Oleh :
Nama :
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDINN
MAKASSAR
2015/20216
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas
pertolonganNya sehingga penyusunan makalah tentang “Ciri-ciri khas Vertebrata” dapat
terselesaikan tepat pada waktunya. Meskipun makalah tersebut masih jauh dari
kesempurnaan yang di harapkan.
Makalah ini disusun dengan harapan dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita
semua tentang hewan vertebrata. Dalam penyusunan makalah ini penulis buat berdasarkan
apa yang telah penulis pahami dan juga hasil kutipan baik dari buku ataupun media
elektronik.
Selayaknya manusia biasa yang tidak pernah lepas dari kesalahan, maka penulis
menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritikan dan saran sehingga bisa memperbaiki makalah ini. Kami
mengucapkan terima kasih kepada pihak-[ihak yang telah membantu menyelesaikan makalah
tersebut. Demikian, apabila ada kesalahan dan kekurangan dalam isi makalah tersebut, kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Kelompok 1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sistem Respirasi
Alat respirasi adalah alat atau bagian tubuh tempat 02 dapat berdifusi masukdan
sebaliknya C02 dapat berdifusi keluar. Alat respirasi pada hewan bervariasi antara hewan
yang satu dengan hewan yang lain, ada yang berupa paru-paru, insang, kulit, trakea, dan
paruparu buku, bahkan ada beberapa organisme yang belum mempunyai alat khusus sehingga
oksigen berdifusi langsung dari lingkungan ke dalam tubuh, contohnya pada hewan bersel
satu, porifera, dan coelenterata. Pada ketiga hewan ini oksigen berdifusi dari lingkungan
melalui rongga tubuh.
B. Fungsi Sistem Respirasi Atau Pernafasan
Jika melihat dari sistemnya fungsi respirasi adalah menyediakan oksigen untuk darah
dan membuang karbondioksida. Sistem respirasi terdiri atas paru-paru dan sistem saluran
yang menghubungkan jaringan paru-paru dengan lingkungan luar. Sistem respirasi di bagi
menjadi dua, yaitu bagian kondusi yang terdiri atas rongga hidung, nesofaring, laring,
trakhea, bronki, dan bronkeolus. Dan bagian respirasinya terdiri atas alveoli dan struktur yang
berhubungan.
Pertukaran gas antara udara dan darah hanya terjadi dalam alveoli (berbentuk seperti
kantung khusus yang membentuk sebagian besar paru-paru). Adapun fungsi dari bagian
kondusi adalah menyediakan saluran di mana udara dapat mengalir ke dan dari paru-paru,
memelihara udara yang diinspirasi. Untuk melaksanakan fungsi tersebut, masing-masing sub
divisi bagian kondusi memperlihatkan beberapa gambaran struktural yang sama satu sama
lain. Agar suplai udara yang tidak terputus, terdapat gabungan-gabungan rawan, serabut-
serabut elastin, dan otot polos yang memperlihatkan struktur penyokong yang keras dan kaku
bagi organ-organ kondusi serta memerlukan fleksibilitas dan ekstenbilitas. Pada rawan
terutama hialin dan adanya sedikit elastin yang ditemukan pada pinggir lamina propria
(menunjukkan berbagai bentuk mulai dari lempeng-lempeng yang tidak teratur sampai yang
berbentuk cincin lengkap). Rawan ini umumnya berperan sebagai penyokong dinding bagian
kondusi, mencegah kolaps lumen sehingga udara dapat masuk ke paru-paru secara terus-
menerus.
Serabut-serabut elastin yang banyak dapat memberikan fleksibilitas struktur dan
memungkinkan organ kembali ke bentuk semula setelah meregang. Serabut-serabut itu
ditemukan dalam lamina propria, terutama yang terletak longitudinal. Konsentrasi serabut-
serabut elastin berbanding terbalik denagn garis tengah bagian kondusi (bronkiolus yang
terkecil mendapt proporsi serabut yang terbanyak). Berkas-berkas otot polos terdapat di
trakhea hingga duktus alveolaris (bagian respirasi). Kontraksi otot polos mengurangi garis
tengah bagian kondusi dan mampu mengatur aliran udara selama inspirasi dan ekspirasi.
Pemeliharaan udara merupakan fungsi utama pada bagian kondusi. Sebelum udara masuk
paru-paru, udara yang diinspirasi dibersihkan, dibasahi, dan dihangatkan. Untuk melakukan
fungsi ini mukosa bagian kondusi dibatasi oleh epitel respirasi khusus dan kelenjar serosa dan
mukosa yang banyak, serta kaya akan jarinagn vaskuler dalm lamina proprianya. Sebagian
besar bagian kondusi dibatasi oleh epitel bertingkat toraks bersilia yang mengandung banyak
sel goblet. Pada cabang-cabang bronkus, sel-sel epitel ini mengalami perubahan menjadi
epitel pipih selapis. Ketika bronkus membelah menjadi bronkiolus epitel berubah menjadi
selapis kubus. Jumlah sel goblet mulai berkurang pada bronkus yang lebih kecil dan sam
sekali tidak ada pada epitel bronkiolus terminalis. Sel-sel bersilia yang menyertai sel-sel
goblet tetap ada pada bronkiolus halus namun sudah tidak mengandung sel-sel goblet lagi.
Sel-sel bersilia tersebut berperanan mencegah mukus yang tertimbun dalam bagian respirasi.
Mukus yang menangkap partikel dan mengabsorbsi gas yang larut dalm air didorong terus
menerus oleh silia ke arah faring. Pergerakan lapisan mukosa ditimbulkan dan diatur oleh
aliran sekresi serosa. Selain untuk membersihkan kotoran, lapisn mukosa juga berperan untuk
membasahi udara inspirasi.
C. Anatomi sistem respirasi
Berikut adalah anatomi sistem pernafasan :
a. Rongga Hidung
Rongga hidung merupakan jalan masuk O2 untuk pernapasan dan jalan keluar CO2
serta uap air sisa pernapasan. Udara yang dihirup akan mengalami 3 proses sebelum
masuk ke rongga hidung, yaitu :
Penyaringan : Udara disaring dari debu-debu yang masuk bersama udara dilakukan
oleh rambut dan selaput lendir di dalam rongga hidung.
Penghangatan : Udara yang masuk mengalami proses ini agar sesuai dengan suhu
tubuh
Pengaturan kelembapan : Kelembapan udara diatur agar sesuai dengan kelembapan
tubuh
b. Faring
Faring berfungsi sebagai jalannya udara dan makanan. Faring merupakan percabangan 2
saluran, yaitu saluran pernapasan (nasofaring) pada bagian depan dan saluran
pencernaan (orofaring, laringofaring) pada bagian belakang.
c. Laring
Laring terdapat di antara faring dan trakea.Di dalam laring terdapat epiglotis dan
pitasuara. Epiglotis merupakan kartilago elastis yang berbentuk seperti daun dan dapat
membuka atau menutup. Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadi
vokalisasi.
d. Trakea
Trakea berbentuk seperti pipa yang terletak memanjang di bagian leher dan rongga dada
(toraks) Trakea memiliki cabang 2 yang menuju ke paru-paru kiri dan kanan yang
disebut bronkus.
Bronkus merupakan percabangan trakea yang menuju paru-paru kanan dan kiri.
Bronkiolus percabangan dari bronkus yang salurannya lebih halus dan dindingnya lebih
tipis.
f. paru-paru
Paru-paru terletak di rongga dada bagian atas dan pisahkan oleh sekat, yaitu
diafragma. Ada 2 paru-paru, yaitu paru-paru kiri dan paru-paru kanan. Paru-paru kanan
terdiri dari 3 gelambir dan paru-paru kiri 2 gelambir. Keduanya dibungkus oleh selaput
paru-paru tipis yang disebut pleura.
D. Sistem Respirasi Pada Hewan Vertebrata
1. Sistem Pernapasan Ikan ( Pisces )
Ikan bernapas menggunakan insang. Insang berbentuk lembaran-lembaran
tipis berwarna merah muda dan selalu lembap. Bagian terluar dari insang
berhubungan dengan air, sedang bagian dalam berhubungan erat dengan
kapilerkapiler darah. Tiap lembaran insang terdiri dari sepasang filamen dan tiap
filamen mengandung banyak lapisan tipis (lamela). Pada filamen terdapat pembuluh
darah yang memiliki banyak kapiler, sehingga memungkinkan O2 berdifusi masuk
dan CO2 berdifusi keluar.
Pada ikan bertulang sejati (Osteichthyes) insangnya dilengkapi dengan tutup
insang (operkulum), sedangkan pada ikan bertulang rawan (Chondrichthyes)
insangnya tidak mempunyai tutup insang. Selain bernapas dengan insang, ada pula
kelompok ikan yang bernapas dengan gelembung udara (pulmosis), yaitu ikan paru-
paru (Dipnoi). Insang tidak hanya berfungsi sebagai alat pernapasan, tetapi juga
berfungsi sebagai alat ekskresi garam-garam, penyaring makanan, alat pertukaran ion,
dan osmoregulator.
1. Sistem Pernapasan pada ikan bertulang sejati
Salah satu contoh ikan bertulang sejati yaitu ikan mas. Insang ikan mas
tersimpan dalam rongga insang yang terlindung oleh tutup insang (operkulum).
Perhatikan Gambar 7.16. Insang ikan mas terdiri dari lengkung insang yang
tersusun atas tulang rawan berwarna putih, rigi-rigi insang yang berfungsi untuk
menyaring air pernapasan yang melalui insang, dan filamen atau lembaran insang.
Filamen insang tersusun atas jaringan lunak, berbentuk sisir dan berwarna merah
muda karena mempunyai banyak pembuluh kapiler darah dan merupakan cabang
dari arteri insang. Di tempat inilah pertukaran gas CO2 dan O2 berlangsung.
Gas O2 diambil dari gas O2 yang larut dalam air melalui insang secara difusi.
Dari insang, O2 diangkut darah melalui pembuluh darah ke seluruh jaringan tubuh.
Dari jaringan tubuh, gas CO2 diangkut darah menuju jantung. Dari jantung
menuju insang untuk melakukan pertukaran gas. Proses ini terjadi secara terus-
menerus dan berulang-ulang.
Mekanisme pernapasan ikan bertulang sejati dilakukan melalui mekanisme
inspirasi dan ekspirasi.
Reptil memiliki alat pernafasan berupa paru-paru tetapi pada beberapa reptil,
pengambilan oksigen di bantu oleh lapisan kulit di sekitar kloaka. Secara umum reptilia
bernapas menggunakan paru-paru. Tetapi pada beberapa reptilia, pengambilan oksigen
dibantu oleh lapisan kulit disekitar kloaka. Pada reptilia umumnya udara luar masuk
melalui lubang hidung, trakea, bronkus, dan akhirnya ke paru-paru. Lubang hidung
terdapat di ujung kepala atau moncong. Udara keluar dan masuk ke dalam paru-paru
karena gerakan tulang rusuk. Sistem pernafasan pada reptilia lebih maju dari Amphibi.
Dinding laring dibentuk oleh tulang rawan kriterokoidea dan tulang rawan krikodea.
Trakhea dan bronkhus berbentuk panjang dan dibentuk oleh cincin-cincin tulang rawan.
Tempat percabangan trakhea menjadi bronkhus disebut bifurkatio trakhea. Bronkhus
masuk ke dalam paru-paru dan tidak bercabang-cabang lagi. Paru-paru reptilia berukuran
relatif besar, berjumlah sepasang. Struktur dalamnya berpetak-petak seperti rumah lebah,
biasanya bagian anterior lebih banyak berpetak daripada bagian posterior. Larinx terletak
di ujung anterior trachea. Dinding larinx ini disokong oleh cartilago cricoida dan cartilago
anytenoidea. Kearah posterior trachea membentuk percabangan (bifurcatio) menjadi
bronchus kanan dan bronchus kiri, yang masing-masing menuju ke pulmo kanan dan
pulmo kiri. Pulmo lacertilia dan ophidia ialah relatif sederhana. Pada beberapa bentuk,
bagian internal pulma terbagi tidak sempurna menjadi dua bagian, ialah bagian anterior
berdinding saccuter sedang bagian posterior berdinding licin, tidak vasculer dan berfungsi
terutama untuk reservoir. arunya bertekstur seperti spon. Paru-paru pada beberapa jenis
kadal misalnya bunglon Afrika mempunyai pundi-pundi hawa cadangan yang
memungkinkan hewan tersebut melayang di udara.
Bentuk Paru-Paru Reptilia
Paru-paru Reptilia berada dalam rongga dada dan dilindungi oleh tulang rusuk. Paru-
paru Reptilia hanya terdiri dari beberapa lipatan dinding yang berfungsi memperbesar
permukaan pertukaran gas. Paru-paru kadal, kura-kura, dan buaya lebih kompleks,
dengan beberapa belahan-belahan yang membuat paru-parunya bertekstur seperti spon.
Mekanisme respirasi reptil
Fase inspirasi, otot tulang rusuk berkontraksi sehingga rongga dad membesar
diikuti paru paru mbegmbang, akibatnya udara dari luar masuk melalui lubang
hidung, trakea, bronkus, dan paru-paru.
Fase ekspirasi, otot tulang rusuk relaksi sehingga rongga dada dan paru-paru
mengecil, akibatnya udara dari paru-paru keluar melalui paru-paru, bronkus,
trakea, an lubang hidung.
4. Sistem Respirasi Aves
1) Jalur Pernapasan Burung
Pada burung, tempat berdifusinya udara pernapasan terjadi di paru-paru. Paru-
paru burung berjumlah sepasang dan terletak dalam rongga dada yang dilindungi
oleh tulang rusuk.
2) Alat Pernapasan Burung
Selain paru-paru, burung biasanya memiliki 4 pasang perluasan paru-paru
yang disebut pundi-pundi hawa atau kantung udara (saccus pneumaticus) yang
menyebar sampai ke perut, leher, dan sayap. Kantung-kantung udara ini terdapat
pada pangkal leher (saccus cervicalis), rongga dada (saccus thoracalis anterior
dan posterior), antara tulang selangka atau korakoid (saccus interclavicularis),
ketiak (saccus axillaris), dan di antara lipatan usus atau rongga perut (saccus
abdominalis). Kantung udara berhubungan dengan paru-paru, berselaput tipis,
tetapi tidak terjadi difusi udara pernapasan. Adanya kantung udara
mengakibatkan, pernapasan pada burung menjadi efisien.
Kantung udara memiliki beberapa fungsi berikut.
1. Membantu pernapasan, terutama pada waktu terbang, karena menyimpan
oksigen cadangan.
2. Membantu mempertahankan suhu badan dengan mencegah hilangnya panas
badan secara berlebihan.
3. Membantu memperkeras suara dengan memperbesar ruang siring.
4. Mengatur berat jenis (meringankan) tubuh pada saat burung terbang.
Mekanisme Pernapasan pada Burung
1. Pada Saat Istirahat
a. Fase Inspirasi : tulang rusuk bergerak ke depan – volume rongga dada membesar
– tekanan mengecil – udara akan masuk melalui saluran pernapasan. Saat inilah
sebagian oksigen masuk ke paru-paru dan O2berdifusi ke dalam darah kapiler,
dan sebagian udara dilanjutkan masuk ke dalam katong-kantong udara.
b. Fase Ekspirasi : tulang rusuk kembali ke posisi semula – rongga dada mengecil –
tekanan membesar. Pada saat ini udara dalam alveolus dan udara dalam kantong-
kantong hawa bersama-sama keluar melalui paru-paru. Pada saat melewati
alveolus, O2 diikat oleh darah kapiler alveolus, dan darah melepas CO2. Dengan
demikian, pertukaran gas CO2 dan O2 dapatberlangsung saat inspirasi dan
ekspirasi.
2. Pada Saat Terbang
ada saat terbang, burung tidak dapat menggerakkan tulang rusuknya. Oleh sebab
itu, pada saat burung terbang yang berperan penting dalam pernapasan adalah
kantong hawa. Inspirasi dan ekspirasinya dilakukan secara bergantian oleh pundi-
pundi hawa antar tulang korakoid (bahu) dan pundi hawa bawah ketiak.
a. Fase Inspirasi : Pada saat sayap diangkat, pundi hawa antar tulang korakoid
terjepit, sedangkan pundi hawa ketiak mengembang, akibatnya udara masuk ke
pundi hawa ketiak melewati paru-paru, terjadilah inspirasi. Saat melewati paru-
paru akan terjadi pertukaran gas O2 dan CO2.
b. Fase Ekspirasi : Sebaliknya pada saat sayap diturunkan, pundi hawa ketiak
terjepit, sedangkan pundi hawa antar tulang korakoid mengembang, sehingga
udara mengalir keluar dari kantong hawa melewati paru-paru sehingga terjadilah
ekspirasi. Saat melewati paru-paru akan terjadi pertukaran gas O2 dan CO2.
Dengan cara inilah inspirasi dan ekspirasi udara dalam paru-paru burung saat
terbang. Jadi pertukaran gas pada burung saat terbang juga berlangsung saat
inspirasi dan ekspirasi.
5. Sistem Respirasi Pada Manusia (khususnya Manusia)
Sistem pernapasan pada manusia mencakup dua hal, yakni saluran pernapasan
dan mekanisme pernapasan. Urutan saluran pernapasan adalah sebagai berikut: rongga
hidung faring trakea bronkus paru-paru (bronkiol dan alveolus).
Alat Pernafasan
a. Rongga Hidung (Cavum Nasalis)
Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis). Rongga hidung
berlapis selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar minyak (kelenjar sebasea) dan
kelenjar keringat (kelenjar sudorifera). Selaput lendir berfungsi menangkap benda
asing yang masuk lewat saluran pernapasan. Selain itu, terdapat juga rambut pendek
dan tebal yang berfungsi menyaring partikel kotoran yang masuk bersama udara. Juga
terdapat konka yang mempunyai banyak kapiler darah yang berfungsi menghangatkan
udara yang masuk
b. Faring (Tenggorokan)
Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan percabangan 2
saluran, yaitu saluran pernapasan (nasofarings) pada bagian depan dan saluran
pencernaan (orofarings) pada bagian belakang Pada bagian belakang faring (posterior)
terdapat laring (tekak) tempat terletaknya pita suara (pita vocalis). Masuknya udara
melalui faring akan menyebabkan pita suara bergetar dan terdengar sebagai suara.
Makan sambil berbicara dapat mengakibatkan makanan masuk ke saluran pernapasan
karena saluran pernapasan pada saat tersebut sedang terbuka. Walaupun demikian,
saraf kita akan mengatur agar peristiwa menelan, bernapas, dan berbicara tidak
terjadi bersamaan sehingga mengakibatkan gangguan kesehatan.
c. Tenggorokan (Trakea)
Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian di leher
dan sebagian di rongga dada (torak). Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi
oleh cincin tulang rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia-silia ini
berfungsi menyaring benda-benda asing yang masuk ke saluran pernapasan.
d. Cabang-cabang Tenggorokan (Bronki)
Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan
bronkus kiri. Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya tulang
rawan bronkus bentuknya tidak teratur dan pada bagian bronkus yang lebih besar
cincin tulang rawannya melingkari lumen dengan sempurna. Bronkus bercabang-
cabang lagi menjadi bronkiolus.
e. Paru-paru (Pulmo)
Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping
dibatasi oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot
kuat. Paru-paru ada dua bagian yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri
atas 3 lobus dan paru-paru kiri (pulmo sinister) yang terdiri atas 2 lobus. Paru-paru
dibungkus oleh dua selaput yang tipis, disebut pleura. Selaput bagian dalam yang
langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam (pleura visceralis) dan selaput
yang menyelaputi rongga dada yang bersebelahan dengan tulang rusuk disebut pleura
luar (pleura parietalis) Antara selaput luar dan selaput dalam terdapat rongga berisi
cairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas paru-paru. Cairan pleura berasal dari
plasma darah yang masuk secara eksudasi. Dinding rongga pleura bersifat permeabel
terhadap air dan zat-zat lain. Paru-paru tersusun oleh bronkiolus, alveolus, jaringan
elastik, dan pembuluh darah. Paru-paru berstruktur seperti spon yang elastis dengan
daerah permukaan dalam yang sangat lebar untuk pertukaran gas.
Di dalam paru-paru, bronkiolus bercabang-cabang halus dengan diameter ± 1
mm, dindingnya makin menipis jika dibanding dengan bronkus. Bronkiolus tidak
mempunyai tulang rawan, tetapi rongganya masih mempunyai silia dan di bagian
ujung mempunyai epitelium berbentuk kubus bersilia. Pada bagian distal
kemungkinan tidak bersilia. Bronkiolus berakhir pada gugus kantung udara
(alveolus). Alveolus terdapat pada ujung akhir bronkiolus berupa kantong kecil yang
salah satu sisinya terbuka sehingga menyerupai busa atau mirip sarang tawon. Oleh
karena alveolus berselaput tipis dan di situ banyak bermuara kapiler darah maka
memungkinkan terjadinya difusi gas pernapasan
Mekanisme Pernafasan
Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam
keadaan tertidur sekalipun karma sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf
otonom. Menurut tempat terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat dibedakan
atas 2 jenis, yaitu pernapasan luar dan pernapasan dalam. Pernapasan luar adalah
pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam alveolus dengan darah dalam
kapiler, sedangkan pernapasan dalam adalah pernapasan yang terjadi antara darah
dalam kapiler dengan sel-sel tubuh. Masuk keluarnya udara dalam paru-paru
dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam rongga dada dengan tekanan udara
di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada lebih besar maka udara akan masuk.
Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar maka udara akan keluar.
Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam pemasukkan udara (inspirasi) dan
pengeluaran udara (ekspirasi) maka mekanisme pernapasan dibedakan atas dua
macam, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada dan perut
terjadi secara bersamaan.
a. Pernapasan Dada
Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk.
Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.
1. Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga
rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih
kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
2. Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara
tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga
rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada
menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada
yang kaya karbon dioksida keluar.
b. Pernapasan Perut
Pernapasan perut merupakan pernapasan yang mekanismenya melibatkan aktifitas
otot-otot diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga dada. Mekanisme
pernapasan perut dapat dibedakan menjadi dua tahap yakni sebagai Berikut
1. Fase Inspirasi. Pada fase ini otot diafragma berkontraksi sehingga diafragma
mendatar, akibatnya rongga dada membesar dan tekanan menjadi kecil sehingga
udara luar masuk.
2. Fase Ekspirasi. Fase ekspirasi merupakan fase berelaksasinya otot diafragma
(kembali ke posisi semula, mengembang) sehingga rongga dada mengecil dan
tekanan menjadi lebih besar, akibatnya udara keluar dari paru-paru