FISIOLOGI TUMBUHAN
PERCOBAAN II
TRANSPIRASI
KELOMPOK : II (DUA)
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
BAB I
PENDAHULUAN
dalam bentuk uap air ke atmosfir. Pengeluaran air oleh tumbuhan dalam bentuk
uap air prosesnya disebut dengan transpirasi. Banyaknya air yang ditranspirasikan
oleh tumbuhan merupakan kejadian yang khas, meskipun perbedaan terjadi antara
suatu species dan species yang lainnya. Transpirasi dilakukan oleh tumbuhan
melaksanakan proses ini adalah daun, karena pada daunlah kita menjumpai
stomata paling banyak. Transpirasi penting bagi tumbuhan karena berperan dalam
hal membantu meningkatkan laju angkutan air dan garam mineral, mengatur suhu
tubuh dan mengatur turgor optimum di dalam sel. Transpirasi dimulai dengan
penguapan air oleh sel-sel mesofil kerongga antar sel yang ada dalam daun
(Lakitan,1993).
laporan ini.
I.2 Tujuan Percobaan
Percobaan ini dilakukan pada hari Sabtu, 15 November 2014 pukul 10.00-
TINJAUAN PUSTAKA
Transpirasi adalah proses hilangnya air dari tubuh tumbuhan dapat berupa
cairan dan uap atau gas. Transpirasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik
internal maupun eksternal. Faktor internal adalah faktor berasal dari dalam
tanaman sendiri misalnya jumlah daun, tebal tipisnya daun, besar kecilnya daun,
permukaan daun, luas daun, dan jumlah stomata. Sedangkan faktor eksternal
adalah faktor yang mempengaruhi laju transpirasi tanaman yang berasal dari luar
atau lingkungan seperti suhu, cahaya, kelembaban, dan angin (Lakitan, 1993).
Teori kehilangan air melalui traspirasi ini disebut juga teori tegangan
adhesi dan kohesi. Pada sebagian besar tumbuhan, transpirasi umumnya sangat
rendah pada malam hari. Transpirasi mulai menaik beberapa menit setelah
matahari terbit dan mencapai puncaknya pada siang hari. Transpirasi berhubungan
dengan kehilangan air dalam melalui stomata, kutikula, dan lentisel. Banyak air
rangka molekul semua bahan organik pada tumbuhan terdiri dari atom karbon
yang harus diperoleh dari atmosfer. Karbon masuk ke dalam tubuh sebagai karbon
dioksida melaui pori stomata, yang paling banyak terdapat pada permukaan daun
dan air keluar secara difusi melalui pori yang sama saat stomata terbuka
(Dwijoseputro, 1989).
Transpirasi terjadi pada saat tumbuhan membuka stomatanya untuk
mengambil karbon dioksida dari udara untuk berfotosintesis. Lebih dari 20 % air
yang diambil oleh akar dikeluarkan ke udara sebagai uap air (Siregar, 2003).
Proses keluarnya atau hilangnya air dari tubuh tumbuhan dapat berbentuk
diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan
bagian tanaman yang lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangan tersebut
sangat kecil dibandingkan dengan yang hilang melalui stomata. Transpirasi adalah
banyak faktor, baik faktor dalam maupun luar. Faktor internal yang
1. Penutupan stomata, dengan terbukanya stomata lebih lebar, air yang hilang lebih
stomata membuka. Pada tingkat kelembaban dalam daun yang rendah, sel-sel
mempunyai banyak stomata pada kedua sisi daunnya. Jumlah dan ukuran
3. Jumlah daun, makin luas daerah permukaan daun, makin besar transpirasi.
terbatas.
ketersediaan air dan proliferasi akar meningkatkan pengambilan air dari suatu
dari sudut lain, yaitu di dalam hubungannya dengan tekanan uap air di dalam
terhadap laju transpirasi. Angin menyapu uap air hasil transpirasi sehingga
kehilangan neto air. Namun jika angin menyapu daun, maka akan
mempengaruhi suhu daun. Suhu daun akan menurun dan hal ini dapat
5. Kandungan air tanah, laju transpirasi dapat dipengaruhi oleh kandungan air tanah
dan laju absorbsi air di akar. Pada siang hari biasanya air ditranspirasikan
lebih cepat dari pada penyerapan dari tanah. Hal tersebut menyebabkan devisit
air dalam daun sehingga terjadi penyerapan yang besar, pada malam hari
terjadi sebaliknya.
Proses transpirasi pada dasarnya sama dengan proses fisika yang terlibat
dalam penguapan air dari permukaan bebas. Dinding mesofil basah yang dibatasi
dengan ruang antar sel daun merupakan permukaan penguapan. Konsentrasi uap
air dalam ruang antar sel biasanya lebih besar daripada udara luar. Manakala
stomata terbuka, lebih banyak molekul air yang akan keluar dari daun melalui
stomata dibandingkan dengan jumlah yang masuk per satuan waktu, dengan
menyebabkan terjadinya daya isap daun sehingga terjadi transport air di batang,
membantu penyerapan air dan zat hara oleh akar, mengurangi air yang terserap
proses pendinginan, bila tidak terjadi transpirasi maka daun akan lebih panas
beberapa derajat lebih panas. Penguapan air merupakan proses pendinginan yang
kuat. Molekul air yang berkecepatan tinggi menguap dan ketika meninggalkan zat
cair, kecepatan molekul yang tertinggal menjadi lebih kecil berarti zat cair
Keluarnya uap air dari celah stoma merupakan proses difusi gas, karena tekanan
uap di sebelah dalam celah lebih tinggi daripada tekanan uap di udara luar daun.
Karena tekanan uap di ruang udara di dalam celah daun selalu berkurang oleh
terjadinya difusi gas keluar, maka terjadinya penguapan air di dinding sel
parenkim mesofil daun yang berbatasan dengan ruang udara. Selanjutnya proses
ini akan menarik air dari sel sebelah dalam dan seterusnya (Lestari, 2006).
menutup sebagai upaya untuk menahan laju transpirasi. Senyawa yang banyak
berperan dalam membuka dan menutupnya stomata adalah asam absisat (ABA).
meningkatkan laju angkutan air dan garam mineral, mengatur suhu tubuh dan
Salisbury, B. Frank dan Cleon W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid I. ITB:
Bandung.
IV.1 Hasil
a. Perlakuan I
c. Perlakuan III
0.3
0.25
0.2
angin
0.15
suhu
0.1 kelembapan
0.05
0
3 6 9 12 15
IV.2 Pembahasan
Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari
jaringan tumbuhan melalui stomata. Kemungkinan kehilangan air dari jaringan lain dapat
saja terjadi, tetapi porsi kehilangan tersebut sangat kecil dibandingkan dengan yang
hilang melalui stomata. Oleh sebab itu, dalam perhitungan besarnya jumlah air yang
hilang dari jaringan tanaman umumnya difokuskan pada air yang hilang melalui stomata.
Percobaan ini pada dasarnya bebas untuk menggunakan tanaman apa saja dan
pada percobaan ini menggunakan metilen blue agar perubahan laju transpirasi pada pipa
berskala dapat dengan mudah diamati karena jika hanya menggunakan air air saja maka
angin pada tumbuhan (angin), dan perlakuan III dengan diletakkan diatas meja (suhu).
banyak sinar berarti juga mempergiat transpirasi. Temperatur juga merupakan faktor
lingkungan yang terpenting yang mempengaruhi transpirasi daun yang ada dalam
keadaan turgor. Suhu daun di dalam naungan kurang lebih sama dengan suhu udara,
tetapi daun yang kena sinar matahari mempunyai suhu 10o -20o F lebih tinggi daripada
suhu udara. Selanjutnya adalah kelembaban udara dimana udara yang basah menghambat
transpirasi, sedang udara kering melancarkan transpirasi. Faktor lain juga termasuk angin
juga pada umumnya angin yang sedang, menambah kegiatan transpirasi. Karena angin
membawa pindah uap air yang bertimbun-timbun dekat stoma. Keadaan air dalam tanah
juga sangat berpengaruh karena air di dalam tanah ialah satu-satunya suber yang pokok,
Setelah dilakukan praktikum maka didapatkan hasil yang sesuai dengan grafik
pada perlakuan I ditutup dengan kantong plastik mengalami kenaikan, hal ini berarti
semakin berjalan waktu, transpirasi juga meningkat karena kelembapan yang juga
meningkat. Berdasarkan teori kelembapan Lestari (2006), jika kondisi udara banyak
mengandung awan maka kebasahan antara bumi dengan awan itu sangat tinggi. Dengan
demikian maka perbedaan kebasahan udara di dalam dan di luar akan berbeda; keadaan
yang demikian ini menghambat difusi uap air dalam sel ke lingkungan (luar daun) dengan
sedangkan udara yang kering melancarkan transpirasi. Bila daun mempunyai kandungan
air yang cukup dan stomata terbuka, maka laju transpirasi bergantung pada selisih antara
konsentrasi molekul uap air di dalam rongga antar sel di daun dengan konsentrasi
Pada Perlakuan II tumbuhan dikenai kipas angin. Diperoleh grafik yang kenaikan
cepat di bawah kipas angin dikarenakan udara (angin) menghembuskan udara lembab di
permukaan daun, sehingga terjadi perbedaan potensial air di dalam dan di luar lubang
Hal ini sesuai dengan teori Lestari (2006), bahwa angin mempunyai pengaruh
ganda yang cenderung saling bertentangan terhadap laju transpirasi. Angin menyapu uap
air hasil transpirasi sehingga angin menurunkan kelembaban udara di atas stomata,
sehingga meningkatkan kehilangan neto air. Namun jika angin menyapu daun, maka akan
mempengaruhi suhu daun. Suhu daun akan menurun dan hal ini dapat menurunkan
tingkat transpirasi. Pada umumnya angin yang sedang menambah kegiatan transpirasi.
Hal ini dapat dimaklumi karena angin membawa pindah uap air yang bertimbun-timbun
dekat stomata. Dengan demikian maka uap yang masih ada di dalam daun kemudian
Sedangkan pada Perlakuan III diletakkan diatas meja juga mengalami kenaikan
yang juga cukup signifikan, hal ini dipengaruhi oleh suhu ruangan. Semakin meningkat
suhu maka semakin meningkat pula laju transpirasi. Seperti yang dikatakan Lestari
(2006), kenaikan temperatur menambah tekanan uap di dalam dan di luar daun, namun
tekanan di dalam daun jauh lebih tinggi dibandingkan di luar. Akibat dari perbedaan
tekanan ini maka uap air di dalam daun lebih mudah berdifusi ke lingkungan.
BAB V
V.1 Kesimpulan
perlakuan kipas angin mengalami transpirasi lebih cepat dibandingkan dengan tanaman
yang ditutupi plastik dan diletakkan diatas meja. Hal ini disebabkan oleh adanya faktor
eksternal berupa kelembapan, suhu dan angin. Adapun faktor lainnya yaitu cahaya
matahari yang menyebabkan terbuka dan tertutupnya stomata. Dan beberapa faktor
internal antara lain adalah penutupan stomata, jumlah dan ukuran stomata, tebal atau
tipisnya daun, ada tidaknya lapisan lilin pada permukaan daun dan penggulungan
V.2 Saran
Sebaiknya pada percobaan ini alat yang digunakan diperbanyak seperti tabung
erlemenyer agar setiap kelompok mendapatkan perlakuan yang sama. Dan data yang