BHAG
ISLAM DAN PERENCANAAN LANSKAP
D
imulai dari atas taman, kanal mengalir melalui
masing-masing baradaris paviliun di taman.
Di setiap teras, kanal mengalir ke kolam yang
lebih besar, menyoroti baradari nya. Di dalam Shalimar
Bagh, masing-masing tiga teras memiliki fungsi dan
tingkat privasi yang berbeda: taman umum teras
pertama , taman pribadi, disebut juga Taman Kaisar
teras kedua dan zenana harem taman, di teras
ketiga.
Seperti taman Mughal lainnya di sekitar Danau Dal, Shalimar mengadaptasi chahar bagh ke topografi
pegunungan dengan membuat tekanan pada saluran air pusat , lalu pada saluran sekunder diperkecil dan
melakukan perubahan ketinggian kanal pada sisi Taman Kaisar, dan air mengalir dari pusat taman ke titik
tertingginya. Demikianlah pusat air kanal taman shah nahar membentuk poros utamanya yang
menyatukan tiga teras dengan air mancur dan chinar yang ditempatkan secara teratur sycamore
pemandangan pepohonan.
melihat bangsal timur
laut menampilkan
paviliun perempuan
zenana dan baskom
airnya.
sumber : archnet.org
Tampilan kaskade
diteras taman
ketiga, Shalimar
Bagh, Kashmir.
sumber : archnet.org
Pemandangan taman
teras kedua.
(sumber : archnet.org)
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Shalimar_Bagh_1.jpg
Shalimar Bagh adalah salah satu taman di kota tua di Kashmir, Srinagar, berdekatan dengan
Danau Dal, berjarak sekitar 16 kilometer dari pusat Kota Srinagar. Kata ‘Shalimar’ cocok disematkan di sini.
Dalam bahasa sanskerta, kata itu berarti "tempat tinggal cinta atau rumah cinta".
Paviliun sultan di Taman Shalimar. Foto: Khiththati/acehkini Shalimar Bagh di Kashmir, India. Foto: Khiththati/acehkini
Shalimar Bagh di Kashmir, India. Foto: Khiththati/acehkini
Taman ini memang rumah cinta Sang Sultan Mughal, Jahangir yang membangunnya tahun 1619
untuk istri tercinta, Nur Jahan atau yang lebih dikenal dengan nama Mehrunnisa. Kebun bunga ini
dirancang penuh kasih, memiliki halaman dipenuhi rumput hijau, bunga, kolam air mancur,
hamparan pohon chinar dan paviliun. Interiornya memiliki 4 teras dengan fungsi berbeda.
Bunga-bunga di Taman Shalimar. Foto: Khiththati/acehkini Taman dekat dengan pemukiman penduduk Khasmir. Foto: Khiththati/acehkini
Bergaya taman Persia, mughal garden ini memiliki luas 12,4 hektare. Ruang yang terbuka untuk umum
berada di teras pertama, bernama Diwan E Aam atau ruang audiensi publik. Tempat dimana sultan bisa
mendengar aspirasi rakyatnya, terdapat singgasana hitam dan air mancur di sini. Teras kedua berjuluk
Diwan E Khas, aula audiensi pribadi yang digunakan oleh pengadilan kerajaan, bangsawan dan tamu mereka.
SEJARAH SHALIMAR BAGH
Halaman terakhir diperuntukkan untuk bagi kerajaan, yang disebut Chini Khanas. Nama ini diambil
karena adanya ceruk yang melengkung di belakang air terjun. Relung-relung ini dulunya dihias
dengan lampu minyak, sekarang sudah dimodifikasi sehingga menampilkan cahaya warna-warni saat malam.
Ini bagian paling cantik dari seluruh taman, dihiasi deretan pohon chinar.
Dibangun tahun 1619. Foto: Khiththati/acehkini Pemandangan menyejukkan di Taman Shalimar. Foto: Khiththati/acehkini
Aliran ait di dalam taman. Foto: Khiththati/acehkini
Sultan Jahangir bersama istri kerap menghabiskan musim panas mereka di sini. Ia juga membawa
rombongan pengadilan kerajaan. Shalimar menjadi kediaman resmi kerajaan saat ia berada di Kashmir.
Untuk mencapai lokasi ini, mereka melakukan perjalanan panjang menggunakan gajah melewati jalur
pegunungan Pir Panjal bersalju yang sulit. Sultan kala itu menyebut tempat tinggalnya ini sebagai Farah
Baksh atau yang menyenangkan. Mereka mendatangi tempat ini sebanyak 13 kali, sejak dibangun
sampai Sultan Jahangir meninggal pada 1627.
Areanya seluas 12,4 hektare. Foto: Khiththati/acehkini Seorang pengunjung memotret kawasan taman. Foto: Khiththati/acehkini
Sultan saat menjelang akhir hayatnya, selalu mengenang Shalimar Bagh. Dalam sebuah riwayat,
di tempat tidurnya ia sempat bergumam, "Kashmir, sisanya tidak berharga."
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Shalimar_Bagh_1.jpg
Sultan Shah Jahan yang memerintah setelahnya, meminta Gubernur Kashmir Zafar Khan untuk
memperluas taman pada tahun 1630. Ia menamainya Faiz Baksh atau yang cantik. Setelah kekuasaan
Mughal memudar, penguasa baru Maharaja Ranjit Singh dari kekaisaran Sikh mengambil alih Shalimar.
Ia menambahkan bangunan dengan marmer putih. Wisma ini digunakan untuk para tamu dari Eropa
Berlatar perbukitan menambah keasrian taman. Foto: Khiththati/acehkini Keindahannya tertap terjaga selama 400 tahun lebih. Foto: Khiththati/acehkini
Kini, taman berada di bawah pengelolaan Departemen Pariwisata Jammu dan Kashmir. Buka sepanjang
tahun kecuali pada hari Jumat. Saat terbaik untuk berkunjung adalah musim semi dan musim gugur.
Tiket masuknya hanya 10 rupee, sekitar Rp 2.500.
Perubahan kekuasaan di Kashmir membuat Shalimar Bagh beberapa kali berganti nama dan fungsi.
Namun setelah lebih dari 400 tahun, keindahan yang sama tetap ada di sini. Waktu boleh berganti,
namun Shalimar tetap menawan.
Air mancur buatan di dalam taman. Foto: Khiththati/acehkini Berlatar perbukitan menambah keasrian taman. Foto: Khiththati/acehkini