FISIOLOGI TUMBUHAN
STOMATA
OLEH
Universitas Sriwijaya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Stomata
Stomata dapat dikatakan sebagai organ tumbuhan yang sangat besar
peranannya bagi kelangsungan hidup tumbuhan. Organ ini berfungsi sebagai
tempat terjadinya pertukaran antara CO 2 dan O2 dilingkungan melalui proses
difusi selain itu, stomata juga merupakan salah satu organ bagi sel tumbuhan yang
mengatur terjadinya kehilangan air pada tumbuhan. Organ ini juga disebut
modifikasi jaringan epidermis yang terspesialisasi menjadi sebuah organ yang
berperan sebagai keluar masuknya udara serta air pada daun. Stomata umumnya
terdapat pada permukaa bawah daun, tetapi ada beberapa spesies tumbuhan
dengan stomata pada permukaan atas dan bawah daun. Bentuk atau tipe stomata
dibedakan atas anomositik, anisositik, parasitik, dan diasitik (Tri et al., 2018).
Tumbuhan secara umum pada stomatanya terdapat pada daun, baik disisi
atas maupun sisi bawah daun. Tumbuhan jenis tertentu pada stomata terdapat
cabang maupun pada batang. Pada dasarnya tipe stomata yang terdapat pada
tumbuhan antara satu tumbuhan dengan tumbuhan yang lain memiliki tipe
stomata yang bervariasi, tergantung spesies tumbuhannya. Bahkan pada famili
yang sama biasanya juga memiliki tipe stomata yang berbeda antara satu spesies
tumbuhan dengan spesies lainnya. Stomata berperan penting sebagai alat untuk
adaptasi tanaman terhadap cekaman kekeringan. Kondisi cekaman kekeringan
membuat stomata menutup upaya menahan laju transpirasi (Sri et al., 2022).
Stomata setiap tumbuhan mempunyai tipe yang berbeda beda tergantung
dari jenis tumbuhannya. Pada daun yang pertulangannya menjalar maka stoma
menyebar tidak teratur sedangkan pada daun yang sebagian besar pertulangannya
sejajar seperti pada Gramineae, stomata tersusun dalam barisan yang sejajar. Sel
penjaga stomata kedudukannya dapat merata dengan permukaan, terbenam atau
relatif muncul dibandingkan dengan sel epidermis yang lain. Tipe stomata yang
lainnya dari tumbuhan dapat dilihat dari susunan maupun jumlah dari sel
epidermis yang mengelilingi sel penjaga atau sel epidermis yang sangat
berdekatan dengan sel penjaga (Tri et al., 2018).
Universitas Sriwijaya
Fungsi stomata pada tumbuhan ternyata memiliki peran yang sangat
penting dalam keberlangsungan proses fotosintesis, respirasi dan juga proses
transpirasi. Organ stomata sendiri biasanya terdapat pada sisi atas atau bawah
daun, atau hanya pada permukaan bawah saja. Jumlah stomata berbeda pada
setiap tumbuhan. Jumlah stomata mempengaruhi tingkat kerapatan stomata yaitu
bila jumlahnya banyak maka pada tingkat kerapatan stomata juga tinggi. Tingkat
kerapatan pada stomata berbeda disetiap jenis-jenis tumbuhan yang dipengaruhi
oleh lingkungan misalnya seperti pada intensitas cahaya, ketersediaan air, suhu,
dan juga pada konsentrasi karbon dioksidanya (Marantika et al., 2021).
Universitas Sriwijaya
BAB 3
METODE PRAKTIKUM
Universitas Sriwijaya
dan dihisap dengan kertas saring pada sisi lain. Diperhatikan stomata dan diamati
perubahan yang terjadi.
3.3.3 Perilaku Membuka Dan Menutupnya Stomata
Disiapkan botol dan diisi dengan air sampai setinggi ¾ nya. Kemudian botol
ditutup dengan aluminium foil. Dipotong satu helai tanaman Rhoeo discolor pada
bagian pangkal tangkai daunnya dan langsung dimasukkan ke dalam air.
Dimasukkan pangkal daun kedalam botol yang telah disediakan melalui lubang
pada aluminium foil yang telah dibuat sebelumnya. Kemudian ditusukkan jarum
suntik kedalam botol melalui aluminium foil untuk mengukur tekanan dalam
botol selalu sama dengan atmosfer. Setelah itu, setiap lubang yang terjadi akibat
pemasukan tangkai daun dan jarum suntik menggunakan vaselin.
Universitas Sriwijaya
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, didapatkan hasilnya sebagai
berikut :
1. Penguapan Air Melalui Lubang-Lubang Kecil
No. Kelompok Berat Awal (g) Berat Akhir (g)
1. Di luar ruangan (1) 250 g 250 g
2. Di luar ruangan (2) 240 g 240 g
1. 1 + -
2. 2 + -
3. 3 - +
4. 4 + -
5. 5 + -
6. 6 + -
7. 7 + +
8. 8 + -
9. 9 + -
10. 10 - +
Universitas Sriwijaya
3. Perilaku Membuka dan Menutupnya Stomata
Waktu ke- Berat Awal (g) Berat Akhir (g) Air yang di
transpirasikan
Universitas Sriwijaya
4.2. Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan pada pengamatan didapatkan
hasil bahwa stomata membuka karena sel penjaga mengambil air. Menurut Silaen
(2021), sel penjaga yang menggembung akan mendorong dinding bagian dalam
stomata hingga merapat. Stomata bekerja dengan caranya sendiri karena sifat
khusus yang terletak pada anatomi sub mikroskopi dinding selnya. Sel penjaga
dapat bertambah panjang, terutama dinding luarnya, sehingga mengembang ke
arah luar. Kemudian, dinding sebelah dalam akan tertarik oleh mikrofibril,
sehingga stomata terbuka.
Jumlah dan ukuran stomata dipengaruhi oleh genotip dan lingkungan. Sel-sel
penutup yang mengelilingi stomata mengendalikan pembukaan dan penutupan
stomata. Menurut Ridwan et al (2022), penutupan stomata penting untuk
mencegah kehilangan air pada waktu persediaan air terbatas sekaligus membatasi
pengambilan CO2 untuk fotosintesis. Stomata membuka pada waktu siang hari
dan menutup pada malam hari. Proses membuka dan menutup stomata
dipengaruhi oleh tekanan turgor pada sel penutup. Bertambah dan berkurangnya
ukuran bukaan sel penjaga adalah akibat dari perubahan tekanan turgor pada sel
penjaga.
Stomata dikelilingi dua sel penjaga yang memiliki kloroplas, tidak seperti sel-
sel epidermis lain. Sel-sel penjaga berguna untuk mengendalikan terbukanya dan
tertutupnya stomata. Menurut Romadhoni et al (2021), pada siang hari air masuk
ke sel-sel penjaga secara osmosis, membuat sel-sel penjaga membesar dan
melengkung sehingga stoma jadi terbuka. Pada malam hari, ketika tumbuhan tidak
terhidrasi dengan baik air keluar dari sel-sel penjaga secara osmosis, membuat sel-
sel penjaga jadi mengecil dan kembali lurus sehingga stoma jadi tertutup.
Stomata akan membuka jika tekanan turgor kedua sel penjaga tersebut
meningkat. Peningkatan tekanan torgor sel penjaga yang disebabkan oleh
masuknya air ke dalam sel penjaga tersebut. Menurut Saputri (2016), hasil
penelitian menunjukkan bahwa pada saat stomata membuka akan terjadi
akumulasi ionkalium (K+) pada sel penjaga ion kalium ini berasal dari sel
tetangga.
Universitas Sriwijaya
Stomata menutup bila selisih kandungan uap air di udara dan diruang antar
sel melebihi titik kritik. Menurut Silaen (2021), kandungan uap air di udara dan
diruang antar sel melebihi titik kritik disebabkan gradien uap air tajam mendorong
penutupan stomata, respon paling cepat terhadap kelembapan yang rendah terjadi
pada saat tingkat cahaya rendah. Suhu (30-35°C) biasanya menyebabkan stomata
menutup. Mungkin hal ini sebagai respon tak langsung tumbuh terhadap keadaan
rawa air, atau mungkin karena laju respirasi naik sehingga CO2 dalam daun juga
naik.
Penutupan stomata terjadi setelah tumbuhan mengalami ABA (Asam
Absisat). ABA pada dinding sel berasal dari sel-sel mesofil daun dimana ABA
disintesis. Menurut Uspitasari (2019), jika asam absisat di aplikasikan pada daun
tumbuhan pada konsentrasi yang sangat rendah maka menyebabkan stomata
menutup. Pada dasarnya proses membuka dan menutupnya stomata bertujuan
untuk menjaga keseimbangan antara kehilangan air melalui transpirasi dengan
pembentukan gula melalui fotosintesis.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi membuka dan menutupnya
stomata yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal yaitu intensitas
cahaya matahari, konsentrasi CO2 dan hormon asam absisat. Melalui cahaya
matahari merangsang sel penutup menyerap ion K+ dan air, sehingga stomata
membuka pada pagi hari. Menurut Clark et al (2022), konsentrasi CO2 yang
rendah di dalam daun juga dapat menyebabkan stomata membuka. Faktor internal
yaitu jam biologis memicu serapan ion pada pagi hari sehingga stomata membuka,
sedangkan malam hari terjadi pembebasan ion yang menyebabkan stomata akan
menutup.
Stomata untuk membantu mengatur suhu dan kelembaban. Ketika stomata
terbuka, maka uap air keluar melalui transpirasi. Stomata ini sangat membantu
menjaga kelembaban stomata di dalam tumbuhan dan mengangkut air dan nutrisi
dari akar sampai ke bagian permukaan atas tumbuhan. Menurut Puji (2019),
secara keseluruhan, stomata adalah struktur penting bagi tumbuhan karena
memfasilitasi pertukaran gas, mengatur suhu, dan menjaga kelembaban. Tanpa
stomata, fotosintesis tumbuhan tidak efisien, dan kebutuhan metabolik tidak
terpenuhi.
Universitas Sriwijaya
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilaksanakan, maka didapatkan
beberapa kesimpulan, antara lain :
1. Stomata membantu mengatur suhu dan kelembaban.
2. Ketika stomata terbuka, uap air keluar melalui transpirasi.
3. Stomata dikelilingi dua sel penjaga yang memiliki kloroplas, tidak seperti sel-
sel epidermis lain.
4. Sel-sel penjaga berguna untuk mengendalikan terbukanya dan tertutupnya
stomata.
5. Jumlah dan ukuran stomata dipengaruhi oleh genotip dan lingkungan
Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN
Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Sriwijaya
JURNAL INTERNASIONAL
Universitas Sriwijaya