulut sampai dengan bagian sebelum trakea
(batang tenggorokan) dan esofagus (Tabung yang terhubun ke lambung). Dalam
sistem pernapasan faring berfungsi sebagai penyaring, pengatur tekanan dan juga
dapat mengatur kelembaban udara yang masuk. Udara ini akan diteruskan ke batang
tenggorokan (trakea).
a. Struktur faring
Dinding faring disusun oleh 3 lapisan utama, yaitu :

 Lapisan Mukosa, bersifat kuat dan elastis, pada lapisan ini terdapat epitel
yang memiliki sel goblet sebagai penghasil mukus (cairan kental). Mukus
berfungsi melindungi dinding faring.

16
 Lapisan Fibrosa, merupakan jaringan yang kuat dan sedikit elastis.
Jaringan ini disusun oleh serat kolagen.
 Lapisan Muskular (otot), Otot pada faring terdiri dari otot sirkular
(melingkar) dan otot memanjang (Longitudinal). Kombinasi dari
kontraksi kedua otot tersebut akan menggerakkan makanan ke bagian
pencernaan selanjutnya.

b. Bagian-bagian faring
1. Nasofaring

Nasofaring adalah bagian faring yang terletak pada bagian belakang rongga

hidung. Nasofaring merupakan satu – satunya bagian faring yang hanya dapat

dilalui oleh udara, bagian faring lainnya dapat dilalui oleh udara maupun

makanan. Nasofaring berasal dari dua kata, yaitu naso yang artinya hidung

dan faring yang artinya tenggorokkan, oleh karena itu nasofaring juga dikenal

sebagai Saluran Hidung – Tenggorok. Nasofaring memiliki ukuran lebar dan

panjang masing – masing berkisar antara 2 – 4 cm. Pada nasofaring terdapat 2

struktur penting lainnya yaitu :

 Tuba Eustachius, merupakan struktur yang mengubungkan telinga tengah


dengan nasofaring. Tuba eustachius berfungsi untuk mengatur tekanan
udara antara lingkungan luar tubuh dengan bagian telinga. Tabung ini
hanya akan terbuka ketika menelan, bersin, menguap, atau menggerakkan
rahang pada posisi tertentu. 1/3 bagiannya ke arah telinga merupakan
struktur tulang, sedangkan 2/3 lainnya ke arah nasofaring merupakan
tulang rawan (lunak).
 Tonsil Adenoid (Faringeal), merupakan massa berlobus berupa jaringan
limfoid yang terletak di bagian langit – langit mulut. Tonsil adenoid
berfungsi untuk melawan bakteri atau organisme berbahaya masuk
melalui hidung dan mulut, bagian ini juga dapat menghasilkan antibodi
untuk melawan infeksi.

17
2. Orofaring

Orofaring adalah bagian faring yang terletak di belakang rongga mulut.


Orofaring dapat dilewati udara dan makanan sehingga berperan dalam sistem
pernapasan dan sistem pencernaan. Selain itu orofaring memiliki klep yang
berfungsi mengatur makanan agar tidak masuk ke saluran pernapasan, klep
ini disebut epiglotis. Klep tersebut dapat menutup saluran pernapasan
(terbukanya saluran pencernaan) saat menelan makanan dan membuka
saluran pernapasan (tertutupnya saluran pencernaan) saat proses bernapas.
Pada bagian dinding lateral (kiri dan kanan)nya terdapat tonsil palatina yang
merupakan massa jaringan limfatik, tonsil ini berfungsi untuk melindungi
dari infeksi.
3. Laringofaring

Laringofaring adalah bagian paling akhir dari faring. Bagian ini juga dapat
dilewati oleh udara dan makanan. Laringofaring dilapisi oleh sel epitel
skuamosa berlapis. Laringofaring sering juga disebut dengan hipofaring.
Laringofaring merupakan tempat pertemuan antara saluran pernapasan
dengan saluran pencernaan. Saat proses menelan makanan makan makanan
tersebut memiliki “hak jalan” sehingga tertutupnya saluran pernapasan,
karena itu kita tidak dapat menelan sambil bernapas.
3. Trakea (batang tenggorok)
Trakea merupakan tabung pernapasan yang terletak setelah laring. Udara yang
melewati trakea akan menuju bronkus, kemudian alveolus baru ke paru. Di dalam
trakea, debu atau kotoran yang masih ada di dalam udara yang dibawa akan disaring
oleh trakea.Selain itu trakea juga dapa menjaga kelembaban udara serta ikut serta
dalam pengaturan suhu udara karena memiliki lendir (mukus) pada mukosanya.

18
Gambar 9. Struktur trakea

a. Struktur trakea
Trakea merupakan tabung yang dibentuk oleh 16 – 20 cincin tulang
rawan yang berbentuk seperti huruf C. Cincin ini tidak berbentuk lingkaran karena
kedua ujungnya tidak menyatu akibat penempelan esofagus pada dinding trakea.
Selain itu hal ini juga berguna agar trakea tetap terbuka serta melakukan sedikit
perubahan diameternya ketika dibutuhkan sehingga udara masuk dan keluar
dengan lancar. Cincin ini juga diikat bersama dengan jaringan fribrosa. Trakea
bersifat kuat, tetapi juga elastis. Trakea disusun oleh epitel bersilia yang memiliki
sel goblet, sel ini akan menghasilkan mukus (cairan kental/lendir) yang
melindungi dinding trakea. Ketika hampir sampai ke paru, struktur trakea
membentuk dua cabang (kiri dan kanan) yang akan berhubungan langsung dengan
bronkus, alveolus dan paru-paru. Dinding Trakea disusun oleh 3 lapisan, yaitu
(dari dalam keluar) :
1. Lapisan Dalam (Jaringan Mukosa)

Lapisan mukosa pada trakea disusun oleh sel epitel silindris bersilia dengan

sel goblet. Lapisan ini berfungsi untuk menghasilkan mukus (lendir/cairan

kental) yang melindungi dinding trakea juga untuk melindungi saluran

pernapasan dari benda asing (proteksi).

2. Lapisan Tengah (Jaringan Otot dan Tulang Rawan)

19
Lapisan tulang rawan merupakan lapisan tempat terletaknya tulang rawan
berbentuk seperti huruf C yang telah kami jelaskan sebelumnya. Bagian yang
terbuka pada tulang rawan ini terletak pada bagian posterior (belakang) nya
yaitu tempat bertemunya trakea dengan esofagus. Di sekitar cincin tulang
rawan tersebut terdapat jaringan otot yang berupa otot polos, fungsinya
adalah untuk pergerakan pernapasan, mengontrol refleks batuk atau tersedak.
Pada lapisan ini juga terdapat struktur yang mengubungkan antar cincin
tulang rawan trakea serta menjaga kedua ujung cincin tetap dalam keadaan
optimalnya.

3. Lapisan Terluar Adventitia (Jaringan Ikat)

Merupakan lapisan terluar yang disusun oleh jaringan ikat. Pada lapisan ini
juga dapat ditemukan pembuluh darah, saraf, dan jaringan lemak.
4. Bronkus (cabang dari batang tenggorok)

Gambar 10. Struktur anatomi bronkus

Bronkus merupakan cabang batang tenggorokan yang jumlahnya sepasang,


yang satu menuju ke paru-paru kanan dan yang satu lagi menuju ke paru-paru kiri.
Tempat percabangan ini disebut bifurkase. Bronkus mempunyai struktur serupa
dengan trakea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama. Bronkus yang ke kiri lebih
panjang dan sempit serta kedudukannya lebih mendatar daripada yang ke kanan. Hal
ini merupakan salah satu sebab mengapa paru-paru kanan lebih mudah terserang
penyakit. Bronkus sebelah kanan bercabang menjadi tiga bronkiolus, sedangkan
bronkus sebelah kiri bercabang menjadi dua bronkiolus.
a. Struktur bronkus

20
1. Jaringan epitel

Jenis epitel yang menyusun bronkus ialah epitel silindris bersilia, sel-
sel epitel ini menghasilkan lendir atau mucus yang berfungsi menangkap
kotoran.

2. Lamina Propia

Lamina propia atau membrane dasar yang berfungsi sebagai fondasi


bagi sel-sel epitel (tempat menempel sel epitel). Lamina propia merupakan
lapisan jaringan ikat di dalam lapisan ini terdapat sel-sel limfosit yang
terkait dengan sistem pertahanan tubuh.

3. Jaringan Otot

Jaringan otot yang menyusun bronkus merupakan otot polos. Lapisan


jaringan ini terdapat dibawah lapisan lamina propia. Keberadaan otot
polos di dalam bronkus terkait dengan kontraksi – relaksasi saluran
pernapasan diantara sel – sel otot polos terdapat senyawa elastin.

4. Tulang Rawan

Tulang rawan ini merupakan tulang utama dalam penyusun saluran


pernapasan. Berbeda dengan trakea yang tersusun teratur tulang rawan
penyusun memiliki bentuk seperti jala. Tulang rawan tersusun paling luar
pada bronkus sementara lumennya terisi oleh lamina propia dan lapisan
epitel. Jenis tulang rawan ialah yang paling ideal dalam saluran
pernapasan, hal ini karena tulang rawan yang lunak memudahkan dalam
gerakan pernapasan.

5. Bronkiolus (cabang dari bronkus)

Bronkiolus merupakan cabang dari bronkus, dindingnya lebih tipis dan salurannya
lebih kecil. Semakin kecil salurannya, semakin berkurang tulang rawannya dan akhirnya
tinggal dinding fibrosa dengan lapisan silia. Setiap bronkiolus terminal (terakhir)
bermuara ke dalam seberkas kantung-kantung kecil mirip anggur yang disebut alveolus.
Fungsi bronkiolus: sebagai penyalur udara dari bronkus ke alveoli, dan juga sebagai

21
pengontrol jumlah udara yang didistribusikan melalui paru-paru dengan dilatasi dan
konstriksi.
6. Alveolus
Alveolus merupakan saluran akhir dari alat pernapasan yang berupa gelembung-
gelembung udara. Dindingnya tipis, lembap, dan berlekatan erat dengan kapiler-kapiler
darah. Alveolus terdiri atas satu lapis sel epitelium pipih dan di sinilah darah hampir
langsung bersentuhan dengan udara. Adanya alveolus memungkinkan terjadinya
perluasan daerah permukaan yang berperan penting dalam pertukaran gas O2dari udara
bebas ke sel-sel darah dan CO2 dari sel-sel darah ke udara. Fungsi alveolus sebagai
tempat terjadinya pertukaran gas karbon dioksida (CO2) dengan gas oksigen (O2), dan
menyimpan udara untuk sementara waktu untuk memungkinkan penyerapan oksigen ke
dalam darah.
7. Paru-paru (pulmo)

Gambar 11. Struktur paru-paru

Paru-paru adalah organ pernapasan utama dalam sistem pernapasan manusia. Paru-
paru terletak dalam rongga dada. Letaknya di sebelah kanan dan kiri serta di tengahnya
dipisahkan oleh jantung. Jaringan paru-paru mempunyai sifat elastik, berpori, dan seperti
spon. Apabila diletakkan di dalam air, paru-paru akan mengapung karena mengandung
udara di dalamnya. Paru-paru dibagi menjadi beberapa belahan atau lobus. Paru-paru
kanan mempunyai tiga lobus dan paru-paru kiri dua lobus. Setiap lobus tersusun atas
lobula. Paru-paru dilapisi oleh selaput atau membran serosa rangkap dua disebut pleura.
Di antara kedua lapisan pleura itu terdapat eksudat untuk meminyaki permukaannya
sehingga mencegah terjadinya gesekan antara paru-paru dan dinding dada yang bergerak
saat bernapas. Dalam keadaan sehat kedua lapisan itu saling erat bersentuhan. Namun

22
dalam keadaan tidak normal, udara atau cairan memisahkan kedua pleura itu dan ruang di
antaranya menjadi jelas.
C. Sistem Pernapasan Pada Hewan Invertebrata
1. SERANGGA (INSECTA)

Gambar 12. Sistem pernapasan serangga

Sistem trakea terdiri atas spirakel yaitu lubang ventilasi udara yang terletak tepat
dibagian tubuh. Di bagian tepi spirakel terdapat rambut-rambut halus yang berfungsi untuk
menyaring udara serta memiliki katup yang berfungsi untuk membuka dan menutup lubang
spirakel. Trakea merupakan pembuluh yang berdiameter paling besar, sel-sel epitel penyusun
trakea mensekresikan kutikula (seperti bahan penyusun eksoskleton) yang mempertahankan
bentuk trakea tetap tegar.

Bagian trakea merupakan bagian yang berhubungan langsung dengan spirakel.


Masing-masing trakea pada masing-masing spirakel saling berhubungan sehingga terlihat
seperti tangga. Trakea belalang mengadakan perluasan yang membesar membentuk kantung
udara pada bagian pangkalnya ke arah central (sumbu tubuh), yang berfungsi untuk
menyimpan udara. Sel-sel epitel kantung udara tidak mensekresikan zat kutikula, hal ini
untuk mempermudah dalam penyimpanan udara. Trakea mengadakan percabangan-
percabangan yang berdiameter lebih kecil, disebut dengan trakeola. Bahkan cabang-cabang
trakeola ini dapat keluar dari kantung udara. Percabangan ini sangat kompleks, trakeola akan
bercabang-cabang dengan diameter yang lebih kecil, dan berakhir dengan bentuk yang
tumpul yang bersentuuhan langsung dengan jaringan atau sel tubuh. Pada bagian ujung
trakeola terdapat cairan yang berwarna biru gelap berfungsi untuk memberikan kelembapan
pada permukaan jaringan atau membran sel sehingga akan mempermudah dalam mengikat

23
oksigen dari udara. Oksigen berdifusi dari trakeola ke sel tubuh, sedang karbondioksida
berdifusi dari sel tubuh ke trakeola untuk dibuang.

2. KALAJENGKING DAN LABA-LABA (ARACHNIDA)

Gambar 13 : irisan melintang paru-paru buku pada laba-laba

Kalajengking dan laba-laba besar (Arachnida) yang hidup di darat memiliki alat
pernapasan berupa paru-paru buku, sedangkan jika hidup di air bernapas dengan insang buku.
Paru-paru buku memiliki gulungan yang berasal dari invaginasi perut. Masing-masing paru-
paru buku ini memiliki lembaran-lembaran tipis (lamela) yang tersusun berjajar. Paruparu
buku ini juga memiliki spirakel tempat masuknya oksigen dari luar. Keluar masuknya udara
disebabkan oleh gerakan otot yang terjadi secara teratur. Baik insang buku maupun paru-paru
buku keduanya mempunyai fungsi yang sama seperti fungsi paru-paru pada vertebrata.

Paru-paru buku merupakan lekukan ke dalam dari permukaan tubuh dan di dalamnya
membentuk helaian-helaian dalam sebuah rongga. Helaian tadi menempati sebuah ruang dan
mempunyai lubang ke luar ( spirakel). Pada beberapa jenis, spirakel dapat ditutup dan dibuka
untuk mencegah kehilangan air da pada beberapa jenis lain otot dapat menggerakan paru-paru
buku sehingga terjadi ventilasi udara.

D. Histopatologi Pada Sistem Respirasi


1. Faringitis
Faringitis adalah radang pada faring karena infeksi sehingga timbul rasa nyeri pada
waktu menelan makanan ataupun kerongkongan terasa kering. Gangguan ini disebabkan
oleh infeksi bakteri atau virus. Bakteri yang biasa menyerang penyakit ini adalah
Streptococcus pharyngitis. Peradangan juga dapat terjadi karena terlalu banyak merokok,
ditandai dengan rasa sakit saat menelan dan rasa kering di kerongkongan.
2. Asma

24
Asma adalah kelainan penyumbatan saluran pernapasan yang disebabkan oleh alergi
seperti debu, bulu, ataupun rambut. Global Initiative for Asthma, sebuah lembaga nirlaba
internasional untu penanggulangan asma, mendefinisikan asma sebagai gangguan pada
selaput pipa udara yang menyalurkan udara ke dalam paru-paru. Pada penyakit asma,
paru-paru tidak dapat menyerap oksigen secara optimal. Asma ditandai dengan kontraksi
yang kaku dari bronkiolus yang menyebabkan kesukaran bernapas. Asma dikenal dengan
bengek yang disebabkan oleh hipersensitivas bronkiolus (disebut asma bronkiale)
terhadap benda-benda asing di udara. Asma merupakan penyempitan saluran pernapasan
utama pada paru-paru. Kelainan ini tidak menular dan bersifat genetis atau bawaan
seseorang sejak lahir. Kelainan ini juga dapat kambuh jika suhu lingkungan cukup
rendah atau keadaan dingin, udara kotor, alergi, dan stres (tekanan psikologis).
3. Influenza (Flu)
Penyakit influenza disebabkan oleh virus influenza. Gejala yang ditimbulkan antara lain
pilek, hidung tersumbat, bersin-bersin, dan tenggorokan terasa gatal. Influenza
merupakan suatu penyakit infeksi akut saluran pernafasan terutama ditandai oleh
demam, gigil, sakit otot, sakit kepala dan sering disertai pilek, sakit tenggorok dan batuk
yang tidak berdahak. Lama sakit berlangsung antara 2-7 hari dan biasanya sembuh
sendiri. Penyakit ini merupakan penyakit yang paling sering menyerang sistem
pernapasan pada manusia di seluruh dunia. Flu diakibatkan oleh virus RNA dari
keluarga Orthomyxoviridae. Gejala umum flu adalah badan menggigil, deman, mata
berair, hidung tersumbat kepala berat, disertai batuk, dan nyeri di beberapa bagian tubuh.
4. Emfisema
Emfisema adalah penyakit pada paru-paru yang ditandai dengan pembengkakan pada
paru-paru karena pembuluh darahnya kemasukan udara. Emfisema disebabkan hilangnya
elastisitas alveolus. Emfisema membuat penderita sulit bernafas. Penderita mengalami
batuk kronis dan sesak napas.
5. Bronkitis
Bronkitis berupa peradangan pada selaput lendir dari saluran bronkial. Sementara itu,
pleuritis adalah peradangan pada pleura, lapisan pelindung yang membungkus paru-paru.
Laringitis adalah pembengkakan di laring, sedangkan sinusitis adalah pembengkakan
pada sinus atau rongga hidung. Peradangan-peradangan tersebut dapat terjadi karena
berbagai hal, di antaranya karena infeksi oleh mikroorganisme. Peradangan juga dapat
terjadi karena tubuh merespons terhadap zat atau benda asing yang masuk ke dalam tubuh

25
sehingga terjadi reaksi alergik. Gejala-gejala peradangan tersebut secara umum adalah
batuk-batuk, demam, sulit menelan, dan sakit di dada.

26
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
 Pernapasan (Respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang,mengandung
(oksigen) serta menghembuskan udara yang banyak memngandung karbondioksida
sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Pengisapan udara ini disebut inspirasi dan
menghembuskan disebut ekspirasi.
 System pernapasan pada manusia mencakup semua proses pertukaran gas yang terjadi
antara atmosfir melalui rongga hidung-faring-laring-trakea-bronkus- alveolus-paru-
paru-sel-sel melalui dinding kapiler darah.
 Sistem pernapasan bekerja untuk memasukkan dan mengeluarkan udara ke dalam dan
keluar tubuh. Udara yang dimasukkan ke dalam tubuh adalah oksigen, sedangkan
yang dikeluarkan adalah karbon dioksida. Sistem pernapasan berfungsi untuk
memasok oksigen ke sel-sel tubuh. Oksigen digunakan oleh sel tubuh untuk
membakar sari-sari makanan supaya dihasilkan tenaga. Tenaga berguna untuk
melakukan segala aktivitas hidup. Udara yang dihasilkan dari proses pembentukan
energi ini adalah karbon dioksida.
 Alat respirasi pada hewan bervariasi antara hewan yang satu dengan hewan yang lain,
ada yang berupa paru-paru, insang, kulit, trakea, dan paru-paru buku, bahkan ada
beberapa organism yang belum mempunyai alat khusus sehingga oksigen berdifusi
langsung dari lingkungan ke dalam tubuh.
 Histopatologi Pada Sistem Respirasi yaitu Faringitis, asma, Influenza (Flu),
Emfisema, dan Bronkitis.

27
DAFTAR PUSTAKA

http://artikelmateri.blogspot.co.id/2015/10/sistem-pernapasan-pada-manusia-lengkap.html

https://sainsone.files.wordpress.com/2008/06/sistem-respirasi-pada-hewan.pdf

https://izzativegan.files.wordpress.com/2008/06/2-8a-2.jpg

28

Anda mungkin juga menyukai