Anda di halaman 1dari 44

Biografi Pengarang

NH. Dini
dan Hasil Karyanya

Kelompok 1 (XII IPS 1)


1. Abia Sharla 4. Aishyafara Noor Ramadhani
2. Aditya Lazuardi Gumintang 5. Alexandra Abial Hehanussa
3. Aditya Mahameru 6. Andreas Patarniari S
~ NH. Dini ~
Nama Lengkap : Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin
Nama Panggilan : NH Dini
Tempat Lahir : Semarang, Jawa Tengah
Tanggal Lahir : Sabtu, 29 Februari 1936

Keluarga
Nama Ayah : Saljowidjojo
Nama Ibu : Kusaminah
Nama Suami : Kusaminah
Nama Anak : -Marie Claire Lintang
-Pierre Louris Padang

Sumber tautan : https://biografi-tokoh-ternama.blogspot.com/2017/03/biografi-nh-dini-sastrawan-novelis-dan-feminis-indonesia.html?m=1

2
Riwayat Pendidikan NH. Dini
NH. Dini mulai bersekolah SD sejak 1950 di salah satu
sekolah di Semarang, Jawa Timur.
Setelah lulus SD beliau melanjutkan studi masih di kota
Semarang dari SMP hingga lulus SMA.

Tak hanya menempuh pendidikan formal, Dini juga pernah


menempuh pendidikan non formal pada saat kecil.
Yakni dengan mengikuti pramugari GIA di Jakarta tahun
1956 dan kursus B 1, Sejarah, dari tahun 1957 hingga 1959.

3
RIWAYAT KEGIATAN
Sosial Politik
- Mendirikan perkumpulan
seni kuncup
- Mekar Bersama Kakaknya Tidak disampaikan
(kegiatannya adalah Karawitan dalam sumber referensi
dan Sandiwara)
mengenai hal ini
- Aktivis Feminisme
- Aktivis Rekreatif
- Anggota Redaksi Ruang
Kebudayaan

4
Hasil Karya NH.Dini
11. Cernunnos Dewa Menjangan:
1. Dua Dunia: Kumpulan Cerpen (1956) Dongeng dari Galia 2 (1981)
2. Jepun Negerinya Hiroko 12. Amir Hamzah, Pangeran dari
3. Pada Sebuah Kapal (1972) Seberang (1981)
4. La Barka (1975) 13. Kuncup Berseri (1982)
5. Namaku Hiroko (1977) 14. Orang-orang Tran (1983)
6. Keberangkatan (1977) 15. Segi dan Garis (1983)
7. Sebuah Lorong di Kotaku (1978) 16. Pertemuan Dua Hati (1986)
8. Padang Ilalang di Belakang Rumah (1979) 17. Sekayu (1988)
9. Langit dan Bumi Sahabat Kami (1979) 18. Istri Konsul: Kumpulan Cerpen
(1989)
10. Genevieve dari Paris: Dongeng dari Galia 1 (1981)
19. Jalan Bandungan (1989)
20. Tirai Menurun (1993)

5
Hasil Karya NH.Dini
28. Janda Muda (2003)
21. Hati yang Damai (1998)
29. Dari Fontenay ke Magallianes (2005)
22. Cerita Rakyat Dari Prancis 2 (1999)
30. La Grande Borne (2007)
23. Kembang Mayang (28 Cerita Pendek
Perempuan Cerpenis 31. Seri Kenangan Nh. Dini (2008)
Indonesia) (2000) 32. Argenteuil: Hidup Memisahkan Diri (2008)
24. Kemayoran (2000) 33. Dari Rue Saint Simon ke Jalan Lembang
(2012)
25. Monumen (2002)
34. Dari Ngalian ke Sendowo (2015)
26. Dari Parangakik ke Kamboja (2003)
35. Gunung Ungaran: Lerep di Lerengnya,
27. Pencakar Langit (2003)
Banyumanik di Kakinya
(2018)

6
“Pertemuan Dua Hati”

1. Abia Sharla
XII IPS 1

7
Identitas Buku

Judul buku : Pertemuan Dua Hati


Penulis : Nh.Dini
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit : 2003
Tebal buku : 85 halaman

https://www.goodreads.com/book/show/3044755-
pertemuan-dua-hati

Sumber tautan/link : https://edwardivanfadli.wordpress.com/2016/08/14/resensi-novel-pertemuan-dua-hati


/

8
Penokohan dan Perwatakan
Tokoh Utama : Bu Suci dan Waskito,
Tokoh Sampingan : Suami Bu Suci, Anak ke-2 Bu Suci Laki-Laki, Kepala Sekolah, Guru-Guru SD Semarang,
Orang tua Waskito

PERWATAKAN
Bu Suci: (protagonis) baik, penyayang, tanggung jawab, tekun, penurut kepada suami, penyabar
Waskito: (antagonis, menjadi protagonis di akhir cerita). Nakal, sering membolos, suka mengacau di kelas
Suami Bu Suci: (protagonis) tanggung jawab, rajin, pengertian terhadap keluarga, dan penuh perhatian kepada
isteri dan anak-anaknya
Anak ke-2 bu suci laki-laki: diceritakan mengidap penyakit ayan, penyabar dan tabah.
Kepala Sekolah: (protagonis) baik, ramah, bijaksana, tegas, berwibawa, toleran, dan pengertian.
Guru-guru SD Semarang: baik, tetapi kebanyakan kurang peduli dan kurang peka terhadap anak didiknya.
Orang tua Waskito: (antagonis) kurang peduli terhadap anaknya, suka memukuli anaknya, kurang perhatian, dan
tidak mendidik anak dengan baik

9
Latar / Setting
Latar Tempat
Rumah Bu Suci, Sekolah Dasar di Kota Semarang, Purwodadi, Perusahaan, Kota
Semarang, Mrican, Ruang Dokter, Ruang Kelas, Rumah Nenek Waskito, Rumah
Orang tua Waskito, Rumah Bude Waskito, Rumah Sakit Syaraf, Lapangan Sekolah,
dan Pabrik Makanan

Latar Waktu
pagi, siang, sore, dan malam hari

Latar Suasana
sabar, prihatin, kesal, bingung, marah, sedih, kacau, dan pada akhir cerita semua
senang dan bahagia karena Waskito telah menjadi anak yang baik dan pandai
berKat usaha dan keuletan Bu Suci dalam mengajar dan mendidik Waskito
Ringkasan Cerita
Bu suci adalah seorang guru SD. Hampir 10 tahun mengajar di Purwodadi. Dia tinggal bersama Suami, 3 orang
anaknya, dan uwaknya. Suaminya bekerja sebagai montir di sebuah perusahaan di kotanya. Beberapa bulan lalu
Suaminya pindah ke Semarang, tepatnya di daerah Mrican.

Anak keduanya sakit panas, batuk, dan selesma. Bu Suci membawanya ke Dokter Perusahaan. Dokter
memberinya obat dan menyarankan untuk dibawa ke Rumah Sakit. Setelah ada masalah di rumahnya karena
anaknya yang sakit itu, ditambah lagi masalah disekolah tempat ia mengajar.Dari murid-muridnya, dia mengetahui
bahwa teman-temannya tidak menyukai Waskito. Menurut guru-guru yang pernah mengajar kelas tersebut,
mereka menganggap Waskito sebagai murid yang sukar. Kemarahan didorong oleh hati yang kurang perhatian
dari keluarganya.

Pada waktu istirahat, Waskito mengamuk. Guru-guru mengusulkan agar Waskito dikeluarkan dari Sekolah. Kepala
Sekolah pun mengabulkan permintaannya. Sejak kejadian itu, pada waktu istirahat Bu Suci lebih sering berada di
Kelas. Bu Suci pun mengobrol Waskito. Rapor Waskito berikutnya berisi angka-angka yang baik. Waskito tidak
pernah mengacau seperti yang dilakukan tempo hari

11
Pesan Yang Terkandung

1) Hendaklah bersabar dan tabah dalam menjalani kehidupan yang penuh dengan cobaan

2) Jangan pernah melihat seseorang dari sisi buruknya saja

3) Rajin dan tekunlah dalam belajar

4) Jadilah orang tua yang selalu peduli kepada anak-anaknya.

12
“Keberangkatan”

2. Aditya Mahameru
XII IPS 1

13
Identitas Buku

Judul : Keberangkatan
Pengarang : Nh. Dini
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun t e r b i t : 2002
Tebal b u k u : 1 9 1 halaman

https://www.mjbrigaseli.com/2019/02/sino
psis-novel-keberangkatan-karya-nh.html

Sumber : h t t p: / /r w i j a y a n t o.b l o g s p o t.c o m/2 0 1 3/1 0/r e s e n s i-n o v e l.h t m l

14
Penokohan dan Perwatakan
Tokoh Utama : Elisa
Tokoh Sampingan : Lansi, Ibu Elisa, Ayah Elisa, Wati, Suku Harjito, Rama Beick, Tuan Sayekti, Talib Silvi

PERWATAKAN
Elisa : pengiba, pendiam, sabar
Lansi : sabar dan teliti
Ibu Elisa : matrealistis
Wa ti : lemah le mb ut dan keibuan
Ayah Elisa : penyanyang, pengecut dan baik hati
Suku harjito : pengecut, tidak tegas
Rama beick : ramah dan tidak sombong, sabar
Tuan Sayekti : baik, pekerja keras, gigih, ramah dan saleh
Talib : pemarah, pendiam, pasrah
Silvi : baik dan pengertian

15
Latar/Setting

Latar tempat
Di bandara pabaen dan imigrasi, di bandara bagian penerangan, di bandara di
ruang pasang, bandara di ruang tunggu di pelabuhan udara.

Latar waktu
Siang hari, sore hari, dan malam hari

Latar suasana
Bahagia, sedih, suka, marah
Ringkasan Cerita
Elisabet Frissart merupakan seorang pramugari k et uru na n Belanda yang jatuh cinta kepada tanah air dan bangsa Indonesia. Elisabet lebih m em i l i h
bertahan di Indonesia dia merasa bahwa diri nya adalah orang Indonesia sehingga t i d a k tergoda u n t u k i k u t “berangkat ” ke negara Belanda bersama
keluarganya ketika terj adi aksi anti Belanda dan anti Barat pada masa Soekarno. Ia meli hat keberangkatan keluarganya dan orang-orang sebangsanya ke
negeri Belanda. Selama berada di Indonesia, Elisa tinggal di suatu r u m ah pondokan bersama Lansih, sahabatnya dan empat pegawai Garuda yang lain.

Seperti gadis-gadis lain, Elisa berangan-angan u n t u k membina sebuah r u m a h tangga. Di antara kenalan-kenalan i t u Elisa mempunyai pilihan yang
beragam, ada Peter, Luis, dan Rudi. Namun hanya Rudi-lah yang paling dekat dengan Elisa tetapi Elisa berhasil menempatkan d i r i di daerah net ral
sehigga be l um ada hubungan yang khusus antara dirinya dengan Rudi. Hingga suatu k et ika ketik a Elisa dikenalkan oleh Lansih kepada Sukoharjito,
saudara Lansih. Elisabet jatuh cinta kepada Sukoharjito, pemuda asal Solo. Sukoharjito bekerja pada bagian P rotokol di istana. Dengan pemuda ini ia
benar-benar jatuh cinta dan percaya kepadanya. Suatu hari, Elisa diajak Sukoharjito u n t u k mengunjungi orang tuanya yang berada di Solo pada saat
lebaran. Keluarga Sukoharjito m eny a m but ram ah kehadiran Elisa.

Suatu ketika, Elisa berkenalan dengan Tuan Sayekti,untuk m em i n ta i nformasi tentang Talib, seseorang yang m e n u r u t Elisa adalah ayah kandungnya
yang k i ni tinggal di Surabaya, t e m p at masa kecil Elisa. Di sisi lain, Elisa diperkenalkan oleh kawannya dengan seorang wartawan bernama Gail,
pertemanan dengan Gail pu n cu k up menyenangkan bagi Elisa. Hingga suatu keti ka akhirnya Elisabet p un harus menerima kenyataan berat bahwa
kekasihnya telah mengkhianati dirinya dengan menikahi orang lain dan dari orang lain Elisa mendengar bahwa kekasihnya i t u segera kawin dengan
kemenakan ajudan presiden yang telah dihamilinya. Elisa sangat t e r k e j u t mengetahui hal tersebut.

Semenjak kejadian i t u, Elisa menjadi berbeda. Ia lebih sering menyendiri ketimbang bergaul dengan yang lain. Teman-teman Elisa khawati r meli hat
keadaan Elisa yang seperti ini, t a k terkecuali Gail. Gail p un akhirnya berhasil mengubah suasana hati Elisa kembali seperti sedia kala. Suatu hari Elisa
mengalami suatu kecelakaan pesawat pada saat jam kerjanya. K ab ar ini tersiar sampai ke telinga Gail. Hingga akhirnya Elisa memutuskan mengurus
perpindahannya ke negeri Belanda. Keinginan meninggalkan Indonesia yang semula disebabkan oleh Sukoharjito, semakin hari semakin bertam bah
sebab-sebabnya. Elisa merasa t i d ak yakin dengan dirinya yang sekarang. Elisa m em beri tahukan kepindahannya ini kepada Gail. Elisa menjelaskan
semua yang dirasanya kepada Gail. Hingga akhirnya Elisa dan Gail p un menyadari ada rasa diantara keduanya. Rasa yang membawa Elisa berangkat ke
Belanda dengan hati rawan tetapi tenang.

17
Pesan Yang Terkandung

1) Bagaimana pun kondisi ki ta berasal, k ita harus tetap


menerimanya dengan b e rp i k i r positif.

2) Jangan cepat putus asa dalam menghadapi segala masalah.

3) Akan selalu ada hikmah dari setiap masalah yang ki ta hadapi.

18
“Namaku Hiroko”

3. Aditya Lazuardi Gumintang


XII IPS 1

19
Identitas Buku

Judul : Namaku Hiroko


Pengarang : NH. Dini
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Kota Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 1977

http://3.bp.blogspot.com/-
wjU4AOY23eY/T22ciDCDiVI/AAAAAAAA
ARY/7BrXyx5m9gc/s1600/hiroko.jpg

Sumber Tautan : http://sastra33.blogspot.com/2012/03/sinopsis-novel-namaku-hiroko-karya-nh.html

20
Penokohan dan Perwatakan
Tokoh Utama: Hiroko
Tokoh Sampingan: Tomiko, Emiko, Sanao, Nakajima-san, Yukio Kishihara, Suprapto, Natsuko,
Yoshida

PERWATAKAN
Hiroko : Pekerja keras, gegabah, mempunyai nafsu yang besar, ambisius, optimistis, penurut,
mudah bersosialisasi dengan lingkungan baru, materialistis, memandang seseorang hanya dari fisik
dan hartanya saja.
Tomiko : Baik hati dan ringan tangan.
Emiko : Sabar, tidak pernah marah, lembut, tegas, bijaksana.
Sanao : Tidak bertanggungjawab, bernafsu besar.
Nakajima-san : Pendiam, dermawan, pengertian, suka menolong.
Yukio Kishihara : Kaku, bernafsu besar, dermawan.
Suprapto : Sopan, baik hati, rela berkorban, bertanggung jawab, rajin belajar.
Natsuko : Kaku, pendiam, sulit bergaul, sopan santun, patuh pada norma dan nilai-nilai kebudayaan,
penurut, baik hati.
Yoshida : Tidak setia, bernafsu besar, genit.

21
Latar/Setting
Latar tempat:
Jepang : Kyushu (tempat asal Hiroko), Tokyo, Kyoto, Rokko, Osaka.
Indonesia   : Jawa Tengah, Bali, Jakarta.

Latar waktu:
Peristiwa pada novel ini terjadi setelah Perang Dunia ke-II berakhir.

Latar suasana:
Menyedihkan, Mengharukan, Menegangkan, Membahagiakan  
Ringkasan Cerita
Hiroko gadis berusia 16 tahun yang berasal dari desa Kyusu, Kehidupan Hiroko di desanya perekonomian
keluarganya sangat memperhatinkan itulah yang menyebabkan Hiroko untuk mencoba mengadu nasib di kota
padahal Hiroko tidak mempunyai keterampilan apapun maklum di desanya Hiroko tidak mampu melanjutkan
pendidikan hingga ke tingkat tinggi, Hiroko mempunyai 2 saudara semua saudaranya lelaki dan Ibu kandung
Hiroko telah meninggal dunia sehingga Hiroko diasuh oleh Ibu tiri yang jauh lebih baik dan perhatian dari ibu
kandungnya, Sedangkan ayah Hiroko bekerja di sebuah ladang hanya bisa mencukupi kebutuhan keluarganya.

Setelah Sampai di kota tanpa membawa keterampilan apapun Hiroko bertemu dengan seorang tengkulak yang
mengajaknya untuk bekerja menjadi pembantu rumah tangga. Sejak bekerja mulailah kehidupan Ekonomi
keluarga Hiroko membaik. Pekerjaannya dijalaninya dengan suka cita. Karena ingin memperoleh penghasilan
yang lebih besar dan ingin menghindari majikannya yang sering mengajaknya berhubungan intim, maka Hiroko
mencoba peruntungannya di kota besar, ia melamar pekerjaan di sebuah toko besar sebagai pramuniaga.

Merasa Hiroko mempunyai bakat, kemampuan, kemauan keras, dan keluwesannya ia bahkan bukan hanya
menjadi pegawai biasa, tetapi juga dipercaya menjadi model bagi produk yang dijual toko itu. Dari sinilah karier
Hiroko pun kian menanjak, keuangan membaik dan pergaulannya semakin luas dan bebas.

23
Pesan Yang Terkandung

1) Bersemangatlah untuk menggapai cita-cita kalian, karena cita-cita tidak akan bisa berhasil
jika kita hanya bermalas-malasan saja.

2) Janganlah memandang seseorang dari segi fisik dan materi saja, karena itu bukanlah tolok
ukuran kebaikan seseorang.

3) Janganlah selalu menuruti nafsu duniawi kita, karena tujuan hidup bukan hanya untuk
duniawi saja.

4) Jadilah orang yang mawas diri dan dapat menyaring antara hal yang baik untuk dilakukan
dan buruk untuk ditinggalkan.

24
“Pada Sebuah Kapal”

4. Aishyafara Noor Ramadhani


XII IPS 1

25
https://www.tagar.id/Asset/uploads/350292-nh-dini.jpeg

Penulis : NH. Dini


Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Identitas Tahun Terbit : 1976

Buku Kota Terbit


Tebal
: Jakarta
: 325 Halaman

Sumber Tautan : https://alif.id/read/m-iqbal/mendaras-pada-sebuah-kapal-karya-nh-dini-b213664p /

26
Penokohan dan Perwatakan
Tokoh Utama: Sri
Tokoh Sampingan: Michel,Charles,Sutopo,Carl

PERWATAKAN
Sri : keras kepala, sabar, tegar.
Michel : penyayang.
Saputro : bertanggung jawab, penyayang.
Charles : pemarah, pelit, egois.
Sutopo : perhatian, suka menasehati.
Carl : sedikit sombong..

27
Latar/Setting
Latar Tempat
Rumah Sri, Rumah paman Sri, Tempat siaran radio, Sanggar tari ayah Sri, Kapal Pesiar
Michel, Istana; Kobe, Jepang; Yokohama, Jepang; Marceille, Paris; Salatiga,
Ruang kerja/kamar Michel, Dermaga kapal, London, Bali, Semarang

Latar Waktu
Pagi, siang, sore, dan malam hari

Latar Suasana
Senang, sedih, terpuruk, menunggu, bangga, berduka, diambang ketidak
harmonisan Sri dan Charles
Ringkasan Cerita
Pada Sebuah Kapal menceritakan biduk pertikaian rumah tangga di ambang percerian dengan lika-liku perselingkuhan seorang
istri, buntunya pola komunikasi dan berhamburannya muara permasalahan tersebut.

- Sri keluar sekolah menengah atas kemudian bekerja sebagai penyiar radio di kotanya, Semarang

- Sri pergi ke Jakarta untuk bekerja sebagai penyiar radio. Dia menginap di rumah pamannya.

- Kakaknya yang di Semarang mengabarkan berita duka kematian ibunya karena serangan jantung. Langsung saja sorenya,
Sri, Sutopo, serta pamannya pergi ke Semarang. Dia mencoba tegar menghadapi semua ini.

- Yus, teman Sri, mengungkapkan cintanya dan ingin menikahinya. Namun, ditolak Sri karena dia belum ingin menikah dalam
waktu dekat.

- Saputro, temannya Sunarti, yang dulu pernah berkenalan dengannya juga hadir. Saputro kagum akan keahliannya menari.
Kemudian, Saputro sebagai mengajak Sri keluar rumah untuk nonton atau makan. Mereka saling mencintai. Namun, karena
Saputro sebagi pilot, seringkali ditinggal dan tak bertemu satu sama lain dalam waktu lama

- Sepuluh bulan kemudian, dia memilih dengan Charles Vincent, tapi ditolak Sutopo karena Sri belum terlalu mengenal Charles.
Ternyata benar, Charles selalu mencemoohkan Sri, Charles terlalu egois. Otoriter, dan terlalu banyak ikut campur dalam urusan
rumah tangganya.

29
Ringkasan Cerita
- Suatu waktu Charles mengajukan cuti panjang untuk berlibur di Jakarta karena sebelumnya mereka tinggal di Jepang. Kemudian, mereka
melanjutkan liburannya ke Marseille, Perancis, lalu Charles berlibur sendirian ke India dengan pesawat, sedngkan Sri ditinggalkan di Saigon,
Vietnam bersama anaknya dengan kapal pesiar. Dan disinilah kisah cinta terlarang Sri dengan seorang komandan kapal yang sudah beristri
dan mempunyai dua orang anak dimulai.

- Sri yang selama ini tidak merasakan kebahagiaan dari suaminya, dia merasa ada suatu getaran yang amat sangat mendalam ketika
bertemu dengan komandan kapal, Michel. Karena kekuatan akan ketenangan, kenyamanan dan kelembutan ketika Sri berada di
sampingnya.

- Selama berpisah, Michel dan Sri kerap dipertamukan kembali setiap ada waktu kosong diantara keduanya, atau saat Michel bisa menemui
Sri. Sri selalu mencari cara & alasan untuk memisahkan diri sementara dari Charles untuk menemui Michel.

- Beberapa bulan kemudian, Sri memutuskan untuk berhenti menari di kapal pesiar tersebut lantaran kangen akan keadaan suaminya yan
selalu melukai dirinya. Seperti biasa, Sri dengan Charles seperti tiada hubungan perkawinan karena Charles memang sibuk dan
memperlakukan Sri bukan sebagai seorang istri. Sri pun mulai jenuh dan selalu membantah apa yang dikatakan suaminya.

- Beberapa bulan kemudian, Sri bertemu Michel saat pendaratan kapal pesiar tersebut di pelabuhan Marseille. Hari pun berlalu, Michel
kembali melaut. Kali ini Sri ikut dengan Michel menuju negeri sakura, tepatnya di Kobe. Tak hanya di Kobe, Sri kerap beberapa kali berlayar
bersama Michel.

- esampainya di Marseille, kelakuan Sri dengan Charles sudah jauh berbeda. Sri berusaha untuk lepas dari ikatan perkawinan dengan
Charles, namun Charles keberatan sambil membujuk Sri untuk memaafkan suaminya. Sri mulai berbalas-balan surat lewat telegram untuk
melenyapkan kangennya dengan Michel. Seperti itulah kehidupan Sri dengan Michel, tanpa ujung kisahnya.

30
Pesan Yang Terkandung

1) Manusia harus selalu sabar

2) Harus mau menerima nasihat dari orang – orang terdekat.

3) Harus bertanggung jawab dengan langkah yang telah diambil.

4) Ambillah keputusan dengan pertimbangan yang matang.

5) Selingkuh bukan hal yang tepat untuk meluapkan rasa kerinduan yang terpendam dengan
orang lain.

31
“Sekayu”

5. Alexandra Abial Hehanussa


XII IPS 1

32
Identitas Buku

Judul : Sekayu
Pengarang : N.H Dini
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Kota

Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 1981
Tebal Buku : 181 halaman

https://www.mjbrigaseli.com/2019/02/sinopsis-novel-
sekayu-karya-nh-dini.html

Sumber : https://sadlyasharisaid.blogspot.com/2012/09/rese nsi-novel.html

33
Penokohan dan Perwatakan

Tokoh Utama : Dini


Tokoh Sampingan : Teguh

PERWATAKAN

Dini : lugu,ramah,berprestasi
Teguh : peduli,pintar,lucu

34
Latar/Setting

Latar Tempat
Rumah Dini,kebun,sekolah,pantai Parangtritris,stasiun RRI,pasar malam

Latar Waktu
Pagi, siang, sore, dan malam hari

Latar Suasana
Bingung,bahagia,sedih
Ringkasan Cerita
-Kisah cinta masa kanak-kanak Dini

-Kisah Dini pada saat memulai debut menjadi penulis

-Ekonomi keluarga Dini menurun

-Kematian ayah Dini

-Pernikahan Maryam kakak terdekat Dini

-Melebarnya pergaulan Dini

36
Pesan Yang Terkandung

1) Jangan berputus asa walaupun banyak cobaan atau masalah

2) Kita harus tabah dan selalu menyerahkan segala masalah kita kepada Tuhan Yang Maha Esa

3) Setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan

37
“Sebuah Lorong Di Kotaku”

6. Andreas Patarniari Siahaan


XII IPS 1

38
Identitas Buku

Judul buku : Sebuah Lorong DI Kotaku


Penulis : NH. Dini
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama

Tahun terbit : 1978


Tebal buku : 133 halaman

https://1.bp.blogspot.com/-
_cQyoOwKTRY/XGLbpvO96kI/AAAAAAAADRs/9W3G-9W9QsAxjD-
odw050f5LEASXCabVQCLcBGAs/s1600/Sebuah%2BLorong%2Bdi
%2BKotaku.jpg

Sumber tautan/link : https://books.google.co.id/books/about/Sebuah_Lorong_di_Kotaku.html?hl=id&id=-HW0kg-tU4gC&redir_esc=y

39
Penokohan dan Perwatakan
Tokoh Utama: Dini.
Tokoh Sampingan: Ayah, Ibu, Heratih, Nugroho, Maryam, Teguh.

PERWATAKAN
Dini : sangat memikirkan hari-hari yang harus ia lalui, mudah merasa bosan dan sangat memikirkan segala hal
yang mungkin tidak dapat dilakukannya bila ia telah bersekolah, sangat aktif
Ayah : sangat sayang terhadap keluarga dan bertanggung jawab penuh terhadap keuangan keluarga, sangat
sabar, pengertian, tegas dan mampu bertindak sebagai pemimpin
Ibu : Sangat perhatian, orang yang hidup sederhana, sangat mengagumi kedua orang tuanya
Heratih : mempunyai sifat keibuan dan hatinya lembut, patuh dan penurut pada orang tua, lemah-lembut, bersifat
dewasa
Nugroho : memiliki sifat kasar, sering menyebutkan kalimat yang jahat
Maryam : cukup aktif, cekatan
Teguh : teguh dengan pendiriannya dan teguh dengan sikap atau hal-hal yang menjadi keinginannya, anak yang
lebih menyukai kebebasan

40
Latar/Setting

Latar Tempat
Semarang, Belakang rumah, Tegalrejo

Latar Waktu
Pagi, Siang, Sore, Malam hari

Latar Suasana
Sabar, Prihatin, Marah, Bingung, Kacau, Sedih
Ringkasan Cerita
Diawali dengan penjabaran tentang sebuah rumah yang terletak di kota Semarang. Rumah itu adalah rumah yang
memiliki halaman terluas dibandingkan dengan rumah-rumah disekitarnya. Rumah yang terletak di pojok kampung
dengan halaman luas dan kebun besar yang terletak dibelakang rumah, ditumbuhi bermacam-macam pohon buah.
Disanalah kakak-kakak tokoh aku dilahirkan termasuk juga si aku. Dalam rumah tersebut mereka besar bersama dan
tumbuh dengan didikan yang baik oleh orang tuanya. Ayahnya adalah seorang pegawai PT. KAI pada masa itu. Masa
penjajahan Belanda dan Jepang mewarnai kehidupan keluarga ini. Keluarga ini terdiri atas ayah, ibu, Heratih, Nugroho,
Maryam, Teguh, dan Dini (tokoh aku). Mereka keluarga besar yang hidup sederhana walaupun sebenarnya mereka
adalah keluarga yang berpenghasilan lebih dari cukup.

Keluarga ini hidup tentram dalam bimbingan ibu yang penuh kelembutan dan ayah yang berwibawa serta bijaksana.
Suatu hari seluruh keluarga pergi ke rumah di desa, menumpang kereta api dan andong. Mereka sangat gembira
setelah sampai di rumah kakek. Mereka sekeluarga berbincang-bincang dengan kakek. Pada hari kedua mereka di
desa, bersama paman anak-anak melihat isi kebun kakek, memetik kelapa, melihat kejernihan air sungai yang mengalir
di kebun. Terdengar derit tali timba, bunyi hewan, kicau burung, dan udara segar.

Banyak yang dilakukan selama mereka di rumah kakek. Turut menjaga ladang, menghalau burung, ikut memandikan
kerbau dan menggembala bersama

42
Ringkasan Cerita
kakak laki-laki, Teguh dan Nugroho. Setelah dua hari, mereka sekelurga harus pulang meninggalkan desa kakek,
berpisah dengan paman. Sebelum kembali ke Semarang singgah di Madiun. Di Madiun mereka singgah ke rumah Pak
De dan Bu De. Di rumah ini kegiatan anak-anak selalu diawasi. Bu De di Madiun sangat berbeda dengan kakek di desa,
Bu De selalu hendak serba teratur. Karena itu Dini ‘aku’ merasa tidak puas.

Tokoh ayah dan ibu hanya diceritakan sebagaimana sifat orang tua pada anak-anaknya. Ibu dalam keluarga ini adalah
ibu yang baik dalam urusan mengurus anak-anaknya dan juga dalam mengurus hal di dapur, meskipun mereka memiliki
pembantu tetapi ibu tetap yang mengurusi makanan untuk keluarganya. Ibu juga mampu mengajar tokoh aku beserta
kakak-kakaknya dalam berdisiplin dan juga ajaran agama. Sedangkan ayah adalah orang yang tegas namun juga
mampu memanjakan anak-anaknya dengan caranya sendiri. Ayah juga seorang kepala keluarga yang baik dan
bertanggung jawab, juga bijaksana dan memiliki pengetahuan yang luas. Tampak benar bahwa ayah dan ibu Dini adalah
orang tua yang mampu mengatur anaknya dengan sangat baik, sehingga memiliki anak-anak yang baik juga patuh
sehingga menjadi anak-anak yang patut dibanggakan. Hal ini dapat terlihat dari sikap Dini dan kakak-kakaknya yang
harus bersabar menunggu ayahnya pulang kerja agar mereka dapat makan siang bersama-sama.

Ketika keadaan perang ibu mempersiapkan banyak makanan. Makanan itu disimpan di atas loteng. Setiap malam
banyak tetangga datang ke rumah untuk mendengarkan siaran radio dan mendengar tentang berita perang. ‘Aku’ dan
Maryam dijemput Paman Sarosa untuk berlibur selama bulan puasa di tempat
kakek. Sekembali dari liburan puasa ‘aku’ mulai sekolah. Semua anak-anak, kakak-kakak ‘aku,’ sekolah di HIS. Di HIS
semua murid harus berbahasa Belanda. Tapi ayah selalu mewajibkan anak-anaknya berbahasa Jawa.

43
Pesan Yang Terkandung

1) Memiliki nilai-nilai moral positif yang terlingkup pada nilai kesabaran

2) Nilai pengendalian diri

3) Nilai kekeluargaan 

4) Nilai pengajaran

5) Nilai kasih sayang

6)Nilai kepemimpinan

44

Anda mungkin juga menyukai