Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI TUMBUHAN

STOMATA

OLEH

NAMA : DWI MUHARROMI


NIM : 08041182126007
KELOMPOK : X (SEPULUH)
ASISTEN : SINTA FITRIANI

LABORATORIUM BIOSISTEMATIKA TUMBUHAN


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Daun dapat dikatakan sebagai organ pokok yang ada pada tubuh tumbuhan.
Umumnya daun memiliki bentuk pipih bilateral, berwarna hijau, dan biasanya
digunakan sebagai tempat utama terjadinya fotosintesis. Daun memegang peranan
penting dalam menjaga kelangsungan hidup tumbuhan. Organ ini juga memiliki
struktur stomata (mulut daun) yang berfungsi untuk pertukaran gas O 2, CO2 dan
uap air dari daun ke alam sekitar dan juga sebaliknya. Fungsi stomata tersebut
sangat penting dalam proses fotosintesis, respirasi dan juga transpirasi. Stomata
pada daun biasanya terdapat pada sisi atas atau bawah daun, atau hanya pada
permukaan bawah saja (Marantika et al., 2021).
Stomata dapat dikatakan sebagai suatu organ fotosintesis yang memiliki
fungsi secara fisiologis terutama dalam proses transpirasi dan respirasi selama
proses fotosintesis. Organ ini juga berperan penting sebagai alat dalam membantu
tanaman beradaptasi terhadap cekaman kekeringan. Kondisi cekaman kekeringan
pada lingkungan akan membuat stomata menutup sebagai upaya dalam menahan
laju transpirasi. Stomata dapat pula disebut celah diantara epidermis yang diapit
oleh 2 sel epidermis khusus yang disebut sel penutup (Tuasamu, 2018).
Biasanya ditemukan pada bagian tumbuhan yang berhubungan dengan
udara terutama didaun, batang dan rhizoma. Organ ini umumnya terdapat pada
permukaan bawah daun, tetapi ada juga beberapa spesies tumbuhan dengan
stomata pada permukaan atas dan bawah daun dan bahkan ada pula tumbuhan
yang hanya mempunyai stomata pada permukaan atas daun (Sholeha et al., 2022).

1.2. Tujuan Praktikum


Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui penguapan air di lubang-lubang
kecil, untuk mengetahui pengaruh turgor terhadap membuka dan untuk
mengetahui menutupnya stomata, dan perilaku membuka dan menutupnya
stomata.

Universitas Sriwijaya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Stomata
Stomata dapat dikatakan sebagai organ tumbuhan yang sangat besar
peranannya bagi kelangsungan hidup tumbuhan. Organ ini berfungsi sebagai
tempat terjadinya pertukaran antara CO 2 dan O2 dilingkungan melalui proses
difusi selain itu, stomata juga merupakan salah satu organ bagi sel tumbuhan yang
mengatur terjadinya kehilangan air pada tumbuhan. Organ ini juga disebut
modifikasi jaringan epidermis yang terspesialisasi menjadi sebuah organ yang
berperan sebagai keluar masuknya udara serta air pada daun. Stomata umumnya
terdapat pada permukaa bawah daun, tetapi ada beberapa spesies tumbuhan
dengan stomata pada permukaan atas dan bawah daun. Bentuk atau tipe stomata
dibedakan atas anomositik, anisositik, parasitik, dan diasitik (Tri et al., 2018).
Tumbuhan secara umum pada stomatanya terdapat pada daun, baik disisi
atas maupun sisi bawah daun. Tumbuhan jenis tertentu pada stomata terdapat
cabang maupun pada batang. Pada dasarnya tipe stomata yang terdapat pada
tumbuhan antara satu tumbuhan dengan tumbuhan yang lain memiliki tipe
stomata yang bervariasi, tergantung spesies tumbuhannya. Bahkan pada famili
yang sama biasanya juga memiliki tipe stomata yang berbeda antara satu spesies
tumbuhan dengan spesies lainnya. Stomata berperan penting sebagai alat untuk
adaptasi tanaman terhadap cekaman kekeringan. Kondisi cekaman kekeringan
membuat stomata menutup upaya menahan laju transpirasi (Sri et al., 2022).
Stomata setiap tumbuhan mempunyai tipe yang berbeda beda tergantung
dari jenis tumbuhannya. Pada daun yang pertulangannya menjalar maka stoma
menyebar tidak teratur sedangkan pada daun yang sebagian besar pertulangannya
sejajar seperti pada Gramineae, stomata tersusun dalam barisan yang sejajar. Sel
penjaga stomata kedudukannya dapat merata dengan permukaan, terbenam atau
relatif muncul dibandingkan dengan sel epidermis yang lain. Tipe stomata yang
lainnya dari tumbuhan dapat dilihat dari susunan maupun jumlah dari sel
epidermis yang mengelilingi sel penjaga atau sel epidermis yang sangat
berdekatan dengan sel penjaga (Tri et al., 2018).

Universitas Sriwijaya
Fungsi stomata pada tumbuhan ternyata memiliki peran yang sangat
penting dalam keberlangsungan proses fotosintesis, respirasi dan juga proses
transpirasi. Organ stomata sendiri biasanya terdapat pada sisi atas atau bawah
daun, atau hanya pada permukaan bawah saja. Jumlah stomata berbeda pada
setiap tumbuhan. Jumlah stomata mempengaruhi tingkat kerapatan stomata yaitu
bila jumlahnya banyak maka pada tingkat kerapatan stomata juga tinggi. Tingkat
kerapatan pada stomata berbeda disetiap jenis-jenis tumbuhan yang dipengaruhi
oleh lingkungan misalnya seperti pada intensitas cahaya, ketersediaan air, suhu,
dan juga pada konsentrasi karbon dioksidanya (Marantika et al., 2021).

2.2. Transpirasi Stomata


Transpirasi dapat dikatakan sebagai proses hilangnya uap air dari
permukaan tumbuhan. Tumbuhan juga melakukan transpirasi dengan pelepasan
dalam bentuk uap melalui stomata. Transpirasi ini juga dikatakan sebagai salah
satu mekanisme pengaturan fisiologi pada tumbuhan yang terkait dengan berbagai
kondisi yang ada di tubuhnya dan lingkungan sekitar. Adanya transpirasi ini
menyebabkan terjadinya aliran air yang berlangsung secara imbas dari akar,
batang, dan daun. Aliran air tersebut akan ikut membantu proses penyerapan dan
transportasi air tanah dalam tubuh tumbuhan. Air sebagian besar menguap melalui
stomata, sekitar 80% air ditranspirasikan berjalan melewati stomata sehingga
jumlah dan bentuk stomata sangat mempengaruhi transpirasi (Srinatalia, 2021).
Proses transpirasi dapat dikatakan sebagai pengeluaran berupa uap H 2O dan
CO2, terjadi siang hari saat panas, melalui stomata (mulut daun) dan lentisel (celah
batang). Transpirasi berlangsung melalui bagian tumbuhan yang berhubungan
dengan udara luar melalui pori-pori daun seperti stomata, lubang kutikula, dan
lentisel oleh proses fisiologi tanaman. Prosese ini juga dikatakan sebagai
terlepasnya air dalam bentuk uap air melalui stomata dan kutikula ke udara bebas.
Semakin cepat laju transpirasi berarti semakin cepat pengangkutan air dan zat hara
terlarut, demikian pula sebaliknya. Alat untuk mengukur besarnya laju transpirasi
melalui daun disebut fotometer atau transpirometer. Tidak semua tumbuhan
mengalami transpirasi (Anisa dan Sugeng, 2022).

Universitas Sriwijaya
BAB 3
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilakukan pada hari Rabu, 13 September 2023. Pukul 13.00
sampai 15.00 WIB. Bertempat di laboratorium Biosistematika Tumbuhan,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya,
Indralaya.

3.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam praktikum berupa botol floridina, jarum pentul,
jarum suntik, kapiler, gelas objek, gelas penutup, mikroskop, plastik bening,
timbangan dan silet, sedangkan bahan yang dibutuhkan di antaranya air,
aluminium foil, karet gelang, larutan sukrosa 10% dan Rhoeo discolor.

3.3 Cara Kerja


3.3.1 Penguapan Air Melalui Lubang-Lubang Kecil
Kertas aluminium dilubangi dengan jarum yang diameternya telah diukur
terlebih dahulu dengan kapiler. Disiapkan botol-botol di atas dan di isi dengan air
sampai setengahnya. Kemudian botol tersebut ditutup dengan kertas aluminium
yang telah dilubangi dan diletakkan tepat di tengah mulut botol. Lubang yang
dibuat dicegah dengan lubang lain dan dicegah penguapan melalui tempat lain
kecuali lubang yang disediakan. Ditimbang botol yang telah ditutup dan dicatat
hasilnya. Botol dibiarkan selama satu minggu dan setelah itu ditimbang kembali
berat botolnya.
3.3.2 Pengaruh Turgor Terhadap Membuka dan Menutupnya Stomata
Dibuat sayatan epidermis bawah daun Rhoeo discolor dan diletakkan pada
gelas objek dengan setetes air dan selanjutnya tutup dengan gelas penutup.
Kemudian diamati di bawah mikroskop, apakah stomata dalam keadaan
membuka atau menutup. Sambil diamati di bawah mikroskop, diganti reagen air
dengan larutan sukrosa 10% dengan diteteskannya pada satu sisi gelas penutup

Universitas Sriwijaya
dan dihisap dengan kertas saring pada sisi lain. Diperhatikan stomata dan diamati
perubahan yang terjadi.
3.3.3 Perilaku Membuka Dan Menutupnya Stomata
Disiapkan botol dan diisi dengan air sampai setinggi ¾ nya. Kemudian botol
ditutup dengan aluminium foil. Dipotong satu helai tanaman Rhoeo discolor pada
bagian pangkal tangkai daunnya dan langsung dimasukkan ke dalam air.
Dimasukkan pangkal daun kedalam botol yang telah disediakan melalui lubang
pada aluminium foil yang telah dibuat sebelumnya. Kemudian ditusukkan jarum
suntik kedalam botol melalui aluminium foil untuk mengukur tekanan dalam
botol selalu sama dengan atmosfer. Setelah itu, setiap lubang yang terjadi akibat
pemasukan tangkai daun dan jarum suntik menggunakan vaselin.

Universitas Sriwijaya
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, didapatkan hasilnya sebagai
berikut :
1. Penguapan Air Melalui Lubang-Lubang Kecil
No. Kelompok Berat Awal (g) Berat Akhir (g)
1. Di luar ruangan (1) 250 g 250 g
2. Di luar ruangan (2) 240 g 240 g

4. Di dalam ruangan (1) 240 g 250 g

5. Di dalam ruangan (2) 240 g 250 g

2. Pengaruh Turgor Terhadap Membuka dan Menutupnya Stomata


No. Kelompok Deteksi Air Deteksi Sukrosa

1. 1 + -

2. 2 + -

3. 3 - +

4. 4 + -

5. 5 + -

6. 6 + -

7. 7 + +

8. 8 + -

9. 9 + -

10. 10 - +

Universitas Sriwijaya
3. Perilaku Membuka dan Menutupnya Stomata
Waktu ke- Berat Awal (g) Berat Akhir (g) Air yang di
transpirasikan

0-5 menit 300 g 300 g 0g

6-10 menit 300 g 280 g 20 g

11-15 menit 280 g 270 g 10 g

16-20 menit 270 g 260 g 10 g

21-25 menit 260 g 255 g 5g

26-30 menit 255 g 250 g 5g

Grafik interfal waktu (sumbu x) dan kehilangan air (sumbu y) :

Universitas Sriwijaya
4.2. Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan pada pengamatan didapatkan
hasil bahwa stomata membuka karena sel penjaga mengambil air. Menurut Silaen
(2021), sel penjaga yang menggembung akan mendorong dinding bagian dalam
stomata hingga merapat. Stomata bekerja dengan caranya sendiri karena sifat
khusus yang terletak pada anatomi sub mikroskopi dinding selnya. Sel penjaga
dapat bertambah panjang, terutama dinding luarnya, sehingga mengembang ke
arah luar. Kemudian, dinding sebelah dalam akan tertarik oleh mikrofibril,
sehingga stomata terbuka.
Jumlah dan ukuran stomata dipengaruhi oleh genotip dan lingkungan. Sel-sel
penutup yang mengelilingi stomata mengendalikan pembukaan dan penutupan
stomata. Menurut Ridwan et al (2022), penutupan stomata penting untuk
mencegah kehilangan air pada waktu persediaan air terbatas sekaligus membatasi
pengambilan CO2 untuk fotosintesis. Stomata membuka pada waktu siang hari
dan menutup pada malam hari. Proses membuka dan menutup stomata
dipengaruhi oleh tekanan turgor pada sel penutup. Bertambah dan berkurangnya
ukuran bukaan sel penjaga adalah akibat dari perubahan tekanan turgor pada sel
penjaga.
Stomata dikelilingi dua sel penjaga yang memiliki kloroplas, tidak seperti sel-
sel epidermis lain. Sel-sel penjaga berguna untuk mengendalikan terbukanya dan
tertutupnya stomata. Menurut Romadhoni et al (2021), pada siang hari air masuk
ke sel-sel penjaga secara osmosis, membuat sel-sel penjaga membesar dan
melengkung sehingga stoma jadi terbuka. Pada malam hari, ketika tumbuhan tidak
terhidrasi dengan baik air keluar dari sel-sel penjaga secara osmosis, membuat sel-
sel penjaga jadi mengecil dan kembali lurus sehingga stoma jadi tertutup.
Stomata akan membuka jika tekanan turgor kedua sel penjaga tersebut
meningkat. Peningkatan tekanan torgor sel penjaga yang disebabkan oleh
masuknya air ke dalam sel penjaga tersebut. Menurut Saputri (2016), hasil
penelitian menunjukkan bahwa pada saat stomata membuka akan terjadi
akumulasi ionkalium (K+) pada sel penjaga ion kalium ini berasal dari sel
tetangga.

Universitas Sriwijaya
Stomata menutup bila selisih kandungan uap air di udara dan diruang antar
sel melebihi titik kritik. Menurut Silaen (2021), kandungan uap air di udara dan
diruang antar sel melebihi titik kritik disebabkan gradien uap air tajam mendorong
penutupan stomata, respon paling cepat terhadap kelembapan yang rendah terjadi
pada saat tingkat cahaya rendah. Suhu (30-35°C) biasanya menyebabkan stomata
menutup. Mungkin hal ini sebagai respon tak langsung tumbuh terhadap keadaan
rawa air, atau mungkin karena laju respirasi naik sehingga CO2 dalam daun juga
naik.
Penutupan stomata terjadi setelah tumbuhan mengalami ABA (Asam
Absisat). ABA pada dinding sel berasal dari sel-sel mesofil daun dimana ABA
disintesis. Menurut Uspitasari (2019), jika asam absisat di aplikasikan pada daun
tumbuhan pada konsentrasi yang sangat rendah maka menyebabkan stomata
menutup. Pada dasarnya proses membuka dan menutupnya stomata bertujuan
untuk menjaga keseimbangan antara kehilangan air melalui transpirasi dengan
pembentukan gula melalui fotosintesis.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi membuka dan menutupnya
stomata yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal yaitu intensitas
cahaya matahari, konsentrasi CO2 dan hormon asam absisat. Melalui cahaya
matahari merangsang sel penutup menyerap ion K+ dan air, sehingga stomata
membuka pada pagi hari. Menurut Clark et al (2022), konsentrasi CO2 yang
rendah di dalam daun juga dapat menyebabkan stomata membuka. Faktor internal
yaitu jam biologis memicu serapan ion pada pagi hari sehingga stomata membuka,
sedangkan malam hari terjadi pembebasan ion yang menyebabkan stomata akan
menutup.
Stomata untuk membantu mengatur suhu dan kelembaban. Ketika stomata
terbuka, maka uap air keluar melalui transpirasi. Stomata ini sangat membantu
menjaga kelembaban stomata di dalam tumbuhan dan mengangkut air dan nutrisi
dari akar sampai ke bagian permukaan atas tumbuhan. Menurut Puji (2019),
secara keseluruhan, stomata adalah struktur penting bagi tumbuhan karena
memfasilitasi pertukaran gas, mengatur suhu, dan menjaga kelembaban. Tanpa
stomata, fotosintesis tumbuhan tidak efisien, dan kebutuhan metabolik tidak
terpenuhi.

Universitas Sriwijaya
BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilaksanakan, maka didapatkan
beberapa kesimpulan, antara lain :
1. Stomata membantu mengatur suhu dan kelembaban.
2. Ketika stomata terbuka, uap air keluar melalui transpirasi.
3. Stomata dikelilingi dua sel penjaga yang memiliki kloroplas, tidak seperti sel-
sel epidermis lain.
4. Sel-sel penjaga berguna untuk mengendalikan terbukanya dan tertutupnya
stomata.
5. Jumlah dan ukuran stomata dipengaruhi oleh genotip dan lingkungan

Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN

Botol di dalam ruangan Botol di luar ruangan

Stomata tertutup (aquadest) Stomata terbuka (sukrosa)

Daun Rhoeo discolor yang dimasukkan ke dalam air

Sumber: (Dokumentasi Pribadi, 2023)

Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

Anisa, N. A dan Sugeng, P. 2022. Simulasi Dampak Perubahan Iklum Terhadap


Kemampuan Tanah Menyimpan Air Tersedia dan Potensi Produksi Pada
Tnaman Kakao di Kabupaten Malang. Jurnal Tanah dan Suberdaya Lahan.
9 (2) : 385-394.
Jasmi. 2018. Pengaruh Pemupukan Kalium terhadap Kelakuan Stomata dan
Ketahanan Kekeringan. Jurnal Agrotek Lestari. 2 (2) : 69-73.
Marantika, M., Hiariej, A. D dan Sahertian, E. 2021. Kerapatan dan Distribusi
Stomata Daun Spesies Mangrove di Desa Negeri Lama Kota Ambon. Jurnal
Ilmu Alam dan Lingkungan. 12 (1) : 1 – 6.
Setiawati, T dan Innke, F. S. 2019. Karakteristik Stomata Berdasarkan Estimasi
Waktu dan Perbedaan Intensitas Cahaya pada Daun Hibiscus tiliaceus Linn.
di Pangandaran Jawa Barat. Jurnal Pro Life. 6 (2) : 148-152.
Sholeha, F. M., Tika, S., Ahmad, N. F dan Nurchayati, N. 2022. Analisis Struktur
Sel Stomata Pada Ragam Tanaman Hidrofit Hasil Koleksi Lapangan di
Wilayah Perairan Kawasan Glagah Banyuwangi. Prosiding: Konferensi
Nasional Matematika dan IPA Universitas PGRI Banyuwangi. 2 (1) : 347-
354.
Sri, A., Muhammad, Z dan Aulia, A. 2022. Bimbingan Teknik Preparasi Jaringan
Epidermis Tumbuhanuntuk Pengamatan Stomata kepada Guru Biologi.
Jurnal Pengabdian Masyarakat. 4 (2) : 377-384.
Srinatalia, S. 2021. Pengaruh Transpirasi Tumbuhan dan Komponen di Dalamnya.
Jurnal Agroprimatech. 5 (1) : 14-20.
Tri, M. S., Mawardi, Ekarina, S. P dan Devi, W. 2018. Identifikasi Morfologi dan
Anatomi Tipe Stomata Famili Piperaceae Di Kota Langsa. Jurnal IPA dan
Pembelajaran IPA. 1 (2) : 182-191.
Tuasamu, Y. 2018. Karakterisasi Morfologi Daun dan Anatomi Stomata pada
Beberapa Species Tanaman Jeruk (Citrus sp). Jurnal Ilmiah agribisnis dan
Perikanan. 11 (2) : 85-90.
Tulata, H., Rampe, H., dan Rumondor, M. 2018. Pengukuran panjang dan Lebar
Pori Stomata Daun Beberapa Varietas Tanaman Kacang Tanah (L.). Jurnal
Mipa Unsrat Online. 6 (2): 1-5.

Universitas Sriwijaya
JURNAL INTERNASIONAL

(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2023).

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai