Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala kebesaran
dan limpahan nikmat yang diberikan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
percobaan berjudul “ Pengaruh Dosis Limbah Deterjen Terhadap Laju Pertumbuhan Cabe “.
Adapun penulisan laporan percobaan ini bertujuan untuk mengetahui dampak apa saja yang
ditimbulkan terhadap tanaman Cabe dengan pemberian deterjen disetiap harinya.
Dalam penulisan percobaan ini, berbagai hambatan telah penulis alami. Oleh karena itu,
terselesaikannya laporan percobaan ini tentu saja bukan karena kemampuan penulis semata-
mata. Namun karena adanya dukungan dan bantuan dari kelompok yang terkait.
Sehubungan dengan hal tersebut, perlu kiranya penulis dengan ketulusan hati mengucapkan
terima kasih kepada Ibu Budi selaku pengajar mata pelajaran biologi kelas XII IPA 4 yang telah
membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan percobaan ini. Penulis juga berterima kasih
kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu
menyelesaikan laporan percobaan ini.
Dalam penyusunan laporan percobaan ini, penulis menyadari pengetahuan dan pengalaman
penulis masih sangat terbatas. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan
saran dari berbagai pihak agar laporan percobaan ini lebih baik dan bermanfaaat.
Serta akhir kata penulis ucapkan semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu membalas budi baik
anda semua. Terimakasih.

Bengkulu, 4 Agustus 2017

Penulis

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………..………………………………………………….…………1
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN ………………………………………………...…………………3
Latar Belakang ……………………………………………………….………………………3
Rumusan Masalah ………………………………………………….………………………..3
Tujuan Percobaan ………………………………………………….………………………...3
Hipotesis ………………………………………………………….……………………….....3
Manfaat Percobaan ……………………………………………….……………………....…3
Batasan Masalah ………………………………………………….………………………....3
Metode Pengumpulan Data ……………………………………….……………………....…3
BAB II KAJIAN PUSTAKA ..…………………………………………….………………...4
Tinjauan Umum Tentang Pertumbuhan …………………………......………………………4
Tinjauan Umum Tentang cabe …............………………………….………………………....5
1. Cabe Itu………………………………………………………………….....................5

2. Manfaat Cabe ..............……………………………………………………………....6

3. Tinjauan Umum Tentang Deterjen ……………………………………..……………6


1. Deterjen Itu……..…………………………………………………………….6

2. Komposisi ……………..……………………………………………….……6

3. Jenis Deterjen ………...……………………………………………….…….7

4. Bahaya Deterjen …...………………………………………………….…….7

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN …………………………………………………..8


Metode Percobaan ………………………….................…………………….........................8
Rencana Percobaan ……………………………………........……………………………….8
Populasi dan Sampel ………………………………………….............…………….……….9
Waktu dan Tempat ……………..……………………………………..............…….……….9
Variabel Percobaan …………………………………………………………….....................9
Sasaran Percobaan ……………………………………………………………………..........10
Intrumen Percobaan ………………………………………………………….……..............10
Prosedur Kerja …………………………………………………………………..……….....10
Pengambilan Data …………………………………………………………………………..11
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN …………………………………………………...11
2
Data Dalam Tabel ………………………………………………………………………..…11
Pembahasan ……………………………………………………………………..………….11
Uji Hipotesis ……………………………………………………………………………......12
BAB V PENUTUP …………………………………………………………..……………...12
Kesimpulan …………………………………………………………………………………12
Saran ………………………………………………………………………………………..12
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………….....…12
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tumbuh dan berkembang merupakan salah satu ciri makhluk hidup. Pertumbuhan dan
perkembangan merupakan dua aktifitas kehidupan yang tidak dapat dipisahkan, karena
prosesnya berjalan bersamaan. Pertumbuhan diartikan sebagai suatu proses pertambahan ukuran
atau volume serta jumlah sel secara irreversible, atau tidak dapat kembali ke bentuk semula.
Cabai atau cabai merah atau chili adalah buah dan tumbuhan anggota genus Capsicum.
Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan.
Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat populer di Asia Tenggara sebagai penguat rasa
makanan..
Dalam pertumbuhan tanaman cabe, memerlukan media dan dipengaruhi oleh beberapa
factor salah satunya adalah air. Sehubungan dengan adanya cabe yang dalam pertumbuhannya
dipengaruhi oleh air, pada percobaan ini akan membahas mengenai perlakuan yang akan
ditimbulkan dari pemberian larutan deterjen.
Pengamatan kami lakukan didasari dengan keingintahuan penulis terhadap laju pertumbuhan
serta apa yang terjadi apabila tanaman cabe disirami oleh limbah deterjen.
Penulis mengkaji pengamatan tersebut dalam sebuah karya tulis ilmiah yang bejudul,
“Pengaruh Limbah Deterjen terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau.”

B. RUMUSAN MASALAH
Apakah deterjen berpengaruh terhadap laju pertumbuhan tanaman cabe ?
C. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk membuktikan dan mengetahui pengaruh pemberian
deterjen dengan kadar tertentu pada pertumbuhan cabe.
D. HIPOTESIS
Deterjen berpengaruh terhadap laju pertumbuhan kacang hijau.
E. MANFAAT PERCOBAAN
Manfaat dari penelitian ini antara lain untuk mengetahui pengaruh deterjen terhadap laju
pertumbuhan cabe.
F. BATASAN MASALAH
Karya tulis ilmiah yang mengangkat tema tentang pengaruh pemberian deterjen dengan kadar
tertenu terhadap pertumbuhan tanaman cabe ini hanya menggaris bawahi hasil percobaan dan
observasi mengenai hal yang berhubungan dengan judul karya ilmiah tersebut. Disertai pula
beberapa kajian-kajian teori mengenai pertumbuhan, kacang hijau dan deterjen.
3
G. METODE PENGUMPULAN DATA
Data penulisan makalah ini diperoleh dengan metode observasi. yaitu suatu metode dengan
melakukan peninjauan secara cermat dengan meninjau hasil dari praktikum yang dilakukan
penulis. Selain itu, tim penulis juga memperoleh data dari internet.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

1. TINJAUAN UMUM TENTANG PERTUMBUHAN


Pengertian perkecambahan ini tidak hanya dipakai khusus untuk biji tetapi juga dipakai untuk
bagian tumbuhan lainnya. Secara visual dan morfologis suatu biji yang berkecambah, umumnya
ditandai dengan terlihatnya akar atau daun yang menonjol keluar dari biji. Sebenarnya proses
perkecambahan telah mulai dan berlangsung sebelum peristiwa ini muncul.
Tumbuhnya tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
1. Air
2. Suhu
3. Oksigen
4. Cahaya
Air berfungsi untuk menyiram tanaman agar tetap segar dan tidak layu serta sebagai media
reaksi kimia dalam sel, menunjang fotosintesis dan menjaga kelembapan. Bila tanaman
kekurangan air, akan mengakibatkan tanaman menjadi kering,kekurangan nutrisi. Kelebihan air
juga tidak baik untuk tanaman karena pertumbuhan tanaman akan terhambat dan kemungkinan
terburuk tanaman akan mati.
Agar tanaman dapat tumbuh dengan baik, suhu di lingkungan tanaman tersebut juga harus
ditentukan. Suhu yang baik untuk tumbuhan adalah 30⁰C. Semakin tinggi suhu yang ada di
lingkungan suatu tumbuhan, maka semakin laju transpirasi dan semakin rendah kandungan air
pada tumbuhan sehingga proses pertumbuhan semakin lambat dan perlakuan tumbuhan pada
suhu yang rendah memacu pertumbuhan ruas yang lebih panjang dari pada perlakuan tanaman di
suhu yang tinggi. Fungsi dari suhu sendiri adalah untuk aktivitas enzim serta kandungan air
dalam tubuh tumbuhan. Suhu yang terlalu ekstrim yaitu terlalu tinggi atau terlalu rendah akan
menyebabkan pertumbuhan terhambat atau terhenti karena enzim idak dapat bekerja.
Faktor lainnya adalah oksigen. Oksigen tersebar luas di udara. Tanaman tidak akan pernah
kehabisan oksigen bila hidup di lingkungan yang bebas. Oksigen berfungsi sebagai respirasi sel-
sel akar yang akan berkaitan dengan penyerapan unsur hara. Bila oksigen yang tumbuhan dapat
hanya sedikit, maka pertumbuhan pada tumbuhan akan terhambat karena akan susah dalam
penyerapan unsur hara dalam tanah.
Faktor terakhir yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah intensitas cahaya. Tanaman
yang diletakkan di tempat yang teduh, akan tumbuh dengan ciri-ciri : berdaun hijau tua,
pertumbuhannya lebih lambat namun stomatanya berjumlah sedikit namun ukurannya besar,
perakarannya tidak terlalu lebat. Berbeda dengan tanaman yang ditanam di tempat yang
mendapatkan banyak cahaya, maka tanaman itu akan mempunyai ciri-ciri : berdaun hijau muda,
4
stomatanya akan berjumlah banyak namun berukuran kecil, perakarannya lebih lebat dan
pertumbuhannya lebih cepat. Hal ini karena cahaya bersifat menghambat pertumbuhan karena
dapat menguraikan auksin menjadi zat yang menghambat pemanjangan sel.
Beberapa proses dalam pertumbuhan tanaman yang dikendalikan oleh air antara lain :
perkecambahan, perpanjangan batang, perluasan daun, sintesis klorofil, gerakan batang, gerakan
daun, pembukaan bunga dan dominasi tunas.

Pertumbuhan dapat diartikan sebagai suatu proses pertambahan ukuran atau volume serta
jumlah sel secara irreversible, atau tidak dapat kembali ke bentuk semula. Pertumbuhan
merupakan peristiwa perubahan biologis yang bersifat kuantitatif.
Pada proses pertumbuhan selalu terjadi peningkatan volume dan bobot tubuh peningkatan jumlah
sel dan protoplasma. Proses pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan diawali dengan
aktivitas sintetis bahan mentah (bahan baku) berupa molekul sederhana dan molekul kompleks.
Tahapan yang dilalui selama melangsungkan proses tersebut adalah sebagai berikut:
a.Tahap pembelahan sel, yaitu sel induk membelah menjadi beberapa sel anak.
b.Tahap pembentangan, yaitu pembesaran atau peningkatan volume sel anak. Pada sel tumbuhan,
peningkatan tersebut biasanya disebabkan oleh penyerapan air kedalam vakuola.
c.Tahap pematangan, yaitu perkembangan sel anak yang telah mencapai ukuran tertentu menjadi
bentuk khusus (terspesialisasi) melalui proses diferensiasi. Pada akhirnya terbentuk jaringan,
organ, dan individu.
Faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan :
a. Faktor eksternal/lingkungan (ekstraseluler)
faktor ini merupakan faktor luar yang erat sekali hubungannya dengan proses pertumbuhan
dan perkembangan. Beberapa factor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan
adalah sebagai berikut:
Air dan mineral Kelembaban.
Suhu
Cahaya
b. Faktor internal (interseluler)
faktor yang melibatkan hormon dan gen yang akan mengontrol pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan. Dimana dalam hal ini ada beberapa hormone yang dapat mengontrol
proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan tersebut.yaitu:
Hormon Auksin : merangsang pertumbuhan bunga.
Hormon Giberelin : merangsang pertumbuhan batang.
Hormon Sitokinin : memperpanjang akar.
Hormon Afserat : menghambat perpanjangan sel.
c. Faktor Intraseluler (gen)

5
Pertumbuhan pada tumbuhan terjadi didaerah meristematik (titik tumbuh) yaitu ujung akar
dan batang. Daerah pertumbuhan ada 3 yaitu zona meristematik, pemanjangan, dan diferensiasi.
Pertumbuhan dibedakan menjadi 2, yaitu pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder.
Pertumbuhan primer merupakan pertumbuhan memanjang akibat kegiatan meristem apical
diujung akar dan ujung batang. Sedangkan pertumbuhan sekunder merupakan pertumbuhan
membesar akibat kegiatan cambium dan hanya terjadi pada tumbuhan dikotil dan
Gymnospermae.
2. TINJAUAN UMUM TENTANG CABE
A. Cabe itu…
Cabai atau cabai merah dalam bahasa inggris chili (chili pepper) merupakan tumbuhan
anggota genus Capsicum. Cabai dapat dijadikan sebagai sayuran dan bumbu dapur. Rasanya
yang pedas sangat populer di Asia Tenggara sebagai penguat rasa makanan. Sehingga ada daerah
yang setiap masakannya menggunakan cabai sebagai penguat rasa.

B. Manfaat Cabe
Cabai merah besar (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis sayuran yang memilki
nilai ekonomi yang tinggi. Cabai mengandung berbagai macam senyawa yang berguna bagi
kesehatan manusia. [1]. Sun et al. (2007) melaporkan cabai mengandung antioksidan yang
berfungsi untuk menjaga tubuh dari serangan radikal bebas. Kandungan terbesar antioksidan ini
adalah pada cabai hijau. Cabai juga mengandung Lasparaginase dan Capsaicin yang berperan
sebagai zat antikanker (Kilham 2006; Bano & Sivaramakrishnan 1980).
Cabai (Capsicum annum L) merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak
dibudidayakan oleh petani di Indonesia karena memiliki harga jual yang tinggi [2] dan memiliki
beberapa manfaat kesehatan yang salah satunya adalah zat capsaicin yang berfungsi dalam
mengendalikan penyakit kanker. Selain itu kandungan vitamin C yang cukup tinggi pada cabai
dapat memenuhi kebutuhan harian setiap orang, namun harus dikonsumsi secukupnya untuk
menghindari nyeri lambung.
3. TINJAUAN UMUM TENTANG DETERJEN

Deterjen Itu…
Detergen adalah campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk membantu pembersihan
dan terbuat dari bahan-bahan turunanminyak bumi. Dibanding dengan sabun, detergen
mempunyai keunggulan antara lain mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak terpengaruh
oleh kesadahan air.
B. Komposisi
Pada umumnya, detergen mengandung bahan-bahan berikut:
Surfaktan
Surfaktan (surface active agent) merupakan zat aktif permukaan yang mempunyai ujung berbeda
yaitu hidrofil (suka air) dan hidrofob (suka lemak). Bahan aktif ini berfungsi
menurunkan tegangan permukaan air sehingga dapat melepaskan kotoran yang menempel pada

6
permukaan bahan. Secara garis besar, terdapat empat kategori surfaktan yaitu:
Anionik :
1) -Alkyl Benzene Sulfonate (ABS)
2) -Linier Alkyl Benzene Sulfonate (LAS)
3) -Alpha Olein Sulfonate (AOS)
Kationik : Garam Ammonium
Non ionik : Nonyl phenol polyethoxyle
Amphoterik : Acyl Ethylenediamines
Builder
Builder (pembentuk) berfungsi meningkatkan efisiensi pencuci dari surfaktan dengan cara
menon-aktifkan mineral penyebab kesadahan air.
Fosfat : Sodium Tri Poly Phosphate (STPP)
Asetat :
1) Nitril Tri Acetate (NTA)
2) Ethylene Diamine Tetra Acetate (EDTA)
3) c. Silikat : ZeolitSitrat : Asam Sitrat

Filler
Filler (pengisi) adalah bahan tambahan deterjen yang tidak mempunyai kemampuan
meningkatkan daya cuci, tetapi menambah kuantitas. Contoh Sodium sulfat.
Aditif
Aditif adalah bahan suplemen / tambahan untuk membuat produk lebih menarik, misalnya
pewangi, pelarut, pemutih, pewarna dst, tidak berhubungan langsung dengan daya cuci deterjen.
Additives ditambahkan lebih untuk maksud komersialisasi produk.
Contoh : Enzim,Boraks, Sodium klorida, Carboxy Methyl Cellulose (CMC).
C. Jenis-Jenis Deterjen
Berdasarkan bentuk fisiknya, Detergen dibedakan atas:
Detergen Cair, secara umum Detergen cair hampir sama dengan Detergen bubuk. Yang
membedakan cuma bentuk fisik. Di indonesia setahu saya Detergen cair ini belum
dikomersilkan, biasanya digunakan untuk laundry modern menggunakan mesin cuci yang
kapasitasnya besar dengan teknologi canggih.
Detergen krim, bentuk Detergen krim dengan sabun colek hampir sama tetapi kandungan
formula bahan baku keduanya berbeda.
Detergen bubuk, jenis Detergen bubuk ini yang beredar dimasyarakat atau dipakai sewaktu
mencuci pakaian. Berdasarkan keadaan butirannya, Detergen bubuk dapat dibedakan menjadi
dua yaitu Detergen bubuk berongga dan Detergen bubuk padat. Perbedaan bentuk butiran kedua

7
kelompok tersebut disebabkan oleh perbedaan proses pembuatannya.
D. Bahaya Detergen
Tanpa mengurangi makna manfaat Detergen dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, harus
diakui bahwa bahan kimia yang digunakan pada Detergen dapat menimbulkan dampak negatif
baik terhadap kesehatan maupun lingkungan. Dua bahan terpenting dari pembentuk Detergen
yakni surfaktan dan builders, diidentifikasi mempunyai pengaruh langsung dan tidak langsung
terhadap manusia dan lingkungannya.
Surfaktan dapat menyebabkan permukaan kulit kasar, hilangnya kelembaban alami yang ada
pada permukan kulit dan meningkatkan permeabilitas permukaan luar. Hasil pengujian
memperlihatkan bahwa kulit manusia hanya mampu memiliki toleransi kontak dengan bahan
kimia dengan kandungan 1 % LAS dan AOS dengan akibat iritasi ‘sedang’ pada kulit. Surfaktan
kationik bersifat toksik jika tertelan dibandingkan dengan surfaktan anionik dan non-ionik. Sisa
bahan surfaktan yang terdapat dalam Detergen dapat membentuk chlorbenzene pada proses
klorinisasi pengolahan air minum PDAM. Chlorbenzene merupakan senyawa kimia yang bersifat
racun dan berbahaya bagi kesehatan. Pada awalnya surfaktan jenis ABS banyak digunakan oleh
industri Detergen. Namun karena ditemukan bukti-bukti bahwa ABS mempunyai risiko tinggi
terhadap lingkungan, bahan ini sekarang telah digantikan dengan bahan lain yaitu LAS.
Builders, salah satu yang paling banyak dimanfaatkan di dalam Detergen adalah phosphate.
Phosphate memegang peranan penting dalam produk Detergen, sebagai softener air. Bahan ini
mampu menurunkan kesadahan air dengan cara mengikat ion kalsium dan magnesium. Berkat
aksi softenernya, efektivitas dari daya cuci Detergen meningkat. Phosphate yang biasa dijumpai
pada umumnya berbentuk Sodium Tri Poly Phosphate (STPP). Phosphate tidak memiliki daya
racun, bahkan sebaliknya merupakan salah satu nutrisi penting yang dibutuhkan mahluk hidup.
Tetapi dalam jumlah yang terlalu banyak, phosphate dapat menyebabkan pengkayaan unsur hara
(eutrofikasi) yang berlebihan di badan air, sehingga badan air kekurangan oksigen akibat dari
pertumbuhan algae (phytoplankton) yang berlebihan yang merupakan makanan bakteri. Populasi
bakteri yang berlebihan akan menggunakan oksigen yang terdapat dalam air sampai suatu saat
terjadi kekurangan oksigen di badan air dan pada akhirnya justru membahayakan kehidupan
mahluk air dan sekitarnya. Di beberapa negara, penggunaan phosphate dalam Detergen telah
dilarang. Sebagai alternatif, telah dikembangkan penggunaan zeolite dan citrate sebagai builder
dalam Detergen.
Efek paling nyata yang disebabkan oleh limbah deterjen rumah tangga adalah terjadinya
eutrofikasi (pesatnya pertumbuhan ganggang dan enceng gondok). Limbah deterjen yang
dibuang ke kolam ataupun rawa akan memicu ledakan pertumbuhan ganggang dan enceng
gondok sehingga dasar air tidak mampu ditembus oleh sinar matahari, kadar oksigen berkurang
secara drastis, kehidupan biota air mengalami degradasi, dan unsur hara meningkat sangat pesat.
Jika hal seperti ini tidak segera diatasi, ekosistem akan terganggu dan berakibat merugikan
manusia itu sendiri, sebagai contoh saja lingkungan tempat pembuangan saluran selokan. Secara
tidak langsung rumah tangga pasti membuang limbah deterjennya melalui saluran selokan ini,
dan coba kita lihat, di penghujung saluran selokan begitu banyak eceng gondok yang hidup
dengan kepadatan populasi yang sangat besar.
Selain merusak lingkungan alam, efek buruk deterjen yang dirasakan tentu tak lepas dari para
konsumennya. Dampaknya juga dapat mengakibatkan gangguan pada lingkungan kesehatan
manusia. Saat seusai kita mencuci baju, kulit tangan kita terasa kering, panas, melepuh, retak-
retak, gampang mengelupas hingga mengakibatkan gatal dan kadang menjadi alergi

8
Dalam jangka panjang, air minum yang telah terkontaminasi limbah deterjen berpotensi
sebagai salah satu penyebab penyakit kanker (karsinogenik). Proses penguraian deterjen akan
menghasilkan sisa benzena yang apabila bereaksi dengan klor akan membentuk senyawa
klorobenzena yang sangat berbahaya. Kontak benzena dan klor sangat mungkin terjadi pada Saat
ini instalasi pengolahan air milik PAM dan juga instalasi pengolahan air limbah industri belum
mempunyai teknologi yang mampu mengolah limbah deterjen secara sempurna.

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
A. METODE PERCOBAAN
Metode percobaan yang digunakan dalam percobaan ini adalah metode studi pustaka, yaitu
mempelajari teori-teori perkecambahan melalui buku-buku referensi. Selain itu juga
menggunakan metode penelitian, yaitu metode yang dilakukan melalui percobaan dan
pengamatan untuk membandingkan pertumbuhan tanaman cabe dalam 4 polybek kecil
( A (0 gram) , B (3,33gram), C (6,66gram), D (9,99gram) dengan konsentrasi deterjen yang
berbeda di setiap gelas aqua.
B. RENCANA PERCOBAAN
Dalam karya tulis ilmiah yang menyajikan data yang berkaitan dengan pengaruh deterjen
terhadap laju pertumbuhan cabe ini, kelompok kami melalukan percobaan, pengamatan dan
pustaka.
Demi terjalinnya kekompakan dan keefesienan dalam bekerja, penulis beserta kelompok
membagi tugas yang berbeda pada setiap individu. Masing-masing akan berperan antara lain
sebagai penyedia alat dan bahan, pengumpulan refrensi atau bahan kajian teori yang
dijadikan sebagai bahan acuan, pengerjaan pembuatan variable manipulasi atau mesia
tumbuh, pelaksana percobaan, sebagai pengukur pertumbuhan tinggi kacang hijau
(kecambah) selama masa percobaan yaitu selama 7 hari, pendokumentasi pertumbuhan
kacang hijau berupa foto sebagai bukti autentik atas percobaan tersebut, dilanjutkan dengan
pencatatan data pertumbuhan kacang hijau selama masa percobaan. Setelah semua data dan
foto terkumpul, dilakukan proses pembuatan makalah laporan hasil penelitian ini sekaligus
mendiskusikan kesimpulan dari percobaan. Mengolah data menjadi data olahan yang layak
untuk disajikan kepada pembaca dalam bentuk karya tulis ilmiah yang baik dan menurut
standar.

C. POPULASI DAN SEMPEL


Populasi : bibit cabe.
Sempel : 5 tanaman cabe.
D. WAKTU DAN TEMPAT
Waktu : 22- july-2017

9
Tempat : JL.Bandaraya Rawa Makmur Permai(dirumah salah satu penulis), Bengkulu

E. VARIABEL PERCOBAAN
Variabel bebas
Variabel bebas atau variabel manipulasi adalah variabel (bisa berupa suatu zat) yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab terjadinya perubahan atau timbulnya variabel terikat.
Merupakan faktor (perlakuan) yang dibuat tidak sama (bervariasi).
Variabel bebas dalam percobaan ini adalah Variasi pemberian banyaknya larutan deterjen yaitu
0% (air mineral), 5% dan 10%.
Variabel terikat
Variabel terikat atau variable respon merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas. Merupakan faktor yang muncul akibat variable bebas.
Dalam percobaan ini yang merupakan variable terikat adalah Pertumbuhan kacang hijau.
Variabel Kontrol
Variabel control adalah faktor (perlakuan) yang berpengaruh yang dibuat sama dan terkendali
(bertolak belakang dengan variabel bebas). Yang merupakan variabel control adalah suhu,
cahaya, kelembapan, kapas, biji kacang hijau dan tempat media tanam.

F. SASARAN PERCOBAAN
Pada penelitian ini yang merupakan sasaran penelitiannya adalah :
POLYBEK 1 : air mineral biasa
POLYBEK 2 : larutan deterjen 3,33 gram
POLYBEK 3 : larutan deterjen 6,66 gram
POLYBEK 4 : larutan deterjen 9,99 gram

G. INSTRUMEN PERCOBAAN
Alat :
1. Benang
2. Penggaris
3. Aqua gelas 240 ml (sebagai penampung larutan deterjen)

4. Alat tulis
5. Kamera handphone
Bahan :

10
1. Bibit cabe 5 (cadangan)

2. Air
3. Deterjen

H. PROSEDUR KERJA
Menyiapkan alat dan bahan.Menyiapkan 4 bibit cabe di polybek kecil dan membuat tanda
untuk membedakannya.
Menyiapkan larutan detergen dengan dosis tertentu pada aqua gelas 240 ml, kemudian
Memberikan tanda pada masing-masing aqua gelas agar tidak tertukar.
Memberikan perlakuan terhadap cabe :
POLYBEK 1 : air mineral biasa
POLYBEK 2 : larutan deterjen 3,33 gram(1sdt)
POLYBEK 3 : larutan deterjen 6,66 gram(2sdt)
POLYBEK 4 : larutan deterjen 9,99 gram(3sdt)
Menyimpan percobaan tersebut ke tempat yang terlindung (tidak terkena sinar matahari secara
langsung) dan aman.
Memberikan perlakuan terhadap cabe secara rutin sebanyak 2 kali perlakuan(mengukur,
menyiram) dalam sehari (pagi dan sore).
Memfoto percobaan setiap hari.
Memasukkan data dalam pengamatan ke dalam tabel pengamatan.
I. PENGAMBILAN DATA
Penagambilan data adalah sebuah hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui
hasil penelitian tersebut dan dapat dilakukan dengan cara ditulis, direkam, atau difoto. Untuk
menjadikan sebagai bukti serta sebagai pengetahuan.

BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN

A. DATA DALAM TABEL


TABEL HASIL PERCOBAAN

PERLAKUAN PANJANG BATANG PERHARI (CM)


No Bibit cabe
(larutan deterjen) H1 H2 H3 H4 H5 H6 H7
11
1 0 grm Bibit 1 7,1 8,0 8,6 9,8 10 10,2 10,5

2 3,33 gram Bibit 2 8,3 8,4 9,3 9,8 9,8 - -

3 6,66 gram Bibit 3 9,5 9,8 9,8 9,8 - - -

4 9,99 grm Bibit 4 8,5 8,5 8,5 - - - -

B. PEMBAHASAN
Pada hari pertama, semua tanaman cabe masih mengalami pertumbuhan yang normal, kecuali
bibit 4 sudah layu.(jumlah lembar daun bibit 1,2,3,4 = 5 5 4 6).
Pada hari kedua, bibit 1 mengalami pertumbuhan normal, bibit 2 tanaman tidak sesegar hari
pertama dan bibit 3 tanaman sudah layu kemudian bibit 4 pangkal batang membusuk. (jumlah
lembar daun bibit 1,2,3,4 = 5 6 4 4).
Pada hari ketiga, bibit 1 mengalami pertumbuhan normal, bibit 2 kondisi sama(layu) hanya
bertambah tinggi sedikit, bibit 3 pangkal batang membusuk, bibit 4 hampir mati. (jumlah lembar
daun bibit 1,2,3,4 = 5 4 2 2).
Pada hari keempat, bibit 1 mengalami pertumbuhan normal, bibit 2 pangkal batang
membusuk dan batangnya layu, bibit 3 tanaman hampir mati, bibit 4 tanaman sudah mati.
(jumlah lembar daun bibit 1,2,3,4 = 6 2 2 0).
Pada hari kelima, bibit 1 mengalami pertumbuhan normal, bibit 2 tanaman mengering hampir
mati, bibit 3 sudah mati.(jumlah lembar daun bibit 1,2,3,4 = 6 2 0 0).
Pada hari keenam, bibit 1 mengalami pertumbuhan normal, bibit 2 sudah mati. (jumlah
lembar daun bibit 1,2,3,4 = 6 0 0 0).
Pada hari ketujuh, bibit 1 mengalami pertumbuhan normal dengan jumlah daun 7 lembar.

C. UJI HIPOTESIS
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan selama 7 hari dan berdasarkan hasil analisis
data dapat ditemukan bahwa terdapat perbedaan pertumbuhan antara tanaman cabe yang diberi
perlakuan dengan air mineral biasa (larutan deterjen 0 grm) dengan tanaman cabe yang diberi
larutan detergen. Dengan berdasarkan hal tersebut terbukti bahwa pemberian deterjen kepada
tanaman cabe akan berpengaruh terhadap laju pertumbuhan cabe. Sehingga, dengan demikian
berarti hipotesis yang diajukan terbukti benar.

BAB V

12
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pada dasarnya, pertumbuhan membutuhkan air. Tumbuhan tidak akan tumbuh dengan baik
bila disirami dengan air deterjen (larutan deterjen), meskipun tidak dilakukan secara rutin.
Tanman cabe yang diberi air biasa (tanpa kandungan detergen) hasilnya akan lebih baik bila
dibandingkan dengan tanaman cabe yang diberi larutan deterjen. Apalagi bila dilakukan
(ditempatkan) pada tempat yang minim cahayanya.
Oleh halnya, pemberian air terhadap tanaman khususnya cabe perlu diperhatikan. Karena, bila
air terkontaminasi deterjen dalam kadar berapapun akan memberikan pengaruh terhadap
pertumbuhan cabe. Perlu diketahui bahwa air deterjen merupakan limbah yang mempunyai
berbagai dampak negative terhadap pertumbuhan ataupun perkembangan tumbuhan.
Jadi, deterjen menghambat pertumbuhan tumbuhuan.

B. SARAN
1.Dalam melakukan suatu percobaan, lebih baik melakukan percobaan di tempat yang sekiranya
tidak ada sesuatu yang mengganggu sehingga percobaan akan aman dan berhasil.
2.Dalam mengukur tinggi kecambah, harus dilakukan secara teliti.
3.Dalam melakukan percobaan, hendaknya memperhatikan kualitas cabe yang akan
ditanam dan memperhatikan kondisi lingkungan yang sesuai dengan apa yang ingin diteliti
sehingga hasil percobaan itu baik dan valid.
4.Seharusnya limbah deterjen tidak boleh dibuang sembarangan, seperti ke sungai karena dapat
menggangu ekosistem sekitarnya.

DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Kacang_hijauhttp://www.chem-is-
try.orghttp://dikawidiasa.blogspot.com/2012/08/karya-ilmiah-pengaruh-detrgen-
terhadap.htmlhttp://www.kesehatan123.com/2225/manfaat-kacang-
hijau/https://rayiheristyaraelf.wordpress.com/2012/12/19/laporan-percobaan-pengaruh-deterjen-
terhadap-pertumbuhan-kacang-hijau/ Solikhin. 2012. Serasi Biologi. Banjarmasin:
XII IPA 2 Kelompok 4. 2011/2012. Makalah Pengaruh Banyak Sedikitnya Air Terhaadap
Pertumbuhan Tinggi Bawang. Rantau

13

Anda mungkin juga menyukai