BIOLOGI PERTANIAN
ACARA III
PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP
PERKEMBANGAN TANAMAN
Oleh:
Lusi Isnaeni
NIM. A1H022008
PJ Asisten:
Belinda Septia Rini
A. Latar Belakang
Tumbuhan adalah salah satu makhluk hidup yang mempunyai ciri seperti
makhluk hidup lainnya. Salah satu ciri tumbuhan adalah mengalami pertumbuhan
dan perkembangan. Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran sel atau
organisme dan bersifat kuantitatif (terukur). Tanah merupakan salah satu faktor
penting dalam proses budidaya tanaman. Tanah berperan sebagai tempat tumbuh
tegak tanaman, tempat persediaan air, udara, dan unsur hara, serta tempat hidupnya
organisme yang mampu mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Kesuburan tanah adalah potensi tanah untuk menyediakan unsur hara dalam jumlah
yang cukup. Mengetahui perbedaan kesuburan tanah terhadap pertumbuhan dan
produktivitas hijauan pakan. Unsur hara yang cukup sangat diperlukan untuk
meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman setaria. Nitrogen (N) dan
Phosphor (P) sangat penting dalam meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman.
Semakin baik tingkat kesuburan tanah, semakin baik pula tingkat pertumbuhan
Setaria splendida serta semakin tinggi produktivitasnya.
B. Tujuan
Tumbuhan yang ada di dunia ini sangat beraneka ragam, perbedaan tersebut
meliputi bentuk, ukuran maupun warna. Perbedaan bentuk maupun ukuran dapat
diamati secara keseluruhan pada satu tanaman, sedangkan untuk perbedaan warna
tampak jelas pada warna bunga dan pada warna daunnya. Pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Faktor-
faktor eksternal antara lain tanah, kelembapan, udara, suhu, cahaya dan air. Faktor-
faktor internal dapat mencakup gen, hormon, kandungan klorofil serta struktur
morfologi dan anatomi organ tumbuhan. (Widya, 2015:1).
Tanah salin disebut juga tanah garaman yaitu tanah yang mempunyai kadar
garam netral larut dalam air, sehingga dapat mengganggu pertumbuhan kebanyakan
tanaman. Tanah salin biasanya ditemukan di dua tipe daerah, yakni daerah sekitar
pantai yang memiliki cekaman salinitas yang disebabkan oleh intrusi air laut serta
daerah arid dan semi arid yakni salinitas yang disebabkan oleh evaporasi air tanah
atau air permukaan (Rahman et all, 2018). Tanah tergolong salin bila mengandung
garam dalam jumlah yang cukup untuk mengganggu pertumbuhan kebanyakan
spesies tanaman. Akan tetapi ini bukan merupakan jumlah yang tepat karena akan
tergantung kepada spesies tanaman, tekstur tanah dan kandungan air tanah, seta
komposisi garamnya sendiri. Sesuai dengan definisi yang dipakai oleh US Salinity
Laboratory bahwa ekstrak jenuh (larutan yang diekstraksi dari tanah pada kondisi
jenuh air) dari tanah salin mempunyai nilai DHL (daya hantar listrik, EC= electrical
conductivity) lebih besar dari 4 deci Siemens/m (ekivalen dengan 40 mM NaCl)
dan persentase natrium yang dapat dirukar (ESP= exchangeable sodium
percentage) kurang dari 15.
Kingdom : Plantae
Class : Liliopsida
Subclass : Commelinidae
Ordo : Cyperales
Family : Gramineae
Genus : Oryza L.
Tanaman padi memiliki batang silindris, agak pipih atau bersegi, berlubang atau
massif, pada buku selalu massif dan sering membesar, berbentuk herba. Batang dan
pelepah daun tidak berambut. Tinggi tanaman padi liar dapat mencapai ukuran
melebihi orang dewasa, yaitu sekitar 200 cm, tetapi varietas padi yang
dibudidayakan secara intensif sudah jauh lebih rendah, yaitu sekitar 100 cm. batang
padi umumnya berwarna hijau tua dan ketika memasuki fase generatif warna batang
berubah menjadi kuning (Utama dan Harja, 2015). Penyebab utama kerentanan padi
terhadap salinitas karena tanaman ini tidak memiliki mekanisme fisiologis.
Konsentrasi garam yang tinggi pada media perakaran, menyebabkan potensial air
tanah lingkungan rizosfir menjadi menurun sehingga mengganggu pasokan air dan
transport hara ke jaringan tanaman menjadi terganggu, bagi tanaman padi.
Perbedaan potensial air antara tanaman dan media akar memunculkan dehidrasi
serta terganggunya aktivitas fisiologis.
Padi dapat tumbuh pada suhu yang berkisar 19º C sampai 38º C. Di dataran
rendah padi memerlukan ketinggian 0 sampai 650 m dpl dengan temperatur 22º C
sampai 27º C sedangkan di dataran tinggi 650 sampai 1.500 m dpl dengan
temperatur 19º C sampai 23 ºC (Perdana, 2010). Padi gogo memerlukan air paling
kurang 750 mm selama satu periode, sedangkan padisawah memerlukan 1.200 mm
air per musim. Selama pertumbuhan, semua kebutuhan air sepenuhnya tergantung
dari curah hujan. Intensitas cahaya minimum yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
padi gogo sebesar 265 cal/cm2 /hari (Erdiaman et al., 2013) Padi gogo tumbuh di
daerah tropis dana tau subtropis pada 45 ºLU sampai 45 ºLS dengan cuaca panas
dan kelembaban tinggi dengan musim hujan 4 bulan. Ratarata curah hujan yang
baik adalah 200 mm/bulan selama 3 bulan berturut-turut atau 1500 sampai 2000
mm/tahun.
Klasifikasi dan morfologi pada tanaman kacang tanah adalah salah satu
tanaman kacang-kacangan atau tanaman legum yang menjadi bahan dasar banyak
makanan, tanaman kacang tanah menjadi kacang-kacangan kedua terpenting
setelah kedelai. Tanaman yang berasal dari benua Amerika ini tumbuh secara perdu
dengan daun-daun kecil tersusun majemuk. Klasifikasi tanaman kacang tanah
(USDA, 2020) sebagai berikut.
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivision : Spermatophyta
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Subclass : Rosidae
Ordo : Fabales
Family : Fabaceae/Leguminosae
Genus : Arachis L.
Spesies : Arachis hypogaea L.
Kacang tanah termasuk tanaman herba semusim, berakar tunggang, memiliki empat
helaian daun (tetrafoliate) dengan daun bagian atas yang lebih besar dari bagian
bawah. Kacang tanah termasuk tanaman yang menyerbuk sendiri dan penyerbukan
terjadi beberapa saat sebelum bunga mekar sehingga jarang terjadi penyerbukan
silang. Tanaman kacang tanah tersusun atas organ akar, batang, daun, bunga,
polong dan biji.
Alat yang diguanakan pada praktikum acara III antara lain alat penyiram,
kertas label, plastik, alat tulis, penggaris panjang, dan polibag. Bahan yang dipakai
pada praktikum ini adalah screen house, benih padi, kangkung, pasir, air, dan
garam.
B. Prosedur Kerja
A. Hasil
2. Screenhouse 1-6
tanpa paranet
3. Screenhouse 1-6
berparanet
b. Salinitas -
1. Lapang
2. Screenhouse -
tanpa paranet
3. Screenhouse -
berparanet
2. Kacang Tanah
a. Normal
1. Lapang 1-5
2. Screenhouse 1-5
tanpa paranet
3. Screenhouse 1-5
berparanet
b. Salinitas
1. Lapang -
2. Screenhouse -
tanpa paranet
3. Screenhouse -
berparanet
Tabel 3.2 Presentase Berkecambah
2. Screenhouse 5
X 100%
5
tanpa paranet
3. Screenhouse 5
X 100%
5
berparanet
b. Salinitas
1. Lapang 0%
2. Screenhouse 0%
tanpa paranet
3. Screenhouse 0%
berparanet
2. Kacang Tanah
a. Normal
1. Lapang 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑏𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ
X 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑒𝑐𝑎𝑚𝑏𝑎𝑘𝑎𝑛
5
X 100%
5
2. Screenhouse 5
X 100%
5
tanpa paranet
3. Screenhouse 5
X 100%
5
berparanet
b. Salinitas
1. Lapang 0%
2. Screenhouse 0%
tanpa paranet
3. Screenhouse 0%
berparanet
2. Screenhouse 9
tanpa paranet
3. Screenhouse
berparanet 9,3
b. Salinitas -
1. Lapang
2. Screenhouse -
tanpa paranet
3. Screenhouse -
berparanet
2. Kacang Tanah
a. Normal
1. Lapang 8,5
2. Screenhouse 8,5
tanpa paranet
3. Screenhouse 14,5
berparanet
b. Salinitas -
1. Lapang
2. Screenhouse -
tanpa paranet
3. Screenhouse -
berparanet
B. Pembahasan
Pada hasil tabel 3.3 untuk tinggi tanaman yang ditanam dalam praktikum
acara tiga yaitu memperoleh hasil tanaman padi dengan tanah normal kategori
lapang dengan hasil 7,5 cm, screenhouse tanpa paranet 9 cm, dan screenhouse
berparanet 9,3 cm sedangkan untuk tanah salin pada tanaman padi tidak tumbuh.
memperoleh hasil tanaman kacang tanah dengan tanah normal kategori lapang
dengan hasil 8,5 cm, screenhouse tanpa paranet 8, 5 cm, dan screenhouse berparanet
14,5 cm sedangkan untuk tanah salin pada tanaman padi tidak tumbuh. anaman
kacang tanah merupakan tanaman yang sangat memerlukan cahaya matahari.
Walaupun tergolong tanamn C3 yang mempunyai laju fotosintesis yang tinggi
namun pada tanaman ini cahaya sangat diperlukan karena mempengaruhi hasil dari
polong. Dan faktor untuk tinggi tanaman yang optimal adalah adanya nutrisi yang
terpenuhi.
IV. KESIMPULAN DAN PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dari hasil praktikum acara tiga pada tabel 3.1 diperoleh dengan data yaitu
dimana tanaman kacang tanah dan padi berkecambah. Pada tanaman padi
perkecambahan mulai muncul hari sebelum tanam di hari ke 6 pada kondisi
tanah normal dengan kategori lapang, screenhouse tanpa paranet dan
screenhouse berparanet. Untuk kondisi perkecambahan tanah salinitas tidak
mencul perkecambahan sampai pengamatan terakhir. Demekian juga
terhadap kacang tanah mulai muncul kecambah di hari pengamatan ke 5
untuk kategori lapang, screenhouse tanpa paranet dan screenhouse
berparanet. untuk kondisi dengan salinitas perkecambahan pada tanaman
kacang tanah tidak muncul adanya kecambah.
2. Pada pengamatan dengan hasil tabel 3.2 diperoleh hasil presentase
perkecambahan untuk tanah normal pada tanaman padi dengan kategori
lapang, screenhouse tanpa paranet dan screenhouse berparanet..
memperoleh presentasi berkecambah 100% begitupun pada kacang tanah,
sedangkan untuk tanah salinitas memperoleh presentasi perkecambahan 0%
3. Begitupun pada kacang tanah. Pada hasil tabel 3.3 untuk tinggi tanaman
yang ditanam dalam praktikum acara tiga yaitu memperoleh hasil tanaman
padi dengan tanah normal kategori lapang dengan hasil 7,5 cm, screenhouse
tanpa paranet 9 cm, dan screenhouse berparanet 9,3 cm sedangkan untuk
tanah salin pada tanaman padi tidak tumbuh. memperoleh hasil tanaman
kacang tanah dengan tanah normal kategori lapang dengan hasil 8,5 cm,
screenhouse tanpa paranet 8, 5 cm, dan screenhouse berparanet 14,5 cm
sedangkan untuk tanah salin pada tanaman padi tidak tumbuh.
4. Pertumbuhan tanaman kacang tanah yang optimal memerlukan kondisi
lingkungan yang sesuai, karena kacang tanah sangat peka terhadap
perubahan kondisi lingkungan khususnya faktor iklim, tanah dan biologi.
5. Perkecambahan pada benih padi memiliki karakteristik tersendiri yaitu
adanya faktor after-ripening. Fenomena after-ripening yaitu dormansi yang
terjadi pada benih padi dimana benih padi tidak mampu berkecambah ketika
baru di panen dan baru dapat berkecambah setelah melewati periode
penyimpanan kering.
B. Saran
Widya, Lala N. 2015. “Analisis Kandungan Klorofil Daun Pucuk Merah (Syzygium
oleana) pada Warna Daun yang Berbeda Sebagai Sumber Belajar Biologi
SMA Kelas XI” Skripsi. Yogyakarta: FKIP UAD.