Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

PERCOBAAN II
TRANSPIRASI

OLEH :
NAMA : MUHAMMAD ARIL ARIFIN
STAMBUK : F1D1 22 058
KELOMPOK : V (LIMA)
ASISTEN PEMBIMBING : TRI WIANA CASERIA

PROGRAM STUDI BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2024

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Tumbuhan merupakan mahluk hidup yang tidak bergerak secara aktif

melainkan gerakannya bersifat pasif. Tumbuhan memang tidak memiliki alat

gerak seperti kaki dan tangan yang terdapat pada hewan dan manusia, tetapi

organ-organ tumbuhan sangatlah kompleks. Tumbuhan yang beberapa sudah

sepenuhnya berkembang menjadi tumbuhan lengkap yang memiliki daun, akar,

batang, bunga dan buah. Tumbuh-tumbuhan ada yang tidak memiliki beberapa

organ-organ tersebt. Setiap tumbuhan pasti terdapat jaringan pengangkut

terpenting yang terdiri dari xilem dan floem. Kedua jaringan tersebut berperan

sangat penting bagi proses kehidupan sebuah tanaman dan berperan untuk

mengambil air dari dalam tanah dan kemudian menyebarkannya ke seluruh

bagian tanaman agar semua organ tanaman dapat berkembang secara

maksimal.

Proses ini yang dinamakan dengan transportasi pada tumbuhan.

Tumbuhan juga melakukan transpirasi yaitu pelepasan dalam bentuk uap

melalui stomata. Transpirasi ini merupakan salah satu mekanisme pengaturan

fisiologi pada tumbuhan yang terkait dengan berbagai kondisi yang ada di

tubuhnya dan lingkungan sekitarnya. Transpirasi ini menyebabkan terjadinya

aliran air yang berlangsung secara imbas dari akar, batang dan daun. Aliran air

tersebut akan ikut membantu proses penyerapan dan transportasi air tanah di

dalam tubuh tumbuhan.

Proses laju transpirasi pada tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor

lingkungan yaitu, suhu Semakin tinggi suhu udara, semakin tinggi pula laju
transpirasi. Suhu yang lebih tinggi, molekul air bergerak lebih cepat sehingga

lebih banyak air menguap dari permukaan daun, kelembapan relatif yang

rendah dapat mengurangi laju transpirasi, sementara kelembapan relatif yang

tinggi dapat meningkatkan laju transpirasi, Intensitas Cahaya matahari yang

tinggi dapat meningkatkan laju transpirasi dan Jumlah stomata tumbuhan yang

lebih banyak dapat memiliki laju transpirasi yang lebih tinggi. Berdasarkan

latar belakang diatas, maka dilakukan praktikum yang berjudul Transpirasi.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum ini adalah bagaimana mengetahui

perbedaan laju transpirasi tanaman pada 2 lingkungan tumbuh yang berbeda?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah untuk mengetahui

perbedaan laju transpirasi tanaman pada 2 lingkungan tumbuh yang berbeda.

D. Manfaat Praktikum

Manfaat yang ingin diperoleh pada praktikum ini adalah dapat

mengetahui perbedaan laju transpirasi tanaman pada 2 lingkungan tumbuh

yang berbeda.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Transpirasi

Transpirasi adalah proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari

jaringan hidup tanaman yang terletak di atas permukaan tanah melewati

stomata, lubang kutikula, dan lentisel. Transpirasimerupakan pengeluaran

berupa uap H2Odan CO2, terjadi siang hari saat panas, melalui stomata (mulut

daun) dan lentisel (celah batang). Transpirasi berlangsung melalui bagian

tumbuhan yang berhubungan dengan udara luar, melalui pori-pori daun seperti

stomata, lubang kutikula dan lentisel oleh proses fisiologi tanaman. Transpirasi

juga merupakan terlepasnya air dalam bentuk uap air melalui stomata dan

kutikula ke udara bebas (evaporasi). Semakin cepat laju transpirasi berarti

semakin cepat pengangkutan air dan zat hara terlarut, demikian pula sebaliknya

(Silaen, 2021).

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Transpirasi

Laju transpirasi dipengaruhi oleh berbagai faktor, eksternal dan internal.

Faktor eksternal antara lain radiasi cahaya, suhu, kelembapan udara,

angin,dankandungan air tanah, gradient potensial air tanah jaringan–atmosfer,

serta keberadaan zat-zat toksik di lingkungannya. Faktor internal antara lain

adalah ukuran daun, tebal daun, keberadaan lapisan malam (lilin) pada

permukaan daun, kerapatan bulu pada permukaan daun, jumlah, bentuk lokasi

stomata, termasuk pula umur jaringan, keadaan fisiologis jaringan dan laju

metabolisme (Ningsih & Daningsih, 2022).


C. Stomata

Stomata adalah salah satu organ tumbuhan yang digunakan untuk

berinteraksi dengan lingkungannya serta berfungsi untuk pertukaran gas.

Stomata yang dimiliki tumbuhan berbeda-beda baik bentuk dan posisinya.

Stomata biasanya ditemukan pada bagian tumbuhan yang berhubungan dengan

udara terutama di daun, batang dan rizoma. Stomata memiliki beberapa tipe

yaitu anomositik, anisositik, parasitik dan diasitik. Berdasarkan letak

penebalan pada sel penutupnya dibagi menjadi beberapa jenis yaitu tipe

amaryllidaceae, helleborus dan graminea (Putriani et al., 2019).

D. Kutikula

Jaringan epidermis tumbuhan terdiri dari selapis sel yang berbentuk

persegi dan sering dilapisi kutikula. Kutikula tumbuhan merupakan lapisan

hidrofobik ekstraseluler yang menutupi epidermis udara semua tumbuhan darat

dan memberikan perlindungan terhadap kekeringan dan tekanan lingkungan

eksternal. Kutikula adalah lapisan lilin yang tebal dan berfungsi sebagai

pelindung untuk membatasi transpirasi berlebihan pada tanaman yang hidup di

habitat bersuhu tinggi seperti di pantai dan hal ini merupakan salah satu bentuk

adaptasi terhadap cekaman lingkungan (Tobing et al., 2021).

E. Evaporasi

Evaporasi merupakan proses fisis perubahan cairan menjadi uap, hal ini

terjadi apabila air cair berhubungan dengan atmosfer yang tidak jenuh, baik
secara internal pada daun (transpirasi) maupun secara eksternal pada

permukaan-permukaan yang basah. Suatu tajuk hutan yang lebat menaungi

permukaan di bawahnya dari pengaruh radiasi matahari dan angin yang secara

drastis akan mengurangi evaporasi pada tingkat yang lebih rendah. Transpirasi

pada dasarnya merupakan salah satu proses evaporasi yang dikendalikan oleh

proses fotosintesis pada permukaan daun (Sumarlan et al., 2021).


III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 1 April 2024, pukul 15.30

WITA – selesai, bertempat di Laboratorium Biologi Unit Botani, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.

B. Bahan Praktikum

Bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Bahan dan kegunaannya.


No. Nama Bahan Kegunaan
1 2 3
1. Daun Rumput Teki (Cyperus Sebagai Objek Pengamatan
rotundus)
2. Daun Genjer (Limnocharis flava) Sebagai objek pengamatan
3. Cutex Putih Untuk menjaga agar stomata tetap terbuka
4. Air Sebagai sumber air yang dibutuhkan
tanaman dalam proses transpirasi
5. Kapas Sebagai penutup wadah

C. Alat Praktikum

Alat yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Alat dan kegunaannya.


No Alat Kegunaan
.
1 2 3
1. Mikroskop Untuk mengamati stomata daun
2. Neraca bench top Untuk menimbang berat tanaman
3. Plastik Hitam Untuk mencegah terjadinya evaporasi
4. LAM (Leaf Area Meter) Untuk mengukur luas daun
5. Kipas Angin Untuk simulasi keadaan berangin
6. Erlenmeyer atau Botol Kultur Sebagai wadah objek pengamatan
100 cc
7. Selotip hitam Sebagai pelapis permukaan kapas

D. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini yaitu sebagai berikut:

1. Memasukkan masing-masing tanaman ke dalam erlenmeyer atau botol kultur

100 cc yang telah diisi air sebanyak 75 ml.

2. Menutup permukaan leher Erlenmeyer atau botol dengan kapas.

3. Melapisi permukaan kapas dengan selotip hitam

4. Meletakkan satu tanaman (berdaun lebar dan sempit) dalam ruangan dan

meletakkan tanaman lainnya (berdaun lebar dan sempit) di luar ruangan lalu

menyalakan kipas angis sebagai simulasi keadaan berangin.

5. Menimbang Erlenmeyer beserta tanaman tersebut tiap 15 menit selama 45

menit (sebagai berat akhir untuk masing-masing waktu pengamatan dan

masing-masing lingkungan tumbuh). Selisih berat pot + tanaman merupakan

banyaknya air yang hilang melalui transpirasi.

6. Mengolesi permukaan daun di tiga wilayah dengan cutex putih.

7. Mengelupas cutex yang telah kering dan diamati di bawah mikroskop

kemudian hitung kerapatan stomata per luas bidang pandang.

8. Mengambil 50% jumlah daun dan mengukur luas daun dengan menggunakan

Leaf Area Meter (LAM).

9. Menghitung kecepatan transpirasi per luas daun (g cm – 2 detik – 1)

10. Membuat grafik yang menunjukkan hubungan antara laju transpirasi dengan

waktu pada masing-masing lingkungan tumbuh yang diujikan.


DAFTAR PUSTAKA

Ningsih, C. S., & Daningsih, E. (2022). Ketebalan Daun dan Laju Transpirasi
Tanaman Hias Monokotil. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 27(4), 514-
520.
Putriani, A., Prayogo, H., & Wulandari, R. S. (2019). Karakteristik Stomata pada
Pohon di Ruang Terbuka Hijau Universitas Tanjungpura Kota
Pontianak. Jurnal hutan lestari, 7(2), 34-38.
Silaen, S. (2021). Pengaruh transpirasi tumbuhan dan komponen didalamnya.
Agroprimatech, 5(1), 14-20.
Sumarlan, S. H., Syukri, K. A. A., Lastriyanto, A., Ramadani, K. S. & Maghfiroh,
L. (2020). Rancang Bangun dan Uji Efisiensi Energi Evaporator Double
Effect Termodifikasi untuk Evaporasi Nira Tebu. Jurnal Teknologi
Pertanian, 21(2), 118-127.
Tobing, A. N. L., Darmanti, S., Hastuti, E. D., & Izzati, M. (2021). Struktur
Anatomi Daun Mangrove Api-Api Putih [Avicennia marina (forsk.) vierh]
di Pantai Mangunharjo, Semarang. Buletin Anatomi dan Fisiologi, 6(1),
96-103.

Anda mungkin juga menyukai