Anda di halaman 1dari 19

Tjipto Mangoenkoesoemo

 Biografi

Tjipto Mangoenkoesoemo atau yang dieja dengan cipto mangunkusumo dilahirkan pada 4
maret 1886 didesa pecagakan,jepara.ia adalah putra tertua dari mangunkosumo,seorang
priyayi rendahan dalam struktur masyarakat jawa.karier mangunkusumo diawali sebagai guru
bahasa melayu disebuah sekolah dasar diambarawa,kemudian menjadi kepala sekolah pada
sebuah sekolah dasar di semarang dan selanjutnya menjadi pembantu adminstrasi pada
dewan kota di semarang. Sementara, sang ibu adalah keturunan dari tuan tanah di
mayong,jepara.Cipto meninggal dunia di Jakarta pada 8 maret 1943.jasadnya dimakamkan di
watu ceper ambarawa.dia di anugrahi gelar pahlawan nasional pada tahun 1964.

 Nilai Perjuangan

Cipto Mangunkusumo adalah seorang tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia.Bersama


dengan Ernest Douwes Dekker dan Ki Hajar Dewantara ia dikenal sebagai “Tiga serangkai”
yang banyak menyebarluaskan ide pemerintahan sendiri dan kritis terhadap pemerintahan
panjajahan indi belanda.Ia adalah tokoh dalam Indische Partij,suatu organisasi politik yang
pertam kali mencetuskan ide pemerintahan sendiri ditangan penduduk setempat,bukan oleh
belanda.pada tahun 1913 ia dan kedua rekannya diasingkan oleh pemerintah colonial ke
belanda akibat tulisan dan aktivitas politiknya,dan baru kembali 1917.

 Peran Tjipto Mangoenkoesoemo

Tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia.Ketua komite bumi putera,Tokoh Indische Partij


dan merupakan anggota Tiga serangkai bersama Ernest Doues Dekker dan Ki Hajar
Dewantara.Beliau merupakan dokter profesional yang cenderung lebih dikenal sebagai tokoh
pergerakan nasional. Bersama dengan Ki Hajar Dewantara dan Douwes Dekker, beliau
mendirikan partai politik Nationale Indische Partij. Pada awalnya Dr. Cipto Mangunkusumo
bergerak sebagai dokter pemerintahan dibawah Belanda. Namun karena beberapa tulisannya
dalam De Express yang cenderung mengkritik kekejaman pemerintahan Belanda, akhirnya
beliau diberhentikan sebagai dokter pemerintahan. Hal tersebut membuat beliau semakin
intens melakukan perjuangan, dengan sepenuh hati memperjuangkan kemerdekaan bangsa
Indonesia.

Cut Nyak Dien

 Biografi

Cut Nyak Dien adalah Pahlawan Nasional wanita Indonesia yang berasal dari Aceh. Cut
Nyak Dien lahir pada tahun 1848 dari keluarga bangsawan yang agamis di Aceh Besar. Dari
garis ayahnya, Cut Nyak Dien merupakan keturunan langsung Sultan Aceh.Ketika usianya
menginjak 12 tahun, Cut Nyak Dien dinikahkan dengan Teuku Cek Ibrahim Lamnga pada
tahun 1862 yang juga berasal dari keluarga bangsawan. Pasangan muda ini dikaruniai satu
orang anak.Ketika Perang Aceh meluas pada tanggal 26 maret 1873, ayah dan suami Cut
Nyak Dien memimpin perang di garis depan, melawan Belanda yang memiliki persenjataan
lebih lengkap dan modern. Setelah bertahun-tahun melawan, pasukannya terdesak dan
memutuskan untuk mengungsi ke daerah yang lebih terpencil.

 Nilai Perjuangan

1.pantang menyerah
2. berani mati
3. ikhlas berjuang demi kemerdekaan
4. menentang penjajahan
5. sholehah dan taat agama
6. jiwa kepemimpinan
7. cerdas dan penuh strategi
8. tegas dan tangkas

 Peran Cut Nyak Dien


Cut Nyak Dien merupakan salah satu pahlawan Indonesia. Dalam perjuangannya beliau
pernah memimpin perang Gerilya pada tahun 1873 – 1904.Cut Nyak Dien . perjuangannya
begitu gigih dan tak kenal menyerah yang membuat pemerintah colonial belanda kewalahan
menghadapinya.taktik berperangnya yang begitu cerdik dan beliau juga merupakan seorang
perempuan yang cerdas,berani dan penuh kecintaan terhadap bumi pertiwi.

Cut Nyak Meutia

 Biografi

Cut Nyak Meutia dilahirkan di Keureutoe, Pirak, Aceh Utara, tahun 1870. Cut Meutia adalah
putri dari ayah yang bernamaTeuku Ben Daud Pirak dan ibu Cut Jah. Cut meutia adalah putri
satu-satunya dari empat saudara laki-laki yang lainnya yaitu:Teuku Cut Beurahim disusul
kemudian Teuku Muhammadsyah, Teuku Cut Hasan dan Teuku Muhammad Ali. Ayahnya
adalah seorang Uleebalalang di desa Pirak yang berada dalam daerah keuleebalangan
Keureutoe.

 Nilai perjuangan cut nyak meutia

Pejuanagan Cut Nyak Meutia melawan pasukan belanda dimulai ketika beliau sudah
menikah dengan Teuku Chik Muhammad atau yang lebih dikenal dengan nama Teuku Chik
Di Tunong. Namun pada bulan Maret 1905 M, Teuku Chik di Tunong berhasil ditangkap
oleh belanda dan dihukum mati ditepi pantai Lhokseumawe. Sebelum meninggal, Teuku
Chik di Tunong sempat berpesan kepada sahabatnya Pang Nanggro agar menikahi istrinya
dan merawat anaknya Teuku Raja Sabi.
Cut Nyak Meutia kemudian menikah dengan Pang Nanggro sesuai wasiat suaminya dan
bergabung dengan pasukan lainnya dibawah pimpinan Teuku Muda Ganto.Pada suatu
pertempuran dengan Korps Marechausee di Paya Cicem, Cut Nyak Meutia dan para wanita
lainnya melarikan diri dalam hutan. Pang Nanggro sendiri terus melakukan perlawanan
hingga akhirnya gugur pada tanggal 26 September 1910 M.Cut Nyak Meutia kemudian
bangkit dan terus melakukan perlawanan bersama sisa- sisa pasukannya. Beliau menyrang
dan merampas pos- pos kolonial sambil begerak menuju Gayo melewati hutan belantara.
Namun pada tanggal 24 Oktober 1910 M, Cut Nyak Meutia bersama pasukannya bentrok
dengan pasukan Marechuasee di Alue Kurieng. Dalam pertempuran itu Cut Nyak Meutia
gugur dan dimakamkan didaerah tersebut.

 Peran Cut Nyak Meutia

Cut Nyak Meutia dapat dilihat dari perannya yang mengambil alih kepemimpinan pasukan
dan melanjutkan perlawanannya dengan Belanda sepeninggal suaminya. Untuk itu basis
pertahanan kemudian pindah ke Gayo dan Alas dan bergabung dengan pasukan lain yang
dipimpin oleh Teuku Seupot Mata.

Pangeran Diponegoro

 Biografi
Pangeran Diponegoro adalah putra sulung dari Sultan Hamengkubuwana III, raja ketiga
di Kesultanan Yogyakarta. Lahir pada tanggal 11 November 1785 di Yogyakarta dengan
nama Mustahar dari seorang selir bernama R.A. Mangkarawati, yaitu seorang garwa
ampeyan (istri selir) yang berasal dari Pacitan. Semasa kecilnya, Pangeran Diponegoro
bernama Bendara Raden Mas Antawirya. Menyadari kedudukannya sebagai putra seorang
selir, Diponegoro menolak keinginan ayahnya, Sultan Hamengkubuwana III, untuk
mengangkatnya menjadi raja.
 Nilai perjuangan

Nilai Perjuangan yang terkandung dalam kepemimpinan Pangeran Diponegoro

1. Mengutamakan ketaqwaan, tercermin dari ketaatan melaksanakan perintah – perintah


agama.
2. Mengutamakan kemerdekaan tercermin sikap dan perbuatannya yang anti penjajah.
3. Mengutamakan kejujuran,tercermin dari sifat perjuangan yang anti kebatilan dan
kejahatan.
4. Mengutamakan kemandirian dan penuh percaya pada diri sendiri tercermin dalam
hidupnya yang melepaskan diri dati keterikatan keratin.
5. Mengutamakan kepentingan rakyat,tercermin dalam sikapnya yang sangat
merakyat,kediamannya ditengah-tengah rakyat dan berjuang untuk membebaskan
penderitaan rakyat.
6. Mengutamakan sikap berani dan memiliki pendirian teguh (KONSISTEN).
7. Mwngutamakan semangat yang tinggi,tercermin dalam tindakannya.walaupun beliau
masih tetap tegar bersemangat untuk meneruskan cita-cita perjuangan,pantang
mundur,baik secara lahir maupun batin.
 Peran pangeran diponegoro

- Sebagai pahlawan yang berjuang melawan penjajah


- Sebagai pemimpin di perang Diponegoro
- Sebagai pecantum di Siasat Gerilya

Sultan Hasanudin

 Biografi

Beliau lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 12 Januari 1631 dan meninggal di Makassar,
Sulawesi Selatan, 12 Juni 1670 pada umur 39 tahun, adalah Raja Gowa ke-16 dan pahlawan
nasional Indonesia yang terlahir dengan nama I Mallombasi Muhammad Bakir Daeng
Mattawang Karaeng Bonto Mangepe.Setelah memeluk agama Islam, ia mendapat tambahan
gelar Sultan Hasanuddin Tumenanga Ri Balla Pangkana, hanya saja lebih dikenal dengan
Sultan Hasanuddin saja. Oleh Belanda ia di juluki sebagai Ayam Jantan Dari Timur atau
dalam bahasa Belanda disebut de Haav van de Oesten karena keberaniannya melawan
penjajah Belanda. Beliau diangkat menjadi Sultan ke 6 Kerajaan Gowa dalam usia 24 tahun
(tahun 1655). Menggantikan ayahnya Sultan Malikussaid yang wafat.

 Nilai perjuangan sultan hasanudin

Sebagai pemimpin kerajaan, Sultan Hasanuddin memilih untuk melakukan perlawanan


daripada harus bekerja sama dengan Belanda. Oleh karena kegigihannya dalam melawan
Belanda, Sulatan Hasanuddin dijuluki sebagai “Ayam Jantan Dari Timur”. Namun karena
kelicikan Belanda dengan politik Adu Dombanya, akhirnya Sultan Hasanuddin dapat ditangkap
Belanda. Makassar pun akhirnya jatuh dan dikuasai Belanda. Namun perjuangan Sultan
Hasanudin tidak pernah padam.
nilai perjuangan sultan hasanudin:
 Cinta tanah air, beliau sebagai pejuang, telah menunjukkan kegigihannya dalam melawan
penjajah.
 Rela berkorban, beliau dengan segala kemampuan dan tekadnya berjuang sampai titik darah
penghabisan demi negaranya.
 Percaya diri, beliau yakin atas kemampuannya dalam melawan penjajah, beliau juga sangat
gigih melawan penjajah.
 Jiwa kepahlawanan. Jiwa kepahlawanan jelas tercermin dari sikap beliau dalam
mempertahankan negaranya. Mereka memiliki sikap rela berkorban tanpa pamrih dalam
mewujudkan kemerdekaan negara.

 Peran sultan hasanudin

Peranan sultan hasanudin adalah mendapat julukan Ayam jantan dari jawa Timur karena beliau
adalah tokoh yg berani melawandan menentang VOC Belanda.
Yos sudarso

 Biografi

Laksamana Madya Yosaphat Soedarso atau yang lebih dikenal dengan nama Yos Sudarso
adalah pahlawan nasional Indonesia yang dilahirkan di Salatiga, Jawa Tengah, 24 November
1925 dan pernah menjabat sebagai Kepala Staff Angkatan Laut. Ia gugur pada 15 Januari
1962 pada umur 36 tahun di atas KRI Macan Tutul dalam peristiwa pertempuran Laut Aru
setelah ditembak oleh kapal patroli Hr. Ms. Eversten milik armada Belanda pada masa
kampanye Trikora. Hal yang kurang lazim adalah, sebagai seorang Kepala Staff Angkatan
Laut tidak seharusnya ia ikut terjun langsung di dalam operasi tersebut.

 Nilai perjuangan

Tokoh Yos Sudarso adalah seorang pahlawan nasional Indonesia. Ia gugur di atas KRI Macan
Tutul dalam peristiwa pertempuran Laut Aru setelah ditembak oleh kapal patroli Hr. Ms.
Eversten milik armada Belanda pada masa kampanye Trikora

 Peran Yos Sudarso

Yos Sudarso beekerja di kapal Jepang sebagai Mualim, kemudian ia keluar dan bergabung ke
dalam Badan Keamanan Rakyat (BKR) Laut yang kemudian berganti nama menjadi
Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI).Saat bergabung dengan ALRI, Yos Sudarso
banyak melakukan tugas-tugas operasi militer untuk memadamkan pemberontakan-
pemberontakan yang terjadi di daerah-daerah pasca Proklamasi Kemerdekaan.Ketika
terbentuknya gerakan Tri Komando Rakyat yang lebih dikenal dengan nama "Trikora",
Komodor Yos Sudarso merasa terpanggil untuk ikut serta dalam operasi militer intelejen.
Kemudian pada anggal 15 Januari 1962 terjadilah pertempuaran di Laut Arafuru. Saat itu,
Belanda berhasil melumpuhkan kapal yang mengangkut Komodor Yos Sudarso.
Gatot magkupraja

 Biografi

Gatot Mangkoepradja lahir pada hari natal tahun 1898 di Sumedang, berasal dari keturunan
yang cukup terpandang di kota Sumedang. Ayahnya, Saleh Mangkoepraja, adalah dokter
pribumi pertama di Sumedang.Gatot, yang kemudian bersekolah di Bandung, sempat
menjadi simpatisan Perhimpunan Indonesia (Indische Vereeniging, kemudian berganti
menjadi Indonesische Vereeniging tahun 1922) yang berbasis di Belanda namun
pemikirannya sampai pula di tanah air dan memperoleh banyak simpatisan.

 Nilai perjuangan

-pantang menyerah
-pantang mati
-saling tolong menolong
-bekerja sama

 Peran Gatot Mangkoepradja

Beliau merupakan salah satu pahlawan nasional Indonesia yang ikut berpartisipasi aktif dalam
organisasi pergerakan pemuda Indonesia di zaman perjuangan. Organisasi pertama yang
beliau ikut berpartisipasi di dalamnya adalah Perhimpunan Indonesia (PI).
D.I PANJAITAN

 Biografi

Brigadir Jenderal TNI Anumerta Donald Isaac Panjaitan lahir di Balige, Sumatera Utara, 9 Juni
1925 dan meninggal di Lubang Buaya, Jakarta, 1 Oktober 1965 pada umur 40 tahun. beliau
adalah salah satu pahlawan revolusi Indonesia. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan
Kalibata, Jakarta.

 Nilai Perjuangan

Panjaitan menjadi salah satu target utama dalam pergerakan 30 S PKI. Karena beliau telah
berhasil membongkar rahasia pengiriman/penyelendupan senjata dari RRC untuk PKI. Senjata di
masukan kedalam peti-peti bahan bangunan. Rencananya senjata-senjata ini akan digunakan
untuk melakukan pemberontakan.Banyak keinginan PKI yang ditentang oleh para perwira
militer yang sekarang menjadi pahlawan revolusi Indonesia. Salah satu perwira yang
akhirnya di bunuh adalah Panjaitan. Pada tanggal 1 Oktober 1965, antek-antek PKI masuk
rumah Panjaitan secara paksa dan menembak pembantu yang berada di lantai dasar. Mendengar
suara tembakan Panjaitan turun kebawah dari lantai dua rumahnya dan mencoba melarikan diri
karena Beliau bukanlah Rambo yang mampu mengalahkan banyak musuh dalam waktu singkat.
Namun usahanya gagal, Ia di tembak mati dan mayatnya di masukan kedalam truk untuk di bawa
ke Lubang Buaya.

 Peran D.I Panjaitan

1.Komandan batalyon di TKR


2.Komandan Pendidikan Divisi IX/Banteng di Bukittinggi pada tahun 1948
3.Kepala Staff Umum IV (Supplay) Komandemen Tentara Sumatra.
4.Pimpinan Perbekalan Perjuangan Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI)
5.Kepala Staf Operasi Tentara dan Teritorium (T&T) I Bukit Barisan di Medan
Kepala Staf T&T II/Sriwijaya di Palembang
M.T Haryono

 Biografi

Letnan Jenderal TNI Anumerta Mas Tirtidarmo Harjono (MT. Haryono) merupakan salah satu
Pahlawan Revolusi yang gugur dalam tragedi G30S/PKI. Beliau dimakamkan di Taman
Pemakaman Pahlawan Kalibata, Jakarta. Jenderal bintang tiga kelahiran Surabaya 20 Januari
1924 ini sebelumnya memperoleh pendidikan di ELS (setingkat sekolah dasar) kemudian
diteruskan ke HBS (setingkat SMU). Setamat dari HBS, ia sempat masuk Ika Dai Gakko
(Sekolah Kedokteran masa pendudukan Jepang) di Jakarta, namun tidak sempat selesai

 Nilai Perjuangan

Pahlawan revolusi satu ini memang sangat diacungi jempol akan bahasa dan tutur katanya.
Selain pintar dalam berbahasa, Letnan Haryono adalah jenderal yang telah berjuang dan
mengganti akan ideologi dari pancasila.

 Peran M.T Haryono

Ketika kemerdekaan RI diproklamirkan, ia yang sedang berada di Jakarta segera bergabung


dengan pemuda lain untuk berjuang mempertahankan kemerdekaan. Perjuangan itu sekaligus
dilanjutkannya dengan masuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Awal pengangkatannya, ia
memperoleh pangkat Mayor.
Selama terjadinya perang mempertahankan kemerdekaan yakni antara tahun 1945 sampai tahun
1950, ia sering dipindahtugaskan. Pertama-tama ia ditempatkan di Kantor Penghubung,
kemudian sebagai Sekretaris Delegasi RI dalam perundingan dengan Inggris dan Belanda. Suatu
kali ia juga pernah ditempatkan sebagai Sekretaris Dewan Pertahanan Negara dan di lain waktu
sebagai Wakil Tetap pada Kementerian Pertahanan Urusan Gencatan Senjata. Dan ketika
diselenggarakan Konferensi Meja Bundar (KMB), ia merupakan Sekretaris Delegasi Militer
Indonesia.
R.Suprapto

 Biografi

Letnan Jenderal TNI Anumerta R. Suprapto, seorang pahlawan revolusi Indonesia yang menjadi
korban dalam G30SPKI pada tahun 1965 dan kini dimakamkan di Taman Makam Pahlawan
Kalibata, Jakarta. Pria yang lahir pada tanggal 24 Agustus 1920 ini menyelesaikan pendidikan di
sekolah MULO yang setara dengan SLTP dan AMS yang setara dengan SLTA sekarang pada
tahun 1941

 Nilai Perjuangan

Nilai-nilai perjuangan yang terdapat pada R.Suprapto yaitu kegigihannya dalam menempuh
pendidikan.seperti Sekitar tahun 1941 pemerintah Hindia Belanda mengumumkan milisi
sehubungan dengan pecahnya Perang Dunia Kedua. Ketika itulah ia memasuki pendidikan
militer pada Koninklijke Militaire Akademie di Bandung. Pendidikan ini tidak bisa
diselesaikannya sampai tamat karena pasukan Jepang sudah keburu mendarat di Indonesia. Oleh
Jepang, ia ditawan dan dipenjarakan, tapi kemudian ia berhasil melarikan diri.Selepas
pelariannya dari penjara, ia mengisi waktunya dengan mengikuti kursus Pusat Latihan Pemuda,
latihan keibodan, seinendan, dan syuisyintai. Dan setelah itu, ia bekerja di Kantor Pendidikan
Masyarakat.

 Peran R.Suprapto

Di awal kemerdekaan, ia merupakan salah seorang yang turut serta berjuang dan berhasil
merebut senjata pasukan Jepang di Cilacap. Selepas itu, ia kemudian masuk menjadi anggota
Tentara Keamanan Rakyat di Purwokerto. Itulah awal dirinya secara resmi masuk sebagai
tentara, sebab sebelumnya walaupun ia ikut dalam perjuangan melawan tentara Jepang seperti di
Cilacap, namun perjuangan itu hanyalah sebagai perjuangan rakyat yang dilakukan oleh rakyat
Indonesia pada umumnya.
Selama di Tentara Keamanan Rakyat (TKR), ia mencatatkan sejarah dengan ikut menjadi salah
satu yang turut dalam pertempuran di Ambarawa melawan tentara Inggris. Ketika itu,
pasukannya dipimpin langsung oleh Panglima Besar Sudirman. Ia juga salah satu yang pernah
menjadi ajudan dari Panglima Besar tersebut.
Setelah Indonesia mendapat pengakuan kedaulatan, ia sering berpindah tugas. Pertama-tama ia
ditugaskan sebagai Kepala Staf Tentara dan Teritorial (T&T) IV/ Diponegoro di Semarang. Dari
Semarang ia kemudian ditarik ke Jakarta menjadi Staf Angkatan Darat, kemudian ke
Kementerian Pertahanan. Dan setelah pemberontakan PRRI/Permesta padam, ia diangkat
menjadi Deputy Kepala Staf Angkatan Darat untuk wilayah Sumatera yang bermarkas di Medan.
Selama di Medan tugasnya sangat berat sebab harus menjaga agar pemberontakan seperti
sebelumnya tidak terulang lagi.

Sugiono Mangunwiyoto

 Biografi

Kolonel Sugiono dilahirkan dengan nama R. Sugiono Mangunwiyoto terlahir pada 12 Agustus
1926 di Gedaren, Sumbergiri, Ponjong, Gunung Kidul. Walaupun terlahir dari daerah yang
dikenal dengan ketertinggalan saat itu dan minim sumber mata air, namun Sugiono muda tetap
memiliki cita-cita yang tinggi. Biografi Kolonel Sugiono memberi semangat pada kita tentang
pentingnya menatap masa depan lebih baik dari hari sebelumnya. Hal ini dibuktikan oleh
Sugiono dengan ketekunannya dalam belajar demi meraih cita-citanya menjadi seorang Guru.
Dengan tekun Ia mengikuti pendidikan Sekolah dasar, kemudian dilanjutkan ke Sekolah
Menengah Pertama. Guna mewujudkan cita-citanya, kemudian Ia melanjutkan ke Sekolah Guru
Pertama di Wonosari.
 Nilai perjuangan

Ia di angkat sebagai Budancho (Komandan Peleton). Setelah Proklamasi Kemerdekaan, ia


begabung dengan TKR (Tentara Keamanan Rakyat) dan mengawali karir sebagai Komandan
Seksi. Ia diangkat menjadi ajudan Komandan Brigade 10 dibawah pimpinan Letnan Kolonel
Soeharto pada tahun 1947. Pada 1 Maret 1949, terjadi serangan umum terhadap Yogyakarta pada
peristiwa serangan Agresi Militer Belanda ke-II. Ia turut serta dalam keberhasilan menghentikan
Agresi Militer Belanda ke-II tersebut yang mampu merubah pandangan dunia Internasional
terhadap kekuatan RI. Keikutsertaannya dalam GOM (Gerakan Operasi Militer) III dalam
menumpas pemberontakan KNIL di wilayah Sulawesi Selatan yang dipimpin oleh Andi Aziz.
Setelah itu, karirnya terus menanjak. Hingga bulan Juni 1965, ia diangkat menjadi Letnan
Kolonel dan menjadi Kepala Staf Komando Resort Militer (Korem) 072 Kodam VII/Diponegoro
di Yogyakarta yang berubah menjadi Kodam IV/Diponegoro dibawah pimpinan Kolonel
Katamso. Pada tahun 1965 situasi sedang krisis yang disebabkan oleh pemberontakan PKI.
Terjadi Agitasi dan Infiltrasi yang dilakukan PKI baik di tubuh TNI maupun kekuatan politik
lainnya. PKI berhasil melakukan provokasi dan mobilisasi pada petani dan buruh di daerah
seperti Yogyakarta, PKI juga mngusulkan kepada pemerintah untuk mempersenjatai sekitar 15
juta buruh dan tani yang mereka sebut sebagai kekuatan ke-5 (selain TNI dan Polisi). Hal ini
ditentang habis-habisan oleh sejumlah perwira TNI Angkatan Darat, karena bisa memicu perang
saudara. Melihat hal ini, PKI menjadikan perwira TNI Angkatan Darat sebagai musuh utama
yang akan menghambat tujuan mereka. PKI benar-benar mempersiapkan pemberontakan secara
sistematis, hingga semua lini pemerintahan dari pusat hingga wilayah terkecil tidak luput dari
penguasaan mereka. Bahkan mereka juga melakukan penyusupan pada tubuh TNI, hingga
puncaknya mereka melakukn aksi penculikan dan pembunuhan terhadap para perwira TNI
Angkatan Darat sebagai sebuah rangkaian pemberontakan. Mencuatlah peristiwa G30S/PKI yang
sangat mencekam dimana para perwira TNI Angkatan Darat yang ada di Jakarta menjadi korban
penculikan, penganiayaan dan pembunuhan termasuk juga di Yogyakarta. Karena sering
melakukan perlawanan terhadap PKI, maka Sugiyono dan Katamso diculik pada tanggal 1
Oktober 1965 dan dibunuh di daerah Keuntungan, Yogyakarta

 Peran Sugiono Mangunwiyoto

1.Budancho Peta 2. Dan Sie BKR/TKR Wonogiri 3. Ka Sie I Kie 2 Yon 10 Yogyakarta 4.
Ajudan Yon 30 Resimen 22 Yogyakarta 5. Dankie IV Yon 441 Brigade O Purworejo 6. Dan
Kipan I Yon 436 Magelang 7. Wadan Yon 441 RI 14 Semarang 8. Dan Yonif 441/Banteng
Raiders III Jatingaleh, Semarang 9. Dandim Yogyakarta 10. Kasrem 072/Pamungkas Yogyakarta
Letjen. Anumerta Siswondo Parman

 Biografi

Letjen. Anumerta Siswondo Parman lahir di Wonosobo, Jawa Tengah, 4 Agustus 1918. Dia
merupakan salah satu dari tujuh pahlawan revolusi dan korban kebiadaban PKI. Pria
kelahiran Wonosobo, Jawa Tengah ini merupakan perwira intelijen, sehingga banyak tahu
tentang kegiatan rahasia PKI karena itulah dirinya termasuk salah satu di antara para perwira
yang menolak rencana PKI untuk membentuk Angkatan Kelima yang terdiri dari buruh dan
tani. Penolakan yang membuatnya dimusuhi dan menjadi korban pembunuhan PKI.
Pendidikan umum yang pernah diikutinya adalah sekolah tingkat dasar, sekolah menengah,
dan Sekolah Tinggi Kedokteran. Namun sebelum menyelesaikan dokternya, tentara Jepang
telah menduduki Republik sehingga gelar dokter pun tidak sampai berhasil diraihnya.

 Nilai Perjuangan

Selama Agresi Militer II Belanda, ia turut berjuang dengan melakukan perang gerilya. Pada
bulan Desember 1949, ia ditugaskan sebagai Kepala Staf Gubernur Militer Jakarta Raya.
Salah satu keberhasilannya saat itu adalah membongkar rahasia gerakan Angkatan Perang
Ratu Adil (APRA) yang akan melakukan operasinya di Jakarta di bawah pimpinan
Westerling. Selanjutnya, pada Maret 1950, ia diangkat menjadi kepala Staf G. Dan setahun
kemudian dikirim ke Amerika Serikat untuk mengikuti pendidikan pada Military Police
School.

 Peran Letjen.Anumerta Siswondo Parman

Setelah kemerdekaan Indonesia, Parman bergabung Tentara Keamanan Rakyat (TKR), cikal
bakal Tentara Nasional Indonesia. Pada akhir Desember 1945, ia diangkat kepala staf dari
Polisi Militer di Yogyakarta. Empat tahun kemudian ia menjadi kepala staf untuk gubernur
militer Jabodetabek dan dipromosikan menjadi mayor. Dalam kapasitas ini, ia berhasil
menggagalkan plot oleh "Hanya Raja Angkatan Bersenjata" (Angkatan Perang Ratu Adil,
APRA), kelompok militer pemberontak yang dipimpin oleh Raymond Westerling, untuk
membunuh komandan menteri pertahanan dan angkatan bersenjata. Pada tahun 1951, Parman
dikirim ke Sekolah Polisi Militer di Amerika Serikat untuk pelatihan lebih lanjut, dan
pada tanggal 11 November tahun itu, diangkat menjadi komandan Polisi Militer Jakarta. ia
kemudian menduduki sejumlah posisi di Polisi Militer Nasional HQ, dan Departemen
Pertahanan Indonesia sebelum dikirim ke London sebagai atase militer ke Kedutaan
Indonesia di sana. [2] Pada tanggal 28 Juni, dengan pangkat Mayor Jenderal, ia diangkat
menjadi asisten pertama dengan tanggung jawab untuk intelijen untuk Kepala Staf Angkatan
Darat Letnan Jenderal Ahmad Yani.

Ranggong Daeng Romo

 Biografi
Ranggong Daeng Romo (lahir kampung Bone-Bone, Polongbangkeng, Sulawesi Selatan,
1915, wafat markas besar Lapris, Langgese, 27 Februari 1947) adalah salah satu Pahlawan
Nasional Indonesia dari Sulawesi Selatan. Ia menempuh pendidikan di Hollandsch Inlandsch
School dan Taman Siswa di Makassar setelah sebelumnya menimba ilmu agama di salah satu
pesantren di Cikoang. Ia bekerja sebagai pegawai sebuah perusahaan pembelian padi milik
pemerintah militer Jepang ketika menduduki Sulawesi.

 Nilai Perjuangan
Solidaritas tinggi. Barangkali kata tersebut adalah kata yang pas disematkan pada Ranggong
Daeng Romo, pahlawan nasional yang turut serta dalam peperangan melawan penjajah.
Merasa bahwa mengalami nasib yang sama dengan pribumi yang lain, Ranggong akhirnya
memutuskan untuk turun perang dan bahkan berani mengorbankan nyawanya.

 Peran Sutoyo Sisiwomihardjo


Setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia dikumandangkan pada tanggal 17
Agustus 1945, Ranggong dinobatkan menjadi salah satu orang yang memprakarsai berdirinya
organisasi perjuangan di Polombangkeng oleh Karaeng Pajonga Daeng Ngalle, Gerakan
Muda Bajeng (GMB). Sebelumnya, Ranggong sempat bergabung dengan barisan pemuda
Seinendan dan diangkat menjadi pemimpin Seinendan di Bontokandatto.

Bergabung dengan GMB, Ranggong diangkat menjadi komandan barisan pertahanan untuk
wilayah Moncokomba dan merangkap sebagai Kepala Wilayah Ko'Mara. Hingga pada 2
April 1946, GMB berubah nama menjadi Laskar Lipan Bajeng dimana tujuan dari organisasi
adalah menegakkan, membela, dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Di Laskar
Lipan Bajeng, suami dari Bungatubu Daeng Lino ini diangkat sebagai pimpinan.

Bersama dengan laskar-laskar yang ada di Sulawesi Selatan, melalui satu pertemuan,
akhirnya laskar-laskar tersebut bergabung menjadi Laskar Pemberontak Rakyat Indonesia
Sulawesi (Lapris) dan Ranggong diberi kepercayaan penuh untuk memimpin dan menjadi
panglima.Pada 21 Februari 1946, Ranggong memimpin perang pertama kalinya dengan
kekuatan lebih kurang seratus pasukan menyerang pertahanan Belanda. Serangan tersebut
dilakukan di sebelah Selatan Makassar serta menimbulkan kesengitan yang luar biasa di
antara kedua belah pihak. Dalam pertempuran tersebut, banyak tokoh Lapris yang meninggal
dalam perang termasuk Ranggong yang terbunuh pada 27 Februari 1947. Jenazahnya
kemudian dikebumikan di Bangkala.

Abdul Kadir

 Biografi

Abdul Kadir Gelar Raden Temenggung Setia Pahlawan (lahir: Sintang, Kalimantan Barat,
1771 - wafat: Tanjung Suka Dua, Melawi, 1875) adalah seorang pahlawan nasional Indonesia
dari Melawi. Pada tahun 1845, ia diangkat sebagai Kepala Pemerintahan Melawi yang
merupakan bagian dari Kerajaan Sintang. Abdul Kadir Raden Tumenggung Setia Pahlawan
lahir di Sintang, Kalimantan Barat pada tahun 1771 Masehi. Ayahnya bernama Oerip dan
ibunya bernama Siti Safriyah. Ayah Abdul Kadir bekerja sebagai hulubalang atau pemimpin
pasukan kerajaan Sintang.

 Nilai Perjuangan

Dalam perjuangannya, ia berhasil mempersatukan suku-suku Dayak dengan Melayu serta


dapat mengembangkan potensi ekonomi daerah Melawi. Namun demikian, ia juga berjuang
keras menghadapi ambisi Belanda-datang di Sintang pada tahun 1820-yang ingin
memperluas wilayah kekuasaannya ke daerah Melawi. Dalam menghadapi Belanda, ia
memakai strategi peran ganda, yaitu sebagai pejabat pemerintah Melawi ia tetap bersikap
setia pada Raja Sintang yang berarti setia pula pada pemerintahan Belanda. Tetapi secara
diam-diam ia juga menghimpun kekuatan rakyat untuk melawan Belanda. Ia membentuk
kesatuan-kesatuan bersenjata di daerah Melawi dan sekitarnya untuk menghadapi pasukan
Belanda. Pada tahun 1866, Belanda memberikan hadiah uang dan gelar Setia Pahlawan
kepada Abdul Kadir Raden Tumenggung agar sikapnya melunak dan mau bekerjasama
dengan Belanda. Namun demikian Abdul Kadir tidak merubah sikap dan pendiriannya. Ia
tetap melakukan persiapan untuk melawan pemerintahan Belanda. Pada akhirnya di daerah
Melawi sering terjadi gangguan keamanan terhadap Belanda yang dilakukan oleh pengikut
Abdul Kadir Raden Tumenggung. Pada tahun 1868, Belanda yang marah akibat sering
mendapat gangguan keamanan kemudian melancarkan operasi militer ke daerah Melawi.
Pertempuranpun tidak bisa dihindari antara pasukan Belanda melawan pengikut Abdul Kadir
Raden Tumenggung. Dalam menghadapi Belanda, Abdul Kadir tidak memimpin
pertempuran secara langsung, melainkan ia hanya mengatur strategi perlawanan. Sebagai
kepala pemerintahan Melawi, ia bisa memperoleh berbagai informasi tentang rencana-
rencana operasi militer pemerintah Belanda. Berkat informasi itulah, para pemimpin
perlawanan dapat mengacaukan operasi militer Belanda.

 Peran Katamso Darmokusumo

Abdul Kadir sudah mengabdi sebagai pegawai kerajaan Sintang pada saat usianya masih
sangat muda. Selama mengabdi di kerajaan Sintang, ia mampu melaksanakan tugasnya
dengan baik. Ia pernah mendapat tugas dari Raja Sintang untuk mengamankan kerajaan
Sintang dari gangguan pengacau dan perampok. Tugas tersebut dapat dilaksanakannya
dengan baik.Abdul Kadir kemudian diangkat menjadi pembantu ayahnya yang menjabat
sebagai Kepala Pemerintahan kawasan Melawi. Setelah ayahnya wafat, pada tahun 1845, ia
diangkat sebagai kepala pemerintahan Melawi menggantikan kedudukan ayahnya. Karena
jabatannya itu Abdul Kadir mendapatkan gelar Raden Tumenggung yang diberikan oleh Raja
Sintang.
Oemar Said Tjokroaminoto

 Biografi

Raden Hadji Oemar Said Tjokroaminoto (lahir di Desa Bukur Madiun, Jawa Timur, 16 Agustus
1882 – meninggal di Yogyakarta, 17 Desember 1934 pada umur 52 tahun) adalah seorang
pemimpin organisasi Sarekat Islam (SI) di Indonesia.Tjokroaminoto adalah anak kedua dari 12
bersaudara dari ayah bernama R.M. Tjokroamiseno, salah seorang pejabat pemerintahan pada
saat itu. Kakeknya, R.M. Adipati Tjokronegoro, pernah juga menjabat sebagai Bupati Ponorogo.

 Nilai perjuangan

Tjokroaminoto adalah salah satu pelopor pergerakan di indonesia dan sebagai guru para
pemimpin-pemimpin besar di indonesia, berangkat dari pemikiran ialah yang melahirkan
berbagai macam ideologi bangsa indonesia pada saat itu, rumah ia sempat dijadikan rumah kost
para pemimpin besar untuk menimbah ilmu padanya, yaitu Semaoen, Alimin, Muso, Soekarno,
Kartosuwiryo, bahkan Tan Malaka pernah berguru padanya, ia adalah orang yang pertama kali
menolak untuk tunduk pada Belanda, setelah ia meninggal lahirlah warna-warni pergerakan
indonesia yang dibangun oleh murid-muridnya, yakni kaumsosialis/komunis yang dianut oleh
Semaoen, Muso, Alimin, Soekarno yang nasionalis, dan Kartosuwiryo yang islam merangkap
sebagai sekretaris pribadi. Namun, ketiga muridnya itu saling berselisih menurut paham masing-
masing. Pengaruh kekuatan politik pada saat itu memungkinkan para pemimpin yang sekawanan
itu saling berhadap-hadapan hingga terjadi Pemberontakan Madiun 1948 yang dilakukan Partai
komunis Indonesia karena memproklamasikan "Republik Soviet Indonesia" yang dipimpin Muso
dan dengan terpaksa presiden Soekarno mengirimkan pasukan elite TNI yakni Divisi Siliwangi
yang mengakibatkan "abang" sapaan akrab Soekarno kepada Muso pemimpin Partai komunis
pada saat itu tertembak mati 31 Oktober.
 Peran Omear Said Tjokroaminoto

Pada bulan Mei 1912, HOS Tjokroaminoto mendirikan organisasi Sarekat Islam yang
sebelumnya dikenal Serikat Dagang Islam dan terpilih menjadi ketua. Salah satu trilogi darinya
yang termasyhur adalah Setinggi-tinggi ilmu, semurni-murni tauhid, sepintar-pintar siasat. Ini
menggambarkan suasana perjuangan Indonesia pada masanya yang memerlukan tiga
kemampuan pada seorang pejuang kemerdekaan. Dari berbagai muridnya yang paling ia sukai
adalah Soekarno hingga ia menikahkan Soekarno dengan anaknya yakni Siti Oetari, istri pertama
Soekarno.

Pesannya kepada Para murid-muridnya ialah "jika kalian ingin menjadi Pemimpin besar,
menulislah seperti wartawan dan bicaralah seperti orator" perkataan ini membius murid-
muridnya hingga membuat Soekarno setiap malam berteriak belajar pidato hingga membuat
kawannya terbangung dan tertawa menyaksikannya, Muso, Alimin, Kartosuwiryo, Darsono, dan
kawanan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai