Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Usaha identifikasi dan karakterisasi ayam kedu, buras, dan cemani masih

sangat diperlukan. Kegiatan ini dianggap penting, karena asal usul ayam kedu

sampai saat ini belum dapat diketahui dengan pasti. Banyak versi yang beredar di

masyarakat. Ada yang mengatakan bahwa ayam kedu berasal dari daerah Kedu,

namun ada pula yang mengatakan bahwa ayam kedu berasal dari hasil persilangan

beberapa generasi ayam dari Inggris yang dibawa oleh Raffles dengan ayam lokal

dari daerah Dieng, Jawa Tengah (Anonim, 2012d).

Penelitian terhadap keragaman genetik masih sangat perlu dilakukan

dalam upaya melestarikan ayam asli Indonesia. Seleksi alam yang mencangkup

kekuatan alam akan menentukan hasil keturunan demi kelangsungan proses

reproduksi. Ayam cemani diduga berasal dari hasil perkawinan antar keluarga

yang dekat hubungan kekerabatannya dari beberapa generasi diikuti dengan

seleksi ke arah ayam yang berwarna hitam. Seleksi akan mengubah frekuensi gen

yang diinginkan dan dapat menurunkan frekuensi gen-gen yang tidak diinginkan.

Perubahan frekuensi gen ini akan meningkatkan rataan fenotipe dari ayam

terseleksi dibandingkan dengan rataan fenotipe sebelum diseleksi (Sartika, 2005).

Menurut Syafni (2006), salah satu teknik molekuler yang dapat digunakan untuk

mendeteksi keragaman genetik di tingkat DNA pada berbagai jenis spesies adalah

1
2

teknik Polymerase Chain Reaction-Random Amplified Polymorphic

Deoxyribonucleic Acid (PCR-RAPD).

Metode PCR-RAPD merupakan teknik yang paling banyak digunakan

untuk penelitian keragaman genetik terhadap unggas, seperti membedakan dan

mendeteksi kemurnian beberapa breeds ayam; mendeteksi polymorphisme jenis

ayam (White Leghorn, Rhode Island Red, Red cornish, White Phylmouth Rock,

dan Kadaknath). Metode ini juga digunakan untuk mengkaji keanekaragaman

strain, jarak genetik dan hubungan kekerabatan; mengkaji keanekaragaman strain

unggas, dan mendeteksi pita DNA yang normal dan abnormal pada ayam jantan

berdasarkan RAPD marker (Yap et al., 2010).

Ayam lokal Indonesia merupakan komoditas yang paling banyak

dipelihara oleh masyarakat Indonesia khususnya di pedesaan secara tradisional,

memiliki keragaman fenotipe maupun genotipenya yang tinggi. Menurut

Sidadolog (2007), keanekaragaman tersebut muncul karena sistem pemeliharaan

dan perkawinan yang tidak terkontrol dari generasi kegenerasi serta faktor

adaptasi lingkungan. Adaptasi dapat memunculkan sifat dan penampilan baru dan

diwariskan secara genetik dari kegenerasi berikutnya. Selanjutnya dikatakan oleh

Schmitten (1980), sifat genetik tersebut disebut sebagai mutasi gen. Nataamijaya

(1996; 2000) mengemukakan, bahwa ada sekitar 31 breed ayam asli yang tersebar

di berbagai tempat termasuk ayam kampung.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penelitian ini dilakukan untuk

mengkaji keragaman genetik ayam kedu, buras, dan cemani yang dilihat dari

fragmen Deoxyribonucleic Acid (DNA) spesifik dengan metode PCR-RAPD.


3

Penelitian ini juga dilakukan untuk membuktikan apakah ada hubungan

kekerabatan antara ayam kedu dan ayam cemani dari Temanggung, serta ayam

buras dari Purworejo, Jawa Tengah dilihat dari materi genetiknya. Sampai saat ini,

kepastian yang baku tentang susunan genetik ayam kedu, buras, dan cemani

belum terdata dengan pasti.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi keragaman genetik ayam

kedu, buras, dan cemani yang dilihat dari fragmen DNA spesifik dengan metode

Polymerase Chain Reaction-Random Amplied Polymorphism Deoxyribonucleic

Acid (PCR-RAPD), serta untuk mengkaji apakah ada hubungan kekerabatan

antara ayam kedu dan cemani dari Temanggung, serta ayam buras dari Purworejo,

Jawa Tengah.

Manfaat

Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang sifat genetik sehingga

dapat dilakukan usaha pelestarian dan konservasi plasma nutfah, meningkatkan

perekonomian atau pendapatan petani peternak karena mempunyai nilai jual yang

tinggi, serta mendapatkan informasi yang jelas tentang asal-usul dari ayam kedu,

buras dan cemani. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

susunan genetik ayam kedu, buras, dan cemani dalam upaya pelestarian plasma

nutfah dan konservasi satwa di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai