Anda di halaman 1dari 5

Resensi Film “Jembatan Pensil”

A. Identitas Film
1. Judul : Jembatan Pensil.
2. Produser : Tyas Abiyoga.
3. Sutradara : Hasto Broto.
4. Penulis : Exan Zen.
5. Produksi:Grahandhika Visual.
6. Genre : Drama.
7. Tahun Tayang : 7 September 2017.
8. Durasi : 94 Menit.
B. Ringkasan Cerita
Film Jembatan Pensil menceritakaan 5 (lima) orang sahabat yang tinggal di Kabupaten
Muna, Sulawesi Tenggara. Mereka adalah Ondeng yang memiliki keterbelakangan mental,
Inal yang tidak bisa melihat, Azka, Yanti, dan Nia. Mereka selalu bermain bersama dan juga
saling tolong menolong. Mereka bersekolah bersama anak – anak lainnya di SD Towea yang
berada di tepi pantai tanpa bngunan dan fasilitas yang memadai. Setiap pagi mereka selalu
berangkat tepat waktu dan berangkat bersama. Ondeng selalu menunggu teman – temannya
untuk memastikan mereka selamat melewati jembatan yang sudah tidak layak di pakai. Meski
Ondeng memiliki keterbelakangan mental namun hatinya sangat baik dan memiliki bakat
dalam menggambar.

Suatu hari Pak guru memberitahu bahwa anaknya yang bernama Aida akan ikut mengajar
karena sudah menyelesaikan kuliahnya di Jakarta dan mendapat gelar sarjana. Dalam
perjalananya Aida mendapat kendala sehingga harus menumpang kapal nelayan milik pak
Moneh dan Gading. Pak moneh merupakan bapak dari Ondeng dan dia sangat menyayangi
anaknya. Saat pagi hari mereka sampai di pinggir pantai dan bertemu Ondeng yang sudah
menunggu. Ondeng sangat senang bertemu dengan Bu guru Aida dan mereka berangkat
bersama menuju sekolah dengan menumpang truk angkut ikan, di tengah perjalanan
penghapus Ondeng terjatuh dan Ondeng sangat panik hingga ingin melompat dari truk,
namun berhasil ditenangkan oleh Bu guru Aida. Truk berhenti dan Ondeng pun turun, Bu
guru Aida mengira Ondeng akan mencari penghapusnya namun ternyata Ondeng ingin
menjemput teman – temannya. Perasaan Bu guru Aida saat melihat Jembatan yang sangat
tidak layak dipakai, dan mereka yang mengalungkan sepatunya dikerenakan perjalanan dari
rumah ke jembatan sangatlah jauh itu sangat memprihatinkan.
Ondeng selalu menabung uang pemberian bapaknya untuk membangun jembatan baru
bagi teman – temannya. Dalam perjalanan melewati jembatan beberapa kali teman –
temannya jatuh dan kakinya tersangkut di jembatan, bahkan jembatan itu akhirnya runtuh dan
teman – temannya jatuh kedalam sungai, dengan sigap Ondeng menolong teman temannya.
Meski mendapat peristiwa - peristiwa seperti itu mereka selalu semangat dan gigih untuk
bersekolah walaupun barang - barangnya hanyut.

Ondeng memiliki keterbelakangan mental karena tidak bisa menerima kepergian ibunya.
Bapaknya Ondeng pun menghilang di laut saat mencari ikan dan Ondeng harus tinggal
bersama gading, anak angkat Pak Moneh. Ondeng pun semakin sedih dan tidak bisa
melupakan Bapaknya. Sampai saat Ondeng mendengar petir, dia kembali teringat dengan
Bapaknya kemudian berlari ke tepi pantai dan menjalankan kapal nelayan sambil berteriak
histeris. Meskipun gading mencoba menyusulnya dan berteriak memanggil Ondeng tetap saja
tidak bisa menenangkannya hingga Ondeng pun jatuh dan tenggelam kemudian meninggal.

Meski Ondeng memiliki keterbelakangan mental dia sangat disayangi oleh semua orang
kerena kebaikan hatinya yang selalu menolong dan membantu tanpa membeda – beda kan,
meski orang itu sudah jahat sekalipun. Pernah saat sekolahnya mengadakan pelajaran alam
kemudian Bu guru aida meminta untuk menulis teman temannya mengeluh karena semua
barangnya hanyut akibat runtuhnya jembatan, Ondeng tak segan untuk membagi pensilnya
menjadi 5 bagian dan menrobek bukunya kemudian dibagikan kepada teman – temannya.
Ondeng sangat bahagia sekali saat di tugaskan menulis keinginan, dibandingkan teman –
temannya yang ingin menjadi Dokter, Sarjana, mendapat beasiswa dengan lantangnya
Ondeng bilang “Jembatan pensil, aku ingin membangun jembatan pensil” atau saat Ondeng
sakit dia selalu bilang jembatan dan masih memikirkan bagaimana teman temannya akan
berangkat sekolah. Akhirnya keinginan Ondeng berhasil dikabulkan oleh orang disekitarnya,
meskipun Ondeng tidak akan bisa hadir kembali atau melihat keinginanya terkabul.

C. Unsur
Unsur Intristik
1. Tema : Pendidikan
2. Latar : Towea, Muna, Sulawesi Tenggara.
3. Alur : Alur maju
o Pengenalan Peristiwa
Terdapat saat menggambarkan kondisi pendidikan di SD Towea Kabupaten
Muna, Sulawesi Tenggara. Yang hanya memiliki satu guru dan beberapa siswa
karena hanya terdapat satu ruang kelas. Terdapat lima orang sahabat yang
diceritakan dalam film ini yaitu Ondeng dengan karakternya yang memiliki
keterbelakangan mental, Inal yang tidak bisa melihat, dan tiga orang lagi yaitu
Nia, Azka, dan Yanti yang saling melengkapi satu sama lain. Digambarkan juga
akses menuju sekolah yang di lalui teman teman Ondeng yang sudah tidak layak.
o Timbulnya Konflik
Dimulai saat Ondeng merasa terpukul karena harus kehilangan bapaknya yang
mendapat musibah di laut dan juga ketika jembatan yang dilewati semakin
mengkhawatirkan.
o Puncak Konflik
Ketika Ondeng demam tinggi dan terus mengigau memanggil ayahnya dan
juga mengkhawatirkan teman – temannya bagaimana mereka bisa melewati
sungai untuk sekolah sementara, sebelumnya jembatan rubuh dan mereka semua
hampir tenggelam. Meski selamat semua barang yang dibawa hanyut. Pada saat
itu gading meminta Ondeng untuk tidak sekolah agar bisa beristirahat biar gading
yang mengantar teman – temannya melewati sungai untuk sekolah. Namun, saat
gading pulang Ondeng tidak ada di rumah dan gading mendapat kabar dari warga
yang melihat Ondeng berlarian menuju pinggir pantai sambil berteriak memanggil
bapaknya. Tak hanya itu Ondeng pun menaiki kapal nelayan dan terus membuat
dirinya menjauh dari tepi pantai hingga Gading tak bisa menghampirinya dan
akhirnya Ondeng tenggelam dan meninggal.
o Antiklimaks
Ondeng mempunyai keinginan sebelum meninggal yaitu membangun jembatan
baru untuk teman – temannya. Gading berinisiatif memberitahukan ke semua
orang impian Ondeng. Orang-orang di desa juga senantiasa membantu termasuk
Inal, Aska, Yanti, Nia dan Attar. Mereka dengan semangat bekerja sama untuk
membantu para warga dalam membangun jembatan.
o Penyelesaian Masalah
Akhirnya, jembatan tersebut selesai dibangun dan dinamai dengan jembatan
pensil berharap Ondeng akan senang disana.
4. Tokoh :
o Didi Mulya : Ondeng o Kevin Julio : Gading
o Azka Marzuki : Azka o Andi Bersama : Pak Guru
o Permata Jingga : Yanti o Alisia Rininta : Aida
o Nayla D. Purnama: Nia o Meriam Bellina : Ibu Farida
o Angger Bayu : Inal o Agung Saga : Arman
o Vickram Priyono : Attar
5. Karakter :
o Ondeng : Memiliki keterbelakangan Mental, namun memiliki hati yang mulia
dan anak yang ceria.
o Azka, Yanti, Nia : setia kawan dan memiliki semangat belajar yang tinggi.
o Inal : Tidak bisa melihat, setia kawan, dan baik.
o Attar : sombong serta angkuh terhadap teman temannya.
o Gading : baik dan senang membantu.
o Pak Guru : merupakan sosok yang baik dan bijaksana serta tulus dan sabar
dalam mengajarkan murid-muridnya walaupun tanpa dibayar.
o Aida : Baik, ramah dan memiliki paras yang cantik.
o Ibu Farida : Cerewet dan terkadang suka memandang sebelah mata orang lain.
o Arman : Jarang berbicara dan sedikit angkuh.
6. Amanat : Tak peduli meski kita memiliki keterbatasan mental atau kecacatan fisik
kita harus terus semangat meraih cita – cita dan menjalankan hidup meski berat
rintangannya

Unsur Ekstrinsik
1. Nilai Agama
Mengajarkan untuk selalu berdoa dan berserah diri kepada tuhan dengan segala
cobaan yang dihadapi.
2. Nilai Sosial
Mengajarkan kita untuk saling membantu antar sesama manusia, Selalu berbuat
baik kepada orang lain tanpa pamrih.
3. Nilai Budaya
Selalu menjaga dan melestarikan kebudayaan yang ada agar tidak rusak dan
hilang terkikis oleh budaya lain atau waktu
4. Nilai Pendidikan
Selalu gigih dalam mengejar ilmu pendidikan walaupun banyak rintangan
menghadang.
5. Nilai Ekonomi
Mengajarkan walaupun mempunyai kedudukan tinggi tetapi tetap mau membantu
orang lain yang kurang mampu.
Mengajarkan walaupun dalam kondisi ekonomi yang kurang mampu tetapi tetap
semangat dalam meraih ilmu.

D. Penilaian
1. Kelebihan
o Penulis sangat pintar dalam memainkan suasana atau perasaan penonton.
o Film ini memiliki banyak pelajaran yang bisa diambil.
o Film ini memberikan pemandangan – pemandangan yang menakjubkan di
Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara.
o Tokoh – tokoh yang berperan dalam cerita memiliki acting yang sangat totalitas,
apalagi pemeran utamanya Ondeng sangat menjiwai.
2. Kekurangan
o Pada awal film terlalu terfokus dengan cerita percintaan antara Aida dan Gading
sehingga belum terlalu fokus dan masih membingungkan.
o Antara judul dan isi belum terlalu nyambung, apa yang dimaksud jembatan pensil?
Dan apa hanya sebatas impian Ondeng.

Nama : Chartika Oktaviani


Kelas : XII IPS 2

Anda mungkin juga menyukai