Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Oleh :

Nama :

- Alif Rahman Habibi H41114318

- Hikma Hastiwi H41114031

- Sri Wahyuni H41114504

- Madinatul Munawara Yusuf H41114033

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDINN
MAKASSAR
2015/20216
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas
pertolonganNya sehingga penyusunan makalah tentang “Ciri-ciri khas Vertebrata” dapat
terselesaikan tepat pada waktunya. Meskipun makalah tersebut masih jauh dari
kesempurnaan yang di harapkan.
Makalah ini disusun dengan harapan dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita
semua tentang hewan vertebrata. Dalam penyusunan makalah ini penulis buat berdasarkan
apa yang telah penulis pahami dan juga hasil kutipan baik dari buku ataupun media
elektronik.
Selayaknya manusia biasa yang tidak pernah lepas dari kesalahan, maka penulis
menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritikan dan saran sehingga bisa memperbaiki makalah ini. Kami
mengucapkan terima kasih kepada pihak-[ihak yang telah membantu menyelesaikan makalah
tersebut. Demikian, apabila ada kesalahan dan kekurangan dalam isi makalah tersebut, kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Makassar, 1 September 2015

Kelompok 1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistem Respirasi
Alat respirasi adalah alat atau bagian tubuh tempat 02 dapat berdifusi masukdan
sebaliknya C02 dapat berdifusi keluar. Alat respirasi pada hewan bervariasi antara hewan
yang satu dengan hewan yang lain, ada yang berupa paru-paru, insang, kulit, trakea, dan
paruparu buku, bahkan ada beberapa organisme yang belum mempunyai alat khusus sehingga
oksigen berdifusi langsung dari lingkungan ke dalam tubuh, contohnya pada hewan bersel
satu, porifera, dan coelenterata. Pada ketiga hewan ini oksigen berdifusi dari lingkungan
melalui rongga tubuh.
B. Fungsi Sistem Respirasi Atau Pernafasan
Jika melihat dari sistemnya fungsi respirasi adalah menyediakan oksigen untuk darah
dan membuang karbondioksida. Sistem respirasi terdiri atas paru-paru dan sistem saluran
yang menghubungkan jaringan paru-paru dengan lingkungan luar. Sistem respirasi di bagi
menjadi dua, yaitu bagian kondusi yang terdiri atas rongga hidung, nesofaring, laring,
trakhea, bronki, dan bronkeolus. Dan bagian respirasinya terdiri atas alveoli dan struktur yang
berhubungan.
Pertukaran gas antara udara dan darah hanya terjadi dalam alveoli (berbentuk seperti
kantung khusus yang membentuk sebagian besar paru-paru). Adapun fungsi dari bagian
kondusi adalah menyediakan saluran di mana udara dapat mengalir ke dan dari paru-paru,
memelihara udara yang diinspirasi. Untuk melaksanakan fungsi tersebut, masing-masing sub
divisi bagian kondusi memperlihatkan beberapa gambaran struktural yang sama satu sama
lain. Agar suplai udara yang tidak terputus, terdapat gabungan-gabungan rawan, serabut-
serabut elastin, dan otot polos yang memperlihatkan struktur penyokong yang keras dan kaku
bagi organ-organ kondusi serta memerlukan fleksibilitas dan ekstenbilitas. Pada rawan
terutama hialin dan adanya sedikit elastin yang ditemukan pada pinggir lamina propria
(menunjukkan berbagai bentuk mulai dari lempeng-lempeng yang tidak teratur sampai yang
berbentuk cincin lengkap). Rawan ini umumnya berperan sebagai penyokong dinding bagian
kondusi, mencegah kolaps lumen sehingga udara dapat masuk ke paru-paru secara terus-
menerus.
Serabut-serabut elastin yang banyak dapat memberikan fleksibilitas struktur dan
memungkinkan organ kembali ke bentuk semula setelah meregang. Serabut-serabut itu
ditemukan dalam lamina propria, terutama yang terletak longitudinal. Konsentrasi serabut-
serabut elastin berbanding terbalik denagn garis tengah bagian kondusi (bronkiolus yang
terkecil mendapt proporsi serabut yang terbanyak). Berkas-berkas otot polos terdapat di
trakhea hingga duktus alveolaris (bagian respirasi). Kontraksi otot polos mengurangi garis
tengah bagian kondusi dan mampu mengatur aliran udara selama inspirasi dan ekspirasi.
Pemeliharaan udara merupakan fungsi utama pada bagian kondusi. Sebelum udara masuk
paru-paru, udara yang diinspirasi dibersihkan, dibasahi, dan dihangatkan. Untuk melakukan
fungsi ini mukosa bagian kondusi dibatasi oleh epitel respirasi khusus dan kelenjar serosa dan
mukosa yang banyak, serta kaya akan jarinagn vaskuler dalm lamina proprianya. Sebagian
besar bagian kondusi dibatasi oleh epitel bertingkat toraks bersilia yang mengandung banyak
sel goblet. Pada cabang-cabang bronkus, sel-sel epitel ini mengalami perubahan menjadi
epitel pipih selapis. Ketika bronkus membelah menjadi bronkiolus epitel berubah menjadi
selapis kubus. Jumlah sel goblet mulai berkurang pada bronkus yang lebih kecil dan sam
sekali tidak ada pada epitel bronkiolus terminalis. Sel-sel bersilia yang menyertai sel-sel
goblet tetap ada pada bronkiolus halus namun sudah tidak mengandung sel-sel goblet lagi.
Sel-sel bersilia tersebut berperanan mencegah mukus yang tertimbun dalam bagian respirasi.
Mukus yang menangkap partikel dan mengabsorbsi gas yang larut dalm air didorong terus
menerus oleh silia ke arah faring. Pergerakan lapisan mukosa ditimbulkan dan diatur oleh
aliran sekresi serosa. Selain untuk membersihkan kotoran, lapisn mukosa juga berperan untuk
membasahi udara inspirasi.
C. Anatomi sistem respirasi
Berikut adalah anatomi sistem pernafasan :
a. Rongga Hidung
Rongga hidung merupakan jalan masuk O2 untuk pernapasan dan jalan keluar CO2
serta uap air sisa pernapasan. Udara yang dihirup akan mengalami 3 proses sebelum
masuk ke rongga hidung, yaitu :
 Penyaringan : Udara disaring dari debu-debu yang masuk bersama udara dilakukan
oleh rambut dan selaput lendir di dalam rongga hidung.
 Penghangatan : Udara yang masuk mengalami proses ini agar sesuai dengan suhu
tubuh
 Pengaturan kelembapan : Kelembapan udara diatur agar sesuai dengan kelembapan
tubuh
b. Faring

Faring berfungsi sebagai jalannya udara dan makanan. Faring merupakan percabangan 2
saluran, yaitu saluran pernapasan (nasofaring) pada bagian depan dan saluran
pencernaan (orofaring, laringofaring) pada bagian belakang.
c. Laring
Laring terdapat di antara faring dan trakea.Di dalam laring terdapat epiglotis dan
pitasuara. Epiglotis merupakan kartilago elastis yang berbentuk seperti daun dan dapat
membuka atau menutup. Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadi
vokalisasi.

d. Trakea

Trakea berbentuk seperti pipa yang terletak memanjang di bagian leher dan rongga dada
(toraks) Trakea memiliki cabang 2 yang menuju ke paru-paru kiri dan kanan yang
disebut bronkus.

e. Bronkus dan Bronkiolus

Bronkus merupakan percabangan trakea yang menuju paru-paru kanan dan kiri.
Bronkiolus percabangan dari bronkus yang salurannya lebih halus dan dindingnya lebih
tipis.

f. paru-paru
Paru-paru terletak di rongga dada bagian atas dan pisahkan oleh sekat, yaitu
diafragma. Ada 2 paru-paru, yaitu paru-paru kiri dan paru-paru kanan. Paru-paru kanan
terdiri dari 3 gelambir dan paru-paru kiri 2 gelambir. Keduanya dibungkus oleh selaput
paru-paru tipis yang disebut pleura.
D. Sistem Respirasi Pada Hewan Vertebrata
1. Sistem Pernapasan Ikan ( Pisces )
Ikan bernapas menggunakan insang. Insang berbentuk lembaran-lembaran
tipis berwarna merah muda dan selalu lembap. Bagian terluar dari insang
berhubungan dengan air, sedang bagian dalam berhubungan erat dengan
kapilerkapiler darah. Tiap lembaran insang terdiri dari sepasang filamen dan tiap
filamen mengandung banyak lapisan tipis (lamela). Pada filamen terdapat pembuluh
darah yang memiliki banyak kapiler, sehingga memungkinkan O2 berdifusi masuk
dan CO2 berdifusi keluar.
Pada ikan bertulang sejati (Osteichthyes) insangnya dilengkapi dengan tutup
insang (operkulum), sedangkan pada ikan bertulang rawan (Chondrichthyes)
insangnya tidak mempunyai tutup insang. Selain bernapas dengan insang, ada pula
kelompok ikan yang bernapas dengan gelembung udara (pulmosis), yaitu ikan paru-
paru (Dipnoi). Insang tidak hanya berfungsi sebagai alat pernapasan, tetapi juga
berfungsi sebagai alat ekskresi garam-garam, penyaring makanan, alat pertukaran ion,
dan osmoregulator.
1. Sistem Pernapasan pada ikan bertulang sejati
Salah satu contoh ikan bertulang sejati yaitu ikan mas. Insang ikan mas
tersimpan dalam rongga insang yang terlindung oleh tutup insang (operkulum).
Perhatikan Gambar 7.16. Insang ikan mas terdiri dari lengkung insang yang
tersusun atas tulang rawan berwarna putih, rigi-rigi insang yang berfungsi untuk
menyaring air pernapasan yang melalui insang, dan filamen atau lembaran insang.
Filamen insang tersusun atas jaringan lunak, berbentuk sisir dan berwarna merah
muda karena mempunyai banyak pembuluh kapiler darah dan merupakan cabang
dari arteri insang. Di tempat inilah pertukaran gas CO2 dan O2 berlangsung.
Gas O2 diambil dari gas O2 yang larut dalam air melalui insang secara difusi.
Dari insang, O2 diangkut darah melalui pembuluh darah ke seluruh jaringan tubuh.
Dari jaringan tubuh, gas CO2 diangkut darah menuju jantung. Dari jantung
menuju insang untuk melakukan pertukaran gas. Proses ini terjadi secara terus-
menerus dan berulang-ulang.
Mekanisme pernapasan ikan bertulang sejati dilakukan melalui mekanisme
inspirasi dan ekspirasi.

a. Fase inspirasi ikan


Gerakan tutup insang ke samping dan selaput tutup insang tetap
menempel pada tubuh mengakibatkan rongga mulut bertambah besar,
sebaliknya celah belakang insang tertutup. Akibatnya, tekanan udara dalam
rongga mulut lebih kecil daripada tekanan udara luar. Celah mulut membuka
sehingga terjadi aliran air ke dalam rongga mulut.
b. Fase ekspirasi ikan
Setelah air masuk ke dalam rongga mulut, celah mulut menutup.
Insang kembali ke kedudukan semula diikuti membukanya celah insang. Air
dalam mulut mengalir melalui celah-celah insang dan menyentuh lembaran-
lembaran insang. Pada tempat ini terjadi pertukaran udara pernapasan. Darah
melepaskan CO2 ke dalam air dan mengikat O2 dari air.
Pada fase inspirasi, O2 dan air masuk ke dalam insang, kemudian O2 diikat
oleh kapiler darah untuk dibawa ke jaringan-jaringan yang membutuhkan.
Sebaliknya pada fase ekspirasi, CO2 yang dibawa oleh darah dari jaringan akan
bermuara ke insang, dan dari insang diekskresikan keluar tubuh.
2. Sistem Pernapasan pada ikan bertulang rawan
Insang ikan bertulang rawan tidak mempunyai tutup insang (operkulum)
misalnya pada ikan hiu. Masuk dan keluarnya udara dari rongga mulut,
disebabkan oleh perubahan tekanan pada rongga mulut yang ditimbulkan oleh
perubahan volume rongga mulut akibat gerakan naik turun rongga mulut. Bila
dasar mulut bergerak ke bawah, volume rongga mulut bertambah, sehingga
tekanannya lebih kecil dari tekanan air di sekitarnya. Akibatnya, air mengalir ke
rongga mulut melalui celah mulut yang pada akhirnya terjadilah proses inspirasi.
Bila dasar mulut bergerak ke atas, volume rongga mulut mengecil, tekanannya
naik, celah mulut tertutup, sehingga air mengalir ke luar melalui celah insang dan
terjadilah proses ekspirasi CO2. Pada saat inilah terjadi pertukaran gas O2 dan
CO2.
3. Sistem Pernapasan pada ikan paru-paru ( Dipnoi )
1. Pernapasan ikan paru-paru menyerupai pernapasan pada Amphibia. Selain
mempunyai insang, ikan paru paru mempunyai satu atau sepasang gelembung
udara seperti paru-paru yang dapat digunakan untuk membantu pernapasan,
yaitu pulmosis. Pulmosis banyak dikelilingi pembuluh darah dan dihubungkan
dengan kerongkongan oleh duktus pneumatikus. Saluran ini merupakan jalan
masuk dan keluarnya udara dari mulut ke gelembung dan sebaliknya,
sekaligus memungkinkan terjadinya difusi udara ke kapiler darah.
Ikan paru-paru hidup di rawa-rawa dan di sungai. Ikan ini mampu bertahan
hidup walaupun airnya kering dan insangnya tidak berfungsi, karena ia
bernapas menggunakan gelembung udara. Ada tiga jenis ikan paru-paru di
dunia, yaitu ikan paru-paru afrika, ikan paru paru amerika selatan, dan ikan
paru - paru queensland (Australia). Pada beberapa jenis ikan, seperti ikan lele,
gabus, gurami, dan betok memiliki alat bantu pernapasan yang disebut labirin.
Labirin merupakan perluasan ke atas dalam rongga insang, dan membentuk
lipatan-lipatan sehingga merupakan rongga-rongga tidak teratur. Rongga
labirin berfungsi menyimpan udara (O2), sehingga ikan-ikan tersebut dapat
bertahan hidup pada perairan yang kandungan oksigennya rendah. Selain
dengan labirin, udara (O2) juga disimpan di gelembung renang yang terletak di
dekat punggung.
2. Sistem Respirasi Amfibi
Mulai muda hingga dewasa amfibi mempunyai alat pernafasan yang berbeda-beda.
Saat masih berudu alat pernapasan berupa insang. Pada usia kira-kira 12 hari
menggunakan insang dalam sebasai alat pernafasan. Sesudah dewasa, alat pernafasan
insang diganti dengan paru-paru. Saat di air, katak tersebut bernafas menggunakan
permukaan kulitnya. Selain itu, katak juga dapat menggunakan alat pernafasan rongga
mulut yang berupa glotis. Pada tubuh katak, tulang rusuk dan sekat diafragma tidak
berperan dalam pernafasan.Oleh sebab itu perannya digantikan oleh otot rahang bawah,
otot sternohioideus, ototgeniohioideus, dan otot perut.
a. Insang
Insang merupakan pernapasan yang dilakukan pada saat masa berudu. Insang
terdiri atas lembaran-lembaran kulit tipis yang mengandung pembuluh darah kapiler.
Insang luar selalu bergerak sehingga air di sekitarnya selalu berganti dan oksigen
yang terlarut di dalam air masuk ke dalam pembuluh darah kapiler.
b. Selaput rongga mulut
Pada selaput rongga mulut, pembuluh darah kapiler membentuk tonjolan ke
permukaan yang menyebabkan aliran udara menjadi lamban, sehingga pertukaran gas
lebih efisien.
c. Paru-paru
Katak mempunyai sepasang paru-paru yang berbentuk gelembung tempat
bermuaranya kapiler darah. Permukaan paru-paru diperbesar oleh adanya bentuk-
bentuk seperti kantung sehingga gas pernapasan dapat berdifusi. Paru-paru dengan
rongga mulut dihubungkan oleh bronkus yang pendek.
d. Kulit
Pernapasan dengan kulit dilakukan secara difusi. Hal ini karena kulit katak tipis,
selalu lembap, dan mengandung banyak kapiler darah. Pernapasan dengan kulit
berlangsung secara efektif baik di air maupun di darat. Oksigen (O2) yang masuk
lewat kulit akan diangkut melalui vena kulit paru-paru (vena pulmo kutanea) menuju
ke jantung untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sebaliknya karbon dioksida (CO2) dari
jaringan akan dibawa ke jantung, dari jantung dipompa ke kulit dan paru-paru melalui
arteri kulit paru-paru (arteri pulmo kutanea). Dengan demikian, pertukaran oksigen
dan karbon dioksida terjadi di kulit.
Mekanisme Pernapasan
a. Inspirasi
Masing-masing fase terjadi dalam keadaan mulut tertutup. Tejadinya fase inspirasi
diawali dengan tertutupnya celah tekak dan mulut. Selanjutnya otot rahang bawah
mengendur dan membuat udara dari luar masuk ke dalam rongga mulut dan hulu
tenggorokan melalui koane. Kemudian, sekat akan menutup koane. Oleh kontraksi
otot rahang bawah dan otot geniohioideus, rongga mulut menjadi kecil. Akibatnya,
tekanan didalam rongga mukut menjadi besar. Adanya perbedaan tekanan udara,
membuat udara masuk menuju celah-celah yang terbuka (faring) dan dilanjutkan
menujub paru-paru.. Dalam paru-paru terjadi pertukaran gas, oksigen diikat oleh
darah yang berada dalam kapiler dinding paru-paru dan sebaliknya, karbon dioksida
dilepaskan ke lingkungan.
b. Ekspirasi
Fase ini diawali dengan mengendurnya otot rahang bawah dan berkontraksinya
otot perut, sehingga paru-paru menegcil dan udara terdorong ke rongga mulut.
Sementara itu, celah tekak menutup sehingga terjadi kontraksi rahang bawah.
Akibatnya, rongga mulut mengecil sehingga mendorong udara kaya oksigen.
Pernapasan dengan kulit berlangsung pada amphibia sewaktu di darat dan di air.
Kulit katak selalu basah agar dapat berfungsi sebagai alat pernapasan. Kulit katak
sangat tipis, mengandung kapiler darah dan dilengkapi dengan kelenjar-kelenjar
penghasil lendir di bagian dermis dan di bawah kulit.
Keterangan :
(a). Pengambilan udara dengan keadaan otot rahang bawah yang mengendur.
(b). Otot sterno hioideus berkontraksi sehingga udara masuk ke rongga mulut.
(c). Udara masuk ke paru-paru dan terjadi pertukaran gas.
(d). Kontraksi otot hioideus dan otot perut sehingga rongga perut mengecil.
(e). Udara keluar melalui koane.
Sistem Pernapasan
Katak mempunyai daur hidup di dua alam yang berbeda, yaitu di darat dan di
air. Oleh karena itu katak disebut hewan amfibi. Waktu katak masih berbentuk larva,
berudu hidup di air dan bernapas dengan insang. Berudu memiliki 3 pasang insang
luar yang terdapat di belakang kepala. Insang luar terdiri atas lembaran halus yang
banyak mengandung kapiler darah. Apabila insang ini bergetar, maka air di
sekelilingnya selalu berganti dan oksigen yang larut dari air di sekeliling insang ini
berdifusi masuk ke dalam pembuluh kapiler darah.
Seiring dengan pertumbuhan berudu, timbul celah insang dan terbentuk insang
dalam. Insang dalam mempunyai tutup insang seperti pada ikan. Kemudian berudu
perlahan-lahan menjadi katak dewasa. Katak dewasa bernapas menggunakan paru-
paru dan kulit. Jika dari kulit Oksigen dari udara berdifusi melalui kulit yang basah
kemudian masuk ke pembuluh kapiler darah. Oleh karena itu katak sering berada di
tempat berair supaya kulitnya tetap lembab. Selain itu selaput kulit pada rongga
mulutnya juga di gunakan untuk memasukkan oksigen ke dalam darah secara difusi.
3. Sistem respirasi reptil

Reptil memiliki alat pernafasan berupa paru-paru tetapi pada beberapa reptil,
pengambilan oksigen di bantu oleh lapisan kulit di sekitar kloaka. Secara umum reptilia
bernapas menggunakan paru-paru. Tetapi pada beberapa reptilia, pengambilan oksigen
dibantu oleh lapisan kulit disekitar kloaka. Pada reptilia umumnya udara luar masuk
melalui lubang hidung, trakea, bronkus, dan akhirnya ke paru-paru. Lubang hidung
terdapat di ujung kepala atau moncong. Udara keluar dan masuk ke dalam paru-paru
karena gerakan tulang rusuk. Sistem pernafasan pada reptilia lebih maju dari Amphibi.
Dinding laring dibentuk oleh tulang rawan kriterokoidea dan tulang rawan krikodea.
Trakhea dan bronkhus berbentuk panjang dan dibentuk oleh cincin-cincin tulang rawan.
Tempat percabangan trakhea menjadi bronkhus disebut bifurkatio trakhea. Bronkhus
masuk ke dalam paru-paru dan tidak bercabang-cabang lagi. Paru-paru reptilia berukuran
relatif besar, berjumlah sepasang. Struktur dalamnya berpetak-petak seperti rumah lebah,
biasanya bagian anterior lebih banyak berpetak daripada bagian posterior. Larinx terletak
di ujung anterior trachea. Dinding larinx ini disokong oleh cartilago cricoida dan cartilago
anytenoidea. Kearah posterior trachea membentuk percabangan (bifurcatio) menjadi
bronchus kanan dan bronchus kiri, yang masing-masing menuju ke pulmo kanan dan
pulmo kiri. Pulmo lacertilia dan ophidia ialah relatif sederhana. Pada beberapa bentuk,
bagian internal pulma terbagi tidak sempurna menjadi dua bagian, ialah bagian anterior
berdinding saccuter sedang bagian posterior berdinding licin, tidak vasculer dan berfungsi
terutama untuk reservoir. arunya bertekstur seperti spon. Paru-paru pada beberapa jenis
kadal misalnya bunglon Afrika mempunyai pundi-pundi hawa cadangan yang
memungkinkan hewan tersebut melayang di udara.
Bentuk Paru-Paru Reptilia
Paru-paru Reptilia berada dalam rongga dada dan dilindungi oleh tulang rusuk. Paru-
paru Reptilia hanya terdiri dari beberapa lipatan dinding yang berfungsi memperbesar
permukaan pertukaran gas. Paru-paru kadal, kura-kura, dan buaya lebih kompleks,
dengan beberapa belahan-belahan yang membuat paru-parunya bertekstur seperti spon.
Mekanisme respirasi reptil
 Fase inspirasi, otot tulang rusuk berkontraksi sehingga rongga dad membesar
diikuti paru paru mbegmbang, akibatnya udara dari luar masuk melalui lubang
hidung, trakea, bronkus, dan paru-paru.
 Fase ekspirasi, otot tulang rusuk relaksi sehingga rongga dada dan paru-paru
mengecil, akibatnya udara dari paru-paru keluar melalui paru-paru, bronkus,
trakea, an lubang hidung.
4. Sistem Respirasi Aves
1) Jalur Pernapasan Burung
Pada burung, tempat berdifusinya udara pernapasan terjadi di paru-paru. Paru-
paru burung berjumlah sepasang dan terletak dalam rongga dada yang dilindungi
oleh tulang rusuk.
2) Alat Pernapasan Burung
Selain paru-paru, burung biasanya memiliki 4 pasang perluasan paru-paru
yang disebut pundi-pundi hawa atau kantung udara (saccus pneumaticus) yang
menyebar sampai ke perut, leher, dan sayap. Kantung-kantung udara ini terdapat
pada pangkal leher (saccus cervicalis), rongga dada (saccus thoracalis anterior
dan posterior), antara tulang selangka atau korakoid (saccus interclavicularis),
ketiak (saccus axillaris), dan di antara lipatan usus atau rongga perut (saccus
abdominalis). Kantung udara berhubungan dengan paru-paru, berselaput tipis,
tetapi tidak terjadi difusi udara pernapasan. Adanya kantung udara
mengakibatkan, pernapasan pada burung menjadi efisien.
Kantung udara memiliki beberapa fungsi berikut.
1. Membantu pernapasan, terutama pada waktu terbang, karena menyimpan
oksigen cadangan.
2. Membantu mempertahankan suhu badan dengan mencegah hilangnya panas
badan secara berlebihan.
3. Membantu memperkeras suara dengan memperbesar ruang siring.
4. Mengatur berat jenis (meringankan) tubuh pada saat burung terbang.
Mekanisme Pernapasan pada Burung
1. Pada Saat Istirahat
a. Fase Inspirasi : tulang rusuk bergerak ke depan – volume rongga dada membesar
– tekanan mengecil – udara akan masuk melalui saluran pernapasan. Saat inilah
sebagian oksigen masuk ke paru-paru dan O2berdifusi ke dalam darah kapiler,
dan sebagian udara dilanjutkan masuk ke dalam katong-kantong udara.
b. Fase Ekspirasi : tulang rusuk kembali ke posisi semula – rongga dada mengecil –
tekanan membesar. Pada saat ini udara dalam alveolus dan udara dalam kantong-
kantong hawa bersama-sama keluar melalui paru-paru. Pada saat melewati
alveolus, O2 diikat oleh darah kapiler alveolus, dan darah melepas CO2. Dengan
demikian, pertukaran gas CO2 dan O2 dapatberlangsung saat inspirasi dan
ekspirasi.
2. Pada Saat Terbang
ada saat terbang, burung tidak dapat menggerakkan tulang rusuknya. Oleh sebab
itu, pada saat burung terbang yang berperan penting dalam pernapasan adalah
kantong hawa. Inspirasi dan ekspirasinya dilakukan secara bergantian oleh pundi-
pundi hawa antar tulang korakoid (bahu) dan pundi hawa bawah ketiak.
a. Fase Inspirasi : Pada saat sayap diangkat, pundi hawa antar tulang korakoid
terjepit, sedangkan pundi hawa ketiak mengembang, akibatnya udara masuk ke
pundi hawa ketiak melewati paru-paru, terjadilah inspirasi. Saat melewati paru-
paru akan terjadi pertukaran gas O2 dan CO2.
b. Fase Ekspirasi : Sebaliknya pada saat sayap diturunkan, pundi hawa ketiak
terjepit, sedangkan pundi hawa antar tulang korakoid mengembang, sehingga
udara mengalir keluar dari kantong hawa melewati paru-paru sehingga terjadilah
ekspirasi. Saat melewati paru-paru akan terjadi pertukaran gas O2 dan CO2.
Dengan cara inilah inspirasi dan ekspirasi udara dalam paru-paru burung saat
terbang. Jadi pertukaran gas pada burung saat terbang juga berlangsung saat
inspirasi dan ekspirasi.
5. Sistem Respirasi Pada Manusia (khususnya Manusia)
Sistem pernapasan pada manusia mencakup dua hal, yakni saluran pernapasan
dan mekanisme pernapasan. Urutan saluran pernapasan adalah sebagai berikut: rongga
hidung  faring  trakea  bronkus  paru-paru (bronkiol dan alveolus).
Alat Pernafasan
a. Rongga Hidung (Cavum Nasalis)
Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis). Rongga hidung
berlapis selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar minyak (kelenjar sebasea) dan
kelenjar keringat (kelenjar sudorifera). Selaput lendir berfungsi menangkap benda
asing yang masuk lewat saluran pernapasan. Selain itu, terdapat juga rambut pendek
dan tebal yang berfungsi menyaring partikel kotoran yang masuk bersama udara. Juga
terdapat konka yang mempunyai banyak kapiler darah yang berfungsi menghangatkan
udara yang masuk
b. Faring (Tenggorokan)
Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan percabangan 2
saluran, yaitu saluran pernapasan (nasofarings) pada bagian depan dan saluran
pencernaan (orofarings) pada bagian belakang Pada bagian belakang faring (posterior)
terdapat laring (tekak) tempat terletaknya pita suara (pita vocalis). Masuknya udara
melalui faring akan menyebabkan pita suara bergetar dan terdengar sebagai suara.
Makan sambil berbicara dapat mengakibatkan makanan masuk ke saluran pernapasan
karena saluran pernapasan pada saat tersebut sedang terbuka. Walaupun demikian,
saraf kita akan mengatur agar peristiwa menelan, bernapas, dan berbicara tidak
terjadi bersamaan sehingga mengakibatkan gangguan kesehatan.
c. Tenggorokan (Trakea)
Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian di leher
dan sebagian di rongga dada (torak). Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi
oleh cincin tulang rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia-silia ini
berfungsi menyaring benda-benda asing yang masuk ke saluran pernapasan.
d. Cabang-cabang Tenggorokan (Bronki)
Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan
bronkus kiri. Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya tulang
rawan bronkus bentuknya tidak teratur dan pada bagian bronkus yang lebih besar
cincin tulang rawannya melingkari lumen dengan sempurna. Bronkus bercabang-
cabang lagi menjadi bronkiolus.
e. Paru-paru (Pulmo)
Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping
dibatasi oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot
kuat. Paru-paru ada dua bagian yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri
atas 3 lobus dan paru-paru kiri (pulmo sinister) yang terdiri atas 2 lobus. Paru-paru
dibungkus oleh dua selaput yang tipis, disebut pleura. Selaput bagian dalam yang
langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam (pleura visceralis) dan selaput
yang menyelaputi rongga dada yang bersebelahan dengan tulang rusuk disebut pleura
luar (pleura parietalis) Antara selaput luar dan selaput dalam terdapat rongga berisi
cairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas paru-paru. Cairan pleura berasal dari
plasma darah yang masuk secara eksudasi. Dinding rongga pleura bersifat permeabel
terhadap air dan zat-zat lain. Paru-paru tersusun oleh bronkiolus, alveolus, jaringan
elastik, dan pembuluh darah. Paru-paru berstruktur seperti spon yang elastis dengan
daerah permukaan dalam yang sangat lebar untuk pertukaran gas.
Di dalam paru-paru, bronkiolus bercabang-cabang halus dengan diameter ± 1
mm, dindingnya makin menipis jika dibanding dengan bronkus. Bronkiolus tidak
mempunyai tulang rawan, tetapi rongganya masih mempunyai silia dan di bagian
ujung mempunyai epitelium berbentuk kubus bersilia. Pada bagian distal
kemungkinan tidak bersilia. Bronkiolus berakhir pada gugus kantung udara
(alveolus). Alveolus terdapat pada ujung akhir bronkiolus berupa kantong kecil yang
salah satu sisinya terbuka sehingga menyerupai busa atau mirip sarang tawon. Oleh
karena alveolus berselaput tipis dan di situ banyak bermuara kapiler darah maka
memungkinkan terjadinya difusi gas pernapasan
Mekanisme Pernafasan
Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam
keadaan tertidur sekalipun karma sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf
otonom. Menurut tempat terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat dibedakan
atas 2 jenis, yaitu pernapasan luar dan pernapasan dalam. Pernapasan luar adalah
pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam alveolus dengan darah dalam
kapiler, sedangkan pernapasan dalam adalah pernapasan yang terjadi antara darah
dalam kapiler dengan sel-sel tubuh. Masuk keluarnya udara dalam paru-paru
dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam rongga dada dengan tekanan udara
di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada lebih besar maka udara akan masuk.
Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar maka udara akan keluar.
Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam pemasukkan udara (inspirasi) dan
pengeluaran udara (ekspirasi) maka mekanisme pernapasan dibedakan atas dua
macam, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada dan perut
terjadi secara bersamaan.
a. Pernapasan Dada
Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk.
Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.
1. Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga
rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih
kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
2. Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara
tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga
rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada
menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada
yang kaya karbon dioksida keluar.
b. Pernapasan Perut
Pernapasan perut merupakan pernapasan yang mekanismenya melibatkan aktifitas
otot-otot diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga dada. Mekanisme
pernapasan perut dapat dibedakan menjadi dua tahap yakni sebagai Berikut
1. Fase Inspirasi. Pada fase ini otot diafragma berkontraksi sehingga diafragma
mendatar, akibatnya rongga dada membesar dan tekanan menjadi kecil sehingga
udara luar masuk.
2. Fase Ekspirasi. Fase ekspirasi merupakan fase berelaksasinya otot diafragma
(kembali ke posisi semula, mengembang) sehingga rongga dada mengecil dan
tekanan menjadi lebih besar, akibatnya udara keluar dari paru-paru

Anda mungkin juga menyukai