Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PKWU

HIDROPONIK DAN TERRARIUM

Disusun Oleh :
Annur Fathoni 13929
Jayanti Totti A. 14048
Karina Widya P. 14036
Kinanti Riski A. 14064
Riansyah Fazar R. 14146
Shylla Gabriela U. 14178

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR


SMA NEGERI 1 JEMBER
2019

i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL.............................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 4
1.2 Dasar Hukum ...................................................................................................... 4
1.3 Tujuan ................................................................................................................. 5
1.4 Hasil yang Diharapkan ........................................................................................ 5
1.5 Manfaat ............................................................................................................... 5
BAB II. KEPUSTAKAAN ................................................................................................. 6
2.1 Definisi Kewirausahaan ...................................................................................... 6
2.2 Definisi Hidroponik ............................................................................................ 6
2.3 Jenis-jenis Tanaman Hortikultura ....................................................................... 6
2.4 Definisi Terarium ................................................................................................ 7
2.5 Jenis-jenis Tanaman Sukulen .............................................................................. 7
BAB III. PELAKSANAAN KEGIATAN .......................................................................... 9
3.1 Waktu dan Tempat .............................................................................................. 9
3.2 Alat dan Bahan .................................................................................................... 9
3.2.1 Alat .............................................................................................................. 9
3.2.2 Bahan .......................................................................................................... 9
3.3 Proses Kerja Terarium ........................................................................................ 9
3.4 Proses Kerja Hidroponik ................................................................................... 10
3.5 Anggaran Dana ................................................................................................. 10
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................... 11
4.1 Hidroponik ........................................................................................................ 11
4.2 Terarium “Rumah Sepatu dan Taman Fantasi” ................................................ 13
BAB V. PENUTUP .......................................................................................................... 15
5.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 15
5.1.1 Hidroponik ................................................................................................ 15
5.1.2 Terarium .................................................................................................... 15
5.2 Saran ................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 16
LAMPIRAN...................................................................................................................... 17

ii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Anggaran Dana Hidroponik 14
Tabel 2 : Anggaran Dana Terarium 15

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Terarium “Rumah Sepatu dan Taman Fantasi” 10

iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era ekonomi digital seperti sekarang ini, kewirausaahaan atau
enterpreneuship adalah salah satu kata yang sering kita dengar. Pengertian
kewirausahaan itu sendiri menurut Dedy et al. (2016:1) adalah suatu proses
membelai bisnis baru, mengorganisasikan sumber daya-sumber daya seperti
sumber daya manusia (Tenaga Kerja) dan sumber daya alam (Bahan Baku)
yang diperlukan untuk kegiatan pemberian nilai tambah ekonomis (Economic
Value Added) yang akan menghasilkan produk, baik barang maupun jasa
dengan mempertimbangkan risiko yang terkait dan balas jasa yang akan
diterima dari aktivitas penjualan produk barang maupun jasa. Adapun individu
atau orang yang melakukan kegiatan wirausaha disebut wirausahawan atau
entrepreneur.
Kegiatan wirausaha saat ini tengah berkembang cukup pesat di
masyarakat. Untuk menghadapi itu, diperlukan adanya pembinaan tentang
pengetahuan kewirausahaan yang diwujudkan dengan mata pelajaran
Prakarya dan Kewirausahaan (PKWU) yang sudah mulai diajarkan di sekolah.
Tujuan dari mata pelajaran PKWU sendiri adalah menumbuhkan jiwa dan
semangat kewirausahaan pada siswa agar siswa dapat menjadi individu yang
inovatif dan kompetitif dalam menghadapi tantangan di masa depan.
Pembelajaran PKWU di sekolah tidak lepas dari sasaran-sasaran yang
ingin dicapai. Salah satu sasaran pembelajaran PKWU adalah
mengembangkan sistem kewirausahaan yang ada di sekolah. Dengan
mengembangkan teknik pengelolaan di bidang-bidang kewirusahaan sekolah.
Dengan pengembangan tersebut diharapkan kegiaan wirausaha di sekolah
dapat berkembang dan berkontribusi terhadap pengembangan sekolah itu
sendiri.
Adapun hal tersebut diwujudkan melalui praktik-praktik yang sudah mulai
dilaksanakan beberapa tahun terakhir. Praktik-praktik tersebut antara lain
praktik hidroponik dan terarium. Kedua praktik tersebut diajarkan secara
bertahap mulai dari semester 1 hingga semester 4.
Dengan melaksanakan praktik-praktik di atas, siswa dapat menerima
manfaat yang berguna bagi kehidupannya di masa yang akan datang. Manfaat
yang dapat diperoleh antara lain siswa dapat lebih memahami dan mengerti
tentang seluk beluk kewirausahaan dan siswa juga dapat mempraktikkan
kegiatan wirausahanya sendiri.
1.2 Dasar Hukum
Adapun dasar hukum yang mendasari pembuatan laporan ini adalah sebagai
berikut :
1. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33
2. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
3. Peraturan Pemerintah RI No. 41 Tahun 2011 tentang Pengembangan
Kewirausahaan dan Kepeloporan Pemuda serta Penyediaan Sarana dan
Prasarana Kepemudaan

4
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 19 Tahun 2007 tentang
Standar Pengelolaan Pendidikan dan Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 39 Tahun 2008 tentang
Pembinaan Kesiswaan
6. DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) Program Penyediaan dan
Layanan Pendidikan Sekolah Menengah Atas Tahun 2019
1.3 Tujuan
Berikut tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan laporan ini, yaitu :
1. Mengenalkan kegiatan kewirausahaan berbasis hidroponik dan terarium
2. Ikut berkontribusi dalam mengembangkan kegiatan wirausaha sekolah
1.4 Hasil yang Diharapkan
Adapun hasil yang diharapkan dari pembuatan laporan ini adalah sebagai
berikut :
1. Siswa SMA/MA memiliki semangat, jiwa dan sikap kewirausahaan
2. Siswa SMA/MA memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dapat
mengakselerasi wirausahanya
3. Calon wirausaha muda kreatif memiliki ide, aspirasi, dan gagasan yang
terakomodasi
4. Siswa SMA/MA mendapatkan model praktik pembelajaran kewirausahaan
5. Terbentuknya jejaring yang dapat mendukung kegiatan wirausaha,
terutama dalam mempertahankan keberlajutannya
6. Terwujudnya aktivasi empati, memiliki rasa tanggung jawab, dan
kemandirian sosial, sampai dengan ekonomi
7. Terbentuknya kerjasama tim yang baik
8. Terlatihnya siswa SMA/MA untuk menyusun rencana usaha yang baik
9. Terwujudnya keberlajutan kegiatan usaha siswa
10. Terbimbingnya siswa dalam mempertahankan hasil dan manfaat dari
usahanya
1.5 Manfaat
Adapun manfaat yang bisa didapat dari laporan ini adalah sebagai berikut :
1. Siswa dapat lebih mengenal dan memahami kegiatan wirausaha khususnya
kegiatan wirausaha berbasis hidroponik dan terarium
2. Siswa dapat mempraktikkan kegiatan wirausaha dengan baik

5
BAB II. KEPUSTAKAAN
2.1 Definisi Kewirausahaan
Kewirausahaan merupakan kemampuan untuk mengembangkan ide dan cara
baru dalam menghadapi atau memecahkan permasalahan serta kemampuan untuk
mendeteksi dan menemkan sebuah peluang yang kemudian dapat diterapkannya
hal-hal tersebut untuk menuju kesuksesannya.
Secara singkat, kewirausahaan dapat diartikan sebagai suatu tindakan, sikap
ataupun kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, unik, dan dapat
bermanfaat bagi orang lain atau dirinya sendiri. Sikap kewirausahaaan merupakan
sikap mental dan jiwa ang kreatif, inovatif, serta berdaya guna yang dibuat untuk
memperoleh pendapatan dari usaha yang dilakukan.
2.2 Definisi Hidroponik
Hidroponik (Inggris: hydroponic) berasal dari kata Yunani yaitu hydro yyang
berarti air dan ponos yang artinya daya. Hidroponik juga dikenal sebagai soilless
culture atau budidaya tanaman tanpa tanah. Jadi hidroponik berarti budidaya
tanaman yang memanfaatkan air dan tanpa menggunakan tanah sebagai media
tanam atau soilless.
2.3 Jenis-jenis Tanaman Hortikultura
Adapun jenis-jenis tanaman hortikultura adalah sebagai berikut.
1. Tanaman Olerikultura
Olerikultura merupakan jenis tanaman Hortikultura dalam
bentuk tanaman sayur . Sebab sayuran adalah salah satu jenis tanaman
yang pada umumnya diolah oleh masyarakat utuk dijadikan bahan
makanan atau lauk pauk.
Secara garis besar tanaman sayuran atau olerikultura dibagi lagi
menjadi dua, tanaman tahunan dan musiman. Untuk tanaman musiman
contohnya antara lain adalah melinjo, petai, jengkol dan lainnya. Jenis
tanaman ini hanya bisa dipanen pada masa-masa tertentu saja, meski
dapat dibudidayakan setiap waktu. Sedangkan tanaman tahunan
diantaranya yaitu wortel, kangkung, bayam, bawang merah atau putih,
cabe, tomat dan sebagainya. Semua bisa dibudidaya sepanjang tahun
dan dapat diambil panennya tanpa awa batasan waktu. Tetapi tentu
saja panen tersebut bisa dilakukan setelah masuk usia panen.
2. Tanaman Florikultura
Florikultura merupakan jenis tanaman holtikultura yang berasal
dari tanaman hias. Jenisnya ada bermacam-macam. Misalnya tanaman
hias yang dibudidayakan dalam pot, seperti bunga sedap malam,
mawar, kenanga, tanaman bonsai dan lainnya.
Kemudian ada lagi tanaman florikultura yang dikembangbiakan
langsung di tanah, misalnya bunga matahari, melati, kamboja dan
seterusnya. Selain itu ada pula jenis tanaman hias yang tumbuh dan
berkembangbiak dengan cara menempel di batang tanaman lain seperti
anggrek. Semua jenis tanaman tersebut bisa dijual atau dinikmati
sendiri keindahannya.

6
3. Tanaman Frutikultura
Tanaman holtikultura jenis frutikultura merupakan tanaman yang dapat
menghasilkan buah-buahan. Pada umumnya tanaman ini
membutuhkan beberapa teknik khusus ketika dibudidaya secara
massal. Sama seperti olekulturan tanaman frutikultura juga terdiri dari
dua macam yaitu tahunan dan musiman.
Contoh tanaman buah yang bersifat musiman misalnya mangga,
durian, rambutan, semangka, melon, jeruk dan sebagainya. Sedangkan
tanaman buah yang dapat menghasilkan hasil panen setiap waktu dan
tidak mengenal musim antara lain nanas, pepaya, piang, nangka, salak,
sawo dan belimbing serta yang lainnya.
4. Tanaman Biofarmaka
Jenis tanaman holtikultura yang terakhir dinamakan tanaman
biofarmaka atau obat-obatan. Di Indonesia sering disebut sebagai
tanaman toga atau tanaman obat keluarga. Sejak zaman dulu sampai
sekarang tanaman ini memang sangat populer di masyarakat, karena
dapat digunakan untuk mengobati berbagai macam serangan penyakit.
Bukan itu saja, selain untuk menjaga kesehatan tanaman biofarmaka
juga sering dimanfaatkan untuk bumbu dan pelezat masakan. Bahkan
ada sebagian masyarakat yang sering memilihnya untuk dijadikan
bahan kosmetik dan perawatan kecantikan.
Beberapa contoh tanaman biofarmaka atau obat-obatan antara lain
temu lawak, jahe, aluivera atau lidah buaya, kayu manis, kunyit, serai,
brotowali dan lainnya. Masing-masing memiliki nilai manfaat dan
kegunaan yang berbeda-beda.
2.4 Definisi Terarium
Terarium adalah media atau wadah yang terbuat dari kaca atau plastik
transparan berisi tanaman, yang diperuntukkan bagi beragam kebutuhan,
seperti untuk penelitian, metode bercocok tanam, maupun dekorasi. Terarium
juga dapat diartikan sebagai biosfer buatan yang paling alami karena fungsi
biologis yang terjadi dalam terarium pun mirip dengan yang terjadi di alam.
Sehingga terarium dapat juga dijadikan laboratoriun biologi mini
(Anonim,2008).
2.5 Jenis-jenis Tanaman Sukulen
Adapun jenis-jenis tanaman sukulen adalah sebagai berikut.
1. Tanaman Sukulen Jade
Memiliki bentuk yang sangat unik dan estetik, tanaman sukulen jade
tampak menyerupai miniatur pohon. Tanaman sukulen ini memiliki
ukuran sedang dengan batang utama yang tebal pada bagian tengah,
sementara dedaunannya muncul dari segala sisi. Tak hanya itu,
tanaman sukulen jade juga dapat menghasilkan bunga berbentuk
bintang.
2. Tanaman Sukulen Zebra
Tanaman sukulen ini memiliki bentuk yang unik karena memiliki
garis-garis tegas menyerupai motif zebra. Dengan bentuknya yang
mungil, tanaman sukulen zebra bisa kamu tempatkan pada pot

7
berukuran kecil, sementara di waktu tertentu bisa memunculkan bunga
berwarna kuning.
3. Tanaman Sukulen Ecevera Minima
Tanaman sukulen Ecevera Minima yang begitu mencolok dengan
tampilan yang menumpuk dan meningkat terbuka ke bagian atas.
Berukuran sangat mungil, tanaman sukulen ini juga memiliki warna
yang khas yakni hijau pekat dengan semburat kemerahan pada ujung
daunnya.
4. Tanaman Sukulen Pink Moonstone
Tanaman sukulen ini berukuran mungil karena hanya akan tumbuh
dengan ukuran di bawah 15 cm, tanaman sukulen yang satu ini juga
hadir dengan warna mencolok seperti merah hingga hijau natural.
Sangat cocok ditempatkan di dalam ruangan, tanaman sukulen ini bisa
menghasilkan bunga berbentuk bintang dengan warna pink.
5. Tanaman Sukulen Echeveria Agavoides ‘Ebony’
Tanaman sukulen ini juga memiliki ukuran mungil dan sangat cocok
diletakkan di meja ruang kerja atau ruang tamu, memiliki warna merah
yang sangat dominan.
6. Tanaman Sukulen Ariocarpus
Selain ukurannya yang mungil, tanaman kaktus ini memiliki bentuk
utama prisma yang unik dengan ujung yang berbagai macam, seperti
tumpul, runcing hingga melengkung. Sementara itu, bagian bunga dari
tanaman sukulen ini memiliki ukuran besar yang nyaris seukuran
dengan batang dan menghasilkan berbagai macam warna seperti pink,
ungu, merah, hingga kuning.

8
BAB III. PELAKSANAAN KEGIATAN
3.1 Waktu dan Tempat
Adapun kegiatan praktikum hidroponik dilaksanakan sekitar tiga bulan.
Dimulai dari awal bulan September hingga akhir November 2018. Sedangkan
pelaksanaan kegiatan praktikum terarium dilaksanakan selama 1 hari pada hari
Sabtu, 6 April 2019. Kedua kegiatan tersebut dilakukan di SMAN 1 Jember.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Adapun alat-alat yang diperlukan dalam kegiatan hidroponik dan
terrarium, yaitu sebagai berikut :
1. Bor
2. Gergaji besi
3. Spray
4. Tang
5. Meteran
6. Baki
7. Ember plastik
8. Netpot
9. Selotip anti air
10. Kuas
11. Gunting
12. Sokdrat
13. Akuarium
3.2.2 Bahan
Adapun bahan yang diperlukan dalam kegiatan hidroponik dan
terrarium, yaitu sebagai berikut :
1. Rockwool
2. Kain flanel
3. Paranet nilon
4. Biji tanaman
5. Arang
6. Sekam
7. Pasir malang
8. Air
9. Tanaman sukulen
10. Akuarium
11. Kokopit
12. Pasir silika
13. Tanaman sukulen dan kaktus
14. Pasir mutiara
15. Miniatur rumah
16. Batu hias
3.3 Proses Kerja Terarium
Adapun langkah kerja dari pembuatan terarium, yaitu sebagai berikut :
1. Siapkan alat dan bahan.

9
2. Masukkan sekam ke dalam akuarium sebagai dasar dari akuarium dan
ratakan.
3. Tumpuk sekam dengan kokopit sebagai media tanam dan ratakan.
4. Tanam tanaman sukulen pada media tanam sesuai selera.
5. Tambahkan pasir silika jika diperlukan (sesuai dengan tema).
6. Rawat tanaman dengan menyemprotkan air.
3.4 Proses Kerja Hidroponik
Berikut ini langkah kerja dari pembuatan hidroponik dengan prinsip DFT,
yaitu sebagai berikut :
1. Siapkan alat dan bahan
2. Lubangi timba hitam di bagian dekat tepi timba dengan bor.
3. Tutup lubang dengan sokdrat dan lekatkan dengan isolasi.
4. Susun bahan dimulai dari arang, pasir malang, sekam, kokopit.
5. Beri lubang sekitar 10 lubang dan isi dengan biji tanaman.
6. Tutup lubang.
7. Siram dan letakkan di tempat yang cukup sinar matahari.
8. Lakukan sanitasi berkala.
Adapun langkah kerja dari pembuatan hidroponik dengan prinsip NFT, yaitu
sebagai berikut :
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Potong rockwoll ukuran 2×2 cm tetapi tidak sampai terputus.
3. Lubangi rockwoll dan isi dengan biji tanaman sebanyak 3 sampai 5
biji.
4. Letakkan di dalam baki dan beri air secukupnya.
5. Letakkan baki di tempat yang sejuk tetapi masih terkena sedikit
cahaya matahari.
6. Setelah muncul daun lembaga, pindahkan ke netpot.
7. Sebelum dimasukkan ke dalam netpot, beri kain flanel pada bagian
dasar netpot kemudian letakkan tanaman diatasnya.
8. Letakkan netpot di instalasi.
9. Lakukan sanitasi berkala.
3.5 Anggaran Dana
Anggaran dana yang digunakan dalam kegiatan pembuatan hidroponik dan
terarium terlampir.

10
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hidroponik
Menurut Yohanes (2016) yang mengutip Manohar dan Igathinathane (2007)
hidroponik adalah sebuah teknologi menanam tanaman dalam larutan hara dengan
atau tanpa menggunakan media tanam tiruan seperti pasir, kerikil, vermikulit,
rockwool, dan gambut sebagai pendukung mekanik. Keuntungan dalam budidaya
sayuran secara hidroponik, yaitu keberhasilan tanaman untuk tumbuh dan
berproduksi lebih terjamin, perawatan lebih praktis dan gangguan hama lebih
terkontrol, pemakaian pupuk lebih hemat,tanaman yang mati lebih mudah diganti
dengan tanaman yang baru, tanaman dapat tumbuh lebih cepat dan dengan
keadaan yang tidak kotor dan rusak, harga jual hidroponik lebih tinggi dari produk
non-hidroponik.
Adapun sistem dari hidroponik yaitu sistem NFT dan sistem DFT. Nutrient
Film Technique (NFT) adalah metode budidaya yang akar tanamannya berada di
lapisan air dangkal yang bersirkulasi dan mengandung nutrisi sesuai kebutuhan
tanaman. Beberapa syarat untuk membuat selapis nutrisi, yaitu kemiringan talang
tempat mengalirnya larutan nutrisi ke bawah benar-benar seragam, kecepatan
aliran nutrisi masuk tidak boleh terlalu cepat dipertimbangkan dengan kemiringan
talang, lebar talang memadai untuk menghindari terbendungnya aliran nutrisi oleh
kumpulan akar, dasar talang harus rata dan tidak melengkung untuk mencapai
kedalaman larutan nutrisi yang disyaratkan.
Terdapat beberapa keuntungan dan kelemahan dalam penggunaan sistem
NFT. Beberapa kelebihan sistem NFT, antara lain:
1. Dapat memudahkan pengendalian daerah perakaran tanaman
2. Kebutuhan air dapat terpenuhi dengan baik dan mudah
3. Keseragaman nutrisi dan tingkat konsentrasi larutan nutrisi yang
dibutuhkan oleh tanaman dapat disesuaikan dengan umur dan jenis
tanaman
4. Tanaman dapat diusahakan beberapa kali dengan periode tanam yang
pendek
Sedangkan beberapa kekurangan sistem NFT adalah:
1. Investasi dan biaya perawatan yang mahal
2. Sangat tergantung terhadap energi listrik
3. Penyakit tanaman akan dengan cepat menular ke tanaman lain
Deep Flow Technique (DFT) merupakan salah satu metode hidroponik yang
menggunakan air sebagai media untuk menyediakan nutrisi bagi tanaman dengan
pemberian nutrisi dalam bentuk genangan. Tanaman dibudidayakan di atas
saluran yang dialiri larutan nutrisi setinggi 4-6 cm secara kontinyu, dimana akar
tanaman selalu terendam di dalam larutan nutrisi. Larutan nutrisi akan
dikumpulkan kembali ke dalam bak nutrisi, kemudian dipompakan melalui pipa
distribusi ke kolam penanaman secara kontinyu.
Terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan dalam penggunaan sistem DFT.
Kelebihan sistem DFT ini adalah :
1. DFT membutuhkan listrik 24 jam atau bisa kurang dari 24 jam
2. Saat listrik padam tanaman masih bisa dalam kondisi aman karena ada
genangan nutrisi.

11
3. Pertumbuhan lebih optimal karena unsur hara nutrisi lebih tercukupi.
4. Tanaman yang menggunakan sistem DFT memiliki umur panen yang
lebih cepat.
5. Hasil panen tanaman dapat lebih seragam.
6. Perawatan dan pemeliharaan lebih mudah.
Sedangkan kekurangan sistem DFT ini adalah :
1. Tanaman dapat kekurangan oksigen terlarut sehingga membuat
pertumbuhan tanaman terganggu.
2. Resiko busuk pada akar tanaman karena jumlah air yang terlalu banyak.
3. Dapat terjadi endapan pada pipa menyebabkan banyak masalah yang
timbul.
4. Lebih banyak memerlukan nutrisi
5. Tanaman yang terkena virus, jamur, hama dan penyakit akan tersebar
dengan cepat.
Dalam rangka pemenuhan laporan prakarya dan kewirausahaan, kami
membahas tomat sebagai salah satu komoditas yang dapat ditanam dengan
hidroponik. Buah tomat saat ini merupakan salah satu komoditas holtikultura yang
bernilai ekonomi tinggi dan masih memerlukan penanganan serius. Produksi
tomat di Indonesia termasuk rendah dari negara lain, hal ini disebabkan varietas
tanaman yang tidak cocok, teknik penanaman yang kurang baik, pemberantasan
hama yang kurang efisien. Namun dengan penerapan hidroponik dapat
meminimalisir permasalahan dlam penanaman tomat.
Penanaman tomat dengan teknik hidroponik cukup mudah. Tahap pertama
adalah penyemaian. Penyemaian tomat ini di lakukan sejak tomat masih dalam
bentuk biji. Kemudian biji tomat tersebut di keringkan dan di semai dalam media
semai yaitu plastik dan rockwoll. Proses penyemaian bibit tomat ini berlangsung
selama kurang lebih 2 bulan atau hingga bibit tomat mencapai ketinggian 15 cm.
Media penanaman yang digunakan adalah adalah arang sekam. Setiap polybag
sebaiknya di isikan dengan arang sekam masing-masing 2 kg. Setelah itu, baru
letakkan polybag yang sudah berisi arang sekam dan ditanami bibit tomat tersebut
dalam rumah kaca dengan jarak masing-masing polybag adalah 30-40 cm. Setelah
tanaman dipindahkan ke instalasi hidroponik, maka diperlukan pemberian nutrisi
yang teratur. Nutrisi yang di butuhkan tanaman tomat hidroponik adalah nutrisi
AB Mix khusus tomat. Pemberian nutrisi bisa di lakukan setiap hari. Tips agar
tanaman tomat tidak rusak karena nutrisi yang di berikan adalah jangan sampai
daun tomat terkena cairan nutrisi, serta jangan sampai menyentuh media arang
sekam.
Untuk pemeliharaannya cukup mengecek daun tanaman tomat yang sudah tua,
buanglah daun-daun tersebut agar daun muda tanaman tomat bisa tumbuh subur.
Buang juga buah tomat yang busuk atau di hinggapi serangga.

12
4.2 Terarium “Rumah Sepatu dan Taman Fantasi”
Gambar 1 Terarium “Rumah Sepatu dan Taman Fantasi”

Sumber : Dokumentasi Kelompok 4 Terarium XI Mipa 6


Terarium yang kami buat mengusung tema rumah sepatu dan taman fantasi.
Terarium ini terinspirasi dari hijaunya taman yang ada di halaman rumah. Suasana
rindang di halaman rumah dengan berbagai tanaman rimbun, kami tuangkan ke
dalam terarium dengan berbagai tanaman sukulen yang memiliki bentuk beragam.
Tema ini dipilih agar keindahan dari taman yang cukup luas dapat dinikmati
hanya dengan ukuran yang tidak terlalu besar. Sehingga saat terarium ini
diletakkan di dalam ruangan, kita juga dapat menikmati dan merasakan suasana
taman luar rumah di dalam ruangan kita.
Terarium ini menggunakan bahan-bahan yang cukup banyak. Media tanam
yang kami gunakan adalah sekam dan kokopit. Sekam dan kokopit disusun
sedemikian rupa hingga terlihat rapih dan menutupi seluruh dasar dari terarium.
Setelah sekam dan kokopit tersusun dengan rapih dan benar selanjutnya kami
menambahkan pasir silika diatasnya untuk memperindah terarium. Kami
menggunakan 2 jenis pasir silika yaitu pasir yang berwarna putih salju dan pasir
yang berwarna agak kecoklatan. Pasir yang berwarna kecoklatan digunakan untuk
dasar tanah dan pasir putih salju digunakan sebagai jalan yang diletakkan diatas
pasir berwarna kecoklatan. Tanaman sukulen yang digunakan sangat banyak jenis
dan jumlahnya. Ada 10 jenis tanaman sukulen dengan berbagai warna, namun
yang mendominasi adalah warna hijau. Sebagai tambahan kami menggunakan
miniatur rumah sepatu, batu berwarna warni, dan stik.
Kelebihan dari terarium ini adalah bahan yang diperlukan dalam
penyusunannya cukup mudah diperoleh. Tamanan sukulen dengan berbagai jenis
sangat mudah ditemui di penjual-penjual sekitar Jember. Untuk benda tambahan
sebagai pemanis terarium juga sangat mudah ditemui disekitar kita, tidak ada
kesulitan dalam mencarinya. Nilai estetika dan keindahan dalam terarium kami
juga cukup baik, dapat terbukti dengan diperolehnya juara 3 dalam acara aquatera.
Waktu yang diperlukan untuk menyusun terarium juga cukup singat dengan
adanya kerjasaman antar anggota kelompok juga berbagai saran dan masukan.
Yang terpenting adalah perawatan dari terarium ini cukup mudah karena tidak

13
memerlukan perhatian yang sangat ekstra, namun tetap diperlukan ketekukan
dalam merawatnya
Dibalik kelebihan dari terarium yang kami buat, ada beberapa
kekurangannya. Kekurangan terbesar dari terarium kami adalah memerlukan
biaya yang cukup besar untuk membeli berbagai tamanan sukulen yang indah dan
banyak jenisnya. Biaya yang diperlukan memang cukup besar namun hasilnya
memang luar biasa. Selain itu dalam proses penyusunan tanaman sukulen
diperlukan ketelitian dan berbagai saran untuk menentukan letak yang sesuai.
Letak yang sesuai tidak hanya diperoleh dengan satu kali penataan, penataan
dilakukan berulang kali dan berhati hati agar diperoleh kesesuaian dengan tema
dan nilai estetika yang tinggi.

14
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Hidroponik
Hidroponik adalah sebuah teknologi menanam tanaman hortikultura dalam
larutan hara dengan atau tanpa menggunakan media tanam. Metode ini memiliki
dua cara tanam yaitu NFT (Nutrient Film Technique) dan DFT (Deep Flow
Technique). Adapun beberapa faktor yang harus diperhatikan untuk menerapkan
metode hidroponik yaitu larutan nutrisi, media, dan oksigen. Metode tanam ini
memiliki banyak sekali keuntungan, selain umur panen yang cukup cepat, metode
ini juga memiliki prospek usaha yang tinggi dikarenakan banyaknya permintaan
sayuran yang berkualitas.
5.1.2 Terarium
Terarium adalah solusi bagi masyarakat kota yang ingin memelihara tanaman
hias tetapi memiliki waktu yang terbatas untuk merawatnya. Terarium sendiri
dapat menstimulasikan ekosistem dialam dalam media kaca, misalnya ekosistem
gurun yang didominasi oleh hamparan pasir yang kering dan tandus, ataupun
ekosistem air terjun yang menampilkan susana air terjun ditengah tengah
rindangnya pepohonan.
5.2 Saran
Untuk mengoptimalkan kegiatan hidroponik perlu dilakukan penekanan terhadap
para siswa SMA Negeri 1 Jember agar selalu mengecek media secara rutin untuk
hasil panen yang maksimal. Biaya awal yang diperlukan terbilang cukup besar
bagi para siswa jika ingin menerapkan metode tersebut secara mandiri.
Sedangkan untuk kegiatan terarium, kurangnya edukasi dalam tata cara
pelaksanaannya membuat para siswa menjadi kurang terampil dalam membuat
terarium. Seharusnya pembina memberikan contoh proses pembuatan terrarium
kepada siswa. Biaya untuk membeli tanaman hias dan bahan bahan terarium juga
tergolong mahal sehingga para siswa kesulitan dalam berkreasi.

15
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, M. S. (2009). Pengembangan Sistem Informasi Budidaya Sayuran Secara
Hidroponik dalam Greenhouse dan Sistem Pakar Pembuatan Greenhouse beserta
Sistem Hidroponik Berbasis Web. Karya Ilmiah.

Asni, B. (2018). Bibit Online. Dipetik Mei 4, 2019, dari bibitonline:


https://bibitonline.com/artikel/pengertian-dan-jenis-jenis-tanaman-hortikultura

Bayu, W. (2019, April 11). Hidroponikpedia. Dipetik Mei 4, 2019, dari hidroponikpedia:
http://hidroponikpedia.com/pengertian-hidroponik/

Brian, R. (2019). Maxmanroe. Dipetik Mei 4, 2019, dari maxmanroe:


https://www.maxmanroe.com/pengertian-kewirausahaan.html

Dekoruma, K. (2019, Februari 23). Dekoruma. Dipetik Mei 4, 2019, dari Dekoruma:
https://www.dekoruma.com/artikel/78381/jenis-tanaman-sukulen

Kumpulan Info. (2019). Kumpulan Info. Dipetik Mei 4, 2019, dari Kumpulan.Info:
https://kumpulan.info/hobby/tanaman/159-terarium-seni-taman-dalam-kaca.html

Pitriani, S. H. (2016). Efisiensi Produk Sayuran Daun dengan Sistem Hidroponik Nutrient
Film Technique (NFT) di PT. Amazing Farm, Lembang, Jawa Barat. Karya
Ilmiah.

Prastya, I. (2019, Januari 6). Ayok Sinau. Dipetik Mei 4, 2019, dari ayoksinau:
https://www.ayoksinau.com/definisi-kewirausahaan-secara-umum-dan-menurut-
pendapat-para-ahli-ayoksinau-com/

Suharto, Y. B. (2016). Rancang Bangun Sistem Hidroponik Kombinasi Irigasi Tetets,


Sumbu, Dan Nutrient Film Technique Untuk Budidaya Tanaman Kentang. Karya
Ilmiah, 6.

Takdir, D. (2016). Kewirausahaan. Yogyakarta: Wijana Mahadi Karya.

16
LAMPIRAN
1. Anggaran Dana Pembuatan Hidroponik dan Terarium
Tabel 1 Anggaran Dana Hidroponik
Bahan Jumlah Harga satuan Harga total
(Rp) (Rp)
Arang 5 karung 50.000 250.000

Baki 48 buah 6.000 288.000

Biji tanaman 10 bungkus 35.000 350.000

Bor 1 set 650.000 650.000

Clean out 2” 20 buah 5.000 100.000

Galvalum 20 lonjor 75.000 1.500.000

Gergaji besi 1 set 62.000 62.000

Hole saw 1 set 68.000 68.000

Kabel 1 gulung 550.000 550.000

Kain flanel 5 meter 13.500 67.500

Knee 1” 20 buah 1.500 30.000

Kokopit 6 karung 60.000 360.000

Meteran 1 buah 40.000 40.000

Netpot 100 buah 500 50.000

Paranet nilon 1 gulung 1.175.000 1.175.000

Pasir malang 6 karung 40.000 240.000

Penggaris 8 buah 2.000 16.000

Pipa 1” 5 lonjor 28.500 142.500

Pipa 2,5” 10 lonjor 69.600 696.000

Sumber : Data Siswa 2019

17
Lanjutan tabel 1
Bahan Jumlah Harga Satuan Harga Total
(Rp) (Rp)
Pompa 4 buah 400.000 2.400.000

Rockwoll 16 bungkus 15.000 240.000

Sambungan pipa 10 buah 15.000 150.000

Sekam 5 karung 50.000 250.000

Selang PE 5 mm 1 gulung 63.000 63.000

Selotip 5 buah 15.000 75.000

Sokdrag 48 pasang 7.000 336.000

Spray 8 buah 25.000 200.000

T 1” 10 buah 5.000 50.000

Tang 1 buah 40.000 40.000

Timba hitam 48 buah 15.000 720.000

Total Rp 11.159.000
Sumber Data : Data Siswa 2019

Tabel 2 Anggaran Dana Terarium


Bahan Jumlah Harga Satuan Harga Total
(Rp) (Rp)
Batu hias 1 bungkus 10.000,00 10.000,00

Pasir mutiara 1 bungkus 15.000,00 15.000,00

Aneka macam kaktus dan 10 macam 150.000,00


sukulen
Pembelian akuarium 1 akuarium 30.000,00 30.000,00

Pasir silica 1 bungkus 10.000,00 10.000,00

Miniatur rumah sepatu 1 unit 25.000,00 25.000,00

Total Rp.240.000
Sumber Data : Data Kelompok 4 Terarium XI Mipa 6

18
2. Dokumentasi Kegiatan Pembuatan Terarium

19

Anda mungkin juga menyukai