Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM PERTUMBUHAN

BAYAM CABUT (Amaranthus sp.)

YANG DIBERI PUPUK UREA

DISUSUN OLEH :

SONIA PAULA A. BUTARBUTAR (1706541037)

DOSEN PENGAMPU : Ir. I Wayan Wiraatmaja, M.P

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2019
KATA PENGANTAR

Pertama sekali, penulis ucapkan syukur dan banyak terimakasih kepada Tuhan Yang
Maha Esa atas berkat dan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
pembuatan Laporan Praktikum yang berjudul ‘Pertumbuhaan Tanaman Bayam Cabut
(Amaranthus sp.) yang Diberi Pupuk Urea’ untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi
Pertanaman.
Terimakasih penulis haturkan kepada Bapak dosen pembimbing mata kuliah Fisiologi
Pertanaman ini. Tanpa adanya bimbingan dan arahan dari beliau ketika praktikum dilakukan,
penulis tidak mampu menyelesaikan laporan praktikum ini.
Jika terdapat didalam pembuatan laporan praktikum ini beberapa kesalahan-kesalahan,
izinkan penulis menghaturkan permohonan maaf, karena makalah ini memiliki banyak
kesalahan. Besar harapan penulis kelak makalah laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi
pembaca yang nantinya membaca. Jika ada kritik dan saran penulis akan menerimanya. Akhir
kata, penulis mengucapkan sekian dan terimakasih,

Denpasar, 12 Desember 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Tujuan

BAB II TINJUAN PUSTAKA


2.1 Tinjauan Umum Tanaman Terung
2.2

BAB III METODOLOGI


3.1 Waktu dan Tempat
3.2 Alat dan Bahan
3.3 Langkah-langkah pelaksanaan

BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Data Tabel Berat Kering dan Berat Basah

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DOKUMENTASI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bayam cabut (Amaranthus tricolor L.) merupakan tanaman semusim dan tergolong
sebagai tumbuhan C4 yang mampu mengikat gas CO2 secara efisien sehingga memiliki daya
adaptasi yang tinggi pada beragam ekosistem. Bayam memiliki siklus hidup yang relatif
singkat, umur panen tanaman ini 3-4 minggu. Memiliki akar tunggang dengan cabang-
cabang akar yang bentuknya bulat panjang menyebar ke semua arah. Umumnya perbanyakan
tanaman bayam dilakukan secara generatif yaitu melalui biji (Hadisoeganda, 1996).
Permintaan sayur bayam terus mengalami peningkatan seiring bertambahnya jumlah
penduduk Indonesia maupun penduduk dunia. Produksi sayur bayam perlu ditingkatkan,
karena menurut data BPS (2012), produksi bayam pada tahun 2010 mencapai 152.334 ton
dan meningkat menjadi 160.513 ton pada tahun 2011, sedangkan di tahun 2012 produksinya
menjadi 154.961 ton, mengalami penurunan (3.46 persen) dari tahun sebelumnya, karena itu
produksi tanaman bayam perlu di tingkatkan.
Menurut penelitian Pratiwi (2008) bahwa pemberian pupuk anorganik yang mengandung
nitrogen seperti urea dapat menaikkan produksi tanaman. Hal ini dikarenakan bahwa nitrogen
berperan penting dalam pembentukan dan pertumbuhan pada bagian vegetative tanaman.
Data hasil analisis tanah, tanah percobaan memiliki kandungan 0,18 nitrogen dengan kriteria
rendah. Pertumbuhan yang baik, tidak hanya penting diketahui cara penggunaan pupuk, jenis
pupuk dan waktu pemupukan yang tepat, tetapi juga penting diketahui
dosispeupukanagadicapai produksi tanaman yang maksimal.
Salah satu sumber nitrogen yang banyak digunakan adalah urea dengan kandungan 45 -
46% N, sehingga baik untuk proses pertumbuhan tanaman bayam khususnya tanaman yang
dipanen daunnya. Selain itu pupuk urea mempunyai sifat higroskopis mudah larut dalam air
dan bereaksi cepat sehingga cepat pula diserap oleh akar tanaman. Dosis urea yang
diaplikasikan pada tanaman akan menentukan pertumbuhan tanaman bayam (Lingga, 2007),
respon tanaman terhadap nitrogen sangat tergantung dari keadaan tanah, macam tanaman dan
tempat tumbuh. (Cahyono, 2003). Dosis urea yang disarankan adalah 2l7 kg/ha, atau setara
dengan 1,2 g/tanaman. Asumsinya adalah setiap hektar lahan ditanami sejumlah 160.000
tanaman dengan jarak tanam 20 x 25 cm. (Anonim, 1992). Menurut penilitian Bayu Prastowo
dkk (2013), pemberian pupuk urea dengan dosis 1,2 g/polibag berpengaruh terbaik terhadap
pertumbuhan dan hasil selada daun karena dapat meningkatkan tinggi tanaman, lebar daun,
panjang daun, jumlah daun, berat segar tanaman, berat kering tanaman, dan berat bersih
konsumsi.
Pemberian pupuk urea yang mengandung sekitar 46% nitrogen pada tanaman bayam
dengan dosis 0,3 g/pot memberikan hasil lebih tinggi (61,1 g/tanaman) dari pada tanpa
pemberian pupuk urea (60,4 g/tanaman), namun peningkatan dosis pupuk urea dari 0,3 g/pot
sampai 1,2 g/pot menunjukan hasil yang terus menurun bahkan hasilnya lebih rendah dari
pada tanpa pemberian pupuk urea (Djamaan 2006). Menurut data penelitian Nugroho (2003),
pemberian pupuk urea dengan dosis 1,8 g/tanaman memberikan hasil yang tinggi terhadap
pertumbuhan tanaman selada, yaitu dengan berat komsumsi 188,9 g/tanaman.

1.2 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk urea pada
pertumbuhan bayam cabut dan juga dapat menganilisis pertumbuhan tanaman bayam cabut
yang tumbuh di tempat terbuka.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bayam Cabut (Amaranthus spp.)


Bayam adalah tanaman sayur-sayuran dengan nama ilmiah Amaranthus spp. Kata
"amaranth" dalam bahasa Yunani berarti "everlasting" (abadi). Tumbuhan ini dikenal sebagai
sayuran sumber zat besi yang penting. Tanaman bayam berasal dari daerah Amerika tropik.
Tanaman bayam semula dikenal sebagai tumbuhan hias. Bayam dapat tumbuh sepanajng
tahun, dimana saja, baik didataran rendah maupun didataran tinggi. Pertumbuhan paling baik
pada tanah subur dan banyak sinar matahari. Suhu yang baik 25-36 c dan pH tanah antara 6-
7. waktu tanam terbaik pada awal musim kemarau. Tanaman bayam dikenalkan sebagai
bahan pangan sumber protein, terutama untuk negara-negara berkembang. Diduga tanaman
bayam masuk ke Indonesia pada abad XIX ketika lalu lintas perdagangan orang luar negeri
masuk ke wilayah Indonesia

2.2 Klasifikasi Bayam

Klasifikasi Tumbuhan Bayam


Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Caryophyllales
Famili : Amaranthaceae
Upafamili : Amaranthoideae
Genus : Amaranthus
Bayam petik dan bayam cabut. Bayam petik berdaun lebar dan tumbuh tegak besar
(hingga dua meter) dan daun mudanya dimakan terutama sebagai lalapan (misalnya pada
pecel, gado-gado), urap, serta digoreng setelah dibalur tepung. Daun bayam cabut berukuran
lebih kecil dan ditanam untuk waktu singkat (paling lama 25 hari)
2.3 Jenis Tumbuhan Bayam
Terdapat tiga varietas bayam yang termasuk ke dalam Amaranthus tricolor, yaitu bayam
hijau biasa, bayam merah (Blitum rubrum), yang batang dan daunnya berwarna merah yang
mengandung cairan merah, dan bayam putih (Blitum album), yang berwarna hijau keputih-
putihan. Selain Amaranthus tricolor (A. tricolor), terdapat bayam jenis lain, seperti bayam
kakap (A. hybridus), bayam duri (A.spinosus), dan bayam kotok/bayam tanah (A. blitum).

2.4 Morfologi Tumbuhan Bayam


Akar Bayam : Akar tanaman bayam memiliki sistem perakaran tunggal.
Batang Bayam : Batang tanaman bayam berbentuk bulat, berair, lunak serta kurang
berkayu. Warna batang bayam tergantung dari jenis bayam tersebut bayam hijau memiliki
batang berwarna hijau, begitu juga bayam merah juga memiliki batang berwarna merah.
Daun : Daun bayam termasuk daun tunggal bertangkai. Warna daun mengikuti jenis
bayam. Bentuk daun bundar telur memanjang. Panjang daun 1,5 cm sampai 6,0m cm. Lebar
daun 0,5 cm hingga 3,2 cm. Tangkai daun berbentuk bulat, dengan bentuk permukaan
opacus. Panjang tangkai daun 0,5 cm sampai 9,0 cm.
Bunga Bayam : Bunga bayam merupakan bunga berkelamin tunggal, tersusun majemuk
tipe tukal yang rapat, berwarna hijau. Memiliki 5 mahkota dengan panjang 1,5 sampai 2,5
mm. Bunga jantan memiliki bentuk bulir, untuk bunga betina berbentuk bulat yang terdapat
pada ketiak batang.
Buah bayam : Buah bayam berbentuk lonjong berwarna hijau dengan panjang 1,5 mm.
Biji Bayam : Biji bayam berwarna hitam mengkilat dengan panjang antara 0,8 sampai 1
mm.
BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian untuk penanaman,
pertumbuhan dan perawatan tanaman. Dan untuk menghitung berat kering dari tanaman
ini dilakukan di Laboratorium Kampus Sudirman Universitas Udayana. Untuk waktunya,
praktikum ini dilaksanakan dari tanggal 23 Oktober 2019 sampai 27 November 2019.
Dari mulai ditanam, dirawat hingga dipanen dan di hitung berat keringnya.

3.2 Alat dan Bahan


Alat : Bahan :
- Kertas milimetter blok
- Tanah Subur
- Polybag
- Pupuk Urea
- Penggaris
- Benih bayam cabut
- Timbangan otomatis
- Air
- Amplop
- Dll.
- Oven

3.3 Cara Kerja


a. Pertama-tama siapkan polybag.
b. Lalu masukkan tanah ke dalam polybag sebanyak 5 kilogram. Jangan sampai ditekan-
tekan karena bisa menyebabkan tanah menjadi padat dan kekurangan oksigen.
c. Setelah itu, buat lubang di dalam tanah tersebut. Kedalamannya sekitar 1cm sebanyak
10 lubang.
d. Tanami benih tersebut kedalam lubang yang sudah dibuat. Kemudian tutup dengan
tanah kembali.
e. Kemudian siram tanaman tersebut dengan kapasitas air yang cukup.
f. Kemudian pada umur dua minggu dilakukan perlakuan :
- Pemberian pupuk urea
- Pengamatan luas daun (A1)
- Menghitung berat kering oven (W1)
- Menghitungan jumlah daun

g. Pada umur 5 minggu dilakukan :


- Pengukuran luas daun kedua (A2)
- Pengukuran berat kering kedua (W2)
- Penghitungan jumlah daun

h. Adapun perlakuan-perlakuan yang dilaksanakan pada praktikum ini ada 4 perlakuan,


yakni :
U0 = kontrol/ tanpa pupul U1 = 0,25 gr/polybag
U2 = 0,5 gr/polybag U3 = 0,75 gr/polybag
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
 Data Praktikum

Perlakuan PengukuranKe 1 (mingguke 2) PengukuranKe 2 (mingguke 5)mm


Panjang Lebar JumlahD Panjang Lebar JumlahD
aun aun

I U0 Atas :5 Atas : 4,2 7 Atas : 4,8 Atas : 3,1 9


Tengah : 7,5 Tengah : 5,7 Tengah : 8 Tengah : 5,4

Bawah :4 Bawah : 4 Bawah : 3,3 Bawah : 3

I U1 Atas : 3,6 Atas : 2,5 7 Atas : 5,9 Atas : 3,2 8


Tengah : 5,8 Tengah : 4,8 Tengah : 8,4 Tengah : 4,1

Bawah : 2,9 Bawah : 2,8 Bawah : 4,6 Bawah : 3,4

I U2 Atas : 4,5 Atas : 3,3 8 Atas : 6,6 Atas : 3,8 11


Tengah : 4,5 Tengah : 4,2 Tengah : 10,2 Tengah : 6,5

Bawah : 3,3 Bawah : 2,4 Bawah : 5,8 Bawah : 4,6

I U3 Atas : 6,5 Atas : 5,2 9 Atas :8 Atas : 4,7 15


Tengah : 6,5 Tengah : 6 Tengah : 14,6 Tengah : 8,5

Bawah : 3,2 Bawah : 3 Bawah : 8,1 Bawah : 5,7

II U0 Atas : 4,2 Atas : 2,9 7 Atas : 7,1 Atas : 5,4 10


Tengah : 5,4 Tengah : 4,6 Tengah : 15,5 Tengah : 10,8

Bawah : 2,7 Bawah : 2,6 Bawah : 10,4 Bawah : 7,7

II U1 Atas : 5,7 Atas : 4,7 7 Atas : 4,9 Atas : 2,7 10


Tengah : 5,9 Tengah : 4,9 Tengah : 7,3 Tengah : 4,5

Bawah : 3,2 Bawah : 3,2 Bawah : 2,5 Bawah : 2,1

II U2 Atas : 2,9 Atas : 1,6 6 Atas : 6,9 Atas : 5,4 12


Tengah : 3,2 Tengah : 2,9 Tengah : 12,3 Tengah : 9,2

Bawah : 0,5 Bawah : 0,5 Bawah : 10,6 Bawah : 8,3

II U3 Atas : 3,2 Atas : 2,3 8 Atas : 5,7 Atas : 2,9 11


Tengah :3,3 Tengah : 2,9 Tengah : 10,6 Tengah : 5,8

Bawah :1,9 Bawah : 0,6 Bawah : 2,1 Bawah : 2,9

III U0 Atas : 4,3 Atas : 3,5 6 Atas : 4,1 Atas : 1,8 9


Tengah : 4 Tengah : 3,5 Tengah : 5,7 Tengah : 3,3

Bawah : 1 Bawah : 0,9 Bawah : 4,2 Bawah : 3

III U1 Atas : 3,3 Atas : 2,2 8 Atas : 4,6 Atas : 2,7 10


Tengah : 3,5 Tengah : 3,8 Tengah : 7,2 Tengah : 5,9

Bawah : 2,1 Bawah : 0,6 Bawah : 3 Bawah : 3,6

III U2 Atas : 4,8 Atas : 3,2 8 Atas : 6,5 Atas : 3,8 14


Tengah : 7 Tengah : 6 Tengah :10,4 Tengah : 6,9

Bawah : 3 Bawah : 2,8 Bawah : 5,4 Bawah : 4,2

III U3 Atas :3 Atas : 1,7 8 Atas : 12 Atas : 7,2 9


Tengah : 3,5 Tengah : 3,1 Tengah : 8 Tengah : 4,8

Bawah : 1,5 Bawah : 0,5 Bawah : 6,9 Bawah : 4,5

 Konstanta
- Daun atas : p=50mm, l=42mm, LD=1751mm
𝐿𝐷 1751 1751
K = 𝑝∗𝑙 = 50∗42= 2100= 0,83

- Daun tengah : p=75mm, l=57mm, LD=3043mm


𝐿𝐷 3043 3043
K = 𝑝∗𝑙 = 75∗57= 4275= 0,71

- Daun bawah : p=40mm, l=40mm, LD=1056mm


𝐿𝐷 1056 1056
K = 𝑝∗𝑙 = 40∗40= 1600= 0,66
Katas+Ktengah+Kbawah 0.83+0,71+0,66 2,2
Kontanta total = = 3 =0,73
3 3
 Luas Daun pada Minggu ke dua dan lima
NO. PERLAKUAN MINGGU KE 2 MINGGU KE 5
ULANGAN
I II III I II III
1. U0 135.82 74.993 43.68 148.77 695.43 84.72
gr gr gr gr gr gr
2. U1 87.49 112.28 42.4 134.2 124.8 159.8
gr gr gr gr gr Gr
3. U2 81.09 20.54 128 315.92 696 405.8
gr Gr gr gr gr gr
4. U3 180.42 35.14 gr 36.8 gr 758.55 225.06 341.28
gr gr gr gr

 Berat Kering Oven


NO. PERLAKUAN MINGGU KE 2 MINGGU KE 5
ULANGAN
I II III I II III
1. U0 0,34 gr 0,31 gr 0,11 gr 1,03 gr 0.42 gr 5,26 gr

2. U1 0,35 gr 0,31 gr 0,25 gr 0,86 gr 1,31 gr 0,69 gr

3. U2 0,24 gr 0,13 gr 0,44 gr 2,59 gr 2,57 gr 4,56 gr

4. U3 0,40 gr 0,23 gr 0,20 gr 4,36 gr 1,67 gr 1,97 gr


 LAR / NLD

Ulangan
No Perlakuan Jumblah Rata-Rata
1 2 3
1 U0 0.000345 0.0000281 0.5932 0.5935731 0.1978577
2 U1 0.003334 0.00059924 0.000354 0.003854 0.00128
3 U2 0.0009564 0.02993 0.001221 0.0321074 0.01070246
4 U3 0.008783 0.0010 0.000923 0.010706 0.003568

 LAB / NAR

Ulangan
No Perlakuan Jumlah Rata - Rata
I II III
1 U0 230.0237 767.8086 44.70074 1042.532958 347.5109861
2 U1 180.9756 174.3605 199.9288 555.2648206 185.0882735
3 U2 174.225 237.8944 130.5678 542.6871841 180.895728
4 U3 242.8371 140.851 155.0884 538.7764592 179.5921531

 CGR / LTP
Ulangan
No. Perlakuan Jumlah Rata-rata
I II III
1. U0 0.049286 0.007857143 0.367857143 0.425 0.141666667

2. U1 0.036429 0.071428571 0.031428571 0.139285714 0.046428571

3. U2 0.167857 0.174285714 0.294285714 0.636428571 0.212142857

4. U3 0.282857 0.102857143 0.126428571 0.512142857 0.170714286


4.2 Pembahasan
LAR adalah adalah Rasio Luas Daun dimana ini menunjukkan berapa
banyak luas daun per unit total massa tanaman. Dari data diatas LAR paling
tinggi diperoleh oleh perlakuan U0 dimana U0 tidak mendapatkan perilaku
khusus atau tambahan pupuk urea. Ini dikarenakan tanah yang di pakai adalah
tanah subur yang memiliki kandungan yang lengkap untuk mendukung
pertumbuhan tanaman bayam tersebut.
LAB adalah Laju Asimilasi Bersih dimana LAB adalah laju penimbunan
berat kering per satuan luas daun per satuan waktu. LAB merupakan ukuran
rata-rata efesiensi fotosintesis daun dalam suatu komunitas tanaman budidaya.
Pada praktikum kali ini, nilai LAB yang paling tinggi diperoleh oleh tanaman
U0 dengan jumlah rata-rata 347.51. Dikarenakan pada saat praktikum,
praktikan lebih banyak memberikan air terhadap perlukan U0 karena tidak
adanya pemberian pupuk. Sehingga kandunga air di dalam daun cukup banyak
namun masih dalam jumlah optimal. Oleh karena itu, pada saat proses
pengeringan atau pengovenan, daun daun U0 mempunyai kadar air yang
tingggi sehingga berat keringnya lebih besar.
CGR atau Crop Growth Rate adalah laju pertumbuhan relative
menunjukkan peningkatan berat kering dalam suatu interval waktu, dalam
hubungannya dengan berat asal. Laju pertumbuhan tanaman adalah
bertambahnya berat tanaman per satuan luas tanah dalam satu satuan waktu.
Pada praktikum ini CGR tertinggi dihasilkan oleh perlakuan U3 dengan
jumlah rata-rata 0.212142857. ini disebabkan pupuk yang diberikan adalah
dosis yang pas untuk membantu mempercepat pertumbuhan dari tanaman
bayam ini sendiri.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang didapat dari praktikum ini adalah bayam putih tidak terlalu
memerlukan bantuan dari pupuk jika tanahnya sendiri sudah subur. Dapat dilihat dari perlakuan
U0 yang lebih cepat tumbuh dari pada yang lainnya. Karena seperti yang kita tahu, kebanyakan
pemberian pupuk dapat menjadi toksik pada tanaman itu sendiri.

5.2 Saran

Pada praktikum selanjutnya diharapkan mahasiswa dapat lebih teliti lagi dalam
pembuatan data. Selain itu dalam merawat tanaman juga harus lebih baik lagi. Sering melakukan
kunjugan ke lapangan supaya bisa melihat secara langsung pertumbuhan atau yang menjadi
kendala dalam pertumbuhan tanaman bayam ini.
DOKUMENTASI

Proses pertumbuhan bayam cabut

Proses penimbangan berat kering dari bayam cabut


Dokumentasi lain lain

Hasil akhir dari bayam cabut

Anda mungkin juga menyukai