Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN GRUP PROJECT

PENGARUH AIR CUCIAN BERAS DAN AIR RENDAMAN TEH


TERHADAP PERTUMBUHAN KACANG MERAH (Phasolus vulgaris)

DISUSUN OLEH:

DEVI RATNASARI (15308141003)


AISYA SHAHRANI T. (15308141010)
BUTET ANIS ORGITA (15308141024)

KELAS BIOLOGI B

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab


pencemaran berupa zat atau bahan yang dianggap tidak memiliki manfaat bagi
masyarakat. Limbah terdiri dari limbah organik dan limbah anorganik. Limbah organik
merupakan limbah yang memiliki unsur hidrokarbon (hidrogen dan karbon) yang mudah
diuraikan oleh mikroorganisme. Sedangkan limbah anorganik merupakan limbah yang
tidak memiliki unsur hidrokarbon dan sulit diuraikan oleh mikroorganisme (Doraja,
Shovitri, & Kuswytasari, 2012:107).
Limbah cairan merupakan kotoran atau buangan yang berbentuk cairan seperti
sisa air sabun, air cucian beras, limbah produksi makanan dan minuman, dan limbah
agroindustri. Sebagian besar pabrik industri yang ada membuang limbahnya ke perairan
terbuka, sehingga dalam waktu yang relatif singkat akan terjadi bau busuk sebagai
akibat terjadinya fermentasi limbah (Doraja, Shovitri, & Kuswytasari, 2012:109).
Banyak hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas dari suatu
tanaman, baik dari segi pertumbuhan maupun segi pekembangannya. Salah satunya
adalah dengan cara pemberian pupuk organik. Pupuk organik yang menjadi perhatian
dari peneliti adalah limbah cair dari teh basi dan air cucian beras. Sementara itu, limbah
teh basi, bermanfaat untuk menyuburkan tanah sehinga secara langsung menyuburkan
tanaman. Ampas teh berfungsi sebagai pupuk organik karena dalam ampas teh ini
terkandungan Nitrat (N) yang mudah diserap oleh tanaman sehingga sangat bagus untuk
menyuburkan tanaman. Ampas teh sisa seduhan yang sudah tak dipakai bisa langsung di
siramkan pada tanaman. Kandungan Nitrogen bagi tanaman adalah unsur yang sangat
penting dalam pembentukan protein juga berbagai dedaunan dan persenyawaan organik
lainnya (Sukamto Benedictus, 1996:90).
Air cucian beras merupakan limbah yang berasal dari proses pembersihan beras
yang akan dimasak. Limbah cair ini biasanya dibuang percuma, padahal kandungan
senyawa organik dan mineral yang dimiliki sangat beragam. Kandungannya antara lain
karbohidrat, nitrogen, fosfor, kalium, magnesium, sulfur, besi, Vitamin B1. Limbah air
cucian beras telah digunakan sebagai pupuk organik cair pengganti pupuk kimia pada
beberapa tumbuhan. Limbah ini dapat meningkatkan pertumbuhan akar tanaman selada
pada jenis dan kadar air cucian beras yang berbeda. Selanjutnya, pemberian air limbah
ini juga meningkatkan pertumbuhan dan berat kering pada tanaman.
Kacang merah merupakan suatu sayuran yang dapat dijadikan alternatif untuk
memenuhi kebutuhan sayuran penduduk dunia yang terus meningkat sejalan dengan
meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk. Kacang merah mengandung protein
nabati, karbohidrat, lemak, vitamin B dan C, serta mineral. Kacang ini dapat tumbuh di
tanah latosol (tanah yang memiliki kandungan bahan organik dan hara yang rendah)
walaupun pertumbuhanya tidak maksimal (Musnamar, 2003:78).
Oleh karena itu, tanaman kacang merah ini dapat dijadikan sebagai bahan
praktikum karena mudah untuk ditanam selain itu, juga keberadaan kacang merah
mudah didapatkan. Dengan berbagai alasan diatas maka, praktikan akan meneliti
bagaimana pengaruh pemberian air cucian beras dan air rendaman teh yang banyak
mengandung nutrisi bagi tanaman terhadap pertumbuhan tanaman kacang merah
(Phaseolus vulgaris) yang mudah ditanam dan didapatkan.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh pemberian air cucian beras dan air rendaman teh terhadap
pertumbuhan tanaman kacang merah (Phasolus vulgaris) dilihat dari segi tinggi tanaman
dan jumlah daun?

C. Tujuan
Mengetahui pengaruh pemberian air cucian beras dan air rendaman teh terhadap
pertumbuhan tanaman kacang merah (Phasolus vulgaris).

D. Manfaat
1. Manfaat bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran terhadap
kandungan limbah air cucian beras dan air rendaman teh serta pengaruhnya terhadap
pertumbuhan tanaman kacang merah (Phasolus vulgaris)
2. Manfaat bagi masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pupuk organik yang
memiliki nilai ekonomis dikalangan masyarakat dan sebagai limbah ramah
lingkungan yang dapat bermanfaat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah suatu pertambahan dalam ukuran dengan menghilangkan
konsep yng menyangkut kualitas seperti hanya pengertian mencapai ukuran penuh
atau kedewasaan sifatnya kuantitatif dan irreversibe. Parameter pertumbuhan dapat
diukur berdasarkan pertambahan panjang, lebar atau luas dapat juga volume, massa
dan berat (Dahlia, 2001 : 108). Pertumbuhan dapat terjadi pda tingkat sel, jaringan
atau organisme secara keseluruhan (Dahlia, 2001 : 110).
Menurut Sitompul dan Guritno pertumbuhan dan perkembangan tanaman
dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. (Endang Dwi
Purbajanti, 2013:67).
1) Faktor internal (dalam)
Faktor dalam yang mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Tumbuhan
adalah genetik(hereditas) dan zat pengatur tumbuh (hormon).
a. Genetik (hereditas)
Gen adalah faktor pembawa sifat menurun yang terdapat dalam sel makhluk
hidup. Gen bekerja untuk mengkodekan aktivitas dan sifat yang khusus dalam
pertumbuhan dan pemkembangan.
b. .Hormon
Hormon merupakan zat pengatur tumbuh, yaitu molekul organik yang dihasilkan
oleh satu bagian tumbuhan dan ditransformasikan ke bagian lain yang
dipengaruhinya. Hormon dalam konsentrasi rendah menimbulkan respon
fisiologis.
2) Faktor eksternal (luar)
Faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan adalah
faktor lingkungan, misalnya nutrisi, suhu, kelembaban, cahaya, air, dan pH.
a. Nutrisi
Semua makhluk hidup termasuk tumbuhan memerlukan nutrisi untuk
kelangsungan hidupnya. Nutrisi atau zat-zat makanan tersebut diperlukan sebagai
sumber energi dan sebagai penyusun komponen-komponen sel bagi pertumbuhan
dan perkembangan tumbuhan. Nutrisi dapat dibedakan menjadi dua yaitu unsur
makro dan unsur mikro.
Unsur makro yaitu unsur yang diperlukan tumbuhan dalam jumlah banyak,
antara lain karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, fosfor, kalium, dan
magnesium. Unsur mikro yaitu unsur yang diperlukan tumbuhan dalam jumlah
sedikit, terdiri atas besi, tembaga, seng, mangan, kobalt, natrium, boron, klor dan
molibdenun. Semua unsur tersebut harus selalu tersedia, meskipun diperlukan
hanya dalam umlah sedikit. Apabila suatu unsur tidak dapat tercukupi, tanaman
akan mengalami defisiensi. Defisiensi suatu unsur akan menyebabkan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman terganggu.
b. Suhu
Pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh suhu. Suhu yang baik
untuk pertumbuhan adalah sushu optimum. Pertumbuhan dan perkembangan akan
terhambat bila berada pada suhu minimum dan maksimum.
c. Kelembaban
Kelembaban tanah dan kelembaban udara mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan. Tanah yang lembab dan udara yang kering mempercepat
pertumbuhan dan perkembangan.
d. Cahaya
Cahaya (merah, biru, nila, violet) berperan sebagai sumber energi dalam
proses fotosintesis. Pertumbuhan kecambah ditempat yang teduh akan berlangsung
etiolasi, tetapi abnormal. Daun tanaman yang terkena cahaya lebih kecil dan
mesofilnya lebih tebal dibandingkan yang sedikit mendapat cahaya.
Pada tempat terang cahaya menghambat hormon auksin sedangkan pada
tempat gelaphormon auksin dipercepat. Pertumbuhan pada tempat gelap akan
menyebabkan tumbuhan mengalami etiolasi ataupun tumbuhan akan mengikuti
cahaya. Gejala etiolasi adalah kekurangan cahaya matahari sehingga batang
tumbuhan tumbuh lebih cepat namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis, dan
berwarna pucat (tidak hijau) (Marsela dkk, 2011:11).
e. Air
Air merupakan senyawa yang penting unttuk pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan. Air sebagai pelarut unsur hara dalam tanah,dan memelihara temperatur
tanah. Pertumbuhan berlangsung efektif pada malam hari, karena kandungan air
dalam tumbuhan lebih tinggi daripada siang hari
f. pH
pH sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan. Pada kondisi pH normal, kandungan unsu-unsur yang diperlukan sperti
Ca,Mg, P dan K cukup tersedia. pH asam memiliki kandungan unsur Al,Mo,Zn
yang dapat meracuni tumbuhan.
2. Kacang merah
Kacang merah mempunyai nama ilmiah yaitu Phaseolus vulgaris L. Kacang
merah merupakan tanaman semak yang tegak dan ada yang merambat. Kacang merah
merupakan jenis kacang jogo kultivar lokal yang dikonsumsi bijinya sebagai sayuran
(Supriati dan Makmur, 1978:154).
Kacang merah mempunyai batang pendek dengan tinggi sekitar 30 cm. Batang
tanaman umumnya berbuku-buku, yang sekaligus merupakan tempat untuk melekat
tangkai daun. Daun bersifat majemuk tiga (trifoliolatus) dan helai daunnya berbentuk
jorong segitiga. Tanaman ini memiliki akar tunggang yang sebagian membentuk
bintilbintil (nodula) yang merupakan sumber nitrogen dan sebagian lagi tanpa nodula
yang fungsinya antara lain menyerap air dan unsur hara. Bunga tersusun dalam
karangan berbentuk tandan dengan pertumbuhan karangan bunga yang
serempak/bersamaan. Buahnya berbentuk polong memanjang, sedikit lebih panjang
dibandingkan buncis. Jumlah biji kacang merah sekitar 2-3 biji dalam satu polongnya.
Biji kacang merah terdiri dari kulit biji yang memiliki lapisan luar berwarna merah
atau merah berbintik-bintik putih (Rukmana, 2009:76).
3. Air cucian beras
Air cucian beras mempunyai banyak manfaat untuk tanaman, mudah diperoleh
petani dan ramah lingkungan memiliki harga yang murah sehingga dapat terjangkau
oleh petani (Abidin, 1990:42). Limbah cucian air beras merupakan hasil buangan
yang berasal dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah
tangga) yang tidak memiliki nilai ekonomis lagi, air cucian beras mengandung
banyak nutrisi yang terlarut didalamnya diantaranya adalah 80% vitamin B1, 70%
vitamin B3 , 90% vitamin B6, 50% mangan, 50% fosfor, 60% zat besi. Berdasarkan
hasil penelitian Istiqomah (2012) bahwa air cucian beras berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman tomat dan terong, konsentrasi air cucian beras yang digunakan
yaitu 0.25 L , 0.5 L, 0.75 L, dan 1 L, konsentrasi 1 L atau 100% ml memberikan
pengaruh yang paling efektif terhadap tinggi dan jumlah daun tanaman tomat dan
terong. Hasil penelitian Andrianto (2007) yang menyatakan bahwa air leri atau air
bekas cucian beras dapat merangsang pertumbuhan akar tanaman Adenium. Hal
tersebut disebabkan karena air cucian beras mengandung vitamin B1 yang berfungsi
merangsang pertumbuhan serta metabolisme akar.
4. Air teh
Air teh merupakan salah satu jenis bahan minuman yang sudah dikenal oleh
masyarakat luas, tidak hanya di Indonesia tetapi di dunia. Air sisa teh yang dibuang
dapat menjadi limbah rumah tangga. Berdasarkan pengalaman di lapangan air sisa teh
dapat menyuburkan tanaman ketika dibuang di samping tanaman. Tanaman yang
disiram dengan air teh pertumbuhannya lebih baik dibandingkan dengan yang tidak
diberi air teh. Hal ini menunjukkan bahwa sebagai limbah rumah tangga, air teh dapat
dimanfaatkan sebagai pupuk bagi tanaman. Menurut hasil penelitian Atri Gustiana
(2008), bahwa pemberian ampas teh berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman
kacang panjang (Vigna sinensis L.). Ampas teh yang biasanya dibuang dan hanya
menjadi limbah dapat digunakan sebagai campuran media tanam, karena ampas teh
mengandung berbagai macam mineral seperti karbon organik, tembaga (Cu) 20%,
magnesium (Mg) 10%, dan kalsium 13% kandungan tersebut dapat membantu
pertumbuhan tanaman. Dalam ampas teh juga terkandung serat kasar, selulosa dan
lignin yang dapat digunakan oleh tanaman untuk pertumbuhanya (Ningrum,
2010:99).
Pertumbuhan kacang merah dapat diketahui dari panjang akar batang yang
tumbuh selama proses pengamatan. Selain itu jumlah organ tanaman yang terbentuk
dan diferensiasi fungsi organ tanaman.

B. Hipotesis
1. H0 : Pemberian air kontrol tidak berpengaruh pada pertumbuhan kacang
merah.
Ha : Pemberian air kontrol berpengaruh pada pertumbuhan kacang merah
2. H0 : Pemberian air cucian beras tidak berpengaruh pada pertumbuhan kacang
merah.
Ha : Pemberian air cucian beras berpengaruh pada pertumbuhan kacang
merah.
3. H0 : Pemberian air rendaman teh semalam tidak berpengaruh pada
pertumbuhan kacang merah.
Ha : Pemberian air rendaman teh semalam berpengaruh pada pertumbuhan
kacang merah.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian berupa eksperimen
B. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah pertumbuhan tanaman berupa ketinggian tanaman dan
jumlah daun pada tanaman kacang merah (Phaseolus vulgaris).
C. Jenis Variabel Penelitian
Variabel bebas : Air rendaman teh semalam dan cucian beras
Variabel kontrol : Volume penyiraman, intensitas cahaya, pH, kualitas kacang merah
(Phaseolus vulgaris), lama pengamatan, frekuensi penyiraman.
Variabel terikat : Tinggi tanaman, jumlah daun, kondisi tanaman, dan kondisi akar.
D. Populasi dan Sampel
Populasi : Tanaman kacang merah
Sampel : 9 tanaman kacang merah
E. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu : 13 April 2017 – 27 April 2017 (2 minggu)
Tempat : Greenhouse FMIPA UNY
F. Alat dan bahan
1. Alat
a. Polly bag : 6 buah
b. Nampan besar : 1 buah
c. Baskom besar : 1 buah
d. Sekop : 1 buah
e. Gelas takar untuk menyiram : 1 buah
f. Kamera : 1 buah
g. Alat tulis

2. Bahan
a. Tanah steril : 6 sekop
b. Biji kacang merah : 9 biji
c. Air
d. Air rendaman teh semalam
e. Air cucian beras

G. Prosedur Penelitian
1. Pembuatan media tanam
Disiapkan tanah ± 5 sekop kedalam wadah besar. Kemudian tanah
dicuci dengan air mengalir sambil terus diaduk-aduk untuk melarutkan
kandungan-kandungan yang ada dalam tanah. Setelah itu tanah dijemur
dibawah terik matahari hingga kering, lalu dicuci lagi sama seperti langkah
awal dan diulangi hingga tiga kali pengulangan untuk memastikan tidak ada
lagi nutrisi yang terkandung dalam tanah.
2. Penyemaian biji kacang merah
Biji kacang merah yang akan disemai diseleksi terlebih dahulu
menurut ukuran, kondisi biji dan apakah biji tenggelam atau terapung saat
dimasukkan kedalam air. Karena biji yang baik adalah biji yang tenggelam.
Setelah mendapatkan biji yang diinginkan, lalu diletakkan biji diatas nampan
besar yang sudah diisi dengan tanah yang kaya akan nutrisi. Kemudian
diamkan selama 3 hari hingga biji berkecambah.
3. Penanaman biji kacang merah.
Polly bag diisi dengan tanah steril sebanyak 1 sekop. Lalu kacang
merah yang sudah berkecambah ditanam dengan kedalaman 1,5cm. Setelah
itu tanaman ditata ditempat yang cukup sinar matahari dengan variasi posisi.
Kemudian tanaman disiram dengan air rendaman teh semalam dan air cucian
beras sebanyak 50 ml setiap paginya selama empat belas hari berturut-turut.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
Tabel 1. Rata-Rata Pertambahan Tinggi Tanaman Kacang Merah

Rata-Rata Pertambahan Tinggi Tanaman Kacang Merah (cm)


Perlakuan Disiram Perlakuan Disisram
Hari Perlakuan Disiram Air
Air Cucian Beras Air Rendaman Teh
1
2 1 1,3 1,3
3 5 1,7 4,0
4 3 2,0 2,3
5 3,5 4,7 3,7
6 3,5 1,7 2,7
7 7,5 7,0 17,7
8 12 8,3 12,7
9 4,5 7,7 8,0
10 6,5 0,3 0,0
11 1,5 3,3 0,0
12 3 1,0 0,3
13 1 1,0 0,7
14 1 1,0 1,0
Rata-
rata 4,1 3,2 4,2

20
pertambahan tinggi tanaman (cm)

18
16
14
12
10 air
8 beras
6 teh
4
2
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
hari ke-
Grafik 1. Pertambahan tinggi tanaman kacang merah selama dua minggu

4.5
4
pertambahan tinggi tanaman (cm)

3.5
3
2.5
2 Series1
1.5
1
0.5
0
perlakuan disiram air perlakuan disiram perlakuan disiram teh
beras

Grafik 2. Pertambahan tinggi tanaman kacang merah

B. PEMBAHASAN
Percobaan kali ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian air cucian beras
dan air rendaman teh terhadap pertumbuhan tanaman kacang merah (Phasolus vulgaris).
Percobaan ini dilaksanakan pada tanggal 13 April 2017 sampai 27 April 2017 di Greenhouse
FMIPA UNY. Pengamatan terhadap kondisi pertumbuhan tanaman kacang merah dilakukan
setiap hari sekali selama 14 hari. Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu polybag
ukuran sedang yang digunakan untuk menanam, nampan besar, baskom besar untuk
penyemaian biji, sekop, gelas takar untuk menyiram, kamera, dan alat tulis. Bahan yang
digunakan adalah tanah yang sudah disterilkan, biji kacang merah, air yang digunakan untuk
menyiram perlakuan kontrol, air cucian beras, dan air rendaman teh semalam.
Langkah pertama yang dilakukan pada percobaan ini adalah pembuatan media tanam.
Pembuatan media tanam pada percobaan ini adalah dengan air yang telah dicuci cara ini
diharapkan supaya tidak ada nutrisi lain yang terkandung di tanah yang akan ditanami.
Pencucian dilakukan setelah tanah kering dan pencucian tanah diulangi sebanyak 3 kali
pencucian. Setelah selesai pengeringan tanah dimasukkan dalam 9 polybag ukuran sedang.
Langkah kedua yang dilakukan yaitu penyemaian biji kacang merah yang diawali
dengan mengisi tanah biasa pada nampan kemudian menyebarkan biji kacang merah yang
akan diberi perlakuan hingga biji tersebut berkecambah kemudian dipindahkan ke polybag
yang telah disediakan. Terdapat 9 polybag yang disediakan yang masing-masing perlakuan
diberi pengulangan 3 kali ulangan. Pada pembuatan air cucian beras, diukur berat beras
sebesar 250 gram dan dicampur dengan 250 ml air. Pada pembuatan air teh diukur berat teh
sebesar 100 gram dilarutkan dalam 100 ml air. Setelah itu, polybag diletakkan di tempat
yang cukup terkena sinar matahari dan disiram dengan perlakuan yang sudah ditentukan
dengan ukuran volume 50 ml/hari. Pertumbuhan pada tanaman kacang merah ini dilihat dari
segi jumlah daun, tinggi batang, kondisi tanaman, dan kondisi akar (pada pengamatan
terakhir).
Dari data yang diperoleh ditunjukkan bahwa tanaman kacang merah yang disiram
dengan air cucian beras, ketiganya menunjukkan pertumbuhan yang dapat dilihat dari segi
jumlah daun, tinggi batang, dan kondisi daun. Pada segi jumlah daun tanaman kacang merah
yang diberi air cucian beras menunjukkan jumlah kenaikan daun. Pada pertumbuhan tinggi
batang, ditunjukkan pada awal pertumbuhan selalu bertambah namun, pada pertumbuhan
selanjutnya pertumbuhan tinggi batang terus meningkat tetapi, tidak secepat tanaman yang
diberi kontrol dan air rendaman teh. Namun, kondisi tanaman kacang merah yang disiram
air cucian beras tampak lebih subur dan segar. Pada pengamatan hari terakhir kita melihat
kondisi akar pada tanaman tersebut. Kondisi akar yang disiram dengan air cucian beras
terlihat lebih banyak dan lebih kuat. Hal tersebut dapat kami lihat pada proses pencabutan
tanaman di akhir pengamatan. Pada minggu terakhir pengamatan terlihat juga beberapa
bunga yang tumbuh pada tanaman kacang merah. Dari data yang kami peroleh telah sesuai
dengan teori.
Berdasarkan hasil penelitian Istiqomah (2012) bahwa air cucian beras berpengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman tomat dan terong, konsentrasi air cucian beras yang
digunakan yaitu 0.25 L , 0.5 L, 0.75 L, dan 1 L, konsentrasi 1 L atau 100% ml memberikan
pengaruh yang paling efektif terhadap tinggi dan jumlah daun tanaman tomat dan terong.
Hasil penelitian Andrianto (2007) yang menyatakan bahwa air leri atau air bekas cucian
beras dapat merangsang pertumbuhan akar tanaman Adenium. Hal tersebut disebabkan
karena air cucian beras mengandung vitamin B1 yang berfungsi merangsang pertumbuhan
serta metabolisme akar. Menurut Sianipar, 2004 Vitamin B1 digunakan untuk mengurangi
shock pada tanaman setelah pemindahan media dan memacu pertumbuhan akar tanaman
anggrek yang baru dikeluarkan dari botol kultur jaringan.
Pada tanaman yang diberi kontrol hasil pada pertumbuhan jumlah daun terlihat selalu
meningkat, pada tinggi batang yang telah kami ukur terlihat terus meningkat lebih cepat
dibandingkan dengan perlakuan air cucian beras dan air teh. Namun terlihat kondisi tanaman
sedikit kuning dan kondisi daun layu. Pada terakhir pengamatan terlihat bahwa ada 2 daun
yang gugur. Akar pada tanaman perlakuan kontrol ini sedikit dan tidak sekuat tanaman yang
disiram air cucian beras. Perlakuan kontrol pada tanaman kacang merah, belum mengandung
unsur hara yang esensial bagi pertumbuhan tanaman. Hal tersebut terlihat masih ada daun
yang memiliki bercak, bolong dan menggulung di bagian ujungnya. Kondisi tersebut juga
terjadi pada batang yang bengkok dan juga akar yang tidak terlalu mengalami perubahan
yang signifikan. (Lakitan, 2012:56).
Pada perlakuan tanaman yang disiram air teh terlihat pula pertumbuhan tanaman dari
segi jumlah daun, tinggi batang, dan kondisi daun. Pada segi jumlah daun tanaman kacang
merah yang diberi air rendaman teh juga menunjukkan jumlah kenaikan daun. Pada
pertumbuhan tinggi batang, ditunjukkan pada awal pertumbuhan selalu bertambah dan
perumbuhannya cepat. Namun, kondisi tanaman kacang merah yang disiram air rendaman
teh tampak kurang segar yaitu terlihat dari warna daun hijau pucat dan beberapa daun juga
memiliki bercak putih. Pada pengamatan hari terakhir kita melihat kondisi, akar tanaman
tersebut terlihat lebih sedikit dibanding pada tanaman yang disiram air cucian beras tetapi
kuat. Hal tersebut dapat dilihat pada saat pencabutan tanaman di akhir pengamatan. Pada
minggu terakhir pengamatan tumbuh pada tanaman kacang merah tidak terdapat bunga dan
tanaman bertambah layu. Dari data yang kami peroleh dapat dinyatakan bahwa pertumbuhan
pada perlakuan tanaman yang disiram air rendaman teh tidak sebaik pada perlakuan tanaman
yang disiram dengan air cucian beras, namun pertumbuhannya lebih baik dibandingkan
dengan tanaman dengan perlakuan kontrol. Hal ini sesuai dengan penyataan Isroni (2008)
menyatakan bahwa tanaman yang disiram dengan air teh basi, pertumbuhannya lebih baik
dibandingkan dengan tanaman yang tidak diberi air teh basi. Ampas teh berfungsi sebagai
pupuk organik karena dalam ampas teh ini terkandungan Nitrat (N) yang mudah diserap oleh
tanaman sehingga sangat bagus untuk menyuburkan tanaman. Ampas teh sisa seduhan yang
sudah tak dipakai bisa langsung di siramkan pada tanaman. Kandungan Nitrogen bagi
tanaman adalah unsur yang sangat penting dalam pembentukan protein juga berbagai
dedaunan dan persenyawaan organik lainnya (Sukamto Benedictus, 1996). Dalam ampas teh
juga terkandung serat kasar, selulosa dan lignin yang dapat digunakan oleh tanaman untuk
pertumbuhanya (Ningrum, 2010).
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
pertumbuhan tanaman kacang merah dengan penyiraman air cucian beras lebih baik
daripada pertumbuhan tanaman kacang merah dengan penyiraman air rendaman teh.

B. Saran
Memilih tinggi awal tanaman kacang merah yang sama untuk memudahkan
pengukuran.
Daftar Pustaka

Abidin Z, Sumarna A, Subhan, Veggal KV. 1990. Pengaruh cara penanaman, jumlah bibit, dan
aplikasi nitrogen terhadap pertumbuhan dan hasil kangkung darat pada tanah
Latosol.Penelitian Hortikultura. 19(3):14-26.

Andrianto, H. 2007. Pengaruh air cucian beras pada Adenium. Skripsi Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhamadiyah Surakarta.

Atri Gustiana. 2008. Pengaruh Pemberian Ampas Teh Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil
Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.). Skripsi. Fakultas Pertanian: UNIMED.

Daroja PH, Shovitri M, Kuswytasari MD. 2012. Biodegenerasi Limbah Domestik dengan
Menggunakan Inokulum Alami dari Tangki Septik. J Sains Seni. 1(1):44-47.

Endang Dwi Purbajanti, 2013. Rumput dan Legum : Sebagai Hijauan Makanan Ternak. Penerbit
Graha Ilmu : Yogyakarta.

Istiqomah N. 2012. Efektivitas pemberian air cucian beras coklat terhadap produktivitas
tanaman kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) pada lahan rawa lebak. JurnalZiraa’ah.
1(33):99-108.

Marsela, D. 2011. Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah Varietas Tuk-tuk Terhadap Jarak
Tanam dan Dosis Pupuk KCL. Skripsi. USU.

Ningrum, F.G.K. 2010. Efektivitas Air Kelapa dan Ampas Teh Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) Pada Media Tanam yang Berbeda. Skripsi.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Ratnadi, N.W.Y., Sumardika, N.I., dan Setyawan, G.A.N. 2014. Pengaruh Penyiraman Air
Cucian Beras dan Pupuk Urea dengan Konsenyrasi yang Berbeda terhadap Tanaman
Pacar Air (Impatiens balsamina). Jurnal jurusan pendidikan Biologi. 1(1).

Rukmana, R. 2009. Bertanam Buncis. Jakarta: Gramedia.

Sukamto (et.al), benedictus.1996. pemanfaatan limbah padat industri minuman teh sebagai
"organic fertilizer" untuk meningkatkan produktivitas rumput pakan.
Documentation:Fakultas peternakan.

Sukamto, B., B. Kristanto, Karno, F. Kusmiyati dan Tien S. 1996. Pemanfaatan Limbah Padat
Industri Minuman Teh sebagai “Organic Fertilizer” untuk Meningkatkan Produktivitas
Rumput Pakan. Semarang: Fakultas Pertenakan UNDIP.
Supriati,Yati dan A. Makmur. 1978. Keragaman dalam Berbagai Komponen Hasil Kacang
Buncis dan Kacang Jogo (Phaseolus vulgaris L.). Bogor: Institut Pertanian Bogor,.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai