PENDAHULUAN
Latar Belakang
Usaha identifikasi dan karakterisasi ayam kedu, buras, dan cemani masih
sangat diperlukan. Kegiatan ini dianggap penting, karena asal usul ayam kedu
sampai saat ini belum dapat diketahui dengan pasti. Banyak versi yang beredar di
masyarakat. Ada yang mengatakan bahwa ayam kedu berasal dari daerah Kedu,
namun ada pula yang mengatakan bahwa ayam kedu berasal dari hasil persilangan
beberapa generasi ayam dari Inggris yang dibawa oleh Raffles dengan ayam lokal
dalam upaya melestarikan ayam asli Indonesia. Seleksi alam yang mencangkup
reproduksi. Ayam cemani diduga berasal dari hasil perkawinan antar keluarga
seleksi ke arah ayam yang berwarna hitam. Seleksi akan mengubah frekuensi gen
yang diinginkan dan dapat menurunkan frekuensi gen-gen yang tidak diinginkan.
Perubahan frekuensi gen ini akan meningkatkan rataan fenotipe dari ayam
Menurut Syafni (2006), salah satu teknik molekuler yang dapat digunakan untuk
mendeteksi keragaman genetik di tingkat DNA pada berbagai jenis spesies adalah
1
2
ayam (White Leghorn, Rhode Island Red, Red cornish, White Phylmouth Rock,
unggas, dan mendeteksi pita DNA yang normal dan abnormal pada ayam jantan
dan perkawinan yang tidak terkontrol dari generasi kegenerasi serta faktor
adaptasi lingkungan. Adaptasi dapat memunculkan sifat dan penampilan baru dan
Schmitten (1980), sifat genetik tersebut disebut sebagai mutasi gen. Nataamijaya
(1996; 2000) mengemukakan, bahwa ada sekitar 31 breed ayam asli yang tersebar
mengkaji keragaman genetik ayam kedu, buras, dan cemani yang dilihat dari
kekerabatan antara ayam kedu dan ayam cemani dari Temanggung, serta ayam
buras dari Purworejo, Jawa Tengah dilihat dari materi genetiknya. Sampai saat ini,
kepastian yang baku tentang susunan genetik ayam kedu, buras, dan cemani
Tujuan
kedu, buras, dan cemani yang dilihat dari fragmen DNA spesifik dengan metode
antara ayam kedu dan cemani dari Temanggung, serta ayam buras dari Purworejo,
Jawa Tengah.
Manfaat
perekonomian atau pendapatan petani peternak karena mempunyai nilai jual yang
tinggi, serta mendapatkan informasi yang jelas tentang asal-usul dari ayam kedu,
buras dan cemani. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
susunan genetik ayam kedu, buras, dan cemani dalam upaya pelestarian plasma