(CYBERBULLYING)
Disusun oleh :
Cantika Rahayunika
XI MIPA 2
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
nikmat dan karunia-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga saya
bisa menyelesaikan tugas karya ilmiah ini yang berjudul "Perundungan Dalam
Media Sosial (Cyberbullying)".
Banyak hambatan yang saya alami saat menyusun karya ilmiah ini, oleh karena
itu, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi
ilmu, bimbingan, bantuan, serta dukungannya sehingga semua masalah dapat
teratasi saat penyusunan karya ilmiah ini.
Semoga karya ilmiah ini dapat memberikan pengetahuan dan wawasan lebih
luas bagi pembacanya dan saya pun menyadari bahwa penyusunan karya ilmiah
ini masih kurang dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik
diperlukan demi perbaikan karya ilmiah ini.
Bandung, 2023
Penulis
i
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
I. PENDAHULUAN ..............................................................................................
V. PENUTUP ...................................................................................................
Kesimpulan ..........................................................................................................
Saran ......................................................................................................................
I
PENDAHULUAN
Adanya media sosial sebagai sarana komunikasi tentunya berdampak baik bagi
banyak orang, apalagi di situasi yang mengharuskan orang-orang untuk tetap
melakukan kegiatan meski dilakukan dari jarak yang jauh, seperti pembelajaran
jarak jauh (PJJ) saat pandemi Covid-19, Work From Home (WFH) bagi pekerja
kantoran dan freelancer, dan banyak kegiatan yang mengharuskan kita
menggunakan perangkat teknologi dan media sosial itu untuk menjalani
kehidupan sehari-hari.
Namun, apakah media sosial merupakan tempat yang aman untuk semua
orang? Media sosial juga sering digunakan sebagai tempat mengutarakan
pendapat kepada siapapun walaupun tak bertemu secara langsung. Tentunya,
orang akan berani mengatakan apapun entah itu positif maupun negatif jika ia
tak bertatap muka. Oleh karena itu, tidak mustahil akan terjadinya perundungan
di media sosial (cyberbullying). Bahkan, media sosial bukan tempat yang aman
dari kekerasan yang dilakukan manusia kepada manusia lainnya.
1. Mencari tahu apa itu cyberbullying dan dampak yang akan terjadi pada
korban.
2. Mencari cara untuk mencegah dan mengatasi cyberbullying supaya tidak
terjadi dan membuat kita merasa aman dari perundungan.
3. Menambah pengetahuan agar pembaca bisa menggunakan media sosial
dengan bijak.
II
KERANGKA TEORITIS
II.1. CYBERBULLYING
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penyusunan karya ilmiah ini adalah
penelitian deskriftif (kualitatif) yang menghasilkan data-data berupa kalimat
deskripsi dari sumber yang didapatkan dalam penelitian.
Karya ilmiah ini disusun dengan fakta-fakta yang benar adanya dan bersumber
dari internet yang bisa diakses dimana saja. Banyak informasi yang didapatkan
dari situs-situs internet beserta jurnal-jurnal yang tersaji di google, membuat
penelitian yang dilakukan pada bulan April 2023 menjadi sebuah susunan karya
ilmiah yang tersaji sekarang. Selain itu, meneliti langsung dengan memantau
kasus cyberbullying yang pernah terjadi di media sosial, menjadi acuan untuk
penelitian karya ilmiah ini.
Sumber data yang didapatkan berasal dari situs web dan jurnal yang ada di
internet yang sesuai dengan fakta yang berada di lapangan.
Fokus penelitian ini dilakukan untuk anak-anak hingga remaja yang masih
menduduki bangku pelajar yang rentan menjadi pelaku, korban, dan saksi dari
cyberbullying. Penelitian ini juga di fokuskan kepada orang tua supaya lebih
memantau anak dalam penggunaan media sosial.
IV
PEMBAHASAN
Bullying secara langsung atau tatap muka dan cyberbullying seringkali dapat
terjadi secara bersamaan. Namun cyberbullying meninggalkan jejak digital –
sebuah rekaman atau catatan yang dapat berguna dan memberikan bukti ketika
membantu menghentikan perilaku salah ini.
Jika seseorang merasa sedang di-bully, langkah pertama yang perlu dilakukan
adalah mencari bantuan dari seseorang yang kamu percaya seperti orang tua,
anggota keluarga terdekat atau orang dewasa terpercaya lainnya. Di sekolah,
kamu bisa menghubungi guru yang kamu percaya seperti guru BK, guru
olahraga, atau guru mata pelajaran.
Jika bullying terjadi di media sosial, korban bisa memblokir akun pelaku dan
melaporkan perilaku mereka di media sosial itu sendiri. Media sosial
berkewajiban menjaga keamanan penggunanya termasuk dari tindakan
cyberbullying. Mengumpulkan dan menyimpan bukti-bukti bisa membantumu
nanti untuk menunjukkan apa yang telah terjadi – misalnya seperti pesan dalam
chatting dan screenshot postingan di media sosial. Agar bullying berhenti,
kuncinya ialah perlu diidentifikasi dan dilaporkan lebih lanjut. Hal ini juga dapat
menunjukkan kepada pelaku bully bahwa tindakan mereka tidak dapat diterima.
Jika kamu berada dalam keadaan bahaya saat itu juga, maka kamu harus
menghubungi polisi atau layanan darurat, seperti berikut:
Berikut beberapa cara agar kita tetap aman menggunakan media sosial dan
terhindar dari cyberbullying maupun kejahatan dunia maya lainnya :
V
PENUTUP
V.1. KESIMPULAN
Kejahatan bisa terjadi tanpa melirik tempat dan kondisi. Tidak hanya
secara langsung, kejahatan bisa saja terjadi secara tidak langsung. Salah
satu contohnya adalah cyberbullying yang biasanya terjadi pada kalangan
pelajar. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menyebabkan
cyberbullying terjadi. Oleh karena itu, kewaspadaan dan kepedulian
diperlukan supaya kita tetap aman bermain media sosial. Karena, selain
menjadi sumber kebahagiaan, media sosial juga bisa menjadi sumber
ketidakbahagiaan.
V.2. SARAN
Gunakanlah sosial media dengan bijak. Hindari melakukan hal-hal
negatif di sosial media, karena ada hukum yang berlaku jika seseorang
melakukan hal-hal negatif di sosial media. Oleh karena itu, pengguna
media sosial yang usianya dibawah 17 tahun wajib dipantau
penggunaannya oleh orang tua.