Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL MINI RISET

PENGARUH PH TERHADAP BUKA TUTUP STOMATA PADA DAUN ECENG


GONDOK (Eichhornia crassipes)
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisiologi Tumbuhan
Dosen Pengampu:
Dr. H. Taufik Rahman, M.Pd
Dr. Wahyu Surakusumah, M.T.
Dr. Hj. Sariwulan Diana, M.Si
Tri Suwandi, S.Pd., M.Sc

oleh:
Kelompok 6
Pendidikan Biologi A 2018

Kelompok
Adrianus Kimkurin Netep 6 1805834
Adrianus
Annisa Kimkurin Netep 1805834
Primia Rahma 1806662
SaniaAnnisa Primia Rahma
Herawati 1806662
1802083
SastriSania Herawati
Azizah 1802083
1802396
UlyaSastri Azizah
Nurafifah 1802396
1807576
Ulya Nurafifah 1807576

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Orgaisme melakukan reaksi terhadap lingkungannya, artinya mereka tanggap
terhadap rangsangan. Tumbuhan misalnya, dapat menjalani pengubahan pada
bentuk luar dan dalam selama proses hidupnya, bila terkena perubahan suhu,
kekurangan air atau mineral tanah, sinar matahari yang kuat, atau pengubahan dalam
hal panjang hari, serta hal lainnya (Tjitrosomo, 1983, hal. 187).
Dalam jangka pendek, tumbuhan akan memperlihatkan respon struktural dan
fisiologisnya terhadap stimulus (rangsangan) lingkungan. Tumbuhan dapat
melakukan adaptasi evolusioner dalam bentuk respons fisiologis terhadap perubahan
jangka pendek. Misalnya, jika daun pada tumbuhan mengalami kekurangan air,
daun-daun tersebut akan menutup stomata, yang merupakan lubang kecil (pori)
dipermukaan daun tersebut (Campbell, 1999, hal. 292).
Namun demikian jenis tumbuhan yang berbeda menunjukkan sensitifitas
yang berbeda pula terhadap perubahan yang terjadi di lingkungan . Banyak jenis
tumbuhan yang mampu tumbuh pada tanah yang kaya arsen, sianida, selenium,
promium, nikel, katmium dan logam lain. Seringkali logam berat dikeluarkan saat
penyerapan oleh akar karena adanya selektifitas membran sel akar. Hal ini
merupakan mekanisme avoidance (penanggulangan). Namun pada species yang
lain, mereka menyerap dan mengakumulasi logam sampai pada tingkat yang
mematikan, untuk species yang tidak toleran tanaman ini disebut species akumulator
(Haryanti, dkk, 2009, hal. 31).
Seperti halnya tumbuhan eceng gondok (Echhornia crassipes), yang
memiliki manfaat bagi lingkungan perairan karena dapat menyerap zat organik,
anorganik serta logam-logam berat. Pada bagian dinding permukaan akar, batang
serta daun Eceng gondok memiliki lapisan yang sangat sensitif sehingga pada saat
kedalaman yang ekstrem sampai 8 meter di bawah permukaan air, tanaman ini
masih mampu untuk menyerap sinar matahari serta zat-zat yang larut di bawah
permukaan air. Bagian akar, batang, dan daunnya juga memiliki kantung-kantung
udara sehingga mampu mengapung di air tempat tumbuh, namun tempat yang ideal
untuk tanaman eceng gondok adalah perairan yang dangkal serta berair keruh,
dengan suhu berkisar 28-30ºC dan kondisi ph berkisar 4-12 sehingga pada dataran
tinggi yang berair jenis tanaman eceng gondok ini tidak bisa tumbuh atau sulit untuk
tumbuh (Ratnani, 2011, hal. 42-43).
Evolusi daun telah mengembangkan suatu struktur yang akan menahan
kekerasan lingkungan dan juga efektif dalam penyerapan cahaya dan cepat dalam
pengambilan CO2 untuk fotosintesis. Kebanyakan daun tanaman budidaya
memmiliki permukaan luar yang luas dan datar, lapisan pelindung permukaan atas
dan bawah, memiliki banyak stomata per satuan luas, permukaan dalam yang luas
dan rongga udara yang saling berhubungan, sejumlah besar kloroplas dalam setiap
sel, dan hubungan yang erat antara ikatan pembuluh dan sel-sel fotosintesis. Sehelai
daun yang ideal untuk pertukaran gas dan penangkapan cahaya adalah setebal satu
sel, namun kekerasan lingkungan alami menuntut beberapa lapisan sel dan
pelindung permukaan agar dapat lestari. Sebagian besar pertukaran gas pada daun
terjadi melalui stomata (Gardner, 2008, hal. 20).
Stomata merupakan kombinasi dari dua sel penutup yang terdiri dari sel-sel
epidermis khusus terletak di epidermis daun, terdapat pula lubang di antara dua sel
penutup yang disebut dengan porus stomata. Karakteristik stomata pada daun
meliputi jumlah stomata total, jumlah stomata yang terbuka dan tertutup, kerapatan
stomata, dan jenis stomata. Stomata terlibat dalam proses pertukaran gas dengan
lingkungan seperti mengatur hilangnya air melalui proses transpirasi dan proses
pengambilan CO2 selama fotosintesis. Pengendalian kehilangan air sangat penting
guna menghindari dehidrasi daun karena transpirasi yang berlebihan. Cahaya
matahari memengaruhi kerja stomata dalam membuka dan menutupnya stomata.
(Setiawati dan Syamsi, 2019, hal. 149)
Stomata ditemukan pada sebagian besar pemukaan tanaman misalnya daun,
batang, dan akar tetapi yang terbanyak terdapat pada daun. Sebagian besar pohon
angiosprermae daundaunnya mempunyai stomata pada permukaan bawah, sehingga
disebut hipostomatus. Sedang pada daun tanaman akuatik yang mengapung, stomata
hanya terdapat pada permukaan atas daun, pada tanaman lainnya stomata terdapat
pada kedua permukaannya (Haryanti dan Meirina, 2009. hal. 19).
Menurut Puspitasari (2018, hal. 160) pada penelitian “Analisis Struktur
Jaringan Epidermis dan Derivatnya pada Daun Beberapa Tumbuhan Hidrofit”
menunjukkan hasil bahwa pada tanaman air Eichornia crassipes L memiliki stomata
tipe anomositik, pada kedua permukaannya, sedangkan kerapatan dan indeks
stomata tertinggi terdapat pada jenis Nelumbo nucifera Gaertn yaitu berkisar
1389,51 serta indeks stomatanya sebesar 0,36, karena tumbuhan air Eichornia
crassipes L memiliki ukuran stomata dan sel epidermis yang lebih besar jika
dibandingkan dengan yang lain. Adanya hasil dari produktivitas dan indeks stomata
menunjukkan bahwa eceng gondok dapat hidup pada lingkungan ekstrim dan bisa
menyerap unsur-unsur senyawa dalam air.
Sel-sel penutup tanaman dikotil umumnya berbentuk seperti ginjal,
sedangkan monokotil memiliki bentuk seragam dan strukturnya spesifik, jika dilihat
dari permukaan sel akan terlihat sempit di bagian tengah dan membesar pada
ujungnya. Jika dilihat dengan mikroskop elektron, protoplas dari kedua sel penutup
terhubung melalui pori dinding yang membesar tersebut, karena adanya
kesinambungan ini, sel-sel penutup dianggap sebagai satu unit secara fisiologi,
dimana terjadi keseimbangan perubahan turgor. Orientasi radial dari mikrofibril
selulosa pada dinding sel penutup ini dapat dilihat dengan mikroskop polarisasi
(Haryanti , 2010, hal. 22).
Stomata memiliki mekanisme penyesuaian terhadap perubahan kandungan
air tanah, yang dipengaruhi oleh kapasitas tanah penyimpan air. Kenaikan pH
lingkungan sangat baik bagi kegiatan yang dilakukan oleh enzim posporilase guna
mengubah amilum dalam sel penutup stomata menjadi glukosa-l-pospat. Hal ini
akan menyebabkan naiknya nilai osmosis sel-sel penutup sehingga akan
menyebabkan masuknya air dari sel tetangga ke sel penutup. Tambahan air ini
mengakibatkan turgor pada dinding-dinding sel penutup yang tipis (porus) sehingga
stomata akan membuka. Bertambah dan berkurangnya ukuran apertur sel penjaga
dikarenakan perubahan tekanan turgor (Haryanti, 2010, hal. 43).
1.2 Tujuan
Mengetahui pengaruh pH terhadap membuka dan menutupnya stomata pada daun
Eichhornia ccrassipes
BAB II
METODE PENELITIAN & TEKNIS ANALISIS DATA

2.1 Metode Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fisiologi Departemen
Pendidikan Biologi FPMIPA UPI. Menggunakan tanaman Eceng gondok
(Eichhornia crassipes) yang sampel nya diambil dari Kebun Botani Departemen
Pendidikan Biologi FPMIPA UPI. Dilakukan pada tanggal 10 April 2020.
1. Alat dan Bahan
Alat yang dipakai adalah: Mikroskop cahaya, silet tajam, object glass,
cover glass, label, gelas ukur, pH meter, pipet tetes, tabung reaksi, dan rak.
Bahan yang diperlukan adalah: Larutan HCL, larutan NaOH, aquades, Eichhonia
crassipes.
2. Teknik pembuatan larutan dengan pH yang sudah di tentukan
a. Menyediakan larutan HCL dengan pH 4, apabila pH tidak sesuai maka
akan di tambahkan dengan aquades agar sesuai dengan yang diiginkan.
b. MenyediakanMenyediakan larutan Aquades dengan pH 7.
c. MenyediakanMenyediakan larutan NaOH dengan pH 14, apabla tidak
sesuai maka akan di tambahkan dengan larutan aquades agar sesuai
dengan yang diinginkan
d. Teknik pembuatan preparat
Menurut Sumargono, 1994 cara pembuatan preparat stomata dengan
metode replika adalah sebagai berikut:
a. Permukaan bawah daun di olesi cat kuku transparan dan biarkan kering
selama 10 menit.
b. SetelahSetelah kering, olesan cat kuku di kelupas dengan bantuan silet yang
tajam
c. Letakkan di atas object glass jangan sampai terbalik, lalu di tutup dengan
cover glass
d. Agar tidak terlepas, sudut-sudut cover glass di tetesi cat kuku.
e. SertaSerta di beri label
Tetapi oleh kelompok kami, sebelum di tutup dengan cover glass terlebih
dahulu di tetesi oleh HCL dengan pH 4 untuk sampel yang telah di beri label
A,B dan C. di tetesi dengan aquades untuk sampel yang telah diberi label D,E,
dan F. Serta ditetesi dengan NaOH dengan pH 14 untuk sampel yang telah di
beri label G,H, dan I.
3. Parameter yang akan kelompok kami amati adalah panjang dan lebar(porus)
stomata daun serta membuka menutupnya stomata. Pengukuran panjang dan
lebar dari stomata dilakukan dengan cara menghitung berapa skala yang tertera
pada okuler mikrometer di kalikan nilai okuler mikrometer. Nilai okuler
mikrometer ditera lebih dahulu dengan objek mikrometernya. Cara yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Lensa okuler mikrometer dipasang dalam okuler mikroskop
b. Dilihat bayangan skalanya
c. Objek mikrometer ditempatkan pada meja benda, lalu dicari bayangan
skalanya
d. Dicari bayangan skala kedua mikrometer tersebut yang berhimpit
e. Dihitung skala tersebut dari nol sampai yang berimpit
f. Nilai skala okuler mikrometer dapat diketahui
g. Cara mengukur panjang dan lebar stomata adalah sebagai berikut:
1. Objek mikrometer diambil, lalu diganti dengan preparat yang sudah
disediakan dan dicari bayangannya
2. Bayangan skala okuler mikrometer ditempatkan bayangan panjang
atau lebar porus stomata
3. Nilai panjang atau lebar porus stomata ditentukan dengan mengalikan
jumlah bayangan skala panjang atau lebar terssebut dengan nilai
peneraan okuler mikrometer
4. Membuka dan menutupnya stomata
Dilakukan dengan cara menghitung jumlah dari stomata yang
membuka dan stomata yang menutupnya.
2.2 Teknis Analisis Data
Teknik analisa data merupakan suatu langkah yang paling menentukan dari
suatu penelitian, karena analisa data berfungsi untuk menyimpulkan hasil penelitian.
a. Perencanaan penelitian
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Peneliti merancang tanaman yang akan dijadikan sampel.
2. Peneliti membuat instrumen-instrumen penelitian yang akan digunakan
untuk penelitian yang termasuk alat dan bahan.
b. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan ini kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Peneliti melakukann pembelajaran pada sampel penelitian, termasuk
keadaan sampel.
2. Peneliti menguji coba, menganalisis dan menetapkan instrumen
penelitian (sample yang akan di uji cobakan)
c. Evaluasi
Pada tahap ini, peneliti menganalisis dan mengolah data yang telah
dikumpulkan.
d. Penyusunan Laporan
Pada tahap ini, penelitian yang telah dilakukan akan disusun dalam bentuk
laporan.
2.3 Jadwal Kegiatan
Tabel E.1. Jadwal Kegiatan Mini Riset Pengaruh pH terhadap Buka Tutup Stomata pada
Daun Eceng Gondok (Eichhornia crassipes)

DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Reece dan Mitchell.(2003). Biologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Gardner, Franklin, P, dkk. (dkk). Fisiologi Tanaman Budidaya. Jakarta: Universitas


Indonesia (UI-Press).

Haryanti, Sri. (2010). Pengaruh Naungan Yang Berbeda terhadap Jumlah Stomata dan
Ukuran Porus Stomata Daun Zephyranthes rosea Lindl. Buletin Anatomi dan
Fisiologi. (18): 41-48.

Haryanti, Sri dan Tetrinica Meirina. (2009).Optimalisasi Pembukaan Porus Stomata


Daun Kedelai (Glycine max (L) merril) Pada Pagi Hari dan Sore.Bioma. (11): 18-
23.

Haryanti, Sri, dkk. (2009). Respon Fisiologi dan Anatomi Eceng Gondok (Eichhornia
crassipes (Mart) Solm) di Berbagai Perairan. Jurnal Penelitian Sains & Teknologi.
(10): 30-40.

Haryanti, Sri. (2009). Jumlah dan Distribusi Stomata pada Daun Beberapa Spesies
Tanaman Dikotil dan Monokotil. (18): 21-28.

Puspitasari, W. D. (2018). Analisis Struktur Jaringan Epidermis dan Derivatnya pada


Daun Beberapa Tumbuhan Hidrofit Sebagai Materi Bahan Ajar Mata Kuliah
AnatomiI Tumbuhan. Jurnal Biosains, 3. (3), 156-161.

Ratnani, D. (2011). Pemanfaatan Eceng Gondok ( Eichornia crassipers (Mart.) Solm)


Untuk Menurunkan Kandungan COD, pH, Bau dan Warna pada Limbah Cair Tahu.
Jurnal Momentum 7. (1), 41-47.

Setiawati, Tia dan Inneke Febrihardianti Syamsi. (2019). Karakter Stomata Berdasarkan
Estimasi Waktu dan Perbedaan Intensitas Cahaya pada Daun Hibiscus tiliaceus
Linn. Di Pangandaran, Jawa Barat. ISSN e-journal. (6): 148-159.

Tjitrosomo, S.S.. (1983). Botani Umum I. Bandung : Angkasa Press.

Anda mungkin juga menyukai