Oleh :
Retno Mayangsari
Maretra Anindya P.
Iis Islamiyah
Weni Rahayu Putri
Afrizal
Rombongan
Kelompok
Asisten
B1J013074
B1J013090
B1J013092
B1J013094
B1J013106
: VII
:4
: Siti Nur Hidayah
I.
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini produktivitas lahan terutama di daerah pesisir terus
mengalami
penurunan
akibat
meningkatnya
salinitas.
Peningkatan
dalam
perubahan
bentuk
secara
pertumbuhan
perlahan
tanaman
(Sipayung,
2003).
yang
Dalam
tertekan
FAO
dan
(2005)
dan
perkembangannya
dalam
kehidupan.
Pada
4. Menjelaskan dampak cekaman garam tinggi terhadap perubahanperubahan fisiologi tanaman kacang hijau (Vigna Radiata).
BAB II
II. Tinjauan Pustaka
Lingkungan akan mempengaruhi kelangsungan hidup tumbuhan.
Stress atau cekaman dapat didefinisikan suatu kondisi lingkungan yang
tidak menguntungkan bagi tanaman, akan berdampak buruk terhadap
pertumbuhan tanaman, reproduksi, dan kelangsungan hidup tanaman itu
sendiri. Stress adalah gangguan, hambatan atau percepatan proses
metabolisme normal sehingga dipandang tidak menguntungkan atau
suatu keadaan negatif. Terjadinya kerusakan ditentukan oleh tingkat
tingginya stress, waktu dari tanaman dihadapkan pada kondisi stress, dan
tingkat resistansi dari tanaman terhadap stres itu sendiri. Suhu tinggi
dapat menginduksi desikasi atau pengeringan sebagai contoh kerusakan
oleh stress kedua (suhu tinggi mengakibatkan peningkatan evaporasi,
sehingga mengakibatkan stress yang memulai terjadinya kerusakan)
(Cornic et al., 1992).
Pertumbuhan tanaman dapat terhambat dengan berbagai macam
stress di antaranya cahaya, air, dan garam. Stress cahaya dilakukan
melalui auksin dan efek timbul karena berkurangnya efektifitas auksin
pada keadaan cahaya yang terik. Misalnya tumbuhan yang tumbuh dalam
keadaan gelap atau cahaya yang lemah akan mempunyai batang yang
panjang dengan ruas yang lebih panjang dan lebih besar dari tumbuhan
yang mendapat cahaya yang terang. Stress air adalah keadaan dimana
tanaman mengalami cekaman karena kekurangan air, dan hal ini dapat
menghambat proses metabolisme yang ada di dalam tubuh tanaman.
Stress garam adalah keadaan dimana tanaman mengalami cekaman
karena kelebihan kadar garam, dan hal ini dapat menghambat proses
metabolisme yang ada di dalam tubuh tanaman. Stress garam terjadi
: Spermatophyta
: Dicotyledone
Ordo
: Rosales
Family
: Leguminosae (Fabaceae)
Genus
: Vigna
BAB III
III. Materi Dan Metode
3.1 Materi
Alat-alat
yang
digunakan
pada
praktikum
ini
adalah
Metode
sekali.
b. Tinggi tanaman diukur menggunakan penggaris mulai dari
pangkal batang sampai titik tumbuh apikal tanaman kemudian
hasilnya dicatat.
3.1.2 Luas Daun
a. Pengukuran luas daun dilakukan setiap dua minggu sekali.
b. Daun yang diukur luasnya adalah daun ke dua dari ujung pada
tanaman kacang hijau.
c. Pengukuran luas daun
dilakukan
menggunakan
metode
gravimetri.
d. Kertas HVS 70 gr dipotong dengan ukuran 10 cm x 10 cm
sehingga berbentuk bujursangkar dengan luas 16 cm.
e. Kertas yang telah berbentuk bujursangkar ditimbang sehingga
diperoleh berat kertas yaitu 0,71 gr.
f. Daun kedua dari tanaman kacang hijau diambil dan dibuat
polanya pada kertas bujursangkar tadi kemudian dipotong
menurut polanya.
g. Pola daun kedua tersebut ditimbang menggunakan timbangan
analitis sehingga diperoleh berat pola sampel daun.
h. Luas daun kedua dihitung dengan rumus : Luas daun =
Luas
A=
B=
C=
daun = cm
Luas kertas bujursangkar (cm)
Berat kertas bujursangkar (gram)
Berat pola sampel daun
(gram)
Keterangan :
2
berat kering).
c.
rumus :
Chlorophyll a (g / ml)
Chlorophyll b (g / ml)
A. Hasil
Tabel 1. RGR I
Anova tinggi tanaman
No
Sumber
ragam
dB
Perlakuan
Galat
24
Total
29
JK
KT
Fhitung
1472,
19
3238,
20
4710,
39
294,43
71
134,92
52
2,1822
25
FTabel
0,05
0,01
2,62
3,9
n
s
Tabel 2. RGR II
Anova luas daun
No
Sumber
ragam
dB
Perlakuan
Galat
12
Total
17
K0 (0
mM)
K1
(10
mM)
K2
(20
mM)
K3
(30
mM)
K4
(40
mM)
K5
(50
mM)
K1
53,2
0
JK
KT
Fhitung
17260,
55
7163,5
9
24424,
14
3452,1
1
596,96
61
5,7827
57
K3
29,2
8
K4
17,4
1
Rata
an
K0
26,5
7
K2
28,6
2
26,5
7
0,00
53,2
0
26,6
3
n
s
0,00
28,6
2
2,05
n
s
24,5
8
n
s
0,00
29,2
8
2,71
**
23,9
2
n
s
0,67
n
s
0,00
17,4
1
9,16
**
35,7
9
**
11,2
1
n
s
11,8
7
n
s
0,00
15,4
2
11,1
5
**
37,7
8
**
13,2
0
**
13,8
6
n
s
1,99
FTabel
**
0,05
0,01
2,39
3,11
K5
15,4
2
n
s
Sumber
ragam
dB
JK
KT
Perlakuan
0,04
2
3
Galat
Total
24
29
0,49
0,53
FTabel
Fhitung
0,0079
21
0,0206
03
0,3844
33
0,05
0,01
2,62
3,9
n
s
Tabel 4. RGR IV
Anova klorofil
No
Sumber
ragam
dB
JK
Perlakuan
1,99
2
3
Galat
Total
24
29
4,94
6,93
KT
0,3973
05
0,2059
27
FTabel
Fhitung
1,9293
44
0,05
0,01
2,62
3,9
n
s
Tabel 5. RGR V
Anova karotenoid
No
Sumber
ragam
dB
JK
Perlakuan
5,37
2
3
Galat
Total
24
29
27,35
32,73
KT
1,0749
16
1,1397
FTabel
Fhitung
0,9431
57
0,05
0,01
2,62
3,9
n
s
Gbr. Minggu ke 1
Gbr. Minggu ke 2
Gbr. Minggu ke 3
Gbr. Minggu ke 4
Gbr. Minggu ke 5
Gbr. Minggu ke 6
Gbr. Minggu ke 7
Gbr. Minggu ke 8
20 mM
30 Mm
40 Mm
B. Pembahasan
Berdasarkan
hasil
praktikum
Fisiologi
Tumbuhan
untuk
kemampuan
untuk
mempertahankan
pertumbuhan
dan
sementara
tumbuhan
tingkat
tinggi
tidak
memiliki
cekaman
garam
yaitu
ketidakseimbangan
metabolik
yang
stress
garam
dengan
parameter
total
klorofil
yang
tinggi
akan
menyebabkan
stres
osmotik
yang
akan
menghambat serapan air dan unsur hara. Hal ini mengakibatkan proses
biokimia sel terganggu dan terjadi kekurangan unsur hara sehingga
sintesis klorofil terhambat. Kadar klorofil yang rendah akan menurunkan
laju fotosintesis sehingga digunakan jalur pentosa fosfat.
Pengamatan stress garam dengan parameter berat basah dan berat
kering tanaman tomat yang dirawat selama 5 minggu didapatkan F
hitung jenis tanaman yaitu 0,384433. F hitung yang didapatkan lebih kecil
dari F tabel 0,05 yaitu 2, 62 dan F tabel 0,01 yaitu 3,9. Berarti jenis
tanaman tidak berbeda nyata, stress tidak berpengaruh terhadap berat
basah dan berat kering daun, dan interaksi tidak berbeda nyata atau
tidak ada variasi. Sementara itu menurut referensi pada tahap pertama
stres garam diluar akar mengurangi ketersediaan air bagi tumbuhan.
Kemudian, garam akan terserap dan terakumulasi sampai dengan taraf
yang meracuni dalam daun-daun yang lebih tua. Dampak selanjutnya
daun-daun tersebut akan mengalami penuaan dini sehingga akan
mengurangi
suplai
asimilat
ke
daerah
pertumbuhan
(Munns
dan
Termaaat, 1986).
Pengamatan
stress
garam
terhadap
kandungan
karotenoid
penghambat
kerusakan
dan
fotooksidatif.
mengatur
konsentrasi
membran
dan
tidak
mampu
Tanaman
garam
mempunyai
dalam
kompartementasi.
mencegah
sitoplasma
Garam
kloroplas
kemampuan
melalui
disimpan
dari
untuk
transport
dalam
vakuola,
proses
tanaman. Stress
garam
metabolisme
terjadi
yang
dengan
ada
di
terdapatnya
dalam
salinitas
tubuh
atau
stress
berpengaruh
pada
pertumbuhan
tanaman.
langsung
mengakibatkan
berkurangnya
fotosintesis
tanaman.
klorida
maupun
sulfat
yang
menyebabkan
rendahnya
Berkurangnya
pelebaran
daun
dapat
berakibat
berkurangnya
mengakibatkan
potensi
air
di
media
rendah
sehingga
perubahan
kutikula.
Perlakuan
NaCl
menurunkan
laju
metabolisme
esensial
bagi
pertumbuhan
sel
melalui
meliputi
osmoregulasi
atau
pengaturan
dan
kemungkinan
transpirasi
yang
lebih
tinggi
yang
I.
A.
Kesimpulan
(lingkungan).
2. Kondisi lingkungan yang ekstrim merupakan kondisi yang kurang
B. Saran
Sebaiknya dalam paraktikum Fisiologi Tumbuhan 1 ini praktikan
lebih teliti lagi dalam pengukuran agar diperoleh data yang nyata. Air
garam yang digunakan untuk menyiram tanaman disediakan lebih
banyak lagi supaya tidak kerkurangan, semoga praktikum selanjutnya
lebih baik lagi.
DAFTAR REFERENSI
Alberte, R. S. and J. P. Thornber. (1977). Water Stress Effect on the
Content and Organization of Chlorophyll in Mesophyll and Bundle
Sheath Chloroplasts of Maize. Plant Physiol 59, 351-353.
Anna M., K., Adisyahputra, dan R. Rosman. 2010. Pengaruh Kekeringan
Pada Tanah Bergaram NaCl Terhadap Pertumbuhan Tanaman Nilam.
Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik Jl. Tentara Pelajar No.
3 Bogor 16111
Basra, A. S. 1994. Mechanisms of Plant Growth and Improved Productivity:
Modern Approaches. Marcel Dekker, Inc., New York.
Bintoro, M.H., Arifah Rahayu, dan Watiningsih. 2005. Pengaruh
Penyiraman Larutan Garam NaCl Terhadap pertumbuhan Dan
Produksi Jagung (Zea mays L. cv. Nakula Dan Pool 5-G8). Bul. Agr.
Vol. XVIII No.3.
Dwidjoseputro, D. 1994. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Fitter, A. H. 1994. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.
Hamdia, M. A. 2010. Salt Tolerance of Crop Plants. Botany Department,
Faculty of Science, El-Minia University, El-Minia, Egypt
Harborne, Z. B. 1983. Metode Fitokimia. ITB : Bandung.
Harjadi, S.S dan S. Yahya. 1988. Fisiologi Stress Tanaman. University
Press. Jogyakarta.
Moradi, F. and A. M. Ismail. 2007. Responses of Photosynthesis,
Chlorophyll Fluorescence and ROS-Scavenging Systems to Salt
Stress During Seedling and Reproductive Stage in Rice. Oxford
Journals Annals of Botany 10.1093/aob/mcm052: 1-13.
Moud Aliakbar Maghsoudi dan Kobra Maghsoudi. 2008. Salt Stress Effects
on Respiration and Growth of Germinated Seeds of Different Wheat
(Triticum aestivum L.) Cultivars. Shahid Bahonar University of
Kerman, Iran.
Noggle, G. R. And G. J. Fritz. 1980. Introductory Plant Physiology. Prenticehall , Inc. Englewood Cliftts. New Jersey. 627p.
Paknejad, F., et al., 2009. Physiological Responses of Soybean (Glycine
max) to Foliar Application of Methanol Under Different Soil
Moistures. American Journal of Agricultural and Biological Sciences
4 (4): 311-318.
Utama, I Made. 2009. Stress pada Produk Paska Panen. Bali : UNUD.