Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH PEMBERIAN LARUTAN GULA DAN VETSIN TERHADAP

LAJU PERTUMBUHAN CABAI (Capsicum Frutescence L.)


PENGARUH PEMBERIAN LARUTAN GULA DAN VETSIN TERHADAP LAJU
PERTUMBUHAN CABAI (Capsicum Frutescence L.)
Oleh
LUGITO

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

Tanaman cabai (Capsicum Frutescence L.). adalah tanaman budidaya, kadang-kadang


ditanam dipekarangan sebagai tanaman sayur atau tumbuh liar ditegalan dan tanah kosong.
Tanaman cabai menyukai daerah kering, dan ditemukan pada ketinggian 0,5 -1,25 M.
Batangnya berbuku-buku atau bagian atas bersudut. Daun tunggal, bertangkai, letak
berseling. Bunga keluar dari ketiak daun, mahkota bentuk bintang, tunggal atau 2-3 bunga
letaknya berdekatan, berwarna putih, putih kehijauan, Buahnya tegak, kadang-kadang
merunduk. Berbentuk memanjang lurus atau bengkok, ujung merundung, bertangkai panjang,
dan rasanya pedas. Bijinya banyak, bulat pipih, berwarna kuning kotor.
Dalam pertumbuhan semua jenis tanaman dipengaruhi oleh berbagai macam faktorfaktor seperti factor internal yaitu factor yang berasal dari tanaman itu sendiri, dan juga factor
eksternal yaitu factor yang berasal dari lingkungan atau luar. Dalam penelitian ini, penulis
mengarahkan penelitian pada pengaruh factor luar seperti air dengan menambahkan
campuran bahan pelarut yaitu vetsin / MSG (Monosodium Glutamate) dan gula. MSG
merupakan garam natrium dari asam glutamate, glutamate ini berfungsi untuk pembentukan
asam amino dan penyehatan tanaman. Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi
sumber energi dan mempunyai rasa manis. Gula berfungsi untuk menyimpan energi yang
akan digunakan oleh sel-sel (manusia, hewan dan tumbuhan) untuk melakukan metabolisme.
(www.wikipedia.com).
Dari latar belakang di atas maka penulis mengambil judul Pengaruh pemberian
larutan gula dan vetsin terhadap pertumbuhan cabai (Capsicum Frutescence L.).

1.2

Identifikasi Masalah
Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Pengertian tanaman cabai (Capsicum Frutescence L.).
2. Pengaruh factor luar dan factor dalam.
3. Pemberian Larutan gula dan vetsin.

1.3

Batasan Masalah
Adapun batasan masalah yang kami tentukan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :
1. Hanya memberikan perlakuan menggunakan air murni, air gula dan vetsin.
2. Perhitungan mulai dilakukan pada saat tanaman cabai (Capsicum Frutescence L.) berumur
10 hari.

1.4

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas penulis mengambil beberapa rumusan masalah sebagai
berikut :
1.

Apakah pengaruh air gula dan vetsin terhadap pertumbuhan cabai (Capsicum Frutescence
L.)?

2.

Bagaimanakah laju pertumbuhan cabai (Capsicum Frutescence L.) saat pemberian larutan
gula, vetsin dan air murni?

1.5

Tujuan penelitian
Adapun tujuan penelitian dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh air gula dan vetsin terhadap pertumbuhan Cabai (Capsicum
Frutescence L.).
2. Untuk mengetahui laju pertumbuhan cabai (Capsicum Frutescence L.) saat pemberian larutan
gula dan air vetsin.

1.6

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :


1. Meningkatkan pengetahuan kita tentang berbagaimacam factor luar yang mempengaruhi
pertumbuahan.
2. Menjadi salah satu objek penelitian yang unik bagi para siswa/i.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Pertumbuhan

- Pertumbuhan adalah suatu proses penambahan biomasa atau ukuran (berat, volume atau
jumlah) yang bersifat irreversible atau tidak dapat balik lagi dan juga bersifat kuantitatif atau
dapat diukur.
(Sri pujiyanto, 2008 :03)

- Pertumbuhan adalah proses pertambahan volume yang bersifat irreversible karena adanya
pembelahan mitosis atau pembesaran sel, dapat pula disebakan keduanya. Pertumbuhan dapat
diukur dan dinyatakan secara kuantitatif.
(D.A Pratiwi dkk, 2007:02)

2.2

Perkembangan

- Perkembangan adalah proses peeubahan yang menyertai pertumbuhan yang meliputi


perubahan bentuk dan tingkat kematangan suatu makhluk hidup baik dalam sel, jaringan,
organ dan jenis kelamin.
(Sri pujiyanto, 2008 :03)

- Perkembangan adalah terspesialisasinya sel-sel menjadi struktur dan fungsi tertentu.


Perkembangan tidak dapat dinyatakan dengan ukuran, tetapi dapat dinyatakan dengan
perubahan bentuk dan tingkat kedewasaan, perkembanagan awal suatu tumbuahan secara
garis besar melalui tiga tahap yaitu : pembelahan sel,morfogenesis dan diferensiasi seluler.
(D.A Pratiwi dkk, 2007:02)

2.3

Tanaman cabai
Tanaman cabai adalah tanaman budidaya, kadang-kadang ditanam dipekarangan

sebagai tanaman sayur atau tumbuh liar pada tanah kosong. Tanaman cabai menyukai daerah
kering, dan ditemukan pada ketinggian 0,5 -1,25 M. Batangnya berbuku-buku atau bagian
atas bersudut. Daun tunggal, bertangkai, letak berseling. Bunga keluar dari ketiak daun,
mahkota bentuk bintang, tunggal atau 2-3 bunga letaknya berdekatan, berwarna putih, putih
kehijauan, Buahnya tegak, kadang-kadang merunduk. Berbentuk memanjang lurus atau

bengkok, ujung merundung, bertangkai panjang, dan rasanya pedas. Bijinya banyak banyak,
bulat pipih, berwarna kuning kotor.
(www.wikipedia.com)

2.4

Klasifikasi Cabai

Kingdom : Plantae
Divisi

: Magnoliophyta

Class

: Magnoliopsida

Ordo

: Solanales
Famili

: Solanaceae

Genus

: Capsicum

Spesies

: Capsicum Fruetescence.L

Nama Binomial

: Capsicum Fruetescence.L

(www.wikipedia.com)

2.5

Vetsin/MSG
Mononatrium glutamat (juga disebut monosodium glutamat; disingkat MSG) adalah

garam natrium dari asam glutamat . Funsginya adalah sebagai penyedap rasa. Satu ion
hidrogen (dari gugus OH yang berikatan dengan atom C-alfa) digantikan oleh ion natrium.
Nama merek dari mononatrium glutamat termasuk Ajinomoto, Vetsin, dan Accent. Glutamat
ini juga berfungsi untuk pembentukan asam amino lain seperti gluthation, arginin dan praline
dan penyehat tanaman (Peter J. Reeds et.al.,2000).
(www.wikipedia.com)
2.6

Gula
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi dan komoditi

perdagangan utama. Gula paling banyak diperdagangkan dalam bentuk kristal sukrosa padat.
Gula digunakan untuk mengubah rasa menjadi manis dan keadaan makanan atau minuman.
Gula sederhana, seperti glukosa (yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis
asam), menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel.
(www.wikipedia.com)

2.7

Hipotesis

Adapun hipotesis dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :


Tanaman cabai (Capsicum Frutescence L.) dapat tumbuh dengan baik dan cepat karena
pemberian air gula dan vetsin.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1

Waktu dan Tempat penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di Bandarjaya Barat, Lampung Tengah.


Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 02-21 Januari 2011.

3.2

Objek Penelitian

Objek penelitian dalam penelitian ini yaitu tanaman cabai (Capsicum Frutescence L.)

3.3

3.4

Variable penelitian
3.3.1

Variable bebas : Air gula dan vetsin.

3.3.2

Variable terikat : Pertumbuhan cabai (Capsicum Frutescence L.)

3.3.3

Variabel control : Tanaman cabai (Capsicum Frutescence L.)

Rancangan Penelitian

3.4.1 Alat
a. Polybag : 3 buah
b. Penggaris/metern
c. Tali Rafia
d. Spidol

3.4.2 Bahan
a. Vetsin/MSG
b. Gula Serbuk
c. Air
d. Tanah
e. Tanaman Cabai (Capsicum Frutescence L.) berumur 10 hari.

3.4.3

Langkah Kerja

Adapun langkah kerja dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :


1.

Siapakan media/peralatan tanam untuk cabai (Capsicum Frutescence L.) yang berupa : 3
buah polybag yang sudah berisi tanah, pupuk organic dan tanaman cabai (Capsicum
Frutescence L.) yang berusia 10 hari.

2.

Pada hari pertama berikanlah perlakuan dengan larutan vetsin pada polybag 1 (Kontrol
positif), larutan gula pada polybag 2 (control negatif) dan air murni pada polybag 3
(Tanaman Kontrol).

3.

Dalam pemberian perlakuan, usahakan larutan baik vetsin, gula maupun air murni dalam
keadaan sudah banyak berkurang.

4. Pengukuran tinggi atau laju pertumbuhan dilakukan dalam periode tiga (3) hari sekali, dengan
memberikan tanda pada masing-masing tanaman menggunakan spidol.
5. Setelah hari ke-22 hentikan pengukuran, hal ini dikarenakan masa pengukuran pada objek
yang akan diteliti sudah selesai.
6. Jagalah selalu tanaman cabai (Capsicum Frutescence L.)

dari gangguan organisme

pengganggu disekitarnya.
7. Lakukan pengukuran dengan menggunakan alat ukur (penggaris dan meteran) untuk
mengetahui tingkat laju pertumbuhan cabai (Capsicum Frutescence L.).
8.

Catatlah hasil pengukuran yang telah didapat, lalu dianalisis.

9.

Lakukan pemberhentian pemberian larutan (vetsin, gula dan air) jika salah satu tanaman mati.

3.5 Teknik Pengumpulan Data


Adapun metode dalam penelitian ini yaitu dengan cara sebagai berikut:

3.5.1 Metode Studi Pustaka


Metode studi pustaka adalah metode pengumpulan data dengan mengambil dari buku dan
internet untuk memperoleh bahan-bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini. Yang
dilaksanakan pada 02-21 Januari 2011.

3.5.2 Metode Observasi

Metode obsevasi adalah suatu metode pengamatan atau pengawasan dan penyelesaian secara
langsung pada objek yang akan diamatai yaitu Pemberian larutan gula dan vetsin terhadap
cabai (Capsicum Frutescence L.) Pada 02-21 Januari 2011.

3.6

Teknik Analisis Data

Analisis dalam penelitian ini yaitu berdasarkan teknik Kuantitatif yang merupakan teknik
dengan menghitung dan melakukan pengukuran terhadap objek yang akan diamati. Dalam
penelitian ini, data yang telah dianalisis disajikan dalam bentuk statistic data berupa
persentase (%) dan rata-rata.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1

Data Pengamatan

Berikut adalah data-data yang dapat disajikan oleh penulis, yait seabagai berikut:

Data 1 Tanaman Kontrol (air murni)

Jenis
Media
Tanaman Pelakuan
Cabai

Air
Murni

10

13

9,3

Hari ke19
16
9,7

10

22

Ratarata

10,4

9,7

Setelah penulis melakukan pengamatan dan pengukuran terhadap objek, telah


didapatkan hasil pengukuran tanaman cabai (Capsicum Frutescence L.) dengan perlakuan
pemberian Air Murni. Pengukuran dilakukan saat tanaman sudah berumur 10 hari. Pada hari
ke 10 tinggi tanaman 9cm, pada hari ke 13 tinggi tanaman 9,3cm, pada hari ke 16 tinggi
tanaman 9,7cm, pada hari ke 19 tinggi tanaman 10cm, dan pada hari terakhir yaitu hari ke 22
tinggi tanaman 10,4. pada perlakuan ini, laju pertumbuhan tanaman bersifat relative atau
biasa. Dengan rata-rata pertumbuhan 9,7cm.

Data 2 Tanaman Perlakuan Larutan Vetsin (control positif)

Jenis
Media
Tanaman Pelakuan
Cabai

Larutan
Vetsin

10

13

10,2

Hari ke19
16
11

12,2

22

Ratarata

13,4

11,2

Setelah penulis melakukan pengamatan dan pengukuran terhadap objek, telah


didapatkan hasil pengukuran tanaman cabai (Capsicum Frutescence L.) dengan perlakuan
pemberian larutan Vetsin. Pengukuran dilakukan saat tanaman sudah berumur 10 hari. Pada
hari ke 10 tinggi tanaman 9cm, pada hari ke 13 tinggi tanaman 10,2cm, pada hari ke 16 tinggi
tanaman 11cm, pada hari ke 19 tinggi tanaman 12,2cm, dan pada hari terakhir yaitu hari ke
22 tinggi tanaman 13,4. pada perlakuan ini, laju pertumbuhan tanaman bersifat sangat cepat.
Dengan rata-rata pertumbuhan 11,2cm.

Data 2 Tanaman Perlakuan Larutan Gula (control negative)

Jenis
Media
Tanaman Pelakuan
Cabai

Larutan
Gula

10

Hari ke19
13
16

9,5

10

10,7

22

Ratarata

11,2

10,1

Setelah penulis melakukan pengamatan dan pengukuran terhadap objek, telah


didapatkan hasil pengukuran tanaman cabai (Capsicum Frutescence L.) dengan perlakuan
pemberian larutan Gula. Pengukuran dilakukan saat tanaman sudah berumur 10 hari. Pada
hari ke 10 tinggi tanaman 9cm, pada hari ke 13 tinggi tanaman 9,5cm, pada hari ke 16 tinggi
tanaman 10cm, pada hari ke 19 tinggi tanaman 10,7cm, dan pada hari terakhir yaitu hari ke
22 tinggi tanaman 11,2. pada perlakuan ini, laju pertumbuhan tanaman bersifat signifikan.
Dengan rata-rata pertumbuhan 10,1cm.

san

Tanaman cabai adalah tanaman budidaya, kadang-kadang ditanam dipekarangan


sebagai tanaman sayur atau tumbuh liar pada tanah kosong. Tanaman cabai menyukai daerah

kering, dan ditemukan pada ketinggian 0,5 -1,25 M. Batangnya berbuku-buku atau bagian
atas bersudut. Daun tunggal, bertangkai, letak berseling. Bunga keluar dari ketiak daun,
mahkota bentuk bintang, tunggal atau 2-3 bunga letaknya berdekatan, berwarna putih, putih
kehijauan, Buahnya tegak, kadang-kadang merunduk. Berbentuk memanjang lurus atau
bengkok, ujung merundung, bertangkai panjang, dan rasanya pedas. Bijinya banyak banyak,
bulat pipih, berwarna kuning kotor.
(www.wikipedia.com).

Pernyataan diatas adalah pendeskripsian mengenai tanaman cabai yang merupakan


objek pengamatan penulis. Setelah penulis melakukan pengamatan dan pengukuran terhadap
pertumbuhan tanaman cabai (Capsicum Frutescence L.), penulis mendapat hasil observasi
berupa perlakuan dengan pemberian 3 jenis larutan yang berbeda yaitu air murni, larutan
vetsin, larutan gula. Pada air murni rata-rata laju pertumbuhan tanaman cabai (Capsicum
Frutescence L.) yaitu 9,7cm, pada pemberian larutan vetsin didapatkan rata-rata 11,2cm, dan
pada pemberian larutan gula rata-rata laju pertumbukan sebesar 10,1cm.
Dalam pengukuran dan pengamatan ini, penulis memulai penelitian terhadap objek
saat tanaman berusia 10 hari, hal tersebut dilakukan agar penulis dapat langsung mengamati
berbagai macam pertumbuhan dan perkembangan tanaman, mulai dari akar, batang, daun,
bunga dan buah.

Dapat dikatakan bahwa Pertumbuhan adalah proses pertambahan volume yang


bersifat irreversible (tidak dapat balik lagi) karena adanya pembelahan mitosis atau
pembesaran sel, dapat pula disebakan keduanya. Pertumbuhan dapat diukur dan dinyatakan
secara kuantitatif. (D.A Pratiwi dkk, 2007:02). Perkembangan adalah terspesialisasinya selsel menjadi struktur dan fungsi tertentu. Perkembangan tidak dapat dinyatakan dengan
ukuran, tetapi dapat dinyatakan dengan perubahan bentuk dan tingkat kedewasaan,
perkembanagan awal suatu tumbuahan secara garis besar melalui tiga tahap yaitu :
pembelahan sel,morfogenesis dan diferensiasi seluler.
(D.A Pratiwi dkk, 2007:02).

Bisa kita pahami dengan seksama darai data laju pertumbuhan tanaman cabai
(Capsicum Frutescence L.) yang disajikan dalam bentuk table diatas, pertumbuhan dengan
pemberian perlakuan dengan air murni, tanaman tumbuh dan berkembang relative, hal

tersebut terjadi karena kandungan kimia dari air mineral tersebut yang sudah bisa
dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk tumbuh dan berkembang.
Sedangkan pada tanaman cabai (Capsicum Frutescence L.) yang diberikan perlakuan
larutan vetsin, tanaman tubuh dan berkembang dengan sangat cepat baik dari segi akar batang
dan pemunculan daunnya. Hal tersebut terjadi karena vetsin banyak mengandung senyawa
glukosa dan glutamate yang merupakan salah satu dari 20 asam amino penyusun protein yang
berfungsi sebagai bahan penyehat tanaman. Selain itu terdapat juga unsure Natrium dan air
Berikut adalah reksi kimia yang terjadi:

CO2 + Unsur Hara + C6H12O6 + O2


Keterangan:
C6H12O6: Glukosa
O2: Air
Skema diatas menunjukkan bahwa glukosa dan air sangat berperan penting dalam
proses pertumbuhan tanaman, baik pertumbuhan akar, batang, daun. Hal tersebut sangat
relevan dengan kandungan glukosa, asam amino dan air sehingga jika Larutan vetsin
diberikan oleh tumbuhan akan berakibat baik. Selain itu kandungan unsure Natrium (Na)
akan membantu mempercepat tumbuhnya akar pada tanaman cabai (Capsicum Frutescence
L.)
Selanjutnya tanaman yang diberikan perlakuan laritan gula, tanaman tumbuh dengan
signifikan atau lebih lambat dibandingkan dengan pemberian larutan vetsin. Hal tersebut
terjadi karena senyawa gula terhadap tanaman seringkali dikaitkan dengan kegiatan
metabolisme gula. Namun dari referensi didapatkan bahwa gula dapat berperan sebagai
isyarat pengatur yang mengontrol ekspresi beberapa gen yang terlihat dalam siklus kimia
tumbuhan.

Glukosa yang merupakan suatu hasil produksi dari senyawa sukrosa dengan enzim
yang terhidrolisis asam dapat berguna sebagai bahan penyimpan energi yang akan digunakan
oleh sel-sel untuk melakukan metabolisme. Selain itu gula juga terlibat dalam control
tumbuhan dan penuaan tanaman. Dengan tidak tersedianya glukosa dari luar menyebabkan
terhambatnya pertumbuhan pada tanaman hanya pada tahap perkembangan daun saja
(www.id.answer.com)

BAB V
PENUTUP

5.1

Kesimpulan
Dari hasil penelitian terhadap tanaman cabai (Capsicum Frutescence L.) dapat disimpulkan
bahwa:

5.1.1 Larutan vetsin mempercepat pertumbuhan akar, batang dan daun. Larutan gula bersifat
signifikan dalam proses partumbuhan.

5.1.2 Tanaman cabai (Capsicum Frutescence L.) dengan perlakuan air murni tumbuh dengan relevan
karena kandungan kimia air tersebut. Tanaman cabai (Capsicum Frutescence L.) dengan
perlakuan larutan vetsin, dapat tumbuh dengan cepat. Tanaman cabai (Capsicum Frutescence
L.) dengan perlakuan larutan gula, dapat tumbuh dengan signifikan.

5.2

Saran
Adapun saran dalam penilitian ini adalah sebagai berikut:

5.2.1

Dalam melakukan pengukuran terhadap objek, sebaiknya dilakukan lebih teliti.

5.2.2

Jagalah selalu objek dari gangguan organisme lain.

DAFTAR PUSTAKA

Pujiyanto, sri.2008.menjelajah dunia biologi3.Jakarta:Platinum.

D.A Pratiwi dkk.2007.biologi sma 3.Jakarta:Erlangga.

www.wikipedia.com

www.id.answers.com
http://lugito-center.blogspot.com/2012/12/pengaruh-pemberian-larutan-gula-dan.html

Anda mungkin juga menyukai