Anda di halaman 1dari 15

FISIOLOGI TUMBUHAN

“TRANSPIRASI TUMBUHAN”

DOSEN PENGAMPU: MELLISA, S.Pd., M.P

OLEH:

NAMA : DINDA PUTRI AFIFAH

NPM : 196510760

KELAS : 4A (BIOLOGI)

PROGRAM STUDI PENDIDKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

2020
TUJUAN PRATIKUM :
a. Untuk memahami terjadinya transpirasi pada tumbuhan
b. Untuk membandingkan laju transpirasi pada daun di tempat terang dan di
tempat gelap ( ternaung )
c. Mengetahui factor – factor yang mempengaruhi laju transpirasi

Landasan Teori

Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari
jaringan tumbuhan melalui stomata. Kemungkinan kehilangan air dari jaringan
tanaman melalui bagian tanaman yang lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangna
tersebut sangat kecil dibanding dengan yang hilang melalui stomata. Oleh sebab itu,
dalam perhitungan besarnya jumlah air yang hilang dari jaringan tanaman umumnya
difokuskan pada air yang hilang melalui stomata. Transpirasi merupakan bagian dari
siklus air, dan itu adalah hilangnya uap air dari bagian tanaman (mirip dengan
berkeringat), terutama pada daun tetapi juga di batang, bunga dan akar. Permukaan
daun yang dihiasi dengan bukaan yang secara kolektif disebut stomata, dan dalam
kebanyakan tanaman mereka lebih banyak pada sisi bawah dedaunan. Transpirasi
juga dapat mendinginkan tanaman dan memungkinkan aliran massa nutrisi mineral
dan air dari akar ke tunas. Aliran massa air dari akar ke daun disebabkan oleh
penurunan hidrostatik (air) tekanan di bagian atas dari tumbuhan karena difusi air dari
stomata ke atmosfer. Air diserap pada akar dengan osmosis, dan semua nutrisi
mineral dilarutkan perjalanan dengan melalui xilem.

Tingkat transpirasi secara langsung berkaitan dengan partikel penguapan air dari
permukaan tanaman, terutama dari bukaan permukaan, atau stomates, pada daun.
Stomata untuk sebagian besar kehilangan air oleh tanaman, tetapi beberapa
penguapan langsung juga terjadi melalui permukaan sel-sel epidermis daun.
Transpirasi dalam tanaman atau terlepasnya air melalui stomata dapat melalui
kutikula walaupun hanya 5-10% dari jumlah air yang ditranspirasikan di daerah
beriklim sedang. Air sebagian besar menguap melalui stomata,sehingga jumlah dan
bentuk stomata sangat mempengaruhi laju transpirasi. Hanya 1-2% dari seluruh air
yang ada dalam tubuh tumbuhan digunakan dalam fotosintesis atau dalam kegiatan
metabolic sel-sel daunnya. Sisanya menguap dari daun dalam proses transpirasi. Bila
stomata terbuka, uap air ke luar dari daun. Jika daun itu harus terus berfungsi dengan
baik maka air segar harus disediakan kepada daun untuk menggantikan yang hilang
pada waktu transpirasi.
Proses transpirasi akan menyebabkan potensial air lebih rendah dibandingkan batang
ataupun akar. Akibatnya, daun seolah-olah menghisap air dari akar.

Untuk menguapkan air, tumbuhan butuh energy baru atau berubah energy menjadi
panas. Dengan demikian, transpirasi menimbulkan pengaruh pendinginan pada daun.
Kebutuhan panas untuk menguapkan air berasal dari sinar matahari yang disalurkan
melalui cahaya langsung, radiasi dan konveksi. Air merupakan bagian terbesar dari
jaringan tumbuhan, semua proses tumbuh dan berkembang terjadi karena adanya air.

Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari
jaringan tumbuhan melalui stomata. Kemungkinan kehilangan air dari jaringan
tanaman melalui bagian tanaman yang lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangna
tersebut sangat kecil dibanding dengan yang hilang melalui stomata.

Sebagian besar dari air, sekitar 99 persen, yang masuk kedalam tumbuhan
meninggalkan daun dan batang sebagai uap air. Proses tersebut dinamakan
transpirasi. Sebagian besar dari jaringan yang terdapat dalam daun secara langsung
terlibat dalam transpirasi. Pada waktu transpirasi, air menguap dari permukaan sel
palisade dan mesofil bunga karang ke dalam ruang antar sel. Dari ruang tersebut uap
air berdifusi melalui stomata ke udara. Air yang hilang dari dinding sel basah ini diisi
air dan protoplas. Persediaan air dari protoplas, pada gilirannya, biasanya diperoleh
dari gerakan air dari sel-sel sekitarnya, dan akhirnya tulang daun, yang merupakan
bagian dari sistem pembuluh yang meluas ke tempat persediaan air dalam tanah

Proses transpirasi pada dasarnya sama dengan proses fisika yang terlibat dalam
penguapan air dari permukaan bebas. Dinding mesofil basah yang dibatasi dengan
ruang antar sel daun merupakan permukaan penguapan. Konsentrasi uap air dalam
ruang antar sel biasanya lebih besar daripada udara luar. Manakala stomata terbuka,
lebih banyak molekul air yang akan keluar dari daun melalui stomata dibandingkan
dngan jumlah yang masuk per satuan waktu, dengan demikian tumbuhan tersebut
akan kehilangan air.

Sebatang tumbuhan yang tumbuh di tanah dapat dibayangkan sebagai dua buah
sistem percabangan, satu di bawah dan satu lagi di atas permukaan tanah. Kedua
sistem ini dihubungkan oleh sebuah sumbu utama yang sebagian besar terdapat di
atas tanah. Sistem yang ada dalam tanah terdiri atas akar yang bercabang-cabang
menempati hemisfer tanah yang besar. Akar-akar terkecil terutama yang menempati
bagian luar hemisfer tersebut. Karena sumbu yang menghubungkan akar dan daun
memungkinkan air mengalir dengan tahanan wajar, maka tidak dapat dielakkan lagi
bahwa air akan mengalir sepanjang gradasi tekanan air yang membentang dari tanah
ke udara dalam tubuh tumbuhan. Oleh karena itu seluruh tumbuhan dapat
dibandingkan dengan sumbu lampu, yang menyerap air dari tanah melalui akar,
mengalirkannya melalui batang dan kemudian menguapkannya ke udara dari daun-
daun. Aliran air ini dikenal dengan istilah alur transpirasi, merupakan konsekuensi
struktur tumbuhan dalam hubungannya dengan lingkungan (Loveless, 1991).

Air sangat diperlukan oleh sebagian besar tumbuhan darat untuk pertumbuhan dan
metabolismenya, sebagian besar air yang di serap oleh akar tidak di simpan dalam
tumbuhan atau digunakan dalam berbagai proses metabolisme, tetapi hilang ke udara
melalui evaporasi. Proses evaporasi dari tumbuhan diberi nama khusus, yaitu
transpirasi , tetapi janganlah diartikan bahwa transpirasi secara mendasar berbeda
dengan evaporasi dari permukaan benda-benda tidak hidup. Meskipun transpirasi
terjadi pada setiap bagian tumbuhan (biarpun hanya sedikit), pada umumnya
kehilangan terbesar berlangsung melalui daun-daun

Kita kenal transpirasi melalui kutikula, stoma dan melalui lentisel. Sebenarnya
seluruh bagian tanaman itu mengadakan transpirasi, akan tetapi biasanya yang kita
bicarakan hanyalah transpirasi lewat daun, karena hilangnya molekul-molekul air dari
tubuh tanaman itu sebagian besar adalah lewat daun. Hal ini disebabkan karena
luasnya permukaan daun dan juga karena daun-daun itu lebih kena udara dari pada
bagian-bagian lain dari suatu tanaman. Mengenai penguapan yang terjadi di daun kita
kenal penguapan melalui kutikula dan penguapan melalui stoma.

Dikenal ada dua jenis transpirasi, yaitu transpirasi stomata dan transpirasi kutikula.
Sebagian dari air terlepas melalui stomata, kehilangan air melalui kutikula hanya
mencapai 5 sampai 10 persen dari jumlah air yang ditranspirasikan di daerah beriklim
sedang.

Transpirasi merupakan proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari tubuh
tumbuhan yang sebagian besar terjadi melalui stomata, selain melalui kutikula dan
lentisel (Dardjat dan Arbayah, 1996:61). Transpirasi merupakan aktivitas fisiologis
penting yang sangat dinamis, berperan sebagai mekanisme regulasi dan adaptasi
terhadap kondisi internal dan eksternal tubuhnya, terutama terkait dengan kontrol
cairan tubuh, penyerapan dan transportasi air, garam-garam mineral serta
mengendalikan suhu jaringan.
Proses transpirasi dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor internal
maupun eksternal. Faktor-faktor internal antara lain adalah ukuran daun, tebal
tipisnya daun, ada tidaknya lapisan lilin pada permukaan daun, banyak sedikitnya
bulu pada permukaan daun, banyak sedikitnya stoma, bentuk dan lokasi stomata
(Dwidjoseputro, 1994:92), termasuk pula umur jaringan, keadaan fisiologis jaringan
dan laju metabolisme. Faktor-faktor eksternal antara lain meliputi radiasi cahaya,
suhu, kelembaban udara, angin dan kandungan air tanah (Dardjat dan Arbayah,
1996:64), gradient potensial air tanah - jaringan – atmosfer, serta adanya zat-zat
toksik di lingkungannya.
Menurut Goldworthy dan Fisher (1992:61-63), pembukaan stomata
dipengaruhi oleh karbondioksida, cahaya, kelembaban, suhu, angin, potensial air
daun dan laju fotosintesis. Mekanisme kontrol laju kehilangan air atau transpirasi
dapat dilakukan dengan cara mengontrol laju metabolisme, adaptasi struktural daun
yang dapat mengurangi proses kehilangan air dan mengatur konduktivitas stomata.
Stomata biasanya ditemukan pada bagian tumbuhan yang berhubungan dengan udara.
Jumlah stomata beragam pada daun tumbuhan yang sama dan juga pada daerah daun
yang sama (Estiti, 1995:68).

Proses transpirasi dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan eksternal. Faktor
internal antara lain seperti ukuran daun, tebal tipisnya daun, tebal lapisan lilin, jumlah
rambut daun, jumlah, bentuk dan lokasi stomata, termasuk pula umur jaringan,
keadaan fisiologis jaringan dan laju

Air merupakan salah satu faktor penentu bagi keberlangsungan kehidupan tumbuhan.
Banyaknya air yang ada didalam tubuh tumbuhan selalu mengalami fluktuasi
tergantung pada kecepatan proses masuknya air ke dalam tubuh tumbuhan, kecepatan
proses penggunaan air oleh tumbuhan, dan kecepatan proses hilangnya air dari tubuh
tumbuhan. Hilangnya air dari tubuh tumbuhan dapat berupa cairan dan uap atau gas.
Proses keluarnya atau hilangnya air dari tubuh tumbuhan dapat berbentuk uap atau
gas ke udara di sekitar tubuh tumbuhan dinamakan transpirasi (Dwidjoseputro, 1994).

Transpirasi terjadi pada tumbuhan dan memegang peranan penting dalam proses
metabolisme serta memberikan manfaat bagi tumbuhan. Transpirasi berlangsung
melalui bagian tumbuhan yang berhubungan dengan udara luar, yaitu jaringan
epidermis pada daun, batang, cabang, ranting, bunga, buah, dan bahkan akar.
Sebenarnya seluruh bagian tanaman itu mengadakan transpirasi, akan tetapi biasanya
yang dibicarakan adalah hanya transpirasi yang melalui daun, karena hilangnya
molekul-molekul air dari tubuh tanaman itu sebagian besar adalah lewat daun. Hal ini
disebabkan karena luasnya permukaan daun, dan juga karena daun-daun itu lebih
terkena udara dibandingkan dengan bagian tanaman yang lain (Dwidjoseputro, 1994).
Transpirasi itu suatu akibat yang tidak dapat dielakkan. Luasnya permukaan daun-
daun yang ada di uadara itu suatu kondisi yang menyebabkan penguapan mesti
terjadi; penguapan tak mungkin dicegahnya. Transpirasi pada tanaman itu lain
daripada transpirasi pada manusia. Pada manusia transpirasi dilakukan oleh kelenjar-
kelenjar kulit, dimana bukan saja air, melainkan juga zat-zat sampah turut serta
dikeluarkan dari badan (Dwijoseputro, 1994).

Meskipun air merupakan penyusun utama tubuh tumbuhan namun sebagian besar air
yang diserap akan dilepaskan kembali ke atmosfer dan hanya sebagian kecil yang
digunakan untuk proses metabolisme dan mengatur turgor sel.Hilangnya air dari
tubuh tumbuhan terjadi melalui proses transpirasi dan gutasi (Soedirokoesoemo,
1993).

Pada tanaman, transpirasi itu pada hakekatnya suatu penguapan air yang baru yang
membawa garam-garam mineral dari dalam tanah. Pula, transpirasi juga bermanfaat
di dalam hubungan penggunaan sinar (panas) matahari. Kenaikan temperatur yang
membahayakan dapat dicegah karena sebagia dari sinar matahari yang memancar itu
digunakan untuk penguapan air (Dwidjoseputro, 1994).

Sinar menyebabkan membukanya stoma dan gelap menyebabkan menutupnya stoma,


jadi banyak sinar berarti juga mempergiat transpirasi. Karena sinar itu juga
mengandung panas (terutama sinar infra merah), maka banyak sinar berarti juga
menambah panas, dengan demikian menaikkan temperatur. Kenaikan temperatur
sampai pada suatu batas yang tertentu menyebabkan melebarnya stoma dan dengan
demikian memperbesar transpirasi Daun juga sering kali terbuka terhadap tingkat
penyinaran tinggi, yang melalui peningkatan suhu daun meningkatkan laju potensial
kekurangan air. Kebanyakan air yang hilang sebagai uap dari suatu daun menguap ke
permukaan dinding epidermis bagian dalam yang basah dan mesofil yang berdekatan
dengan rongga-rongga dibawah stomata, dan hilang ke udara melalui pori
stomata (Dwidjoseputro, 1994).

Kehilangan air dari daun umumnya melibatkan kekuatan untuk menarik air kedalam
daun dari berkas pembuluh yaitu pergerakan air dari sistem pembuluh dari akar ke
pucuk, dan bahkan dari tanah ke akar. Ada banyak langkah dimana perpindahan air
dan banyak faktor yang mempengaruhi pergerakannya (Dwidjoseputro, 1994).

Proses transpirasi dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan eksternal. Faktor
internal antara lain seperti ukuran daun, tebal tipisnya daun, tebal lapisan lilin, jumlah
rambut daun, jumlah, bentuk dan lokasi stomata, termasuk pula umur jaringan,
keadaan fisiologis jaringan dan laju metabolisme. Faktor-faktor eksternal antara lain
meliputi radiasi cahaya, suhu, kelembaban udara, angin dan kandungan air
tanah. Selain itu juga dipengaruhi oleh gradient potensial air antara tanah, jaringan
dan atmosfer, serta adanya zat-zat toksik di lingkungannya. Pembukaan stomata
dipengaruhi oleh CO2, cahaya, kelembaban, suhu, angin, potensial air daun dan laju
fotosintesis. Mekanisme control laju kehilangan air dapat dilakukan dengan
mengontrol laju metabolisme, adaptasi struktural daun yang dapat menekan laju
kehilangan air, termasuk di antaranya mengatur konduktivitas
stomata (Dwidjoseputro, 1994).

Transpirasi adalah proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan hidup
tanaman yang terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang kutikula,
dan lentisel. Transpirasi merupakan pengeluaran berupa uap H2O dan CO2, terjadi
siang hari saat panas, melaui stomata (mulut daun) dan lentisel (celah batang).
Transpirasi berlangsung melalui bagian tumbuhan yang berhubungan dengan udara
luar, yaitu melalui pori-pori daun seperti stomata, lubang kutikula, dan lentisel oleh
proses fisiologi tanaman. Transpirasi adalah terlepasnya air dalam bentuk uap air
melalui stomata dan kutikula ke udara bebas (evaporasi). Jadi semakin cepat laju
transpirasi berarti semakin cepat pengangkutan air dan zat hara terlarut, demikian
pula sebaliknya. Alat untuk mengukur besarnya laju transpirasi melalui daun disebut
fotometer atau transpirometer. Transpirasi dalam tanaman atau terlepasnya air
melalui kutikula hanya 5-10% dari jumlah air yang ditranspirasikan. Air sebagian
besar menguap melalui stomata, sekitar 80% air ditranspirasikan berjalan melewati
stomata, sehingga jumlah dan bentuk stomata sangat mempengaruhi laju transpirasi.
Selain itu transpirasi juga terjadi melalui luka dan jaringan epidermis pada daun,
batang, cabang, ranting, bunga, buah dan akar. Tidak semua tumbuhan mengalami
proses transpirasi. Sedangkan pada tumbuhan yang mengalami proses ini, transpirasi
terkadang terjadi secara berlebihan sehingga mengakibatkan tumbuhan kehilangan
banyak air dan lama kelamaan layu sebelum akhirnya mati.

Alat dan bahan


Alat Bahan
Fotometer Vaseline
Stopwatch Air
Timbangan analitik Ranting tumbuhan
Aquarium Metilen blue
Cutter
Pipet tetes
Cara kerja :
a. Terkena cahaya
1. Sediakan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk percobaan
2. Carilah ranting tanaman yang sesuai dengan pipa Y1 pada
fotometer
3. Ujung ranting tanaman dipotong dengan sudut 45°
4. Setelah dipotong masukkan kedalam pipa Y1 pada fotometer
5. Masukkan larutan metilen blue didalam pipa Y2 pada
fotometer
6. Olesi dengan Vaseline sudut sudut fotometer, sehingga tidak
ada gelembung udara yang masuk. Jika ada gelembung udara
yang masuk maka percobaan tidak akan berhasil
7. Letakkan ditempat yang ada cahaya matahari.
8. Catat lah laju transpirasi setiap 5 menit selama 30 menit
b. Tanpa cahaya
1. Sediakan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk percobaan
2. Carilah ranting tanaman yang sesuai dengan pipa Y1 pada
fotometer
3. Ujung ranting tanaman dipotong dengan sudut 45°
4. Setelah dipotong masukkan kedalam pipa Y1 pad fotometer
5. Masukkan larutan metilen blue kedalam pipa Y2 pada fotometer
sampai penuh
6. Olesi dengan Vaseline sudut – sudut fotometer, sehingga tidak ada
gelembung udara yang masuk. Jika ada gelembung udara yang
masuk maka percobaan tidak akan berhasil.
7. Letakkan ditempat tanpa cahaya matahari langsung / tempat
ternaung
8. Catat lah laju transpirasi setiap 5 menit selama 30 menit
Hasil
A. Percobaan yang dilakukan tempat terkena cahaya

No Waktu ( menit ) Jarak ( cm ) Jarak akhir ( cm )

1 5 0,05 0,01

2 10 0,09 0,009

3 15 0,11 0,0074

4 20 0,14 0,007

B. Percobaan yang dilakukan tidak terkena cahaya

No Waktu ( menit ) Jarak ( cm ) Jarak akhir ( cm )

1 5 0,20 0,04

2 10 0,27 0,027

3 15 0,32 0,021

4 20 0,39 0,0195
C. Kecepatan laju transpirasi
X1 = jarak : waktu

Ditempat terkena cahaya

1. X1 = jarak : waktu
X1 = 0,05 : 5
X1 = 0,01

2. X1 = Jarak : waktu
X1 = 0,09 : 10
X1 = 0,009

3. X1 = jarak : waktu
X1 = 0,11 : 15
X1 = 0,0074

4. X1 = jarak : waktu
X1 = 0,19 : 20
X1 = 0,007

tidak terkena cahaya

1. X1 = 0,20 : 5
X1 = 0,04

2. X1 = 0,27 : 10
X1 = 0,027

3. X1 = 0,32 : 15
X1 = 15
4. X1 = 0,39 : 20
X1 = 0,0195

PEMBAHASAN

Berdasarkan analisis data diatas, bahwa intensitas cahaya ( suhu )


mempengaruhi kecepatan transpirasi pada tanaman. Hal tersebut dapat
dibuktikan sesuai percobaan dan perhitungan yang kami lakukan. Untuk
tanaman yang ditempat terang kecepatan transpirasinya sebesar 0,1
sedangkan tanaman yang diletakkan ditempat tidak terkena cahaya
mempunyai kecepatan transpirasi sebesar 0,004. Dari kedua data
diperoleh hasil yang berbeda, hal tersebut dikerakan diletakkan di tempat
lansung dibawah matahari yang menyebabkan stomata tanaman lebih
cepat terbuka, sehingga transpirasi betjalan lebih cepat. Sedangkan yang
diletakkan ditempat yang ternaung proses transpirasi menjadi lambat
dikarenakan pergerakan stomata lebih lambat atau mengalami penurunan.
Selain intensitas cahaya, suhu juga merupakan factor yang
mempengaruhi kecepatan transpirasi pada tanaman. Temperature udara
akan mempengaruhi kelembapan relative di sekitar daun. Makin tinggi
suhu, biasanya menyebabkan kelembapan relative udara makin rendah,
sehingga akan mengakibatkan perbaedaan tekanan uap air di dalam
rongga daun degan di udara menjadi makin besar akhirnya dapat
meningkatkan laju transpirasi. Sebaliknya semakin rendah suhu,
kelembapan relatifnya menjadi semakin tinggi sehingga perbedaan
tekanan uap air di udara menjadi makin kecil yang akhirnya
menyebabkan laju transpirasi menurun. Factor yang terakhir yaitu luas
permukaan daun. Apabila semakin lebar luas permurkaan daun maka
kecepatan ttranspirasi akan semakin cepat atau semakin tinggi,
sedangkan apabila semakin sempit luas permukaan daun maka kecepatan
transpirasi semakin lambat atau menurun. Semakin banyak stomata
makan transpirasi akan menjadi lebih cepat
Dokumentasi
Kesimpulan

Transpirasi merupakan proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari tubuh
tumbuhan yang sebagian besar terjadi melalui stomata, selain melalui kutikula dan
lentisel (Dardjat dan Arbayah, 1996:61). Transpirasi merupakan aktivitas fisiologis
penting yang sangat dinamis, berperan sebagai mekanisme regulasi dan adaptasi
terhadap kondisi internal dan eksternal tubuhnya, terutama terkait dengan kontrol
cairan tubuh, penyerapan dan transportasi air, garam-garam mineral serta
mengendalikan suhu jaringan.
Proses transpirasi dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor internal
maupun eksternal. Faktor-faktor internal antara lain adalah ukuran daun, tebal
tipisnya daun, ada tidaknya lapisan lilin pada permukaan daun, banyak sedikitnya
bulu pada permukaan daun, banyak sedikitnya stoma, bentuk dan lokasi stomata
(Dwidjoseputro, 1994:92), termasuk pula umur jaringan, keadaan fisiologis jaringan
dan laju metabolisme. Faktor-faktor eksternal antara lain meliputi radiasi cahaya,
suhu, kelembaban udara, angin dan kandungan air tanah (Dardjat dan Arbayah,
1996:64), gradient potensial air tanah - jaringan – atmosfer, serta adanya zat-zat
toksik di lingkungannya.
Transpirasi adalah proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan
hidup tanaman yang terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang
kutikula, dan lentisel. Transpirasi merupakan pengeluaran berupa uap H2O dan CO2,
terjadi siang hari saat panas, melaui stomata (mulut daun) dan lentisel (celah batang).
Transpirasi berlangsung melalui bagian tumbuhan yang berhubungan dengan udara
luar, yaitu melalui pori-pori daun seperti stomata, lubang kutikula, dan lentisel oleh
proses fisiologi tanaman. Transpirasi adalah terlepasnya air dalam bentuk uap air
melalui stomata dan kutikula ke udara bebas (evaporasi). Jadi semakin cepat laju
transpirasi berarti semakin cepat pengangkutan air dan zat hara terlarut, demikian
pula sebaliknya. Alat untuk mengukur besarnya laju transpirasi melalui daun disebut
fotometer atau transpirometer. Transpirasi dalam tanaman atau terlepasnya air
melalui kutikula hanya 5-10% dari jumlah air yang ditranspirasikan. Air sebagian
besar menguap melalui stomata, sekitar 80% air ditranspirasikan berjalan melewati
stomata, sehingga jumlah dan bentuk stomata sangat mempengaruhi laju transpirasi.
Selain itu transpirasi juga terjadi melalui luka dan jaringan epidermis pada daun,
batang, cabang, ranting, bunga, buah dan akar. Tidak semua tumbuhan mengalami
proses transpirasi. Sedangkan pada tumbuhan yang mengalami proses ini, transpirasi
terkadang terjadi secara berlebihan sehingga mengakibatkan tumbuhan kehilangan
banyak air dan lama kelamaan layu sebelum akhirnya mati.
Daftar pustaka

http://100makalah.blogspot.com/2016/11/makalah-transpirasi-tumbuhan.html

http://nuzulularipin.blogspot.com/2012/06/transpirasi-pada-tumbuhan.html

http://kuantannet.blogspot.com/2016/12/makalah-transpirasi.html

https://sababjalal.wordpress.com/2012/10/21/contoh-makalah-transpirasi-pada-
tumbuhan/

https://biologimapiha.blogspot.com/2016/03/makalah-fisiologi-tumbuhan-
transpirasi.html

Anda mungkin juga menyukai