Anda di halaman 1dari 17

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap makhluk hidup membutuhkan makanan. Tanpa makanan, makhluk


hidup akan sulit dalam mengerjakan aktivitas sehari-harinya. Makanan dapat
membantu kita dalam mendapatkan energi, membantu pertumbuhan badan dan
otak. Memakan makanan yang bergizi akan membantu pertumbuhan kita, baik
otak maupun badan. Setiap makanan mempunyai kandungan gizi yang berbeda.
Protein, karbohidrat, lemak, dan lain-lain adalah salah satu contoh gizi yang akan
kita dapatkan dari makanan. Setiap jenis gizi yang kita dapatkan mempunyai
fungsi yang berbeda. Karbohidrat merupakan sumber tenaga yang kita dapatkan
sehari-hari. Salah satu contoh makanan yang mengandung karbohidrat adalah
nasi. Protein digunakan oleh tubuh untuk membantu pertumbuhan kita, baik otak
maupun tubuh kita. Lemak digunakan oleh tubuh kita sebagai cadangan makanan
dan sebagai cadangan energi. Lemak akan digunakan saat tubuh kekurangan
karbohidrat, dan lemak akan memecah menjadi glukosa yang sangat berguna bagi
tubuh kita saat kita membutuhkan energi.
Kebutuhan beras sebagai bahan pangan pokok terus mengalami peningkatan
sejalan dengan pertambahan penduduk, disamping disamping ada masyarakat
yang semula makanan pokoknya non beras beralih ke beras. Untuk mengurangi

ketergantungan terhadap beras sebagai sumber karbohidrat perlu dicari bahan


pangan lain sebagai sumber karbohidrat alternatif.

II. PEMBAHASAN

Beberapa ragam jenis bahan pokok alternatif dan pemetaan potensi


masing-masing daerah serta manfaat dari jenis pangan tersebut pangan
tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Ketela Pohon

Singkong atau yang biasa disebut ketela pohon (Manihot utilissima)


merupakan tanaman tahunan tropika dan subtropika dari famili Euphorbiaceae.
Hasil dari ketela pohon yang berupa umbi dikenal sebagai salah satu makanan
pokok penghasil karbohidrat di samping beras dan jagung yang merupakan
makanan pokok khas masyarakat Indonesia dan daunnya sebagai sayuran.
Ketela pohon menurut sejarah merupakan tanaman Brazilia yang sudah
menyebar ke berbagai negara di seluruh dunia. Ketela pohon pada umumnya
tumbuh dan beradaptasi secara luas di Indonesia. Tanaman ini tumbuh dan
berproduksi dari daerah dataran rendah hingga dataran tinggi.
3

Adapun pemanfaatan dari ketela pohon yaitu dapat digunakan sebagai


bahan baku industri pembuatan tepung tapioka, tepung gaplek, serta bahan
pembuatan etanol, gasohol, dan lainnya.
2. Garut atau Arairut

Garut, arairut atau irut (Maranta arundinacea) adalah sejenis tumbuhan


berfamili Marantaceae berbentuk terna yang menghasilkan umbi yang dapat
dimakan. Garut tidak menjadi sumber pangan pokok namun tanaman ini kerap
ditanam di pekarangan di pedesaan sebagai cadangan pangan pada saat musim
paceklik. Tanaman ini merupakan tanaman yang memerlukan iklim panas dan
kondisi yang basah yaitu pada ketinggian 0 m 900 m dpl, namun tanaman ini
dapat umbi yang optimal pada jenis tanah berpasir atau diantara ketinggian 60
m 90 m dpl.
Umbi yang dihasilkan oleh tanaman garut menghasilkan pati yang
berkualitas tinggi, berukuran halus dan berharga mahal. Rimpang garut juga
dapat dijadikan sumber karbohidrat alternatif untuk menggantikan tepung

terigu. Rimpang segar mengandung air 6972%, protein 1,02,2%, lemak


0,1%, pati 19,421,7%, serat 0,61,3% dan abu 1,31,4%. Tepung garut baik
untuk dikonsumsi oleh orang yang lemah atau yang baru sembuh dari sakit,
karena mudah dicerna oleh penderita masalah perut atau masalah usus. Tepung
ini juga digunakan sebagai pengenyal berbagai macam makanan, bumbu, sup,
gula-gula, masakan dan makanan pencuci mulut seperti puding dan es krim.
Bubur dari rimpang yang masih segar digunakan sebagai obat oles luka dan
luka bernanah; patinya dicampur dengan air atau susu digunakan untuk
mengobati masalah-masalah perut (misalnya mengobati keracunan) dan diare.
Seluruh bagian rimpang yang belum berserat dapat dimakan dengan cara
dikukus atau dipanggang lebih dulu. Bubur yang dihasilkan dari rimpang
dipakai dalam pabrik kertas, karton, bantal dan papan tembok, dan patinya
sebagai bahan dasar bedak, lem dan sabun. Ampas sisa pembuatan tepung
dimanfaatkan untuk pakan ternak dan pupuk. Daunnya digunakan sebagai
pembungkus. Sementara itu, beberapa kultivar garut dengan daun yang
berwarna menarik digemari pula sebagai tanaman hias.
Tanaman ini telah dikenal dan dikonsumsi di berbagai daerah dengan
nama dan penyebutan yang berbeda-beda, semisal di Sunda tanaman ini
dinamakan patat sagu, sedangkan di Madura dinamakan marus, di Ternate
disebut huda sula dan di Melayu dinamakan sagu betawi, sagu belanda atau
airut.

3. Gembili

Gembili (Dioscorea sp.), berbagai jenis gembili ditemukan di kebun


petani di Papua. Spesies yang paling banyak adalah D. alata dan D. esculenta.
Gembili biasanya ditanam dalam jumlah terbatas, meskipun penduduk sangat
menyukainya. Hal ini disebabkan ketersediaan bibit terbatas dan umur
panennya agak lama, yaitu 79 bulan. Gembili dikonsumsi dalam bentuk
gembili rebus atau bakar, meskipun dapat pula diolah menjadi berbagai kue
atau kolak gembili.
Tanaman gembili tersebar di beberapa wilayah Papua, terutama di
Merauke. Suku Kanum di Merauke sebagai salah satu sub suku Marind yang
mendiami Taman Nasional Wasur mengonsumsi gembili secara turun-temurun
sebagai makanan pokok. Namun saat musim paceklik atau belum memasuki
masa panen gembili, penduduk melakukan kegiatan berburu dan sebagai
pangan alternatifnya adalah sagu dan pisang. Sistem budi daya gembili sudah
menyatu dengan kehidupan masyarakat suku Kanum karena mempunyai nilai

budaya yang tinggi, yaitu sebagai mas kawin serta pelengkap pada upacara
adat. Tanpa gembili, suku Kanum tidak dapat melaksanakan pernikahan.
Dengan demikian, budidaya gembili bagi suku Kanum merupakan suatu
keharusan. Tingginya perhatian masyarakat suku Kanum terhadap gembili
merupakan peluang sekaligus tantangan untuk mengembangkan gembili di
masa mendatang. Masyarakat suku Kanum membudidayakan berbagai kultivar
gembili, menamakan kultivar gembili berdasarkan karakter morfologi umbi.
Sistem budi daya bergantung pada jenis gembili yang ditanam. Umumnya
gembili dibudidayakan dengan menggunakan tajar dari bambu dengan tinggi
2,504 m. Untuk menjamin keberlanjutan konsumsi, gembili yang dipanen
disimpan di suatu tempat dalam rumah kecil yang diberi nama keter meng.
Rumah kecil tersebut terbuat dari bambu dan beratapkan kulit kayu bus
(Melaleuca sp.) agar gembili terhindar dari sinar matahari langsung.
4. Sukun

Sukun (Artocarpus altilis) adalah nama sejenis pohon yang berbuah.


Sukun menurut sejarahnya merupakan tanaman yang berasal dari New Guinea,
Pasifik. Sukun merupakan tanaman yang dapat tumbuh baik pada lahan kering
7

(daratan), dengan tinggi pohon dapat mencapai 10 m atau lebih. Menurut


Pustaka Litbang Deptan, buah sukun telah lama dimanfaatkan sebagai bahan
pangan. Di daerah Fiji, Tahiti, Hawai, Samoa dan Kepulauan Sangir Talaud,
buah sukun dimanfaatkan sebagai makanan tradisional dan makanan ringan.
Bahkan dalam lingkup internasional buah sukun dikenal dengan sebutan bread
fruit atau buah roti dikarenakan kelezatannya sebagai buah, namun juga
memiliki kandungan karbohidrat yang tidak kalah dari beras, gandum dan
jagung.
Buah sukun (tak berbiji) merupakan bahan pangan penting sumber
karbohidrat di pelbagai kepulauan di daerah tropik, terutama di Pasifik
dan Asia Tenggara. Sukun dapat dimasak utuh atau dipotong-potong terlebih
dulu: direbus, digoreng, disangrai atau dibakar. Buah yang telah dimasak dapat
diiris-iris dan dikeringkan di bawah matahari atau dalam tungku, sehingga awet
dan dapat disimpan lama.
Di pulau-pulau Pasifik, kelebihan panen buah sukun akan dipendam
dalam lubang tanah dan dibiarkan berfermentasi beberapa minggu lamanya,
sehingga berubah menjadi pasta mirip keju yang awet, bergizi dan dapat dibuat
menjadi semacam kue panggang. Sukun dapat pula dijadikan keripik dengan
cara diiris tipis dan digoreng.
Sukun dapat menghasilkan buah hingga 200 buah per pohon per tahun.
Masing-masing buah beratnya antara 400-1200 gr, namun ada pula varietas
yang buahnya mencapai 5 kg. Nilai energinya antara 470-670 kJ per 100 gram.
8

Tidak mengherankan bila sukun menarik minat para penjelajah Barat, yang
kemudian mengimpor tanaman ini dari Tahiti ke Amerika tropis (Karibia) pada
sekitar akhir 1780an untuk menghasilkan makanan murah bagi para budak di
sana.
Daging buah yang telah dikeringkan dapat dijadikan tepung dengan
kandungan pati sampai 75%, 31% gula, 5% protein, dan sekitar 2%lemak.
Daunnya dapat dijadikan pakan ternak. Kulit batangnya menghasilkan serat
yang bagus yang pada masa lalu pernah digunakan sebagai bahan pakaian
lokal. Getahnya digunakan untuk menjerat burung, menambal (memakal)
perahu, dan sebagai bahan dasar permen karet. Kayu sukun atau timbul berpola
bagus, ringan dan cukup kuat, sehingga kerap digunakan sebagai bahan alat
rumah tangga, konstruksi ringan, dan membuat perahu. Timbul, kulur, atau
kluwih (yang berbiji) lebih banyak dipetik saat muda, untuk dijadikan
sayur lodeh, sayur asam, atau ditumis dengan cabai. Biji timbul yang tua juga
kerap direbus, digoreng, atau disangrai untuk dijadikan camilan.
5. Jagung

Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang
terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di
Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di
Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura
dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain
sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan
maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari biji), dibuat tepung (dari biji,
dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri
(dari tepung biji dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa,
yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah
direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi.
Di Indonesia jagung diberdayakan untuk memenuhi berbagai keperluan
baik pangan maupun non pangan. Sebagai bahan pangan beberapa hasil
olahannya meliputi: pati, tepung jagung, snack, berondong (pop corn), jenang,
nasi jagung, sirup jagung dan lain sebagainya. Sebagai bahan non pangan
beberapa manfaat dari jagung adalah sebagai berikut, misalnya digunakan
sebagai bahan pakan ternak, pupuk kompos, bahan pembuat kertas dan kayu
bakar. Di Indonesia beberapa sentra penghasil utama tanaman jagung ialah
Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat,
D.I. Yogyakarta, dan lain sebagainya. Penyebaran tanaman jagung yang dapat
tumbuh dan berproduksi secara merata di manapun, dikarenakan karakteristik
tanaman jagung yang merupakan tanaman yang dapat tumbuh di daerah subtropis maupun tropis.
10

11

6. Sagu

Sagu (Metoxylon sagu Rottb.) merupakan salah satu sumber pangan


populer bagi sebagian masyarakat Indonesia di Indonesia Timur dan sebagian
daerah Pulau Sumatera. Di Indonesia sendiri potensi mengenai sagu sebagai
produk alternatif pangan nasional sangat berpeluang dan menjanjikan. Hal
tersebut mengingat areal penghasil sagu dunia yang saat ini masih dipegang
Indonesia dengan besaran mencapai angka 60% dari total areal sagu dunia.
Selain berpotensi sebgai salah satu sumber karbohidrat yang menjanjikan
tanaman sagu juga dapat digunakan sebgai salah satu bahan pembuat perekat,
sirup dan bahan baku etanol. Sagu juga dapat digunakan untuk membuat
tepung, yang mana memiliki kandungan gizi yang tidak kalah dengan tepung
tapioka maupun aci garut.

12

7. Kentang

Kentang (Solanum tuberosum L) yang merupakan suku Solanaceae yang


mempunyai umbi batang yang bisa dikonsumsi menurut sejarahnya merupakan
tanaman yang berasal dari Amerika Tengah. Hasil utama dari tanaman kentang
ialah umbi. Tanaman kentang merupakan tanaman yang hidup dan berproduksi
di daerah subtropis atau daerah dataran tinggi seperti pegunungan.
Seperti yang telah diketahui bahwa kentang merupakan sebuah bahan
masakan yang sangat digemari oleh hampir seluruh orang di penjuru dunia ini.
Bahkan di sejumlah daerah, ada yang menjadikan kentang ini sebagai makanan
pokok mereka. Selain itu, kentang juga kaya akan kandungan Vitamin B,
vitamin C, dan juga beberapa vitamin A yang sangat baik untuk mata kita.
Kentang yang juga menjadi sumber karbohidrat yang penting, di Indonesia ini,
masih dinilai sebagai sebuah sayuran yang mewah sebab harganya yang
melambung tinggi melebihi sayuran yang lainnya. Hasil olahan tanaman
kentang selain sebagai bahan pokok berupa umbi ialah sebagai bahan baku
pembuat pati, sebagai salah satu bahan pembuat cat, pembuat glukosa dan lain

13

sebagainya. Penyebaran tanaman kentang di Indonesia meliputi daerah-daerah


seperti Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Aceh, Sumtera Selatan, Tanah
Karo dan lain sebagainya. Kentang merupakan salah satu pangan utama dunia
setelah padi, gandum, dan jagung.
8. Ubi Jalar

Ubi jalar (Ipomoea batatas) merupakan komoditas sumber karbohidrat


utama setelah padi, jagung, dan ubi kayu, dan mempunyai peranan penting
dalam penyediaan bahan pangan, bahan baku industri maupun pakan ternak.
Sama halnya dengan tanaman sejenis umbi-umbian lainnya, seperti singkong,
kentang, dan umbi-umbian lainnya, tanaman ubi jalar mengandung gizi yang
sangat tinggi. Ubi jalar dikonsumsi sebagai makanan tambahan atau
sampingan, kecuali di Irian Jaya dan Maluku, ubi jalar digunakan sebagai
makanan pokok. Ubi jalar di kawasan dataran tinggi Jayawijaya merupakan
sumber utama karbohidrat dan memenuhi hampir 90% kebutuhan kalori
penduduk (Wanamarta, 1981).

14

9. Jawawut

Jawawut (Setaria italica sp.) merupakan sejenis tanaman serealia yang


banyak dijumpai di Biak Numfor, dengan nama lokal pokem atau gandum
Papua. Tanaman ini meliputi lima genera, yaitu Panicum, Setaria, Echinochloa,
Pennisetum, dan Paspalum, semuanya termasuk dalam famili Paniceae. Jenis
jawawut yang ditemukan di Papua termasuk spesies Setaria italica (pokem ekor
macan) dan Pennicetum glaucum (pokem ekor kucing).
Dari spesies tersebut ditemukan berbagai warna. Menurut masyarakat
Biak Numfor dalam Rumbrawer (2003), ada lima jenis jawawut yang dijumpai
di Biak Numfor, yaitu pokem vesyek (jawawut cokelat), pokem verik (jawawut
merah), pokem vepyoper (jawawut putih), pokem vepaisem (jawawut hitam),
dan pokem venanyar (jawawut kuning). Bagi penduduk Biak Numfor, jawawut
telah lama dimanfaatkan sebagai bahan makanan pokok dan komoditas adat.
Jawawut atau gandum Papua memiliki keunggulan dibandingkan dengan jenis
gandum lainnya. Jawawut mengandung karbohidrat lebih tinggi, yakni 74,16%

15

dibanding gandum (Triticum sp.) yaitu 69%. Ini menunjukkan bahwa jawawut
berpotensi sebagai sumber pangan fungsional, terutama sebagai sumber energi.
Jawawut berpotensi untuk dikembangkan dalam rangka memperkuat
ketahanan pangan sebagai sumber karbohidrat pengganti beras. Jawawut
memiliki keunggulan dibandingkan dengan tanaman sumber karbohidrat lain,
seperti dapat tumbuh pada hampir semua jenis tanah termasuk tanah kurang
subur, tahan kekeringan, mudah dibudidayakan, umur panen pendek, dan
kegunaannya beragam. Petani umumnya menanam jawawut dengan sistem
tambur benih secara langsung setelah lahan dibakar.

16

III. KESIMPULAN

Makanan pokok adalah makanan yang menjadi gizi dasar. Makanan


pokok masyarakat Indonesia adalah nasi. Adapun bahan makanan pokok
pengganti beras, yaitu: ketele pohon atau singkong, garut, gembili, sukun,
jagung, sagu, kentang, ubi jalar, jawawut, dan lain-lain. Untuk saat ini
ketersediaan beras di Indonesia hampir mencukupi, walaupun Indonesia
masih mengimport beras dari luar.

17

Anda mungkin juga menyukai