SKRIPSI
Oleh:
Leopold
111224020
SKRIPSI
Oleh:
Leopold
111224020
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
1. Tuhan Yesus Kristus atas berkat penyertaan dan bimbingannya selama ini sehingga
2. Orang tua tercinta Bapak Yosef Welbertus dan Ibu Yosefa Balak yang selalu mendoakan
skripsi ini.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTO
“Pada akhir hidup kita, kita tidak akan dinilai oleh berapa banyak ijazah yang telah kita terima,
berapa banyak uang yang kita hasilkan atau berapa banyak hal yang besar yang telah kita
lakukan. Kita akan dinilai oleh, saya lapar dan engkau memberikanku makan. Saya tidak
berpakaian dan engkau memberikanku pakaian. Saya tidak punya tempat tinggal dan engkau
mengajakku masuk”
(Bunda Theresa)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan penyertaan-Nya skripsi yang berjudul “Analisis Nilai-Nilai
Kemanusiaan dan Unsur Intrinsik dalam Cerpen Tanah Air Karya Martin Aleida”
ini dapat terselesaikan. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu
syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia pada
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah
memberikan dorongan dan motivasi, tugas akhir ini tidak akan segera
terselesaikan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
2. Ibu Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku ketua Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan selaku dosen pembimbing
skripsi yang selalu sabar memberikan bimbingan, semangat, dan koreksi
terhadap skripsi ini.
3. Semua Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman selama
penulis menempuh studi.
4. Keluarga besarku, Bapak Yosef Welbertus dan Ibu Yosefa Balak, dan
abangku Arsenius Bawardi. Terima kasih atas doa, dukungan, dan
dorongan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Teman-teman yang selalu mendukung dan memberikan semangat: Martina
Rustita, Gabrielle Rini Dwi Sulandi, Yoanna Daru Kusumastuti, dan
Antonius Christiandi.
6. Rekan-rekan seperjuangan PBSI Angkatan 2011 Kelas A. Terima kasih
atas kebersamaan kita selama ini.
7. Sahabat-sahabat terkasih di Asrama Sekadau Yogyakarta dan IPMKS.
Terima kasih atas kerja sama selama ini dan atas berbagai pengalaman
yang sudah kita jalani bersama selama di Yogyakarta.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
MOTO .....................................................................................................................v
ABSTRACT ........................................................................................................... ix
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Tokoh .....................................................................................17
b. Penokohan ..............................................................................19
c. Alur ........................................................................................20
d. Latar .......................................................................................21
e. Tema .......................................................................................23
g. Amanat ...................................................................................25
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................35
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN ..........................................................................................................76
BIODATA .............................................................................................................85
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
luas untuk dikaji, diteliti, dan bahkan untuk dianalisis sekalipun. Hal ini
disebabkan karena karya sastra itu sendiri yang di bangun atas berbagai
di dalamnya.
berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Hal ini disebabkan karena
sebuah karya sastra tidak dapat dipisahkan dari realita kehidupan sehari-
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang ada dalam sebuah masyarakat, sehingga dapat dikatakan pula bahwa
atau sebagai bentuk protes sosial atas masalah-masalah sosial yang terjadi
yang menyangkut kehidupan banyak orang. Hal ini bisa menjadi sebuah
inspirasi bagi pengarang, terlebih lagi apabila ia ikut terlibat secara aktif
secara utuh mengenai apa saja yang terjadi dan dapat dituangkan dalam
yang berhasil adalah para pengamat sosial sebab merekalah yang mampu
dan interaksi antara pengarang dan masyarakatnya dan tentu selalu dapat
apa yang terjadi dengan keadaan sekitar dan dalam karya tulisnya yang
pasar saja. Kebalikannya, namun ada pula pengarang yang tidak bisa
menutup mata dan menahan diri atas kenyataan hidup yang terjadi di
negeri ini. Kepekaan seorang pengarang dapat terlihat dari karya tulisnya
yang bersifat memihak. Akan sangat terasa sempit dan kabur apabila
percintaan saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
karakter yang khas dari karya tulisnya tersebut, terutama karya sastra
macam unsur pembangun karya sastra itu sendiri. Menurut Satoto (1993:
pernah diraih oleh Martin Aleida, antara lain kumpulan cerita pendeknya
2017).
Cerpen Tanah Air karya Martin Aleida ini menjadi cerpen terbaik
sepanjang tahun 2016 lalu. Cerpen berjudul Tanah Air ini ditulis pada
saat Martin Aleida melakukan riset mengenai kehidupan para eksil asal
Amsterdam, Den Haag, Berlin, Paris, Praha, dan Sofia selama tiga bulan
(Maret- Mei 2016). Hasil dari riset tersebut telah diterbitkan pada tahun
2017 lalu dalam buku yang berjudul Tanah Air Yang Hilang, ditulis
Akibat gejolak peristiwa politik yang terjadi pada tahun 1965 saat itu,
cerita pendek ini, misalnya seperti: keretakan hubungan antara orang tua
dan anak, kerinduan akan tanah kelahiran, dan berbagai masalah sosial
lain yang memberikan dampak serius pada kondisi kejiwaan sang suami.
b. Unsur-unsur intrinsik apa saja yang terdapat dalam cerpen Tanah Air
guru dan siswa. Manfaat itu antara lain sebagai berikut, yaitu:
a. Manfaat Teoretis
b. Manfaat Praktis
apa saja yang terkandung dalam cerpen Tanah Air karya Martin
bertujuan agar tidak terjadi salah pengertian dan salah tafsir terhadap
yaitu :
a. Cerita Pendek
suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan
b. Nilai Kemanusiaan
c. Pendekatan Struktural
sebagai karya yang otonom dan terlepas dari latar belakang sosial,
sejarah, biografi pengarang dan segala hal yang ada di luar karya
istilah. Bab dua merupakan tentang landasan teori yang berisi tinjauan
terhadap penelitian terdahulu yang relevan dan landasan teori berupa teori
tema, alur, latar, sudut pandang, dan gaya bahasa yang terdapat dalam
cerpen tersebut. Bab tiga berupa metodologi penelitian yang berisi jenis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
intrinsik cerpen Tanah Air karya Martin Aleida yang meliputi tokoh,
penokohan, alur, latar, tema, sudut pandang, amanat, dan gaya bahasa.
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab II ini merupakan bab landasan teori yang akan mengkaji dua hal, yaitu: (1)
penelitian yang relevan dan (2) kajian teori. Kedua hal tersebut akan di jelaskan satu
dalam Cerpen Tanah Air Karya Martin Aleida” peneliti menemukan dua
penelitian yang relevan dengan penelitian ini, penelitian tersebut antara lain:
(2014). Kedua, “Nilai Kemanusiaan dalam Novel Suatu Hari di Stasiun Bekasi
Karya Bambang Joko Susilo” diteliti oleh Alim Setiyadi mahasiswa BSI,
Penelitian yang pertama, Kadek Ari Wira Permata (2014) yang berjudul
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
seperti nilai hedonik, nilai artistik, nilai kultural, nilai etis, nilai moral, nilai
religius, dan nilai praktis. Selain nilai-nilai tersebut, ada juga beberapa nilai
kemanusiaan yang ditemukan dalam novel tersebut, seperti: kasih sayang, tolong-
menolong, keyakinan, jujur, tenggang rasa, rela berkorban, tanggung jawab, tata
karma, dan kebijaksanaan. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sumber data tertulis, sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan
persamaan dengan peneliti yaitu terletak pada kajian dan analisis permasalahan
Kadek Ari terletak pada materi yang digunakan sebagai bahan kajian berbasis
novel, sedangkan peneliti mengkaji dan menganalisis materi yang berbasis cerita
Kemanusiaan dalam Novel Suatu Hari di Stasiun Bekasi Karya Bambang Joko
tokoh dan penokohan cerpen Suatu Hari di Stasiun Bekasi karya Bambang Joko
Susilo. Pada penelitian ini, Alim Setiyadi (2012) mengkaji nilai kemanusiaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
tokoh dalam menghadapi persoalan hidup dan menerapkan Ilmu Budaya Dasar
bahan kajian yang berupa novel dan pendekatan yang digunakan untuk
yang hanya berfokus pada unsur pembangunnya saja, yakni unsur intrinsik yang
Kajian teori yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu kajian
karena jumlah halamannya yang sedikit, situasi dan tokoh ceritanya juga
14
Semua peristiwa lain yang diceritakan dalam sebuah cerpen, tanpa kecuali
sebuah cerita yang selesai dibaca dalam sekali duduk, kira-kira berkisar
dari kebenaran dan hak manusia. Pesan moral sastra lebih memberat pada
baik, hal ini agar tidak menimbulkan dan memberi kesan menggurui,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
tetapi juga untuk kepentingan keindahan. Hal ini dapat diartikan pula,
bahwa karya sastra, baik yang berupa novel ataupun cerita pendek
pendek.
yang ada dalam kesusastraan dapat dibagi menjadi empat jenis, yakni
sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
sesuatu dan sebagai wujud syukur kepada Sang Pencipta. Sikap atau
manusia.
17
eksistensi diri, harga diri, rasa percaya diri, dan lain-lain yang lebih
penokohan, alur (plot), latar (setting), tema, sudut pandang, amanat, dan
bahasa.
a. Tokoh
adalah orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama
18
1) Tokoh Utama
2) Tokoh Pembantu
tidak penting dalam cerita dan kehadiran tokoh ini hanya sekedar
3) Tokoh Protagonis
salah satu jenisnya secara populer disebut hero, yaitu tokoh yang
19
4) Tokoh Antagonis
protagonis.
5) Tokoh Kompleks
2002:181-183).
b. Penokohan
terdiri dari tokoh utama dan tambahan. Dalam cerpen, pengarang dapat
23).
20
protagonis (tokoh yang kita kagumi), dan tokoh antagonis (tokoh yang
c. Alur (Plot)
sehingga menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam
suatu cerita.
baik yang dialami ataupun yang diakibatkan oleh pelaku. Alur juga
jenis alur (plot) dalam sebuah karya sastra dibedakan menjadi tiga
1) Alur maju
masa awal hingga masa akhir cerita dengan urutan yang teratur
21
2) Alur mundur
kini/ awal dengan susunan waktu yang tidak sesuai dan tidak
3) Alur campuran
d. Latar (setting)
22
1) Latar tempat
23
2) Latar waktu
3) Latar sosial
bawah atau rendah, latar sosial menengah, dan latar sosial tinggi
(Suminto 2000:127).
e. Tema
dalam dan melalui karya fiksi. Wujud tema dalam karya fiksi,
biasanya berpangkal pada alasan tindak atau motif tokoh. Tema lebih
24
antarpria-wanita.
25
f. Sudut Pandang
cerita yang utuh. Sudut pandang pada dasarnya adalah visi pengarang,
g. Amanat
Pesan itu ada yang disampaikan secara tersirat, ada pula yang
26
h. Gaya Bahasa
pembaca.
sebagai karya yang otonom dan terlepas dari latar belakang sosial,
sejarah, biografi pengarang, dan segala hal yang ada di luar karya
27
memandang dan memahami karya sastra dari segi struktur itu sendiri.
pembaca).
satu materi yang terdapat materi siswa SMA Kelas XI semester I yaitu
Judul cerita pendek yang di analisis ialah Tanah Air karya Martin
28
tersebut dan membuat rangkuman dari karya sastra yang telah dibaca.
menghasilkan data yang tertulis dan kutipan data yang sangat berperan
melakukan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini peneliti akan memaparkan beberapa hal, yakni: (a) jenis
penelitian dan pendekatan, (b) metode penelitian, (c) subjek penelitian, (d) sumber
data dan data penelitian, (e) teknik pengumpulan data, (f) instrumen penelitian, dan
kemanusiaan dan unsur intrinsik yang terdapat dalam cerpen Tanah Air karya
bermakna bagi para guru dan peserta didik dalam menganalisis unsur nilai-nilai
deskripftif berupa kata-kata tertulis. Hal ini berdasarkan pada data pada
penelitian ini yang berupa teks tertulis, yakni cerpen Tanah Air yang terdapat
dalam buku kumpulan cerpen Tanah Air Yang Hilang karya Martin Aleida.
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
kualitatif karena penelitian ini menghasilkan data yang tertulis dan berupa kata-
pengumpulan data berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Selain itu,
sudah diteliti dan dalam laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data
Subjek dalam penelitian ini adalah salah satu teks cerpen yang terdapat
dalam buku kumpulan cerpen Tanah Air Yang Hilang karya Martin Aleida yang
terdapat dalam cerpen Tanah Air karya Martin Aleida. Sumber data dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
penelitian ini berupa buku Tanah Air Yang Hilang karya Martin Aleida yang
Penerbit : Kompas
Dalam buku ini terdapat delapan belas kisah wawancara dan satu cerpen, cerpen
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik membaca dan
teknik mencatat, terutama beberapa hal yang saling terkait dan bagian-bagian
a. Teknik Baca
isi cerpen agar mendapatkan pemahaman secara utuh tentang karya sastra
yang dibaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
b. Teknik Catat
Setelah membaca cerpen Tanah Air karya Martin Aleida, peneliti akan
penelitian ini, antara lain yaitu: penelitian yang terdahulu atau penelitian
peneliti sendiri. Instrumen berarti alat yang digunakan untuk mengumpulkan data
(Sugiyono 2009: 305). Oleh karena itu, peneliti sendiri menjadi sarana/ alat
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah teks cerpen itu
sendiri yang berupa isi dari cerpen Tanah Air karya Martin Aleida. Selain itu
digunakan juga alat bantu berupa ringkasan cerpen dan tulisan-tulisan lain yang
33
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa
yang penting dan dipelajari, dan penentuan apa yang harus dikemukakan kepada
lanjut bahwa pekerjaan analisis data bergerak dari penulisan deskripsi kasar
sampai pada produk penelitian. Dalam penelitian kualitatif, data dianalisis pada
Kemanusiaan dan Unsur Intrinsik dalam Cerpen Tanah Air Karya Martin Aleida”
1. Peneliti akan membaca secara keseluruhan isi cerpen Tanah Air karya
Martin Aleida.
34
BAB IV
PEMBAHASAN
pembahasan dari cerpen Tanah Air karya Martin Aleida. Data yang
Tanah Air. Cerpen ini terdiri dari 10 halaman. Pada cerpen Tanah
terdapat dalam cerpen Tanah Air karya Martin Aleida, agar siswa atau
mereka.
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Martin Aleida
nilai kemanusiaan secara utuh dan total, tidak hanya berkutat pada
hedonik, nilai artistik, nilai kultural, nilai etis, moral, dan religius,
a. Nilai Hedonik
37
b. Nilai Artistik
38
karya sastra. Nilai ini dapat dilihat dari kutipan (2) dan (3)
berikut ini:
tersebut.
c. Nilai Kultural
39
40
berbagai ras.
tersebut dapat dilihat melalui kutipan (6), (7) dan (8), sebagai
berikut:
41
nilai etika yang terdapat dalam cerpen tersebut. Hal ini nampak
mendasar.
e. Nilai Praktis
Dalam cerpen ini, nilai tersebut terlihat dari kutipan (9) dan (10),
sebagai berikut:
42
43
4.3. Analisis Unsur Intrinsik Cerpen Tanah Air Karya Martin Aleida
dalam cerpen, juga akan dibahas mengenai unsur-unsur fiksi yang akan
karya Martin Aleida adalah Aku, Dia, dan Han. Tokoh Aku
dalam jalan cerita ini dari awal, tengah, hingga akhir, sedangkan
tokoh bawahan dalam cerpen Tanah Air ini adalah Dia dan Han.
44
ini.
4.3.2. Penokohan
secara tegas dan jelas mengenai sifat, sikap, dan tingkah laku
mereka lalukan dalam cerpen, baik yang bersifat verbal dan non
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
terjadi.
a. Tokoh Aku
dan sosok ibu yang pekerja keras, dapat dilihat dari kutipan
46
47
b. Tokoh Dia
48
49
c. Tokoh Han
50
4.3.3. Alur
tahapan, yaitu tahap awal, tahap tengah, dan tahap akhir. Setiap
a. Tahap Awal
bertemu suaminya.
51
52
b. Tahap Tengah
53
kawannya.
54
c. Tahap akhir
cerpen ini.
I. Tahap leraian pada cerpen ini adalah ketika tokoh Aku yang
sendiri.
55
56
4.3.4. Latar
terbagi menjadi tiga, yakni: latar tempat, latar waktu, dan latar
sosial.
a. Latar Tempat
Amsterdam.
57
b. Latar Waktu
Latar waktu dalam cerpen ini adalah pagi hari dan malam
hari.
58
c. Latar Sosial
59
secara paksa oleh peristiwa politik yang terjadi saat itu. Pilihan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
namun hal itu tidak dapat mengubah apa pun yang terjadi di
61
cerpen, hal ini terlihat dari karakteristik bahasa yang lugas dan
62
a. Mengumpulkan Bahan
tabloid, surat kabar, dan buku yang berisi cerpen Tanah Air.
63
b. Menyeleksi Bahan
64
d. Menyajikan Bahan
e. Mengevaluasi Bahan
65
4.4.2. Cerpen Tanah Air Ditinjau Dari Aspek Bahasa, Psikologi Siswa,
hidup.
Cerpen Tanah Air karya Martin Aleida ini sarat akan nilai-
tawarkan kepada siwa sebagai materi ajar. Cerpen ini juga dapat
66
yang dibaca. Berikut ini adalah hasil analisis cerpen Tanah Air
a. Aspek Bahasa
67
dalamnya.
sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
tersebut.
69
70
alasan mengapa sang istri rela melakukan hal itu demi sang
71
72
tersedia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
PENUTUP
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis terhadap cerpen Tanah Air karya Martin Aleida
ada dalam cerpen ini, yakni: nilai hedonik, nilai artistik, nilai kultural, nilai etis,
moral, dan religius, serta nilai praktis. Selain itu, dalam penelitian ini digunakan
Hasil analisis unsur intrinsik cerpen Tanah Air ini sebagai berikut.
Pertama, cerpen Tanah Air karya Martin Aleida ini menampilkan tiga tokoh
dengan karakter yang berbeda-beda. Tokoh utama dalam cerpen ini adalah Aku,
tokoh lain yang ada dalam cerpen ini adalah Dia (Suami Aku) dan Han. Kedua,
alur dalam cerpen ini adalah alur campuran yang terbagi menjadi tiga tahapan,
yaitu: tahap awal, tahap tengah, dan tahap akhir. Alur dalam cerpen ini
menceritakan tentang peristiwa yang telah terjadi di masa lalu dan kembali di
ceritakan pada masa sekarang. Ketiga, latar dalam cerpen ini juga terbagi dalam
tiga latar yaitu, latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Latar tempat dalam
cerpen ini adalah Jakarta, Tiongkok, Stasiun kereta api Kanton, Belgia, Bandara
Schiphol, dan Amsterdam. Latar waktu terjadi pada pagi hari dan malam hari.
Latar sosial yang terdapat dalam cerpen Tanah Air menggambarkan tentang latar
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
belakang kehidupan tokoh Dia, dari seorang yang terpandang hingga menjadi
tentang perjuangan seorang istri yang berjuang sekuat hati membesarkan anaknya
seorang diri tanpa kehadiran sang suami karena menjadi pelarian politik diluar
negeri. Aku rela mengorbankan apa pun demi dapat berkumpul kembali dan
merawat sang suami di hari tuanya. Kelima, sudut pandang yang digunakan
dalam cerpen ini adalah sudut pandang orang pertama, pengarang bertindak
sebagai pelaku cerita. Keenam, bahasa yang digunakan dalam cerpen ini adalah
5.2. Saran
pengetahuan bagi mahasiswa program studi Bahasa Indonesia dan peneliti lain
diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan rujukan atau acuan
dalam penyusunan skripsi. Bagi peneliti lain, diharapkan juga untuk dapat
metode dan pendekatan yang lain agar mendapatkan informasi baru dan sumber
DAFTAR PUSTAKA
Darma, Budi. 2004. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen
Pendidikan Nasional.
Kurniasih, Imas & Berlin Sani. 2014. Implementasi Kurikulum 2013: Konsep &
Penerapan. Surabaya: Kata Pena.
Majid, Adul. 2014. Implementasi Kurikulum 2013: Kajian Teoritis dan Praktis.
Bandung: Interes Media.
Teeuw, A. 1988. Sastra dan Ilmu Sastra: Pengantar Teori Sastra. Jakarta:
Gramedia.
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tanah Air
(Kompas, 19 Juni 2016)
Hatiku teduh. Dia kelihatan tenang. Cuma matanya saja yang terus
memandangiku dengan ganjil. Seakan aku ini siapa, bukan istrinya. Tadi, sambil
kuku-kukunya yang panjang, hitam berdaki. Dari tangan sampai kaki. Gemertak
pemotong kuku meningkahi angin pagi yang deras dan dingin memukuli jendela.
Tanpa menatapku barang sekejap pun, seperti berbisik pada dedaunan di luar,
lagi-lagi dia mengulangi igauan yang saban pagi, menjelang matahari terbit,
diucapkannya seperti merapal mantra. Atau pesan yang aku tak tahu kepada siapa.
“Setengah jam lagi. Begitu matahari terbit, mereka akan datang membebaskan kita,”
desisnya dengan mata yang tetap saja liar, dan sepertinya aku entah di mana, tidak
berada di seberang bahunya. Siapa yang akan membebaskannya? Aku tak tahu. Dan
aku tak pernah mau bertanya. Yang jelas, janji akan pembebasan selepas subuh itulah
Aku sama sekali tak tahu bagaimana awal kesengsaraan yang kini
dia yang kukenal sejak lebih setengah abad lalu. Dari seorang wartawan olahraga
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
koran sore yang terpandang. Yang katanya sering mengintipku dari gerbang Tjandra
Naja, dekat Jakarta Kota, saat aku pulang sekolah naik sepeda. Laki-laki peranakan
yang bermata tidak sesipit mataku, tapi hatinya sungguh lapang. Dan aku merasa
tersanjung, juga bingung, ketika dalam surat pertama yang dia selipkan ke dalam
Sekarang, di tempat tidur ini, dari seorang manusia, kini dia tinggal menjalani
sisa hidup hanya sebagai seonggok daging tak berjiwa. Hampa. Aku tak tahu apa
yang menjadi pencetus penyakitnya ini. Yang membuat matanya terkadang garang.
Teramat garang. Memerah. Seperti hendak pecah. Kalau sudah begini, dia
melemparkan pandang ke luar jendela. Yang tetap bertahan adalah pernyataan kasih
sayangnya sejak dulu: kalau bangkit dia tak pernah lupa membelai lututku, persis di
Dari kawan-kawannya sesama pelarian, yang tak bisa pulang karena paspor
mereka dirampas penguasa baru di tanah yang kutinggalkan, kudengar dia merasa
sangat bersalah. Mengutuki dirinya sebagai seorang ayah yang keji, karena tidak
sekamar sering mendengar desis sebuah nama dan gedebuk berulang-ulang di dinding
78
membanjir di seluruh daratan Tiongkok, dia acapkali termenung, tak percaya akan
apa yang dia saksikan. Dia dengar di seluruh negeri itu seorang manusia sedang
dipuja melebihi dewi Kwan Im. Suatu pagi dia terperanjat. Gemetar melihat puluhan
pemuda dan tentara bertopi segi-lima, syal merah, yang sedang konferensi di satu
penyelamat yang sedang duduk entah di mana. Lewat pengeras suara, mereka
gunung-gunung menyingkirlah
Dia bersama ratusan kawan senasib disingkirkan ke sebuah kota kecil, jauh
dari Peking. Alasannya demi keamanan. Supaya tak jadi sasaran mereka yang datang
dengan senjata “Buku Merah”. Dia merasa benar-benar dikucilkan, disingkirkan, dari
dunia yang wajar. Dilarang keluar dari kompleks perumahan. Dari seorang yang
terlatih menulis, dia menjadi pengangkut kotoran manusia untuk pupuk tanaman.
tak bisa pulang ke Tanah Air itu. Ratusan jumlahnya. Mereka bertengkar, seperti
dan Peking.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
titimangsanya, surat itu terlambat empat bulan. Melalui perbatasan sejumlah negara
Eropa, diposkan di Amsterdam. Hanya secarik kertas. Dia membujukku menjual apa
saja untuk ongkos dan bertolak dari Jakarta supaya bisa berjumpa di Macao atau
Kanton. Waktu itu, pekerjaan sebagai tukang jahit dan pembuat kue sudah
pengusaha taksi supaya bisa memilih perguruan yang baik untuk anakku.
bangku panjang. Duduk berpangku tangan. Dari rona matanya, sepertinya dia
kehilangan sesuatu yang sangat berharga. Aku memanggil namanya. “Ini aku…,”
sapaku. Dia berdiri, memelukku erat-erat seperti hendak meremukkan tulang rusukku.
tak lama lagi akan membuka hubungan diplomatik dengan Tiongkok. Sehingga visa
tinggal di negara itu diperkirakan akan mudah diperoleh. Dari negara itu, katanya, dia
akan melompat ke Belanda, di mana beberapa orang temannya senasib sudah siap
Mengiyakan apa saja yang dia rencanakan. Malam kedua, ulu hatiku terasa seperti dia
tonjok, ketika dia katakan ada kabar yang sampai ke kupingnya, bahwa aku sering
pergi dengan lelaki. Lantas dia keluarkan sebuah buntalan kecil dari saku celananya.
80
“Ciumlah … Ini tanah Indonesia. Apa pun yang akan terjadi dia akan
kepala di bahuku. Semacam permintaan maaf atas tuduhan yang baru saja dia
timpakan padaku. Katanya, tanah itu dia bawa ketika meninggalkan Jakarta menuju
Tak sampai lima tahun setelah pertemuan di Kanton itu. Begitulah, kalau tak
salah ingatanku. Bajajku sudah selusin dan taksiku lima. Dengan bantuan pengarahan
dari gereja, aku bisa menyekolahkan anakku di Australia. Dia studi teknologi
pecandu sepakbola yang ingin lawannya kalah habis-habisan, dia berteriak melalui
yang dikuasai fasis itu. Terbanglah kemari! Tanahmu. Tanahku, walau segenggam,
Tak terlalu sulit untuk memenuhi keinginannya. Ada orang-orang gereja yang
dari dia. Singkat. Memerintah: jangan berangkat dulu! Keadaan tidak aman.
Maksudnya apa, aku tak tahu. Tunggu kabar selanjutnya, katanya. Padahal rumah
sudah terjual. Terpaksa aku mengontrak rumah selama setahun. Kabar susulan dari
81
Aku berniat baik, ingin berbuat kebajikan kepada suami yang kucintai. Orang
yang sayangnya pada anakku membuat dia dikungkung ketegangan karena merasa
karena takut, namun gereja membukakan pintu untukku. Walau hanya bubungan
gereja kecil. Di situlah aku tinggal sambil menunggu aba-aba keberangkatan yang
Singkat cerita, aku mendarat di Schiphol. Dia menyambutku di pintu ke luar. Dada
Orang Suriname yang paling banyak. Ruang tamunya cukup lega, dua kamar tidur,
lengkap dengan dapur dan kamar mandi yang memadai. Terletak di lantai delapan.
kesengsaraan, berupa stres yang dia tanggungkan, bertambah buruk. Apa pun aku
akan dan harus menemaninya. Sebagaimana aku harus membesarkan anakku, maka
Jarang sekali dia memulai percakapan. Hatiku melambung bahagia ketika anakku
liburan dan mengunjungi kami. Ketika dia masih duduk di sekolah dasar, dengan
susah-payah aku melerai kemarahannya terhadap ayah yang dia tuduh tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
momennya kena, kukatakan bahwa ayahnya tidak bersalah. Tak bisa pulang
menjelaskan kepadanya, bahwa ada kekuasaan yang begitu buruk rupanya, sehingga
Han, sekarang sudah terbebas dari siksa di masa kecilnya. Selain penjelasan
berulang-ulang yang kusampaikan, dia juga menjadi matang dengan jalan yang dia
temukan sendiri. Terutama oleh dunia yang bisa dia arungi lewat Google.
Han membuat dadaku mongkok. Setelah dewasa, dia berubah dalam bersikap
terhadap papinya. Suamiku yang tetap tumpul. Terkungkung dalam jiwa yang remuk.
Setelah putra tunggal kami itu kembali ke Australia, ketegangan yang dialami
tidur, dia tak habis-habisnya mengutuk dirinya sendiri. Karena ucapan anaknya yang
masih kecil, bahwa dia bukan seorang ayah yang bertanggung jawab.
“Sudahlah . Dengarlah baik-baik. Tuduhan anakmu itu „kan kau dengar dari
kawan-kawamu di Tiongkok „kan? Sama seperti kau juga dengar bahwa aku menjual
diri kepada lelaki lain. Aku tak mempedulikan omong-kosong orang. Kalau
kumasukkan ke dalam hati, aku bisa gila. Dengarlah baik-baik. Selama Han bersama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
kita di sini, dia memanggilmu Papi. Papi…! Kau ingat „kan? Tidakkah kau bisa
menafsirkan sebutannya padamu itu sebagai tanda permintaan maaf. Bahwa kau
adalah ayahnya yang baik. Bahwa kau tak pulang-pulang bukan lantaran
kehendakmu.”
Tapi, dia cuma membatu. Tak bergetar. Apa yang berkecamuk di dalam
***
Hatiku terasa teduh. Dan dia kelihatan lebih tenang. Cuma matanya yang terus
melongok ke jendela.
“Sudah potong kuku. Sudah mandi. Sudah sarapan. Kita tinggal tunggu.
Nanti dokter akan datang,” bujukku. Saya pamit mau membuang sampah, menyiram
Di beranda aku merawat taman kami yang mungil, sekitar setengah kali dua
meter. Di situ kutanam rose, juga dua pohon pisang, agar Indonesia tidak terlalu jauh
dari kami.
Telepon berdering. “Saya psikiater yang akan mengunjungi suami Nyonya. Apakah
“Tunggu ya...”
menjinjing vacuum cleaner ke kamar tidur, aku disentak gordin yang berkibar sejadi-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
jadinya disapu angin. Jendela ternganga. Tempat tidur melompong. Aku berteriak
memanggilinya. Tak ada jawaban. Aku lari ke kamar mandi. Dia tak ada di situ.
Toilet kosong. Secepat petir pikiranku terbang. Suara orang yang menelepon, yang
mana…?!”
Kukunci seluruh ruangan. Cepat aku melangkah ke lift. Kupencet angka nol di
panel. Begitu keluar dari lift, kudengar jeritan ambulans yang merapat di ujung
selimut. Aku tak tahu sekuat apa aku menjerit. Sebesar apa mulutku terkuak
jemarinya masih mengepal tanah merah berbalut kain putih. Di dekatnya ada secarik
kertas yang berkata: Tanah Air Indonesia. Kalau terjadi apa-apa tolong hubungi
Martin Aleida, Lahir 1943 di Tanjung Balai, Sumatera Utara, menghabiskan lebih
dari lima puluh tahun usianya di Jakarta, sebagai mahasiswa, wartawan, penulis
lepas. Awal 2016, selama tiga bulan, dengan dukungan sejumlah tokoh, mengadakan