Anda di halaman 1dari 27

Laporan Percobaan “PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN KACANG HIJAU”

LAPORAN PERCOBAAN BIOLOGI

PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN KACANG HIJAU

GURU PEMBIMING : TITUT MUNJIYATI,S.Pd.

OLEH :

KELOMPOK 1

PARTI

RAJA AULIA RAHMAN

RAYI HERISTYARA

RISKA YUNITA

YUGO SETIAWAN

SMA NEGERI 1 RANTAU

TAHUN AJARAN 2011/2012

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala kebesaran dan
limpahan nikmat yang diberikan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan percobaan berjudul
“ Pengaruh Deterjen Terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau “.

Adapun penulisan laporan percobaan ini bertujuan untuk mengetahui dampak apa saja yang ditimbulkan
terhadap tanaman kacang hijau dengan pemberian deterjen disetiap harinya.

Dalam penulisan percobaan ini, berbagai hambatan telah penulis alami. Oleh karena itu,
terselesaikannya laporan percobaan ini tentu saja bukan karena kemampuan penulis semata-mata.
Namun karena adanya dukungan dan bantuan dari pihak-pihak yang terkait.
Sehubungan dengan hal tersebut, perlu kiranya penulis dengan ketulusan hati mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Titut selaku pengajar mata pelajaran biologi kelas XII IPA 3 yang telah membimbing penulis
dalam menyelesaikan laporan percobaan ini. Penulis juga berterima kasih kepada semua pihak yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu menyelesaikan laporan percobaan ini.

Dalam penyusunan laporan percobaan ini, penulis menyadari pengetahuan dan pengalaman penulis
masih sangat terbatas. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dari
berbagai pihak agar laporan percobaan ini lebih baik dan bermanfaaat.

Serta akhir kata penulis ucapkan semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu membalas budi baik anda semua.
Terimakasih.

Rantau, 18 Desember 2012

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………..………………………………………………….…………1

BAB 1 PENDAHULUAN ………………………………………………………………………………2

Latar Belakang ……………………………………………………….…………………………3

Rumusan Masalah ………………………………………………….……………………….…4

Tujuan Percobaan ………………………………………………….…………………………..4

Hipotesis ………………………………………………………….……………………………4

Manfaat Percobaan ……………………………………………….……………………………4

Batasan Masalah ………………………………………………….……………………………4

Metode Pengumpulan Data ……………………………………….…………………………….4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ..…………………………………………….……………………………5

Tinjauan Umum Tentang Pertumbuhan …………………………………………………………5

Tinjauan Umum Tentang Kacang Hijau ………………………….…………………………….7


Kacang Hijau Itu… …………………………………………………………………………7

Manfaat Kacang Hijau ……………………………………………………………………..7

Klasifikasi …………………………………………………………………………………..8

Morfologi Tanaman Kacang Hijau ……………………………….…………………………..8

Tinjauan Umum Tentang Deterjen ……………………………………..………………………9

Deterjen Itu… ……………………………………………………………………….…….9

Komposisi …………………………………………………………………………….……9

Jenis Deterjen ……………………………………………………………………….……10

Bahaya Deterjen …………………………………………………………………….……10

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN …………………………………………………………….13

Metode Percobaan …………………………………………………………………………….13

Rencana Percobaan ……………………………………………………………………………13

Populasi dan Sampel ……………………………………………………….…………..……..13

Waktu dan Tempat ……………..………………………………………….……………………13

Variabel Percobaan ……………………………………………………………………………14

Sasaran Percobaan …………………………………………………………………………….14

Intrumen Percobaan ……………………………………………………………………..……14

Prosedur Kerja ………………………………………………………………………..……….15

Pengambilan Data ………………………………………………………………………….15

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN …………………………………………………….………….16

Data Dalam Tabel ………………………………………………………………………..…16

Pembahasan ……………………………………………………………………..………….16

Grafik ……………………………………………………………………………………….17

Rata-Rata Tinggi Kacang Hijau …………………………………………………………..…17


Uji Hipotesis …………………………………………………………………………………17

BAB V PENUTUP ……………………………………………………………………..……………18

Kesimpulan …………………………………………………………………………………18

Saran ………………………………………………………………………………………..18

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………………..19

LAMPIRAN ………………………………………………………………………………………..20

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tumbuh dan berkembang merupakan salah satu ciri makhluk hidup. Pertumbuhan dan perkembangan
merupakan dua aktifitas kehidupan yang tidak dapat dipisahkan, karena prosesnya berjalan bersamaan.
Pertumbuhan diartikan sebagai suatu proses pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel secara
irreversible, atau tidak dapat kembali ke bentuk semula.

Kacang hijau merupakan salah satu tanaman Leguminosae yang cukup penting diIndonesia. Sampai saat
ini perhatian masyarakat kurangnya perhatian ini di antaranya disebabkan oleh hasil yang dicapai per
hektarnya masih sanagat rendah.

Tanaman kacang hijau diduga berasal dari kawasan India dan telah lama dikenal dan ditanam oleh petani
di Indonesia. Kacang hijau memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan tanaman kacang-
kacangan yang lain yaitu :

1. Lebih tahan terhadap kekeringan

2. Hama dan penyakit relative sedikit

3. Panen relative cepat, pada umur 55-60 hari

4. Cara tanam dan pengelolaan dilapangannya serta perlakuan pasca panen relative mudah

5. Kegagalan panen total relatif kecil


6. Harga jual tinggi dan stabil

7. Dapat dikonsumsi langsung dengan pengolahan yang mudah

Peningkatan produksi kacang hijau dilakukan dengan cara memperbaiki kultur teknis petani,
mendapatkan varietas-varietas yang produksinya tinggi dan masak serempak, serat peningkatan usaha
pengelolaan lepas panennya.

Dalam pertumbuhan tanaman kacang hijau, memerlukan media dan dipengaruhi oleh beberapa faktor
salah satunya adalah air. Sehubungan dengan adanya kacang hijau yang dalam pertumbuhannya
dipengaruhi oleh air, pada percobaan ini akan membahas mengenai perlakuan yang akan ditimbulkan
dari pemberian larutan deterjen yang berbeda. Untuk mengetahui secara detail, maka perlu diketahui
bahwa semua tumbuhan memerlukan air untuk dapat tumbuh. Air sendiri berfungsi antara lain untuk
fotosintesis, mengaktifkan reaksi enzimatik dan menjaga kelembapan. Tanpa air reaksi kimia dalam sel
tidak dapat berlangsung sehingga mengakibatkan tumbuhan mati.

Kadar larutan deterjen yang diberikan pada tumbuhan kacang hijau akan sangat berpengaruh dalam
pertumbuhannya.

Berdasarkan penuturan diatas, kami tertarik untuk melakukan pembuktian dengan mengadakan
percobaan tentang pengaruh larutan deterjen terhadap pertumbuhan kacang hijau. Disini kami memilih
larutan murni (air mineral biasa), larutan deterjen 5% dan larutan deterjen 10% untuk disiramkan tiap
harinya untuk diteliti pengaruhnya terhadap pertumbuhan kacang hijau.

B. RUMUSAN MASALAH

Apakah deterjen berpengaruh terhadapa pertumbuhan kacang hijau ?

C. TUJUAN PERCOBAAN

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk membuktikan dan mengetahui pengaruh pemberian deterjen
dengan kadar tertentu pada pertumbuhan kacang hijau.

D. HIPOTESIS

Deterjen berpengaruh terhadap pertumbuhan kacang hijau.

E. MANFAAT PERCOBAAN
Manfaat dari penelitian ini antara lain untuk mengetahui pengaruh deterjen terhadap pertumbuhan
kacang hijau.

F. BATASAN MASALAH

Karya tulis ilmiah yang mengangkat tema tentang pengaruh pemberian deterjen terhadap pertumbuhan
tanaman kacang hijau ini hanya menggaris bawahi hasil percobaan dan observasi mengenai hal yang
berhubungan dengan judul karya ilmiah tersebut. Disertai pula beberapa kajian-kajian teori mengenai
pertumbuhan, kacang hijau dan deterjen.

G. METODE PENGUMPULAN DATA

Data penulisan makalah ini diperoleh dengan metode studi kepustakaan. Metode studi kepustakaan
yaitu suatu metode dengan membaca telaah pustaka tentang kiat sukses membus perguruan tinggi
negeri. Selain itu, tim penulis juga memperoleh data dari internet.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

1. TINJAUAN UMUM TENTANG PERTUMBUHAN

Pengertian perkecambahan ini tidak hanya dipakai khusus untuk biji tetapi juga dipakai untuk bagian
tumbuhan lainnya. Secara visual dan morfologis suatu biji yang berkecambah, umumnya ditandai dengan
terlihatnya akar atau daun yang menonjol keluar dari biji. Sebenarnya proses perkecambahan telah mulai
dan berlangsung sebelum peristiwa ini muncul.

Tumbuhnya tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :

1. Air

2. Suhu

3. Oksigen

4. Cahaya
Air berfungsi untuk menyiram tanaman agar tetap segar dan tidak layu serta sebagai media reaksi kimia
dalam sel, menunjang fotosintesis dan menjaga kelembapan. Bila tanaman kekurangan air, akan
mengakibatkan tanaman menjadi kering,kekurangan nutrisi. Kelebihan air juga tidak baik untuk tanaman
karena pertumbuhan tanaman akan terhambat dan kemungkinan terburuk tanaman akan mati.

Agar tanaman dapat tumbuh dengan baik, suhu di lingkungan tanaman tersebut juga harus ditentukan.
Suhu yang baik untuk tumbuhan adalah 30⁰C. Semakin tinggi suhu yang ada di lingkungan suatu
tumbuhan, maka semakin laju transpirasi dan semakin rendah kandungan air pada tumbuhan sehingga
proses pertumbuhan semakin lambat dan perlakuan tumbuhan pada suhu yang rendah memacu
pertumbuhan ruas yang lebih panjang dari pada perlakuan tanaman di suhu yang tinggi. Fungsi dari suhu
sendiri adalah untuk aktivitas enzim serta kandungan air dalam tubuh tumbuhan. Suhu yang terlalu
ekstrim yaitu terlalu tinggi atau terlalu rendah akan menyebabkan pertumbuhan terhambat atau
terhenti karena enzim idak dapat bekerja.

Faktor lainnya adalah oksigen. Oksigen tersebar luas di udara. Tanaman tidak akan pernah kehabisan
oksigen bila hidup di lingkungan yang bebas. Oksigen berfungsi sebagai respirasi sel-sel akar yang akan
berkaitan dengan penyerapan unsur hara. Bila oksigen yang tumbuhan dapat hanya sedikit, maka
pertumbuhan pada tumbuhan akan terhambat karena akan susah dalam penyerapan unsur hara dalam
tanah.

Faktor terakhir yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah intensitas cahaya. Tanaman yang
diletakkan di tempat yang teduh, akan tumbuh dengan ciri-ciri : berdaun hijau tua, pertumbuhannya
lebih lambat namun stomatanya berjumlah sedikit namun ukurannya besar, perakarannya tidak terlalu
lebat. Berbeda dengan tanaman yang ditanam di tempat yang mendapatkan banyak cahaya, maka
tanaman itu akan mempunyai ciri-ciri : berdaun hijau muda, stomatanya akan berjumlah banyak namun
berukuran kecil, perakarannya lebih lebat dan pertumbuhannya lebih cepat. Hal ini karena cahaya
bersifat menghambat pertumbuhan karena dapat menguraikan auksin menjadi zat yang menghambat
pemanjangan sel.

Beberapa proses dalam pertumbuhan tanaman yang dikendalikan oleh air antara lain : perkecambahan,
perpanjangan batang, perluasan daun, sintesis klorofil, gerakan batang, gerakan daun, pembukaan
bunga dan dominasi tunas.

Pertumbuhan dapat diartikan sebagai suatu proses pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel
secara irreversible, atau tidak dapat kembali ke bentuk semula. Pertumbuhan merupakan peristiwa
perubahan biologis yang bersifat kuantitatif.

Pada proses pertumbuhan selalu terjadi peningkatan volume dan bobot tubuh peningkatan jumlah sel
dan protoplasma. Proses pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan diawali dengan aktivitas
sintetis bahan mentah (bahan baku) berupa molekul sederhana dan molekul kompleks. Tahapan yang
dilalui selama melangsungkan proses tersebut adalah sebagai berikut :

a. Tahap pembelahan sel, yaitu sel induk membelah menjadi beberapa sel anak.

b. Tahap pembentangan, yaitu pembesaran atau peningkatan volume sel anak. Pada sel tumbuhan,
peningkatan tersebut biasanya disebabkan oleh penyerapan air kedalam vakuola.

c. Tahap pematangan, yaitu perkembangan sel anak yang telah mencapai ukuran tertentu menjadi
bentuk khusus (terspesialisasi) melalui proses diferensiasi. Pada akhirnya terbentuk jaringan, organ, dan
individu.

Faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan :

a. Faktor eksternal/lingkungan (ekstraseluler)

faktor ini merupakan faktor luar yang erat sekali hubungannya dengan proses pertumbuhan dan
perkembangan. Beberapa factor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan adalah sebagai
berikut:

Air dan mineral

Kelembaban.

Suhu

Cahaya

b. Faktor internal (interseluler)

faktor yang melibatkan hormon dan gen yang akan mengontrol pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan. Dimana dalam hal ini ada beberapa hormone yang dapat mengontrol proses pertumbuhan
dan perkembangan tumbuhan tersebut.yaitu:

Hormon Auksin : merangsang pertumbuhan bunga.

Hormon Giberelin : merangsang pertumbuhan batang.

Hormon Sitokinin : memperpanjang akar.

Hormon Afserat : menghambat perpanjangan sel.

c. Faktor Intraseluler (gen)


Pertumbuhan pada tumbuhan terjadi didaerah meristematik (titik tumbuh) yaitu ujung akar dan batang.
Daerah pertumbuhan ada 3 yaitu zona meristematik, pemanjangan, dan diferensiasi.

Pertumbuhan dibedakan menjadi 2, yaitu pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder.


Pertumbuhan primer merupakan pertumbuhan memanjang akibat kegiatan meristem apical diujung
akar dan ujung batang. Sedangkan pertumbuhan sekunder merupakan pertumbuhan membesar akibat
kegiatan cambium dan hanya terjadi pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae.

2. TINJAUAN UMUM TENTANG KACANG HIJAU

A. Kacang Hijau Itu…

Kacang hijau adalah sejenis tanaman budidaya dan palawija yang dikenal luas di daerah tropika.
Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini memiliki banyak manfaat dalam
kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi. Kacang hijau di Indonesia
menempati urutan ketiga terpenting sebagai tanaman pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah.

Bagian paling bernilai ekonomi adalah bijinya. Biji kacang hijau direbus hingga lunak dan dimakan
sebagai bubur atau dimakan langsung. Biji matang yang digerus dan dijadikan sebagai isi onde-onde,
bakpau, atau gandas turi. Kecambah kacang hijau menjadi sayuran yang umum dimakan di kawasan Asia
Timur dan Asia Tenggara dan dikenal sebagai tauge. Kacang hijau bila direbus cukup lama akan pecah
dan pati yang terkandung dalam bijinya akan keluar dan mengental, menjadi semacam bubur. Tepung biji
kacang hijau, disebut di pasaran sebagai tepung hunkue, digunakan dalam pembuatan kue-kue dan
cenderung membentuk gel. Tepung ini juga dapat diolah menjadi mi yang dikenal sebagai soun.

B. Manfaat Kacang Hijau

Banyak manfaat yang terkandung didalam sihijau bundar ini. diantaranya adalah sebagai berikut,

Kacang hijau mengandung mineral berupa kalsium dan fosfor yang sangat berguna untuk memperkuat
tulang.

Kandungan protein didalam kacang hijau mencapai 24%, sangat baik untuk kesehatan jantung. Selain itu
multi-protein nya berfungsi menggantikan sel mati dan membantu sel tubuh.

Kandugan lemak didalam kacang hijau terdiri atas 73% asam lemak tak jenuh dan 27% asam lemak
jenuh. Asam lemak tak jenuh penting untuk menjaga kesehatan jantung. Selain itu, karena kandungan
asam lemak tak jenuhnya, kacang hijau dapat dikonsumsi bebas bagi yang memiliki masalah dengan
berat badan.
Kacang hijau juga mengandung vitamin B1 dan B2 yang membantu penyerapan protein, mencegah
kanker, beri-beri, hingga meningkatkan kinerja saraf. Vitamin B1 juga bermanfaat untuk pertumbuhan
dan vitalitas pria.

Selain baik bagi kesehatan dan mencegah dari beberapa macam penyakit. Mandaat kacang hijau juga
sangat baik untuk Ibu Hamil. Kacang hijau mengandung Asam Folat yang penting untuk Ibu hamil. Ibu
hamil dapat mengonsumsi kacang hijau sejak awal kehamilan atau sebelum hamil. Khasiat yang
terkandung dalam asam folat sangat baik bagi perkembangan saraf pada bayi dalam kandungan. Manfaat
kacang hijau yang mengandung asam folat ini juga dapat menghindarkan dari terjadinya bayi kelainan
jantung, bibir sumbing, dan berbagai kecacatan lainnya. Selain itu Asam folat juga dapat meningkatkan
kecerdasan bayi.

C. Klasifikasi

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Rosidae

Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae (suku polong-polongan)

Genus : Phaseolus

Spesies : Phaseolus radiatus L.

D. Morfologi Tanaman Kacang Hijau

Tanaman kacang hijau berbatang tegak dengan ketinggian sangat bervariasi, antara 30-60 cm, tergantung
varietasnya.cabangnya menyamping pada batang utama, berbentuk bulat, dan berbulu. Warna batang
dan cabangnya ada yang hijau ada yang ungu.
Daunnya trifoliate (terdiri dari tiga helaian) dan letaknya berseling. Tangkai daunnya cukup panjang, lebih
panjang dari daunnya. Warna daunnya hijau muda sampai hijau tua.

Bunga kacang hijau berwarna kuning, tersusun dalam tandan, keluar pada cabang serta batang, dan
dapat menyerbuk sendiri. Polong kacang hijau berbentuk silendris dengan panjang antara 6-15 cm dan
biasanya berbulu pendek. Sewaktu muda polong berwarna hijau dan setelah tua berwarna hitam atau
cokelat. Setiap polong berisi 10-15 biji.

Biji kacang hijau lebih kecil dibanding biji kacang-kacangan lain. Warna bijinya kebanyakan hijau kusam
atau hijau mengkilap, beberapa ada yang berwarna kuning, cokelat, dan hitam. Tanaman kacang hijau
berakar tunggang dengan akar cabang pada permukaan. Kacang hijau merupakan tanaman tropis yang
menghendaki suasana panas selama hidupnya. Tanaman ini dapat ditanam di dataran rendah hingga
ketinggian 500 m di atas permukaan laut. Tanaman kacang hijau dapat tumbuh di daerah yang curah
hujannya rendah dengan memanfaatkan sisa-sisa kelembapan pada tanah bekas tanaman yang diairi.

3. TINJAUAN UMUM TENTANG DETERJEN

Deterjen Itu…

Detergen adalah campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk membantu pembersihan dan terbuat
dari bahan-bahan turunanminyak bumi. Dibanding dengan sabun, detergen mempunyai keunggulan
antara lain mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak terpengaruh oleh kesadahan air.

B. Komposisi

Pada umumnya, detergen mengandung bahan-bahan berikut:

Surfaktan

Surfaktan (surface active agent) merupakan zat aktif permukaan yang mempunyai ujung berbeda yaitu
hidrofil (suka air) dan hidrofob (suka lemak). Bahan aktif ini berfungsi menurunkan tegangan
permukaan air sehingga dapat melepaskan kotoran yang menempel pada permukaan bahan. Secara garis
besar, terdapat empat kategori surfaktan yaitu:

Anionik :

1) -Alkyl Benzene Sulfonate (ABS)

2) -Linier Alkyl Benzene Sulfonate (LAS)


3) -Alpha Olein Sulfonate (AOS)

Kationik : Garam Ammonium

Non ionik : Nonyl phenol polyethoxyle

Amphoterik : Acyl Ethylenediamines

Builder

Builder (pembentuk) berfungsi meningkatkan efisiensi pencuci dari surfaktan dengan cara menon-
aktifkan mineral penyebab kesadahan air.

Fosfat : Sodium Tri Poly Phosphate (STPP)

Asetat :

1) Nitril Tri Acetate (NTA)

2) Ethylene Diamine Tetra Acetate (EDTA)

c. Silikat : ZeolitSitrat : Asam Sitrat

Filler

Filler (pengisi) adalah bahan tambahan deterjen yang tidak mempunyai kemampuan meningkatkan daya
cuci, tetapi menambah kuantitas. Contoh Sodium sulfat.

Aditif

Aditif adalah bahan suplemen / tambahan untuk membuat produk lebih menarik, misalnya pewangi,
pelarut, pemutih, pewarna dst, tidak berhubungan langsung dengan daya cuci deterjen. Additives
ditambahkan lebih untuk maksud komersialisasi produk. Contoh : Enzim,Boraks, Sodium klorida, Carboxy
Methyl Cellulose (CMC).

C. Jenis-Jenis Deterjen

Berdasarkan bentuk fisiknya, Detergen dibedakan atas:

Detergen Cair, secara umum Detergen cair hampir sama dengan Detergen bubuk. Yang membedakan
cuma bentuk fisik. Di indonesia setahu saya Detergen cair ini belum dikomersilkan, biasanya digunakan
untuk laundry modern menggunakan mesin cuci yang kapasitasnya besar dengan teknologi canggih.
Detergen krim, bentuk Detergen krim dengan sabun colek hampir sama tetapi kandungan formula bahan
baku keduanya berbeda.

Detergen bubuk, jenis Detergen bubuk ini yang beredar dimasyarakat atau dipakai sewaktu mencuci
pakaian. Berdasarkan keadaan butirannya, Detergen bubuk dapat dibedakan menjadi dua yaitu Detergen
bubuk berongga dan Detergen bubuk padat. Perbedaan bentuk butiran kedua kelompok tersebut
disebabkan oleh perbedaan proses pembuatannya.

D. Bahaya Detergen

Tanpa mengurangi makna manfaat Detergen dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, harus diakui
bahwa bahan kimia yang digunakan pada Detergen dapat menimbulkan dampak negatif baik terhadap
kesehatan maupun lingkungan. Dua bahan terpenting dari pembentuk Detergen yakni surfaktan dan
builders, diidentifikasi mempunyai pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap manusia dan
lingkungannya.

Surfaktan dapat menyebabkan permukaan kulit kasar, hilangnya kelembaban alami yang ada pada
permukan kulit dan meningkatkan permeabilitas permukaan luar. Hasil pengujian memperlihatkan
bahwa kulit manusia hanya mampu memiliki toleransi kontak dengan bahan kimia dengan kandungan 1
% LAS dan AOS dengan akibat iritasi ‘sedang’ pada kulit. Surfaktan kationik bersifat toksik jika tertelan
dibandingkan dengan surfaktan anionik dan non-ionik. Sisa bahan surfaktan yang terdapat dalam
Detergen dapat membentuk chlorbenzene pada proses klorinisasi pengolahan air minum PDAM.
Chlorbenzene merupakan senyawa kimia yang bersifat racun dan berbahaya bagi kesehatan. Pada
awalnya surfaktan jenis ABS banyak digunakan oleh industri Detergen. Namun karena ditemukan bukti-
bukti bahwa ABS mempunyai risiko tinggi terhadap lingkungan, bahan ini sekarang telah digantikan
dengan bahan lain yaitu LAS.

Builders, salah satu yang paling banyak dimanfaatkan di dalam Detergen adalah phosphate. Phosphate
memegang peranan penting dalam produk Detergen, sebagai softener air. Bahan ini mampu
menurunkan kesadahan air dengan cara mengikat ion kalsium dan magnesium. Berkat aksi softenernya,
efektivitas dari daya cuci Detergen meningkat. Phosphate yang biasa dijumpai pada umumnya berbentuk
Sodium Tri Poly Phosphate (STPP). Phosphate tidak memiliki daya racun, bahkan sebaliknya merupakan
salah satu nutrisi penting yang dibutuhkan mahluk hidup. Tetapi dalam jumlah yang terlalu banyak,
phosphate dapat menyebabkan pengkayaan unsur hara (eutrofikasi) yang berlebihan di badan air,
sehingga badan air kekurangan oksigen akibat dari pertumbuhan algae (phytoplankton) yang berlebihan
yang merupakan makanan bakteri. Populasi bakteri yang berlebihan akan menggunakan oksigen yang
terdapat dalam air sampai suatu saat terjadi kekurangan oksigen di badan air dan pada akhirnya justru
membahayakan kehidupan mahluk air dan sekitarnya. Di beberapa negara, penggunaan phosphate
dalam Detergen telah dilarang. Sebagai alternatif, telah dikembangkan penggunaan zeolite dan citrate
sebagai builder dalam Detergen.
Efek paling nyata yang disebabkan oleh limbah deterjen rumah tangga adalah terjadinya eutrofikasi
(pesatnya pertumbuhan ganggang dan enceng gondok). Limbah deterjen yang dibuang ke kolam
ataupun rawa akan memicu ledakan pertumbuhan ganggang dan enceng gondok sehingga dasar air tidak
mampu ditembus oleh sinar matahari, kadar oksigen berkurang secara drastis, kehidupan biota air
mengalami degradasi, dan unsur hara meningkat sangat pesat.

Jika hal seperti ini tidak segera diatasi, ekosistem akan terganggu dan berakibat merugikan manusia itu
sendiri, sebagai contoh saja lingkungan tempat pembuangan saluran selokan. Secara tidak langsung
rumah tangga pasti membuang limbah deterjennya melalui saluran selokan ini, dan coba kita lihat, di
penghujung saluran selokan begitu banyak eceng gondok yang hidup dengan kepadatan populasi yang
sangat besar.

Selain merusak lingkungan alam, efek buruk deterjen yang dirasakan tentu tak lepas dari para
konsumennya. Dampaknya juga dapat mengakibatkan gangguan pada lingkungan kesehatan manusia.
Saat seusai kita mencuci baju, kulit tangan kita terasa kering, panas, melepuh, retak-retak, gampang
mengelupas hingga mengakibatkan gatal dan kadang menjadi alergi

Dalam jangka panjang, air minum yang telah terkontaminasi limbah deterjen berpotensi sebagai salah
satu penyebab penyakit kanker (karsinogenik). Proses penguraian deterjen akan menghasilkan sisa
benzena yang apabila bereaksi dengan klor akan membentuk senyawa klorobenzena yang sangat
berbahaya. Kontak benzena dan klor sangat mungkin terjadi pada Saat ini instalasi pengolahan air milik
PAM dan juga instalasi pengolahan air limbah industri belum mempunyai teknologi yang mampu
mengolah limbah deterjen secara sempurna.

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

A. METODE PERCOBAAN

Metode percobaan yang digunakan dalam percobaan ini adalah metode studi pustaka, yaitu
mempelajari teori-teori perkecambahan melalui buku-buku referensi. Selain itu juga menggunakan
metode penelitian, yaitu metode yang dilakukan melalui percobaan dan pengamatan untuk
membandingkan pertumbuhan tanaman kacang hijau dalam 4 gelas aqua ( A (0%) , B (5%), C (10%))
dengan konsentrasi deterjen yang berbeda di setiap gelas aqua.

B. RENCANA PERCOBAAN
Dalam karya tulis ilmiah yang menyajikan data yang berkaitan dengan pengaruh deterjen terhadap
pertumbuhan kacang hijau ini, kelompok kami melalukan percobaan, pengamatan dan pustaka.

Demi terjalinnya kekompakan dan keefesienan dalam bekerja, penulis beserta kelompok membagi tugas
yang berbeda pada setiap individu. Masing-masing akan berperan antara lain sebagai penyedia alat dan
bahan, pengumpulan refrensi atau bahan kajian teori yang dijadikan sebagai bahan acuan, pengerjaan
pembuatan variable manipulasi atau mesia tumbuh, pelaksana percobaan, sebagai pengukur
pertumbuhan tinggi kacang hijau (kecambah) selama masa percobaan yaitu selama 7 hari,
pendokumentasi pertumbuhan kacang hijau berupa foto sebagai bukti autentik atas percobaan tersebut,
dilanjutkan dengnan pencatatan data pertumbuhan kacang hijau selama masa percobaan. Setelah
semua data dan foto terkumpul, dilakukan proses pembuatan makalah laporan hasil penelitian ini
sekaligus mendiskusikan kesimpulan dari percobaan. Mengolah data menjadi data olahan yang layak
untuk disajikan kepada pembaca dalam bentuk karya tulis ilmiah yang baik dan menurut standar.

C. POPULASI DAN SEMPEL

Populasi : biji kacang hijau (Phaseolus radiatus).

Sempel : ± 9 biji kacang hijau.

D. WAKTU DAN TEMPAT

Waktu : Tanggal 9-15 Desember 2012

Tempat : Rantau, Kalimantan Selatan

E. VARIABEL PERCOBAAN

Variabel bebas

Variabel bebas atau variabel manipulasi adalah variabel (bisa berupa suatu zat) yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab terjadinya perubahan atau timbulnya variabel terikat. Merupakan faktor (perlakuan)
yang dibuat tidak sama (bervariasi).

Variabel bebas dalam percobaan ini adalah Variasi pemberian banyaknya larutan deterjen yaitu 0% (air
mineral), 5% dan 10%.
Variabel terikat

Variabel terikat atau variable respon merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas. Merupakan faktor yang muncul akibat variable bebas.

Dalam percobaan ini yang merupakan variable terikat adalah Pertumbuhan kacang hijau.

Variabel Kontrol

Variabel control adalah faktor (perlakuan) yang berpengaruh yang dibuat sama dan terkendali (bertolak
belakang dengan variabel bebas). Yang merupakan variabel control adalah suhu, cahaya, kelembapan,
kapas, biji kacang hijau dan tempat media tanam.

F. SASARAN PERCOBAAN

Pada penelitian ini yang merupakan sasaran penelitiannya adalah :

AQUA GELAS 1 : air mineral biasa (0%)

AQUA GELAS 2 : larutan deterjen 5%

AQUA GELAS 3 : larutan deterjen 10%

G. INSTRUMEN PERCOBAAN

Alat :

3 buah gelas plastik aqua bekas (sebagai pot)

Penggaris

Botol aqua ukuran sedang (sebagai penampung larutan deterjen)

Alat tulis

Kamera handphone

Bahan :
±9 Kacang hijau

Air

Deterjen

Kapas (sebagai media tanam, pengganti tanah)

H. PROSEDUR KERJA

Menyiapkan alat dan bahan.

Menyiapkan 3 buah aqua gelas yang sudah dihilangkan plastik penutupnya untuk 3 buah perlakuan.

Memberikan tanda pada masing-masing aqua gelas agar tidak tertukar.

Memasukkan kapas sebagai media pengganti tanah kedalam gelas aqua.

Memasukkan 3 biji kacang hijau kedalam setiap aqua gelas.

Memberikan perlakuan terhadap kacang hijau :

Aqua gelas 1 : air mineral (larutan deterjen 0%)

Aqua gelas 2 : diberi larutan deterjen 5%

Aqua gelas 3 : diberi larutan deterjen 10%

Menyimpan percobaan tersebut ke tempat yang terlindung (tidak terkena sinar matahari secara
langsung) dan aman.

Memberikan perlakuan terhadap kacang hijau secara rutin sebanyak 2 kali perlakuan dalam sehari.

Memfoto percobaan setiap hari.

Memasukkan data dalam pengamatan ke dalam tabel pengamatan.


I. PENGAMBILAN DATA

Penagambilan data adalah sebuah hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui hasil
penelitian tersebut dan dapat dilakukan dengan cara ditulis, direkam, atau difoto. Untuk menjadikan
sebagai bukti serta sebagai pengetahuan.

BAB IV

DATA DAN PEMBAHASAN

A. DATA DALAM TABEL

TABEL HASIL PERCOBAAN

No

PERLAKUAN

(larutan deterjen)

BIJI

PANJANG BATANG PERHARI (CM)

H1
H2

H3

H4

H5

H6

H7

0%

Biji 1

0,8

2,1

9,6
13,4

17

21,3

Biji 2

2,2

Biji 3

0
0

5%

Biji 1

0
0

Biji 2

Biji 3

0
0

10%

Biji 1

0
0

Biji 2

Biji 3

0
0

B. PEMBAHASAN

Pada hari pertama, semua kacang hijau tidak mengalami pertumbuhan. Baik pada pelakuan 0%, 5%
ataupu 10%.

Pada aqua gelas 1 yang berisikan kacang hijau dengan perlakuan larutan deterjen 0% (air mineral) setiap
harinya. Biji 1 pada hari ke-2 tingginya menjadi 0,8 cm. Hari ke-3 tingginya menjadi 2,1 cm. Dan terus
tumbuh menjadi 9,6 cm pada hari ke-4, 13,4 cm pada hari ke-5, 17 cm pada hari ke-6, dan 21,3 cm pada
hari ke-7. Biji 2 pada hingga hari ke-4 belum mengalami pertumbuhan. Namun pada hari ke-5 tingginya
menjadi 1 cm, hari ke-6 tingginya 2,2 cm dan menjadi 4 cm pada hari ke-7. Sementara Biji 3 tidak
mengalami pertumbuhan hingga hari ke-7.

Pada aqua gelas 2 yang berisikan kacang hijau dengan perlakuan larutan deterjen 5% setiap harinya. Biji
1 tidak mengalami pertumbuhan hingga hari ke-7. Yang terjadi justru pembusukan biji kacang hijau yang
dibuktikan dengan biji yang menghitam. Begitu juga dengan biji 2 dan 3.

Pada aqua gelas 3 yang berisikan kacang hijau dengan perlakuan larutan deterjen 10% setiap harinya
mengalami nasip yang sama seperti pada aqua gelas 2 diatas. Biji 1, 2 dan 3 tidak mengalami
pertumbuhan tetapi mengalami pembusukkan.

C. GRAFIK
D. RATA-RATA TINGGI KACANG HIJAU

Pada aqua gelas 1 :

Rata-rata Biji 1 : 0,8 + 1,3 + 7,5 + 3,8 + 3,6 + 4,3 = 21,3 : 7 = 3,04cm

Rata-rata Biji 2 : 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 1 + 1,2 + 1,8 = 4 : 7 = 0,57cm

Rata-rata Biji 3 : 0 cm

Rata-rata pertumbuhan tinggi pada aqua 1 (total) : 3,04 + 0,57 + 0 = 3,61 : 3 = 1,2 cm

E. UJI HIPOTESIS

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan selama 7 hari dan berdasarkan hasil analisis data dapat
ditemukan bahwa terdapat perbedaan pertumbuhan antara kacang hijau yang diberi perlakuan dengan
air mineral biasa (larutan deterjen 0%), diberi larutan deterjen 5% dan diberi larutan deterjen 10%.
Dengan berdasarkan hal tersebut terbukti bahwa pemberian deterjen kepada tanaman kacang hijau
akan berpengaruh terhadap pertumbuhan kacang hijau. Sehingga, dengan demikian berarti hipotesis
yang diajukan terbukti benar.

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pada dasarnya, pertumbuhan membutuhkan air. Kacang hijau tidak akkan tumbuh dengan baik bila
disirami dengan air deterjen (larutan deterjen) meskipun tidak dilakukan secara rutin. (biji) Kacang hijau
yang diberi air mineral (air putih biasa) hasilnya akan lebih baik bila dibandingkan dengan (biji) kacang
hijau yang diberi larutan deterjen. Apalagi bila dilakukan (ditempatkan) pada tempat yang minim
cahayanya.

Oleh halnya, pemberian air terhadap tanaman khususnya kacang hijau perlu diperhatikan. Karena, bila
air terkontaminasi deterjen dalam kadar berapapun akan memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan
kacang hijau. Perlu diketahui bahwa air deterjen merupakan limbah yang mempunyai berbagai dampak
negative terhadap pertumbuhan ataupun perkembangan tumbuhan.

Jadi, deterjen menghambat pertumbuhan tumbuhuan.


B. SARAN

1. Dalam melakukan suatu percobaan, lebih baik melakukan percobaan di tempat yang sekiranya tidak
ada sesuatu yang mengganggu sehingga percobaan akan aman dan berhasil.

2. Dalam mengukur tinggi kecambah, harus dilakukan secara teliti.

3. Dalam melakukan percobaan, hendaknya memperhatikan kualitas kacang hijau yang akan ditanam
dan memperhatikan kondisi lingkungan yang sesuai dengan apa yang ingin diteliti sehingga hasil
percobaan itu baik dan valid.

4. Seharusnya limbah deterjen tidak boleh dibuang sembarangan, seperti ke sungai karena dapat
menggangu ekosistem sekitarnya.

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Kacang_hijauhttp://www.chem-is-
try.orghttp://dikawidiasa.blogspot.com/2012/08/karya-ilmiah-pengaruh-detrgen-
terhadap.htmlhttp://www.kesehatan123.com/2225/manfaat-kacang-hijau/Solikhin. 2012. Serasi Biologi.
Banjarmasin: Daftar Pustaka

XII IPA 2 Kelompok 4. 2011/2012. Makalah Pengaruh Banyak Sedikitnya Air Terhaadap Pertumbuhan
Tinggi Bawang. Rantau

Anda mungkin juga menyukai