PELAJARAN 1
LAPORAN HASIL OBSERVASI
Pelajaran ini merupakan proses pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks laporan hasil
observasi. Pembelajaran teks ini dimaksudkan untuk membantu peserta didik mengembangkan
wawasan pengetahuan melalui kegiatan meneroka alam semesta agar terampil berpikir kritis dan
kreatif serta mampu bertindak efektif menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan nyata.
a. Konsep teks laporan observasi
Laporan observasi adalah laporan yang berisi informasi umum yang di dalamnya banyak
memaparkan pengklasifikasian suatu objek atau fenomena alam, budaya, sosial dan hal-hal
yang bersifat umum lainnya.
Misalnya fenomena alam (hewan, tumbuhan, keadaan lingkungan), peristiwa budaya
(bahasa, seni, adat istiadat), kondisi sosial (transportasi, hukum, pendidikan).
Laporan observasi adalah teks yang menjelaskan informasi umum atau melaporkan suatu
hasil kegiatan berdasarkan fakta dari hasil observasi yang dilakukan.
Laporan observasi adalah karangan ilmiah yang memuat fakta-fakta yang dituliskan secara
objektif berdasarkan pengamatan dari lingkungan sekitar seperti alam, hasil karya manusia
dan lain-lain .
b. Jenis-jenis laporan observasi
1. Berdasarkan objek yang diamati laporan observasi dapat dibagi ke dalam beberapa jenis
seperti;
- Observasi kondisi sosial, ekonomi, politik, budaya, agama.
- Observasi kondisi lingkungan dan ekosistem.
- Observasi keadaan/peristiwa yang sedang terjadi seperti acara HUT RI, kebakaran,
kebanjiran dan lain-lain.
2. Berdasarkan tujuan pembuatan, laporan observasi dibagi ke dalam beberapa jenis seperti;
- Laporan penelitian/penelitian ilmiah seperti artikel ilmiah, makalah, skripsi, tesis,
disertasi
- Laporan peristiwa seperti berita
- Laporan kegiatan tertentu seperti laporan kunjungan, laporan keuangan, laporan
pengamatan/percobaan
- Laporan diskusi seperti notulen seminar, simposium, diskusi panel.
3. Berdasarkan sifatnya, laporan observasi terbagi menjadi dua jenis yaitu;
- Laporan observasi formal yaitu laporan observasi yang strukturnya menggunakan
kaidah formal dalam menyusun laporan, bahasanya baku serta strukturnya lebih rinci.
Misalnya pada penyusunan skripsi, tesis, disertasi.
- Laporan observasi nonformal yaitu laporan hasil observasi yang strukturnya lebih
simpel dan biasanya ditulis secara popular.
c. Ciri-ciri laporan observasi
1. Memuat fakta-fakta (bisa dilengkapi dengan gambar, tabel, grafik, peta)
2. Bersifat objektif (sesuai fakta yang terjadi)
3. Menggunakan bahasa ilmiah/bahasa baku
4. Bersifat global atau umum
5. Sistematis/berurutan
6. Biasanya mengklasifikasikan sesuatu menurut kelas atau jenjang tertentu.
7. Biasanya mendefinisikan sesuatu.
d. Tujuan laporan observasi untuk memberi pengetahuan atau informasi yang sejelas-jelasnya
kepada pembaca mengenai suatu fenomena atau peristiwa yang terjadi.
e. Struktur laporan observasi
Laporan observasi memiliki struktur umum sebagai berikut.
1. Deskripsi umum/pernyataan umum; pembukaan atau pengantar yang berisi pengertian
mengenai apa yang akan dibahas di dalam teks atau kalimat-kalimat yang mengambarkan
fenomena yang akan dipaparkan secara umum.
2. Deskripsi bagian; bagian yang berisi perincian ataupun pembagian dari objek yang
digambarkan yang di dalamnya terdapat ide pokok setiap paragrafnya.
3. Deskripsi manfaat; bagian yang berisi penjelasan tentang faedah, kegunaan ataupun
dampak dari suatu fenomena.
2
Definisi umum :
Kehijauan alam adalah suatu tanda kesuburan tanah. Selain indah dipandang mata, kehijauan alam
yang ditandai dengan masih lestarinya tanaman-tanaman juga dapat menambah produksi gas
oksigen untuk lingkungan sehingga udara menjadi bersih dan segar.
Deskripsi bagian :
Kondisi kehijauan alam di desa Subur Makmur agak memprihantinkan. Meskipun belum masuk
dalam wilayah kota, namun sudah banyak gedung-gedung ruko tempat warga berdagang yang
pembangunannya mengambil lahan hijau. Hal tersebut menyebabkan udara menjadi lebih panas.
Kurangnya pohon-pohon rindang juga turut menjadi faktor menurunnya kualitas udara dan
lingkungan di desa tersebut. Sudah jarang kami temui taman-taman yang hijau yang dulu nya
menjadi area bermain anak-anak. Lahan tersebut kini sudah berganti menjadi pasar. Mayoritas
warga desa Subur Makmur adalah para pedagang. Sampah-sampah yang berserakan di sekitar
pasar juga cukup mengganggu penciuman hidung dan pemandangan mata. Petugas kebersihan juga
tampak sangat sedikit sehingga sampah-sampah tersebut tidak teratasi secara maksimal dan
kurangnya kesadaran para pedagang serta warga untuk menjaga kebersihan juga memperparah
kondisi. Tanaman-tanaman yang disumbang oleh pemerintah kota juga nampaknya tidak dirawat
dengan baik. Banyak yang layu dan mati karena tidak pernah disirami air. Setalah melakukan
observasi ini, hasil nya akan dilaporkan kepada pihak pemerintah/instansi terkait untuk
ditindaklanjuti dan diberi solusi untuk ke depannya.
Deskripsi manfaat :
Kehijauan alam lingkungan dapat membantu mengurangi efek rumah kaca. Dampak hari kehijauan
lingkungan juga banyak bagi kemaslahatan umat manusa di bumi, terutama kebebasan dan
kesegaran paru-paru kita dalam menghiup udara dari luar. Adapun beberapa cara yang dapat
dilakukan untuk menjaga kehijauan alam, yaitu mengurangi sampah rumah tangga, mendaur ulang
sampah, menghemat penggunaan air, melakukan penghijauan dengan menanam pohon dan
merawatnya dengan baik, mengurangi penggunaan pendingin ruangan, tidak menebang pohon atau
memetik tanaman secara sembarangan, menanam pohon atau tanaman di setiap rumah,
mengurangi penggunaan kantong plastik yang sulit di daur ulang, dan menciptakan kesadaran diri
akan pentingnya menjaga kehijauan alam agar aksi tersebut dapat berjalan secara kontinu.
3
1. Banyak menggunakan istilah teknis atau istilah-istilah yang berkaitan dengan bidang
tertentu sesuai isi teks. Hal ini berkaitan dengan ciri teks laporan observasi yang pada
umumnya bersifat ilmiah. Misalnya istilah bidang biologi; ekosistem, karnivora, embrio,
herbivora dan lain-lain.
2. Banyak menggunakan kata-kata definisi (kopula) seperti adalah, ialah, yakni,
merupakan, yaitu.
3. Banyak menggunakan kata yang merupakan pengelompokan seperti dipilah, dibagi,
dikelompokan, terbagi, terdiri atas dan lain-lain.
4. Menggunakan kata baku dan kata serapan
Kata baku adalah kata yang penulisan dan pengucapannya telah mengikuti
aturan/kaidah bahasa Indonesia yang disempurnakan. Kata serapan adalah kata-kata yang
diserap dari bahasa asing dan bahasa daerah. Proses penyerapan kata-kata asing ke dalam
bahasa Indonesia menggunakan beberapa cara agar kata-kata itu bisa diterima sebagai kata
dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar. Oleh karena itu, jika kata-kata asing yang diserap
tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia maka kata-kata itu menjadi tidak baku begitupun
sebaliknya. Dalam menulis laporan observasi harus menggunakan kata baku karena laporan
observasi adalah karangan yang bersifat imiah.
Contoh kata baku dan nonbaku
Kata sifat yang terbentuk dari kata dasar. Contoh : kuat, lemah, jauh, dan sebagainya.
Kata sifat yang terbentuk dari kata jadian. Contoh : terindah, mengecil, terbaru, dan
sebagainya.
Kata sifat yang terbentuk dari kata ulang. Contoh : kekanak-kanakan, pontang-panting,
gelap-gulita dan sebagainya.
Kata sifat yang terbentuk dari kata serapan. Contoh : amoral, kreatif, super, dan sebagainya.
Kata sifat yang terbentuk dari frasa atau kelompok kata. Contoh : murah hati, keras kepala,
kepala batu, dan sebagainya.
Ciri-ciri kata sifat
1) Kata-kata yang dapat diikuti dengan kata keterangan sekali serta dapat dibentuk menjadi kata
yang berimbuhan se – / -nya. Contoh :
– indah ( indah sekali, seindah-indahnya)
– bagus ( bagus sekali, sebagus-bagusnya)
6
2) Tempat kata sifat pada tingkat frasa adalah di belakang kata benda yang sifatnya, misalnya
besar, indah dan kecil. Contoh : rumah besar, pemandangan indah.
3) Dalam gabungan kata berupa idiom kata sifat dapat menduduki posisi awal atau berada di
muka kata benda. Misalnya : Panjang tangan, yang berarti pencuri.
4) Gabungan kata bermakna perbandingan, kata sifat tersebut terletak dimuka kata benda.
Misalnya merah delima, manis jambu.
5) Pada tingkat klausa/ kalimat kata sifat dapat menduduki fungsi, predikat, seperti : anak itu
nakal, adikku gemuk sekali
Catatan:
- kata benda dalam struktur pola kalimat biasanya sebagai subjek (S) dan objek (O)
- kata kerja dalam struktur pola kalimat biasanya sebagai predikat (P)
- kata sifat dalam struktur pola kalimat biasanya sebagai objek (O)
- kata hubung dalam struktur pola kalimat sebagian besarnya sebagai keterangan (K)
7. Terdapat banyak frasa
Frasa adalah gabungan dua buah kata atau lebih yang tidak melampaui kalimat. Berdasarkan
jenis kata frasa terbagi atas tiga yaitu;
1. Frasa kata benda/ frasa nomina yaitu gabungan dua buah kata atau lebih yang terdiri dari
kata benda. Misalnya; bapak ibu, senduk garpu, karet penghapus, buku tulis dan sebagainya.
2. Frasa kata kerja/ verba yaitu gabungan dua buah kata atau lebih yang terdiri dari kata kerja.
Misalnya; pulang pergi, tidur bangun, makan minum.
3. Frasa kata sifat/ adjektif yaitu gabungan dua buah kata atau lebih yang terdiri dari kata
sifat. Misalnya; sangat elok, amat cantik, murah senyum, paling tinggi.
8. Terdapat kalimat simpleks dan kompleks
Kalimat adalah rangkaian kata yang membentuk suatu makna. Kalimat sendiri memiliki
struktur yang terdiri dari unsur – unsur kalimat, di antaranya adalah Subjek (S), (Predikat), Objek
(O), dan juga bisa ditambahkan Keterangan (K), atau Pelengkap (Pel).
Berdasarkan struktur kata kerja, kalimat dikelompokkan menjadi kalimat kompleks dan kalimat
simpleks.
a. Kalimat tunggal atau kalimat simpleks adalah kalimat yang terdiri dari satu struktur
dengan satu verba (satu kata kerja) utama. Pola kalimat simpleks biasanya hanya memiliki pola S
P O atau S P O K.
Contoh :
1) Adik bermain bola di halaman.
S P O K
2) Adik bermain di halaman.
S P K
3) Ibu membuat kue
S P O
Contoh 1, 2, 3 di atas masing-masing hanya terdiri dari satu kata kerja (verba) bermain,
membuat sehingga kalimat tersebut disebut kalimat simpleks.
b. Kalimat majemuk atau kalimat kompleks adalah kalimat yang memiliki dua atau lebih verba
(kata kerja) sebagai predikat dari satu aksi (Predikat), peristiwa, atau keadaan. Ciri pola kalimat
kompleks biasanya S P O - P atau S P K - S P O K atau S P O – P O
Contoh :
1) Ani memetik mangga dan memakannya.
S P O P
2) Ibu memasak di dapur sedangkan ayah membaca koran di kamar tamu.
S P K S P O K
3) Perampok itu memukul temanku lalu mencuri uangnya.
S P O P O
Ketiga contoh di atas masing-masing memiliki dua kata kerja (verba) yaitu memetik dan
memakan, memasak dan membaca, memukul dan mencuri sehingga disebut kalimat
kompleks.
Kalimat kompleks biasanya ditandai dengan kata hubung dan, sedangkan, lalu, tetapi
juga tanda baca koma (,).
7
a. Kalimat Definisi
Kalimat definisi adalah suatu kalimat yang memberikan penjelasan umum tentang
suatu benda, hal, aktivitas, dan lain-lain. Kalimat definisi sering digunakan dalam teks
laporan dan merujuk pada sebuah istilah teknis atau istilah ilmiah tertentu.
Kalimat definisi ini membantu pembacanya untuk mengetahui atau memahami istilah-
istilah yang sering muncul dalam sebuah tulisan. Kata kunci penanda kalimat definisi:
adalah, ialah, merupakan, yaitu, yakni, disebut.
Contoh: Mamalia adalah hewan yang menyusui.
b. Kalimat Deskripsi
Kalimat deskripsi adalah kalimat yang menggambarkan sifat-sifat atau ciri-ciri
khusus dari suatu benda atau kalimat yang melukiskan suatu benda/objek berdasarkan
pancaindra penulis. Sifat-sifat tersebut biasanya merujuk pada hal khusus yang bisa
ditangkap oleh panca indera, misalnya berupa ukuran, seperti besar kecil, tinggi
rendah. Warna, seperti merah, kuning, biru. Rasa, seperti manis, pahit, getir, halus, kasar,
dan sebagainya.
Kalimat deskripsi membantu pembaca membayangkan apa yang sedang
dibicarakan seolah-olah seperti melihat, merasakan, atau mengalaminya sendiri.
Contoh: Ikan paus memiliki tubuh yang sangat besar. (indra penglihatan)
5) Atas
denotasi : Di atas pohon yang rindang itu ada terdapat beberapa sarang burung hantu.
konotasi : Irama yang muncul pada permukaan tembok itu ditimbulkan atas beberapa perpaduan warna
6) kendali
denotasi : Nakhoda memberikan instruksi kepada para penumpang kapal agar waspada, sebab kendali
dalam kapal sedang mengalami gangguan.
konotasi : Peristiwa itu terjadi saat dirinya telah kehilangan kendali.(kontrol)
7) panas
denotasi : Permukaan kulit pada anak itu lecet akibat tersiram air panas.
konotasi : Suhu dalam ruangan itu semakin panas ketika peserta diskusi dalam ruangan itu saling beradu
argumen. (panas=ketegangan)
8) hancur
denotasi : Mainan adikku hancur terinjak mobil.
konotasi: Semua perkataannya kedengaran hancur akibat terbawa emosi .(hancur= tidak masuk akal).
9) arus
denotasi :Adik terseret arus yang sangat deras saat menyeberang sebuah sungai di tepi rumahnya.
konotasi : Arus balik pada lebaran tahun depan diprediksikan akan lebih banyak dibandingkan
tahun kemarin. (arus=sistem)
10) hangus
denotasi : Bau hangus itu dihasilkan dari pembakaran sisa-sisa plastik dan kertas yang ada di tepi jalan itu.
konotasi : Semua dana yang dianggarkan telah angus akibat program kerja yang tidak tertata dengan
rapi.(hangus=ludes)
Catatan: Dalam menulis laporan observasi harus menggunakan kata yang bermakna denotasi.
b. Antonim
Antonim adalah kata – kata yang maknanya saling berlawanan satu sama lain. Antonim
sering sekali disebut dengan lawan kata. Nah, berikut ini adalah contoh – contoh kalimat yang
berantonim dan daftar kata – kata umum beserta dengan lawan katanya.
Perhatikan contoh – contoh berikut ini!
Tinggi = pendek
Bangunan yang baru didirikan itu sangat tinggi.
Bangunan yang beru didirikan itu cukup pendek.
Gelap = Terang
Ruangan ini sangat gelap.
Ruangan ini sangat terang.
Jauh = dekat
Jarak dari rumahku ke rumah Shinta sangat jauh.
Jarak dari rumahku ke rumah Shinta sangat dekat.
Lapar = kenyang
Aku sangat lapar hingga mampu menghabiskan nasi sebanyak 3 piring.
Aku sangat kenyang setelah menghabiskan nasi sebanyak 3 piring.
Datang = Pergi
Setelah menemui diriku, Adi datang ke tempat Danang.
Setelah pergi ke tempat diriku, Andi datang ke tempat Danang.
Mengembalikan = Meminjam
Aku mengembalikan barang yang telah aku pinjam dari Budi.
Aku meminjam barang yang dimiliki oleh Budi.
Menjual = Membeli
Ayah menjual sepeda motornya yang sudah lama dia pakai.
Ayah membeli sepeda motor baru setelah mendapatkan rejeki.
Berikut ini adalah daftar kata – kata umum beserta dengan lawan katanya:
PELAJARAN 2
TEKS EKSPOSISI
Jenis-jenis eksposisi
1. Eksposisi klasifikasi yaitu paragraf eksposisi yang dalam pengembangannya
mengelompokan sesuatu berdasarkan ciri kesamaannya atau menyebutkan sejumlah
anggota kategori menurut sudut pandang tertentu.
Contoh :
Koleksi perpustakaan SMAK Regina Pacis Bajawa dikelompokkan menjadi
empat macam. Pertama, buku tentang berbagai macam bidang studi sperti buku pelajaran
Bahasa Indonesia, Matematika, Fisika dan lain-lain. Kedua, bahan referensi seperti kamus,
ensiklopedi, peta, bibliografi. Ketiga, terbitan berkala seperti surat kabar dan majalah.
Kempat, perangkat alat-alat elektronik seperti tape recorder, kaset, dan mikrofilm.
2. Eksposisi proses yaitu paragraf eksposisi yang menerangkan/menjelaskan suatu
urutan/langkah-langkah atau tindakan/perbuatan untuk menciptakan/menghasilkan
sesuatu atau proses kerja sesuatu (misalnya; proses membuat kue, memasak sesuatu dll.)
Contoh :
Service dalam bermain tenis lapangan dapat dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut. Pertama, ambilah posisi berdiri di luar garis belakang dan agak
ke tengah. Kedua, lakukan konsentrasi untuk beberapa detik dan aturlah posisi kaki. Kaki
kiri ditempatkan satu langkah ke depan sehingga posisi badan agak miring. Ketiga,
bungkukan badan ke depan sedikit sambil melempar bola ke atas kepala. Tinggi lemparan
bola ke atas kira-kira satu sampai satu setengah meter di atas kepala. Keempat, bersamaan
dengan lemparan bola ke atas raket di ayun ke belakang, dan dengan cepat pukulah bola
jika telah sampai jangkauan dengan kekuatan maksimal maka bola akan melayang dengan
cepat.
3. Eksposisi ilustrasi yaitu paragraf eksposisi yang dalam pemaparannya melukiskan suatu
bentuk/hal/keadaan dengan bentuk/hal/keadaan yang lainnya secara sederhana. Paragraf
ini biasanya menggunakan kata-kata: seperti, ibarat, bag, bagai, laksana, misalnya,
umpamanya,
12
Contoh :
Dalam tubuh manusia terdapat aktifitas seperti pada mesin mobil. Tubuh
manusia dapat mengubah energi kimiawi yang terkandung dalam bahan bakarnya yakni
makanan yang ditelan menjadi energi panas dan energi mekanis. Nasi yang Anda makan
pada waktu sarapan akan dibakar dalam tubuh persis sebagaimana bensin dibakar dalam
silinder mesin mobil. Sebagian dari energi kimiawi yang disediakan oleh nasi itu diubah
menjadi energi panas yang membuat tubuh tetap hangat. Sebagian lagi berubah menjadi
energi mekanis (mesin) yang memungkinkan otot-otot Anda dapat memompah darah
dalam tubuh atau menggerakkan dada Anda pada waktu bernapas.
4. Eksposisi contoh yaitu paragraf eksposisi yang dalam pemaparannya untuk memperjelas
suatu uraian khususnya yang bersifat abstrak dengan menggunakan contoh-contoh. Kata
kunci yang biasa digunakan dalam paragraf ini adalah contoh/nya, misalnya.
Contoh :
Jakarta sebagai kota metropolitan ternyata masih terdapat pulah sebagian
masyarakatnya hidup di bawah garis kemiskinan. Contohnya di wilayah Kebayoran
masih terdapat warga yang tinggal di pemukiman kumuh yang dari berbagai faktor sangat
tidak layak baik secara kesehatan maupun tempat tinggal. Misalnya untuk kebutuhan air
minum saja mereka mengonsumsi air dari sungai yang keruh dan penuh dengan limbah dan
kotoran. Selain itu rata-rata mereka bekerja sebagai pemulung. Sungguh sangat prihatin
keadaan mereka.
5. Eksposisi sebab-akibat yaitu paragraf eksposisi yang dalam pemaparannya menggunakan
hubungan sebab-akibat.
Contoh :
Penggundulan hutan di lereng pegunungan dapat menimbulkan bermacam-
macam bencana. Sebagian besar hutan sudah dibuka menjadi areal perkebunan, pabrik,
bahkan pemukiman penduduk. Bencana yang sering terjadi akibat penggundulan hutan
yaitu banjir dan tanah longsor. Di Indonesia tercatat angka musibah yang terbanyak adalah
banjir dan tanah longsor. Hal ini terbukti pada tahun 2005-2006 banyak korban yang tewas
akibat diterjang banjir dan ditimpah tanah longsor.
6. Eksposisi dengan hubungan perbandingan dan pertentangan yaitu paragraf eksposisi
yang dalam pemaparannya membandingkan dua hal/benda yang memiliki banyak
persamaan sebagai perbandingan, dan selain itu menonjolkan perbedaan yang ada pada
dua benda atau lebih sebagai pertentangan.
Contoh :
Film dari kaset video memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan
film layar lebar. Yang paling mencolok adalah murahnya biaya yang harus dikeluarkan.
Jika ada beberapa orang yang ingin menonton film kaset video mereka dapat berpatungan
untuk menyewa film yang mereka inginkan. Ini tentu lebih murah dibandingkan dengan
biaya yang harus mereka keluarkan apabila mereka menonton film di bioskop karena film
di gedung bioskop tidak banyak memberikan pilihan dibandingkan dengan film kaset video.
Begitu pulah, jika seseorang datang ke tempat persewaan, ia dapat memilih banyak
kemungkinan film kaset video yang dapat disewakan. Kadang-kadang, film kaset video yang
dapat disewa tidak/belum diputar di gedung bioskop. Selain itu, jadwal pemutaran film di
gedung bioskop itu tertentu saja, sedangkan film kaset video dapat disaksikan lewat layar
kaca kapan saja dan seberapa banyak mereka mau. Dan, penonton film layar kaca dapat
menikmati tontonanya secara pribadi tanpa harus berdesak-desak di gedung bioskop dan
tanpa harus terganggu dengan suara berisik penonton lain di sekitarnya.
7. Eksposisi analisis paragraf eksposisi yang menguraikan atau menerangkan sesuatu secara
terperinci seperti dalam menulis karya ilmiah. Contoh paragraf ini adalah makalah, skripsi,
disertasi, tesis dan lain-lain.
8. Eksposisi definisi yaitu paragraf eksposisi yang menguraikan penjelasan sebuah istilah/kata
atau sesuatu hal.
9. Eksposisi berita yaitu eksposisi yang menguraikan informasi kepada pembaca tentang
segala peristiwa yang terjadi secara faktual. Misalnya berita di surat kabar/majalah.
13
Argumentasi :
Perspektif lain dari ekonomi rakyat dapat pula dilihat dengan menggunakan perspektif jargon:
“ekonomi dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat”.
“Dari rakyat”, berarti kegiatan ekonomi itu berkaitan dengan penguasaan rakyat dan aksesibilitas
rakyat terhadap sumberdaya ekonomi. Rakyat menguasai dan memiliki hak atas sumberdaya
untuk mendukung kegiatan produktif dan konsumtifnya.
“Oleh rakyat”, berarti proses produksi dan konsumsi dilakukan dan diputuskan oleh rakyat.
Rakyat memiliki hak atas pengelolaan proses produktif dan konsumtif tersebut. Berkaitan dengan
sumberdaya (produktif dan konsumtif), rakyat memiliki alternatif untuk memilih dan
menentukan sistem pemanfaatan, seperti berapa banyak jumlah yang harus dimanfaatkan, siapa
yang memanfaatkan, bagaimana proses pemanfaatannya, bagaimana menjaga kelestarian bagi
proses pemanfaatan berikutnya, dan sebagainya.
“Untuk rakyat”, berarti rakyat banyak merupakan ‘beneficiaries utama dari setiap kegiatan
produksi dan konsumsi. Rakyat menerima manfaat, dan indikator kemantaatan paling utama
adalah kepentingan rakyat.
Penegasan Ulang :
Dalam hal ini perlu pula dikemukakan bahwa ekonomi rakyat dapat berkaitan “dengan siapa
saja”, dalam arti kegiatan transaksi dapat dilakukan juga dengan “non-ekonomi-rakyat”. Juga
tidak ada pembatasan mengenai besaran, jenis produk, sifat usaha, permodalan, dan sebagainya.
Ekonomi rakyat tidak eksklusif tetapi inklusif dan terbuka. Walaupun demikian, sifat
fundamental diatas telah pula menciptakan suatu sistem ekonomi yang terdiri dari pelaku
ekonomi, mekanisme transaksi, norma dan kesepakatan (“rule of the game”) yang khas, yang
umumnya telah memfasilitasi ekonomi rakyat untuk survive dan berkembang sejalan dengan
perkembangan sosial ekonomi masyarakatnya.
14
Catatan : Semua imbuhan asing di atas ditulis serangkai dengan kata yang mendahului atau
mengikutinya.
16
FAKTA
Fakta adalah keadaan atau peristiwa yang benar-benar terjadi dan dapat dibuktikan
kebenarannya serta tidak terbantahkan.
Ciri-ciri kalimat fakta:
1. Fakta biasanya berhubungan dengan angka-angka dan data yang akurat.
2. Kalimat fakta bisa meyakinkan semua orang atau apa yang dikemukakan semua orang pasti
percaya.
3. Bila dihubungkan dengan waktu kejadian biasanya ditandai dengan kata misalnya telah/sudah,
kemarin, tadi.
Contoh kalimat fakta :
1. Kemarin tepat pukul 14.00 telah terjadi kecelakaan di Jalan Soekarno Hatta Bajawa.
2. Kendaraan itu memuat penumpang sebanyak 60 orang yaitu 10 orang anak-anak dan 50 orang
dewasa.
3. Pada tanggal 27 Juni 2018 yang lalu telah terjadi pemilihan umum kepala daerah di seluruh
Indonesia.
OPINI
Opini adalah pernyataan yang kebenarannya bersifat relatif (belum pasti keberannya) yang
dikemukakan berdasarkan pandangan seseorang/kelompok.
Ciri-ciri opini:
1. Biasanya berupa penilaian terhadap fakta-fakta.
2. Sifat kalimatnya berupa saran, ajakkan, atau komentar/tanggapan terhadap fakta.
3. Bila dihubungkan dengan waktu kejadian opini biasanya mengemukakan waktu yang belum
terjadi misalnya ditandai dengan kata akan/ hendak, sebentar, besok, lusa, minggu depan, tahun
depan.
4. Ditandai dengan kata-kata kunci seperti; akan, bisa, jadi, jangan, demikianlah, mungkin, amat,
sangat, sekali, menurut saya, boleh, boleh jadi, sungguh, bila/apabila, kira-kira, sekitar, seputar.
Opini ada dua macam yaitu:
1) Opini terinformasi yaitu opini yang berupa penilaian dari sebuah fakta atau opini
yang berdasarkan fakta.
2) Opni belaka yaitu opini yang tidak berdasarkan fakta atau opini yang berupa
imajinasi belaka.
Contoh kalimat opini:
1. Pagi ini mendung sekali mungkin akan turun hujan.
2. Jumlah penumpang kendaraan naas itu kira-kira 20 orang.
1. Cermati paragraf berikut!
1) Pemkot Jakarta Timur telah merencanakan program redesain pada tahun 2005. 2) Namun, program
tersebut realisasi pembangunannya akan dimulai tahun 2006. 3) Anggaran yang diajukkan sebesar 80
miliar. 4) “Kalau anggarannya disetujui, baru disusun masterplannya,” katanya. 5) Masalah yang
dihadapi adalah terlalu banyaknya PKL di kawasan itu. 6) Jumlah PKL dari Matraman sampai ke
Kampung Melayu sebanyak 4.000 orang.
Kalimat fakta dalam paragraf di atas adalah:
A. 1), 2), 3)
B. 2), 3), 4)
C. 1), 3), 6)
D. 4), 5), 6)
E. 1), 4), 5)
18
4. Kalimat Seruan
Kalimat seruan adalah kalimat yang digunakan untuk mengungkapakan perasaa ‘yang kuat’
atau yang mendadak. Kalimat seruan biasanya ditandai dengan intonsi yang tinggi dalam
pelafalannya dan menggunakan tanda seru (!) atau tanda titik (.) dalam penulisannya.
Contoh:
a. Aduh, pekerjaan rumah saya tidak terbawa.
b. Bukan main, eloknya.
5.Kalimat pengandaian
Kalimat pengandaian adalah sebuah kalimat yang mengandung ungkapan pengandaian tentang
keinginan yang belum terpenuhi dan nanti akan dilakukan pada masa yang akan datang ataupun
pengandaian tentang keinginan yang tidak bisa dilakukan/dipenuhi (mustahil).
Kalimat pengandaian, juga disebut dengan kaliamat majemuk karena terdiri dari dua klausa yang
dihubungkan dengan konjungsi dimana klausa pertama disebut sebagai anak kalimat dan klausa kedua
disebut dengan anak kalimat atau kalimat yang menunjukan persyaratan.
Kalimat pengandaian atau disebut juga dengan kalimat bersayarat, karena selalu menggunakan
kata hubung (konjungsi) : bila, jika, maka, kalau, apabila, seandainya, dan andaikan.
Jika dilihat dari konteksnya kalimat pengandaian dapat dibagi menjadi dua yaitu pengandaian
yang belum terjadi dan akan dilakukan, dan pengandaian yang tidak mungkin dilakukan (mustahil).
Contoh:
1. Jika nanti aku punya banyak uang, aku akan membeli sepeda motor.
2. Jika saja aku punya banyak uang, aku sudah membeli sepeda motor,
Jika kita perhatikan kalimat di atas, keduanya memiliki konteks yang berbeda meskipun
strukturnya hampir sama. Pengandaian pada kalimat pertama masih ada kemungkinan untuk dipenuhi,
sedangkan pengandaian pada kalimat kedua tidak mungkin terjadi.
Bila
Jika
Jika aku punya uang yang banyak, maka aku akan membeli sepeda motor baru.
Jika Shinta tidak datang dalam 5 menit, kita terpaksa pergi meninggalkannya.
Jika saja kau memberitahuku lebih awal, kau pasti tidak akan menyesali keputusanmu.
Jika hujan deras ini tidak berhenti, maka banjir pasti datang.
Tanaman itu akan tumbuh subur, jika kau rajin menyiram dan memberinya pupuk.
Budi semestinya sudah mengenakan baju baru itu, jika saja dia membelinya kemarin.
Harga barang – barang kebutuhan pokok akan ikut naik, jika pemerintah menaikan harga BBM.
Jika kau sudah tua nanti, kau harus berbakti kepada orang tua mu.
Kalau
Apabila
Apabila kamu melihat Andi, katakan padanya aku sedang mencari dirinya.
Apabila esok cerah, ayah akan membawa kami berlibur ke rumah nenek.
Apabila tidak ada yang menjaga barang ini, pasti sudah hilang diambil orang.
Apabila tidak ada satu pertanyaan pun, maka kita lanjutkan saja diskusi ini.
Ibu akan sangat marah, apabila pakian sekolahku terkena noda.
Seharusnya pekerjaan ini sudah selesai, apabila kita kerjakan bersama – sama.
Semestinya maling tidak akan bisa masuk rumah ini, apabila kamu mengunci pintu dengan baik.
Budi akan pergi bersama kami, apabila dia mendapat izin dari ayahnya.
Seandainya
Andaikan
Andaikan aku punya sedikit uang, aku akan membelikanmu buku baru.
Andaikan saja malam ini aku pergi, aku pasti tidak akan bertemu lagi dengannya.
Andaikan kamu tahu betapa sulit pekerjaan ini, kamu pasti akan menangis karenanya.
Andaikan saja tak seorang pun yang tahu, aku pasti tidak akan merasa malu seperti ini.
Ani akan pulang, andaikan saja dia tidak jadi pergi ke Bandung.
Paman akan datang, andaikan Ibu menyuruhnya demikian.
Rumah itu akan terlihat baik, andaikan dicat dengan warna biru dan putih.
Aku akan melupakannya, andaikan aku tak akan bertemunya lagi.
Teks anekdot adalah suatu cerita singkat yang memiliki unsur lucu, akan tetapi memiliki
kandungan dengan maksud untuk melakukan kritikan. Biasanya kritikan dalam teks
anekdot pada layanan publik di bidang hukum, politik, lingkungan dan sosial.
Tujuan teks anekdot:
Untuk dapat membangkitkan tawa bagi pembacanya.
Untuk dapat membuat orang terhibur.
Untuk dapat menggambarkan suatu karakter atau sikap dengan ringan dan singkat
sehingga ia dapat terhentak dalam sebuah kilasan permohonon yang mengarah
langsung pada intinya (sebagai saran kritikus).
Ciri-Ciri Teks Anekdot:
Anekdot dekat dengan perumpamaan seperti sebuah dongeng atau kisah ceritanya
disajikan hampir menyerupai dongeng.
Anekdot menampikan suatu karakter hewan dan figur seorang manusia pada
umumnya dan seringkali berkaitan dengan kenyataan, walaupun perumpamaan dan
anekdot tentunya mesti berbeda dalam kekhususan dari sejarah mereka.
Anekdot memiliki sifat lelucon atau humor karena anekdot berisikan kisah-kisah
lucu atau bualan.
Anekdot memiliki sifat dapat menggelitik artinya anekdot dapat membuat
pembacanya merasa terhibur dengan kelucuan yang ada dalam teks.
Anekdot bersifat menyindir.
Anekdot berkaitan dengan orang penting.
Anekdot bertujuan pada hal tertentu misalnya untuk mengkritik.
Struktur teks anekdot
Adapun struktur teks anekdot yang mesti diketahui yaitu sebagai berikut:
1) Abstraksi yaitu suatu bagian awal dari teks anekdot yang memiliki fungsi untuk
dapat memberikan suatu gambaran umum mengenai isi teks anekdot tersebut.
2) Orientasi yaitu suatu kondisi dimana kejadian berawal atau bagian cerita yang
mengarah pada terjadinya suatu krisis, konflik, atau peristiwa utama. Pada bagian
inilah yang menyebabkan timbulknya krisis.
3) Krisis yaitu bagian yang berisikan tentang permunculan masalah yang terjadi dalam
teks anekdot. Pada bagian inilah adanya kekonyolan yang menggelitik dan
mengundang tawa.
4) Reaksi yaitu bagian yang berisikan langkah penyelesaian masalah yang timbul
dalam krisis berupa tanggapan atau respons atas krisis yang terjadi. Bagian ini
seringkali mengejutkan, sesuatu yang tidak tertuga atau mencengangkan.
5) Koda yaitu bagian ini akan muncul perubahan yang terjadi pada tokoh dalam
anekdot sekaligus sebagai penutup dari teks anekdot itu sendiri. Bagian ini biasanya
ditandai oleh kata-kata seperti itulah, akhirnya, demikianlah.
Kata kunci :
1. Abstraksi : Pembukaan/gambaran umum
2. Orientasi : Latar belakang peristiwa
3. Krisis : Masalah
4. Reaksi : Penyelesaian masalah
5. Koda : Kesimpulan
Unsur-unsur anekdot
1. Teks atau cerita
2. Sindiran
3. Lucu
4. Tokoh atau partisipan
5. Singkat
6. Menarik
7. Mengesankan
8. Nyata
9. Terdapat kritikan
23
Bentuk-bentuk anekdot
1. Prosa, yakni dalam bentuk tulisan/karangan
2. Drama, yakni dalam bentuk dialog/monolog
3. Puisi, yakni dalam bentuk bait.
Napi : "Kamu masih muda kok sudah masuk penjara, kejahatan apa yang telah kamu lakukan?"
Nelayan : "Saya hanya mencuri ikan"
Napi : "Terus kamu divonis berapa tahun?"
Nelayan : "Hanya divonis hukuman seumur hidup dengan masa percobaan 2 tahun."
Krisis
Dengan rasa heran, si napi itu menanyakan lebih jauh lagi karena ini terbilang aneh
Napi : "Cuman mencuri ikan kamu bisa dihukum seberat ini? Memang ikan apa yang telah kamu
curi? Paus langka?"
Nelayan : "Begini, aku mencoba membom ikan di dalam waduk dengan sebuah detonator atau bom
kecil. Kemudian berhasil, ada 3 ekor ikan mengambang di permukaan air setelah alat
yang saya gunakan meledak"
Napi : "Wah kalau cuman itu harusnya beberapa hari saja, tidak sampai seumur hidup dong?!"
Nelayan : "Belum selesai, permasalahannya adalah setelah ikan yang mengapung, tak
lama kemudian ada 2 mayat penyelam yang ikut mengapung!"
Reaksi
Napi : "Wahahaha pantas saja kamu masuk penjara, ternyata tidak hanya ikan yang berhasil
kamu bom. Bahkan penyelam yang tak bedosa saja ikut terkena bom"
Koda
Gelak tawa mereka mulai mereda. Setelah perbincangan singkat mengenai perihal si nelayan muda
masuk penjara dan divonis seumur hidup mereka melanjutkan perbincangan dengan pembahasan
lain.
24
Contoh 2
Aku Tidak Apa-Apa
Abstraksi
Pada suatu malam yang mencekam, ada sorang kakek tunawisma yang berjalan di jalan yang sepi
dan hendak menyebrang jalan. Ia terlihat miskin, bisa dinilai dari banyu yang ia kenakan compang
camping.
Orientasi
Namun baru satu langkah ia berjalan untuk menyebrang, tiba-tiba saja ada sebuah mobil dengan
cepat melintas di hadapannya. Sontak berteriak dengan keras dan mulai menangis sesenggukan.
Krisis
Mobil itupun berhenti, dan pengemudinya bergegas keluar menghampiri sang kakek yang mungkin
ia tabrak tadi. Penampilan pengemudi tersebut seperti orang kaya! Berjas hitam dan tampak modis.
Ia pun bertanya kepada si kakek, "Apakah saya baru saja menabrak Anda?"
Rekasi
Dengan ramahnya sang Kakek menjawab, "Tidak nak tampan". Kemudian si pengendara mobil
bertanya sekali lagi. "Atau kakek sedang kelaparan dan mencoba memanggil bantuan dengan car
amenjerit dan menangis?". Si kakek menjawab kembali pertanyaan tersebut dengan jawaban Tidak.
Si pengemudi tentu kebingungan mendengar jawaban si kakek. "Lalu apa yang membuat kakek
menjerit dan menangis?"
Koda
Sembari berbalik badan hendak pergi meninggalkan si pengemudi, sang kakek menjawab "Saat
kamu melintas tadi, ban mobilmu sempat melindas kaki makanya aku menjerit!"
Latihan
Tentukan struktur anekdot berdasarkan teks anekdot berikut!
Budaya Menyerobot
Beberapa hari setelah hari raya idul fitri di sore hari. Yugi sedang mengobrol kesana
kemari dengan sang kakak ipar dan saudara yang berkunjung ke rumahnya. Suadara Yugi menetap
di Purwokerto, karena kebetulan sengaja berkunjung ke Jakarta untuk menikmati sisa libur lebaran
yang ia punya.
Kemudian obrolan mereka bertiga sampai pada pembahasan mengenai riak dan pernik
mudik saat lebaran. Ia bercerita mengenai betapa banyak pengemudi jalan raya tidak mematuhi
aturan lalu lintas yang ada. Contoh saja mengenai seringnya mengabaikan keselamatan, missal satu
sepeda dinaiki 5 orang. Juga aksi kebut-kebutan yang membahayakan banyak orang.
Ia juga bercerita bahwa di Purwokerto kalai ada orang yang main serobot aja di lampu
merah di suasana lebaran, pasti ada yang mengatakan “Itu pasti pemudik dari Jakarta!”
Aksi serobot lampu merah ini memang seperti budaya sendiri di Jakara. Banyak pengguna
jalan yang kurang peduli pada rambu-rambu lalu lintas yang seharusnya ditaati. Ada peluang
sedikit saja, langsung main serobot, melanggar lalu lintas.
Tingginya angka kecelakaan di kala musim mudik ini memang disebabkan karena budaya
melanggar lalulintas
1. Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik yaitu unsur yang terdapat di dalam karya sastra itu sendiri yang secara
langsung mendukung terciptanya sebuah karya sastra baik tersurat maupun tersirat.
Reaksi tokoh terhadap tokoh terhadap tokoh lain dan reaksi tokoh lain terhadap tokoh.
Perhatikanlah sikap tokoh terhadap pelaku lain atau sikap tokoh lain terhadap tokoh tersebut.
Berbagai macam sikap dapat ditimbulkan dari sini misalnya sikap menyayangi, membenci, iri,
cinta, simpati, empati.
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, kita sudah mempunyai bekal untuk dapat
menilai dan mengambil kesimpulan mengenai watak seorang tokoh, misalnya: pemarah,
penyabar, pemurah, lemah, kurang tegas, peragu, pemurung, penakut, atau watak yang lain.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi penokohan antara lain:
bacalah isi novel secara keseluruhan, tentukan watak masing-masing tokoh, klasifikasikan
watak dari masing-masing tokoh tersebut. Setelah membaca sebuah novel, kita dapat
mengklasifikasikan watak dari masing-masing tokoh secara umum. Misalnya, tokoh antagonis,
protagonis, atau tritagonis.
Ilustrasi : misalnya dalam cerita tokoh mengenakan gelang emas berderet, cincin, anting,
kalung dan emas besar berarti pengarang/sutradara ingin melukiskan watak tokoh yang
suka hidup mewah, sombong, dan suka menunjukan kemewahan. Contoh lain; tokoh dalam
cerita bertubuh kekar, hitam, mata selalu merah, kasar, bertato berarti pengarang ingin
melukiskan watak tokoh jahat.
2. Latar atau setting (landas tumpu) yaitu gambaran tempat, waktu, dan suasana/situasi di
tempat terjadinya peristiwa. Latar cerita sangat mempengaruhi nada/suasana/mood pada diri
tokoh dalam suatu peristiwa.
Nada/mood tersebut dapat berupa:
a. Suasana batin yaitu suasana yang ada dalam diri tokoh atau dalam hati tokoh misalnya;
rasa senang, tegang, rindu, benci, sedih, terharu, kecewa, bahagia, dan lain-lain.
b. Suasana lahir yaitu suasana yang ada di luar diri tokoh atau di sekitar tokoh misalnya;
kesepian kota, kegelapan malam, keindahan pantai, pesta yang ramai, pagi yang cerah,
dinginnya malam, panasnya matahari dan lain-lain.
Ilustrasi : Misalnya seseorang berada di tengah hutan yang sepi dan gelap tanpa ada siapa
pun. Hal ini akan membangkitkan suasana lahir dan batin pada diri tokoh tersebut karena ia
akan merasa takut dan cemas karena gelap.
4. Sudut pandang penceritaan atau titik kisah yaitu posisi pengarang dalam suatu cerita.
Sudut pandang penceritaan secara garis besar dibagi atas dua jenis yaitu:
1. Pengarang sebagai orang pertama (pelaku atau tokoh) dalam cerita baik pelaku utama
maupun pelaku sampingan yang ditandai dengan kata ganti saya, aku, kami, kita.
2. Pengarang sebagai orang ketiga yaitu pengarang di luar cerita yang ditandai dengan kata
ganti ia, dia, nya, mereka, dan nama diri seperti Ira, Hasan, Anton dan lain-lain. Sudut pandang
pengarang orang ketiga dibagi atas dua yaitu:
1) Pengarang sebagai orang ketiga peninjau yaitu pengarang seolah-olah sebagai pelapor
dalam cerita itu, tetapi yang dilaporkannya hanya hal-hal yang bersifat umum sedangkan
hal yang sekecil-kecilnya tidak dilaporkan.
2) Pengarang sebagai orang ketiga pengamat yang serba tahu yaitu pengarang mengamati
dan melaporkan semua peristiwa yang ada dalam cerita itu secara mendetail.
Keserbatahuan ini ditandai dengan kejeliannya dalam menggambarkan setiap peristiwa,
sifat-sifat tokoh, gerak-gerik tokoh dan suasana dalam peristiwa itu. Kata ganti penunjuk
sudut pandang tersebut sama dengan sudut pandang orang ketiga di atas.
5. Konflik yaitu pokok persoalan/masalah yang menjadi pokok pembicaraan dalam suatu cerita.
Hadirnya konflik dalam cerita ibarat bumbu dalam sebuah masakan. Konflik membuat cerita
menjadi hidup dan berkembang serta membuat pembaca penasaran akan sebab-akibat serta
penyelesaiannya.
Konflik dalam cerita dibagi atas tida jenis yaitu:
1. Penyebab konflik yaitu hal yang merupakan pemicu timbulnya konflik.
2. Konflik yaitu masalah yang tengah dialami tokoh.
3. Akibat konflik yaitu hal yang merupakan hasil dari konflik yang dialami tokoh.
6. Tema yaitu gagasan sentral pengarang yang mendasari penyusunan suatu cerita dan sekaligus
menjadi sasaran dari cerita itu.
7. Pesan/amanat sesuatu yang disampaikan pengarang melalui cerita dan diharapkan bisa
ditangkap oleh pembaca (ajaran, nasihat, imbauan, larangan). Pesan/amanat biasanya
dihubungkan dengan nilai yang terkandung di dalamnya misalnya; pesan moral, pesan
keagamaan, pesan sosial dan lain-lain.
8. Gaya bahasa yaitu penggunaan bahasa oleh pengarang untuk memberi kesan indah dalam cerita.
Pilihan kata/diksi serta gaya bahasa tertentu adalah bagian yang menjadi ciri kebahasaan
masing-masing pengarang. Misalnya bahasa yang penuh dengan daya imajinasi, pengarang
dalam ceritanya banyak menggunakan gaya bahasa daerah tertentu atau dengan gaya bahasa
asing dan sebagainya.
2. Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik yaitu unsur yang terdapat di luar karya sastra tetapi yang turut mendukung
pengarang dalam menciptakan karya sastranya.
2. Nilai-nilai yaitu segala sesuatu yang bersifat baik dan berharga yang berguna bagi pembaca.
Nilai menjadi pesan atau inspirasi bagi pembaca untuk dapat berbuat lebih baik. Beberapa nilai
yang ada dalam karya sastra di antaranya;
a. Nilai religius yaitu nilai yang berhubungan dengan keagamaan seperti; isi karya sastra yang
berhubungan dengan Tuhan, tokoh yang tekun beragama dan lain-lain.
b. Nilai moral yaitu nilai yang berhubungan dengan perbuatan atau tingkah laku tokoh atau
pergaulan hidup tokoh dalam cerita. Misalnya; tokoh yang berzinah, melakukan pergaulan
bebas.
c. Nilai budaya yaitu nilai yang berhubungan dengan budaya atau adat istiadat suatu
tempat/daerah tertentu. Misalnya; upacara adat, kepercayaan, pakaian daerah, bahasa
daerah, tarian daerah, benda-benda budaya dan sebagainya.
d. Nilai pendidikan yaitu nilai yang berhubungan dengan ajaran hidup yang baik. Mislnya;
bersikap jujur, sopan, sekolah dan lain-lain.
e. Nilai sosial yaitu nilai yang berhubungan dengan kemanusiaan. Misalnya; tolong-menolong,
toleransi, kerja sama, saling menghargai, gotong-royong.
f. Nilai estetika yaitu nilai yang berhubungan dengan keindahan/seni. Misalnya; jalan cerita
yang bagus, penggunaan gaya bahasa, isi.
g. Nilai ekonomi yaitu nilai yang berhubungan kebutuhan hidup. Misalnya; keuangan, boros,
hemat, suka menabung.
h. Nilai politik yaitu nilai yang berhubungan dengan kekuasaan. Misalnya; pemimpin, rakyat,
negara, pemerintah.
Catatan :
1. Unsur intrinsik lebih muda bagi pembagi untuk mengidentifikasinya sedangkan unsur ekstrinsik lebih sulit
bagi pembaca untuk mengidentifikasinya karena kita harus belajar tentang sejarahnya.
2. Pada dasarnya semua karya sastra prosa (roman, novel, cerpen) drama serta puisi mempunyai kemiripan
unsur-unsur pembentuknya yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik seperti yang dijelaskan di atas.
Perbedaannya hanya sedikit yaitu pada karya sastra drama dan puisi ada penambahan unsur
pembentuknya.
2. Contoh cerpen
Ketika Kadir Batuk-batuk
Hampir semua orang menganggap Kadir aneh. Pasalnya, ia berniat cerai dengan Sari, namun tetap
ingin tinggal satu rumah dengan mantan istrinya itu. Bagi Kadir, ini semua sama sekali tidak aneh dan sah-sah
saja. Yang tidak sah adalah jika ia tetap melakukan hubungan seperti layaknya suami istri.
Ketika niat itu disampaikan kepada ibunya, Kadir langsung kena semprot. Orang tua itu marah bukan
main. Tetapi Kadir hanya cengengesan.
”Tidak bisa, Kadir. Kalau kamu mau cerai, ya cerailah sana. Tapi kamu harus pindah rumah. Kamu
belikan rumah saja untuk istrimu. Atau untuk sementara kamu kontrakan saja dulu.”
Kadir berpikir sejenak.
”Atau kamu yang cari kontrakan. Pokoknya jangan tinggal satu rumah. Itu jalan paling baik, Dir.”
”Tidak bisa, Mak. Kami masih sama-sama menyukai rumah itu.”
”Atau kamu jual saja rumah itu, lalu uangnya dibagi dua.”
”Sulit, Mak.”
”Apa sulitnya jual rumah. Rumah kamu kan di pinggir jalan besar. Gampang laku.”
”Masalahnya bukan itu, Mak.”
”Lalu apa?”
”Rumah itu mengandung riwayat. Kami bangun dengan susah payah ketika aku dan Sari masih
miskin tapi cinta kami sedang mekar-mekarnya.”
Ibunya menggeleng-gelengkan kepala. Sementara Kadir hanya cengar-cengir.
”Kamu ini mbok jangan keblinger to, Dir, Kadir. Nggak enak kan terhadap orang-orang.”
”Biar saja apa kata orang, Mak. Mereka itu biasanya kan Cuma ngrasani.”
”Tapi siapa pun mengatakan niat kamu itu memang tidak benar. Lalu anak-anakmu bagaimana?”
Kadir tersenyum.
”Nah inilah, Mak, kenapa aku ingin tetap tinggal serumah dengan Sari sekalipun kami telah bercerai.
Jangan sampai mereka tahu kalau ayah-ibunya bercerai. Kasihan, Mak, mereka masih kecil-kecil. Kalau kami
tetap tinggal serumah kan mereka tidak tahu kalau orang tuanya telah bercerai.”
Ibunya termangu.
”Dan lagi mereka itu kan tetap menjadi tanggunganku. Dengan cara itu kasih sayang antara aku dan
anak-anak tidak terputus. Lha wong setiap hari aku ada di samping mereka.”
”Lalu untuk apa kamu bercerai?”
”Ya, karena kami sudah tidak bisa hidup bersama lagi.”
”Lha kalau kamu tinggal satu rumah, apa namanya tidak hidup bersama?”
”Secara jasmani memang hidup bersama, tetapi secara batin tidak, Mak.”
”Sari bagaimana?”
”Ia setuju saja.”
”Rupanya kamu ini sudah tidak benar semua.”
”Semuanya sudah kami pikirkan baik-buruknya, Mak.”
Ibunya berpikir beberapa saat. Kalau dinalar-nalar, jalan pikiran Kadir itu ada benarnya juga.
”Kalau mau kamu begitu, terserah. Tapi aku minta rumah kamu dibagi dua. Depan dan belakang. Dan
harus ditutup rapat-rapat. Kamu tinggal di depan, Sari di belakang. Atau sebaliknya.”
”Nanti anak-anak bagaimana, Mak?”
”Kamu harus mencari alasan mengapa rumah itu disekat.”
Akhirnya, Kadir dan Sari bercerai juga. Rumah disekat menjadi dua. Kadir tinggal di depan dan Sari
tinggal di belakang. Alasannya, karena perempuan memerlukan dapur. Lelaki bisa makan di mana saja.
Untung Kadir bisa memberikan alasan yang masuk akal buat dua anak mereka yang masih SD itu.
Tadinya, Kadir membayangkan setelah bercerai dengan Sari hidupnya bisa lebih enak karena bisa
bebas. Mau kelayapan malam-malam tidak ada yang melarang. Mau pulang pagi tidak ada yang marah.
Memang begitulah kenyataannya. Dari segi kebebasan, memang Kadir sudah mendapatkan apa yang
diinginkan. Dan masalah kebebasan itulah yang sesungguhnya menjadi pangkal perceraian. Selama ini Kadir
tidak suka Sari selalu mencampuri urusannya. Ia tidak suka kalau pulang malam ditegur, disambut dengan
muka masam bahkan diomeli. Pokoknya sebagai seniman ia ingin bebas sebebas-bebasnya. Misalnya, ia tidak
mau ditanya macam-macam kalau sedang melukis seorang wanita. Atau Sari ikut-ikutan menemui seorang
model yang datang ke rumah minta dilukis dengan segala macam kenyinyiran.
32
Sebaliknya, Sari merasa berhak melakukan semua itu karena Kadir suaminya. Sebagai perempuan,
lebih-lebih seorang istri, Sari tidak mau suaminya membawa-bawa perempuan lain.
Semua itu mengakibatkan rumah tangga mereka sering ribut dan akhirnya diputuskan lebih baik
bercerai saja.
Sehari dua hari, sebulan dua bulan, Kadir benar-benar bisa merasakan nikmatnya kebebasan itu. Ke
mana-mana tidak ada yang melarang. Pulang pagi tidak ada yang menyambutnya dengan muka cemberut.
Tidak pulang pun tidak ada yang mengharu biru. Kadir juga tidak merasa risi lagi kalau membawa modelnya
pulang. Tidak ada lagi yang bertanya-tanya siapa perempuan itu.
Tapi Kadir tetap tahu ada saja ulah bekas istrinya kalau mendengar ada tamu perempuan. Misalnya,
Sari seperti sengaja batuk-batuk atau memukul-mukul wajan penggorengan keras-keras. Rupanya masih ada
rasa cemburu dalam diri perempuan itu.
Namun, Kadir tidak peduli. Sekalipun mereka satu rumah, tetapi sudah tidak ada hubungan apa-apa
lagi. Begitu pikirnya. Namun pada suatu sore, Kadir terkejut setengah mati. Ia mendengar ada suara laki-laki
dari ruang belakang. Dada Kadir berdebar keras. Gila! Sari sudah berani memasukkan laki-laki. Ini tidak bisa
diterima. Tiba-tiba Kadir merasa cemburu sekali. Apalagi ketika ia mendengar suara Sari yang merajuk dan
kemanja-manjaan.
Kadir ingin menegur Sari. Tapi apa haknya? Bukankah mereka sudah bukan suami istri lagi?
Kadir merasa ia masih mencintai Sari.
Sejak itu Kadir sering mendengar suara laki-laki di tempat Sari. Ini tidak bisa dibiarkan, pikir Kadir.
Semua ini harus dihentikan!
Pagi itu Kadir menemui bekas istrinya. Sari menerimanya dengan biasa-biasa saja, seperti menerima
tamu lelakinya yang lain. Kadir bertanya tentang lelaki yang beberapa hari ini selalu datang. Dengan tenang
Sari menjawab.
”Aku tidak rela kalau ada lelaki yang sering datang kemari.”
”Lho?”
”Pokoknya aku tidak rela, tidak!”
”Alasannya?”
”Tidak ada alasan.”
”Lucu.”
”Tidak lucu!”
”Saya ini kan sudah bukan milik sampeyan lagi. Kita sudah bercerai.”
Kadir tercengang. Tiba-tiba ia menyadari sudah tidak punya hak lagi atas Sari. Seperti halnya Sari tidak punya
hak protes lagi jika Kadir menerima tamu perempuan.
Setahun sudah berlalu. Kadir menyadari kebebasan ternyata tidak sepenuhnya memberikan
kebahagiaan. Bahkan ia merasa kesepian. Apalagi ternyata dua anaknya lebih dekat dengan Sari sehingga
mereka jarang mau tidur bersamanya.
Suatu kali Kadir sakit. Batuk lamanya kambuh lagi, sehingga hampir setiap malam batuk tiada henti.
Mendengar batuk Kadir, Sari tidak sampai hati. Diam-diam, lewat pintu samping, Sari pergi ke ruang depan.
Kadir terbaring meringkuk seperti udang goreng. Pelan-pelan Sari duduk di pinggir tempat tidur. Ia
lupa kalau sudah bukan istri Kadir lagi.
”Mas?”
Kadir seperti mendengar suara yang merdu sekali. Ia mengangkat wajah.
Sari tersenyum.
Sebenarnya Kadir rindu sekali senyum manis seperti itu. Senyum Sari. Senyum yang lembut penuh
pengertian.
”Kan saya sudah bilang jangan terlalu banyak merokok.”
Kadir diam saja. Diraihnya telapak tangan Sari kemudian diremas jari-jarinya.
”Siapa lelaki yang sering datang itu, Ri?”
”Sampeyan cemburu, ya?”
Kadir mengangguk.
”Siapa perempuan yang sering datang itu, Mas?”
”Kamu cemburu, ya?”
Sari menggangguk pelan.
Mereka berpandangan lama sekali. Kemudian keduanya saling melemparkan senyum.
”Untuk apa kita bercerai, Ri?”
”Lho kan sampeyan yang mencerai saya.”
”Kok, kamu mau?”
”Karena saya tidak ingin menghalangi kebebasan sampeyan.”
33
Setelah mendengar kata-kata baginda, si Hutan pun pergi mengambil seruas buluh yang berisi
susu kambing serta menyangkutkannya pada pohon kayu. Maka ia pun duduk menunggui pohon itu.
Sarung kesaktiannya dikeluarkannya, dan rupanya pun kembali seperti dahulu kala. Maka datang pada
suatu hari, hujan pun turunlah dengan angin ribut, taufan, kelam kabut, gelap gulita dan tiada kelihatan
barang suatu pun. Maka Syah Peri dan Indera Bangsawan pun bercerailah. Setelah teduh hujan ribut,
mereka pun pergi saling cari mencari. Tersebut pula perkataan Syah Peri yang sudah bercerai dengan
saudaranya Indera Bangsawan. Maka ia pun menyerahkan dirinya kepada Allah Subhanahuwata’ala dan
berjalan dengan sekuat-kuatnya. Beberapa lama di jalan, sampailah ia kepada suatu taman, dan bertemu
sebuah mahligai. Ia naik ke atas mahligai itu dan melihat sebuah gendang tergantung. Gendang itu
dibukanya dan dipukulnya. Tiba-tiba ia terdengar orang yang melarangnya memukul gendang itu. Lalu
diambilnya pisau dan ditorehnya gendang itu, maka Puteri Ratna Sari pun keluarlah dari gendang itu.
Puteri Ratna Sari menerangkan bahwa negerinya telah dikalahkan oleh Garuda. Itulah sebabnya ia ditaruh
orangtuanya dalam gendang itu dengan suatu cembul. Di dalam cembul yang lain ialah perkakas dan
dayang-dayangnya. Dengan segera Syah Peri mengeluarkan dayang-dayang itu. Tatkala Garuda itu
datang, Garuda itu dibunuhnya. Maka Syah Peri pun duduklah berkasih-kasihan dengan Puteri Ratna Sari
sebagai suami istri dihadap oleh segala dayang-dayang dan inang pengasuhnya. Tersebut pula perkataan
Indera Bangsawan pergi mencari saudaranya. Ia sampai di suatu padang yang terlalu luas. Ia masuk di
sebuah gua yang ada di padang itu dan bertemu dengan seorang raksasa. Raksasa itu menjadi neneknya
dan menceritakan bahwa Indera Bangsawan sedang berada di negeri Antah Berantah yang diperintah oleh
Raja Kabir. Adapun Raja Kabir itu takluk kepada Buraksa dan akan menyerahkan putrinya, Puteri
Kemala Sari sebagai upeti. Kalau tiada demikian, negeri itu akan dibinasakan oleh Buraksa.
Ditambahkannya bahwa Raja Kabir sudah mencanangkan bahwa barang siapa yang dapat membunuh
Buraksa itu akan dinikahkan dengan anak perempuannya yang terlalu elok parasnya itu.
Hatta berapa lamanya Puteri Kemala Sari pun sakit mata, terlalu sangat. Para ahli nujum
mengatakan hanya air susu harimau yang beranak mudalah yang dapat menyembuhkan penyakit itu.
Baginda bertitah lagi. “Barang siapa yang dapat susu harimau beranak muda, ialah yang akan menjadi
suami tuan puteri.” Setelah mendengar kata-kata baginda, si Hutan pun pergi mengambil seruas buluh
yang berisi susu kambing serta menyangkutkannya pada pohon kayu. Maka ia pun duduk menunggui
pohon itu. Sarung kesaktiannya dikeluarkannya, dan rupanya pun kembali seperti dahulu kala.
Hatta datanglah kesembilan orang anak raja meminta susu kambing yang disangkanya susu
harimau beranak muda itu. Indera Bangsawan berkata susu itu tidak akan dijual dan hanya akan diberikan
kepada orang yang menyediakan pahanya diselit besi hangat. Maka anak raja yang sembilan orang itu pun
menyingsingkan kainnya untuk diselit Indera Bangsawan dengan besi panas. Dengan hati yang gembira,
mereka mempersembahkan susu kepada raja, tetapi tabib berkata bahwa susu itu bukan susu harimau
melainkan susu kambing. Sementara itu, Indera Bangsawan sudah mendapat susu harimau dari raksasa
(neneknya) dan menunjukkannya kepada raja.
Tabib berkata itulah susu harimau yang sebenarnya. Diperaskannya susu harimau ke mata Tuan
Puteri. Setelah genap tiga kali diperaskan oleh tabib, maka Tuan Puteripun sembuhlah. Adapun setelah
Tuan Puteri sembuh, baginda tetap bersedih. Baginda harus menyerahkan tuan puteri kepada Buraksa,
raksasa laki-laki apabila ingin seluruh rakyat selamat dari amarahnya. Baginda sudah kehilangan daya
upaya. Hatta sampailah masa menyerahkan Tuan Puteri kepada Buraksa. Baginda berkata kepada
sembilan anak raja bahwa yang mendapat jubah Buraksa akan menjadi suami Puteri. Untuk itu, nenek
Raksasa mengajari Indera Bangsawan. Indera Bangsawan diberi kuda hijau dan diajari cara mengambil
jubah Buraksa yaitu dengan memasukkan ramuan daun-daunan ke dalam gentong minum Buraksa. Saat
Buraksa datang hendak mengambil Puteri, Puteri menyuguhkan makanan, buah-buahan, dan minuman
pada Buraksa. Tergoda sajian yang lezat itu tanpa pikir panjang Buraksa menghabiskan semuanya lalu
meneguk habis air minum dalam gentong. Tak lama kemudian Buraksa tertidur. Indera Bangsawan segera
membawa lari Puteri dan mengambil jubah Buraksa.
Hatta Buraksa terbangun, Buraksa menjadi lumpuh akibat ramuan daun-daunan dalam air
minumnya. Kemudian sembilan anak raja datang. Melihat Buraksa tak berdaya, mereka mengambil
selimut Buraksa dan segera menghadap Raja. Mereka hendak mengatakan kepada Raja bahwa selimut
Buraksa sebagai jubah Buraksa. Sesampainya di istana, Indera Bangsawan segera menyerahkan Puteri
dan jubah Buraksa. Hata Raja mengumumkan hari pernikahan Indera Bangsawan dan Puteri. Saat itu
sembilan anak raja datang. Mendengar pengumuman itu akhirnya mereka memilih untuk pergi. Mereka
malu kalau sampai niat buruknya berbohong diketahui raja dan rakyatnya.
Sumber: Buku Kesusastraan Melayu Klasik
35
Tugas 1
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini.
1. Siapakah Indera Bangsawan?
2. Bagaimana keadaan kelahiran Indera Bangsawan?
3. Siapakah putri yang ditolong oleh saudara kembar Indera Bangsawan?
4. Apa yang dilakukan Syah Peri setelah berpisah dengan Indera angsawan?
5. Mengapa Indera Bangsawan dan Syah Peri terpisah?
6. Bagaimanakah cara Indera Bangsawan mengalahkan Buraksa?
7. Bagaimana cara Indera Bangsawan masuk ke dalam istana Raja Kabir?
8. Siapakah yang selalu menolong Indera Bangsawan sehingga ia selalu bisa melakukan hal
sulit yang diminta Raja Kabir?
9. Apakah Putri Kemala Sari mengetahui penyamaran Indera Bangsawan?
10. Apa amanat yang dapat dipetik dari hikayat di atas?
Orientasi :
Pembeli : Selamat siang pak
Penjual : Selamat siang kembali. Maaf ada yang bisa saya bantu ?
Permintaan :
Pembeli : Saya ingin beli jaket. Ada gak jaket hitam yang bahan dasarnya dari kain katun ?
Pemenuhan :
Penjual : Wah ada mas, silahkan tinggal pilih saja yang paling cocok.
38
Penawaran :
Pembeli : Kalau yang ini harganya boleh ditawar pak ?
Penjual : Ooh, boleh mas. Memangnya mau ditawar berapa ?
Pembeli : 450 ribu boleh pak ?
Penjual : Wah maaf mas, harga segitu belum boleh. Ini kualitas bagus, impor dari Prancis.
Harga pasnya 700 ribu mas. Itu sudah diskon 10% mas.
Pembeli : 600 ribu gimana pak ?
Penjual : Maaf mas, masih belum boleh. Ya sudah ini penawaran terakhir, 650 ribu.
Persetujuan :
Pembeli : Ya sudah pak, saya sepakat.
Pembelian :
( Pembeli lalu membayar uang di kasir )
Penutup :
( Pembeli lalu pergi meninggalkan toko dengan membawa jaket yang baru dibelinya )
Ketika Anda sudah memahami seluk-beluk teks negosiasi, maka selanjutnya Anda berlatih untuk
mencoba melakukan negosiasi tersebut. Lalu bagaimana cara agar negosiasi berjalan lancar?
Berikut langkah langkahnya:
1. Ajak pihak lawan untuk membuat kesepakatan.
2. Berikan alasan yang jelas dan realistis mengapa harus ada kesepakatan.
3. Bandingkanlah beberapa pilihan mengenai solusi yang akan dicapai.
4. Perjelas dan ujilah berbagai pendapat yang telah tertampung.
5. Pertahankan komitmen dan pendapat sobat agar menang dalam bernegosiasi.
6. Evaluasi pendapat sobat dan pihak lawan
7. Buatlah sebuah kesepakatan yang menegaskan kembali tujuan dalam bernegosiasi.
CONTOH
Wakil perusahaan : Itu tidak mungkin. Perusahaan sudah menanggung beban terlalu berat. Listrik
naik, bahan bakar naik, dan biaya operasional lain juga naik. Kenaikan UMP
(upah minimum provinsi) belum bisa naik sekarang.
Wakil karyawan : Kalau begitu, kami tetap akan melakukan aksi mogok kerja sampai tuntutan
kami dipenuhi.
Wakil perusahaan : Tidak boleh demikian. Kita harus mencari jalan tengah.
Wakil karyawan : Lalu, bagaimana?
Wakil perusahaan : Saya akan mengusulkan kenaikan tersebut kepada direksi. Perusahaan hanya
mampu menaikkan UMP sampai Rp2.400.000,00. Tidak lebih dari itu. Anda
sendiri tahu bahwa pada situasi global ini perusahaan mana pun mengalami
kesulitan.
Wakil karyawan : Tidak bisa, Pak. Ini kota Jakarta, Pak. Semua harus dibeli dengan uang. Ya,
tolong diusahakan bagaimana caranya agar kami dapat hidup layak. Paling tidak
kami menerima gaji sebesar Rp2.800.000,00.
Wakil perusahaan : Nanti saya akan mengusulkan ke direksi sebesar Rp2.600.000,00.
Wakil karyawan : Tapi, usahakan lebih, Pak. Kami akan bekerja lebih keras lagi.
Wakil perusahaan: Baiklah, akan saya coba. Tolong kendalikan teman-teman karyawan dan
sampaikan kepada mereka mulai besok semua karyawan harus masuk kerja
kembali. Karyawan yang mogok kerja akan kena sanksi.
Wakil karyawan : Baik, Pak. Terima kasih. Boleh saya keluar?
Wakil perusahaan : Ya, silakan.
Wakil karyawan : Ya, terima kasih. Selamat sore.
Wakil perusahaan : Selamat sore.
(Mereka bersalaman)
Ketika Suparmin keluar dari kantor perusahaan, dia disambut oleh teman-temannya. Dia lalu
menyampaikan hasil dialog dengan wakil perusahaan bahwa UMP mereka diusulkan naik paling
tidak sebesar Rp2.600.000,00.
Latihan
Teks 1
Pembeli : “Berapa harga sekilo mangga ini, Bang?”
Penjual : “Tiga puluh ribu, Bu. Murah.”
Pembeli : “Boleh kurang kan, bang?”
Penjual : “Belum boleh, Bu. Barangnya bagus lho, Bu. Ini bukan karbitan. Matang
pohon.”
Pembeli : “Iya, Bang, tapi harganya boleh kurang kan? Kan lagi musim, Bang. Dua
puluh ribu saja ya?”
Penjual : “Belum boleh, Bu. Dua puluh delapan ribu, ya, Bu. Biar saya dapat untung,
Bu.”
Pembeli : “Baiklah, tapi saya boleh milih sendiri, kan Bang?”
Penjual : “Asal jangan pilih yang besar-besar, Bu. Nanti saya bisa rugi.”
Pembeli : “Iya, Bang. Yang penting saya dapat mangga yang bagus dan tidak busuk.”
Penjual : “Saya jamin, Bu. Kalau ada yang busuk boleh ditukarkan.”
Pembeli : “Baiklah, saya ambil 3 kilo ya Pak.”
Akhirnya, penjual mempersilakan pembeli untuk memilih dan menimbang sendiri mangga
yang dibelinya.
Jenis-jenis Debat
Berdasarkan bentuk,maksut,dan metode-nya maka debat dapat' diklasifikasikan atas tipe-tipe atau
kategori, yaitu :
1. Debat Parlementer / Majelis (assembly or parlementary debating)
Adapun maksud dan tujuan majelis ialah untuk memberi dan menambahi dukungan bagi suatu
undang-undang tertentu dan semua anggota yang ingin menyatakan pandangan dan
pendapatnya pun berbicara mendukung atau menentang usul tersebut setelah mendapat izin
dari majelis . Misalnya debat calon presiden atau legislatif.
42
3. Pembatasan Ruang dan Waktu yaitu pokok permasalahan yang diperdebatkan tidak dapat
dibatasi pada periode, waktu dan tempat tertentu.
4. Catatan mengenai tantangan terhadap suatu definisi
a. Menantang catatan yang diberikan Tim Afirmatif hanya dapat dilakukan bila anda merasa
pasti bahwa definisi tersebut tidak fair.
b. Lebih baik Tim Negatif meninggalkan kasus yang sudah dipersiapkan dan menghadapi Tim
Afirmatif berdasarkan definisi yang mereka buat daripada menantang mereka tanpa dasar
dan alasan yang kuat.
5. Themeline (Benang Merah Argumentasi) adalah pikiran utama yang mengaitkan pembicara
pertama, kedua, dan ketiga sehingga terdapat konsistensi Sebuah tim harus memiliki benang
merah argumentasi yang merupakan alur pikir logis mengenai motion yang diperdebatkan.
Benang merah argumentasi menunjukkan mengapa usulan/pandangan tim tersebut benar dan
logis.
6. Argumentasi adalah proses menjelaskan mengapa sudut pandang tim tersebut harus diterima.
Argumentasi bukan opini, karenanya harus didukung oleh bukti-bukti (contoh : fakta, statistik,
kutipan pakar, pandangan masyarakat) yang relevan.
Argumentasi yang baik :
1. Relevan
2. Tersusun dengan baik
3. Konsisten dan logis secara internal (Argumen seorang pembicara tidak boleh kontradiktif
dengan argumen pembicara lainnya)
4. Jelas, karena sebuah tim pada dasarnya sedang berusaha untuk meyakinkan orang lain
bahwa argumentasinya benar.
5. Menggunakan bukti-bukti secara efektif.
Berikut ini panduan untuk menyusun argumentasi yang baik :
1. Sedapat mungkin berikan konfirmasi mengenai fakta yang disampaikan
2. Bahas permasalahan dari semua sudut pandang
3. Argumentasi dari penguasa bobotnya tidak besar karena penguasa sering membuat
kesalahan.
4. Persiapkan lebih dari satu kasus. Dalam menyusun definisi, pikirkan berbagai cara pe
definisian. Kemudian bangun argumentasi yang dapat digunakan untuk menyanggah kasus
tersebut satu persatu.
5. Jangan terpaku pada satu kasus karena itu adalah hasil pemikiran anda pribadi.
6. Kuantifikasi. Argumentasi menjadi lebih kuat bila dilengkapi dengan data kuantitatif.
B. Rebutal (Sanggahan)
Menyanggah adalah proses untuk membuktikan bahwa bobot argumentasi tim lawan lebih
rendah daripada yang mereka katakan. Termasuk didalamnya :
1. Menunjukkan bahwa argumen lawan didasarkan pada fakta yang salah, atau interpretasi
yang salah mengenai suatu fakta.
2. Menunjukkan bahwa argumen lawan tidak relevan dengan upaya pembuktian motion.
3. Menunjukkan bahwa argumen lawan tidak logis.
4. Menunjukkan bahwa meskipun argumen lawan benar namun implikasinya tidak dapat
diterima.
5. Menunjukkan bahwa meskipun argumen lawan benar namun bobotnya tidak terlalu besar.
Seperti argumen sanggahan juga bukan opini semata. Seperti keharusan tim harus menjelaskan
mengapa dan bagaimana keabsahan argumennya, mereka juga harus menunjukkan bagaimana
dan mengapa argumen lawan dipandang tidak sah.
44
B. Pembicara kedua
Pembicara kedua berperan menyajikan argumen pokok untuk memenangkan debat
A2. Pembicara Kedua Tim Afirmatif
- Menyanggah argumen utama N1
- Mempertahan kan definisi bila N1 menentang definisi tersebut
- Secara selintas menegaskan kembali argumen utama tim Afirmatif
- Menyampaikan argumen. Sebagian besar waktu A2 digunakan untuk mengemukakan
argumen dan materi baru; tidak sekedar mengulang argumen A1 (pembicara pertama). A2
bertugas menyajikan pokok-pokok argumen Tim Afirmatif.
- Menyampaikan ringkasan dari pidatonya
N2. Pembicara Kedua Tim Negatif
- Menyanggah argumen A1 dan A2
- Secara selintas menegaskan kembali argumen utama Tim Negatif, mengemukakan
argumen dan materi baru/tidak sekedar mengulang argumen N1 (pembicara pertama Tim
Negatif. N2 bertugas untuk menyajikan pokok-pokok argumen Tim Negatif.
- Menyampaikan ringkasan dari pidatonya.
C. Pembicara Ketiga
Tugas utama pembicara ketiga adalah menyanggah lawan
A3. Pembicara Ketiga Tim Afirmatif
- Menanggapi dan menyanggah argumen N1 dan N2 terutama mengenai hal-hal yang
belum semput ditanggapi oleh A2 dan A2
- Mempertegas sanggahan yang disampaikan oleh A2
- Menegaskan kembali argumentasi Tim Afirmatif yang telah disampaikan oleh A1 dan
A2 dengan mengulas secara selintas benang merah dan argumen kedua pembicara
terdahulu.
- Meringkas pokok-pokok permasalahan yang diperdebatkan.
45
Aspek yang penting diperhatikan dalam diskusi dan debat adalah kesantunan dalam
menyampaikan pendapat ataupun tanggapan-tanggapan serta menggunakan bahasa yang efektif
sehingga mudah dipahami peserta lain. Berikut beberapa aspek kesantunan dan keefektifan
berbahasa dalam berdebat.
1. Kesantunan
Kesantunan berkaitan dengan budi bahasa ataupun sikap ketika menyampaikan tanggapan.
Budi bahasa tampak pada pilihan kata yang baik, kasar, ataupun menyinggung perasaan
orang lain. Selain itu, kesantunan juga ditunjukkan dengan sikap tubuh dan ekspresi muka
yang simpatik, tidak menunjukkan keangkuhan ataupun rasa permusuhan. Berikut beberapa
contoh kesantunan berbahasa.
Tidak santun Santun
2. Keefektifan kalimat
Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu menyampaikan pikiran dan perasaan penutur
dengan jelas kepada pendengar. Berikut beberapa ciri kalimat efektif.
a. Kalimat harus memiliki subjek dan predikat. Subjek berupa kata benda dan predikat
berupa kata kerja. Contoh kalimat;
Kalimat tidak efektif Kalimat efektif
1. Kemudian pergi keluar ruangan. (tidak Kemudian ia pergi keluar ruangan.
memiliki subjek)
2. Kebun luas yang pernah digarapnya Kebun itu digarapnya bertahun-tahun
bertahun-tahun sampai ia beranak sampai ia beranak cucu.
cucuk. (hanya memiliki subjek meskipun
kalimatnya panjang)
3. Kami ke Surabaya hari ini. (tidak Kami pergi ke Surabaya hari ini.
memiliki predikat)
b. Tidak boleh hanya berupa anak kalimat. Sebuah kalimat harus ada induk kalimat agar
kalimat itu bisa berdiri sendiri sebagai kalimat. Contohnya;
Kalimat tidak efektif Kalimat efektif
1. Karena telah mengerjakan tugas Karena telah mengerjakan tugas dengan baik,
dengan baik. Nia dan teman-temannya pulang ke rumah
masing-masing.
2. Ketika hujan turun dengan derasnya. Ketika hujan turun dengan derasnya, kami
berteduh di bawah jembatan itu.
3. Bahwa dirinyalah yang paling mampu Rio merasa dirinya paling mampu di
di kelasnya. kelasnya.
c. Pilihan kata harus tepat. Pilihan kata yang tidak tepat akan menimbulkan keganjilan atau
kerancuan dalam penafsiran maknanya. Contohnya;
Kalimat tidak efektif Kalimat efektif
1. Ia memandang orang sakit. Ia membesuk/menjenguk orang sakit.
2. Banyak pahlawan kita yang tewas di Banyak pahlawan kita yang gugur di medan
medan perang. perang.
3. Kucing itu tewas dibunuh Pak Ali. Kucing itu mati dibunuh Pak Ali.
4. Kami terjebak kemacetan di jalan Kami terjebak kemacetan di jalan karena ada
karena ada iring-iringan mobil orang iring-iringan mobil jenazah korban tanah
mati korban tanah longsor itu. longsor itu.
5. Kami melihat pertandingan sepak bola Kami menonton pertandingan sepak bola di
di Stadion Lebijaga. Stadion Lebijaga.
d. Pesan yang dikandung harus jelas. Kalimat yang panjang dapat mengaburkan pesan.
Contohnya;
Kalimat tidak efektif Kalimat efektif
e. Kelancaran berbahasa
Kelancaran seseorang di dalam berbahasa sangat ditentukan oleh penguasaan orang itu
atas suatu masalah. Semakin menguasai masalah, semakin lancar bahasa orang itu.
Dengan demikian, ketika berdiskusi kita harus menguasai tema atau persoalan diskusi.
Bacalah buku-buku atau sumber yang relevan dengan tema diskusi.
f. Intonasi
Intonasi berkaitan dengan naik turunnya nada kalimat. Perbedaan nada kalimat
menyebabkan makna kalimat itu menjadi berbeda, mungkin berupa pernyataan,
pertanyaan, suruhan, ataupun seruan. Contohnya;
- Saya yang berbicara. (pernyataan)
- Saya yang berbicara? (pertanyaan)
- Saya yang berbicara! (seruan)
Perbedaan dalam hal intonasi menyebabkan ketiga kalimat itu memiliki maksud yang
berbeda. Oleh karena itulah, ketepatan dalam penggunaan intonasi sangat penting dalam
suatu perdebatan sehingga peserta lain memperoleh kejelasan atas maksud yang kita
sampaikan.
g. Ekspresi
Ekspresi berkaitan dengan pengungkapan atau proses menyatakan suatu maksud, gagasan,
perasaan, dan sebagainya. Ekspresi juga berkaitan dengan pandangan wajah atau mimik
muka. Dari ekspresi itulah, akan tampak sikap-sikap seseorang seperti perhatian,
kesungguhan, kekesalan dan lain-lain. Ketepatan dalam ekspresi juga penting di dalam
menyampaikan suatu perdebatan sebab hal itu akan membantu kejelasan maksud yang kita
sampaikan.
PELAJARAN VIII
3) Banyak menggunakan kata kerja pasif dalam rangka menjelaskan peristiwa yang dialami
tokoh sebagai subjek yang diceritakan. Kata kerja pasif adalah kata kerja yang digunakan
dalam kalimat pasif yakni kata yang berimbuhan di dan ter. Misalnya; dicintai, dikenang,
dihormati, diberi dan lain-lain.
4) Banyak menggunakan kata kerja tindakan (kata kerja yang menjelaskan peristiwa-
peristiwa atau perbuatan fisik yang dilakukan oleh tokoh. Misalnya; menulis, mengarang,
mementaskan, melahirkan, melakukan, berdagang, berjuang dan sebagainya.
5) Banyak menggunakan kata kerja mental (kata kerja yang menggambarkan peran tokoh).
Misalnya; menguasai, menyukai, diilhami.
6) Banyak menggunakan konjungsi atau kata hubung terkhusus konjungsi temporal
(keterangan waktu) dan kata depan di, ke, dari.
f. Hal-hal yang akan kita bahas dalam membaca biografi
1. Menemukan hal-hal yang menarik/mengagumkan dari tokoh (perjalanan hidupnya, prestasi-
prestasinya, kiat-kiat tokoh untuk meraih kesuksesan, sifat-sifat tokoh yang baik).
2. Menemukan kelebihan-kelebihan yang dimiliki tokoh (keunikan-keunikan yang dimiliki
tokoh, hal-hal yang luar biasa dari tokoh).
3. Menemukan masalah-masalah yang dihadapi tokoh dalam meraih kesuksesan (tantangan,
kendala yang dihadapi tokoh)
4. Menemukan hal-hal yang dapat diteladani dari tokoh (hal yang diteladani maksudnya hal-hal
yang kira-kira bisa kita jangkau, karena tidak semua hal yang menarik dapat kita teladani)
5. Menemukan/merefleksikan kesamaan sifat tokoh dengan diri sendiri (menyamakan atau
membandingkan kesamaan sifat tokoh dengan sifat kita sendiri).
g. Contoh cuplikan biografi
Ernest Miller Hemingway (21 Juli 1899-2 Juli 1961) adalah seorang novelis, pengarang
cerita pendek, dan jurnalis Amerika. Gaya penulisannya yang khas dicirikan oleh minimalisme
yang singkat dan dengan gaya seadanya dan mempunyai pengaruh yang penting terhadap
perkembangan fiksi abad ke-20. Hemingway memperoleh Hadiah Pulitzer pada 1953 untuk
The Old Man and the Sea. Ia memperoleh penghargaan Nobel dalam sastra pada 1954.
Sebagai latihan untuk Anda, sekarang bacalah kutipan biografi tokoh di bawah ini!
Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono adalah Presiden RI keenam dan Presiden pertama
yang dipilih langsung oleh Rakyat Indonesia. Bersama Drs. M. Jusuf Kalla sebagai wakil
presidennya, beliau terpilih dalam pemilihan presiden tahun 2004 dengan mengusung agenda
“Indonesia yang lebih Adil, Damai, Sejahtera dan Demokratis”, mengungguli Presiden Megawati
Soekarnoputri dengan 60% suara pemilih. Pada 20 Oktober 2004 Majelis Permusyawaratan
Rakyat melantik beliau menjadi Presiden.
Presiden SBY, seperti banyak rakyat memanggilnya, lahir pada 9 September 1949 di
Pacitan, Jawa Timur. Seorang ilmuwan teruji, beliau meraih gelar Master in Management dari
Webster University, Amerika Serikat tahun 1991. Lanjutan studinya berlangsung di Institut
Pertanian Bogor, dan di 2004 meraih Doktor Ekonomi Pertanian. Pada 2005, beliau
memperoleh anugerah dua Doctor Honoris Causa, masing-masing dari almamaternya Webster
University untuk ilmu hukum, dan dari Thammasat University di Thailand ilmu politik.
Susilo Bambang Yudhoyono meraih lulusan terbaik AKABRI Darat tahun 1973, dan
terus mengabdi sebagai perwira TNI sepanjang 27 tahun. Beliau meraih pangkat Jenderal TNI
pada tahun 2000. Sepanjang masa itu, beliau mengikuti serangkaian pendidikan dan pelatihan
di Indonesia dan luar negeri, antara lain Seskoad di mana pernah pula menjadi dosen, serta
Command and General Staff College di Amerika Serikat. Dalam tugas militernya, beliau menjadi
komandan pasukan dan teritorial, perwira staf, pelatihan dan dosen, baik di daerah operasi
maupun markas besar. Penugasan itu diantaranya, Komandan Brigade Infanteri Lintas Udara
17 Kostrad, Panglima Kodam II Sriwijawa dan Kepala Staf Teritorial TNI.
Selain di dalam negeri, beliau juga bertugas pada misi-misi luar negeri, seperti ketika
menjadi Commander of United Nations Militari Observers dan Komandan Kontingen Indonesia di
Bosnia Herzegovina pada 1995 – 1996. Setelah mengabdi sebagai perwira TNI selama 27 tahun,
beliau mengalami percepatan masa pensiun menuju 5 tahun ketika menjabat Menteri di tahun
2000. Atas pengabdiannya, beliau menerima 24 tanda kehormatan dan bintang jasa,
diantaranya Satya Lencana PBB UNPKF, Bintang Dharma dan Bintang Maha Putra Adipurna.
Atas jasa-jasanya yang melebihi panggilan tugas, beliau menerima bintang jasa tertinggi di
Indonesia, Bintang Republik Indonesia Adipurna.
Sebelum dipilih rakyat dalam pemilihan presiden langsung, Presiden Yudhoyono
melaksanakan banyak tugas-tugas pemerintahan, termasuk sebagai Menteri Pertambangan dan
Energi serta Menteri Koordinator Politik, Sosial dan Keamanan pada Kabinet Persatuan
Nasional di zaman Presiden Abdurrahman Wahid. Beliau juga bertugas sebagai Menteri
Koordinator Politik dan Keamanan dalam Kabinet Gotong-Royong di masa Presiden Megawati
Soekarnoputri. Pada saat bertugas sebagai Menteri Koordinator inilah beliau dikenal luas di
dunia internasional karena memimpin upayaupaya Indonesia memerangi terorisme.
Presiden Yudhoyono juga dikenal aktif dalam berbagai organisasi masyarakat sipil.
Beliau pernah menjabat sebagai Co-Chairman of the Governing Board of the Partnership of the
Governance Reform, suatu upaya bersama Indonesia dan organisasi-organisasi internasional
untuk meningkatkan tata kepemerintahan di Indonesia. Beliau adalah juga Ketua Dewan
Pembina di Brighten Institute, sebuah lembaga kajian tentang teori dan praktik kebijakan
pembangunan nasional. Presiden Yudhoyono adalah seorang penggemar baca dengan koleksi
belasan ribu buku, dan telah menulis sejumlah buku dan artikel seperti: Transforming Indonesia
: Selected International Speeches (2005), Peace deal with Aceh is just a beginning (2005),The
Making of a Hero (2005), Revitalization of the Indonesian Economy: Business, Politics and Good
Governance (2002), dan Coping with the Crisis – Securing the Reform (1999). Ada pula Taman
Kehidupan, sebuah antologi yang ditulisnya pada 2004. Presiden Yudhoyono adalah penutur
fasih bahasa Inggris.
51
Presiden Yudhoyono adalah seorang Muslim yang taat. Beliau menikah dengan Ibu Ani
Herrawati dan mereka dikaruniai dengan dua anak lelaki. Pertama adalah Letnan Satu Agus
Harimurti Yudhoyono, lulusan terbaik Akademi Militer tahun 2000 yang sekarang bertugas di
satuan elit Batalyon Lintas Udara 305 Kostrad. Putra kedua, Edhi Baskoro Yudhoyono,
mendapat gelar bidang Ekonomi dari Curtin University Australia.
Sumber: http://www.presidenri.go.id
Soal:
Teks biografi 2
Mengenal Halim Perdanakusuma
Abdul Halim Perdanakusuma lahir di Sampang, Madura pada tanggal 18 November 1922
dan gugur pada tanggal 14 Desember 1947 di Tanjung Hantu, Malaysia. Beliau adalah putra Patih
Sampang. Anak keempat dari sembilan saudara sekandung. Ayah Abdul Halim bernama Haji Raden
Mohammad Bahrudin Wongsotaruno. Ibunya bernama Raden Ayu Asiyah, putra seorang Wedana
Gresik, Jatim.
Pada tahun 1928 Abdul Halim Perdanakusuma mulai sekolah di Hollands Indinsche School
(HIS) di kota Sampang. Kemudian melanjutkan ke MULO (Middelboor Uitgebreid Lager Onderwijs)
pada tahun 1935. Setelah selesai, sebuah sekolah pamong praja di kota Magelang (MOSVIA)
dimasukinya. Itu semua karena kecerdasannya, bukan hanya karena ia anak seorang patih.
Pada bulan September 1939 pecahlah perang di Eropa antara Jerman melawan negara-
negara Sekutu. Abdul Halim yang telah bekerja di kantor kabupaten Probolinggo itu ditunjuk Bupati
untuk memasuki pendidikan perwira Angkatan Laut Belanda di Surabaya.
Pada tahun 1942 Abdul Halim mengikuti pendidikan pada Royal Canadian Air Force
(Angkatan Udara Kerajaan Canada) di Kanada, jurusan navigasi. Di negeri asing inilah Abdul Halim
memulai karir dirgantara.
Pada tahun 1945 Abdul Halim pulang ke Indonesia sebagai tentara Inggris. Dia diberi tugas
oleh Sekutu untuk melucuti sisa tentara Jepang di Indonesia, lalu mengirimkannya ke Jepang. Sejak
itu pula Abdul Halim memulai tugas barunya ikut serta membina serta merintis pertumbuhan
AURI. Segala pikiran dan pengalaman yang diperolehnya selama di luar negeri tidak sia-sia. Teknik
penerbangan, taktik perang udara, dan penguasaan navigasi pesawat terbang yang dikuasainya
sangat bermanfaat untuk AURI dan sangat dibutuhkan oleh bangsa dan tanah air. Ternyata cita-cita
semasa kecilnya yakni ingin mengabdikan dirinya kepada masyarakat terkabul.
Abdul Halim Perdanakusuma termasuk salah seorang patriot sejati Indonesia. Untuk
pengabdiannya akan kepentingan negara dan bangsa, pemerintah memberikan penghargaan atas
jasa almarhum, sebagai berikut:
1. Pada tanggal 17 Agustus 1952 namanya diabadikan dengan menamakan Landasan Udara
Utama AURI Cililitan, menjadi Lamuna Halim Perdanakusuma.
2. Tanggal 15 Februari 1961 pemerintah menganugerahkan Bintang Mahaputra Tingkat IV.
3. Pemerintah menaikkan pangkat almarhum Komodor Udara secara anumerta menjadi
Laksamuda TNI- Angkatan Udara.
4. Tanggal 13 Agustus 1975 Presiden Republik Indonesia menganugerahinya gelar ”Pahlawan
Nasional”.
Sumber: Biografi Halim Perdanakusuma, Depdikbud
Jawablah pertanyaan berikut!
1. Mengapa Halim Perdanakusuma mendapat beberapa penghargaan?
2. Apa cita-cita Halim Perdanakusuma sejak kecil?
3. Mengapa Halim Perdanakusuma diterima di sekolah HIS, MULO dan MOSVIA?
4. Pengalaman apa sajakah yang pernah dialami Halim Perdanakusuma selama di luar negeri?
5. Hal-hal apa sajakah yang dapat diteladani dari tokoh tersebut?
52
Biografi B. J. Habibie
B.J. Habibie adalah salah seorang tokoh panutan dan menjadi kebanggaan bagi banyak
orang di Indonesia. Beliau adalah Presiden ketiga Republik Indonesia. Nama dan gelar
lengkapnya Prof. DR (HC). Ing. Dr. Sc. Mult. Bacharuddin Jusuf Habibie. Beliau dilahirkan di
Pare-Pare, Sulawesi Selatan, pada tanggal 25 Juni 1936. Beliau merupakan anak keempat dari
delapan bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan R.A.Tuti Marini Puspowardojo.
Habibie menikah dengan Hasri Ainun Habibie pada tanggal 12 Mei 1962 dan dikaruniai dua
orang putra yaitu Ilham Akbar dan Thareq Kemal. Habibi menjadi yatim sejak kematian
bapaknya yang meninggal dunia pada 3 September 1950 karena terkena serangan jantung.
Setelah ayahnya meninggal, ibunya menjual rumah dan kendaraannya kemudian pindah
ke Bandung bersama anak-anaknya. Ibunya membanting tulang membiayai kehidupan anak-
anaknya. Masa kecil Habibie dilalui bersama saudara-saudaranya di Pare-Pare, Sulawesi Selatan.
Sifat tegas dan selalu memegang prinsip yang diyakini telah ditunjukkan Habibie sejak kanak-
kanak. Habibie yang punya kegemaran menunggang kuda dan membaca ini dikenal sangat
cerdas sejak masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Habibie kemudian menuntut ilmu di
Gouvernments Middlebare School.
Di SMA, kecerdasan beliau dan prestasinya tampak menonjol, terutama dalam
pelajaran-pelajaran eksakta. Habibie menjadi sosok favorit di sekolahnya. Atas kecerdasannya,
setelah tamat SMA di Bandung tahun 1954, beliau masuk ke ITB (Institut Teknologi Bandung).
Namun, ia tidak menyelesaikan S-1 nya di sana karena mendapatkan beasiswa dari Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan untuk melanjutkan kuliahnya di Jerman. Habibie terinspirasi pesan
Bung Karno tentang pentingnya dirgantara dan penerbangan bagi Indonesia. Oleh karena itu ia
memilih jurusan teknik penerbangan dengan spesialisasi konstruksi pesawat terbang di Rhein
Westfalen Aachen Technische Hochschule (RWTH). Demi ibunya yang telah bersusah payah
membiayai hidup dan pendidikannya, Habibie belajar dengan sungguh-sungguh. Tekadnya harus
jadi orang sukses. Pada saat kuliah di Jerman tahun 1955, di Aachen, 99% mahasiswa Indonesia
yang belajar di sana diberi beasiswa penuh. Hanya beliaulah yang memiliki paspor hijau. Ketika
musim liburan tiba, ia menggunakan waktunya untuk mengikuti ujian dan bekerja. Sehabis masa
libur, ia kembali fokus belajar.
Gaya hidupnya ini sangat berbeda dibandingkan teman-temannya yang memilih
menggunakan waktu liburan musim panas untuk bekerja, mencari pengalaman, tanpa mengikuti
ujian. Tahun 1960, Habibie berhasil mendapat gelar Diploma Ing, dari Technische Hochschule
Jerman dengan predikat cumlaude (sempurna) nilai rata-rata 9,5. Dengan gelar insinyurnya itu,
Habibie mendaftar diri untuk bekerja di Firma Talbot, sebuah industri kereta api di Jerman. Pada
saat itu Firma Talbot membutuhkan sebuah wagon yang bervolume besar untuk mengangkut
barang-barang yang ringan tapi volumenya besar. Talbot membutuhkan 1000 wagon. Mendapat
tantangan seperti itu, Habibie mencoba mengaplikasikan cara-cara konstruksi membuat sayap
pesawat terbang. Metode itu ia terapkan pada wagon dan akhirnya berhasil. Habibie kemudian
melanjutkan studinya di Technische Hochschule Die Facultaet Fuer Maschinenwesen Aschen.
Habibie menikah dengan Hasri Ainun Habibie yang kemudian diboyongnya ke Jerman.
Hidupnya makin keras. Pada pagi hari, Habibie terkadang harus berjalan kaki cepat ke
tempat kerjanya yang jauh untuk menghemat biaya hidup. Ia pulang pada malam hari dan belajar
untuk kuliahnya. Demi menghemat, istrinya harus mengantrie di tempat pencucian umum untuk
mencuci. Pada tahun 1965, Habibie mendapatkan gelar Dr. Ingenieur dengan penilaian summa
cumlaude (sangat sempurna) dengan nilai rata-rata 10 dari Technische Hochschule Die Facultaet
Fuer Maschinenwesen Aschen. Habibie mendapatkan gelar Doktor setelah menemukan rumus
yang ia namai “Faktor Habibie” karena bisa menghitung keretakan atau krack propagation on
random sampai ke atom-atom pesawat terbang. Habibie dijuluki sebagai Mr. Crack. Pada tahun
1967, Habibie menjadi Profesor Kehormatan (Guru Besar) pada Institut Teknologi Bandung.
Kejeniusan dan prestasi mengantarkan Habibie diakui lembaga internasional, di antaranya
Gesselschaft fuer Luft und Raumfahrt (Lembaga Penerbangan dan Angkasa Luar) Jerman, The
Royal Aeronautical Society Londong (Inggris), The Royal Swedish Academy of Engineering
Sciences (Swedia), The Academie Nationale de l’Air et de l’Espace (Perancis), dan The US
Academy of Engineering (Amerika Serikat). Penghargaan bergengsi yang pernah diraih Habibie
adalah Edward Warner Award dan Award von Karman yang hampir setara dengan hadiah Nobel.
53
Mengapresiasi Puisi
Puisi adalah salah satu karya sastra yang disusun untuk mengekspresikan ide, gagasan, perasaan
dan emosi penyair dengan menggunakan kata-kata yang indah melebihi bahasa yang digunakan
sehari-hari.
Jenis-jenis puisi berdasarkan zamannya terbagi atas 3 jenis yaitu puisi lama, puisi baru, puisi
kontenporer
a. Puisi lama
Puisi lama adalah puisi zaman Melayu Klasik yang bahasanya menggunakan bahasa Melayu
Klasik yang bentuknya terikat oleh baris, bait dan jumlah suku kata serta kata.
Jenis-jenis puisi lama adalah sebagai berikut; Gurindam, Pantun, Syair, Seloka, Karmina, Mantra,
Talibun
1. Gurindam
Gurindam adalah puisi Melayu Lama yang terdiri atas dua baris dalam sebait dengan irama
akhir yang sama yang isinya baris pertama berupa persoalan dan baris kedua berupa akibat dari
persoalan tersebut. Gurindam yang terkenal adalah Gurindam Dua Belas karangan Raja Ali Haji
yang terdiri atas dua belas pasal dan kedua belas pasal itu berisi nasihat tentang agama, budi
pekerti, pendidikan, moral, dan tingkah laku.
Aspek yang dianalisis dari gurindam adalah menentukan maksud/isi gurindam. Berikut contoh
gurindam beserta maksud/isinya.
Contoh :
Maksud/isi
Pasal Gurindam Maksud/isi
Jika hendak mengenal orang yang berakal Kita dapat memperoleh manfaat jika
Di dalam dunia mengambil bekal bergaul dengan orang yang pandai
Pasal 6 Cahari olehmu akan sahabat Carilah teman yang dapat menghibur
Yang boleh dijadikan obat ketika susah.
Gurindam Makna
Nasihat tentang agama
Pasal 1
Barang siapa tiada memegang agama manusia harus memiliki agama karena agama sangat penting bagi
Sekali-kali tiada boleh dibilang nama kehidupan manusia, orang yang tidak mempunyai agama akan buta
arah menjalankan hidupnya.
Barang siapa mengenal yang empat Untuk mencapai kesempurnaan didalam menjalani hidup, manusia
Maka yaitulah orang yang ma’rifat harus mengenal empat zat yang menjadikan manusia mula-mula. 4
tersebut adalah syari’at, tarikat, hakikat dan makrifat.
Barang siapa mengenal Allah SWT Orang yang mengenal Allah SWT, harus melakukan perintah-Nya
Suruh dan tegaknya tiada ia menyalah dan menjauhi larangan-Nya, tidak akan melanggar aturannya.
55
Barang siapa mengenal diri Orang yang tidak beragama tidak akan memiliki identitas diri dan
Maka telah mengenal akan Tuhan yang tidak akan dekat dengan Allah SWT.
bahri
Barang siapa mengenal dunia Kita dapat mengetahui kebesaran Allah lewat manusia, makhluk
Tahulah ia barang yang terpedaya ciptaan-Nya yang paling sempurna. Manusia yang berorientasi pada
kebahagiaan atau hanya mencari kebahagiaan di dunia saja,
sebenarnya ia akan tertipu dan menyadarinya bahwa di dunia itu
hanya sesaat.
Barang siapa mengenal akhirat Di dunia ini kita hanya hidup sesaat, setelah kita wafat setiap
Tahulah ia dunia mudharat manusia akan dimintakan pertanggung jawabannya di akhirat nanti.
“ Menceritakan tentang orang – orang yang meninggalkan Sembahyang, Puasa, Zakat, dan Haji
beserta akibatnya.”
Pasal ke 2 Makna
Barang siapa mengenal yang tersebut Semakin seorang dekat dan mengetahui tentang agamanya
Tahulah ia makna takut pasti manusia tersebut akan takut dan orang tersebut harus
menjalani Perintah-perintah-Nya dan wajib kita laksanakan
Barang siapa meninggalkan sembahyang Orang yang tidak sembahyang bagaikan rumah yang tidak
Seperti rumah tiada bertiang mempunyai tiang, shalat merupakan pegangan hidup.
Barang siapa meninggalkan puasa Orang yang meninggalkan ibadah puasa akan kehilangan
Tidaklah mendapat dua termasa dunia dan akhirat, berarti Allah tidak akan menjaga orang
itu.
Barang siapa meninggalkan zakat Harta dari orang yang tidak membayar zakat tidak diridhai
Tiadalah hartanya beroleh berkat oleh Allah. Itupun jika di dunia hidupnya senang apabila
tidak memberikan sebagian harta nya maka, hidupnya tidak
akan terasa senang.
Barang siapa meninggalkan haji Orang yang tidak naik haji (apalagi jika ia mampu) tidak
Tiadalah ia menyempurnakan janji menyempurnakan janjinya sebagai orang Islam.
“ tentang budi pekerti, yaitu menahan kata-kata yang tidak perlu dan makan seperlunya ”
Pasal 3 Makna
Apabila terpelihara mata Mata harus di pergunakan sebaik-baiknya jangan
Sedikitlah cita-cita sampai kita meliahat apa yang dilarang oleh allah
swt
Apabila terpelihara kuping Telinga harus dijauhkan dari segala macam
Khabar yang jahat tiadalah damping bentuk gunjingan dan hasutan
Apabila terpelihara lidah Orang yang menjaga omongannya akan
Niscaya dapat daripadanya faedah mendapatkan manfaat.
Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan Jangan mengambil barang yang bukan hak kita
Daripada segala berat dan ringan
Apabila perut terlalu penuh Nafsu harus dijaga supaya tidak melakukan
Keluarlah fi’il yang tidak senonoh perbuatan yang dilarang
Anggota tengah hendaklah ingat Hidup harus dijalani penuh semangat
Di situlah banyak orang yang hilang semangat
Hendaklah peliharakan kaki Jangan merugikan diri dengan melakukan hal-hal
Daripada berjalan yang membawa rugi yang mubajir dan maksiat. Melangkahlah dijalan
yang benar dan di ridhoi
56
“tentang tabiat yang mulia, yang muncul dari hati (nurani) dan akal pikiran (budi) ”
Pasal 4 Makna
Hati itu kerajaan di dalam tubuh Jagalah hati dari perbuatan yang di larang oleh agama
Jikalau zalim segala anggota tubuh pun rubuh
Apabila dengki sudah bertanah Hati yang dengki hanya akan merugikan diri sendiri
Datanglah daripadanya beberapa anak panah
Mengumpat dam memuji hendaklah pikir Berbicara harus dipikir supaya tidak celaka karenanya
Di situlah banyak orang yang tergelincir
Pekerjaan marah jangan dibela Amarah adalah perbuatan sia-sia, jaga lah amarah kita
Nanti hilang akal di kepala
Jika sedikitpun berbuat bohong Orang yang pernah berbohong, sedikit apa pun
Boleh diumpamakan mulutnya itu pekung ustanya, akan terus tampak di mata orang lain
Tanda orang yang amat celaka Orang yang paling celaka adalah orang yang tidak
Aib dirinya tiada ia sangka menyadari kesalahannya sendiri sampai harus
dikatakan oleh orang lain
Bakhil jangan diberi singgah Sifat pelit akan menguras hartanya sendiri, berarti
Itulah perompak yang amat gagah dengan menjadi dermawan justru harta kita akan
bertambah
Barang siapa yang sudah besar Jagalah setiap perbuatan kita
Janganlah kelakuannya membuat kasar
Barang siapa perkataan kotor Kelakuan dan kata-kata hendaklah selalu halus dan
Mulutnya itu umpama ketor bersih.
Di manakah salah diri Jika kita berbuat kesalahan kita harus minta maaf
Jika tidak orang lain yang berperi
Pekerjaan takbur jangan direpih Jangan mengambil pekerjaan yang haram
Sebelum mati didapat juga sepih
2. Pantun
Pantun adalah puisi lama yang terdiri atas empat baris dengan dua baris pertama berupa
sampiran dan dua baris kedua berupa isi serta bersajak akhir ab-ab.
Dalam khasanah sastra Indonesia, puisi lama seperti mantra, bidal, talibun, seloka,
gurindam, dan pantun merupakan kesusastraan asli Indonesia, warisan dari kesusastraan Melayu. Dari
berbagai jenis puisi lama tersebut, yang sampai sekarang masih terus berkembang dan banyak
dinikmati adalah pantun. Seperti halnya ciri puisi lama yang lain, pantun pada awalnya digunakan
dalam acara adat atau upacara tradisi tertentu saja. Pantun pada saat itu tidak digunakan untuk hiburan
atau untuk mencari kesenangan semata. Pada perkembangan berikutnya, pantun banyak digunakan
sebagai hiburan. Bahkan seringkali kita mendengar pantun digunakan sebagai pelengkap dalam acara-
acara hiburan di televisi atau radio.
Pantun dapat digunakan untuk menyatakan segala macam perasaan dan curahan hati, baik
untuk menyatakan senang, sedih, cinta, benci, jenaka, maupun untuk menyatakan nasihat agama atau
adat. Oleh sebab itu ada pantun adat, pantun agama, pantun percintaan, pantun nasihat, pantun jenaka,
pantun teka-teki, dan lain-lain. Meskipun mengalami perkembangan, ciri khas pantun sebagai jenis
puisi lama sampai saat ini masih tetap dipertahankan seperti berikut ini.
1. Tiap bait terdiri atas empat baris.
2. Tiap-tiap baris terdiri atas 8 sampai 12 suku kata.
3. Sajaknya, sajak sengkelang berumus a–b–a–b.
4. Dua baris pertama merupakan sampiran, sedangkan dua baris terakhir merupakan isi.
Perhatikan contoh penulisan pantun berikut ini.
Kalau gugur gugurkan nangka (a)
Jangan ditimpa sicabang pauh (b)
Kalau tidur tidurkan mata (a)
Jangan dicintai orang yang jauh (b)
Sampiran berfungsi sebagai pengantar dalam menyatakan isi. Sebagai pengantar, penulisan sampiran ditekankan
pada bunyi dan irama yang dimungkinkan memiliki kesamaan dengan bunyi dan irama yang akan dinyatakan
pada isi. Makna kata dalam sampiran tidak ada korelasinya dengan makna kata pada isi.
Contoh :
Kayu cendana di atas batu
Sudah diikat dibawah pulang
Adat dunia memang begitu
Benda yang buruk memang terbuang
58
3. Syair
Syair adalah salah satu puisi lama. Syair berasal dari Persia, dan dibawa masuk ke
Nusantara bersama dengan masuknya Islam ke Indonesia. Kata atau istilah Syair berasal dari
bahasa arab yaitu Syi'ir atau Syu'ur yang berarti "perasaan yang menyadari", kemudian kata
Syu'ur berkembang menjadi Syi'ru yang berarti puisi dalam pengetahuan umum.
Dalam perkembangannya syair tersebut mengalami perubahan dan modifikasi sehingga
menjadi khas Melayu, tidak lagi mengacu pada tradisi sastra syair negeri Arab. Penyair yang
berperan besar dalam membentuk syair khas Melayu adalah Hamzah Fansuri dengan karyanya,
antara lain:
Syair Perahu, Syair Burung Pingai, Syair Dagang, dan Syair Sidang Fakir.
Ciri-ciri syair antara lain :
1. Setiap bait terdiri dari empat baris.
2. Setiap baris terdiri atas 8-14 suku kata.
3. Bersajak a-a-a-a.
4. Semua baris adalah isi.
5. Bahasanya biasanya kiasan.
Menurut isinya syair dapat dibagi menjadi lima (5) golongan, sebagai berikut :
1. Syair Panji
Syair Panji menceritakan tentang keaadaan yang terjadi dalam istana dan keadaan orang-orang
yang berasal dari isana. Contoh syair panji adalah Syair Ken Tambuhan yang menceritakan
tentang seorang putri bernama Ken Tambuhan yang dijadikan persembahan kepada Sang Ratu
Kauripan.
2. Syair Romantis
Syair Romantis berisi tentang percintaan yang biasanya terdapat pada cerita alipur laram
hikayat, maupun cerita rakyat. Contoh syair romantis yakni Syair Bidasari yang menceritakan
tentang seorang putri raja yang telah dibuang ibunya. Setelah beberapa lama ia dicari Putra
Bangsawan (saudaranya) untuk bertemu dengan ibunya, Pertemuan pun terjadi dan akhirnya
Bidasari memaafkan ibunya, yang telah membuang dirinya.
3. Syair Kiasan
Syair Kiasan berisi tentang percintaan ikan, burung, bunga atau buah-buahan. Percintaan
tersebut merupakan kiasan atau sindiran terhadap peristiwa tertentu. Contoh syair kiasan
adalah Syair Burung Pungguk yang isinya menceritakan tentang percintaan yang gagal akibat
perbedaan pangkat, atau seperti perumpamaan "seperti pungguk merindukan bulan"
4. Syair Sejarah
Syair Sejarah adalah syair yang berdasarkan peristiwa sejarah. Sebagian besar syair sejarah
berisi tentang peperangan. Contoh syair sejarah adalah Syair Perang Mangkasar (dahulu
bernama Syair Sipelman), berisi tentang perang antara orang-orang Makassar dengan Belanda.
5. Syair Agama
Syair Agama merupakan syair terpenting. Syair agama dibagi menjadi empat yaitu: (a) syair sufi,
(b) syair tentang ajaran Islam, (c) syair riwayat cerita nabi, dan (d) syair nasihat.
Perlu kita ketahui, setiap syair pasti mengandung pesan tertentu. Pesan tersebut dapat kita
simpulkan setelah memahami isi sebuah syair. Contoh syair agama : Syair Perahu, Syair Dagang
Syair Kiamat, Bahr An-Nisa, Syair Takbir Mimpi, Syair Raksi
Contoh Syair sebagai berikut:
Tema : "Syair Abdul Muluk" adalah kisah putra raja yang bijak. Pesan atau amanat hendaklah kita
menjadi orang yang bijak dan baik budi agar dicintai sesama. Syair ini termasuk Syair Panji.
Contoh soal UN
Cermati bait syair berikut!
Meski kami keras kepala
Kau coba dan berusaha
Demi ilmu yang berguna
Sampai kelak di akhirat
Perbaikan baris keempat syair tersebut adalah ...
A. Sampai masa tua menjelang
B. Sampai kami bisa mandiri
C. Demi ilmu yang berguna
D. Sampai kelak masa tua
E. Sampai kami bisa berhasil
4. Seloka
Seloka adalah pantun berkait atau pantun berantai. Contohnya terdapat pada jenis pantun yang ke-
12 di depan.
5. Karmina
Karmina adalah pantun yang terdiri atas dua baris, baris pertama sebagai sampiran dan
baris kedua sebagai isi.
Contoh;
Gendang gendut tali kecapai
Kenyang perut senanglah hati
7. Talibun
Talibun adalah pantun yang susunannya terdiri atas enam, delapan, atau sepuluh baris. Jika
enam baris maka 3 baris pertama sebagai sampiran dan tiga baris berikutnya sebagai isi
begitu pula talibun yang delapan baris dan sepuluh baris.
Contoh:
Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak beli
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari
Induk semang cari dahulu
62
b. Puisi Baru
Puisi baru adalah puisi adalah puisi yang tidak terikat dengan ketentuan-ketentuan
seperti jumlah bait, baris dan suku kata dan menggunakan bahasa Indonesia.
Jenis-jenis puisi baru
1. Puisi naratif yaitu puisi yang mengungkapkan cerita atau penjelasan penyair. Puisi
naratif terbagi atas dua jenis yaitu;
1) Balada adalah puisi yang berisi cerita tentang orang-orang perkasa atau
tokoh pujaan. Misalnya Balada Orang-Orang Tercinta, Balada Terbunuhnya
Atmokarpo, Balada Blues untuk Bonnie karya W.S. Rendra.
2) Romansa adalah jenis puisi cerita yang menggunakan bahasa romantik yang
berisi kisah percintaan dan diselingi perkelahian dan petualangan. Misalnya;
puisi Romance Perjalanan karya Kirdjomuljo yang mengisahkan petualangan
cinta tanah air.
2. Puisi lirik yaitu puisi yang berisi luapan batin individual penyairnya dengan segala
macam endapan pengalaman, sikap maupun suasana batin yang melingkupinya.
Puisi lirik terbagi atas beberapa jenis yaitu;
1) Elegi yaitu puisi yang mengungkapkan perasaan duka.
2) Serenada yaitu sajak percintaan yang dapat dinyanyikan.
3) Ode yaitu puisi yang berisi pujaan terhadap seseorang, hal, atau keadaan.
4) Himne adalah puisi yang berisi pujian kepada Tuhan, tanah air atau
pahlawan.
3. Puisi deskriptif yaitu puisi yang memberi kesan terhadap keadaan/peristiwa,
benda atau suasana yang dipandang menarik perhatiannya. Puisi deskriptif
terbagi atas beberapa jenis yaitu;
1) Satire yaitu puisi yang mengungkapkan perasaan ketidakpuasan penyair
terhadap suatu keadaan tetapi dengan cara menyindir atau menyatakan
keadaan sebaliknya.
2) Puisi kritik sosial yaitu puisi yang menyatakan ketidaksenangan penyair
terhadap keadaan atau terhadap diri seseorang tetapi dengan cara
membeberkan kepincangan atau ketidakberesan keadaan/orang tersebut.
Unsur-unsur yang dianalisis dalam puisi
1) Isi puisi yaitu makna yang terkandung dalam puisi.
2) Nada/suasana yaitu perasaan hati yang dirasakan baik penyair maupun pembaca dari isi puisi.
Misalnya; kedamaian, ketenangan, keheningan, kesepian, keromantisan, kedukaan, keramaian dan
lain-lain.
3) Tema yaitu gagasan sentral/gagasan pokok terciptanya suatu puisi. Misalnya; ketuhanan, kemelaratan,
kerinduan, keindahan, kemerdekaan dan sebagainya.
4) Pesan/amanat yaitu ajaran, nasihat, imbauan, harapan, larangan dan sebagainya yang ditangkap oleh
pembaca dari sebuah puisi.
5) Nilai yaitu nilai-nilai kehidupan yang terdapat dalam puisi. Misalnya; nilai agama, nilai kepahlawanan,
nilai sosial dan lain-lain.
6) Permajasan yaitu gaya bahasa yang digunakan dalam puisi. Misalnya; majas metafora, hiperbola,
personifikasi, sinisme dan lain-lain.
7) Pengimajian/pengindraan yaitu gambaran pancaindra yang membuat pembaca seolah-olah merasakan
sendiri seperti apa yang dirasakan oleh penulis seperti; melihat, mendengar, dan lain-lain. Misalnya;
kurasakan lembutnya hatimu ..., kudengar kelepak sayap kelelawar di malam hari serta rintikan hujan
yang ...
8) Pemadatan bahasa yaitu kata-kata yang panjang dipadatkan menjadi kata yang pendek. Misalnya;
sebuah kisah hidup yang panjang dibuat menjadi satu untaian puisi saja.
9) Pemakaian kata bermakna lambang/simbol yaitu kata-kata yang menyimbolkan makna tertentu.
Misalnya;
api melambangkan kemarahan, baja melambangkan kekuatan, hitam melambangkan kedukaan,
bunga melambangkan kecantikan dan lain-lain.
10) Irama/ritme yaitu penggunaan kata/kalimat yang dapat memperindah bunyi dalam puisi
(pengulangan bunyi, kata, frase, dan kalimat dalam puisi yang kesannya dapat memperindah puisi
tersebut). Misalnya;
Pagiku hilang sudah melayang
Hari mudaku telah pergi
Kini petang datang membayang
Batang usiaku sudah tinggi
63
Cuplikan puisi di atas terdapat pautan bunyi yang terasa indah. Baris pertama mempunyai pautan
bunyi dengan baris ketiga dan baris kedua mempunyai pautan bunyi dengan baris keempat. Puisi
tersebut juga mengandung pesan agar kita tidak menyia-nyiakan masa muda.
11) Tata wajah (tipografi) yaitu puisi yang ditulis menampilkan sebuah gambaran yang dapat mewakili
maksud tertentu. Misalnya; puisi dengan bentuk seperti pot, rumah, zig-zag dan lain-lain.
Catatan: Dalam sebuah puisi tidak semuanya unsur di atas ada sehingga setiap pertanyaan yang
berhubungan dengan puisi disajikan dalam beberapa cuplikan puisi yang berbeda-beda.
Contoh:
Doa
Tuhanku
Dalam termenung
Aku masih menyebut nama-Mu
Biar susah sungguh
Mengingat Kau penuh seluruh
Caya-Mu panas suci
Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
Di Pintu-Mu aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling
b) Tema
Puisi di atas mengusung tentang ketuhanan. Dapat dibuktikan melaluibebrapa penggalan bait
diantaranya. Pertama, penggunaan kata sangat jelas dan tegas yang mengungapkan dan tertuju kepada
Tuhan. Kata “doa” merupakan sebuah tanda ketika hambanya berkomunikasi dengan Tuhannya,
penggunaan kata lainnya seperti, Tuhanku, nama-Mu, mengingat Kau, caya-Mu, di pintu-Mu.
c) Nada dan Suasana
Nada berarti sikap penyair dengan pembaca puisi. Suasana berarti menitik beratkan kepada pembaca
setelah membaca puisi Doa. Hubungan antara manusia dengan Tuhan dari puisi ini seolah mengajak
kita sebagai pembaca agar lebih dekat dengan Tuhannya karena semuanya akan kembali kepada-Nya.
Coba renungkan tentang arti hidup itu sendiri dengan diwakili dari puisi tersebut yaitu “pengembaraan
di negeri asing”.
c) Perasaan
Dalam puisi ”Doa” gambaran perasaan penyair adalah perasaan terharu dan rindu. Perasaan tersebut
tergambar melalui kata diantaranya kata : termenung, Aku hilang bentuk, menyebut nama-Mu,remuk,
Aku tak bisa berpaling
d) Amanat
Dari amanat ini dapat disesuaikan dengan tema yang diangkat dari puisi ”Doa” bahwa kehidupan ini
adalah sebuah perjuangan, berusahalah dan selalu berdoa kepada-Nya dapat diibaratkan kita hidup di
negeri asing dengan maksud, tanpa kita berusaha sendiri, dan tanpa diiringi doa, semuanya akan sia-sia
dan apa yang kita cita-citakan tidak akan bisa terwujud, hal ini dapat dijelaskan melalui bait terakhir
sebagai berikut:
Tuhanku,
Di Pintu-Mu Aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling
64
c. Puisi Kontenporer
Puisi Kontemporer adalah puisi masa kini yang bentuknya tidak terikat dan memiliki keunikan
tersendiri seperti pada penggunaan kata/kalimatnya, tipografinya, kekuatan maknanya dan sebagainya.
secara Seperti contohnya saja seperti puisi dari Danarto yang memulainya dengan kekuatan garis dalam
menciptakan sebuah karya puisi. Sedangkan puisi karangan Sutardji justru memulai dengan tidak
mempercayai kekuatan dari kata, tetapi dia mulai berpindah pada kekuatan dan eksistensi bunyinya. Penyair
puisi kontenporer seperti Sapardi Djoko Damono, Sutardji dan Danarto, Husni Jamaluddin, Hamid Jabar,
Noorca Marendra, Ibrahim Sattah, dan masih banyak lagi. Penyair-penyair sastra ini yang mencanangkan
puisi dengan bentuk yang ganjil dan aneh.
Ciri-ciri dari Puisi Kontemporer adalah;
1. Bebas menggunakan unsur bahasa baik daerah atau bahasa asing
2. Seringkali menggunakan kata-kata yang kurang santun, ejekan, kadang juga menggunakan kata-kata
makian yang kasar.
3. Terdapat pengulangan kata dan visualisasi huruf
4. Tata wajah atau tipografinya unik.
5. Membolak-balikan susunan kata-katanya sehingga sulit untuk dimengerti
6. Kata-kata yang digunakan sangat minim/sedikit
66
kawin
kawin
kawin
kawin
kawin
ka
win
ka
win
ka
win
ka
win
ka
winka
winka
winka
sihka
sihka
sihka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
sih
sih
sih
sih
sih
ka
Ku
Diksi
Diksi yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya.
Dalam puisi Tragedi Winka dan Sihka hanya dapat ditemui empat suku kata: ka, win, sih, dan Ku.
Dengan keempat suku kata tersebut, terbentuklah delapan kata: kawin, winka, sihka, ka, win, sih,
dan Ku yang beberapa di antaranya merupakan kata-kata baru hasil pembebasan kata oleh Sutardji
yang dalam hal ini adalah dengan membiarkan kata membolak-balikkan dirinya dan alhasil tentu
saja tidak akan kita temukan kata tersebut jika kita mencarinya di kamus dan kata baru tersebut
pun memiliki makna tersendiri. Dan logika pemaknaannya dimungkinkan sebagai berikut: ketika
sebuah kata utuh, sempurna seperti aslinya, maka arti dan maknanya pun sempurna. Bila kata-kata
dibalik, maka maknanya pun terbalik, berlawanan dengan arti kata aslinya. Contohnya, kata Tuhan
kalau dibalik menjadi hantu, artinya berlawanan. Tuhan itu sesembahan manusia, hantu itu musuh
manusia. Tuhan itu Maha Pengasih, hantu itu jahat. Dalam kata “kawin” terkandung konotasi
kebahagiaan, sedangkan “winka” itu mengandung makna kesengsaraan. “Kawin” adalah persatuan,
sebaliknya “winka” adalah perceraian. “Kasih” itu berarti cinta, sedangkan “sihka” kebencian. Bila
“kawin” dan “kasih” menjadi “winka” dan “sihka” itu adalah tragedi kehidupan. Targedi mulai
terjadi ketika “kawin” dan “kasih” yang karena suatu ujian hidup dan sebagainya tidak bisa
dipertahankan lagi hingga berubah menjadi winka dan sihka (perceraian dan kebencian) dan
terpecah menjadi sih – sih, kata tak bermakna, yang menunjukkan hidup menjadi sia-sia belaka.
Cobaan itu kembali datang yang benar-benar memisahkan antara ka dan sih. Keduanya benar-
benar hidup sendiri yang akhirnya perkawinan tersebut berujung pada sebuah kematian.
Pengimajian
Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan indera penglihatan,
pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji
penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca
seakan-akan melihat, mendengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair.
Pada puisi ini, pengulangan kata “kawin” dari baris pertama hingga kelima lalu dilanjutkan baris
selanjutnya masing-masing ka, win, ka, win dan seterusnya menunjukkan pada kita akan sebuah
perjalanan kehidupan yang berawal dari sebuah perkawinan.
Bahasa figuratif
Bahasa figuratif adalah bahasa yang digunakan penyair untuk mengatakan sesuatu dengan cara
yang tidak biasa, yaitu dengan secara tidak langsung mengungkapkan makna. Kata atau bahasanya
bermakna kias atau makna lambang. Namun, dalam puisi Tragedi Winka dan Sihka ini tampaknya
tidaklah mengandung bahasa figuratif. Sebaliknya, untuk mengatakan sesuatu dengan cara yang
tidak biasa, pengarang membolak-balikkan kata sehingga tersiratlah suatu makna tersendiri sesuai
dengan yang diungkapkan oleh pengarang sendiri bahwa ia ingin “membebaskan kata”.
Menurutnya, kata-kata dapat menciptakan, menemukan kemauan, dan bermain dengan dirinya
sendiri dan terciptalah suatu kreativitas, salah satu caranya dengan membalik suatu kata.
Tipografi
Tipografi merupakan aspek bentuk visual puisi yang berkaitan dengan tata hubungan dan tata
baris. Halaman tidak dipenuhi kata-kata hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf
kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap
puisi. Tipografi puisi Tragedi Winka dan Sihka ini adalah bentuk zig-zag. Bentuk zig-zag tersebut
merupakan tanda ikonik yang menggambarkan jalan yang berlika-liku. Dalam puisi ini juga terlihat
adanya gelombang sangat tajam, tidak melengkung tapi langsung turun miring kekanan dan kekiri
dengan begitu tajamnya. Maka, dengan tipografi demikian tersebut, puisi ini memiliki makna
perjalanan sebuah perkawinan yang tidak mulus, tetapi penuh dengan liku-liku dan marabahaya.
Kehidupan dalam puisi ini sangat tragis dan jika jatuh dalam sebuah masalah maka akan sangat
jatuh dengan begitu tajamnya. Jika dilihat dari tingkatan kemiringannya, sangat terlihat bahwa
masalah yang dialami tokoh semakin lama semakin sulit. Bentuk gelombang tajam ini menunjukkan
pasang surutnya kehidupan.
Tema
Tema merupakan gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair. Tema puisi ini adalah perjalanan
hidup yang sengsara, penuh lika-liku, dan marabahaya.
Perasaan
Dalam menciptakan puisi, suasana perasaan penyair ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati
oleh pembaca. Untuk mengungkapkan tema yang sama, penyair yang satu dengan perasaan yang
berbeda dari penyair lainnya, sehingga hasil puisi yang diciptakan berbeda pula.
68
B. UnsurEkstrinsik
Biografi Sutardji Calzoum Bachri
Sutardji Calzoum Bachri (lahir di Rengat, Indragiri Hulu, 24 Juni1941; umur 73 tahun)
adalah pujanggaIndonesia terkemuka. Setelah lulus SMA Sutardji Calzoum Bachri melanjutkan
studinya ke Fakultas Sosial Politik Jurusan Administrasi Negara, Universitas Padjadjaran, Bandung.
Pada mulanya Sutardji Calzoum Bachri mulai menulis dalam surat kabar dan mingguan di Bandung,
kemudian sajak-sajaknyai dimuat dalam majalah Horison dan Budaya Jaya serta ruang kebudayaan
Sinar Harapan dan Berita Buana.
Dari sajak-sajaknya itu Sutardji memperlihatkan dirinya sebagai pembaharu perpuisian
Indonesia. Terutama karena konsepsinya tentang kata yang hendak dibebaskan dari kungkungan
pengertian dan dikembalikannya pada fungsi kata seperti dalam mantra.
Pada musim panas 1974, Sutardji Calzoum Bachri mengikuti Poetry Reading International di
Rotterdam. Kemudian ia mengikuti seminar International Writing Program di Iowa City, Amerika
Serikat dari Oktober 1974 sampai April 1975. Sutardji juga memperkenalkan cara baru yang unik
dan memikat dalam pembacaan puisi di Indonesia.
Sejumlah sajaknya telah diterjemahkan Harry Aveling ke dalam bahasa Inggris dan
diterbitkan dalam antologi Arjuna in Meditation (Calcutta, India), Writing from the World (Amerika
Serikat), Westerly Review (Australia) dan dalam dua antologi berbahasa Belanda: Dichters in
Rotterdam (Rotterdamse Kunststichting, 1975) dan Ik wil nog duizend jaar leven, negen moderne
Indonesische dichters (1979). Pada tahun 1979, Sutardji dianugerah hadiah South East Asia Writer
Awards atas prestasinya dalam sastra di Bangkok, Thailand.
O Amuk Kapak merupakan penerbitan yang lengkap sajak-sajak Calzoum Bachri dari
periode penulisan 1966 sampai 1979. Tiga kumpulan sajak itu mencerminkan secara jelas
pembaharuan yang dilakukannya terhadap puisi Indonesia modern.
Solitude
yang paling mawar
yang paling duri
yang paling sayap
yang paling bumi
yang paling pisau
yang paling risau
yang paling nancap
yang paling dekap
samping yang paling
Kau!
Puisi di atas tidak menggunakan kata-kata yang banyak. Bahasanya sederhana seperti yang
kita kenal sehari-hari. Pengarang tidak suka menggunakan kata-kata atau bahasa yang terlalu
muluk. Itulah ciri puisi kontenporer yang terdapat dalam puisi tersebut. Berikut analisisnya.
Puisi di atas bertemakan “Kesepian” (solitude artinya kesepian).
Penyair menyebutkan beberapa hal yang paling yaitu mawar, duri, sayap, bumi, pisau, risau, nancap.
Kedelapan hal yang dinyatakan penyair sebagai yang paling itu menunjukkan hal yang
menyenangkan dan hal yang tidak menyenangkan. Hal-hal yang menyenangkan adalah mawar,
sayap, bumi, dan dekap sedangkan hal yang tidak menyenangkan adalah duri, pisau, risau, dan
nancap. Semuanya dilambangkan dengan kata-kata tersebut.
Mawar melambangkan perasaan bahagia
Sayap melambangkan hal yang diimpikan penyair
Bumi melambangkan hal yang nyata dalam kehidupan penyair
Dekap melambangkan hal yang akrab dengan diri penyair
Jadi, hal-hal yang menyenangkan itu untuk menyatakan Tuhan yang paling membahagiakan,
yang paling diimpikan, yang paling nyata dalam diri penyair, dan yang paling dekat dengan penyair.
Namun, ternyata Tuhan sulit dijangkau dengan pikiran manusia atau rahasia Tuhan yang sulit
diketahui sehingga dilambangkan dengan yang paling menyakitkan, melukai hati, kegelisahan dan
mengecewakan.
Contoh soal UN
Cermati puisi berikut!
Belajar Mengetik Sepuluh Jari!
Langit langit langit langit langit langit langit langit langit langit
Langit langit langit langit langit langit langit langit langit langit
Langit langit langit langit langit langit langit langit langit langit
Langit langit langit langit langit langit langit langit langit langit
hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
uuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu
jjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj
aaaaaaaaaaaaaaaaa aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
MENULIS PUISI
Setelah mengetahui pengertian serta unsur pembangun puisi, sekarang kita akan membahas
bagaimana langkah-langkah membuat puisi. Mungkin banyak yang berpikiran bahwa sepertinya membuat
puisi itu mudah, namun pada nyatanya banyak yang harus diperhatikan agar puisi itu sendiri menarik saat
dibaca dan mudah dipahami oleh pembaca. Lalu, bagaimana cara membuat puisi yang baik dan benar?
Berikut langkah-langkah menulis puisi.
1. Tentukan Tema dan Judul
Pertama, pilihlah satu tema yang kita inginkan sebagai acuan dalam membuat puisi agar puisi kita
lebih menarik. Tema puisi ada banyak sekali. Jadi, sebisa mungkin pilihlah tema yang benar-benar
menarik. Setelah menentukan tema, langkah selanjutnya adalah menentukan judul yang berpacu pada
tema. Misalnya saja kita menentukan temanya, yaitu kesetiaan.
2. Menentukan Kata Kunci
Setelah menentukan tema, langkah-langkah menulis puisi selanjutnya adalah menentukan kata
kunci dan kemudian mengembangkan kata tersebut. Jika kamu telah menemukan tema,
misalnya tadi kesetiaan, maka selanjutnya adalah menemukan kata kunci yang berkaitan
dengan keabadian tersebut. Apabila sudah dirasa cukup untuk memulai membuat puisi, maka
kamu tinggal mengembangkannya dalam sebuah kalimat atau larik puisi. Misalnya satu kata
kunci digunakan untuk satu larik. Atau bisa saja, satu kata kunci kemudian dikembangkan
menjadi satu bait.
3. Menggunakan Gaya Bahasa
Langkah menulis puisi selanjutnya adalah dengan menggunakan gaya bahasa. Salah satunya
adalah dengan majas misalnya majas perbandingan atau majas metafora misalnya.
4. Kembangkan Puisi Seindah Mungkin
Selanjutnya adalah mengembangkan semua langkah di atas menjadi puisi yang indah. Susun
kata-kata, larik-larik puisi menjadi bait-bait. Kembangkanlah menjadi satu puisi yang utuh
dan bermakna. Kamu harus ingat bahwa puisi bukanlah sebuah artikel. Tulisan yang kamu
buat untuk puisi harus ringkas, padat, sekaligus indah. Pilihlah kata yang sesuai yang
mewakili unsur keindahan sekaligus makna yang padat.
Ingatlah tiga hal yang berkaitan dengan kata dan larik dalam menulis puisi, yaitu:
Kata adalah satuan rangkaian bunyi yang ritmis atau indah, atau yang merdu
Makna kata bisa menimbulkan banyak tafsir
Mengandung imajinasi mendalam tentang hal yang dibicarakan
71
MEMBACA RESENSI
I. Pengertian resensi
a. Resensi adalah pertimbangan atau pembicaraan (ulasan) buku atau tulisan
mengenai nilai sebuah hasil karya atau buku.
b. Resensi adalah suatu bahasan yang berisi komentar ataupun penilaian terhadap
kualitas, kelebihan atau kelemahan suatu buku.
Orang yang melakukan resensi disebut rensensator.
II. Karya-karya yang diresensi adalah buku (fiksi dan nonfiksi), drama/film.
III. Unsur-unsur resensi
1. Identitas buku yang meliputi : judul buku, jenis buku (fiksi atau nonfiksi), nama
pengarang, penerbit, cetakan, tahun terbit, tebal buku, harga buku (bila ada)
2. Kepengarangan yaitu isi ringkas tentang latar belakang pengarang beserta karya-
karya yang pernah dihasilkan.
3. Sinopsis yaitu isi ringkas buku misalnya kalau buku fiksi biasanya mengetengahkan
tentang hal-hal yang berhubungan dengan unsur-unsur sastra seperti tokoh dan
watak, konflik, latar, alur, amanat, tema dan lain-lain sedangkan jika buku nonfiksi
biasanya mengetengahkan isi ringkas tiap babnya.
4. Kelemahan dan keunggulan buku yaitu penulis resensi (resensator)
mengemukakan segi kelemahan/kekurangan buku tersebut dan segi
keunggulan/kelebihan buku tersebut.
Hal-hal yang dikomentari dari kekurangan dan kelebihan buku adalah:
a. Kualitas isi buku/mutu sebuah buku bagi pembaca.
b. Penggunaan bahasa (diksi/pilihan kata) dan gaya bahasa.
c. Format dan struktur pengkajian (desain dan sistematika isi buku)
d. Manfaat buku bagi pembaca (apabila buku yang diresensi itu fiksi maka nilai-
nilai apakah yang dapat dipetik pembaca setelah membaca buku tersebut)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menemukan kelemahan dan
kelebihan buku adalah:
1. Menemukan kelebihan buku: isi kelebihan buku bisa tersurat dan bisa
tersirat. Yang tersurat biasanya ditandai dengan kata-kata kunci seperti;
buku ini menarik, hal yang menarik, sangat bagus, patut diacungi
jempol, layak dibaca, harus diakui, sangat dinikmati oleh pembaca dan
kata-kata lainnya yang menunjukan kelebihan buku.
2. Menemukan kelemahan buku: isi kelemahan buku juga ada yang tersurat dan
ada yang tersirat. Yang tersurat biasanya ditandai dengan kata-kata kunci
seperti;
bahasanya berbelit-belit, kurang menarik, sukar ditangkap oleh
pembaca, pilihan katanya terlalu kedaerahan/keinggrisan, terdapat
banyak pengulangan dan kata-kata lainnya yang menunjukkan
kelemahan buku.
5. Kesimpulan yang isinya berupa imbauan layak atau tidaknya buku tersebut
dibaca biasanya berisi imbauan, ajakan, atau larangan kepada pembaca apakah
buku tersebut pantas dibaca atau tidak.
Novel ini mengambil setting di rimba Sumatra. Bagian pertama novel ini melukiskan
suasana tipografi hutan di Sumatra. Kemudian, pengarang memunculkan tujuh orang
pendamar yang memulai perjalanannya pulang ke kampung. Ketujuh orang itu terdiri atas
seorang pemimpin yang bernama Wak Katok. Enam orang lainnya adalah orang sebaya dan
seorang pemuda bernama Buyung. Jalan cerita dimulai dengan adanya teror dari seekor
harimau tua yang menguntit perjalanan pulang mereka. Teror harimau itu menimbulkan
kepanikan ketujuh pendamar itu (pencari damar). Satu per satu di antara ketujuh pendamar
diterkam harimau. Harimau itu menerkam orang-orang yang menanggung dosa. Bayang-
bayang ketakutan itu menimbulkan berbagai konflik sosiologis, psikis, dan moral. Akhirnya,
harimau itu berhasil dibunuh oleh tokoh Buyung. Akan tetapi, muncul kenyataan baru
karena ternyata masih ada “harimau” yang lebih berbahaya, yaitu Wak Katok, pemimpin
mereka. Pemimpin mereka yang tiran, sakti, idealis, dan ditakuti oleh masyarakat di
kampungnya itu ternyata hanya seorang pengecut dan penuh kepalsuan. Watak Wak Katok
itu tampak pada setiap saat ia ketakutan menghadapi harimau yang mengintai kelompok
pendamar itu.
Dalam novelnya ini, Mochtar Lubis menekankan makna simbolik. Teror harimau yang
kelaparan dan selalu memangsa para pendamar itu sebagai simbol yang menunjukkan
kebuasan seorang pemimpin. Berdasarkan hal itu, jelaslah bahwa Mochtar Lubis bermaksud
melukiskan kondisi sosial politik Indonesia pada masa itu. Pengarang tampak sekali
mengkritik pemimpin yang kehilangan gagah, keras, tetapi kenyataannya pengecut dan
mementingkan diri sendiri. Sifat-sifat pemimpin itu dapat diketahui dari gambaran
perwatakan Wak Katok.
Tokoh Buyung merupakan gambaran simbolik kaum muda Indonesia. Buyung adalah
tokoh yang masih muda, bersemangat, idealis, dan tidak materialistis. Ia selalu
mempertahankan idealismenya. Pengarang tampak berdiri pada posisi tokoh ini. Kecaman
pengarang terhadap para pemimpin dapat dilihat pada kalimat yang terdapat pada halaman
214. Setiap orang wajib melawan kezaliman di mana pun juga kezaliman itu berada.
Salahlah bagi orang yang mementingkan diri dan berpura-pura menutup mata
terhadap kezaliman yang menimpa orang lain. ... besar kecilnya kezaliman itu, ada dan tidak
adanya kezaliman tidak boleh diukur dengan jauh dekatnya kezaliman yang terjadi dari diri
seseorang. Manusia di mana pun juga di dunia ini harus mencintai sesama manusia dan
untuk menjadi manusia haruslah seseorang terlebih dahulu membunuh harimau di dalam
dirinya. Kalimat tersebut ternyata merupakan tema pokok novel ini.
Mochtar Lubis, sebagai pengarang yang berpengalaman, mampu menghidupkan jalan
cerita dan membangunkan suasana misteri hutan dan raja rimba yang menakutkan banyak
orang. Alur cerita novel ini muda diikuti sehingga menggiring pembaca untuk menekuni
ketegangan yang terus memuncak. Pada Bab I sampai Bab II, lukisan cerita terasa seperti
cerita anak-anak. Akan tetapi, pada Bab II jalan cerita memasuki suasana tegang. Suasana ini
terus memuncak pada Bab V sampai bab terakhir, yaitu Bab VII.
Dalam karyanya itu pengarang tampak memaksakan tujuan penulisan, yaitu kritik
sosial dan politik pada pemimpin bangsa pada zaman itu. Pengarang memasukan pikiran-
pikirannya pada tiap tokoh cerita yang tentu saja kurang mendukung penalaran cerita. Cara
berpikir orang-orang desa seperti pada para pendamar itu seharusnya berbeda dengan
orang kota atau penulis. Dalam hal ini pengarang sering memasukan pesan-pesan yang
disampaikan melalui dialog para tokohnya. Dialog seperti itu tidak sesuai dengan setting
tempat dan perwatakan tokoh-tokoh cerita yang tentu saja bukan dari golongan
berpendidikan.
Terlepas dari kekurangan yang ada, hadirnya novel Harimau! Harimau! menambah
perbendaharaan novel Indonesia. Novel ini teramat sayang jika kita lewatkan begitu saja.
Novel ini merupakan sumbangan yang sangat berguna bagi dunia sastra Indonesia dan
tidak berlebihan apabila buku ini pernah terpilih sebagai Buku Remaja Terbaik oleh
Kementerian P dan K pada tahun 1970-an.
73
Berdasarkan teks resensi di atas berikut analisis identitas buku, kepengarangan, isi,
keunggulan, kelemahan serta kesimpulan yang terdapat dalam resensi tersebut.
1. Identitas buku:
Judul buku : Harimau! Harimau!
Jenis buku : Fiksi
Pengarang : Mochtar Lubis
Penerbit : Pustaka Jaya, Jakarta
Tahun : 1975
Tebal buku : 216 halaman
Contoh:
TATA EJAAN
Macam-macam tata ejaan di antaranya adalah :
1. Penulisan huruf yaitu penulisan huruf besar atau huruf kapital, dan penulisan huruf miring.
2. Penulisan kata yaitu penulisan kata dasar, kata turunan, kata ulang, gabungan kata, kata ganti, kata
depan, kata sandang, dan partikel.
3. Penulisan tanda baca yaitu tanda titik, koma, seru, tanya, titik dua, titik koma, tanda hubung.
Penulisan Huruf
A. Penulisan huruf besar atau huruf kapital
1. Tanda tanya (?), tanda titik (.), tanda titk koma (;), tanda titik dua (:), dan tanda seru (!), ditulis rapat (tanpa
spasi) dengan huruf akhir dengan kata yang mendahuluinya dan diberi spasi dengan kata yang sesudahnya.
2. Tanda petik ganda (“), tanda petik tunggal (‘), dan tanda kurung (()) masing-masing diketik rapat dengan kata,
frase, atau kalimat yand diapit.
3. Tanda hubung (-), tanda pisah (–), dan garis miring (/) masing-masing diketik rapat dengan huruf yang
mendahului dan yang mengikutinya.
4. Tanda hitungan, seperti: sama dengan (=), tambah (+), kurang (-), kali (x), bagi (:), lebih kecil (<), lebih besar
(>) ditulis dengan jarak satu spasi dengan huruf yang mendahului dan mengikutinya.
Aturan khusus
No Fungsi tanda baca Contoh
TANDA TITIK
1. Tanda baca titik (.) digunakan untuk mengakhiri kalimat Hakikat pendidikan adalah memanusiakan
yang bukan berupa kalimat tanya atau kalimat seruan. manusia.
2. Tanda baca titik (.) digunakan di belakang angka atau huruf Pembahasan
dalam suatu bagan, ikhtisar atau daftar. Lampiran 2. Calon jamaah haji
3. Tanda baca titik (.) digunakan untuk memisahkan angka pukul 01.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20
jam, menit, dan detik yang menunjukan jangka waktu. detik)
4. Tanda baca titik (.) digunakan diantara nama penulis, judul Lesatariningrum, Dwi. 1989. Teknik Menjahit.
tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya dan tanda Malang: Intan.
seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
TANDA KOMA
1. Tanda baca koma (,) digunakan di antara unsur-unsur dalam Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
suatu perincian.
2. Tanda baca koma (,) digunakan di antara kalimat yang Semua pergi, tetapi dia tidak.
merupakan hubungan pertentangan. Dia bukan kakakku, melainkan adikku.
3. Tanda baca koma (,) digunakan di antara kalimat yang Jika hari ini tidak hujan, saya akan datang.
merupakan hubungan syarat.
4. Tanda baca koma (,) digunakan untuk memisahkan anak Jika ia bertobat, saya akan memaafkannya.
kalimat jika anak kalimatnya itu mendahului induk
kalimatnya.
5. Tanda baca koma (,) digunakan di belakang ungkapan Dia malas belajar. Oleh karena itu, dia tidak
penghubung antar kalimat yang terdapat pada awal kalimat naik kelas.
seperti kata oleh karena itu, tetapi, namun, jadi, dengan
demikian, maka dari itu, oleh sebab itu.
6. Tanda baca koma (,) digunakan untuk memenggal subjek Gubernur NTT, Frans Leburaya, akan
dan keterangan subjek. mengunjungi Bajawa.
TANDA TITIK KOMA
1. Digunakan untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang Matahari hampir terbenam; sinarnya yang
sejenis atau setara. kemerah-merahan; memantul di atas permukaan
laut; indah sekali pemandangan ketika itu.
2. Digunakan untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam Sore itu kami sekeluarga sibuk dengan
suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata pekerjaan masing-masing. Ayah sedang
penghubung. membaca koran; ibu menjahit baju; saya asyik
membersihkan taman di depan rumah.
77