Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM BIOLOGI

TRANSPIRASI

OLEH :

AYATULLAH MUBARAKAH LUBIAN


L13123053

KHT – B
KELOMPOK I

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sel hidup tumbuhan berhubungan langsung dengan atmosfer melalui stomata dan

lenti sel sehingga transpirasi terjadi melalui kutikula pada daun tumbuh-tumbuhan.

Sel-sel hidup itu berada dalam keadaan turgid dan sedang dan sedang bertranspirasi

dilapisi oleh lapisan tipis air yang diperoleh dari dalam sel. Sebalikya, persediaan air

ini diperoleh dengan cara translokasi air dan unsur-unsur penghantar dari akar melalui

xilem. Akar-akar pohon tersebut memperoleh air dengan cara mengabsorpsi melalui

permukaan yang berhubungan dengan air di dalam tanah. Seluruh proses ini

digerakkan oleh energi yang diberikan pada daun dan batang-batang pada tanaman

tersebut. Tumbuhan, seperti juga hewan memiliki adaptasi evolusioner dalam bentuk

respons fisiologis terhadap perubahan jangka pendek. Misalnya jika daun pada

tumbuhan mengalami kekurangan air, daun-daun akan menutup stomata, yang

merupakan lubang kecil dipermukaan daun tersebut. Respons darurat ini akan

membantu tumbuhan menghemat air dengan cara mengurangi transpirasi, yaitu

hilangnya air dari daun melalui penguapan (Campbell,2018). Dalam kehidupan


sehari- hari, kita tanpa sadar menyadari bahwa tumbuhan melakukan proses

transpirasi. Transpirasi adalah proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan

hidup tanaman yang terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang

kutikula, dan lentisel .80% air yang ditranspirasikan berjalan melewati lubang

stomata, paling besar peranannya dalam transpirasi.Transpirasi berperan di dalam

pengangkutan air ke daun dan difusi air antar sel , penyerapan dan pengangkutan air

dan zat hara, pengangkutan asimilat , membuang kelebihan air, pengaturan bukaan

stomata dan mempertahankan suhu daun. Transpirasi di pengaruhi oleh beberapa

faktor ,yaitu faktor internal dan eksternal. Oleh karena itu, pengamatan ini dilakukan

untuk mengukur kecepatan transpirasi daun secara tidak langsung dengan mengukur

kecepatan absorpsi airnya dengan faktor-faktor yang mempengaruhi transpirasi

tersebut.

Transpirasi adalah proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan hidup

tanaman yang terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang kutikula,

dan lentisel. Transpirasi merupakan pengeluaran berupa uap H2O dan CO2, terjadi

siang hari saat panas, melaui stomata (mulut daun) dan lentisel (celah batang).

Transpirasi berlangsung melalui bagian tumbuhan yang berhubungan dengan udara


luar, yaitu melalui pori-pori daun seperti stomata, lubang kutikula, dan lentisel oleh

proses fisiologi tanaman (Eka, 2019).

Transpirasi ialah suatu proses kehilangan air dari tumbuh-tumbuhan ke atmosfer

dalam bentuk uap air. Air diserap dari akar ke rambut tumbuhan dan air itu kemudian

diangkut melalui xilem ke semua bagian tumbuhan khususnya daun. Bukan semua air

digunakan dalam proses fotosintesis. Air yang berlebihan akan disingkirkan melalui

proses transpirasi. Jika kadar kehilangan air melalui transpirasi melebihi kadar

pengambilan air tumbuhan tersebut, pertumbuhan pokok akan terhalang. Akibat itu,

mereka yang mengusahakan pernanaman secara besar – besaran mungkin mengalami

kerugian yang tinggi sekira mengabaikan faktor kadar transpirasi tumbuh – tumbuhan

(Devlin, 2016).

Proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan hidup tanaman yang

terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang kutikula, dan lentisel 80%

air yang ditranspirasikan berjalan melewati lubang stomata, paling besar peranannya

dalam transpirasi (Firman, 2020).


1.2 Tujuan dan Kegunaan

Adapun tujuan dan kegunaan praktikum yaitu agar praktikan mengetahui faktor

faktor yang mempengaruhi transpirasi pada tumbuhan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Transpirasi

Transpirasi ialah suatu proses kehilangan air dari tumbuh-tumbuhan ke atmosfer

dalam bentuk uap air. Hal ini dapat terjadi pada semua bagian tumbuhan, terutama

pada permukaan daun. Transpirasi dari permukaan daun terutama sekali berlangsung

melalui stomata disebut juga transpirasi stomata, tetapi ada pula yang melalui

kutikula ( transpirasi kutikula ). Transpirasi dapat dipengaruhi oleh faktor dalam dan

lingkungan. Faktor dalam mempengaruhi transpirasi adalah jumlah dan letak stomata,

tebal dan tipis permukaaan daun, tebal dan tipisnya kutikula. Sedangkan faktor

lingkungan yang mempengaruhi transpirasi adalah cahaya, suhu, kelembaban uadara,

angin dan kandungan air tanah. Oleh sebab itu, dengan melakukan pengamatan pada

tanaman Coleus sp. dapat diketahui kecepatan transpirasi daun dengan mengukur

kecepatan absorpsi airnya menggunakan metode fotometer. Pengamatan ini

menggunakan bahan – bahan seperti tumbuhan Coeleus sp., air, dan vaselin. Selain

itu digunakan pula peralatan laboratorium yang mendukung praktikum ini antara lain

fotometer, sumbat karet, silet, ember, dan kipas angin. Pengamatan ini dilakukan

dengan tiga perlakuan yaitu diletakkan pada meja praktikum, diletakkan di depan

kipas angin, dan diletakkan di bawah matahari terang benderang (luar ruangan).

Bagian basal tanaman Coleus sp. Dipotong dan secepatnya diletakkan didalam air,
kemudian fotometer diisi dengan air hingga penuh. Kemudian tanaman Coleus sp.

yang telah dipotong tadi dimasukkan kedalam lubang sumbat karet kemudian

dimasukkan kedalam fotometer. Lalu olesi vaselin di bagian antara tanaman dengan

sumbat. Berdasarkan hasil pengamatan yang menunjukkan kecepatan transpirasi yang

paling cepat adalah pada perlakuan yang diletakkan dibawah cahaya matahari terang

benderang (luar ruangan) dan pada perlakuan diletakkan didepan kipas angin. Hal ini

disebabkan karena baik cahaya matahari dan angin merupakan faktor yang dapat

mempengaruhi kecepatan transpirasi.

2.2 Faktor Faktor Transpirasi

Kegiatan transpirasi dipengaruhi banyak faktor, baik faktor dalam maupun faktor

luar. Faktor dalam, antara lain:

1. Besar kecilnya daun

2. Tebal tipisnya daun

3. Berlapis lilin atau tidaknya permukaan daun

4. Banyak sedikitnya bulu pada permukaan daun

5. Banyak sedikitnya stomata

6. Bentuk dan letak stomata

Faktor – faktor luar yang mempengaruhi kecepatan transpirasi, antara lain :


1. Kelembaban : Bila daun mempunyai kandungan air yang cukup dan stomata

terbuka, maka laju transpirasi bergantung pada selisih antara konsentrasi molekul

uap air di dalam rongga antar sel di daun dengan konsentrasi mulekul uap air di

udara.

2. Suhu : Kenaikan suhu dari 180 sampai 200 F cenderung untuk meningkatkan

penguapan air sebesar dua kali. Dalam hal ini akan sangat mempengaruhi tekanan

turgor daun dan secara otomatis mempengaruhi pembukaan stomata.

3. Cahaya : Cahaya mempengaruhi laju transpirasi melalui dua cara pertama cahaya

akan mempengaruhi suhu daun sehingga dapat mempengaruhi aktifitas transpirasi

dan yang kedua dapat mempengaruhi transpirasi melalui pengaruhnya terhadap

buka-tutupnya stomata.

4. Angin : Angin mempunyai pengaruh ganda yang cenderung saling bertentangan

terhadap laju transpirasi. Angin menyapu uap air hasil transpirasi sehingga angin

menurunkan kelembanan udara diatas stomata, sehingga meningkatkan

kehilangan neto air. Namun jika angin menyapu daun, maka akan mempengaruhi

suhu daun. Suhu daun akan menurun dan hal ini dapat menurunkan tingkat

transpirasi.

5. Kandungan air tanah : Laju transpirasi dapat dipengaruhi oleh kandungan air

tanah dan alju absorbsi air di akar. Pada siang hari biasanya air ditranspirasikan

lebih cepat dari pada penyerapan dari tanah. Hal tersebut menyebabkan devisit air
dalam daun sehingga terjadi penyerapan yang besar, pada malam hari terjadi

sebaliknya. Jika kandungan air tanah menurun sebagai akibat penyerapan oleh

akar, gerakan air melalui tanah ke dalam akar menjadi lambat. Hal ini cenderung

untuk meningkatkan defisit air pada daun dan menurunkan laju transpirasi lebih

lanjut.

2.3 Klasifikasi Tumbuhan

Klasifikasi yaitu suatu cara pengelompokan tumbuhan yang didasarkan pada sifat

dan ciri-ciri tertentu.

Tujuan klasifikasi yaitu Mengelompokkan tumbuhan berdasarkan persamaan

ciri-ciri yang dimiliki, Mengetahui ciri-ciri suatu jenis tumbuhan untuk

membedakannya dengan tumbuhan dari jenis lain, Memberi nama tumbuhan yang

belum diketahui namanya atau belum memiliki nama.

Sistem Klasifikasi ada tiga yaitu Sistem buatan (Artifisial), Sistem alami

(Natural), Sistem modern (Filogenetik).

1. Sistem Buatan (Artifisial) : Klasifikasi ini pertama kali diperkenalkan oleh Carl

Von Linne yang dikenal dengan nama Carolus Linnaeus, seorang ahli botani

berkebangsaan Swedia. Beliau dinobatkan sebagai “Bapak Taksonomi”.

2. Sistem Alami (Natural) : Tokoh klasifikasi sistem alami adalah Aristoteles,

seorang berkebangsaan Yunani pada tahun 350 SM. Beliau membagi makhluk
hidup menjadi dua dunia (kingdom), yaitu hewan dan tumbuhan. Dalam

tumbuhan dikelompokkan berdasarkan ukuran dan strukturnya.

3. Sistem Modern (Filogenetik) : Klasifikasi sistem filogenetik disusun

berdasarkan persamaan fenotip yang mengacu pada sifat-sifat bentuk luar, faal,

tingkah laku yang dapat diamati, dan pewarisan keturunan yang mengacu pada

hubungan evolusioner sejak jenis nenek moyang hingga cabang-cabang

keturunannya.

Klasifikasi makhluk hidup menurut Linnaeus didasarkan atas persamaan dan

perbedaan struktur tubuh makhluk hidup, dengan cara seperti, Mengamati dan

meneliti makhluk hidup, yaitu persamaan ciri struktur tubuh luar maupun ciri struktur

tubuh dalam dari berbagai jenis makhluk hidup. Apabila ada yang memiliki ciri

struktur tubuh sama atau mirip dijadikan satu kelompok, adapun yang memiliki ciri

berlainan dikelompokkan tersendiri.

Tingkatan klasifikasi yang digunakan oleh Linnaeus yaitu , regum, filum/diviso,

klassis, ordo, familia, genus, spessies.


BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Adapun waktu dan tempat praktikum biologi tentang transpirasi dilaksanakan

pada, Senin, 06 November 2023. Pada pukul 13.00 WITA – selesai. Bertempat di

Aula Fakultas Kehutanan, Universitas Tadulako, Kota Palu, Sulawesi Tengah.

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan yaitu rak dan tabung reaksi, kertas grafik, alat tulis,

gelas ukur.

Adapun bahan yang digunakan yaitu air, minyak kelapa, dan tiga jenis tumbuhan

yang berbeda morfologinya.

3.3 Prosedur Kerja


Adapun prosedur kerjanya yaitu : Potonglah batang atau ranting tumbuhan

dibawah permukaan air. Usahakan potongan selalu berada didalam air demikian juga

sewaktu memasukan potongan atau ranting tumbuhan kedalam gelas ukur usahakan

selalu terendam. Gunakan 3 macam tumbuhan untuk dimasukan kedalam 3 gelas ukur

10 ml dengan 5 ml air. Satu gelas tanpa tumbuhan, hanya berisi air saja (kontrol)

Setelah itu susunlah dalam rak tabung reaksi. Ingat ketinggian air harus sama dengan

kontrol, kemudian tetesi dengan minyak kelapa sampai seluruh permukaan tertutup

dengan minyak kelapa, maksudnya agar air tidak menguap dari dalam tabung reaksi.

Setelah itu, satu rangkaian gelas ukur diletakan di lapangan terbuka. Catat air yang

hilang/menguap setiap10 menit selama 1 jam. Jumlah air yang hilang pada setiap 10

menit dapat dihitung dengan menambahkan sejumlah air hingga mencapai tinggi

permukaan semula.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Adapun hasil yang didapatkan pada percoban ini yaitu :

4.1.1 Tabel Hasil Pengamatan


Jenis Tumbuhan

Daun Hydrilla Daun Liar Daun Kayu Jawa Kontrol


Waktu
(Hydrilla Vercilata) (Gulma) (Lanned
Coromandelica)
10 3 cm 2,8 cm 3,5 cm 3,2 cm

20 2,5 cm 3 cm 3 cm 3,3 cm

30 3,5 cm 3,1 cm 3,4 cm 3,1 cm

40 2,8 cm 3,1 cm 3 cm 3,3 cm


50 3,1 cm 3,1 cm 3 cm 3 cm
60 2,9 cm 3 cm 2,5 cm 3.1 cm
4.1.2 Grafik Pengamatan Transpirasi

4.1.3 Gambar Tumbuhan Transpirasi


Gambar 1. Daun Hydrilla (Hydrilla Vercilata)

Gambar 2. Daun Liar (Gulma)


Gambar 3. Daun Kayu Jawa (Lanned Coromandelica)

4.2 Pembahasan

Dari percobaan kali ini, proses transpirasi tumbuhan diketahui dengan cara

pengukuran menggunakan mistar, namun percobaan ini kurang membuahkan hasil

yang baik, dikarenakan sinar matahari yang kurang baik sehingga percobaan tersebut

kurang maksimal seperti yang kita ketahui bahwa proses transpirasi merupakan

proses hilangnya air dari tubuh tumbuhan dalam bentuk uap melalui stomata, kutikula

dan lentisel. Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk

uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata. Kemungkinan kehilangan air dari

jaringan lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangan tersebut sangat kecil

dibandingan dengan yang hilang melalui stomata. Oleh sebab itu dalam perhitungan

besarnya jumlah air yang hilang dari jaringan tanaman umumnya difokuskan pada air

yang hilang melalui stomata.

Pada data awal volume air tabung reaksi A 3,2 cm. Hasil yang diperoleh dari

mengamati tabung reaksi A adalah table 10 menit pertama, volume air bertambah

0,01 cm dari 3,2 cm ke 3,3 cm serta munvul gelombang dalam tabung pada 10 menit
kedua. Volume air tabung A berkurang lagi 0,02 cm dari 3,3 cm ke 3,1 cm dan

gelembung udara berkurang pada 10 menit ketiga, volume air tabung A bertambah

0,03 cm dari 3,1 cm ke 3,3 cm dan gelembung semakin sedikit. Pada 10 menit

keempat volume air tabung A berkurang lagi 0,03 cm dari 3,3 cm ke 3 cm. pada 10

menit kelima, volume air tabung A bertambah kembali 0,01 cm dari 3,1 cm ke 3,2

cm. Pada 10 menit keenam volume air tabung A berkurang kembali 0,01 cm dari 3,2

cm ke 3,1 cm.

Hasil yang diperoleh dari kegiatan mengamati tabung rekasi D sebagai kontrol

pada proses terjadinya transpirasi yaitu bahwa tidak terjadi perubahan volume air

pada tabung reaksi D. Namun mulai muncul gelembung pada 10 menit pertama dan

jumlah gelembung semakin bertambah berkurang.

Faktor yang mempengaruhi laju transpirasi adalah faktor dalam dan faktor luar.

Faktor dalam diantaranya yaitu jumlah stomata, jumlah daun, letak jarak stomata satu

dengan yang lain da nada tidaknya lapisan lilin daun. Sedangkan faktor luar

diantaranya yaitu angina, cahaya, kelembapan, kandungan air tanah dan suhu.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Transpirasi ialah suatu proses kehilangan air dari tumbuh-tumbuhan ke atmosfer

dalam bentuk uap air. Hal ini dapat terjadi pada semua bagian tumbuhan, terutama

pada permukaan daun. Transpirasi dari permukaan daun terutama sekali berlangsung

melalui stomata disebut juga transpirasi stomata, tetapi ada pula yang melalui

kutikula ( transpirasi kutikula ). kegiatan transpirasi dipengaruhi banyak faktor, baik

faktor dalam maupun faktor luar. faktor dalam, antara lain besar kecilnya daun,

Tebal tipisnya daun, berlapis lilin atau tidaknya permukaan daun, banyak sedikitnya

bulu pada permukaan daun, banyak sedikitnya stomata, bentuk dan letak stomata.

Sedangkan faktor – faktor luar yang mempengaruhi kecepatan transpirasi, antara lain

kelembaban, suhu, cahaya, angin, kandungan air tanah.

5.2 Saran
Adapun saran saya untuk asisten dosen praktikum biologi agar laporan yang

diberikan kepada praktikan diberikan batas minimal seminggu.

Adapun saran saya untuk para praktikan agar bisa lebih memahami materi

praktikum serta memperhatikan apa yang disampaikan oleh para asisten praktikum

yang sedang menjelaskan di depan.


DAFTAR PUSTAKA

Campbell. (2018). Biologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga.


Devlin. (2016). Plant Phisiology. Boston: Williard Grant Press.
Eka. (2019). Transpirasi Pada Tumbuhan. Bandung: Erlangga.
Firman. (2020). Makalah Transpirasi. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai