Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI

TRANSPIRASI TUMBUHAN

OLEH

NAMA : SAKIA SYAHFITRI


NO. BP : 2210232007
PROGRAM STUDI : ILMU TANAH
KELAS KULIAH : AGROKLIMATOLOGI TANAH B
KELAS PRAKTIKUM : TANAH B
KELOMPOK : 3 (TIGA)
DOSEN PENJAB : ZULDADAN NASPENDRA SP., MSi,
ASISTEN : 1. ANITA PUTRI (1910231011)
2. PRIMA FAUZIAH (1910231042)
3. ARIF ADRIANANDA (1910232023)

PROGRAM STUDI ILMU TANAH


DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2023
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Air merupakan salah satu factor penentu bagi berlangsungnya kehidupan


tumbuhan. Banyaknya air yang ada didalam tubuh tumbuhan selalu mengalami
fluktuasi tergantung pada kecepatan proses masuknya air ke dalam tubuh
tumbuhan, kecepatan proses penggunaan air oleh tumbuhan, dan kecepatan proses
hilangnya air dari tubuh tumbuhan. Hilangnya air dari tubuh tumbuhan dapat
berupa cairan dan uap atau gas. Proses keluarnya atau hilangnya air dari tubuh
tumbuhan dapat berbentuk uap atau gas ke udara di sekitar tubuh tumbuhan
dinamakan transpirasi. Transpirasi berlangsung melalui bagian tumbuhan yang
berhubungan dengan udara luar, yaitu luka dan jaringan epidermis pada daun,
batang, cabang, ranting, bunga, buah, dan bahkan akar.

Transpirasi adalah proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan
hidup tanaman yang terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang
kutikula, dan lentisel. Transpirasi dapat diartikan juga sebagai proses kehilngan
air dalam bentuk uap air dari jaringan tumbuhan melalui stomata, kutikula dan
lentisel. Kemungkinan kehilangan air dari jaringan tanama melalui bagian
tanaman yang lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangan tersebut sangat kecil
dibanding degan yang hilang melalui stomata. Permukaan daun yang dihiasi
dengan bukaan yang secara kolektif disebut stomata dan dalamkebanyakan
tanaman mereka lebih banyak pada sisi bawah dedaunan.

Transpirasi berhubungan langsung dengan intensitas cahaya. Semakin


besar intensitas cahaya semakin tinggi laju transpirasi. Faktor-faktor lingkungan
lainnya yang berpengaruh terhadap transpirasi antara lain: konsentrasi CO2,
temperatur, kelembaban relatif, kepadatan udara, dan kecepatan angin. Sedangkan
faktor tanaman yang mempengaruhi laju transpirasi adalah jumlah daun dan
stomata. Waktu pembukaan stomata dipengaruhi oleh kadar CO2, intensitas
cahaya, kelembaban, suhu, angin, potensial air pada daun, dan laju proses
fotosintesis. Mekanisme pengendalian kehilangan air dapat dilakukan dengan
mengontrol laju metabolisme, adaptasi struktur anatomi daun yang dapat menekan
laju kehilangan air, termasuk mengatur konduktivitas stomata. Luas daun
tumbuhan berpengaruh terhadap laju transpirasi. Hal ini dikarenakan daun yang
luas akan memiliki jumlah stomata yang banyak, sehingga akan mengakibatkan
tingginya laju transpirasi.

Proses transpirasi ini selain mengakibatkan penarikan air melawan gaya


gravitasi bumi, juga dapat mendinginkan tanaman yang terus menerus berada di
bawah sinar matahari. Mereka tidak akan mudah mati karena terbakar oleh
teriknya panas matahari karena melalui proses transpirasi, terjadi penguapan air
dan penguapan akan membantu menurunkan suhu tanaman. Selain itu, melalui
proses transpirasi, tanaman juga akan terus mendapatkan air yang cukup untuk
melakukan fotosintesis agar keberlangsungan hidup tanaman dapat terus terjamin.

Dikenal ada dua jenis transpirasi, yaitu transpirasi stomata dan transpirasi
kutikula. Transpirasi kutikula adalah evaporasi air yang tejadi secara langsung
melalui kutikula epidermis. Kutikula daun secara relatif tidak tembus air, dan pada
sebagian besar jenis tumbuhan transpirasi kutikula hanya sebesar 10 persen atau
kurang dari jumlah air yang hilang melalui daun-daun. Oleh karena itu, sebagian
besar air yang hilang terjadi melaui stomata. Sedangkan transpirasi stomata, sel-
sel mesofil daun tidak tersusun rapat, tetapi diantara sel-sel tersebut terdapat
ruang-ruang udara yang dikelilingi oleh dinding-dinding sel mesofil yang jenuh
air. Air menguap dari dinding-dinding basah ini ke ruang-ruang antar sel, dan uap
air kemudian berdifusi melalui stomata dari ruang-ruang antar sel ke atmosfer di
luar. Sehingga dalam kondisi normal evaporasi membuat ruang-ruang itu selali
jenuh uap air. Asalkan stomata terbuka, difusi uap air ke athmosfer pasti terjadi
kecuali bila atmosfer itu sendiri sama-sama lembab.

Transpirasi tidak hanya memberikan keuntungan bagi tumbuhan, tetapi


juga berperan penting dalam siklus hidrologi atau siklus air, yang berperan bagi
kelangsungan hidup setiap organisme di bumi. Siklus hidrologi merupakan proses
sirkulasiatau pertukaran air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer menuju bumi
dan kembali lagi ke atmosfer. Awan yang terbentuk pada siklus ini salah satunya
bersumber dari uap air hasil transpirasi tanaman.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Transpirasi dapat diartikan
sebagai proses kehilangan
air dalam bentuk uap
air dari jaringan tumbuhan
melalui stomata, kutikula
dan lentisel. Kemungkinan
kehilangan air dari jaringan
tanaman melalui bagian
tanaman yang lain dapat
saja
terjadi, tetapi porsi
kehilangan tersebut sangat
kecil dibanding dengan
yang hilang
melalui stomata. Oleh
karena itu, dalam
perhitungan besarnya
jumlah air yang
hilang dari jaringan
tanaman umumnya
difokuskan pada air yang
hilang melalui
stomata. Permukaan
daun yang dihiasi
dengan bukaan yang
secara kolektif
disebut stomata, dan dalam
kebanyakan tanaman
mereka lebih banyak pada
sisi
bawah dedaunan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Transpirasi dapat diartikan
sebagai proses kehilangan
air dalam bentuk uap
air dari jaringan tumbuhan
melalui stomata, kutikula
dan lentisel. Kemungkinan
kehilangan air dari jaringan
tanaman melalui bagian
tanaman yang lain dapat
saja
terjadi, tetapi porsi
kehilangan tersebut sangat
kecil dibanding dengan
yang hilang
melalui stomata. Oleh
karena itu, dalam
perhitungan besarnya
jumlah air yang
hilang dari jaringan
tanaman umumnya
difokuskan pada air yang
hilang melalui
stomata. Permukaan
daun yang dihiasi
dengan bukaan yang
secara kolektif
disebut stomata, dan dalam
kebanyakan tanaman
mereka lebih banyak pada
sisi
bawah dedaunan.
Transpirasi dapat diartikan
sebagai proses kehilangan
air dalam bentuk uap
air dari jaringan tumbuhan
melalui stomata, kutikula
dan lentisel. Kemungkinan
kehilangan air dari jaringan
tanaman melalui bagian
tanaman yang lain dapat
saja
terjadi, tetapi porsi
kehilangan tersebut sangat
kecil dibanding dengan
yang hilang
melalui stomata. Oleh
karena itu, dalam
perhitungan besarnya
jumlah air yang
hilang dari jaringan
tanaman umumnya
difokuskan pada air yang
hilang melalui
stomata. Permukaan
daun yang dihiasi
dengan bukaan yang
secara kolektif
disebut stomata, dan dalam
kebanyakan tanaman
mereka lebih banyak pada
sis
Pada proses transpirasi, tumbuhan membutuhkan energi untuk
menguapkan air. Sumber energi tersebut didapat dari sinar matahari yang diterima
langsung oleh tumbuhan. Air merupakan komponen paling besar pada jaringan
tumbuhan, semua proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan terjadi
karena adanya air.
Estimasi jumlah air hasil transpirasi dalam satu pohon ketapang yang diuji
di lokasi penelitian didapat berdasarkan jumlah air hasil transpirasi dalam satu
ranting uji dibagi banyaknya daun dalam satu ranting sehingga dapat diketahui
berapa banyak hasil penguapan tiap daun yang nantinya dikalikan dengan total
daun dalam 1 pohon untuk mendapatkan total air hasil transpirasi dalam satu
pohon. Hal ini diperkirakan karena terdapat perbedaan faktor internal maupun
eksternal yang dapat mempengaruhi hasil estimasi.

B. Tujuan

Praktikum transpirasi tumbuha ini bertujuan untuk mempelajari konsep


transpirasi dan faktor-faktor yang memperngaruhinya dan juga untuk meguji
bentuk, jumlah, dan luas terhadap laju traspirasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Proses kehilangan air dalam bentuk uap air dari jaringan tumbuhan melalui
stomata, stomata yang bayak akan menyebabkan tanaman mampu menyerap CO2
dan menghasilkan O2 (Haryanti,2010).

Transpirasi merupakan proses kehilangan air dalam bentuk uap yang


berasal dari jaringan tumbuhan melalui celah yang disebut stomata. Kehilangan
air dari jaringan tumbuhan melalui bagian tumbuhan yang lain mungkin dapat saja
terjadi, tetapi jumlah kehilangan air tersebut sangat kecil dibandingkan dengan
yang hilang melalui stomata. Oleh karena itu, besarnya jumlah air yang hilang
dari jaringan tumbuhan pada proses transpirasi umumnya dihitung berdasarkan air
yang hilang melalui stomata. Beberapa jenis tumbuhan dapat hidup tanpa
melakukan transpirasi, namun demikian jika transpirasi berlangsung pada
tumbuhan dapat memberikan beberapa keuntungan bagi tumbuhan tersebut,
seperti mempercepat laju pengangkutan unsur hara melalui xilem; menjaga
turgiditas sel tumbuhan; dan juga untuk menjaga stabilitas suhu daun (Lakitan,
2015).

Transpirasi dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal


seperti besar kecilnya daun, tebaltipisnya daun, ada atau tidaknya lapisa lilin
dipermukaan daun, jumlah bulu pada daun, jumlah stomata, bentuk dan letak
stomata. Sedangkan faktor eksternal yaitu suhu, kelembaban, cahaya, angin dan
kandungan air. Transpirasi akan semakin besar jika banyaknya jumlah daun
karena banyaknya jumlah stomata. Laju trasnpirasi juga dipengaruhi oleh luas
permukaan daun pada tumbuhan. Hal tersebut dikarenakan daun yang luas
memiliki jumlah stomata yang bayak, sehingga laju trasnpirasi akan tinggi
(Papuangan, 2014).
Berbagai faktor internal dan eksternal dapat mempengaruhi proses
transpirasi. Faktor internal antara lain ukuran daun; tebal tipisnya daun, tebal
lapisan lilin pada daun, jumlah rambut daun; jumlah, bentuk dan lokasi stomata;
umur jaringan daun, keadaan fisiologis jaringan daun, dan laju metabolisme
tumbuhan. Faktor eksternal antara lain radiasi cahaya, suhu, kelembaban udara;
angin, kandungan air tanah, gradien potensial air antara tanah, dan adanya zat-zat
racun di lingkungannya. Perbedaan ketebalan daun pada masing-masing
tumbuhan dipengaruhi oleh banyaknya intensitas cahaya matahari yang diterima
daun. Ketebalan daun akan menurun ketika transpirasi dimulai dan kemudian akan
meningkat ketika menyerap air dari batang (Da Costa, 2022).

Transpirasi juga dapat mendingikan tanaman dan memungkinka aliran


massa nutrisi mineral dan air dari akar ke tunas. Aliran massa air dari akar ke
daun disebabkan oleh penurunan hidrostatik (air) tekanan di bagian atas dari
tumbuhan karena difusi air dan stomata ke stomata. Air diserap pada akar dengan
osmosis, dan semua nutrisi mineral dilarutkan dengan melalui xilem. Lebih daei
20 persen air yang di ambil oleh akar dikeluarkan ke udara sebagai uap air.
Sebagian besar uap air yang ditranspirasi oleh tumbuhan tingkat tinggi berasal
dari daun selain dari batang, bunga dan buah. Transpirasi menimbulka arus
transpirasi yaitu translokasi air dan io orgaik terlarut dari akar ke daun melalui
xilem (Siregar,2003).

Laju transpirasi mempuyai relasi dengan jenis tanaman dan populasi


tanaman.perbedaan jenis tanaman berpengaruh terhadap laju transpirasinya. Tiap
vegetasi mempuyai struktur akar dan tajuk yang berbeda-beda. Struktur
tajuk,fisioogi tanaman, ideks luas daun, dan conductance stomata berpengaruh
terhadap transpirasi. Volume air tanah yang mampu diserap oleh tanaman sangat
bergantung pada pola perakaran, semakin tinggi penetrasi akar pada taag maka
akan semakin banyak air yang mampu diserap oleh tanaman sehinggga volume air
yang mengalami transpirasi juga semakin tinggi (Sugeng,2016).

Transpirasi melalui kutikula, stomata dan melalui lentisel. Sebenarnya


seluruh bagian tanaman mengadakan transpirasi akan tetapi biasanya yang
dibicarakan hanyalah transpirasi lewat daun karena hilangnya molekul-molekul
air dari tubuh tanaman itu sebagian besar adalah lewat daun. Hal ini disebabkan
karena luasnya permukaan daun dan juga karena dau-daun itu lebih kea udara
daripada bagian-bagianlain dari suatu tanaman (Izza,2015).

Estimasi jumlah air hasil transpirasi pada suatu pohon dapat


menggambarkan bagaimana laju transpirasi terjadi pada suatu pohon. Transpirasi
berperan penting dalam siklus hidrologi, dimana siklus hidrologi berperan bagi
kelangsungan hidup organisme di bumi. Transpirasi merupakan aktivitas
fisiologis penting yang sangat dinamis pada tumbuhan. Transpirasi berperan
sebagai mekanisme regulasi dan adaptasi terhadap kondisi internal dan eksternal
tubuh tumbuhan, terutama terkait dengan pengendalian cairan tubuh (turgiditas sel
atau jaringan), penyerapan dan transportasi air, garam-garam mineral serta
mengendalikan suhu pada jaringan tumbuhan. Uap air hasil transpirasi yang
keluar ke atmosfer berfungsi sebagai pendingin lingkungan. Laju transpirasi
tumbuhan bervariasi sesuai dengan karakter vegetasinya, karakter tanah,
lingkungan, dan cara penanaman tumbuhan (Prijono dan Laksmana, 2016).

Peningkatan temperatur meningkatkan kapasitas udara untuk menyimpan


air yang berarti tuntutan atmosfer yang lebih besar. Kelembababn relatif, semakin
besar kandungan air di udara berarti tuntutan atmosfer menurun dengan
meningkatkan kelembaban relatif. Angin, transpirasi terjadi apabila air berdifusi
melalui stomata. Apabila aliran udara meghembus udara lembab di permukaan
daun, perbedaan potensial air didalam dan tepat diluar lubang stomata akan
meningkat dan difusi bersih dari air daun juga meningkat (Khairunnisa, 2000).

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM


A. Waktu dan Tempat

Pada praktikum siklus air / siklus hidrologi ini dilakukan pada hari selasa
28 Maret 2023 bertempat di Laboratorium Fisika Tanah, Fakultas Pertanian,
Universitas Andalas Padang.

B. Alat dan Bahan

Pada praktikum transpirasi tumbuhan alat dan bahan yang dibutuhkan


yaitu tanaman dengan dua bentuk daun yang berbeda, plastik kaca ukuran 1 kg
sebanyak 4 lembar, karet, beberapa kertas milimeter, dan pensil.

C. Cara

Pada percobaan pengaruh bentuk daun terhadap laju transpirasi,pilih dua


tanaman dengan bentuk daun yang berbeda. Selanjutnya siapkan plastik kaca
ukuran 1 kg yang telah diberi label lalu timbang plastik tersebut dalam keadaan
kering. Setelah plastik ditimbang pilih tanaman yang akan diamati dengan daun
yang mengahadap ke matahari. Daun tersebut ditutupi menggunakan plastik kaca
yang sebelumnya telah ditimbang lalu diikat dengan karet. Tunggu selama 30
menit- 1 jam. Biasanya akan ada uap air yang terbentuk. Setelah sampai waktu
yang diinginkan, potong daun sampai batas tangkai yang tertutup platik kaca, lalu
plastik dibuka dan keluarkan daun dengan hati-hati dan jagan sampai uap air yang
di plastik terbuang. Lalu timbang platik beserta uang air yang ada di platik
tersebutmenggunakan neraca analitik. Selanjutnya hitung berat uap air dan hitung
luas daun.
Pada percobaan pengaruh jumlah daun terhadap laju transpirasi, pilih satu
tanaman yang memiliki dau majemuk, pada tanaman tersebut pilih tangkai daun
yag memiliki jumlah daun berbeda tetapi dengan ukuran yang relatif seragam,
misalnya tangkai yang memiliki 4 helai daun dan tangkai yang memiki 8 tangkai
daun. Langkah yang aka dilakukan seanjutnya sama dengan langkah pada
percobaan pengaruh bentuk daun terhadap laju transpirasi yaitu siapkan plastik
kaca ukuran 1 kg yang telah diberi label lalu timbang plastik tersebut dalam
keadaan kering. Setelah plastik ditimbang pilih tanaman yang akan diamati
dengan daun yang mengahadap ke matahari. Daun tersebut ditutupi menggunakan
plastik kaca yang sebelumnya telah ditimbang lalu diikat dengan karet. Tunggu
selama 30 menit- 1 jam. Biasanya akan ada uap air yang terbentuk. Setelah sampai
waktu yang diinginkan, potong daun sampai batas tangkai yang tertutup platik
kaca, lalu plastik dibuka dan keluarkan daun dengan hati-hati dan jagan sampai
uap air yang di plastik terbuang. Lalu timbang platik beserta uang air yang ada di
platik tersebutmenggunakan neraca analitik. Selanjutnya hitung berat uap air dan
hitung luas daun.

Pada prosedur menghitung luas daun hal ini dapat dilakukan dengan
menggunakan kertas milimeter, yaitu dengan membuat pola daun/ menjiplak pada
kertas milimeter tersebut. Setelah digambar, ambil daun dari kertas milmeter dan
amatibagia gambar daun tersebut kemudian hitung berapa jumlah kotak peta pada
kertas yang telah tergambar dengan ketentuanpenuh 1 kotak ditulis angka 1, lebih
dari setengah kotak ditulis ¾, setngah dari satu kotak ditulis ½, da kurang dari
setengah kotak ¼. Lalu jumlahkan semuanya.

D. Skema Kerja

Pengaruh bentuk daun terhadap laju transpirasi

pilih dua tanaman dengan bentuk daun berbeda

Siapakan plastik yang telah diberi label dan sudah


ditimbang sebelumnya

Pilih tanaman yang daunnya menghadap kematahari

Tutup daun dengan plastik


Tunggu 30 menit- 1 jam

Potong daun sampa batas tangkai yang tertutup

Keluarkan daun dari plastik

Timbang plastik beserta uap air

Hitung berat uap air

Hitung luas daun

Pengaruh jumlah daun terhadap laju transpirasi

Pilih tanaman yang memiliki daun majemuk

Siapakan plastik yang telah diberi label dan sudah


ditimbang sebelumnya

Pilih tangkai daun yang memiliki jumlah daun berbeda

Tutup daun dengan plastik


Tunggu 30 menit- 1 jam

Potong daun sampa batas tangkai yang tertutup

Keluarkan daun dari plastik

Timbang plastik beserta uap air

Hitung berat uap air

Hitung luas daun

Menghitung luas daun

Siapkan kertas milimeter

Gambar/ jiplak daun pada kertas

Hitung jumlah kota yang tergambar


BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil

Tabel 1. Pengaruh bentuk daun terhadap laju transpirasi

Bentuk Berat Berat Berat uap Luas daun Laju


daun plastik(g) plastik air (cm) transpirasi
a + b-a (g) g/cm jam
Uap air(g)
b
A 3,28 3,87 0,59 77,75 0,015

B 3,28 3,94 0,66 63,59 0,020

Tabel 2. Pengaruh sinar matahari terhadap laju transpirasi

Bentuk Berat Berat Berat uap Luas daun Laju


daun plastik(g) plastik air (cm) transpirasi
a + b-a (g) g/cm jam
Uap air(g)
b
A 3,28 3,56 0,28 64,25 0,008

B 3,28 3,49 0,21 170,65 0,002

B. Pembahasan
Pada praktikum transpirasi dilakukan dua percobaan yaitu pengaruh
bentuk daun dan percobaan pengaruh sinar matahari terhadap laju transpirasi.
Pada percobaan bentuk daun yaitu pada daun tunggal dan daun majemuk. Daun
tunggal yang kelompok kami pilih yaitu daun afrika dan daun majemuk yaitu
daun kerai payung. Sedangkan pada percobaan pengaruh sinar matahari yaitu
pada daun jambu.

Untuk percobaan pada daun tunggal dan daun majemuk hal pertama yang
dilakukan yaitu menimbang terlebih dahulu plastik yang sudah diberi label beserta
keterangannya sebelum plastik tersebut digunakan untuk menutup bagian daun.
Setelah itu daun yang dipilih ditutup dengan plastik dan diikat menggunakan
karet. Tunggu selama 30 menit. Setelah 30 menit potong bagian daun sampai
batas tangkai yang tertutup plastik. Pada plastik akan terlihat uap air. Keluarkan
daun dari plastik lalu timbang plastik yang berisi uap air tersebut. Plastik yang
berisi daun afrika didapatkan berat uap airnya 0,59 gram. Hasil ini didapatkan dari
pengurangan berat kering plastik dikurang berat plastik yang sudah berisi uap air.
Sedangkan pada daun kerai payug didapatkan berat uap airnya 0,66 gram.

Pada percobaan pengaruh sinar matahari terhadap laju transpirasi, dau


yang di uji yaitu daun jambu. Dilakukan pada daun jambu yang terkena sinar
matahari dan yang tidak terkena sinar matahari. Cara yang dilakukan sama seperti
pada percobaan daun tunggal dan daun majemuk yaitu dengan menimbang
terlebih dahulu plastik yang sudah diberi label beserta keterangannya sebelum
plastik tersebut digunakan untuk menutup bagian daun. Setelah itu daun yang
dipilih ditutup dengan plastik dan diikat menggunakan karet. Tunggu selama 30
menit. Setelah 30 menit potong bagian daun sampai batas tangkai yang tertutup
plastik. Pada plastik akan terlihat uap air. Keluarkan daun dari plastik lalu
timbang plastik yang berisi uap air tersebut.

Pada daun jambu yang terkena sinar matahari di dapat berat uap air 0,28
gram. Hasil ini didapat dari berat kering plastik yaitu 3,28 gram dikurang dengan
berat plastik yang sudah terdapat uap air 3,56 gram. Sedangkan pada plastik daun
jambu yang tidak terkena matahari didapatka berat uap air 0,21 gram.

Selain itu juga dihitung luas daun yang telah di uji dengan cara
menggambar/ menjiplak daun di atas kertas milimeter. Lalu dihitung jumlah kotak
yang tergambar. Pada percobaan daun afrika didapatkan luas daun 77,75 cm2.
Pada daun kerai payung didapat luas daun 63,59 cm2. Pada daun jambu yang
terkena sinar matahari 64,25 cm2 dan pada daun yang tidak terkena sinar matahri
17,65 cm2. Pada penghitungan luas daun hal ini dilakukan secara manual jadi
untuk hasilnya belum terlalu valid dibadingkan menghitung luas daun
menggunakan alat. Alat yang digunakan untuk mengitung luas daun ini
dinamakan Leaf Area Meter (LAM).
BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan
Transpirasi merupakan proses kembalinya air yang diserap oleh akar ke
udara dalam bentuk uapa air. Pada praktikum kali ini disimpulkan bahwa uap air
yang dihasilkan oleh daun terkena sinar matahari yang terdapat pada plastik lebih
banyak daripada daun yang tidak terkena sinar matahari. hal ini dikarenakan salah
satu faktor eksternal dari tranpirasi yaitu sinar matahari. Sinar matahari
menyebabkan membukanya stomata, semakin tinggi intensitas sinar matahari
yang diterima daun maka kecepatan transpirasi akan semakin tinggi juga.Faktor
eksternal lainnya yaitu temperatur, kelembaban udara, angin serta keadaan air di
tanah.sedangkan faktor internalnya yaitu stomata dan daun.

B. Saran
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, diharapkan praktikan
membawa alat dan bahan yang diperlukan untuk melakukan percobaan, mencatat
dan mendokumentasikan setiap data yang didapat dan percobaan yang dilakukan,
serta praktikan mempelajari terlebih dahulu materi sebelum melakukan percobaan
dan memperhatikan asisten saat menjelaskan langkah percobaan.
LAMPIRAN
A. Gambar

No Lampiran Keterangan

1.
Daun yang telah ditutup
dengan plastik dan terkena
sinar matahari
2. Daun yang tidak terkena
sinar matahari

Daun yang telah dikelurakan


3. dari plastik dan terdapat uap
air

4.

Menimbang plastim yang


telah berisi uap air
5.

Menghitung luas daun


menggunakan kertas
milimeter

Anda mungkin juga menyukai