Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI PERTANIAN

ACARA III
PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP
PERKEMBANGAN TANAMAN

Oleh:
Lusi Isnaeni
NIM. A1H022008

PJ Asisten:
Belinda Septia Rini

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2023
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tumbuhan adalah salah satu makhluk hidup yang mempunyai ciri seperti
makhluk hidup lainnya. Salah satu ciri tumbuhan adalah mengalami pertumbuhan
dan perkembangan. Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran sel atau
organisme dan bersifat kuantitatif (terukur). Tanah merupakan salah satu faktor
penting dalam proses budidaya tanaman. Tanah berperan sebagai tempat tumbuh
tegak tanaman, tempat persediaan air, udara, dan unsur hara, serta tempat hidupnya
organisme yang mampu mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Kesuburan tanah adalah potensi tanah untuk menyediakan unsur hara dalam jumlah
yang cukup. Mengetahui perbedaan kesuburan tanah terhadap pertumbuhan dan
produktivitas hijauan pakan. Unsur hara yang cukup sangat diperlukan untuk
meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman setaria. Nitrogen (N) dan
Phosphor (P) sangat penting dalam meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman.
Semakin baik tingkat kesuburan tanah, semakin baik pula tingkat pertumbuhan
Setaria splendida serta semakin tinggi produktivitasnya.

Dalam usaha budidaya harus diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi


pertumbuhan tanaman secara ekologi, baik faktor biotik dan abiotic dilingkungan
tumbuh tanaman tersebut. Faktor biotik adalah factor hidup yang meliputi semua
makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan maupun hewan.Factor abiotic, yaitu terdiri
benda-bend mati seperti air, tanah, udara, cahaya,matahari dan sebagainya. Dalam
ekosistem, tumbuhan berperan sebagaidecomposer. Tanaman dalam kondisi
alamiah maupun dibudidayakan dengan pertanian seringkali mengalami stress
akibat kondisi lingkungan (Environmental Stresses). Stres biasanya didefinisikan
sebagai factor luaryang mennguntungkan yang berpengaruh terhadap tanaman.
Pertumbuha tanaman dapat dipengaruhi dalam berbagai cara oleh
lingkungan. Kondisi lingkungan yang sesuai selama pertumbuhan akan
merangsang tanaman untuk berbunga dan menghasilkan benih. Kebanyakan spesies
tidak akan memasuki masa reproduktif jika pertumbuhan vegetatifnya belum
selesai dan belum mencapai tahapan yang matang untuk berbunga.Pertumbuhan
suatu tanaman yang diproduksi akan selalu dipengaruhi olehfactor dalam maupun
factor luar dari tanaman itu sendiri. Factor dalam daritanaman itu adalah genetika
dari tanaman tersebut terekspresikan melalui pertumbuhan sehingga diperoleh
hasil, sedangkan factor luarnya adalah factor biotik maupun abiotic yang meliputi
unsur-unsur yang menjadii pengaruh pada kualitas dan kuantitas produksi alam,
antara lain iklim, curah hujan,kelembaban, intensitas cahaya, kesuburan tanah, serta
ada tidaknya hama dan penyakit. Oleh sebab itu, dalam praktikum ini mengetahui
factor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman pada tanah nnormal dan
tanah salin tentunya menjadi sangat bermanfaat. Untuk dapat memanfaatkan unsur-
unsur tersebut secara optimal maka perlu adanya perlakuan khusus pada tanaman
tersebut, antara lain pengolahan tanah, pemilihan bibit atau varietas unggul,
pengaturan kebutuhan benih pada petak, pengaturan jarak tanam, pengaturan air,
pengendalian hama dan penyakit, hingga akhirnya diperoleh hasil panen atau
produksi pertanian.

B. Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk Mengetahui respon pertumbuhan tanaman


terhadap kondisi lingkungan yang optimal dan tidak optimal
II. TINJAUAN PUSTAKA

Tumbuhan yang ada di dunia ini sangat beraneka ragam, perbedaan tersebut
meliputi bentuk, ukuran maupun warna. Perbedaan bentuk maupun ukuran dapat
diamati secara keseluruhan pada satu tanaman, sedangkan untuk perbedaan warna
tampak jelas pada warna bunga dan pada warna daunnya. Pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Faktor-
faktor eksternal antara lain tanah, kelembapan, udara, suhu, cahaya dan air. Faktor-
faktor internal dapat mencakup gen, hormon, kandungan klorofil serta struktur
morfologi dan anatomi organ tumbuhan. (Widya, 2015:1).

Tanah salin disebut juga tanah garaman yaitu tanah yang mempunyai kadar
garam netral larut dalam air, sehingga dapat mengganggu pertumbuhan kebanyakan
tanaman. Tanah salin biasanya ditemukan di dua tipe daerah, yakni daerah sekitar
pantai yang memiliki cekaman salinitas yang disebabkan oleh intrusi air laut serta
daerah arid dan semi arid yakni salinitas yang disebabkan oleh evaporasi air tanah
atau air permukaan (Rahman et all, 2018). Tanah tergolong salin bila mengandung
garam dalam jumlah yang cukup untuk mengganggu pertumbuhan kebanyakan
spesies tanaman. Akan tetapi ini bukan merupakan jumlah yang tepat karena akan
tergantung kepada spesies tanaman, tekstur tanah dan kandungan air tanah, seta
komposisi garamnya sendiri. Sesuai dengan definisi yang dipakai oleh US Salinity
Laboratory bahwa ekstrak jenuh (larutan yang diekstraksi dari tanah pada kondisi
jenuh air) dari tanah salin mempunyai nilai DHL (daya hantar listrik, EC= electrical
conductivity) lebih besar dari 4 deci Siemens/m (ekivalen dengan 40 mM NaCl)
dan persentase natrium yang dapat dirukar (ESP= exchangeable sodium
percentage) kurang dari 15.

Klasifikasi botani tanaman padi menurut USDA (2018) adalah sebagai


berikut:

Kingdom : Plantae

Sub kingdom : tracheobionta


Division : Magnoliophyta

Class : Liliopsida

Subclass : Commelinidae

Ordo : Cyperales

Family : Gramineae

Genus : Oryza L.

Species : Oryza sativa L.

Tanaman padi memiliki batang silindris, agak pipih atau bersegi, berlubang atau
massif, pada buku selalu massif dan sering membesar, berbentuk herba. Batang dan
pelepah daun tidak berambut. Tinggi tanaman padi liar dapat mencapai ukuran
melebihi orang dewasa, yaitu sekitar 200 cm, tetapi varietas padi yang
dibudidayakan secara intensif sudah jauh lebih rendah, yaitu sekitar 100 cm. batang
padi umumnya berwarna hijau tua dan ketika memasuki fase generatif warna batang
berubah menjadi kuning (Utama dan Harja, 2015). Penyebab utama kerentanan padi
terhadap salinitas karena tanaman ini tidak memiliki mekanisme fisiologis.
Konsentrasi garam yang tinggi pada media perakaran, menyebabkan potensial air
tanah lingkungan rizosfir menjadi menurun sehingga mengganggu pasokan air dan
transport hara ke jaringan tanaman menjadi terganggu, bagi tanaman padi.
Perbedaan potensial air antara tanaman dan media akar memunculkan dehidrasi
serta terganggunya aktivitas fisiologis.

Padi dapat tumbuh pada suhu yang berkisar 19º C sampai 38º C. Di dataran
rendah padi memerlukan ketinggian 0 sampai 650 m dpl dengan temperatur 22º C
sampai 27º C sedangkan di dataran tinggi 650 sampai 1.500 m dpl dengan
temperatur 19º C sampai 23 ºC (Perdana, 2010). Padi gogo memerlukan air paling
kurang 750 mm selama satu periode, sedangkan padisawah memerlukan 1.200 mm
air per musim. Selama pertumbuhan, semua kebutuhan air sepenuhnya tergantung
dari curah hujan. Intensitas cahaya minimum yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
padi gogo sebesar 265 cal/cm2 /hari (Erdiaman et al., 2013) Padi gogo tumbuh di
daerah tropis dana tau subtropis pada 45 ºLU sampai 45 ºLS dengan cuaca panas
dan kelembaban tinggi dengan musim hujan 4 bulan. Ratarata curah hujan yang
baik adalah 200 mm/bulan selama 3 bulan berturut-turut atau 1500 sampai 2000
mm/tahun.

Perkecambahan biji merupakan suatu proses metabolisme biji hingga dapat


menghasilkan pertumbuhan dari komponen kecambah, yaitu plumula dan radikula.
Perkecambahan biji dapat dipengaruhi oleh faktor dalam dan faktor luar. Faktor
dalam meliputi tingkat kemasakan biji, ukuran biji, dormansi, dan penghambat
perkecambahan, sedangkan faktor luar meliputi air, temperatur, oksigen, dan
cahaya. Perkecambahan yang tinggi, cepat dan seragam sangat diinginkan agar
diperoleh pertumbuhan awal yang baik untuk mengurangi pengaruh merugikan dari
persaingan dengan gulma. Proses perkecambahan dapat dicapai dengan pemecahan
kulit biji yang keras (pematahan dormansi) yang dapat dilakukan pada tahap awal
atau skarifikasi (Saputra dkk., 2017). Skarifikasi dapat dilakukan secara mekanik
dan kimia. Salah satu upaya pematahan dormansi secara kimiawi yaitu perendaman
benih dengan larutan kalium nitrat (Bukhari, 2013).

Tanah merupakan campuran partikel-partikel yang terdiri dari salah satu


atau seluruh jenis unsur-unsur yang terdiri dari Berangkal (Boulder), Pasir (Sand),
Lanau (Silt), Lempung (Clay), dan Koloid tanaman. Tanah yang dapat berperan
dalam proses pertumbuhan tanaman adalah tanah yang subur, sementara itu tanah
yang subur adalah tanah yang mengandung unsur hara, air dan bahan pendukung
lain dalam komposisi yang pas sehingga mampu dimanfaatkan untuk pertumbuhan
tanaman Kesuburan tanah menurut Handayanto (2017).adalah potensi tanah untuk
menyediakan unsur hara dalam jumlah yang cukup dalam bentuk yang tersedia dan
seimbang untuk menjamin pertumbuhan dan produksi tanaman yang optimum.
Ketersediaan hara bagi tanaman tidak hanya bergantung kepada konsentrasi hara di
dalam larutan tanah, tetapi penting juga memperhatikan kapasitas tanah untuk
menjaga konsentrasi hara di dalam larutan tanah. Tanah berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tanaman akan tumbuh dan berkembang
dengan optimal bila kondisi tanah tempat hidupnya sesuai dengan kebutuhan nutrisi
dan unsur hara. Kondisi tanah ditentukan oleh faktor lingkungan lain, misalnya
suhu, kandungan mineral, air, dan derajat keasaman atau pH.

Klasifikasi dan morfologi pada tanaman kacang tanah adalah salah satu
tanaman kacang-kacangan atau tanaman legum yang menjadi bahan dasar banyak
makanan, tanaman kacang tanah menjadi kacang-kacangan kedua terpenting
setelah kedelai. Tanaman yang berasal dari benua Amerika ini tumbuh secara perdu
dengan daun-daun kecil tersusun majemuk. Klasifikasi tanaman kacang tanah
(USDA, 2020) sebagai berikut.

Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta

Superdivision : Spermatophyta
Division : Magnoliophyta

Class : Magnoliopsida
Subclass : Rosidae

Ordo : Fabales
Family : Fabaceae/Leguminosae

Genus : Arachis L.
Spesies : Arachis hypogaea L.
Kacang tanah termasuk tanaman herba semusim, berakar tunggang, memiliki empat
helaian daun (tetrafoliate) dengan daun bagian atas yang lebih besar dari bagian
bawah. Kacang tanah termasuk tanaman yang menyerbuk sendiri dan penyerbukan
terjadi beberapa saat sebelum bunga mekar sehingga jarang terjadi penyerbukan
silang. Tanaman kacang tanah tersusun atas organ akar, batang, daun, bunga,
polong dan biji.

Fase pertumbuhan kacang tanah terdiri atas periode vegetatif dan


reproduktif. Fase vegetatif tersebut dibagi menjadi 3 stadia, yaitu perkecambahan,
pembukaan kotiledon, dan perkembangan daun bertangkai empat (tetrafoliate).
Proses perkecambahan hingga munculnya kotiledon ke permukaan tanah (stadia
VE) berlangsung selama 4 sampai 6 hari, keesokan harinya kotiledon tersebut telah
terbuka (stadia VK) (Trustinah, 2015), sedangkan untuk penandaan fase reproduktif
didasarkan atas adanya bunga, polong, dan biji. Fase reproduktif dilambangkan
dengan huruf R. Boote (1982) dalam Trustinah (2015) membagi fase reproduktif
kacang tanah menjadi 9 stadia. Sembilan stadia tersebut adalah: mulai berbunga
(R1), pembentukan ginofor (R2), pembentukan polong (R3), polong
penuh/maksimum (R4), pembentukan biji (R5), biji penuh (R6), biji mulai masak
(R7), masak panen (R8), dan polong lewat masak (R9).
III. METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Alat yang diguanakan pada praktikum acara III antara lain alat penyiram,
kertas label, plastik, alat tulis, penggaris panjang, dan polibag. Bahan yang dipakai
pada praktikum ini adalah screen house, benih padi, kangkung, pasir, air, dan
garam.

B. Prosedur Kerja

1. Media tanam disiapkan, dimasukkan ke dalam polibag. Jumlah polibag


yang disi media tanam tersebut sebanyak 6 buah. Media tanam disiram
dengan air hingga kapasitas lapang (pada perlakuan cekaman salinitas,
media disiram dengan air garam)
2. Ke dalam media tanam setiap polibag ditanam 10 butir benih yang baik.
Selanjutnya polibag ditempatkan pada masing-masing kondisi dengan
pencahayaan yang berbeda (lapang, screenhouse tanpa paranet,
screenhouse berparanet).
3. Amati perkecambahan setiap benih tanaman pada setiap polybag dan catat
hasil pengamatannya hingga 7 hst
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 3.1 Umur Berkecambah

No Nama Umur Keterangan dan Dokumentasi


(HST)
1. Padi
a. Normal
1. Lapang 1-6

2. Screenhouse 1-6
tanpa paranet

3. Screenhouse 1-6
berparanet
b. Salinitas -
1. Lapang

2. Screenhouse -
tanpa paranet

3. Screenhouse -
berparanet

2. Kacang Tanah
a. Normal
1. Lapang 1-5

2. Screenhouse 1-5
tanpa paranet
3. Screenhouse 1-5
berparanet

b. Salinitas
1. Lapang -

2. Screenhouse -
tanpa paranet

3. Screenhouse -
berparanet
Tabel 3.2 Presentase Berkecambah

No Nama Presentase Berkecambah (%) Dokumentasi


1. Padi
a. Normal 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑏𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ
X 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑒𝑐𝑎𝑚𝑏𝑎𝑘𝑎𝑛
1. Lapang 5
X 100%
5

2. Screenhouse 5
X 100%
5
tanpa paranet

3. Screenhouse 5
X 100%
5
berparanet

b. Salinitas
1. Lapang 0%
2. Screenhouse 0%
tanpa paranet

3. Screenhouse 0%
berparanet

2. Kacang Tanah
a. Normal
1. Lapang 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑏𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ
X 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑒𝑐𝑎𝑚𝑏𝑎𝑘𝑎𝑛
5
X 100%
5

2. Screenhouse 5
X 100%
5
tanpa paranet

3. Screenhouse 5
X 100%
5
berparanet
b. Salinitas
1. Lapang 0%

2. Screenhouse 0%
tanpa paranet

3. Screenhouse 0%
berparanet

Tabel 3.3 Tinggi Tanaman

No Nama Tinggi (cm) Dokumentasi


1. Padi
a. Normal
1. Lapang 7,5

2. Screenhouse 9
tanpa paranet
3. Screenhouse
berparanet 9,3

b. Salinitas -
1. Lapang

2. Screenhouse -
tanpa paranet

3. Screenhouse -
berparanet

2. Kacang Tanah
a. Normal
1. Lapang 8,5
2. Screenhouse 8,5
tanpa paranet

3. Screenhouse 14,5
berparanet

b. Salinitas -
1. Lapang

2. Screenhouse -
tanpa paranet

3. Screenhouse -
berparanet
B. Pembahasan

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses hidup yang selalu


terjadi pada setiap makhluk hidup. Pertumbuhan dapat diartikan sebagai
pertambahan ukuran volume, massa maupun jumlah sel yang dapat dinyatakan
dengan suatu (kuantitatif), bersifat permanen dan tidak dapat dikembalikan
(irreversibel). Sedangkan perkembangan adalah proses perubahan menuju dewasa
ataupun proses pematangan sel menjadi sel dewasa yang fungsional. Tidak dapat
dinyatakan dengan satuan (kualitatif) dan dapat kembali ke semula (reversibel).

Pertumbuhan tanaman kacang tanah yang optimal memerlukan kondisi


lingkungan yang sesuai, karena kacang tanah sangat peka terhadap perubahan
kondisi lingkungan khususnya faktor iklim, tanah dan biologi. Pada saat ini,
perubahan kondisi lingkungan sudah sering terjadi, salah satu kasus diantaranya
tentang pencemaran lingkungan oleh tumpahan minyak/oli (hidrokarbon) yang
terjadi pada unit pengolahan dan pengangkutan sehingga menurunkan produktivitas
lahan dan merusak kelestarian lingkungan.

Perkecambahan merupakan berkembangnya struktur-struktur penting dari


embrio benih yang menunjukan kemampuannya untuk menjadi kecambah dengan
ditandai munculnya radikula yang menembus kulit biji. Terdapat beberapa faktor
yang mempengaruhi perkecambahan benih yaitu faktor eksternal dan faktor
internal. Faktor eksternal benih yaitu suhu, air dan cahaya. Ketersediaan air
merupakan salah satu faktor penting yang harus di penuhi agar benih dapat
berkecambah. Faktor internal benih yaitu tingkat kemasakan benih, ukuran benih
dan dormansi. Dormansi merupakan fenomena fisiologis benih yang menunjukan
ketidakmampuan benih untuk berkecambah pada kondisi optimum. Pada umumnya
dormansi pada benih memerlukan kondisi lingkungan tertentu seperti ketersediaan
air dan adanya cahaya sehingga dormansi dapat berakhir. Lama waktu dormansi
pada benih bervariasi bergantung pada species dan kondisi lingkungan.
Pada benih yang dorman perkecambahan tidak akan terjadi selama benih
belum melalui masa dormansinya. Dormansi pada benih dapat dipatahkan dengan
berbagai cara salah satunya melalui perlakuan skarifikasi. Skarifikasi merupakan
salah satu proses yang dapat mematahkan dormansi pada benih karena
meningkatkan imbibisi pada benih. Terdapat dua jenis skarifikasi yaitu skarifikasi
mekanik dan skarifikasi kimiawi. Skarifikasi secara mekanik berupa pengamplasan,
pengikiran, pemotongan dan penusukan jarum. Sedangkan skarifikasi kimiawi
dilakukan melalui proses perendaman pada larutan kimia. Dormansi dapat terjadi
pada beberapa jenis benih, salah satunya benih padi (Rosenberg dkk 2013).

Perkecambahan pada benih padi memiliki karakteristik tersendiri yaitu


adanya faktor after-ripening. Fenomena after-ripening yaitu dormansi yang terjadi
pada benih padi dimana benih padi tidak mampu berkecambah ketika baru di panen
dan baru dapat berkecambah setelah melewati periode penyimpanan kering.
Fenomena after-ripening pada perkecambahan benih padi menyebabkan
permasalahan tersendiri. Jika jangka waktu benih berkecambah cukup lama maka
akan mengganggu proses pertumbuhan padi yang menyebabkan terganggunya
pemenuhan kebutuhan produksi beras. Salah satu cara pematahan dormansi pada
fenomena after-ripening yaitu dengan melakukan perendaman menggunakan
senyawa kimia. Salah satu larutan kimia yang sering digunakan yaitu Kalium Nitrat
(KNO3). Senyawa KNO3 sering digunakan untuk pengujian maupun untuk
keperluan operasional perbanyakan tanaman. Senyawa KNO3 berfungsi untuk
melunakkan kulit benih sehingga air dan oksigen dapat masuk ke dalam benih.
Imbibisi air dapat meningkatkan aktivitas hormon giberelin dimana hormon
giberelin berfungsi untuk meningkatkan aktifitas enzim hidrolase salah satunya
enzim amilase yang merombak amilum menjadi glukosa yang diperlukan untuk
respirasi (Sipayung,2013). Besar kecilnya konsentrasi KNO3 mempengaruhi
tingkat pematahan dormansi. Marzuki, R. (2017 )dalam penelitiannya menyebutkan
bahwa KNO3 dengan konsentrasi 0,5% mampu mempercepat perkecambahan
benih tanjung 63,75 hari.
Dari hasil praktikum acara tiga pada tabel 3.1 diperoleh dengan data yaitu
dimana tanaman kacang tanah dan padi berkecambah. Pada tanaman padi
perkecambahan mulai muncul hari sebelum tanam di hari ke 6 pada kondisi tanah
normal dengan kategori lapang, screenhouse tanpa paranet dan screenhouse
berparanet. Untuk kondisi perkecambahan tanah salinitas tidak mencul
perkecambahan sampai pengamatan terakhir. Demekian juga terhadap kacang tanah
mulai muncul kecambah di hari pengamatan ke 5 untuk kategori lapang,
screenhouse tanpa paranet dan screenhouse berparanet. untuk kondisi dengan
salinitas perkecambahan pada tanaman kacang tanah tidak muncul adanya
kecambah. Ini dibuktikan karena tanah salinitas kurang optimum untuk
pertumbuhan padi dan kacang panjang. Dimana, cekaman salinitas berdampak
terhadap pertumbuhan tanaman baik secara morfologi, fisiologis dan
biokimia. Tingginya kadar garam dalam media tanam atau tanah, mengakibatkan
tanaman akan mengalami stress ion dan stress oksidatif.

Pada pengamatan dengan hasil tabel 3.2 diperoleh hasil presentase


perkecambahan untuk tanah normal pada tanaman padi dengan kategori lapang,
screenhouse tanpa paranet dan screenhouse berparanet.. memperoleh presentasi
berkecambah 100% begitupun pada kacang tanah, sedangkan untuk tanah salinitas
memperoleh presentasi perkecambahan 0%. Dimana, Tanah salin mempengaruhi
tanaman karena kandungan garam larut yang tinggi. Bila sel tanaman dimasukkan
dalam larutan berkadar garam tinggi, sel tersebut akan mengkerut. Proses ini
disebut plasmolisis sehingga akan meningkatkan kadar garam dalam larutan
terjadinya ketidak optimal perkecambahn pada padi dengan tanah salinitas.
Begitupun pada kacang tanah.

Pada hasil tabel 3.3 untuk tinggi tanaman yang ditanam dalam praktikum
acara tiga yaitu memperoleh hasil tanaman padi dengan tanah normal kategori
lapang dengan hasil 7,5 cm, screenhouse tanpa paranet 9 cm, dan screenhouse
berparanet 9,3 cm sedangkan untuk tanah salin pada tanaman padi tidak tumbuh.
memperoleh hasil tanaman kacang tanah dengan tanah normal kategori lapang
dengan hasil 8,5 cm, screenhouse tanpa paranet 8, 5 cm, dan screenhouse berparanet
14,5 cm sedangkan untuk tanah salin pada tanaman padi tidak tumbuh. anaman
kacang tanah merupakan tanaman yang sangat memerlukan cahaya matahari.
Walaupun tergolong tanamn C3 yang mempunyai laju fotosintesis yang tinggi
namun pada tanaman ini cahaya sangat diperlukan karena mempengaruhi hasil dari
polong. Dan faktor untuk tinggi tanaman yang optimal adalah adanya nutrisi yang
terpenuhi.
IV. KESIMPULAN DAN PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum acara 3yaitu sebagai


berikut :

1. Dari hasil praktikum acara tiga pada tabel 3.1 diperoleh dengan data yaitu
dimana tanaman kacang tanah dan padi berkecambah. Pada tanaman padi
perkecambahan mulai muncul hari sebelum tanam di hari ke 6 pada kondisi
tanah normal dengan kategori lapang, screenhouse tanpa paranet dan
screenhouse berparanet. Untuk kondisi perkecambahan tanah salinitas tidak
mencul perkecambahan sampai pengamatan terakhir. Demekian juga
terhadap kacang tanah mulai muncul kecambah di hari pengamatan ke 5
untuk kategori lapang, screenhouse tanpa paranet dan screenhouse
berparanet. untuk kondisi dengan salinitas perkecambahan pada tanaman
kacang tanah tidak muncul adanya kecambah.
2. Pada pengamatan dengan hasil tabel 3.2 diperoleh hasil presentase
perkecambahan untuk tanah normal pada tanaman padi dengan kategori
lapang, screenhouse tanpa paranet dan screenhouse berparanet..
memperoleh presentasi berkecambah 100% begitupun pada kacang tanah,
sedangkan untuk tanah salinitas memperoleh presentasi perkecambahan 0%
3. Begitupun pada kacang tanah. Pada hasil tabel 3.3 untuk tinggi tanaman
yang ditanam dalam praktikum acara tiga yaitu memperoleh hasil tanaman
padi dengan tanah normal kategori lapang dengan hasil 7,5 cm, screenhouse
tanpa paranet 9 cm, dan screenhouse berparanet 9,3 cm sedangkan untuk
tanah salin pada tanaman padi tidak tumbuh. memperoleh hasil tanaman
kacang tanah dengan tanah normal kategori lapang dengan hasil 8,5 cm,
screenhouse tanpa paranet 8, 5 cm, dan screenhouse berparanet 14,5 cm
sedangkan untuk tanah salin pada tanaman padi tidak tumbuh.
4. Pertumbuhan tanaman kacang tanah yang optimal memerlukan kondisi
lingkungan yang sesuai, karena kacang tanah sangat peka terhadap
perubahan kondisi lingkungan khususnya faktor iklim, tanah dan biologi.
5. Perkecambahan pada benih padi memiliki karakteristik tersendiri yaitu
adanya faktor after-ripening. Fenomena after-ripening yaitu dormansi yang
terjadi pada benih padi dimana benih padi tidak mampu berkecambah ketika
baru di panen dan baru dapat berkecambah setelah melewati periode
penyimpanan kering.

B. Saran

Sebaiknya dalam pengamatan asisten praktikum selalu mendampingi


untuk memastikan dan praktikan dalam pengamatan harus dijadwalkan.
DAFTAR PUSTAKA

Widya, Lala N. 2015. “Analisis Kandungan Klorofil Daun Pucuk Merah (Syzygium
oleana) pada Warna Daun yang Berbeda Sebagai Sumber Belajar Biologi
SMA Kelas XI” Skripsi. Yogyakarta: FKIP UAD.

Rahman A, Dariah A, Sutono. 2018. Buku Pengelolaan Sawah Salin Berkadar


Garam tinggi. IAARD PRESS. ISBN: 978-602-344-2324.

Trustinah. 2015. Morfologi dan Pertumbuhan Kacang Tanah. Balai Penelitian


Tanaman Aneka Kacang dan Umbi. Morfologi Balitkabi No.13.

[USDA] United State Departement of Agriculture. 2020. USDA National Nutrient


Database for Standart Reference. www.nal.usda.gov/fnic/foodcomp/search/

Erdiaman et al.,. 2013. Pengelolaan Tanaman Dan Sumberdaya Terpadu Padi


Sawah Irigasi. Padang.

Marzuki, R. 2017. Bertanam Kacang Tanah. Jakarta : Penebar Swadaya

Sipayung,2013. Teknik Budidaya Kacang Tanah. Sinar Baru. Bandung.

Rosenberg, E, & Ron E. 2013. Bioremediation of Petroleum Contamination. In:


Bioremediation Principles and Aplication. R.L. Crawford dan D.L Crawford
(eds.), Cambridge, University Press, Cambridge
LAMPIRAN

Lampiran 1. ACC Praktikum


Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan

Praktikan Mengukur Tinggi Tanaman Praktikan Menyiram Tanaman

Praktikan Menanam Benih Praktikan Pengeolahan Media Tanah

Anda mungkin juga menyukai