Anda di halaman 1dari 78

1

PELAJARAN 1
LAPORAN HASIL OBSERVASI
Pelajaran ini merupakan proses pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks laporan hasil
observasi. Pembelajaran teks ini dimaksudkan untuk membantu peserta didik mengembangkan
wawasan pengetahuan melalui kegiatan meneroka alam semesta agar terampil berpikir kritis dan
kreatif serta mampu bertindak efektif menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan nyata.
a. Konsep teks laporan observasi
 Laporan observasi adalah laporan yang berisi informasi umum yang di dalamnya banyak
memaparkan pengklasifikasian suatu objek atau fenomena alam, budaya, sosial dan hal-hal
yang bersifat umum lainnya.
Misalnya fenomena alam (hewan, tumbuhan, keadaan lingkungan), peristiwa budaya
(bahasa, seni, adat istiadat), kondisi sosial (transportasi, hukum, pendidikan).
 Laporan observasi adalah teks yang menjelaskan informasi umum atau melaporkan suatu
hasil kegiatan berdasarkan fakta dari hasil observasi yang dilakukan.
 Laporan observasi adalah karangan ilmiah yang memuat fakta-fakta yang dituliskan secara
objektif berdasarkan pengamatan dari lingkungan sekitar seperti alam, hasil karya manusia
dan lain-lain .
b. Jenis-jenis laporan observasi
1. Berdasarkan objek yang diamati laporan observasi dapat dibagi ke dalam beberapa jenis
seperti;
- Observasi kondisi sosial, ekonomi, politik, budaya, agama.
- Observasi kondisi lingkungan dan ekosistem.
- Observasi keadaan/peristiwa yang sedang terjadi seperti acara HUT RI, kebakaran,
kebanjiran dan lain-lain.
2. Berdasarkan tujuan pembuatan, laporan observasi dibagi ke dalam beberapa jenis seperti;
- Laporan penelitian/penelitian ilmiah seperti artikel ilmiah, makalah, skripsi, tesis,
disertasi
- Laporan peristiwa seperti berita
- Laporan kegiatan tertentu seperti laporan kunjungan, laporan keuangan, laporan
pengamatan/percobaan
- Laporan diskusi seperti notulen seminar, simposium, diskusi panel.
3. Berdasarkan sifatnya, laporan observasi terbagi menjadi dua jenis yaitu;
- Laporan observasi formal yaitu laporan observasi yang strukturnya menggunakan
kaidah formal dalam menyusun laporan, bahasanya baku serta strukturnya lebih rinci.
Misalnya pada penyusunan skripsi, tesis, disertasi.
- Laporan observasi nonformal yaitu laporan hasil observasi yang strukturnya lebih
simpel dan biasanya ditulis secara popular.
c. Ciri-ciri laporan observasi
1. Memuat fakta-fakta (bisa dilengkapi dengan gambar, tabel, grafik, peta)
2. Bersifat objektif (sesuai fakta yang terjadi)
3. Menggunakan bahasa ilmiah/bahasa baku
4. Bersifat global atau umum
5. Sistematis/berurutan
6. Biasanya mengklasifikasikan sesuatu menurut kelas atau jenjang tertentu.
7. Biasanya mendefinisikan sesuatu.
d. Tujuan laporan observasi untuk memberi pengetahuan atau informasi yang sejelas-jelasnya
kepada pembaca mengenai suatu fenomena atau peristiwa yang terjadi.
e. Struktur laporan observasi
Laporan observasi memiliki struktur umum sebagai berikut.
1. Deskripsi umum/pernyataan umum; pembukaan atau pengantar yang berisi pengertian
mengenai apa yang akan dibahas di dalam teks atau kalimat-kalimat yang mengambarkan
fenomena yang akan dipaparkan secara umum.
2. Deskripsi bagian; bagian yang berisi perincian ataupun pembagian dari objek yang
digambarkan yang di dalamnya terdapat ide pokok setiap paragrafnya.
3. Deskripsi manfaat; bagian yang berisi penjelasan tentang faedah, kegunaan ataupun
dampak dari suatu fenomena.
2

f. Contoh laporan observasi


Berikut contoh laporan observasi sederhana. Jika Anda menyusun laporan observasi
bisa mengikuti contoh seperti berikut.

Laporan Hasil Observasi Kehijauan Alam Lingkungan Desa Subur Makmur

Pelapor : Kemilau Kartini


Objek yang diamati : Kehijauan alami lingkungan
Waktu Pengamatan : Jumat-Sabtu, 23-24 Oktober 2015.
Tempat pengamatan : Desa Subur Makmur
Tujuan Pengamatan : Mengetahui kondisi kehijauan alam dan bagaimana warga menjaga kehijauan
alam di lingkungan tempat tinggal mereka.

Definisi umum :
Kehijauan alam adalah suatu tanda kesuburan tanah. Selain indah dipandang mata, kehijauan alam
yang ditandai dengan masih lestarinya tanaman-tanaman juga dapat menambah produksi gas
oksigen untuk lingkungan sehingga udara menjadi bersih dan segar.

Deskripsi bagian :
Kondisi kehijauan alam di desa Subur Makmur agak memprihantinkan. Meskipun belum masuk
dalam wilayah kota, namun sudah banyak gedung-gedung ruko tempat warga berdagang yang
pembangunannya mengambil lahan hijau. Hal tersebut menyebabkan udara menjadi lebih panas.
Kurangnya pohon-pohon rindang juga turut menjadi faktor menurunnya kualitas udara dan
lingkungan di desa tersebut. Sudah jarang kami temui taman-taman yang hijau yang dulu nya
menjadi area bermain anak-anak. Lahan tersebut kini sudah berganti menjadi pasar. Mayoritas
warga desa Subur Makmur adalah para pedagang. Sampah-sampah yang berserakan di sekitar
pasar juga cukup mengganggu penciuman hidung dan pemandangan mata. Petugas kebersihan juga
tampak sangat sedikit sehingga sampah-sampah tersebut tidak teratasi secara maksimal dan
kurangnya kesadaran para pedagang serta warga untuk menjaga kebersihan juga memperparah
kondisi. Tanaman-tanaman yang disumbang oleh pemerintah kota juga nampaknya tidak dirawat
dengan baik. Banyak yang layu dan mati karena tidak pernah disirami air. Setalah melakukan
observasi ini, hasil nya akan dilaporkan kepada pihak pemerintah/instansi terkait untuk
ditindaklanjuti dan diberi solusi untuk ke depannya.

Deskripsi manfaat :
Kehijauan alam lingkungan dapat membantu mengurangi efek rumah kaca. Dampak hari kehijauan
lingkungan juga banyak bagi kemaslahatan umat manusa di bumi, terutama kebebasan dan
kesegaran paru-paru kita dalam menghiup udara dari luar. Adapun beberapa cara yang dapat
dilakukan untuk menjaga kehijauan alam, yaitu mengurangi sampah rumah tangga, mendaur ulang
sampah, menghemat penggunaan air, melakukan penghijauan dengan menanam pohon dan
merawatnya dengan baik, mengurangi penggunaan pendingin ruangan, tidak menebang pohon atau
memetik tanaman secara sembarangan, menanam pohon atau tanaman di setiap rumah,
mengurangi penggunaan kantong plastik yang sulit di daur ulang, dan menciptakan kesadaran diri
akan pentingnya menjaga kehijauan alam agar aksi tersebut dapat berjalan secara kontinu.
3

Ciri Kebahasaan pada Materi Laporan Observasi


Setiap teks memiliki karakteristik yang berbeda-beda baik dari segi struktur
maupun kebahasaan. Teks laporan observasi pun demikian memiliki ciri kebahasaan
khusus. Adapun karakteristik kebahasaan dalam teks laporan observasi adalah sebagai
berikut.

1. Banyak menggunakan istilah teknis atau istilah-istilah yang berkaitan dengan bidang
tertentu sesuai isi teks. Hal ini berkaitan dengan ciri teks laporan observasi yang pada
umumnya bersifat ilmiah. Misalnya istilah bidang biologi; ekosistem, karnivora, embrio,
herbivora dan lain-lain.
2. Banyak menggunakan kata-kata definisi (kopula) seperti adalah, ialah, yakni,
merupakan, yaitu.
3. Banyak menggunakan kata yang merupakan pengelompokan seperti dipilah, dibagi,
dikelompokan, terbagi, terdiri atas dan lain-lain.
4. Menggunakan kata baku dan kata serapan
Kata baku adalah kata yang penulisan dan pengucapannya telah mengikuti
aturan/kaidah bahasa Indonesia yang disempurnakan. Kata serapan adalah kata-kata yang
diserap dari bahasa asing dan bahasa daerah. Proses penyerapan kata-kata asing ke dalam
bahasa Indonesia menggunakan beberapa cara agar kata-kata itu bisa diterima sebagai kata
dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar. Oleh karena itu, jika kata-kata asing yang diserap
tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia maka kata-kata itu menjadi tidak baku begitupun
sebaliknya. Dalam menulis laporan observasi harus menggunakan kata baku karena laporan
observasi adalah karangan yang bersifat imiah.
Contoh kata baku dan nonbaku

Bentuk Kata Bentuk Kata


Baku Nonbaku Baku Nonbaku
Analisis Analisa Eselon Esselon
aktif aktip ekuator equator
apotek apotik frekuensi frekwensi
aluminium alumunium formal formil
alinea alinia foto photo
aktivitas aktifitas faktor vaktor
atlet atlit film filem
asas azas hakikat hakekat
atmosfer atmosfir higienis higenis
aerobik erobik hierarki hirarki
akhir ahir hipotesis hipotesa
baut baud jadwal jadual
buncis boncis kompleks komplek
deskripsi diskripsi kontingen contingen
diesel disel kuitansi kwitansi
definisi defenisi kualitas kwalitas
detail detil kuadrat kwadrat
doktorandus dokterandus khawatir kwatir
ekspor eksport kuitansi kwitansi
efisien efficient konsekuensi konsekwensi
efektif efektip karisme kharisma
ekstrem ekstrim khusus kusus
esai esei kritik keritik
formula vormula teknologi tehnologi
lateks latek teknik tehnik
lentera lantera zaman jaman/saman
metode metoda izin ijin/isin
manajemen menejemen ijaza ijasa
4

manajer menejer utilitas utiliti


modern modern ubah rubah
November nopember tim team
napas nafas teori teory
persentase presentase mengebom membom
presidensial presidential telepon telpon
Februari pebruari salib salip
praktik praktek skedul skejul
privat prifat nasihat nasehat
pengebom pembom festival vestifal
risiko resiko fotokopi fotocopy
transportasi transport

5. Terdapat kata hubung (konjungsi)


a. Kata hubung adalah kata-kata yang menghubungkan kata dengan kata, frasa dengan frasa,
klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat dan paragraf dengan paragraf.
b. Berikut jenis-jenis kata hubung
No. Jenis hubungan Contoh kata hubung
1. Hubungan penggabungan atau dan, serta, lagi, pula, lagi pula, tambahan pula
penambahan
2. Hubungan pemilihan atau, maupun
3. Hubungan pertentangan tetapi, akan tetapi, melainkan, padahal,
sedangkan
4. Hubungan perbandingan sebagai, seperti, bak, serasa, seakan-akan,
daripada
5. Hubungan menerangkan adalah, ialah, yakni, yaitu
6. Hubungan asal dari, oleh
7. Hubungan lainnya terhadap, bagi, yang, bahwa, dalam (biasa
digunakan dalam judul karya tulis ilmiah)
8. Hubungan penjelasan bahwa
Kata hubung yang merupakan kata keterangan yaitu kata yang menjadi keterangan
dalam pola kalimat
8. Hubungan/keterangan waktu waktu, ketika, apabila, sesudah, sejak,
sebelum, besok, hari ini dan lain-lain
9. Hubungan/keterangan tempat di, ke, dari
10. Hubungan/keterangan tujuan agar, supaya, demi, untuk
11. Hubungan/keterangan sebab sebab, karena, oleh karena, oleh karena itu,
12. Hubungan/keterangan akibat/hasil akhirnya, akibat, akibatnya, sehingga, dengan
demikian, hingga, sampai, alhasil
13. Hubungan/keterangan syarat asal, asalkan, kalau, seandainya, andaikata,
jika, jikalau, apabila
14. Hubungan/keterangan alat dan cara dengan
15. Hubungan/keterangan serta dengan, serta
16 Hubungan/keterangan peningkatan makin, kian
17. Hubungan/keterangan lain dari meskipun, walaupun, biarpun
semestinya
18. Hubungan/keterangan seperti seperti, ibarat, laksana, bagai, bag
Catatan : dalam menulis laporan observasi gunakan kata-kata penghubung yang tepat sesuai
dengan konteksnya.
5

6. Terdapat kata benda, kata kerja, dan kata sifat


a. Kata benda adalah nama dari semua benda dan segala yang dibendakan. Menurut wujudnya,
kata benda dibedakan menjadi dua, yaitu :
 Kata benda konkrit yaitu kata benda konkrit ialah kata benda yang wujud bendanya
nampak kelihatan dengan jelas and dapat ditangkap oleh pancaindera. Contoh : buku, kertas,
rumah, dan sebagainya.
 Kata benda abstrak kata benda abstrak ialah kata benda yang wujud bendanya tidak
nampak kelihatan dan tidak dapat ditangkap oleh pancaindera, namun keberadaannya ada.
Contoh : ide, udara, ilmu, dan sebagainya.
Ciri-ciri kata benda

1) Berawalan pe-, seperti pemuda, pemenang, dan penyair.


2) Berakhiran –an, seperti bendungan, bantuan dan asuhan.
3) Berakhiran –nya, seperti besarnya, naiknya, dan jauhnya.
4) Berimbuhan gabung pe-an, seperti pembangunan, pengembangan, dan pelebaran.
5) Berimbuhan gabungan per – an, seperti pertemuan, pertambangan dan persatuan.
6) Berimbuhan gabung ke-an, seperti keadilab, kebijaksanaan dan kekayaan.
7) Kata yang diikuti dengan frasa “yang” …. atau “ yang sangat” misalnya : jalan (yang bagus),
pemuda (yang sangat rajin).
b. Kata kerja adalah kata yang menyatakan perbuatan atau laku. Kata kerja juga disebut verba.
Kata kerja dibedakan menjadi dua, yaitu :
 Kata kerja transitif adalah kata kerja yang selalu diikuti objek. Contoh: membeli, menabrak,
menangkap, dan sebagainya.
 Kata kerja intransitif adalah kata kerja yang tidak diikuti secara langsung oleh objek.
Contoh: menyanyi, menari, berubah, dan sebagainya.

Ciri-ciri kata kerja


1) Kata-kata yang dapat diikuti oleh frasa dengan …….., baik yang menyatakan alat, yang
menyatakan keadaan, maupun yang menyatakan penyerta, disebut kata kerja, misalnya:
– Pergi (dengan adik)
– Berjalan (dengan gembira)
– Menulis ( dengan musuh)
2) Kata kerja dasar seperti : pergi, pulang, tulis, tanya dan lain-lain.
3) Kata kerja berimbuhan seperti:
– awalan Me-, seperti kata-kata menulis, membaca dan melihat.
– awalan ber-, seperti kata-kata berdiri, berlatih dan berkuda
– awalan di-, seperti pada kata-kata ditulis, dibaca, dan dilihat
– awalan ter-, seperti pada kata-kata tertulis, terbaca, dan terlihat
– awalan per-, seperti pada kata-kata perpanjang, percepat, dan persingkat
– awalan –kan, seperti pada kata-kata tuliskan, abacakan, dan damaikan
– awalan –i, seperti pada kata-kata tulisi, datangi dan diami.
c. Kata Sifat adalah kata yang menyatakan sifat atau hal keadaan dari suatu benda atau sesuatu
yang dibendakan. Kata ini disebut pula adjektif. Menurut bentuknya, kata sifat dibedakan
menjadi :

 Kata sifat yang terbentuk dari kata dasar. Contoh : kuat, lemah, jauh, dan sebagainya.
 Kata sifat yang terbentuk dari kata jadian. Contoh : terindah, mengecil, terbaru, dan
sebagainya.
 Kata sifat yang terbentuk dari kata ulang. Contoh : kekanak-kanakan, pontang-panting,
gelap-gulita dan sebagainya.
 Kata sifat yang terbentuk dari kata serapan. Contoh : amoral, kreatif, super, dan sebagainya.
 Kata sifat yang terbentuk dari frasa atau kelompok kata. Contoh : murah hati, keras kepala,
kepala batu, dan sebagainya.
Ciri-ciri kata sifat

1) Kata-kata yang dapat diikuti dengan kata keterangan sekali serta dapat dibentuk menjadi kata
yang berimbuhan se – / -nya. Contoh :
– indah ( indah sekali, seindah-indahnya)
– bagus ( bagus sekali, sebagus-bagusnya)
6

2) Tempat kata sifat pada tingkat frasa adalah di belakang kata benda yang sifatnya, misalnya
besar, indah dan kecil. Contoh : rumah besar, pemandangan indah.
3) Dalam gabungan kata berupa idiom kata sifat dapat menduduki posisi awal atau berada di
muka kata benda. Misalnya : Panjang tangan, yang berarti pencuri.
4) Gabungan kata bermakna perbandingan, kata sifat tersebut terletak dimuka kata benda.
Misalnya merah delima, manis jambu.
5) Pada tingkat klausa/ kalimat kata sifat dapat menduduki fungsi, predikat, seperti : anak itu
nakal, adikku gemuk sekali
Catatan:
- kata benda dalam struktur pola kalimat biasanya sebagai subjek (S) dan objek (O)
- kata kerja dalam struktur pola kalimat biasanya sebagai predikat (P)
- kata sifat dalam struktur pola kalimat biasanya sebagai objek (O)
- kata hubung dalam struktur pola kalimat sebagian besarnya sebagai keterangan (K)
7. Terdapat banyak frasa
Frasa adalah gabungan dua buah kata atau lebih yang tidak melampaui kalimat. Berdasarkan
jenis kata frasa terbagi atas tiga yaitu;
1. Frasa kata benda/ frasa nomina yaitu gabungan dua buah kata atau lebih yang terdiri dari
kata benda. Misalnya; bapak ibu, senduk garpu, karet penghapus, buku tulis dan sebagainya.
2. Frasa kata kerja/ verba yaitu gabungan dua buah kata atau lebih yang terdiri dari kata kerja.
Misalnya; pulang pergi, tidur bangun, makan minum.
3. Frasa kata sifat/ adjektif yaitu gabungan dua buah kata atau lebih yang terdiri dari kata
sifat. Misalnya; sangat elok, amat cantik, murah senyum, paling tinggi.
8. Terdapat kalimat simpleks dan kompleks
Kalimat adalah rangkaian kata yang membentuk suatu makna. Kalimat sendiri memiliki
struktur yang terdiri dari unsur – unsur kalimat, di antaranya adalah Subjek (S), (Predikat), Objek
(O), dan juga bisa ditambahkan Keterangan (K), atau Pelengkap (Pel).
Berdasarkan struktur kata kerja, kalimat dikelompokkan menjadi kalimat kompleks dan kalimat
simpleks.
a. Kalimat tunggal atau kalimat simpleks adalah kalimat yang terdiri dari satu struktur
dengan satu verba (satu kata kerja) utama. Pola kalimat simpleks biasanya hanya memiliki pola S
P O atau S P O K.
Contoh :
1) Adik bermain bola di halaman.
S P O K
2) Adik bermain di halaman.
S P K
3) Ibu membuat kue
S P O
Contoh 1, 2, 3 di atas masing-masing hanya terdiri dari satu kata kerja (verba) bermain,
membuat sehingga kalimat tersebut disebut kalimat simpleks.

b. Kalimat majemuk atau kalimat kompleks adalah kalimat yang memiliki dua atau lebih verba
(kata kerja) sebagai predikat dari satu aksi (Predikat), peristiwa, atau keadaan. Ciri pola kalimat
kompleks biasanya S P O - P atau S P K - S P O K atau S P O – P O
Contoh :
1) Ani memetik mangga dan memakannya.
S P O P
2) Ibu memasak di dapur sedangkan ayah membaca koran di kamar tamu.
S P K S P O K
3) Perampok itu memukul temanku lalu mencuri uangnya.
S P O P O
Ketiga contoh di atas masing-masing memiliki dua kata kerja (verba) yaitu memetik dan
memakan, memasak dan membaca, memukul dan mencuri sehingga disebut kalimat
kompleks.
Kalimat kompleks biasanya ditandai dengan kata hubung dan, sedangkan, lalu, tetapi
juga tanda baca koma (,).
7

9. Banyak menggunakan kalimat definisi dan kalimat deskripsi


Dalam sebuah tulisan maupun teks fomal atau ilmiah, ada dua jenis kalimat yang
sering kita temui, yaitu kalimat deskripsi dan kalimat definisi. Apakah yang dimaksud
dengan kalimat definisi dan kalimat deskripsi tersebut?
Sepintas memang kedua kalimat ini terlihat sama, tetapi sesungguhnya kalimat definisi dan
kalimat deskripsi adalah dua hal yang berbeda. Bagaimanakah perbedaan antara kedua
kalimat ini? Berikut ini adalah penjelasan mengenai pengertian, perbedaan, dan contoh
kalimat definsi dan kalimat deskripsi.

a. Kalimat Definisi
Kalimat definisi adalah suatu kalimat yang memberikan penjelasan umum tentang
suatu benda, hal, aktivitas, dan lain-lain. Kalimat definisi sering digunakan dalam teks
laporan dan merujuk pada sebuah istilah teknis atau istilah ilmiah tertentu.

Kalimat definisi ini membantu pembacanya untuk mengetahui atau memahami istilah-
istilah yang sering muncul dalam sebuah tulisan. Kata kunci penanda kalimat definisi:
adalah, ialah, merupakan, yaitu, yakni, disebut.
Contoh: Mamalia adalah hewan yang menyusui.

b. Kalimat Deskripsi
Kalimat deskripsi adalah kalimat yang menggambarkan sifat-sifat atau ciri-ciri
khusus dari suatu benda atau kalimat yang melukiskan suatu benda/objek berdasarkan
pancaindra penulis. Sifat-sifat tersebut biasanya merujuk pada hal khusus yang bisa
ditangkap oleh panca indera, misalnya berupa ukuran, seperti besar kecil, tinggi
rendah. Warna, seperti merah, kuning, biru. Rasa, seperti manis, pahit, getir, halus, kasar,
dan sebagainya.
Kalimat deskripsi membantu pembaca membayangkan apa yang sedang
dibicarakan seolah-olah seperti melihat, merasakan, atau mengalaminya sendiri.
Contoh: Ikan paus memiliki tubuh yang sangat besar. (indra penglihatan)

Perbedaan Kalimat Deskripsi dan Kalimat Definisi


Ada beberapa perbedaan yang dapat kita lihat dari kedua bentuk kalimat ini, yaitu:
1. Kalimat definisi menjelaskan gambaran yang umum, sedangkan kalimat deskripsi
menggambarkan sesuatu yang lebih spesifik dan ditangkap oleh panca indera.
Contoh:
Kucing adalah hewan mamalia berkaki empat. (definisi)
Kucing memiliki bulu yang halus dan kuku yang tajam. (deskripsi)
2. Kalimat definisi jika dibalik susunannya tidak mengubah atau merusak makna kalimat
tersebut, sedangkan kalimat deskripsi tidak bisa dibalik susunannya.
Contoh:
Mamalia adalah hewan yang menyusui.
Hewan yang menyusui adalah mamalia.
Kambing dan kerbau adalah hewan pemakan rumput.
Hewan pemakan rumput yang dibicarakan adalah kambing dan kerbau.
8

Contoh Kalimat Definisi dan Kalimat Deskripsi

Kalimat Definisi Kalimat Deskripsi


1. Awan adalah hasil penguapan air yang 1. Awan mendung berwarna hitam pekat.
dipanaskan oleh sinar matahari. 2. Buaya memiliki kulit yang kasar dan gigi
2. Buaya adalah salah satu hewan purba yang yang sangat tajam.
masih hidup hingga saat ini. 3. Manusia memiliki dua buah tangan dan dua
3. Manusia adalah makhluk sosial sehingga buah kaki.
tidak bisa hidup sendiri. 4. Harimau memiliki gigi yang tajam untuk
4. Harimau merupakan jenis hewan karnivora, mengoyak-oyak daging.
yaitu hewan pemakan daging. 5. Semua hewan herbivora memiliki sistem
5. Herbivora adalah jenis-jenis hewan pemakan pencernaan yang baik.
rumput. 6. Kulit salamander dan belut sangat licin
6. Salamander dan belut adalah hewan yang sehingga sulit untuk ditangkap.
termasuk dalam golongan amfibi. 7. Susu kambing berwarna putih ke merah-
7. Susu merupakan minuman yang kaya akan merahan dan memiliki manfaat yang sangat
vitamin dan mineral. banyak.
8. Lemari adalah benda kotak yang terbuat dari 8. Lemari pakaianku terbuat dari kayu jati yang
bambu dan berfungsi sebagai tempat sangat keras dan dihiasi dengan ukiran-
penyimpanan. ukiran yang indah.
9. Bunga Raflesia Arnoldi adalah bunga 9. Bunga Raflesia Arnoldi beraroma sangat
terbesar yang pernah ditemukan. tidak sedap sehingga dikeilingi oleh lalat.
10. Olahraga sepak bola adalah olahraga 10. Olahraga sepak bola sangat
yang sangat menyenangkan. menyenangkan dan menyehatkan badan.

10. Makna denotasi dan konotasi


a. Makna denotasi merupakan makna kata yang sesuai dengan makna yang sebenarnya atau sesuai
dengan makna kamus (makna lugas).
Contoh :
1. Adik makan nasi.
Makan artinya memasukkan sesuatu ke dalam mulut.
2. Adik minum susu setiap pagi supaya sehat.
Makna denotasinnya adalah kata Minum
3. Harga kambing hitam itu sangat mahal
Makna denotasinya adalah kambing yang berwarna hitam
b. Makna konotasi merupakan makna yang bukan sebenarnya dan merujuk pada hal yang lain. Makna
konotasi adalah makna kiasan.
Contoh :
1. Dalam peristiwa itu, dia dijadikan kambing hitam. (kambing hitam bermakna orang yang
dipersalahkan)
2. Anak itu berangkat besar ketika ayahnya pergi ke Jepang. ( berangkat bermakna beranjak
atau mulai menjadi )
3. Bunga desa itu sudah menjadi karyawan bank.(Kata “bunga desa” bermakna sesuatu yang
dianggap cantik)

Berikut adalah contoh-contoh kata yang bermakna denotasi dan konotasi


1) meluap
denotasi : Banjir yang terjadi kemarin disebabkan oleh air sungai yang meluap tak mampu dikendalikan
oleh tanggul yang ada disekitanya.
konotasi : Kemarahan Pak Budi makin hari tambah meluap karena masalah yang diperbantahkan
itu tidak pernah menemukan titik permasalahannya.
2) penuh
denotasi : Lokasi yang akan dijadikan sebagai tempat pusat hiburan itu telah terisi penuh oleh pemukiman
penduduk.
konotasi : Pekerjaan itu dilakukannya dengan penuh rasa tanggung jawab.
3) naik
denotasi : Pak Halim pergi ke Makassar dengan naik mobil pribadi.
konotasi : Naik turunnya harga barang sangat dipengaruhi oleh jumlah permintaan konsumen.
4) tumbuh
denotasi : Pohon mangga yang tumbuh i halaman rumah Pak Ilham memiliki buah yang besar-besar.
konotasi : Kondisiperekonomian Indonesia mulai tumbuh sejak beralihnya sistem emerintahan ke era
reformasi.
9

5) Atas
denotasi : Di atas pohon yang rindang itu ada terdapat beberapa sarang burung hantu.
konotasi : Irama yang muncul pada permukaan tembok itu ditimbulkan atas beberapa perpaduan warna
6) kendali
denotasi : Nakhoda memberikan instruksi kepada para penumpang kapal agar waspada, sebab kendali
dalam kapal sedang mengalami gangguan.
konotasi : Peristiwa itu terjadi saat dirinya telah kehilangan kendali.(kontrol)
7) panas
denotasi : Permukaan kulit pada anak itu lecet akibat tersiram air panas.
konotasi : Suhu dalam ruangan itu semakin panas ketika peserta diskusi dalam ruangan itu saling beradu
argumen. (panas=ketegangan)
8) hancur
denotasi : Mainan adikku hancur terinjak mobil.
konotasi: Semua perkataannya kedengaran hancur akibat terbawa emosi .(hancur= tidak masuk akal).
9) arus
denotasi :Adik terseret arus yang sangat deras saat menyeberang sebuah sungai di tepi rumahnya.
konotasi : Arus balik pada lebaran tahun depan diprediksikan akan lebih banyak dibandingkan
tahun kemarin. (arus=sistem)
10) hangus
denotasi : Bau hangus itu dihasilkan dari pembakaran sisa-sisa plastik dan kertas yang ada di tepi jalan itu.
konotasi : Semua dana yang dianggarkan telah angus akibat program kerja yang tidak tertata dengan
rapi.(hangus=ludes)

Catatan: Dalam menulis laporan observasi harus menggunakan kata yang bermakna denotasi.

11. Antonim dan sinonim


a. Sinonim
Sinonim adalah kata – kata yang memiliki bentuk yang berbeda, seperti tulisan maupun
pelafalan, tetapi kata – kata tersebut memiliki makna yang mirip atau sama. Sinonim sering sekali
disebut dengan persamaan kata atau padanan kata. Nah, berikut ini adalah contoh – contoh kalimat
yang bersinonim dan daftar kata – kata umum beserta dengan sinonimnya.
Perhatikan contoh – contoh berikut ini:
Cerdas = Pintar = Pandai
Dani adalah anak yang cerdas.
Riki adalah anak yang pintar.
Shinta adalah anak yang pandai.
Hadir = Datang = Mampir
Pak guru hadir ke kelas kami tepat waktu.
Pak guru datang ke kelas kami tepat waktu.
Pak guru mampir ke kelas kami tepat waktu.
Melihat = Menonton
Aku melihat pertunjukan wayang bersama ibu kemarin malam.
Aku menonton pertunjukan wayang bersama ibu kemarin malam.
Gembira = Senang
Hari ini Shinta terlihat gembira.
Hari ini Shinta terlihat senang.
Dahaga = Haus
Setelah bekerja keras, aku sangat haus hingga menghabiskan air putih sebanyak delapan
gelas.
Setelah bekerja keras, aku sangat dahaga hingga menghabiskan air putih sebanyak delapan
gelas.
Berjumpa = bertemu
Kemarin malam aku berjumpa dengan Shinta di pasar malam.
Kemarin malam aku bertemu dengan Shinta di pasar malam.
10

Berikut ini adalah daftar kata–kata umum dan sinonimnya :


tumbuhan = flora sulit = sukar
binatang = hewan = fauna menyukai = menyenangi
bohong = dusta mendengarkan = menyimak
baju = pakaian meminta = memohon
indah = bagus lemah = tidak berdaya
pelit = kikir mudah = gampang
memohon = meminta sulit = sukar
kesal = marah pendek = rendah
memasak = menggoreng kosong = tidak berisi
alami = tradisional lunak = lembek
mudah = gampang kebut = kencang
sulit = sukar
menyukai = menyenangi
mendengarkan = menyimak

b. Antonim
Antonim adalah kata – kata yang maknanya saling berlawanan satu sama lain. Antonim
sering sekali disebut dengan lawan kata. Nah, berikut ini adalah contoh – contoh kalimat yang
berantonim dan daftar kata – kata umum beserta dengan lawan katanya.
Perhatikan contoh – contoh berikut ini!
Tinggi = pendek
Bangunan yang baru didirikan itu sangat tinggi.
Bangunan yang beru didirikan itu cukup pendek.
Gelap = Terang
Ruangan ini sangat gelap.
Ruangan ini sangat terang.
Jauh = dekat
Jarak dari rumahku ke rumah Shinta sangat jauh.
Jarak dari rumahku ke rumah Shinta sangat dekat.
Lapar = kenyang
Aku sangat lapar hingga mampu menghabiskan nasi sebanyak 3 piring.
Aku sangat kenyang setelah menghabiskan nasi sebanyak 3 piring.
Datang = Pergi
Setelah menemui diriku, Adi datang ke tempat Danang.
Setelah pergi ke tempat diriku, Andi datang ke tempat Danang.
Mengembalikan = Meminjam
Aku mengembalikan barang yang telah aku pinjam dari Budi.
Aku meminjam barang yang dimiliki oleh Budi.
Menjual = Membeli
Ayah menjual sepeda motornya yang sudah lama dia pakai.
Ayah membeli sepeda motor baru setelah mendapatkan rejeki.

Berikut ini adalah daftar kata – kata umum beserta dengan lawan katanya:

berlari = Jalan menambahkan = mengurangi


kosong = Penuh menggali = mengubur
indah = Jelek menang = kalah
bodoh = pandai maju = mundur
kurus = gemuk datang = pergi
mateng = Mentah sedih = senang
panas = dingin banyak = sedikit
banjir = kemarau tarik = ulur
baik = jahat gelar = Gulung
dermawan = kikir menangis = tertawa
dorong = tarik diam = Berisik
angkat = jatuhkan baru = lama
kotor = bersih tua = muda
sepi = ramai wanita = pria
meminta = memberi rapih = berantakan
mendatangi = menghindari alami = buatan
menjauhi = mendekati
11

PELAJARAN 2
TEKS EKSPOSISI

 Pengertian dan tujuan teks eksposisi

Teks eksposisi adalah teks yang isinya menerangkan/menjelaskan sesuatu kepada


pembaca yang disajikan secara singkat, padat, dan akurat agar pembaca tahu atau mengerti.
Tujuan teks eksposisi adalah untuk memaparkan atau menjelaskan infomasi-informasi
tertentu sehingga pengetahuan para pembaca bertambah. Paragraf eksposisi ini bersifat Ilmiah
atau dapat dikatakan nonfiksi.

 Ciri-ciri paragraf eksposisi


1. Memaparkan definisi atau pengertian untuk menjelaskan istilah atau mengembangkan ide
atau gagasan.
2. Memaparkan langkah-langkah, metode, atau cara melaksanakan suatu kegiatan atau proses
kerja sesuatu agar apa yang dipaparkan bisa dimengerti oleh pembaca dengan jelas.
3. Menjelaskan informasi agar pembaca mengetahui seperti pada teks berita.
4. Tidak terdapat unsur mempengaruhi atau memaksakan kehendak.
5. Menjelaskan table, grafik, diagram, denah, peta dll.
6. Menunjukkan analisis atau penafsiran secara objektif terhadap fakta yang ada

 Jenis-jenis eksposisi
1. Eksposisi klasifikasi yaitu paragraf eksposisi yang dalam pengembangannya
mengelompokan sesuatu berdasarkan ciri kesamaannya atau menyebutkan sejumlah
anggota kategori menurut sudut pandang tertentu.
Contoh :
Koleksi perpustakaan SMAK Regina Pacis Bajawa dikelompokkan menjadi
empat macam. Pertama, buku tentang berbagai macam bidang studi sperti buku pelajaran
Bahasa Indonesia, Matematika, Fisika dan lain-lain. Kedua, bahan referensi seperti kamus,
ensiklopedi, peta, bibliografi. Ketiga, terbitan berkala seperti surat kabar dan majalah.
Kempat, perangkat alat-alat elektronik seperti tape recorder, kaset, dan mikrofilm.
2. Eksposisi proses yaitu paragraf eksposisi yang menerangkan/menjelaskan suatu
urutan/langkah-langkah atau tindakan/perbuatan untuk menciptakan/menghasilkan
sesuatu atau proses kerja sesuatu (misalnya; proses membuat kue, memasak sesuatu dll.)
Contoh :
Service dalam bermain tenis lapangan dapat dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut. Pertama, ambilah posisi berdiri di luar garis belakang dan agak
ke tengah. Kedua, lakukan konsentrasi untuk beberapa detik dan aturlah posisi kaki. Kaki
kiri ditempatkan satu langkah ke depan sehingga posisi badan agak miring. Ketiga,
bungkukan badan ke depan sedikit sambil melempar bola ke atas kepala. Tinggi lemparan
bola ke atas kira-kira satu sampai satu setengah meter di atas kepala. Keempat, bersamaan
dengan lemparan bola ke atas raket di ayun ke belakang, dan dengan cepat pukulah bola
jika telah sampai jangkauan dengan kekuatan maksimal maka bola akan melayang dengan
cepat.
3. Eksposisi ilustrasi yaitu paragraf eksposisi yang dalam pemaparannya melukiskan suatu
bentuk/hal/keadaan dengan bentuk/hal/keadaan yang lainnya secara sederhana. Paragraf
ini biasanya menggunakan kata-kata: seperti, ibarat, bag, bagai, laksana, misalnya,
umpamanya,
12

Contoh :
Dalam tubuh manusia terdapat aktifitas seperti pada mesin mobil. Tubuh
manusia dapat mengubah energi kimiawi yang terkandung dalam bahan bakarnya yakni
makanan yang ditelan menjadi energi panas dan energi mekanis. Nasi yang Anda makan
pada waktu sarapan akan dibakar dalam tubuh persis sebagaimana bensin dibakar dalam
silinder mesin mobil. Sebagian dari energi kimiawi yang disediakan oleh nasi itu diubah
menjadi energi panas yang membuat tubuh tetap hangat. Sebagian lagi berubah menjadi
energi mekanis (mesin) yang memungkinkan otot-otot Anda dapat memompah darah
dalam tubuh atau menggerakkan dada Anda pada waktu bernapas.
4. Eksposisi contoh yaitu paragraf eksposisi yang dalam pemaparannya untuk memperjelas
suatu uraian khususnya yang bersifat abstrak dengan menggunakan contoh-contoh. Kata
kunci yang biasa digunakan dalam paragraf ini adalah contoh/nya, misalnya.
Contoh :
Jakarta sebagai kota metropolitan ternyata masih terdapat pulah sebagian
masyarakatnya hidup di bawah garis kemiskinan. Contohnya di wilayah Kebayoran
masih terdapat warga yang tinggal di pemukiman kumuh yang dari berbagai faktor sangat
tidak layak baik secara kesehatan maupun tempat tinggal. Misalnya untuk kebutuhan air
minum saja mereka mengonsumsi air dari sungai yang keruh dan penuh dengan limbah dan
kotoran. Selain itu rata-rata mereka bekerja sebagai pemulung. Sungguh sangat prihatin
keadaan mereka.
5. Eksposisi sebab-akibat yaitu paragraf eksposisi yang dalam pemaparannya menggunakan
hubungan sebab-akibat.
Contoh :
Penggundulan hutan di lereng pegunungan dapat menimbulkan bermacam-
macam bencana. Sebagian besar hutan sudah dibuka menjadi areal perkebunan, pabrik,
bahkan pemukiman penduduk. Bencana yang sering terjadi akibat penggundulan hutan
yaitu banjir dan tanah longsor. Di Indonesia tercatat angka musibah yang terbanyak adalah
banjir dan tanah longsor. Hal ini terbukti pada tahun 2005-2006 banyak korban yang tewas
akibat diterjang banjir dan ditimpah tanah longsor.
6. Eksposisi dengan hubungan perbandingan dan pertentangan yaitu paragraf eksposisi
yang dalam pemaparannya membandingkan dua hal/benda yang memiliki banyak
persamaan sebagai perbandingan, dan selain itu menonjolkan perbedaan yang ada pada
dua benda atau lebih sebagai pertentangan.
Contoh :
Film dari kaset video memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan
film layar lebar. Yang paling mencolok adalah murahnya biaya yang harus dikeluarkan.
Jika ada beberapa orang yang ingin menonton film kaset video mereka dapat berpatungan
untuk menyewa film yang mereka inginkan. Ini tentu lebih murah dibandingkan dengan
biaya yang harus mereka keluarkan apabila mereka menonton film di bioskop karena film
di gedung bioskop tidak banyak memberikan pilihan dibandingkan dengan film kaset video.
Begitu pulah, jika seseorang datang ke tempat persewaan, ia dapat memilih banyak
kemungkinan film kaset video yang dapat disewakan. Kadang-kadang, film kaset video yang
dapat disewa tidak/belum diputar di gedung bioskop. Selain itu, jadwal pemutaran film di
gedung bioskop itu tertentu saja, sedangkan film kaset video dapat disaksikan lewat layar
kaca kapan saja dan seberapa banyak mereka mau. Dan, penonton film layar kaca dapat
menikmati tontonanya secara pribadi tanpa harus berdesak-desak di gedung bioskop dan
tanpa harus terganggu dengan suara berisik penonton lain di sekitarnya.
7. Eksposisi analisis paragraf eksposisi yang menguraikan atau menerangkan sesuatu secara
terperinci seperti dalam menulis karya ilmiah. Contoh paragraf ini adalah makalah, skripsi,
disertasi, tesis dan lain-lain.
8. Eksposisi definisi yaitu paragraf eksposisi yang menguraikan penjelasan sebuah istilah/kata
atau sesuatu hal.
9. Eksposisi berita yaitu eksposisi yang menguraikan informasi kepada pembaca tentang
segala peristiwa yang terjadi secara faktual. Misalnya berita di surat kabar/majalah.
13

Struktur Teks Eksposisi

 Tesis (Pembukaan/pemaparan awal)


 Argumentasi (Isi/pembahasan)
 Penegasan Ulang (kesimpulan)

Contoh teks eksposisi


Ekonomi Indonesia
Aditama
Tesis :
Ekonomi rakyat adalah “kegiatan ekonomi rakyat banyak” . Jika dikaitkan dengan kegiatan
pertanian, maka yang dimaksud dengan kegiatan ekonomi rakyat adalah kegiatan ekonomi petani
atau peternak atau nelayan kecil, petani gurem, petani tanpa tanah, nelayan tanpa perahu, dan
sejenisnya; dan bukan perkebunan atau peternak besar atau MNC pertanian, dan sejenisnya.

Argumentasi :
Perspektif lain dari ekonomi rakyat dapat pula dilihat dengan menggunakan perspektif jargon:
“ekonomi dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat”.

“Dari rakyat”, berarti kegiatan ekonomi itu berkaitan dengan penguasaan rakyat dan aksesibilitas
rakyat terhadap sumberdaya ekonomi. Rakyat menguasai dan memiliki hak atas sumberdaya
untuk mendukung kegiatan produktif dan konsumtifnya.

“Oleh rakyat”, berarti proses produksi dan konsumsi dilakukan dan diputuskan oleh rakyat.
Rakyat memiliki hak atas pengelolaan proses produktif dan konsumtif tersebut. Berkaitan dengan
sumberdaya (produktif dan konsumtif), rakyat memiliki alternatif untuk memilih dan
menentukan sistem pemanfaatan, seperti berapa banyak jumlah yang harus dimanfaatkan, siapa
yang memanfaatkan, bagaimana proses pemanfaatannya, bagaimana menjaga kelestarian bagi
proses pemanfaatan berikutnya, dan sebagainya.

“Untuk rakyat”, berarti rakyat banyak merupakan ‘beneficiaries utama dari setiap kegiatan
produksi dan konsumsi. Rakyat menerima manfaat, dan indikator kemantaatan paling utama
adalah kepentingan rakyat.

Penegasan Ulang :
Dalam hal ini perlu pula dikemukakan bahwa ekonomi rakyat dapat berkaitan “dengan siapa
saja”, dalam arti kegiatan transaksi dapat dilakukan juga dengan “non-ekonomi-rakyat”. Juga
tidak ada pembatasan mengenai besaran, jenis produk, sifat usaha, permodalan, dan sebagainya.
Ekonomi rakyat tidak eksklusif tetapi inklusif dan terbuka. Walaupun demikian, sifat
fundamental diatas telah pula menciptakan suatu sistem ekonomi yang terdiri dari pelaku
ekonomi, mekanisme transaksi, norma dan kesepakatan (“rule of the game”) yang khas, yang
umumnya telah memfasilitasi ekonomi rakyat untuk survive dan berkembang sejalan dengan
perkembangan sosial ekonomi masyarakatnya.
14

Ciri Kebahasaan pada Materi Teks Eksposisi

1. Banyak menggunakan istilah-istilah


Istilah adalah kata-kata khusus yang berhubungan dengan bidang tertentu baik berupa bahasa
asing maupun bahasa Indonesia. Misalnya istilah di bidang kesehatan, geografi, pendidikan,
lingkungan hidup dan lain-lain.
2. Menggunakan bahasa baku (lihat penjelasan kata baku pada pelajaran Teks Laporan Observasi)
3. Banyak menggunakan imbuhan asing
Imbuhan asing adalah imbuhan yang diserap ke dalam bahasa Idonesia baik berupa awalan
maupun akhiran.
a. Imbuhan asing yang berupa awalan
No. Imbuhan Makna Contoh Arti kata
1. a, an, ab, tidak/bukan Asusila tidak bermoral
in, i, non anorganik bukan organik
abnormal tidak normal
informal tidak formal
illegal tidak resmi
nonpribumi bukan pribumi
2. Pra Sebelum Prapanen sebelum panen
pra-UAN sebelum UAN
3. Pasca Sesudah pascabencana sesudah bencana
pasca-UAN sesudah UAN
4. anti, bertentangan Antibocor tidak akan bocor
kontra /berlawanan, tidak anti-AS menentang AS
setuju / menentang kontrapendapat pertentangan pendapat
kontradiksi pertentangan dua hal
yang tidak bisa disatukan
5. Pro mendukung/ setuju prokemerdekaan mendukung kemerdekaan
pro-SBY mendukung SBY
6. Ekstra di luar/ luar Ekstrakurikuler di luar jam sekolah
biasa/sangat ekstraketat luar biasa/sangat ketat
7. Intra di dalam Intrakurikuler pada jam pelajaran
Intrasekolah di dalam sekolah
8. eks bekas/mantan Ekspejuang bekas pejuang
eksnapi bekas napi
eksfrater mantan frater
9. Antar antara/hubungan Antarkota hubungan antara kota
Antarsiswa antara siswa
10. Semi Setengah Semifinal setengah final
Semipermanen setengah permanen
11. Sub di bawah Subbab di bawah bab
Subbagian di bawah bagian
12. swa,auto Sendiri Swakarya karya sendiri
swalayan melayani sendiri
autobiografi riwayat hidup sendiri.
13. Tuna ketiadaan, kekurangan, Tunakarya tidak mempunyai
luka, rusak tunarungu pekerjaan
tunawisma tuli/pekak
tidak mempunyai rumah
14. pan, serba semua/ seluruh pan-Amerika seluruh Amerika
serbamurah semua murah
serbaada semua ada
15. Trans pindah/ubah/melintasi Transmigrasi perpindahan penduduk
Transkripsi penyalinan teks dengan
mengubah ejaan.
16. Adi sangat/unggul/ lebih Adidaya negara paling berkuasa
dari yang lain. Adibusana busana sangat
mahal/istimewah.
15

17. Anu Pemberian anumerta Pemberian gelar kepada


anugerah seseorang yang telah
meninggal
Pemberian penghargaan
kepada orang
18. Mala bencana/buruk keadaan Malapetaka Bencana
19. Maha besar/amat/sangat maha kuasa Sangat kuasa
maha mulia Sangat mulia
mahasiswa
20. Multi Banyak Multifungsi banyak fungsi
multiguna banyak guna
21. Nir tidak/bukan Nirlaba tidak mengharapkan laba.
22. Infra bawah/di bawah Infrastruktur Prasarana
23. Sura di atas/di luar/melebihi Supranatural Kekuatan yang melebihi
Supranasional alam
Organisasi yang melebihi
kepentingan tradisional.
24. Bi Dua Bilingual dua bahasa
Bilabial dua bibir
25. eka dwi, bilangan Sansekerta Dwifungsi dua fungsi
tri, catur, satu sampai sepuluh. tritunggal dst. tiga Allah dst.
panca, sad,
sapta,
hasta,
nawa,
dasa.

b. Imbuhan asing yang berupa akhiran

Imbuha Makna Contoh Arti kata


n
al, if, is Menyatakan sifat/ciri illegal Bersifat tidak resmi
universal Bersifat umum
sportif Bersifat netral
aktif Bersifat ego
egois Bersifat iri hati
ironis
Isme Menyatakan paham Nasionalisme berpaham nasional
komunisme berpaham komunis
invidualisme berpaham individu
Tas Menyatakan hal Kriminalitas Hal tentang kriminal
aktivitas Hal yang berhubungan dengan
aktivitas
asi, sasi Menyatakan proses Proklamasi Proses proklamasi
Nasalisasi Proses dalam nasal
i, iah, wi Menyatakan apa yang Gerejani Hal tentang gereja dst.
disebutkan dalam kata alamiah
dasarnya. surgawi
man, Menyatakan orang dan Budiman Orang yang berbudi
wan, jenis kelamin biarawan Biara laki-laki
wati biarawati Biara perampuan
or, ir Menyatakan orang Orator Orang yang berpidato
(akhiran ir sudah proklamator Orang yang memproklamasikan
dianggap tidak baku) moderator Pemimpin rapat/sidang/seminar

Catatan : Semua imbuhan asing di atas ditulis serangkai dengan kata yang mendahului atau
mengikutinya.
16

4. Banyak menggunakan kata ganti


Kata ganti adalah kata yang digunakan untuk menggantikan orang atau benda. Kata ganti ini
dipakai untuk menggantikan benda atau sesuatu yang dibendakan. Kata ganti atau pronomina
dibedakan menjadi 6 bentuk yaitu :
a. Kata ganti orang (kata ganti persona) yaitu jenis kata ganti yang digunakan untuk
menggantikan nomina. Kata ganti orang masih dapat dibedakan lagi menjadi beberapa
bentuk yaitu:

a. Kata ganti orang pertama tunggal


Contoh : aku, saya (ku)
b. Kata ganti orang pertama jamak
Contoh : kami, kita.
c. Kata ganti orang kedua tunggal
Contoh : kamu, (mu), anda
d. Kata ganti orang kedua jamak
Contoh : kalian
e. Kata ganti orang ketiga tunggal
Contoh : dia, ia, beliau, nya
f. Kata ganti orang ketiga jamak
Contoh : mereka
b. Kata ganti kepemilikan yaitu jenis kata ganti yang dipakai untuk menyatakan
kepemilikan. Contoh : buku kamu/bukumu, buku aku/bukuku, dia/bukunya
c. Kata ganti penunjuk yaitu jenis kata ganti yang dipakai untuk menunjuk suatu tempat
atau benda yang letaknya dekat ataupun jauh. Contoh : di sini, di sana, ini, itu
d. Kata ganti penghubung yaitu jenis kata ganti yang digunakan untuk menghubungkan
anak kalimat dan induk kalimat. Contoh : yang, tempat, waktu
e. Kata ganti tanya yaitu jenis kata ganti yang digunakan untuk meminta informasi atau
menanyakan sesuatu. Contoh : apa, siapa, mana
f. Kata ganti tak tentu yaitu jenis kata ganti yang digunakan untuk menunjukkan atau
menggantikan suatu benda atau orang yang jumlahnya tak menentu (banyak). Contoh :
masing-masing, sesuatu, para

Ciri-ciri kata ganti (pronomina)


Pronomina dapat dikenali dengan memperhatikan ciri-cirinya. Ciri-ciri kata ganti atau pronomina
adalah sebagai berikut :
a. Menduduki fungsi subjek dan objek pada sebuah kalimat. Akan tetapi pada kalimat tertentu
pronomina dapat juga menduduki fungsi sebagai predikat.
b. Acuannya dapat berubah-ubah atau berpindah-pindah sesuai dengan konteks kalimat atau
mengikuti siapa yang menjadi pembicara, siapa yang menjadi pembaca, atau siapa yang
dibicarakan.

5. Menggunakan konjungsi argumentasi


Konjungsi argumentasi adalah kata penghubung yang digunakan untuk menguatkan sebuah
argumen atau alasan. Contohnya dengan demikian, jadi, dapat disimpulkan, kesimpulannya,
jika, maka, sebab, disebabkan, karena, oleh karena itu, sehingga.
6. Menggunakan semua konjungsi yang saling mendukung. Hampir semua kata hubung
digunakan dalam teks eksposisi sehingga membentuk kohenrensi antarkalimat (termasuk
konjungsi temporal). (lihat penjelsan kata hubung di pelajaran sebelumnya).
7. Menggunakan kata-kata leksikal (kata benda, kata kerja, kata sifat, kata keterangan) Lihat
penjelasan tentang jenis-jenis kata pada pelajaran sebelumnya.
8. Menggunakan kata-kata perujukkan seperti menurut, berdasarkan, merujuk.
9. Menggunakan kata-kata persuasif seperti hendaknya, sebaiknya, diharapkan, perlu, harus,
seharusnya.
10. Terdapat fakta dan opini untuk menginformasikan, menjelaskan dan memberi pandangan
terhadap topik atau objek tertentu.
17

 FAKTA
Fakta adalah keadaan atau peristiwa yang benar-benar terjadi dan dapat dibuktikan
kebenarannya serta tidak terbantahkan.
Ciri-ciri kalimat fakta:
1. Fakta biasanya berhubungan dengan angka-angka dan data yang akurat.
2. Kalimat fakta bisa meyakinkan semua orang atau apa yang dikemukakan semua orang pasti
percaya.
3. Bila dihubungkan dengan waktu kejadian biasanya ditandai dengan kata misalnya telah/sudah,
kemarin, tadi.
Contoh kalimat fakta :
1. Kemarin tepat pukul 14.00 telah terjadi kecelakaan di Jalan Soekarno Hatta Bajawa.
2. Kendaraan itu memuat penumpang sebanyak 60 orang yaitu 10 orang anak-anak dan 50 orang
dewasa.
3. Pada tanggal 27 Juni 2018 yang lalu telah terjadi pemilihan umum kepala daerah di seluruh
Indonesia.

 OPINI
Opini adalah pernyataan yang kebenarannya bersifat relatif (belum pasti keberannya) yang
dikemukakan berdasarkan pandangan seseorang/kelompok.
Ciri-ciri opini:
1. Biasanya berupa penilaian terhadap fakta-fakta.
2. Sifat kalimatnya berupa saran, ajakkan, atau komentar/tanggapan terhadap fakta.
3. Bila dihubungkan dengan waktu kejadian opini biasanya mengemukakan waktu yang belum
terjadi misalnya ditandai dengan kata akan/ hendak, sebentar, besok, lusa, minggu depan, tahun
depan.
4. Ditandai dengan kata-kata kunci seperti; akan, bisa, jadi, jangan, demikianlah, mungkin, amat,
sangat, sekali, menurut saya, boleh, boleh jadi, sungguh, bila/apabila, kira-kira, sekitar, seputar.
Opini ada dua macam yaitu:
1) Opini terinformasi yaitu opini yang berupa penilaian dari sebuah fakta atau opini
yang berdasarkan fakta.
2) Opni belaka yaitu opini yang tidak berdasarkan fakta atau opini yang berupa
imajinasi belaka.
Contoh kalimat opini:
1. Pagi ini mendung sekali mungkin akan turun hujan.
2. Jumlah penumpang kendaraan naas itu kira-kira 20 orang.
1. Cermati paragraf berikut!
1) Pemkot Jakarta Timur telah merencanakan program redesain pada tahun 2005. 2) Namun, program
tersebut realisasi pembangunannya akan dimulai tahun 2006. 3) Anggaran yang diajukkan sebesar 80
miliar. 4) “Kalau anggarannya disetujui, baru disusun masterplannya,” katanya. 5) Masalah yang
dihadapi adalah terlalu banyaknya PKL di kawasan itu. 6) Jumlah PKL dari Matraman sampai ke
Kampung Melayu sebanyak 4.000 orang.
Kalimat fakta dalam paragraf di atas adalah:
A. 1), 2), 3)
B. 2), 3), 4)
C. 1), 3), 6)
D. 4), 5), 6)
E. 1), 4), 5)
18

2. Cermati isi paragraf berikut!


(1) Saya sekarang setiap hari menyempatkan membaca buku, terutama membaca buku sastra.
(2) Manfaat yang dihasilkan dari sebuah proses membaca karya sastra dapat dirasakan
langsung oleh penikmat sastra. (3) Menurut saya sebuah karya sastra mempunya andil besar
dalam menyebarkan manfaat bagi diri lewat keindahannya. (4) Bukan sebaliknya,
menyebarkan keindahan yang melenakan dan tidak membawa gerak perubahan karena sastra
lahir dari kejernihan jiwa, dan perasaan seseorang. (5) Oleh sebab itu, manfaat tersebut dapat
dirasakan antara lain: melembutkan perasan dan hati, memberi kesadaran akan kebenaran
hidup, kegembiran dan pengobat kegelisahan hati, memberikan penghayatan mendalam, dan
yang paling penting lagi menjadikan manusia berbudaya dan peka lingkungan.

Kalimat fakta dalam paragraf di atas adalah ...


A. (1) B. (2) C. (3) D. (4) E. (5)

11. Terdapat beberapa jenis kalimat

Jenis-jenis kalimat berdasarkan fungsi


Berdasarkan fungsinya kalimat dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu kalimat perintah,
kalimat berita, kalimat tanya, dan kalimat seru. Dalam bahasa tulis keempat jenis kalimat ini
dinyatakan dengan tanda baca, sedangkan dalam bahasa lisan kalimat ini dinyatakan dengan
intonasi. Keempat jenis kalimat ini disajikan dalam pernyataan positif dan negatif. Pernyataan
positif yaitu pernyataan yang tidak ada kata tidak/bukan sedangkan pernyataan negatif yaitu
pernyataan yang terdapat kata tidak/bukan.

1. Kalimat Perintah (imperatif)


Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada orang lain untuk
melakukan sesuatu. Kalimat perintah biasanya diakhiri dengan tanda seru (!) dalam penulisannya.
Sedangkan dalam bentuk lisan, kalimat perintah ditandai dengan intonasi tinggi.
Macam-macam kalimat perintah :
a. Kalimat perintah biasa, ditandai dengan partikel lah.
Contoh : Gantilah bajumu!
b. Kalimat larangan, ditandai dengan penggunaan kata jangan.
Contoh Jangan membuang sampah sembarangan!
c. Kalimat ajakan, ditandai dengan kata mohon, tolong, silahkan.
Contoh : Tolong temani nenekmu di rumah!

2. Kalimat Berita (deklaratif)


Kalimat berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu. Dalam penulisannya,
biasanya diakhiri dengan tanda titik (.) dan dalam pelafalannya dilakukan dengan intonasi
menurun. Kalimat ini mendorong orang untuk memberikan tanggapan.
Macam-macam kalimat berita :
a. Kalimat berita kepastian
Contoh : Nenek akan datang dari Bandung besok pagi.
b. Kalimat berita pengingkaran
Contoh : Saya tidak akan datang pada acara ulang tahunmu.
c. Kalimat berita kesangsian
Contoh : Bapak mungkin akan tiba besok pagi.
d. Kalimat berita bentuk lainnya
Contoh : Kami tidak taahu mengapa dia datang terlambat.

3. Kalimat Tanya (interogarif)


Kalimat tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk memperoleh suatu informasi atau
reaksi (jawaban) yang diharapkan. Kalimat ini diakhiri dengan tanda tanya(?) dalam penulisannya
dan dalam pelafalannya menggunakan intonasi menurun. Kata tanya yang dipergunakan adalah
bagaimana, dimana, berapa, kapan.
Contoh:
a. Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan disainnya?
b. Kapan Becks kembali ke Inggris?
19

4. Kalimat Seruan
Kalimat seruan adalah kalimat yang digunakan untuk mengungkapakan perasaa ‘yang kuat’
atau yang mendadak. Kalimat seruan biasanya ditandai dengan intonsi yang tinggi dalam
pelafalannya dan menggunakan tanda seru (!) atau tanda titik (.) dalam penulisannya.
Contoh:
a. Aduh, pekerjaan rumah saya tidak terbawa.
b. Bukan main, eloknya.

5.Kalimat pengandaian
Kalimat pengandaian adalah sebuah kalimat yang mengandung ungkapan pengandaian tentang
keinginan yang belum terpenuhi dan nanti akan dilakukan pada masa yang akan datang ataupun
pengandaian tentang keinginan yang tidak bisa dilakukan/dipenuhi (mustahil).
Kalimat pengandaian, juga disebut dengan kaliamat majemuk karena terdiri dari dua klausa yang
dihubungkan dengan konjungsi dimana klausa pertama disebut sebagai anak kalimat dan klausa kedua
disebut dengan anak kalimat atau kalimat yang menunjukan persyaratan.
Kalimat pengandaian atau disebut juga dengan kalimat bersayarat, karena selalu menggunakan
kata hubung (konjungsi) : bila, jika, maka, kalau, apabila, seandainya, dan andaikan.
Jika dilihat dari konteksnya kalimat pengandaian dapat dibagi menjadi dua yaitu pengandaian
yang belum terjadi dan akan dilakukan, dan pengandaian yang tidak mungkin dilakukan (mustahil).
Contoh:
1. Jika nanti aku punya banyak uang, aku akan membeli sepeda motor.
2. Jika saja aku punya banyak uang, aku sudah membeli sepeda motor,
Jika kita perhatikan kalimat di atas, keduanya memiliki konteks yang berbeda meskipun
strukturnya hampir sama. Pengandaian pada kalimat pertama masih ada kemungkinan untuk dipenuhi,
sedangkan pengandaian pada kalimat kedua tidak mungkin terjadi.

Contoh-contoh kalimat pengandaian

Bila

Bila hujan tidak turun, maka kami terpaksa menetap di rumahmu.


Bila nanti aku pergi, jaga dirimu baik – baik di sini.
Bila saja kau datang lebih awal, pasti kamu akan bertemu dengannya di sini.
Budi akan segera datang, bila kau telepon dia.
Bila saja waktu itu kau menuruti perkataanku, kau tidak akan menyesal seperti ini.
Kita semestinya sudah pulang ke rumah, bila saja pak guru tidak menyuruh membersihkan kelas.
Bila saja Budi memberitahu kami bahwa dia sakit, kami pasti telah menjenguknya.
Bila saja aku yang menjadi orang itu, aku akan membeli semua barang mewah itu.

Jika

Jika aku punya uang yang banyak, maka aku akan membeli sepeda motor baru.
Jika Shinta tidak datang dalam 5 menit, kita terpaksa pergi meninggalkannya.
Jika saja kau memberitahuku lebih awal, kau pasti tidak akan menyesali keputusanmu.
Jika hujan deras ini tidak berhenti, maka banjir pasti datang.
Tanaman itu akan tumbuh subur, jika kau rajin menyiram dan memberinya pupuk.
Budi semestinya sudah mengenakan baju baru itu, jika saja dia membelinya kemarin.
Harga barang – barang kebutuhan pokok akan ikut naik, jika pemerintah menaikan harga BBM.
Jika kau sudah tua nanti, kau harus berbakti kepada orang tua mu.

Kalau

Kalau acara itu diadakan hari minggu, aku akan menghadirinya.


Kalau saja aku belajar semalam, aku pasti tidak akan mendapat nilai jelek.
Kalau Ayah pulang, aku akan memintanya untuk membelikanku sepeda motor.
Kalau aku besar nanti, aku tidak akan melupakan jasa – jasa mu.
kalau saja aku punya uang lebih, akau sudah akan meminjamkanmu.
Aku akan datang malam mini, kalau hujan tidak turun.
Anak nakal itu akan menjadi baik, kalau saja orang tuanya mendidik dengan benar.
Semestinya kita sudah tiba dari tadi, kalau saja mobil ini tidak mogok di jalan.
20

Apabila

Apabila kamu melihat Andi, katakan padanya aku sedang mencari dirinya.
Apabila esok cerah, ayah akan membawa kami berlibur ke rumah nenek.
Apabila tidak ada yang menjaga barang ini, pasti sudah hilang diambil orang.
Apabila tidak ada satu pertanyaan pun, maka kita lanjutkan saja diskusi ini.
Ibu akan sangat marah, apabila pakian sekolahku terkena noda.
Seharusnya pekerjaan ini sudah selesai, apabila kita kerjakan bersama – sama.
Semestinya maling tidak akan bisa masuk rumah ini, apabila kamu mengunci pintu dengan baik.
Budi akan pergi bersama kami, apabila dia mendapat izin dari ayahnya.

Seandainya

Seandainya aku bisa terbang, aku akan mengelilingi bumi ini.


Seandainya nanti malam aku tidak sibuk, aku akan datang ke rumahmu.
Seandainya kamu memberitahuku lebih awal, kita pasti tidak akan kalah.
Seandainya saja paman mau datang kemari, kita pasti akan diajaknya ke rumah nenek.
Budi akan tiba tepat waktu, seandainya tidak ada halangan di jalan.
Jakarta tidak akan banjir lagi, seandainya pemerintah memperbaiki drainase.
kami akan senang, seandainya bu guru membawa kami bertamasya.
Maling itu akan tertangkap, seandainya polisi terus mengejarnya.

Andaikan

Andaikan aku punya sedikit uang, aku akan membelikanmu buku baru.
Andaikan saja malam ini aku pergi, aku pasti tidak akan bertemu lagi dengannya.
Andaikan kamu tahu betapa sulit pekerjaan ini, kamu pasti akan menangis karenanya.
Andaikan saja tak seorang pun yang tahu, aku pasti tidak akan merasa malu seperti ini.
Ani akan pulang, andaikan saja dia tidak jadi pergi ke Bandung.
Paman akan datang, andaikan Ibu menyuruhnya demikian.
Rumah itu akan terlihat baik, andaikan dicat dengan warna biru dan putih.
Aku akan melupakannya, andaikan aku tak akan bertemunya lagi.

12. Terdapat konjungsi temporal


Konjungsi temporal adalah kata hubung yang menunjukkan waktu/keterangan waktu.
Jenis-Jenis Konjungsi Temporal
Konjungsi temporal dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu konjungsi temporal sederajat dan
konjungsi temporal tidak sederajat.
1. Konjungsi Temporal Sederajat
Konjungsi temporal sederajat adalah konjungsi yang bersifat setara atau sederajat seperti
kemudian, sebelumnya, sesudahnya, lalu, dan selanjutnya. Konjugsi temporal sederajat biasanya
digunakan pada kalimat majemuk setara. Penempatannya tidak boleh di awal dan akhir kalimat,
melainkan harus diapit dengan kata lain.
2. Konjungsi Temporal Tidak Sederajat
Konjungsi temporal tidak sederajat adalah konjungsi yang menghubungkan kalimat bertingkat
atau tidak sederajat seperti sementara, bila, demi, sambil, sejak, apabila waktu, tatkala, ketika,
sebelum, semenjak dan lain-lain. Konjungsi temporal tidak sederajat biasanya digunakan dalam
kalimat majemuk. Penempatannya boleh di sembarang tempat baik itu awal, akhir, maupun di
tengah kalimat.

Perbedaan Konjungsi Temporal Sederajat dengan Konjungsi Temporal Tidak Sederajat


Perbedaan utamanya adalah letak kata konjugsi temporalnya. Perbedaan antara konjungsi
temporal sederajat dengan konjungsi temporal tidak sederajat dapat dilihat dalam bentuk tabel
berikut:

Dilihat dari Konjungsi Temporal Konjungsi Temporal Tidak Sederajat


Sederajat
Kata Lalu, kemudian, sesudahnya, Demi, hingga, sambil, ketika, sebelum, bila, sejak,
selanjutnya, sebelumnya selama, semenjak, waktu, setelah, apabila, dan
lain-lain.
Letak Tengah kalimat Dimana saja
21

Contoh Konjungsi Temporal


Berikut adalah contoh konjungsi temporal, kata bercetak tebal adalah konjungsi temporal:
a. Contoh Konjungsi Temporal Sederajat
- Nita mengepel lantai, kemudian ia merapikan tempat tidur.
- Dewi mengerjakan PR matematika, selanjutnya ia mengerjakan PR fisika.
- Bayu akan pergi ke perpustakaan sesudahnya ia akan pergi ke sekolah.
b. Contoh Konjugasi Temporal Tidak Sederajat
- Dani jogging sambil mendengarkan musik.
- Demi mendapatkan uang jajan lebih, Wahyu membersihkan seluruh halaman rumahnya.
- Perusahaan ini berdiri sejak tahun 1945.
22

PELAJARAN IV : TEKS ANEKDOT


Kritik dan Humor dalam Layanan Publik

Teks anekdot adalah suatu cerita singkat yang memiliki unsur lucu, akan tetapi memiliki
kandungan dengan maksud untuk melakukan kritikan. Biasanya kritikan dalam teks
anekdot pada layanan publik di bidang hukum, politik, lingkungan dan sosial.
Tujuan teks anekdot:
 Untuk dapat membangkitkan tawa bagi pembacanya.
 Untuk dapat membuat orang terhibur.
 Untuk dapat menggambarkan suatu karakter atau sikap dengan ringan dan singkat
sehingga ia dapat terhentak dalam sebuah kilasan permohonon yang mengarah
langsung pada intinya (sebagai saran kritikus).
Ciri-Ciri Teks Anekdot:
 Anekdot dekat dengan perumpamaan seperti sebuah dongeng atau kisah ceritanya
disajikan hampir menyerupai dongeng.
 Anekdot menampikan suatu karakter hewan dan figur seorang manusia pada
umumnya dan seringkali berkaitan dengan kenyataan, walaupun perumpamaan dan
anekdot tentunya mesti berbeda dalam kekhususan dari sejarah mereka.
 Anekdot memiliki sifat lelucon atau humor karena anekdot berisikan kisah-kisah
lucu atau bualan.
 Anekdot memiliki sifat dapat menggelitik artinya anekdot dapat membuat
pembacanya merasa terhibur dengan kelucuan yang ada dalam teks.
 Anekdot bersifat menyindir.
 Anekdot berkaitan dengan orang penting.
 Anekdot bertujuan pada hal tertentu misalnya untuk mengkritik.
Struktur teks anekdot
Adapun struktur teks anekdot yang mesti diketahui yaitu sebagai berikut:
1) Abstraksi yaitu suatu bagian awal dari teks anekdot yang memiliki fungsi untuk
dapat memberikan suatu gambaran umum mengenai isi teks anekdot tersebut.
2) Orientasi yaitu suatu kondisi dimana kejadian berawal atau bagian cerita yang
mengarah pada terjadinya suatu krisis, konflik, atau peristiwa utama. Pada bagian
inilah yang menyebabkan timbulknya krisis.
3) Krisis yaitu bagian yang berisikan tentang permunculan masalah yang terjadi dalam
teks anekdot. Pada bagian inilah adanya kekonyolan yang menggelitik dan
mengundang tawa.
4) Reaksi yaitu bagian yang berisikan langkah penyelesaian masalah yang timbul
dalam krisis berupa tanggapan atau respons atas krisis yang terjadi. Bagian ini
seringkali mengejutkan, sesuatu yang tidak tertuga atau mencengangkan.
5) Koda yaitu bagian ini akan muncul perubahan yang terjadi pada tokoh dalam
anekdot sekaligus sebagai penutup dari teks anekdot itu sendiri. Bagian ini biasanya
ditandai oleh kata-kata seperti itulah, akhirnya, demikianlah.
Kata kunci :
1. Abstraksi : Pembukaan/gambaran umum
2. Orientasi : Latar belakang peristiwa
3. Krisis : Masalah
4. Reaksi : Penyelesaian masalah
5. Koda : Kesimpulan
Unsur-unsur anekdot
1. Teks atau cerita
2. Sindiran
3. Lucu
4. Tokoh atau partisipan
5. Singkat
6. Menarik
7. Mengesankan
8. Nyata
9. Terdapat kritikan
23

Bentuk-bentuk anekdot
1. Prosa, yakni dalam bentuk tulisan/karangan
2. Drama, yakni dalam bentuk dialog/monolog
3. Puisi, yakni dalam bentuk bait.

Kaidah Kebahasaan Teks Anekdot


 Menggunakan kata keterangan waktu lampau. Misalnya suatu ketika, pada saat itu,
pada suatu hari ....
 Banyak menggunakan kalimat langsung yang bervariasi dengan kalimat-kalimat
tidak langsung. Kalimat langsung merupakan petikan dialog para tokohnya
sedangkan kalimat tidak langsung merupakan bentuk penceritaan kembali dialog
para tokoh.
Contoh
1) Sesudah menyampaikan salam, Romeo bertanya kepada hadirin, “Apakah
kalian tahu dengan materi yang akan saya bawakan hari ini?”
2) Hadirin serempak menjawab, “Tidak!”
3) “Apakah kamu sudah makan?” tanya ibu.

 Banyak menggunakan pernyataan retoris, yaitu pertanyaan yang tidak


membutuhkan jawaban misalnya; apakah dia tahu?
 Banyak menggunakan kata penghubung atau konjungsi temporal, seperti mula-
mula, lalu, setelah itu, kemudian dan lain-lain
 Menggunakan kata kerja, contohnya: pergi, duduk, berdiri.
 Menggunakan kalimat perintah, misalnya buanglah, ambillah dan lain-lain.
 Menggunakan kalimat seru, misalnya; Wah cantiknya gadis itu.
 Menggunakan kalimat perintah. Misalnya “Cepat keluar dari sini!”
 Pada umumnya menggunakan nama tokoh atau sudut pandang orang ketiga tunggal.
Contoh Teks Anekdot beserta Strukturnya
Contoh 1
Hukum Penjara Seumur Hidup untuk Pencuri Ikan
Abstraksi
Ada seorang nelayan muda yang baru saja dijebloskan ke dalam penjara.
Orientasi
Pada hari pertama ia mendekam di penjara, napi sebelahnya menanyakan perihal kenapa ia sampai
dipenjara

Napi : "Kamu masih muda kok sudah masuk penjara, kejahatan apa yang telah kamu lakukan?"
Nelayan : "Saya hanya mencuri ikan"
Napi : "Terus kamu divonis berapa tahun?"
Nelayan : "Hanya divonis hukuman seumur hidup dengan masa percobaan 2 tahun."

Krisis
Dengan rasa heran, si napi itu menanyakan lebih jauh lagi karena ini terbilang aneh
Napi : "Cuman mencuri ikan kamu bisa dihukum seberat ini? Memang ikan apa yang telah kamu
curi? Paus langka?"
Nelayan : "Begini, aku mencoba membom ikan di dalam waduk dengan sebuah detonator atau bom
kecil. Kemudian berhasil, ada 3 ekor ikan mengambang di permukaan air setelah alat
yang saya gunakan meledak"
Napi : "Wah kalau cuman itu harusnya beberapa hari saja, tidak sampai seumur hidup dong?!"
Nelayan : "Belum selesai, permasalahannya adalah setelah ikan yang mengapung, tak
lama kemudian ada 2 mayat penyelam yang ikut mengapung!"
Reaksi
Napi : "Wahahaha pantas saja kamu masuk penjara, ternyata tidak hanya ikan yang berhasil
kamu bom. Bahkan penyelam yang tak bedosa saja ikut terkena bom"
Koda
Gelak tawa mereka mulai mereda. Setelah perbincangan singkat mengenai perihal si nelayan muda
masuk penjara dan divonis seumur hidup mereka melanjutkan perbincangan dengan pembahasan
lain.
24

Contoh 2
Aku Tidak Apa-Apa
Abstraksi
Pada suatu malam yang mencekam, ada sorang kakek tunawisma yang berjalan di jalan yang sepi
dan hendak menyebrang jalan. Ia terlihat miskin, bisa dinilai dari banyu yang ia kenakan compang
camping.
Orientasi
Namun baru satu langkah ia berjalan untuk menyebrang, tiba-tiba saja ada sebuah mobil dengan
cepat melintas di hadapannya. Sontak berteriak dengan keras dan mulai menangis sesenggukan.
Krisis
Mobil itupun berhenti, dan pengemudinya bergegas keluar menghampiri sang kakek yang mungkin
ia tabrak tadi. Penampilan pengemudi tersebut seperti orang kaya! Berjas hitam dan tampak modis.
Ia pun bertanya kepada si kakek, "Apakah saya baru saja menabrak Anda?"
Rekasi
Dengan ramahnya sang Kakek menjawab, "Tidak nak tampan". Kemudian si pengendara mobil
bertanya sekali lagi. "Atau kakek sedang kelaparan dan mencoba memanggil bantuan dengan car
amenjerit dan menangis?". Si kakek menjawab kembali pertanyaan tersebut dengan jawaban Tidak.
Si pengemudi tentu kebingungan mendengar jawaban si kakek. "Lalu apa yang membuat kakek
menjerit dan menangis?"
Koda
Sembari berbalik badan hendak pergi meninggalkan si pengemudi, sang kakek menjawab "Saat
kamu melintas tadi, ban mobilmu sempat melindas kaki makanya aku menjerit!"

Latihan
Tentukan struktur anekdot berdasarkan teks anekdot berikut!
Budaya Menyerobot
Beberapa hari setelah hari raya idul fitri di sore hari. Yugi sedang mengobrol kesana
kemari dengan sang kakak ipar dan saudara yang berkunjung ke rumahnya. Suadara Yugi menetap
di Purwokerto, karena kebetulan sengaja berkunjung ke Jakarta untuk menikmati sisa libur lebaran
yang ia punya.
Kemudian obrolan mereka bertiga sampai pada pembahasan mengenai riak dan pernik
mudik saat lebaran. Ia bercerita mengenai betapa banyak pengemudi jalan raya tidak mematuhi
aturan lalu lintas yang ada. Contoh saja mengenai seringnya mengabaikan keselamatan, missal satu
sepeda dinaiki 5 orang. Juga aksi kebut-kebutan yang membahayakan banyak orang.
Ia juga bercerita bahwa di Purwokerto kalai ada orang yang main serobot aja di lampu
merah di suasana lebaran, pasti ada yang mengatakan “Itu pasti pemudik dari Jakarta!”
Aksi serobot lampu merah ini memang seperti budaya sendiri di Jakara. Banyak pengguna
jalan yang kurang peduli pada rambu-rambu lalu lintas yang seharusnya ditaati. Ada peluang
sedikit saja, langsung main serobot, melanggar lalu lintas.
Tingginya angka kecelakaan di kala musim mudik ini memang disebabkan karena budaya
melanggar lalulintas

Menyusun Teks Anekdot


Langkah-langkah menyusun teks anekdot adalah sebagai berikut.

1. Menentukan topik yang dianggap sebagai suatu masalah yang hendak


disoroti; dikritik, disindir, digugat.
2. Menentukan tokoh yang terkait sesuai dengan masalahnya.
3. Menentukan peristiwa yang menjadi latar utama cerita.
4. Memerinci peristiwa ke dalam alur atau struktur anekdot yang meliputi
abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda.
5. Mengembangkan kerangka anekdot menjadi sebuah cerita yang utuh dengan
memperhatikan kaidah-kaidah kekhasannya.
6. Melakukan penyuntingan.
25

PELAJARAN V : HIKAYAT DAN CERPEN


a. Hikayat
Hikayat adalah karya sastra Melayu Klasik yang berbentuk prosa yang menceritakan tentang
kehidupan raja-raja dan istanahnya. Sastra Melayu Klasik adalah Sastra lama atau sastra Melayu
Klasik yaitu sastra yang berkembang pada masyarakat tradisional atau tempo dulu yang
bahasanya masih dipengaruhi oleh bahasa Melayu. Misalnya dongeng, legenda, cerita rakyat,
hikayat.
b. Cerpen
Cerpen adalah cerita (karangan narasi) yang melukiskan peristiwa pada suatu saat dan tidak
perlu mengakibatkan perubahan nasib pelakunya. Cerpen biasanya diangkat dari peristiwa yang
terdapat dalam kehidupan sehari-hari. Cerpen merupakan salah satu jenis karya sastra modern
atau karya sastra baru (masa kini). Karya sastra modern adalah karya sastra yang sudah
dipengaruhi oleh perkembangan dan perubahan zaman yang bahasanya telah menggunakan
bahasa Indonesia. Misalnya; cerpen, novel, roman.
c. Perbedaan ciri karya sastra hikayat dan novel/cerpen
Hikayat Cerpen/Novel

1. Bersifat istanasentris (menceritakan Bersifat masyarakatsentris (menceritakan


raja-raja dan istananya) masyarakat pada umumnya)
2. Tidak terdapat nama pengarang Terdapat nama pengarang
(anonim)
3. Penokohannya hitam putih (yang baik Penokohannya berubah-ubah (baik dan jahat
selalu baik dan yang jahat selalu jahat) bisa berubah)
4. Hanya menggunakan sudut pandang Menggunakan sudut pandang orang pertama
orang ketiga (sudut pandang diaan) (sudut pandang akuan) dan sudut pandang
orang ketiga (sudut pandang diaan)
5. Isi ceritanya banyak terdapat hal yang Isi ceritanya apa adanya sesuai dengan
mustahil atau tidak masuk akal pengalaman dan imajinasi pengarang
6. Menggunakan atau melibatkan tokoh Menggunakan tokoh manusia
binatang
7. Bersifat statis ceritanya tidak berubah Bersifat dinamis ceritanya berubah sesuai
misalnya hanya seputar raja dan dengan perkembangan.
istananya.
8. Tersirat jiwa kepahlawanan Tidak selamanya ada jiwa kepahlawanan
dalam cerita
9. Tokohnya memiliki kesaktian-kesaktian Tokohnya tidak memiliki kesaktian tertentu
tertentu
10. Latar ceritanya seputar kerajaan Latar ceritanya bebas
dan istanah
11. Menggunakan bahasa Melayu Klasik Menggunakan bahasa Indonesia
seperti penggunaan kata-kata
penghubung; syahdan, hatta, sebermula,
alkisah, konon,
12. Struktur kalimatnya rancu serta Struktur kalimatnya tidak rancu serta
menggunakan kata-kata yang menggunakan kata-kata yang berkonotasi
berkonotasi negatif (susunan kalimatnya positif (sudah memperhatikan aspek
tidak logis dan kata-katanya terasa kelogisan berbahasa dan kata-katanya terasa
kasar) misalnya; beranak, laki, bini, halus)
bunting, anak sebiji = anak seorang dan
lain-lain.
13. Latar belakang sosial budayanya Latar belakang sosial budayanya bebas
mendapat pengaruh Islam seperti pada tergantung latar belakang pengarangnya.
penggunaan nama tokoh.

d. Persamaan hikayat dan cerpen


Persamaan hikayat dan cerpen adalah
- Sama-sama cerita narasi
- sama-sama memiliki unsur intrinsik yaitu tokoh dan watak, alur, sudut pandang, tema, pesan,
konflik, latar, gaya bahasa dan unsur ekstrinsik yaitu nilai-nilai dan latar belakang sosial
budaya.
26

e. Unsur-unsur karya sastra hikayat dan cerpen


Secara garis besar karya sastra memiliki dua unsur yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.
Berikut penjelasan kedua unsur tersebut beserta jenis-jenisnya.

1. Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik yaitu unsur yang terdapat di dalam karya sastra itu sendiri yang secara
langsung mendukung terciptanya sebuah karya sastra baik tersurat maupun tersirat.

Jenis-jenis unsur intrinsik adalah sebagai berikut.


1. Tokoh dan watak (penokohan/perwatakan) adalah tokoh/pelaku dalam cerita beserta
sifat/watak atau ciri yang terdapat pada tokoh itu baik lahir maupun batin. Misalnya tokoh “ibu
yang perhatian, ayah yang bijaksana, Wati yang penurut, Agus yang pembangkang dan lain-lain”
Berdasarkan perannya tokoh dalam cerita dibagi atas beberapa jenis sebagai berikut.

1. Tokoh protagonis yaitu tokoh yang berwatak baik dalam cerita.


2. Tokoh antagonis yaitu yang berwatak jahat dalam cerita biasanya menjadi musuh dari
tokoh protagonis yang menyebabkan konflik cerita.
3. Tokoh tritagonis yaitu tokoh penengah yang bertugas mendamaikan atau menjadi
pengantara protagonis dan antagonis (tokoh netral).
4. Tokoh pembantu/peran pembantu yaitu tokoh yang tidak secara langsung terlibat di
dalam konflik, tetapi diperlukan guna penyelesaian cerita (tokoh yang kehadirannya
hanya untuk melengkapi).
5. Tokoh utama (tokoh sentral) yaitu tokoh yang menjadi pusat cerita baik berupa antagonis
maupun protagonis.
 Tokoh dalam cerita memiliki watak yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Misalnya
tokoh yang berwatak pemarah, pendendam, pemalu, periang, pencuri, pencemburu, cerewet, taat
beragama, tekun, rajin, tanggung jawab, pemberani, penakut, pengecut, kerja keras, disiplin,
suka menolong, cuek, acuh, bijaksana, penipu, keras kepala, kikir, murah hati, iri hati dan lain-
lain. Pengarang mengambarkan watak tokoh dalam cerita dengan beberapa cara. Berikut akan
dijelaskan cara-cara pengarang menggambarkan/melukiskan watak tokoh dalam cerita.
 Cara penggambaran watak tokoh dalam cerita
1. Cara eksposisi atau cara langsung yaitu pengarang menjelaskan secara langsung watak tokoh
atau sifat tokoh dengan kata-kata misalnya tokoh yang pemalas, tokoh yang rajin, tokoh yang
cerewet, acuh, angkuh, sombong, sopan dan lain-lain melalui kata-kata dan kalimat yang
ditulisnya dalam cerita.
2. Cara dramatik yaitu pengarang tidak menjelaskan secara langsung tentang watak/sifat tokoh
tetapi hanya memberikan gambaran tindakan tokoh atau gerak-gerik tokoh dan gambaran
fisik/bentuk penampilan tokoh seperti;
 Apa yang dikenakan tokoh misalnya cara berpakaiannya, perhiasannya dan lain-lain.
Cermatilah gaya berpakain tokoh sehingga dari situ tergambar tokoh yang suka
memamerkan kekayaan, tokoh yang sopan/tidak sopan, tokoh yang suka bergaya dan lain-
lain.
 Bentuk dandanan tokoh dan bentuk fisik tokoh. Pahamilah bentuk tubuh dan gaya berpakaian,
misalnya seorang bos memiliki bentuk tubuh yang gemuk dengan perut buncit dan selalu memakai
jas dan dasi yang menunjukan tokoh tersebut seorang yang berwibawa, bisa juga sombong.
 Lingkungan sekitar tokoh. Cermati kehidupan sosial tokoh seperti tempat tinggalnya. Dari
sini dapat terlihat tokoh yang suka mabuk-mabukan, tokoh yang suka berdoa, tokoh yang
kotor dan lain-lain.
 Tindakan/perbuatan tokoh. Cermatilah tindakan yang dilakukan oleh seorang tokoh, misalnya
tokoh antagonis seorang penjahat dilukiskan dengan tindakan mencopet, membunuh, dan lain-lain.
 Perkataan tokoh atau dialog antartokoh. Bandingkanlah pilihan kata dan gaya berbicara masing-
masing tokoh, misalnya gaya bicara mahasiswa dengan petani akan terlihat beda terutama pada
pilihan kata-katanya. Tokoh yang kasar dan lemah lembut dan cerewet akan terlihat dalam
perkataannya. Dalam cerita dialog antartokoh dibuktikan dengan bagian kalimat yang diawali dan
diakhiri tanda kutip (“. . . .”) hal ini menunjukkan tokoh tengah berdialog.
 Pola pandang atau cara pandang tokoh terhadap masalah serta reaksi tokoh terhadap
masalah. Pahamilah sikap seorang pelaku dalam menghadapi permasalahannya. Dari sini dapat
terlihat bedanya antara orang yang sabar, bijaksana, arif dengan orang yang pemarah, putus asa.
27

 Reaksi tokoh terhadap tokoh terhadap tokoh lain dan reaksi tokoh lain terhadap tokoh.
Perhatikanlah sikap tokoh terhadap pelaku lain atau sikap tokoh lain terhadap tokoh tersebut.
Berbagai macam sikap dapat ditimbulkan dari sini misalnya sikap menyayangi, membenci, iri,
cinta, simpati, empati.

Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, kita sudah mempunyai bekal untuk dapat
menilai dan mengambil kesimpulan mengenai watak seorang tokoh, misalnya: pemarah,
penyabar, pemurah, lemah, kurang tegas, peragu, pemurung, penakut, atau watak yang lain.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi penokohan antara lain:
bacalah isi novel secara keseluruhan, tentukan watak masing-masing tokoh, klasifikasikan
watak dari masing-masing tokoh tersebut. Setelah membaca sebuah novel, kita dapat
mengklasifikasikan watak dari masing-masing tokoh secara umum. Misalnya, tokoh antagonis,
protagonis, atau tritagonis.

Ilustrasi : misalnya dalam cerita tokoh mengenakan gelang emas berderet, cincin, anting,
kalung dan emas besar berarti pengarang/sutradara ingin melukiskan watak tokoh yang
suka hidup mewah, sombong, dan suka menunjukan kemewahan. Contoh lain; tokoh dalam
cerita bertubuh kekar, hitam, mata selalu merah, kasar, bertato berarti pengarang ingin
melukiskan watak tokoh jahat.

2. Latar atau setting (landas tumpu) yaitu gambaran tempat, waktu, dan suasana/situasi di
tempat terjadinya peristiwa. Latar cerita sangat mempengaruhi nada/suasana/mood pada diri
tokoh dalam suatu peristiwa.
Nada/mood tersebut dapat berupa:
a. Suasana batin yaitu suasana yang ada dalam diri tokoh atau dalam hati tokoh misalnya;
rasa senang, tegang, rindu, benci, sedih, terharu, kecewa, bahagia, dan lain-lain.
b. Suasana lahir yaitu suasana yang ada di luar diri tokoh atau di sekitar tokoh misalnya;
kesepian kota, kegelapan malam, keindahan pantai, pesta yang ramai, pagi yang cerah,
dinginnya malam, panasnya matahari dan lain-lain.
Ilustrasi : Misalnya seseorang berada di tengah hutan yang sepi dan gelap tanpa ada siapa
pun. Hal ini akan membangkitkan suasana lahir dan batin pada diri tokoh tersebut karena ia
akan merasa takut dan cemas karena gelap.

3. Alur/plot yaitu rangkaian peristiwa yang sambung-menyambung dalam suatu cerita.


Secara garis besar alur dapat dibedakan atas dua jenis yaitu;
a. Alur berdasarkan kategori kausal atau hubungan sebab-akibat yang dibedakan atas tiga jenis
yaitu;
1. Alur maju atau alur urutan atau alur episodik yaitu alur yang disusun berdasarkan
urutan sebab-akibat atau kronologis sesuai dengan urutan waktu yaitu waktu lampau ke
waktu kini.
2. Alur mundur atau flash back yaitu alur yang disusun berdasarkan urutan akibat-sebab,
waktu kini ke waktu lampau.
3. Alur campuran atau eklektik alur yang disusun secara campuran antara sebab-akibat-
sebab dan sebaliknya, waktu lampau ke waktu kini, waktu kini ke waktu lampau.
b. Alur berdasarkan kondisinya dibedakan atas empat jenis yaitu:
1. Alur buka yaitu rangkaian peristiwa yang dianggap sebagai kondisi mula yang akan
dilanjutkan dengan kondisi berikutnya. Misalnya adegan pengenalan para tokoh dalam
cerita dan cerita pembuka.
2. Alur tengah yaitu rangkaian peristiwa yang dianggap sebagai kondisi yang mulai
bergerak ke arah kondisi puncak. Pada tahap ini terlihat para tokoh mulai bergelut
dalam konflik.
3. Alur puncak/klimaks yaitu rangkaian peristiwa yang dianggap sebagai kondisi klimaks
dari sekian banyak rangkaian peristiwa yang ada dalam cerita itu. Puncak konflik yang
dialami tokoh dalam cerita. Misalnya tokoh bunuh diri, tokoh dipaksakan menikah, atau
tokoh diculik oleh orang lain dan lain-lain. Pada alur tersebut yang membuat orang
berdebar-debar jantungnya.
4. Alur tutup yaitu rangkaian peristiwa yang dianggap sebagai kondisi yang mulai bergerak
ke arah penyelesaian atau pemecahan dari kondisi klimaks. Pada alur ini semua konflik
mengalami tahap penyelesaian. Misalnya meninggalnya salah satu tokoh utama atau
tokoh jahat, berdamainya tokoh yang sedang bertikai dan lain-lain.
28

4. Sudut pandang penceritaan atau titik kisah yaitu posisi pengarang dalam suatu cerita.
Sudut pandang penceritaan secara garis besar dibagi atas dua jenis yaitu:
1. Pengarang sebagai orang pertama (pelaku atau tokoh) dalam cerita baik pelaku utama
maupun pelaku sampingan yang ditandai dengan kata ganti saya, aku, kami, kita.
2. Pengarang sebagai orang ketiga yaitu pengarang di luar cerita yang ditandai dengan kata
ganti ia, dia, nya, mereka, dan nama diri seperti Ira, Hasan, Anton dan lain-lain. Sudut pandang
pengarang orang ketiga dibagi atas dua yaitu:
1) Pengarang sebagai orang ketiga peninjau yaitu pengarang seolah-olah sebagai pelapor
dalam cerita itu, tetapi yang dilaporkannya hanya hal-hal yang bersifat umum sedangkan
hal yang sekecil-kecilnya tidak dilaporkan.
2) Pengarang sebagai orang ketiga pengamat yang serba tahu yaitu pengarang mengamati
dan melaporkan semua peristiwa yang ada dalam cerita itu secara mendetail.
Keserbatahuan ini ditandai dengan kejeliannya dalam menggambarkan setiap peristiwa,
sifat-sifat tokoh, gerak-gerik tokoh dan suasana dalam peristiwa itu. Kata ganti penunjuk
sudut pandang tersebut sama dengan sudut pandang orang ketiga di atas.
5. Konflik yaitu pokok persoalan/masalah yang menjadi pokok pembicaraan dalam suatu cerita.
Hadirnya konflik dalam cerita ibarat bumbu dalam sebuah masakan. Konflik membuat cerita
menjadi hidup dan berkembang serta membuat pembaca penasaran akan sebab-akibat serta
penyelesaiannya.
Konflik dalam cerita dibagi atas tida jenis yaitu:
1. Penyebab konflik yaitu hal yang merupakan pemicu timbulnya konflik.
2. Konflik yaitu masalah yang tengah dialami tokoh.
3. Akibat konflik yaitu hal yang merupakan hasil dari konflik yang dialami tokoh.
6. Tema yaitu gagasan sentral pengarang yang mendasari penyusunan suatu cerita dan sekaligus
menjadi sasaran dari cerita itu.
7. Pesan/amanat sesuatu yang disampaikan pengarang melalui cerita dan diharapkan bisa
ditangkap oleh pembaca (ajaran, nasihat, imbauan, larangan). Pesan/amanat biasanya
dihubungkan dengan nilai yang terkandung di dalamnya misalnya; pesan moral, pesan
keagamaan, pesan sosial dan lain-lain.

8. Gaya bahasa yaitu penggunaan bahasa oleh pengarang untuk memberi kesan indah dalam cerita.
Pilihan kata/diksi serta gaya bahasa tertentu adalah bagian yang menjadi ciri kebahasaan
masing-masing pengarang. Misalnya bahasa yang penuh dengan daya imajinasi, pengarang
dalam ceritanya banyak menggunakan gaya bahasa daerah tertentu atau dengan gaya bahasa
asing dan sebagainya.

2. Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik yaitu unsur yang terdapat di luar karya sastra tetapi yang turut mendukung
pengarang dalam menciptakan karya sastranya.

Unsur ekstrinsik karya sastra terdiri atas :


1. Latar belakang sosial budaya yaitu situasi sosial dan budaya yang melatarbelakangi
pengarang dalam menciptakan karya sastranya. Latar belakang soaial budaya konteksnya luas
yang termasuk di dalamnya adalah;
- Latar belakang sosial masyarakat
- Latar belakang budaya
- Latar belakang ekonomi
- Latar belakang psikologi
- Latar belakang agama
- Latar belakang sejarah
- Latar belakang keluarga
- Latar belakang pendidikan
Misalnya roman “Siti Nurbaya” bertema “Kawin Paksa” karena situasi sosial dan budaya pada
waktu itu perjodohan anak ditentukan oleh orang tua.
29

2. Nilai-nilai yaitu segala sesuatu yang bersifat baik dan berharga yang berguna bagi pembaca.
Nilai menjadi pesan atau inspirasi bagi pembaca untuk dapat berbuat lebih baik. Beberapa nilai
yang ada dalam karya sastra di antaranya;
a. Nilai religius yaitu nilai yang berhubungan dengan keagamaan seperti; isi karya sastra yang
berhubungan dengan Tuhan, tokoh yang tekun beragama dan lain-lain.
b. Nilai moral yaitu nilai yang berhubungan dengan perbuatan atau tingkah laku tokoh atau
pergaulan hidup tokoh dalam cerita. Misalnya; tokoh yang berzinah, melakukan pergaulan
bebas.
c. Nilai budaya yaitu nilai yang berhubungan dengan budaya atau adat istiadat suatu
tempat/daerah tertentu. Misalnya; upacara adat, kepercayaan, pakaian daerah, bahasa
daerah, tarian daerah, benda-benda budaya dan sebagainya.
d. Nilai pendidikan yaitu nilai yang berhubungan dengan ajaran hidup yang baik. Mislnya;
bersikap jujur, sopan, sekolah dan lain-lain.
e. Nilai sosial yaitu nilai yang berhubungan dengan kemanusiaan. Misalnya; tolong-menolong,
toleransi, kerja sama, saling menghargai, gotong-royong.
f. Nilai estetika yaitu nilai yang berhubungan dengan keindahan/seni. Misalnya; jalan cerita
yang bagus, penggunaan gaya bahasa, isi.
g. Nilai ekonomi yaitu nilai yang berhubungan kebutuhan hidup. Misalnya; keuangan, boros,
hemat, suka menabung.
h. Nilai politik yaitu nilai yang berhubungan dengan kekuasaan. Misalnya; pemimpin, rakyat,
negara, pemerintah.
Catatan :
1. Unsur intrinsik lebih muda bagi pembagi untuk mengidentifikasinya sedangkan unsur ekstrinsik lebih sulit
bagi pembaca untuk mengidentifikasinya karena kita harus belajar tentang sejarahnya.
2. Pada dasarnya semua karya sastra prosa (roman, novel, cerpen) drama serta puisi mempunyai kemiripan
unsur-unsur pembentuknya yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik seperti yang dijelaskan di atas.
Perbedaannya hanya sedikit yaitu pada karya sastra drama dan puisi ada penambahan unsur
pembentuknya.

Kaidah kebahasaan hikayat


Kaidah kebahasaan dalam teks hikayat adalah sebagai berikut.
1. Menggunakan majas seperti majas antonomasia, metafora, hiperbola, majas perbandingan
(simile).
2. Banyak menggunakan konjungsi temporal yang menyatakan urutan waktu dan kejadian.
Misalnya; tiba-tiba, sebelum, sesudah, lalu, kemudian.
3. Terdapat kata-kata kuno/arkais. Misalnya; alkisah, sebermula, hatta, menurut si empunya
cerita, konon.
4. Terdapat kata-kata deskripsi untuk memberikan informasi secara perinci tentang sifat-sifat
tokoh. Misalnya; berani, muda, kebal, miskin dan lain-lain.
Menceritakan kembali hikayat

Tahap-tahap menceritakan kembali sebuah cerita klasik adalah sebagai berikut.


1. Menyimak atau membaca sebuah cerita klasik dengan saksama.
2. Mencatat dan mengartikan kata-kata serta ungkapan-ungkapan sulit yang ditemukan di
dalamnya.
3. Mencatat bagian-bagian penting dari cerita klasik tersebut baik berkaitan dengan latar,
penokohan maupun pokok-pokok peristiwanya.
4. Menceritakan kembali cerita tersebut dengan menggunakan kata-kata sendiri.

Menggubah Hikayat ke dalam Bentuk Cerpen


Langkah-langkah menggubah hikayat ke dalam cerpen adalah;
1. Membaca seluruh isi hikayat.
2. Menentukan salah satu konflik ataupun subcerita dari hikayat itu yang paling menarik dan
kandungan nilai yang menggugah pembaca.
3. Menyusun kerangka untuk cerita itu dengan memperhatikan struktur yang berlaku pada
cerpen. Kerangka tersebut dapat disusun secara berurutan ataupun dalam bentuk peta
pikiran.
4. Mengembangkan kerangka tersebut menjadi sebuah cerpen dengan memperhatikan
kaidah-kaidah kebahasaan yang berlaku.
30

Contoh teks hikayat dan cerpen


1. Contoh hikayat
Cerita Buaya
Syahdan seorang pemuda bernama Idris. Ia berjalan di tengah laut, hatta tiada berapa antaranya
berjalan di tengah laut itu, maka orang muda itu berjumpa di tepi pasir. Seekor buaya kekeringan di atas pasir
dan buaya itu balik kiri dan balik kanan kena panas. Hatta buaya itu pun melihat seorang pemuda datang
mendekat. ”Hai orang muda, tolonglah lepaskan hamba ini ke tepi laut, atau di tepi sungai, atau di tepi parit,
dan jika tiada orang muda tolong lepaskan aku, melainkan melihat aku di tengah pasir ini. Hatta orang muda
itu pun terlalu amat kasihan terhadap buaya itu maka kata anak muda, ”Hai buaya, bagaimana dayaku untuk
melepaskan engkau karena air tepi laut ini terlalu amat jauh.” Maka kata buaya itu, ”Jika amat jauh di tepi laut
itu, airnya melainkan tuan hamba bawalah hamba ini kepada tepi sungai, atau kepada tepi parit-parit yang
ada airnya.” Hatta orang muda itupun terlalu amat kasihan memandang buaya kena panas bagai hendak mati
lakunya. Hatta orang muda itu memikul buaya itu di atas bahunya, lalu ia membawa berjalan buaya itu
mencari sungai.
Hatta tiada berapa antaranya orang muda itu berjalan, lalu berjumpalah dengan sebuah sungai. Lalu,
orang muda itu hendak meletakkan buaya itu di tepi sungai. Hatta kata buaya itu. ”Hai orang muda bawalah
hamba ke tengah sedikit lagi.” Hatta orang muda itupun membawa berjalan sedikit ke tengah sungai itu. Maka
orang muda itupun hendak melepaskan buaya itu. Hatta kata buaya itu. ”Hai orang muda, sedikit lagi ke
tengah tuan hamba lepaskan hamba.” Maka orang muda itu membawa buaya itu ke tengah sungai hingga
orang muda arungi air sampai lutut, maka orang muda itu melepaskan buaya itu. Hatta serta lepas buaya itu
ke dalam air, maka buaya itupun lalu menangkap lutut orang muda itu. Maka kata orang muda itu. ”Hai buaya,
sampaikah hatimu menangkapku, dan karena aku melepaskan engkau ke dalam air ini. Syahdan lagi adakah
orang patut orang membuat baik engkau membalas yang jahat.” Maka kata buaya itu, ”Sudahlah patut aku
menangkap engkau, karena seteruku selamalamanya kepada manusia. Maka kata orang muda itu, ”Jika
demikian marilah kita pergi berhukum ke tepi sungai ini. Syahdan barang siapa yang ada di tepi sungai itu
boleh kita tanyakan hukum ini.” Maka buaya itupun hendak mau mengikat, terhukum di tepi sungai itu.
Hatta berjumpalah dengan seekor burung bangau bertenger di tepi dahan kayu pedada. Maka kata
orang muda itu kepada burung bangau: ”Hai sang bangau, tolonglah tentukan bicara hamba ini dengan sang
buaya.” Syahdan maka kata burung bangau, ”Hai orang muda, apakah perdamaian tuan hamba itu, kabarkan
kepada hamba, supaya hamba mengetahui hal ikhwalnya tuan hamba itu.” Hatta orang muda itupun
menceritakan segala hal ikhwal kepada burung bangau itu. Maka kata burung bangau itu, ”Hai orang muda,
sepenuh-penuhnya tuan hamba salah melainkan tuan hamba patutlah dimakan buaya itu.” Hatta buaya itu
pun sekali hendak bawanya orang muda ke tengah. Hatta kata orang muda itu, ”Sang buaya, sabar dulu,
karena hamba ini tiada ke mana pergi, melainkan di dalam tangan tuan hamba jua.
Hatta kata buaya, ”Apa lagi karena berhukum kita ini sudah ditentukan oleh bangau; patut sudah
yang hamba boleh makan kepada tuan hamba.” Maka kata orang muda itu, ”Hai sang buaya daripada seorang
baik berdua orang kita tanyakan hukum ini.” Hatta kata buaya yang mana suka engkau kuturut jua. Dan tetapi
tuan hamba sekali-kali tiada tuan hamba lepaskan. Hatta kata orang muda itu, ”Baiklah, karena salah satu
sepenuh-penuh salah hamba, dan karena perbuatan hamba dan perolehan hamba.”
Hatta tiada berapa antaranya berjalan di tepi sungai itu, maka orang muda itupun berjumpa di tepi
sungai dengan seekor pelanduk; maka orang muda itupun menceritakan segala hal ikhwalnya daripada
permulaannya datang kepada kesudahannya kepada pelanduk itu. Hatta pelanduk itu serta mendengar kabar
orang muda itu, maka pelanduk itupun menggeleng-gelengkan kepalanya. Maka kata pelanduk kepada orang
muda itu serta buaya itu. ”Jika tuan hamba berdua hendak mendengar bicara hukum tuan hamba ini seboleh-
bolehnya hamba tentukan hukum ini.” Hatta buaya serta orang muda itupun menjawab kata pelanduk itu,
melainkan hamba berdua ini ridolah menerima hukum tuan hamba itu. Maka kata pelanduk kepada orang
berdua menurut hukum hamba ini. Maka kata orang dua itu, benar.
Hatta kata pelanduk itu sungguh-sungguh orang muda ini terlalu nista. Dan kata pelanduk, ”Adakah
buaya yang begitu besar boleh tuan hamba pikul membawa berjalan.” Maka kata orang muda itu dengan
sebenar-benarnya, ”Hambalah yang memikul buaya itu.” ”Jauhkah tempat yang Tuan hamba pikul itu buaya?”
Maka kata orang muda itu, ”Jauh, sungguh hamba pikul.”
Hatta kata pelanduk kepada orang muda itu. ”Jikalau sungguh seperti katamu itu, cobalah pikul
buaya ini, hamba hendak melihat benarkah tiada benar.” Maka lalu orang muda itu pun memikul buaya itu di
atas bahunya. Hatta kata pelanduk kepada orang muda itu, ”Jauhkah tempatnya yang engkau ambil buaya itu
engkau membawa berjalan.” Hatta kata orang muda itu, ”Benar hamba pikul buaya ini.” Maka kata pelanduk.
”Jangan sungguh seperti katamu itu.
Cobalah membawa berjalan buaya itu hamba hendak melihat bohong tuan hamba benarkah atau
tidak benar seperti katamu itu.” Hatta lalu dibawa berjalan oleh orang muda itu buaya. Hatta pelanduk pun
ikut bersama-sama berjalan dari belakang. Dan tiada berapa di antaranya, maka sampailah sudah ke
tempatnya buaya kekeringan itu. Maka kata orang muda, ”Hai sang pelanduk, di sinilah tempatnya buaya itu
asalnya yang hamba ambil itu.” Maka kata pelanduk itu kepada orang muda, ”Coba taruhkan buaya itu di atas
pasir itu, aku hendak melihat.” Maka diletakkan oleh orang muda kepada buaya itu di atas pasir. Maka kata
pelanduk kepada orang muda itu, ”Adakah kepada seteru tuan hamba hendak menolong dan jika lepas
daripada kesakitannya melainkan tentu ia hendak khianat kepada kita. Dan jika yang demikian itu tinggalkan
buaya itu biar dia di situ mati jua.” Hatta orang muda itupun terlalu suka cita kepada buaya itu karena sebab
tuan hamba yang empunya akan hamba yang boleh hidup. Dan kata orang muda itu, ”Apakah hamba hendak
membalas kasih tuan hamba ini.” Maka kata pelanduk, ”Hendaklah kita hamba Allah. Hendaklah kita tolong-
menolong.” Hatta orang muda itu berjalan pulang ke rumah tinggalnya dan buaya itu pun mati.
Sumber: Apresiasi Bahasa Indonesia, 2003
31

2. Contoh cerpen
Ketika Kadir Batuk-batuk
Hampir semua orang menganggap Kadir aneh. Pasalnya, ia berniat cerai dengan Sari, namun tetap
ingin tinggal satu rumah dengan mantan istrinya itu. Bagi Kadir, ini semua sama sekali tidak aneh dan sah-sah
saja. Yang tidak sah adalah jika ia tetap melakukan hubungan seperti layaknya suami istri.
Ketika niat itu disampaikan kepada ibunya, Kadir langsung kena semprot. Orang tua itu marah bukan
main. Tetapi Kadir hanya cengengesan.
”Tidak bisa, Kadir. Kalau kamu mau cerai, ya cerailah sana. Tapi kamu harus pindah rumah. Kamu
belikan rumah saja untuk istrimu. Atau untuk sementara kamu kontrakan saja dulu.”
Kadir berpikir sejenak.
”Atau kamu yang cari kontrakan. Pokoknya jangan tinggal satu rumah. Itu jalan paling baik, Dir.”
”Tidak bisa, Mak. Kami masih sama-sama menyukai rumah itu.”
”Atau kamu jual saja rumah itu, lalu uangnya dibagi dua.”
”Sulit, Mak.”
”Apa sulitnya jual rumah. Rumah kamu kan di pinggir jalan besar. Gampang laku.”
”Masalahnya bukan itu, Mak.”
”Lalu apa?”
”Rumah itu mengandung riwayat. Kami bangun dengan susah payah ketika aku dan Sari masih
miskin tapi cinta kami sedang mekar-mekarnya.”
Ibunya menggeleng-gelengkan kepala. Sementara Kadir hanya cengar-cengir.
”Kamu ini mbok jangan keblinger to, Dir, Kadir. Nggak enak kan terhadap orang-orang.”
”Biar saja apa kata orang, Mak. Mereka itu biasanya kan Cuma ngrasani.”
”Tapi siapa pun mengatakan niat kamu itu memang tidak benar. Lalu anak-anakmu bagaimana?”
Kadir tersenyum.
”Nah inilah, Mak, kenapa aku ingin tetap tinggal serumah dengan Sari sekalipun kami telah bercerai.
Jangan sampai mereka tahu kalau ayah-ibunya bercerai. Kasihan, Mak, mereka masih kecil-kecil. Kalau kami
tetap tinggal serumah kan mereka tidak tahu kalau orang tuanya telah bercerai.”
Ibunya termangu.
”Dan lagi mereka itu kan tetap menjadi tanggunganku. Dengan cara itu kasih sayang antara aku dan
anak-anak tidak terputus. Lha wong setiap hari aku ada di samping mereka.”
”Lalu untuk apa kamu bercerai?”
”Ya, karena kami sudah tidak bisa hidup bersama lagi.”
”Lha kalau kamu tinggal satu rumah, apa namanya tidak hidup bersama?”
”Secara jasmani memang hidup bersama, tetapi secara batin tidak, Mak.”
”Sari bagaimana?”
”Ia setuju saja.”
”Rupanya kamu ini sudah tidak benar semua.”
”Semuanya sudah kami pikirkan baik-buruknya, Mak.”
Ibunya berpikir beberapa saat. Kalau dinalar-nalar, jalan pikiran Kadir itu ada benarnya juga.
”Kalau mau kamu begitu, terserah. Tapi aku minta rumah kamu dibagi dua. Depan dan belakang. Dan
harus ditutup rapat-rapat. Kamu tinggal di depan, Sari di belakang. Atau sebaliknya.”
”Nanti anak-anak bagaimana, Mak?”
”Kamu harus mencari alasan mengapa rumah itu disekat.”
Akhirnya, Kadir dan Sari bercerai juga. Rumah disekat menjadi dua. Kadir tinggal di depan dan Sari
tinggal di belakang. Alasannya, karena perempuan memerlukan dapur. Lelaki bisa makan di mana saja.
Untung Kadir bisa memberikan alasan yang masuk akal buat dua anak mereka yang masih SD itu.
Tadinya, Kadir membayangkan setelah bercerai dengan Sari hidupnya bisa lebih enak karena bisa
bebas. Mau kelayapan malam-malam tidak ada yang melarang. Mau pulang pagi tidak ada yang marah.
Memang begitulah kenyataannya. Dari segi kebebasan, memang Kadir sudah mendapatkan apa yang
diinginkan. Dan masalah kebebasan itulah yang sesungguhnya menjadi pangkal perceraian. Selama ini Kadir
tidak suka Sari selalu mencampuri urusannya. Ia tidak suka kalau pulang malam ditegur, disambut dengan
muka masam bahkan diomeli. Pokoknya sebagai seniman ia ingin bebas sebebas-bebasnya. Misalnya, ia tidak
mau ditanya macam-macam kalau sedang melukis seorang wanita. Atau Sari ikut-ikutan menemui seorang
model yang datang ke rumah minta dilukis dengan segala macam kenyinyiran.
32

Sebaliknya, Sari merasa berhak melakukan semua itu karena Kadir suaminya. Sebagai perempuan,
lebih-lebih seorang istri, Sari tidak mau suaminya membawa-bawa perempuan lain.
Semua itu mengakibatkan rumah tangga mereka sering ribut dan akhirnya diputuskan lebih baik
bercerai saja.
Sehari dua hari, sebulan dua bulan, Kadir benar-benar bisa merasakan nikmatnya kebebasan itu. Ke
mana-mana tidak ada yang melarang. Pulang pagi tidak ada yang menyambutnya dengan muka cemberut.
Tidak pulang pun tidak ada yang mengharu biru. Kadir juga tidak merasa risi lagi kalau membawa modelnya
pulang. Tidak ada lagi yang bertanya-tanya siapa perempuan itu.
Tapi Kadir tetap tahu ada saja ulah bekas istrinya kalau mendengar ada tamu perempuan. Misalnya,
Sari seperti sengaja batuk-batuk atau memukul-mukul wajan penggorengan keras-keras. Rupanya masih ada
rasa cemburu dalam diri perempuan itu.
Namun, Kadir tidak peduli. Sekalipun mereka satu rumah, tetapi sudah tidak ada hubungan apa-apa
lagi. Begitu pikirnya. Namun pada suatu sore, Kadir terkejut setengah mati. Ia mendengar ada suara laki-laki
dari ruang belakang. Dada Kadir berdebar keras. Gila! Sari sudah berani memasukkan laki-laki. Ini tidak bisa
diterima. Tiba-tiba Kadir merasa cemburu sekali. Apalagi ketika ia mendengar suara Sari yang merajuk dan
kemanja-manjaan.
Kadir ingin menegur Sari. Tapi apa haknya? Bukankah mereka sudah bukan suami istri lagi?
Kadir merasa ia masih mencintai Sari.
Sejak itu Kadir sering mendengar suara laki-laki di tempat Sari. Ini tidak bisa dibiarkan, pikir Kadir.
Semua ini harus dihentikan!
Pagi itu Kadir menemui bekas istrinya. Sari menerimanya dengan biasa-biasa saja, seperti menerima
tamu lelakinya yang lain. Kadir bertanya tentang lelaki yang beberapa hari ini selalu datang. Dengan tenang
Sari menjawab.
”Aku tidak rela kalau ada lelaki yang sering datang kemari.”
”Lho?”
”Pokoknya aku tidak rela, tidak!”
”Alasannya?”
”Tidak ada alasan.”
”Lucu.”
”Tidak lucu!”
”Saya ini kan sudah bukan milik sampeyan lagi. Kita sudah bercerai.”
Kadir tercengang. Tiba-tiba ia menyadari sudah tidak punya hak lagi atas Sari. Seperti halnya Sari tidak punya
hak protes lagi jika Kadir menerima tamu perempuan.
Setahun sudah berlalu. Kadir menyadari kebebasan ternyata tidak sepenuhnya memberikan
kebahagiaan. Bahkan ia merasa kesepian. Apalagi ternyata dua anaknya lebih dekat dengan Sari sehingga
mereka jarang mau tidur bersamanya.
Suatu kali Kadir sakit. Batuk lamanya kambuh lagi, sehingga hampir setiap malam batuk tiada henti.
Mendengar batuk Kadir, Sari tidak sampai hati. Diam-diam, lewat pintu samping, Sari pergi ke ruang depan.
Kadir terbaring meringkuk seperti udang goreng. Pelan-pelan Sari duduk di pinggir tempat tidur. Ia
lupa kalau sudah bukan istri Kadir lagi.
”Mas?”
Kadir seperti mendengar suara yang merdu sekali. Ia mengangkat wajah.
Sari tersenyum.
Sebenarnya Kadir rindu sekali senyum manis seperti itu. Senyum Sari. Senyum yang lembut penuh
pengertian.
”Kan saya sudah bilang jangan terlalu banyak merokok.”
Kadir diam saja. Diraihnya telapak tangan Sari kemudian diremas jari-jarinya.
”Siapa lelaki yang sering datang itu, Ri?”
”Sampeyan cemburu, ya?”
Kadir mengangguk.
”Siapa perempuan yang sering datang itu, Mas?”
”Kamu cemburu, ya?”
Sari menggangguk pelan.
Mereka berpandangan lama sekali. Kemudian keduanya saling melemparkan senyum.
”Untuk apa kita bercerai, Ri?”
”Lho kan sampeyan yang mencerai saya.”
”Kok, kamu mau?”
”Karena saya tidak ingin menghalangi kebebasan sampeyan.”
33

Mereka berpandangan lagi. Sesungguhnya mereka masih saling mencintai.


Besoknya, keduanya sama-sama pergi ke rumah ibunya Kadir. Kedua anak mereka mengiringi di
belakang. Orang-orang yang menyaksikan peristiwa itu tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepala.
Kadir, Kadir batin orangtua itu.
”Kami akan rujuk, Mak!”
”Lho, nanti kamu tidak bebas.”
Kadir hanya cengar-cengir. Dipandangnya Sari. Perempuan itu mengedipkan matanya yang dibalas
Kadir dengan kedipan pula.
”Kamu ini memang ada-ada saja kok!”
Ibu menarik kedua cucunya ke pelukan kemudian wajah mereka diciumi.
Sumber: Pikiran Rakyat, Februari 2003

Hikayat Indera Bangsawan


Tersebutlah perkataan seorang raja yang bernama Indera Bungsu dari Negeri Kobat Syahrial.
Setelah berapa lama di atas kerajaan, tiada juga beroleh putra. Maka pada suatu hari, ia pun menyuruh
orang membaca doa qunut dan sedekah kepada fakir dan miskin. Hatta beberapa lamanya, Tuan Puteri
Siti Kendi pun hamillah dan bersalin dua orang putra laki-laki. Adapun yang tua keluarnya dengan panah
dan yang muda dengan pedang. Maka baginda pun terlalu amat sukacita dan menamai anaknya yang tua
Syah Peri dan anaknya yang muda Indera Bangsawan.
Maka anakanda baginda yang dua orang itu pun sampailah usia tujuh tahun dan dititahkan pergi
mengaji kepada Mualim Sufian. Sesudah tahu mengaji, mereka dititah pula mengaji kitab usul, fikih,
hingga saraf, tafsir sekaliannya diketahuinya. Setelah beberapa lamanya, mereka belajar pula ilmu senjata,
ilmu hikmat, dan isyarat tipu peperangan. Maka baginda pun bimbanglah, tidak tahu siapa yang patut
dirayakan dalam negeri karena anaknya kedua orang itu sama-sama gagah. Jikalau baginda pun mencari
muslihat; ia menceritakan kepada kedua anaknya bahwa ia bermimpi bertemu dengan seorang pemuda
yang berkata kepadanya: barang siapa yang dapat mencari buluh perindu yang dipegangnya, ialah yang
patut menjadi raja di dalam negeri.
Setelah mendengar kata-kata baginda, Syah Peri dan Indera Bangsawan pun bermohon pergi
mencari buluh perindu itu. Mereka masuk hutan keluar hutan, naik gunung turun gunung, masuk rimba
keluar rimba, menuju ke arah matahari hidup.
Maka datang pada suatu hari, hujan pun turunlah dengan angin ribut, taufan, kelam kabut, gelap
gulita dan tiada kelihatan barang suatu pun. Maka Syah Peri dan Indera Bangsawan pun bercerailah.
Setelah teduh hujan ribut, mereka pun pergi saling cari mencari.
Tersebut pula perkataan Syah Peri yang sudah bercerai dengan saudaranya Indera Bangsawan.
Maka ia pun menyerahkan dirinya kepada Allah Subhanahuwata’ala dan berjalan dengan sekuat-kuatnya.
Beberapa lama di jalan, sampailah ia kepada suatu taman, dan bertemu sebuah mahligai. Ia naik
ke atas mahligai itu dan melihat sebuah gendang tergantung. Gendang itu dibukanya dan dipukulnya.
Tiba-tiba ia terdengar orang yang melarangnya memukul gendang itu. Lalu diambilnya pisau dan
ditorehnya gendang itu, maka Puteri Ratna Sari pun keluarlah dari gendang itu. Puteri Ratna Sari
menerangkan bahwa negerinya telah dikalahkan oleh Garuda. Itulah sebabnya ia ditaruh orangtuanya
dalam gendang itu dengan suatu cembul. Di dalam cembul yang lain ialah perkakas dan
dayangdayangnya. Dengan segera Syah Peri mengeluarkan dayang-dayang itu. Tatkala Garuda itu datang,
Garuda itu dibunuhnya. Maka Syah Peri pun duduklah berkasih-kasihan dengan Puteri Ratna Sari sebagai
suami istri dihadap oleh segala dayang-dayang dan inang pengasuhnya. Tersebut pula perkataan Indera
Bangsawan pergi mencari saudaranya. Ia sampai di suatu padang yang terlalu luas. Ia masuk di sebuah
gua yang ada di padang itu dan bertemu dengan seorang raksasa. Raksasa itu menjadi neneknya dan
menceritakan bahwa Indera Bangsawan sedang berada di negeri Antah Berantah yang diperintah oleh
Raja Kabir.
Adapun Raja Kabir itu takluk kepada Buraksa dan akan menyerahkan putrinya, Puteri Kemala
Sari sebagai upeti. Kalau tiada demikian, negeri itu akan dibinasakan oleh Buraksa. Ditambahkannya
bahwa Raja Kabir sudah mencanangkan bahwa barang siapa yang dapat membunuh Buraksa itu akan
dinikahkan dengan anak perempuannya yang terlalu elok parasnya itu.
Hatta berapa lamanya Puteri Kemala Sari pun sakit mata, terlalu sangat. Para ahli nujum
mengatakan hanya air susu harimau yang beranak mudalah yang dapat menyembuhkan penyakit itu.
Baginda bertitah lagi. “Barang siapa yang dapat susu harimau beranak muda, ialah yang akan menjadi
suami tuan puteri.”
34

Setelah mendengar kata-kata baginda, si Hutan pun pergi mengambil seruas buluh yang berisi
susu kambing serta menyangkutkannya pada pohon kayu. Maka ia pun duduk menunggui pohon itu.
Sarung kesaktiannya dikeluarkannya, dan rupanya pun kembali seperti dahulu kala. Maka datang pada
suatu hari, hujan pun turunlah dengan angin ribut, taufan, kelam kabut, gelap gulita dan tiada kelihatan
barang suatu pun. Maka Syah Peri dan Indera Bangsawan pun bercerailah. Setelah teduh hujan ribut,
mereka pun pergi saling cari mencari. Tersebut pula perkataan Syah Peri yang sudah bercerai dengan
saudaranya Indera Bangsawan. Maka ia pun menyerahkan dirinya kepada Allah Subhanahuwata’ala dan
berjalan dengan sekuat-kuatnya. Beberapa lama di jalan, sampailah ia kepada suatu taman, dan bertemu
sebuah mahligai. Ia naik ke atas mahligai itu dan melihat sebuah gendang tergantung. Gendang itu
dibukanya dan dipukulnya. Tiba-tiba ia terdengar orang yang melarangnya memukul gendang itu. Lalu
diambilnya pisau dan ditorehnya gendang itu, maka Puteri Ratna Sari pun keluarlah dari gendang itu.
Puteri Ratna Sari menerangkan bahwa negerinya telah dikalahkan oleh Garuda. Itulah sebabnya ia ditaruh
orangtuanya dalam gendang itu dengan suatu cembul. Di dalam cembul yang lain ialah perkakas dan
dayang-dayangnya. Dengan segera Syah Peri mengeluarkan dayang-dayang itu. Tatkala Garuda itu
datang, Garuda itu dibunuhnya. Maka Syah Peri pun duduklah berkasih-kasihan dengan Puteri Ratna Sari
sebagai suami istri dihadap oleh segala dayang-dayang dan inang pengasuhnya. Tersebut pula perkataan
Indera Bangsawan pergi mencari saudaranya. Ia sampai di suatu padang yang terlalu luas. Ia masuk di
sebuah gua yang ada di padang itu dan bertemu dengan seorang raksasa. Raksasa itu menjadi neneknya
dan menceritakan bahwa Indera Bangsawan sedang berada di negeri Antah Berantah yang diperintah oleh
Raja Kabir. Adapun Raja Kabir itu takluk kepada Buraksa dan akan menyerahkan putrinya, Puteri
Kemala Sari sebagai upeti. Kalau tiada demikian, negeri itu akan dibinasakan oleh Buraksa.
Ditambahkannya bahwa Raja Kabir sudah mencanangkan bahwa barang siapa yang dapat membunuh
Buraksa itu akan dinikahkan dengan anak perempuannya yang terlalu elok parasnya itu.
Hatta berapa lamanya Puteri Kemala Sari pun sakit mata, terlalu sangat. Para ahli nujum
mengatakan hanya air susu harimau yang beranak mudalah yang dapat menyembuhkan penyakit itu.
Baginda bertitah lagi. “Barang siapa yang dapat susu harimau beranak muda, ialah yang akan menjadi
suami tuan puteri.” Setelah mendengar kata-kata baginda, si Hutan pun pergi mengambil seruas buluh
yang berisi susu kambing serta menyangkutkannya pada pohon kayu. Maka ia pun duduk menunggui
pohon itu. Sarung kesaktiannya dikeluarkannya, dan rupanya pun kembali seperti dahulu kala.
Hatta datanglah kesembilan orang anak raja meminta susu kambing yang disangkanya susu
harimau beranak muda itu. Indera Bangsawan berkata susu itu tidak akan dijual dan hanya akan diberikan
kepada orang yang menyediakan pahanya diselit besi hangat. Maka anak raja yang sembilan orang itu pun
menyingsingkan kainnya untuk diselit Indera Bangsawan dengan besi panas. Dengan hati yang gembira,
mereka mempersembahkan susu kepada raja, tetapi tabib berkata bahwa susu itu bukan susu harimau
melainkan susu kambing. Sementara itu, Indera Bangsawan sudah mendapat susu harimau dari raksasa
(neneknya) dan menunjukkannya kepada raja.
Tabib berkata itulah susu harimau yang sebenarnya. Diperaskannya susu harimau ke mata Tuan
Puteri. Setelah genap tiga kali diperaskan oleh tabib, maka Tuan Puteripun sembuhlah. Adapun setelah
Tuan Puteri sembuh, baginda tetap bersedih. Baginda harus menyerahkan tuan puteri kepada Buraksa,
raksasa laki-laki apabila ingin seluruh rakyat selamat dari amarahnya. Baginda sudah kehilangan daya
upaya. Hatta sampailah masa menyerahkan Tuan Puteri kepada Buraksa. Baginda berkata kepada
sembilan anak raja bahwa yang mendapat jubah Buraksa akan menjadi suami Puteri. Untuk itu, nenek
Raksasa mengajari Indera Bangsawan. Indera Bangsawan diberi kuda hijau dan diajari cara mengambil
jubah Buraksa yaitu dengan memasukkan ramuan daun-daunan ke dalam gentong minum Buraksa. Saat
Buraksa datang hendak mengambil Puteri, Puteri menyuguhkan makanan, buah-buahan, dan minuman
pada Buraksa. Tergoda sajian yang lezat itu tanpa pikir panjang Buraksa menghabiskan semuanya lalu
meneguk habis air minum dalam gentong. Tak lama kemudian Buraksa tertidur. Indera Bangsawan segera
membawa lari Puteri dan mengambil jubah Buraksa.
Hatta Buraksa terbangun, Buraksa menjadi lumpuh akibat ramuan daun-daunan dalam air
minumnya. Kemudian sembilan anak raja datang. Melihat Buraksa tak berdaya, mereka mengambil
selimut Buraksa dan segera menghadap Raja. Mereka hendak mengatakan kepada Raja bahwa selimut
Buraksa sebagai jubah Buraksa. Sesampainya di istana, Indera Bangsawan segera menyerahkan Puteri
dan jubah Buraksa. Hata Raja mengumumkan hari pernikahan Indera Bangsawan dan Puteri. Saat itu
sembilan anak raja datang. Mendengar pengumuman itu akhirnya mereka memilih untuk pergi. Mereka
malu kalau sampai niat buruknya berbohong diketahui raja dan rakyatnya.
Sumber: Buku Kesusastraan Melayu Klasik
35

Tugas 1
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini.
1. Siapakah Indera Bangsawan?
2. Bagaimana keadaan kelahiran Indera Bangsawan?
3. Siapakah putri yang ditolong oleh saudara kembar Indera Bangsawan?
4. Apa yang dilakukan Syah Peri setelah berpisah dengan Indera angsawan?
5. Mengapa Indera Bangsawan dan Syah Peri terpisah?
6. Bagaimanakah cara Indera Bangsawan mengalahkan Buraksa?
7. Bagaimana cara Indera Bangsawan masuk ke dalam istana Raja Kabir?
8. Siapakah yang selalu menolong Indera Bangsawan sehingga ia selalu bisa melakukan hal
sulit yang diminta Raja Kabir?
9. Apakah Putri Kemala Sari mengetahui penyamaran Indera Bangsawan?
10. Apa amanat yang dapat dipetik dari hikayat di atas?

Hikayat Bayan Budiman


Sebermula ada saudagar di negara Ajam. Khojan Mubarok namanya, terlalu amat kaya, akan tetapi ia tiada
beranak. Tak seberapa lama setelah ia berdoa kepada Tuhan, maka saudagar Mubarok pun beranaklah istrinya
seorang anak laki-laki yang diberi nama Khojan Maimun.
Setelah umurnya Khojan Maimun lima tahun, maka diserahkan oleh bapaknya mengaji kepada banyak guru
sehingga sampai umur Khojan Maimun lima belas tahun. Ia dipinangkan dengan anak saudagar yang kaya, amat
elok parasnya, namanya Bibi Zainab. Hatta beberapa lamanya Khojan Maimun beristri itu, ia membeli seekor
burung bayan jantan. Maka beberapa di antara itu ia juga membeli seekor tiung betina, lalu di bawanya ke rumah
dan ditaruhnya hampir sangkaran bayan juga.
Pada suatu hari Khojan Maimun tertarik akan perniagaan di laut, lalu minta izinlah dia kepada istrinya.
Sebelum dia pergi, berpesanlah dia pada istrinya itu, jika ada barang suatu pekerjaan, mufakatlah dengan dua ekor
unggas itu, hubaya-hubaya jangan tiada, karena fitnah di dunia amat besar lagi tajam daripada senjata.
Hatta beberapa lama ditinggal suaminya, ada anak Raja Ajam berkuda lalu melihatnya rupa Bibi Zainab
yang terlalu elok. Berkencanlah mereka untuk bertemu melalui seorang perempuan tua. Maka pada suatu malam,
pamitlah Bibi Zainab kepada burung tiung itu hendak menemui anak raja itu. Maka bernasihatlah ditentang
perbuatannya yang melanggar aturan Allah Swt. Maka marahlah istri Khojan Maimun dan disentakkannya tiung itu
dari sangkarnya dan dihempaskannya sampai mati.
Lalu Bibi Zainab pun pergi mendapatkan bayan yang sedang berpurapura tidur. Maka bayan pun berpura-
pura terkejut dan mendengar kehendak hati Bibi Zainab pergi mendapatkan anak raja. Maka bayan pun berpikir bila
ia menjawab seperti tiung maka ia juga akan binasa. Setelah ia sudah berpikir demikian itu, maka ujarnya, “Aduhai
Siti yang baik paras, pergilah dengan segeranya mendapatkan anak raja itu. Apa pun hamba ini haraplah tuan,
jikalau jahat sekalipun pekerjaan tuan, Insya Allah di atas kepala hambalah menanggungnya. Baiklah tuan sekarang
pergi, karena sudah dinanti anak raja itu. Apatah dicari oleh segala manusia di dunia ini selain martabat, kesabaran,
dan kekayaan?
Adapun akan hamba, tuan ini adalah seperti hikayat seekor unggas bayan yang dicabut bulunya oleh
tuannya seorang istri saudagar.”
Maka berkeinginanlah istri Khojan Maimun untuk mendengarkan cerita tersebut. Maka Bayanpun
berceritalah kepada Bibi Zainab dengan maksud agar ia dapat memperlalaikan perempuan itu. Hatta setiap malam,
Bibi Zainab yang selalu ingin mendapatkan anak raja itu, dan setiap berpamitan dengan bayan. Maka diberilah ia
cerita-cerita hingga sampai 24 kisah dan 24 malam. Burung tersebut bercerita, hingga akhirnyalah Bibi Zainab pun
insaf terhadap perbuatannya dan menunggu suaminya Khojan Maimum pulang dari rantauannya.
Burung Bayan tidak melarang malah dia menyuruh Bibi Zainab meneruskan rancangannya itu, tetapi dia
berjaya menarik perhatian serta melalaikan Bibi Zainab dengan cerita-ceritanya. Bibi Zainab terpaksa menangguh
dari satu malam ke satu malam pertemuannya dengan putera raja. Begitulah seterusnya sehingga Khoja Maimun
pulang dari pelayarannya.
Bayan yang bijak bukan sahaja dapat menyelamatkan nyawanya, tetapi juga dapat menyekat isteri tuannya
daripada menjadi isteri yang curang. Dia juga dapat menjaga nama baik tuannya serta menyelamatkan rumah tangga
tuannya. Antara cerita bayan itu ialah mengenai seekor bayan yang mempunyai tiga ekor anak yang masih kecil. Ibu
bayan itu menasihatkan anak-anaknya supaya jangan berkawan dengan anak cerpelai yang tinggal berhampiran. Ibu
bayan telah bercerita kepada anak-anaknya tentang seekor anak kera yang bersahabat dengan seorang anak saudagar.
Pada suatu hari mereka berselisih faham. Anak saudagar mendapat luka di tangannya. Luka tersebut tidak sembuh
melainkan diobati dengan hati kera. Maka saudagar itupun menangkap dan membunuh anak kera itu untuk
mengobati anaknya.
Sumber: Kesusasteraan Melayu Klasik dengan penyesuaian
Latihan
1. Tentukan nilai-nilai kehidupan yang ada dalam teks hikayat tersebut dan tulislah bukti
cuplikannya!
2. Tulislah hal dalam hikayat tersebut yang masih relevan/sesuai dengan kehidupan masa kini!
36

PELAJARAN VI: TEKS NEGOSIASI


Pelajaran ini merupakan proses pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks negosiasi.
Pembelajaran teks ini dimaksudkan untuk membantu peserta didik mengembangkan wawasan
pengetahuan mengenai negosiasi. Tujuannya adalah agar peserta didik terampil berpikir kritis dan
kreatif serta mampu bertindak efektif menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan nyata.
Pada Pelajaran IV kalian telah membuat kritik sosial dan anekdot untuk belajar membantu
memecahkan permasalahan layanan publik. Masalah layanan publik itu tidak jarang diselesaikan
dengan melakukan negosiasi. Pada Pelajaran V ini kalian akan menggali secara lebih mendalam
seluk-beluk negosiasi dalam bidang kewirausahaan dan seni melakukannya. Negosiasi adalah
bentuk interaksi sosial yang berfungsi untuk mencari penyelesaian bersama di antara pihak-pihak
yang mempunyai perbedaan kepentingan. Pihak-pihak tersebut berusaha menyelesaikan
perbedaan itu dengan cara yang baik tanpa merugikan salah satu pihak.
Negosiasi juga dapat terjadi sebagai tanggapan terhadap usulan program dari pihak
pertama kepada pihak kedua. Sebagai contoh, sebuah organisasi sosial sebagai pihak pertama
mengajukan usulan program tentang pemberdayaan usaha rumah tangga di wilayah kecamatan
tertentu kepada pemerintah kabupaten sebagai pihak kedua. Agar usulan itu menguntungkan
kedua belah pihak, wakil dari setiap pihak perlu bertemu untuk melakukan negosiasi.

Negosiasi dan Cara Melakukannya


 Negosiasi adalah bentuk interaksi sosial yang berfungsi untuk mencapai kesepakatan di
antara pihak-pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda. Dalam negosiasi, pihak-
pihak tersebut berusaha menyelesaikan perbedaan itu dengan berdialog. Penyelesaian
sengketa Sipadan-Lingitan antara Indonesia dan Malaysia adalah contoh negosiasi yang
nyata.
 Teks negosiasi adalah salah satu bentuk interaksi sosial antara dua belah pihak atau lebih
untuk mencapai sebuah kesepakatan bersama dimana masing-masing pihak merasa
menang ( diuntungkan ).
 Negosiasi dilakukan karena pihak-pihak yang berkepentingan perlu membuat kesepakatan
mengenai persoalan yang menuntut penyelesaian bersama. Tujuan negosiasi adalah untuk
mengurangi perbedaan posisi setiap pihak. Mereka mencari cara untuk menemukan butir-
butir yang sama sehingga akhirnya kesepakatan dapat dibuat dan diterima bersama.
Sebelum negosiasi dilakukan, perlu ditetapkan terlebih dahulu orang-orang yang menjadi
wakil dari setiap pihak. Selain itu, bentuk atau struktur interaksi yang direncanakan juga
perlu disepakati, misalnya dialog langsung atau melalui mediasi.
Inti dari negosiasi adalah sebuah komunikasi yang dipergunakan ketika ada perbedaan
kebutuhan/kepentingan yang mengakibatkan sebuah pertentangan. Pertentangan tersebut akan
dilerai dan dipecahkan dengan sebuah perundingan (negosiasi), dimana kedua belah pihak dapat
merasa diuntungkan. Sebuah permasalahan akan dengan mudah terselesaikan jika masing-masing
pihak memberikan penawaran-penawaran yang menjadi solusi terbaik (win solution) dalam sebuah
perundingan. Oleh karena itu, semakin pandai orang dalam berunding, maka orang itulah yang
akan memenangkan perundingan tersebut. Untuk lebih memahami teks negosiasi, ada baiknya
Anda memahami kaidah atau gambaran umum mengenai seluk beluk negosiasi berikut ini :
Ciri-ciri Teks Negosiasi
1. Melibatkan dua pihak atau lebih, baik secara perseorangan, kelompok, maupun perwakilan
organisasi atau perusahaan.
2. Pada umumnya berbentuk komunikasi langsung (tatap muka), menggunakan bahasa lisan,
didukung oleh gerak tubuh dan ekspresi wajah. Dalam komunikasi tertulis negosiasi
dinyatakan dalam bentuk surat, mislanya berupa surat penawaran dan surat permintaan
penawaran.
3. Mengandung konflik, pertentangan, atau perselisihan.
4. Menyelesaikannya melalui tawar-menawar atau tukar-menukar.
5. Menyangkut suatu rencana, program, suatu keinginan, atau sesuatu yang belum terjadi.
6. Berujung pada dua hal sepakat atau tidak sepakat.
7. Menghasilkan keputusan yang saling menguntungkan antar pihak.
8. Memprioritaskan kepentingan bersama.
37

Tujuan Teks Negosiasi


1. Untuk menyelesaikan sebuah permasalahan antar pihak yang berkepentingan.
2. Untuk menyatukan berbagai pendapat yang berbeda dari masing-masing pihak.
3. Untuk menemukan jalan tengah atau kondisi penyelesaian dari permasalahan yang sedang
dihadapi.
4. Untuk menghindari kerugian dalam sebuah permasalahan.
5. Untuk mencapai kondisi menang atau saling menguntungkan.
Struktur Teks Negosiasi
Orientasi : Merupakan struktur yang pertama kali muncul, dimana menjadi pembuka dari
percakapan sebuah negosiasi. Penggunaan kata dalam bagian ini mengarah pada
ucapan basa-basi seperti sapaan, salam dan sebagainya.
Permintaan : Bagian dalam negosiasi yang umumnya berisikan sebuah pertanyaan mengenai
barang atau masalah yang sedang dihadapi.
Pemenuhan : Pihak terkait memberitahukan mengenai barang atau permasalahan agar lawan
interaksi menjadi lebih paham. Bagian ini juga menjelaskan serta menjawab
pertanyaan dari permintaan yang telah diajukan.
Penawaran : Inti dari sebuah negosiasi dimana terjadi proses tawar menawar antara kedua
belah pihak dengan mengajukan beberapa usulan yang akan menguntungkan.
Bagian ini juga menjadi titik kemunculan atauawal mula terbentuknya sebuah
kesepakatan.
Persetujuan : Hasil dari sebuah penawaran, dimana proses tawar-menawar dapat dikatakan
berhasil. Dalam tahap ini kedua belah pihak sudah memiliki jalan tengah
(kesepakatan yang disetujui bersama) dan tentunya saling menguntungkan (sudah
deal).
Pembelian : Terjadinya transaksi berdasarkan kesepakatan yang telah disetujui bersama.
Contohnya adalah transaksi jual beli antar pihak (pembeli membayar uang dan
penjual memberi dagangannya kepada pembeli)
Penutup : Bagian akhir dalam negosiasi yang menandakan bahwa percakapan / perundingan
telah selesai. Bagian ini umumnya melibatkan percakapan basa-basi namun
memiliki arti. Contohnya adalah “ Senang bekerja sama dengan Anda “, “
Terimakasih telah bekerja sama dengan kami “, dan lain sebagainya.

Contoh teks negosiasi singkat beserta strukturnya


Pembeli : Selamat siang pak
Penjual : Selamat siang kembali. Maaf ada yang bisa saya bantu ?
Pembeli : Saya ingin beli jaket. Ada gak jaket hitam yang bahan dasarnya dari kain katun ?
Penjual : Wah ada mas, silahkan tinggal pilih saja yang paling cocok.
Pembeli : Kalau yang ini harganya boleh ditawar pak ?
Penjual : Ooh, boleh mas. Memangnya mau ditawar berapa ?
Pembeli : 450 ribu boleh pak ?
Penjual : Wah maaf mas, harga segitu belum boleh. Ini kualitas bagus, impor dari Prancis. Harga
pasnya 700 ribu mas. Itu sudah diskon 10% mas.
Pembeli : 600 ribu gimana pak ?
Penjual : Maaf mas, masih belum boleh. Ya sudah ini penawaran terakhir, 650 ribu.
Pembeli : Ya sudah pak, saya sepakat.
Penjual : Terimakasih banyak mas, untuk pembayarannya di kasir ya mas. ( Pembeli lalu membayar
uang di kasir )
( Pembeli lalu pergi meninggalkan toko dengan membawa jaket yang baru dibelinya)

Strukturnya teks negosiasi di atas adalah:

Orientasi :
 Pembeli : Selamat siang pak
 Penjual : Selamat siang kembali. Maaf ada yang bisa saya bantu ?
Permintaan :
 Pembeli : Saya ingin beli jaket. Ada gak jaket hitam yang bahan dasarnya dari kain katun ?
Pemenuhan :
 Penjual : Wah ada mas, silahkan tinggal pilih saja yang paling cocok.
38

Penawaran :
 Pembeli : Kalau yang ini harganya boleh ditawar pak ?
 Penjual : Ooh, boleh mas. Memangnya mau ditawar berapa ?
 Pembeli : 450 ribu boleh pak ?
 Penjual : Wah maaf mas, harga segitu belum boleh. Ini kualitas bagus, impor dari Prancis.
Harga pasnya 700 ribu mas. Itu sudah diskon 10% mas.
 Pembeli : 600 ribu gimana pak ?
 Penjual : Maaf mas, masih belum boleh. Ya sudah ini penawaran terakhir, 650 ribu.
Persetujuan :
 Pembeli : Ya sudah pak, saya sepakat.
Pembelian :
 ( Pembeli lalu membayar uang di kasir )
Penutup :
 ( Pembeli lalu pergi meninggalkan toko dengan membawa jaket yang baru dibelinya )

Ketika Anda sudah memahami seluk-beluk teks negosiasi, maka selanjutnya Anda berlatih untuk
mencoba melakukan negosiasi tersebut. Lalu bagaimana cara agar negosiasi berjalan lancar?
Berikut langkah langkahnya:
1. Ajak pihak lawan untuk membuat kesepakatan.
2. Berikan alasan yang jelas dan realistis mengapa harus ada kesepakatan.
3. Bandingkanlah beberapa pilihan mengenai solusi yang akan dicapai.
4. Perjelas dan ujilah berbagai pendapat yang telah tertampung.
5. Pertahankan komitmen dan pendapat sobat agar menang dalam bernegosiasi.
6. Evaluasi pendapat sobat dan pihak lawan
7. Buatlah sebuah kesepakatan yang menegaskan kembali tujuan dalam bernegosiasi.

Adapun tips dalam bernegosiasi yaitu :


1. Anda harus bersikap jujur dalam segala bentuk percakapan, karena kejujuran adalah kunci
utama untuk meraih kemenangan dalam berunding.
2. Pikirkanlah terlebih dahulu apa saja yang akan menjadi pertimbangan untuk bahan
berunding. Intinya jangan terburu-buru dalam bernegosiasi.
3. Sebelum memulai percakapan, cari tahu informasi yang mendalam mengenai produk dan
penjual. Dalam hal ini, kita jadi lebih tahu mengenai produk yang akan kita bincangkan
sehingga akan memudahkan kita untuk mendapat keuntungan.
4. Berikan harga atau ketentuan secara maksimal agar sobat lebih diuntungkan.
5. Hindari ikatan emosional dengan apa yang akan dijual atau dibeli.
6. Terakhir, berikanlah keputusan yang tidak memberatkan kedua belah pihak. Intinya
menemukan jalan tengah dalam permasalahan.

CONTOH

Negosiasi antara Karyawan dan Pengusaha


Setelah para karyawan sebuah perusahaan di bidang elektronika melakukan aksi mogok kerja
dengan melakukan demonstrasi di depan kantor perusahaan, akhirnya wakil perusahaan itu
menerima wakil para karyawan untuk berdialog. Dialog itu dijaga oleh sejumlah petugas keamanan.
Sementara itu, beratus-ratus karyawan masih berdemonstrasi di depan kantor perusahaan.
Wakil karyawan : Selamat sore, Pak.
Wakil perusahaan : Selamat sore. Mari, silakan duduk.
Wakil karyawan : Ya, terima kasih
Wakil perusahaan : Saya, Hadi Winoto, wakil dari perusahaan. Anda siapa?
Wakil karyawan : Saya Suparmin, yang dipercaya teman-teman untuk menemui pimpinan.
(Mereka bersalaman)
Wakil perusahaan : Sebenarnya, apa yang terjadi? Semua karyawan di perusahaan ini melakukan
demonstrasi. Kalau begini caranya, perusahaan bisa bangkrut dan karyawan
bisa di-PHK.
Wakil karyawan : Tidak ada apa-apa, Pak. Kami hanya ingin memperbaiki nasib dan hidup layak.
Wakil perusahaan : Maksudnya?
Wakil karyawan : Ya, pasti Bapak tahu. Kami, karyawan, sudah bekerja keras demi perusahaan.
Tetapi, kami merasa kurang mendapatkan imbalan yang pantas. Kami tidak
dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari hanya dengan uang Rp2.000.000,00
sebulan. Paling tidak, kami menerima upah sebesar Rp3.000.000,00.
39

Wakil perusahaan : Itu tidak mungkin. Perusahaan sudah menanggung beban terlalu berat. Listrik
naik, bahan bakar naik, dan biaya operasional lain juga naik. Kenaikan UMP
(upah minimum provinsi) belum bisa naik sekarang.
Wakil karyawan : Kalau begitu, kami tetap akan melakukan aksi mogok kerja sampai tuntutan
kami dipenuhi.
Wakil perusahaan : Tidak boleh demikian. Kita harus mencari jalan tengah.
Wakil karyawan : Lalu, bagaimana?
Wakil perusahaan : Saya akan mengusulkan kenaikan tersebut kepada direksi. Perusahaan hanya
mampu menaikkan UMP sampai Rp2.400.000,00. Tidak lebih dari itu. Anda
sendiri tahu bahwa pada situasi global ini perusahaan mana pun mengalami
kesulitan.
Wakil karyawan : Tidak bisa, Pak. Ini kota Jakarta, Pak. Semua harus dibeli dengan uang. Ya,
tolong diusahakan bagaimana caranya agar kami dapat hidup layak. Paling tidak
kami menerima gaji sebesar Rp2.800.000,00.
Wakil perusahaan : Nanti saya akan mengusulkan ke direksi sebesar Rp2.600.000,00.
Wakil karyawan : Tapi, usahakan lebih, Pak. Kami akan bekerja lebih keras lagi.
Wakil perusahaan: Baiklah, akan saya coba. Tolong kendalikan teman-teman karyawan dan
sampaikan kepada mereka mulai besok semua karyawan harus masuk kerja
kembali. Karyawan yang mogok kerja akan kena sanksi.
Wakil karyawan : Baik, Pak. Terima kasih. Boleh saya keluar?
Wakil perusahaan : Ya, silakan.
Wakil karyawan : Ya, terima kasih. Selamat sore.
Wakil perusahaan : Selamat sore.

(Mereka bersalaman)
Ketika Suparmin keluar dari kantor perusahaan, dia disambut oleh teman-temannya. Dia lalu
menyampaikan hasil dialog dengan wakil perusahaan bahwa UMP mereka diusulkan naik paling
tidak sebesar Rp2.600.000,00.

Ciri Kebahasaan Teks Negosiasi


1) Berisi pasangan tuturan yaitu tanya jawab antara dua belah pihak yang tengah bernegosiasi.
2) Umumnya berbentuk lisan dan berwujud dialog.
3) Bahasanya sopan, santun dan menyenangkan lawan bicara untuk mencapai
keberhasilannya.
4) Terdapat kalimat-kalimat persuasif yaitu kalimat yang berupa bujukan, rayuan untuk
menyatakan keinginan, atau harapan. Misalnya; minta, harap, mudah-mudahan, semoga.
5) Terdapat kalimat yang menyatakan hubungan syarat. Misalnya; jika, kalau, seandainya,
apabila, tetapi. Hal ini terkait dengan sejumlah syarat yang diajukan tiap pihak dalam
rangkaian “adu tawar” kepentingan.
6) Banyak menggunakan kalimat kausalitas (penyebaban). Hal ini terkait dengan sejumlah
argumen yang disampaikaan tiap negosiator. Mereka perlu menyampaikan sejumlah alasan
untuk memperkuat argumentasinya dalam tawar-menawar. Misalnya; karena, sebab, oleh
karena itu, akibat, akibatnya.
7) Kalimat-kalimatnya pendek-pendek. Mislanya; Bagus tuh! Oke! Benar, nih? Berapa ni?
8) Banyak menggunakan ragam bahasa nonbaku atau bahasa populer. Mislanya; gak, gitu,
kemahalan, nawar, oke, itung, ya udah.
9) Banyak menggunakan interjeksi percakapan. Interjeksi merupakan salah satu jenis kalimat
yang menyatakan ungkapan hati pembicara seperti ungkapan rasa kagum, heran, takut, jijik
dan lain-lain. Mislanya; ih, wow, aduh, cie, sialan, duh, wah, ya ampun dan lain-lain.
10) Terdapat kalimat berita, kalimat tanya, kalimat seru, kalimat perintah yang hampir
berimbang. Hal ini terkait dengan bentuk negosiasi berupa percakapan yang berlangsung
secara alaminah.
11) Banyak menggunakan kata sapaan untuk menyapa lawan bicara. Misalnya; bapak (pak), ibu
(bu), kakak (kak), adik (dik), nenek, mas, mbak, sampean, aku, beta, bos, dokter, pak ketua, ibu
guru, pak guru dan lain-lain.
40

Latihan

Teks 1
Pembeli : “Berapa harga sekilo mangga ini, Bang?”
Penjual : “Tiga puluh ribu, Bu. Murah.”
Pembeli : “Boleh kurang kan, bang?”
Penjual : “Belum boleh, Bu. Barangnya bagus lho, Bu. Ini bukan karbitan. Matang
pohon.”
Pembeli : “Iya, Bang, tapi harganya boleh kurang kan? Kan lagi musim, Bang. Dua
puluh ribu saja ya?”
Penjual : “Belum boleh, Bu. Dua puluh delapan ribu, ya, Bu. Biar saya dapat untung,
Bu.”
Pembeli : “Baiklah, tapi saya boleh milih sendiri, kan Bang?”
Penjual : “Asal jangan pilih yang besar-besar, Bu. Nanti saya bisa rugi.”
Pembeli : “Iya, Bang. Yang penting saya dapat mangga yang bagus dan tidak busuk.”
Penjual : “Saya jamin, Bu. Kalau ada yang busuk boleh ditukarkan.”
Pembeli : “Baiklah, saya ambil 3 kilo ya Pak.”
Akhirnya, penjual mempersilakan pembeli untuk memilih dan menimbang sendiri mangga
yang dibelinya.

Pertanyaan-pertanyaan tentang isi teks.


1. Siapa pelaku dalam dialog tersebut?
2. Bagaimana cara pembeli menawar harga mangga tersebut?
3. Bagaimana tanggapan penjualnya?
4. Apakah pada akhir dialog terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli?
5. Bagaimana kesepakatan itu terjadi?
41

PELAJARAN VII: DEBAT


 Pengertian debat
1. Menurut ( KBBI. 2002: 242)
Debat adalah pembahasan atau pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling
memberi alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing.
2. Menurut Hendri Guntur Tarigan (Retorika 1990:120)
Debat pada hakekatnya adalah saling adu argumentasi antar pribadi atau antar kelompok
manusia, dengan tujuan mencapai kemenangan satu pihak.
 Tujuan dari pelaksanaan debat untuk berbicara secara meyakinkan dan juga mendengarkan
pendapat-pendapat yang berbeda, dan di akhir debat dapat menghargai perbedaan tersebut.
 Unsur-Unsur Debat
1. Topik debat disebut mosi
2. Tim afirmatif (yang setuju terhadap mosi)
3. Tim negatif (yang menentang mosi) disebut Oposisi
4. Pembicara pertama
5. Pemimpin/wasit debat
6. Juri
7. Penjaga waktu/time keeper
8. Penonton
 Tugas masing-Masing Tim
A. Tim Afirmatif (dikenal sebagai pihak pemerintah)
1. Mendifinisikan topik (motion) yang diajukan
2. Memberikan argumentasi yang mendukung
B. Tim negatif (dikenal sebagai pihak oposisi)
1. Menyanggah topik (motion) yang didefinisikan oleh Tim Afirmatif
2. Membangun kasus yang melawan argumentasi Tim Afirmatif
3. Bila Tim Negatif memandang bahwa definisi yang diajukan oleh Tim Afirmatif tidak
sah, Tim Negatif dapat mengajukan keberatan dan mengajukan definisi baru. Namun
dalam hal ini tidak dapat dilakukan semata-mata karena Tim Negatif berpandangan
bahwa definisinya sendiri yang lebih hebat.
C. Ketua Sidang (Chairperson)
1. Membuka debat
2. Memperkenalkan masing-masing pembicara dari kedua Tim
3. Mengumpulkan dan memeriksa keabsahan penilaian Tim Juri (Adjudicator)
4. Menghitung suara anggota Tim Juri (Adjudicator) dan menyimpulkan pemenangnya
5. Mempersilahkan Tim Juri (Adjudicator) mengadakan penjurian oral (oral adjudication)
6. Mengumumkan pemenang
7. Menutup

D. Pencatat Waktu (Time Keeper)


1. Mengamati waktu yang diberikan untuk masing-masing pembicara
2. Memberikan isyarat ketukan satu kali pada dua menit sebelum waktu seorang pembicara
habis
3. Memberikan ketukan dua kali setelah waktu bicara habis
4. Memberikan ketukan lebih dari tiga kali (continous knock) setelah dua detik dari waktu
bicara habis bila pembicara masih meneruskan pidatonya
5. Mencatat dan mengumumkan waktu yang dihabiskan pembicara kepada pemirsa.

 Jenis-jenis Debat
Berdasarkan bentuk,maksut,dan metode-nya maka debat dapat' diklasifikasikan atas tipe-tipe atau
kategori, yaitu :
1. Debat Parlementer / Majelis (assembly or parlementary debating)
Adapun maksud dan tujuan majelis ialah untuk memberi dan menambahi dukungan bagi suatu
undang-undang tertentu dan semua anggota yang ingin menyatakan pandangan dan
pendapatnya pun berbicara mendukung atau menentang usul tersebut setelah mendapat izin
dari majelis . Misalnya debat calon presiden atau legislatif.
42

2. Debat Pemeriksaan ulangan untuk mengetahui kebenaran pemeriksaan terdahulu (cross-


examination debating)
Adapun maksud dan tujuan perdebatan ini ialah mengajukan serangkaian pertanyaan yang
satu sama lain erat berhubungan,yang akan menyebabkan para individu yang ditanya
menunjang posisi yang hendak ditegakkan dan diperkokoh oleh sang penanya. Misalnya debat
hakim dan terdakwa di pengadilan.
3. Debat Formal, Konvesional, atau Debat Pendidikan
Tujuan debat formal adalah memberi kesempatan bagi dua tim pembicara untuk
mengemukakan kepada para pendengar sejumlah argumen yang menunjang atau yang
membantah suatu usul . Setiap pihak diberi jangka waktu yang sama bagi pembicara-
pembicara konstruktif dan bantahan . Misalnya debat di sekolah-sekolah atau di perguruan
tinggi dengan tujuan untuk mencari kemenangan.

 Teknik debat dan cara berdebat yang baik


1. Kuasai topik atau masalah. Baca dan kuasai sebanyak mungkin data, fakta, literatur tentang
topik yang diperdebatkan.
2. Percaya diri, tenang, lantang! Jangan terlihat gugup atau grogi. Jika Anda tampak gugup, maka
hal itu akan membuat lawan debat merasa “superior”.
3. Kendalikan emosi. Debat bukan “adu otot leher”. Tetap tenang, kalem, dan berpikir jernih, meski
dalam keadaan “terdesak” atau tertekan.

 Urutan berdebat yang sering digunakan di Indonesia


Afirmasi 1 → Oposisi 1 → Afirmasi 2 → Oposisi 2 → Afirmasi 3 → Oposisi 3
→ Pidato penutup oposisi → Pidato penutup afirmasi

 Perihal isi debat


1. Motion (Topik) adalah sebuah pernyataan usulan yang akan diperdebatkan. Tim Afirmatif akan
memberikan argumentasi untuk mempertahankan usulan/motion tersebut. Sebaliknya, Tim
Negatif harus memberikan argumentasi untuk menolak usulan tersebut.
2. Definisi
Tim Afirmatif harus mendefinisikan motion yang diajukan dengan :
 Memberikan gambaran yag jelas dan lugas mengenai motion yang dibicarakan
 Membatasi lingkup pembicaraan dengan menetapkan batas yang jelas Hal ini untuk
mencegah perdebatan yang tidak jelas karena adanya perbedaan persepsi pada kedua belah
pihak mengenai topik yang dibicarakan.
Beberapa contoh penyusunan definisi :
Motion : Bahwa sesuatu yang pernah naik harus pula turun
1. Tim Afirmatif memiliki berbagai kemungkinan mendifinisikan motion tersebut, karena
motion yang diajukan tersebut bersifat abstrak.
2. Tim Afirmatif bisa saja mendefinisikan ‘sesuatu’ sebagai presiden Republik Indonesia
3. Dengan demikian motion itu mengandung inti bahwa siapa saja yang ‘naik’ (menerima
kekuasaan) sebagai presiden RI suatu waktu harus ‘turun’ (menyerahkan kembali
kekuasaannya).
4. Oleh karena itu jabatan yang diajukan adalah : ‘Bahwa jabatan kepresidenan RI harus
dibatasi sebanyak 2 periode’.
5. Tim Afirmatif kemudian harus mengajukan argumentasi mengenai kerusakan yang terjadi
bila masa kepresidenan tidak dibatasi serta memberikan bukti-bukti pendukung, misalnya :
kontrol pada semua bidang selama pemerintahan rezim yang lalu.
Contoh di atas menunjukkan bahwa pada umumnya permasalahan yang diperdebatkan tidak
diketahui hingga Tim Afirmatif menyajikan definisinya.
Panduan dalam menyusun definisi :
1. Harus dapat diperdebatkan (misalnya : memiliki dua sisi yang bertentangan).
2. Tidak boleh menyimpang dari topik yang diajukan.
43

Definisi yang harus diperdebatkan oleh Tim Negatif :


a. Definisi Truistik terjadi bila tim mendefinisikan sebuah motion secara harfiah dan hakiki
sehingga tidak dapat diperdebatkan
b. Definisi Tautologis (Berputar) terjadi bila disusun sedemikian rupa sehingga tidak
mungkin secara logis dapat ditegaskan.
c. Squirelling
Terjadi bila definisi tidak sesuai dengan motion atau tidak memiliki kaitan yang logis
dengan motion.

3. Pembatasan Ruang dan Waktu yaitu pokok permasalahan yang diperdebatkan tidak dapat
dibatasi pada periode, waktu dan tempat tertentu.
4. Catatan mengenai tantangan terhadap suatu definisi
a. Menantang catatan yang diberikan Tim Afirmatif hanya dapat dilakukan bila anda merasa
pasti bahwa definisi tersebut tidak fair.
b. Lebih baik Tim Negatif meninggalkan kasus yang sudah dipersiapkan dan menghadapi Tim
Afirmatif berdasarkan definisi yang mereka buat daripada menantang mereka tanpa dasar
dan alasan yang kuat.
5. Themeline (Benang Merah Argumentasi) adalah pikiran utama yang mengaitkan pembicara
pertama, kedua, dan ketiga sehingga terdapat konsistensi Sebuah tim harus memiliki benang
merah argumentasi yang merupakan alur pikir logis mengenai motion yang diperdebatkan.
Benang merah argumentasi menunjukkan mengapa usulan/pandangan tim tersebut benar dan
logis.
6. Argumentasi adalah proses menjelaskan mengapa sudut pandang tim tersebut harus diterima.
Argumentasi bukan opini, karenanya harus didukung oleh bukti-bukti (contoh : fakta, statistik,
kutipan pakar, pandangan masyarakat) yang relevan.
Argumentasi yang baik :
1. Relevan
2. Tersusun dengan baik
3. Konsisten dan logis secara internal (Argumen seorang pembicara tidak boleh kontradiktif
dengan argumen pembicara lainnya)
4. Jelas, karena sebuah tim pada dasarnya sedang berusaha untuk meyakinkan orang lain
bahwa argumentasinya benar.
5. Menggunakan bukti-bukti secara efektif.
Berikut ini panduan untuk menyusun argumentasi yang baik :
1. Sedapat mungkin berikan konfirmasi mengenai fakta yang disampaikan
2. Bahas permasalahan dari semua sudut pandang
3. Argumentasi dari penguasa bobotnya tidak besar karena penguasa sering membuat
kesalahan.
4. Persiapkan lebih dari satu kasus. Dalam menyusun definisi, pikirkan berbagai cara pe
definisian. Kemudian bangun argumentasi yang dapat digunakan untuk menyanggah kasus
tersebut satu persatu.
5. Jangan terpaku pada satu kasus karena itu adalah hasil pemikiran anda pribadi.
6. Kuantifikasi. Argumentasi menjadi lebih kuat bila dilengkapi dengan data kuantitatif.

B. Rebutal (Sanggahan)
Menyanggah adalah proses untuk membuktikan bahwa bobot argumentasi tim lawan lebih
rendah daripada yang mereka katakan. Termasuk didalamnya :
1. Menunjukkan bahwa argumen lawan didasarkan pada fakta yang salah, atau interpretasi
yang salah mengenai suatu fakta.
2. Menunjukkan bahwa argumen lawan tidak relevan dengan upaya pembuktian motion.
3. Menunjukkan bahwa argumen lawan tidak logis.
4. Menunjukkan bahwa meskipun argumen lawan benar namun implikasinya tidak dapat
diterima.
5. Menunjukkan bahwa meskipun argumen lawan benar namun bobotnya tidak terlalu besar.
Seperti argumen sanggahan juga bukan opini semata. Seperti keharusan tim harus menjelaskan
mengapa dan bagaimana keabsahan argumennya, mereka juga harus menunjukkan bagaimana
dan mengapa argumen lawan dipandang tidak sah.
44

Berikut ini beberapa panduan menyusun rebutal (sanggahan) :


1. Sebuah argumen lawan dapat saja salah karena fakta dan logikanya. Carilah penjelasannya,
bagaimana itu terjadi dan mengapa itu terjadi.
2. Sebuah argumen dapat pula kontradiktif dengan argumen pembicara lain dari tim tersebut,
atau merupakan pengulangan dari pembicara lain. Maka tunjukkan hal tersebut.
Kemampuan anda dalam mencermati pembicaraan tim lawan, dan kemampuan anda untuk
mendengarkan sangat berperan.
3. Sebuah argumen bisa saja benar tetapi tidak relevan. Cermatilah pembicaraan tim lawan.
Sekiranya hal itu tidak ada relevansinya menurut pandangan anda tunjukkan apanya yang
tidak relevan dengan apa dan mengapa, serta bagaimana bisa tidak relevan.

 Pembagian kerja tim


Debat adalah kerja tim, oleh karena itu seharusnya ada pembagian kerja yang jelas antara ketiga
pembicara. Sehingga argumen-argumen yang diajukan penyampaiannya dibagi kepada ketiga
pembicara atau dengan pengertian lain, pembagian tugas adalah pendistribusian argumen kepada
masing-masing pembicara.
1. Pidato utama
1. Pembicara Pertama
A1. Pembicara Pertama Tim Afirmative
 Mendefinisikan motion
 Menyampaikan benang merah argumentasi Tim Afirmatif
 Memaparkan pembagian kerja tim
 Menyampaikan argumen pertama
 Menyampaikan ringkasan dari pidatonya
N1. Pembicara Pertama Tim Negatif
 Menanggapi definisi yang disampaikan Tim Afirmatif (Menerima atau menentang)
 Menyanggah A1
 Menyampaikan benang merah argumentasi Tim Negatif
 Memaparkan pembagian kerja Tim Negatif
 Menyampaikan argumen utama
 Menyampaikan ringkasan dari pidatonya

B. Pembicara kedua
Pembicara kedua berperan menyajikan argumen pokok untuk memenangkan debat
A2. Pembicara Kedua Tim Afirmatif
- Menyanggah argumen utama N1
- Mempertahan kan definisi bila N1 menentang definisi tersebut
- Secara selintas menegaskan kembali argumen utama tim Afirmatif
- Menyampaikan argumen. Sebagian besar waktu A2 digunakan untuk mengemukakan
argumen dan materi baru; tidak sekedar mengulang argumen A1 (pembicara pertama). A2
bertugas menyajikan pokok-pokok argumen Tim Afirmatif.
- Menyampaikan ringkasan dari pidatonya
N2. Pembicara Kedua Tim Negatif
- Menyanggah argumen A1 dan A2
- Secara selintas menegaskan kembali argumen utama Tim Negatif, mengemukakan
argumen dan materi baru/tidak sekedar mengulang argumen N1 (pembicara pertama Tim
Negatif. N2 bertugas untuk menyajikan pokok-pokok argumen Tim Negatif.
- Menyampaikan ringkasan dari pidatonya.

C. Pembicara Ketiga
Tugas utama pembicara ketiga adalah menyanggah lawan
A3. Pembicara Ketiga Tim Afirmatif
- Menanggapi dan menyanggah argumen N1 dan N2 terutama mengenai hal-hal yang
belum semput ditanggapi oleh A2 dan A2
- Mempertegas sanggahan yang disampaikan oleh A2
- Menegaskan kembali argumentasi Tim Afirmatif yang telah disampaikan oleh A1 dan
A2 dengan mengulas secara selintas benang merah dan argumen kedua pembicara
terdahulu.
- Meringkas pokok-pokok permasalahan yang diperdebatkan.
45

N3. Pembicara Ketiga Tim Negatif


- Menyanggah argumentasi ketiga pembicara Tim Afirmatif
- Menegaskan kembali argumentasi Tim Negatif dengan mengulas secara selintas benang
merah dan argumen kedua pembicara terdahulu
- Meringkas pokok-pokok permasalahan yang diperdebatkan.
- Tidak boleh menyajikan pokok permasalahan.

B. Reply (pidato balasan)


Pidato balasan merupakan pidato penutupan masing-masing tim yang memberikan ulasan
mengenai keseluruhan debat.
Berikut ini panduan untuk menyusun pidato balasan :
1. Menegaskan pokok-pokok utama argumen tim.
2. Menunjukkan kaitan logis dari argumen tersebut menuju pembuktian benang merah tim.
3. Menunjukkan secara lugas kekurangan dari argumentasi tim lawan. Hal ini dapat dilakukan
secara umum maupun secara rinci.
4. Pembicara tidak boleh menyajikan pokok permasalahan baru, dan tidak boleh juga
melakukan penyanggahan terhadap pokok-pokok yang disampaikan dalam pidato.

 Teknik merumuskan kasus


Perumusan kasus adalah proses mempersiapkan sebuah kasus untuk diperdebatkan. Kasus adalah
kumpulan argumentasi, logika, fakta-fakta, contoh-contoh, dan pernyataan-pernyataan yang
digunakan untuk membuktikan suatu hal.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan sebuah kasus :
2. Mendifinisikan suatu motion.
3. Mempersiapkan landasan argumen.
4. Memberi tugas kepada tiap pembicara mengenai argumen yang akan mereka bawakan dan
sekaligus untuk membuktikan suatu motion dalam debat.
5. Menemukan dan menganalisa argumen, fakta, contoh-contoh, dan lain-lain. Baik untuk
mendukung kasus timnya ataupun untuk menyanggah kasus lawan.
6. Mempersiapkan pidato individu.

Kesantunan dan Keefektifan Berbahasa dalam Debat

Aspek yang penting diperhatikan dalam diskusi dan debat adalah kesantunan dalam
menyampaikan pendapat ataupun tanggapan-tanggapan serta menggunakan bahasa yang efektif
sehingga mudah dipahami peserta lain. Berikut beberapa aspek kesantunan dan keefektifan
berbahasa dalam berdebat.

1. Kesantunan
Kesantunan berkaitan dengan budi bahasa ataupun sikap ketika menyampaikan tanggapan.
Budi bahasa tampak pada pilihan kata yang baik, kasar, ataupun menyinggung perasaan
orang lain. Selain itu, kesantunan juga ditunjukkan dengan sikap tubuh dan ekspresi muka
yang simpatik, tidak menunjukkan keangkuhan ataupun rasa permusuhan. Berikut beberapa
contoh kesantunan berbahasa.
Tidak santun Santun

- Saya minta - Saya mohon


- Pendapat anda salah - Pendapat anda kurang tepat
- Harus diulang - Sebaiknya dikoreksi
- Ngawur - Keliru
- Tidak logis - Susah dipahami
- Tidak setuju - Kurang setuju
46

2. Keefektifan kalimat
Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu menyampaikan pikiran dan perasaan penutur
dengan jelas kepada pendengar. Berikut beberapa ciri kalimat efektif.
a. Kalimat harus memiliki subjek dan predikat. Subjek berupa kata benda dan predikat
berupa kata kerja. Contoh kalimat;
Kalimat tidak efektif Kalimat efektif
1. Kemudian pergi keluar ruangan. (tidak Kemudian ia pergi keluar ruangan.
memiliki subjek)
2. Kebun luas yang pernah digarapnya Kebun itu digarapnya bertahun-tahun
bertahun-tahun sampai ia beranak sampai ia beranak cucu.
cucuk. (hanya memiliki subjek meskipun
kalimatnya panjang)
3. Kami ke Surabaya hari ini. (tidak Kami pergi ke Surabaya hari ini.
memiliki predikat)

b. Tidak boleh hanya berupa anak kalimat. Sebuah kalimat harus ada induk kalimat agar
kalimat itu bisa berdiri sendiri sebagai kalimat. Contohnya;
Kalimat tidak efektif Kalimat efektif
1. Karena telah mengerjakan tugas Karena telah mengerjakan tugas dengan baik,
dengan baik. Nia dan teman-temannya pulang ke rumah
masing-masing.
2. Ketika hujan turun dengan derasnya. Ketika hujan turun dengan derasnya, kami
berteduh di bawah jembatan itu.
3. Bahwa dirinyalah yang paling mampu Rio merasa dirinya paling mampu di
di kelasnya. kelasnya.

c. Pilihan kata harus tepat. Pilihan kata yang tidak tepat akan menimbulkan keganjilan atau
kerancuan dalam penafsiran maknanya. Contohnya;
Kalimat tidak efektif Kalimat efektif
1. Ia memandang orang sakit. Ia membesuk/menjenguk orang sakit.
2. Banyak pahlawan kita yang tewas di Banyak pahlawan kita yang gugur di medan
medan perang. perang.
3. Kucing itu tewas dibunuh Pak Ali. Kucing itu mati dibunuh Pak Ali.
4. Kami terjebak kemacetan di jalan Kami terjebak kemacetan di jalan karena ada
karena ada iring-iringan mobil orang iring-iringan mobil jenazah korban tanah
mati korban tanah longsor itu. longsor itu.
5. Kami melihat pertandingan sepak bola Kami menonton pertandingan sepak bola di
di Stadion Lebijaga. Stadion Lebijaga.

d. Pesan yang dikandung harus jelas. Kalimat yang panjang dapat mengaburkan pesan.
Contohnya;
Kalimat tidak efektif Kalimat efektif

Persoalan yang menimpanya - Persoalan yang menimpanya bertahun-tahun


bertahun-tahun sehingga banyak membuat ia lamban berpikir.
tugas yang dibebankan kepadanya - Kelambanannya berpikir mengakibatkan banyak
hanya menumpuk saja tanpa dapat tugas yang dibebankan kepadanya menumpuk
diselesaikannya dengan baik, lebih- tanpa dapat diselesaikannya dengan baik.
lebih lagi peringatan dari atasannya - Beban pikirannya menjadi semakin berat, lebih-
telah sudah diterimanya melalui lebih karena peringatan dari atasannya telah
surat. diterimanya pula dalam bentuk surat.
47

e. Kelancaran berbahasa

Kelancaran seseorang di dalam berbahasa sangat ditentukan oleh penguasaan orang itu
atas suatu masalah. Semakin menguasai masalah, semakin lancar bahasa orang itu.
Dengan demikian, ketika berdiskusi kita harus menguasai tema atau persoalan diskusi.
Bacalah buku-buku atau sumber yang relevan dengan tema diskusi.

f. Intonasi
Intonasi berkaitan dengan naik turunnya nada kalimat. Perbedaan nada kalimat
menyebabkan makna kalimat itu menjadi berbeda, mungkin berupa pernyataan,
pertanyaan, suruhan, ataupun seruan. Contohnya;
- Saya yang berbicara. (pernyataan)
- Saya yang berbicara? (pertanyaan)
- Saya yang berbicara! (seruan)

Perbedaan dalam hal intonasi menyebabkan ketiga kalimat itu memiliki maksud yang
berbeda. Oleh karena itulah, ketepatan dalam penggunaan intonasi sangat penting dalam
suatu perdebatan sehingga peserta lain memperoleh kejelasan atas maksud yang kita
sampaikan.

g. Ekspresi
Ekspresi berkaitan dengan pengungkapan atau proses menyatakan suatu maksud, gagasan,
perasaan, dan sebagainya. Ekspresi juga berkaitan dengan pandangan wajah atau mimik
muka. Dari ekspresi itulah, akan tampak sikap-sikap seseorang seperti perhatian,
kesungguhan, kekesalan dan lain-lain. Ketepatan dalam ekspresi juga penting di dalam
menyampaikan suatu perdebatan sebab hal itu akan membantu kejelasan maksud yang kita
sampaikan.

Menulis Makalah untuk Bahan Perdebatan


Makalah adalah karya tulis ilmiah yang sangat pendek atau singkat.
Sistematika makalah sangat sederhana yaitu;

I. PENDAHULUAN, yang meliputi;


1. Latar belakang masalah menguraikan permasalahan yang melatarbelakangi dipilihnya
tema/topik tertentu atau alasan-alasan dipilihnya tema/topik karya tulis tersebut.
2. Masalah (permasalahan) yaitu semua masalah yang akan dikaji dalam karya tulis yang
berhubungan dengan tema/topiknya. Masalah biasanya disajikan dalam bentuk kalimat-
kalimat tanya sehingga dinamakan rumusan masalah.
3. Tujuan penulisan menguraikan gambaran masalah di dalam rumusan masalah.
II. PEMBAHASAN
Pembahasan menguraikan hasil penelitian yakni menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada di
dalam rumusan masalah.(Jika dalam rumusan masalah ada tiga pertanyaan maka dalam
pembahasan masalah pun jawabannya juga tiga sesuai pertanyaan tersebut)
III. PENUTUP
Dalam penutup ada dua bagian yaitu;
1. Kesimpulan yang isinya menyimpulkan isi pembahasan masalah secara singkat, padat,
dan jelas.
2. Saran isinya tentang saran-saran, imbauan, usulan, harapan mengenai masalah yang telah
dibahas di atas.
DAFTAR PUSTAKA
48

PELAJARAN VIII

MEMBACA BIOGRAFI (CERITA ULANG)


 Tujuan Pembelajaran ini: Agar siswa dapat meneladani hal-hal yang menarik/mengagumkan
dari tokoh dalam biografi.
 Materi pokok
a. Konsep biografi
Biografi merupakan salah satu jenis cerita ulang yakni teks yang menceritakan kembali
kejadian atau pengalaman masa lampau. Cerita ulang dapat disampaikan berdasarkan
pengalaman langsung penutur atau penulisnya juga disampaikan oleh orang lain sehingga
cerita ulang ada yang dikenal dengan biografi dan autobiografi. Biografi adalah cerita ulang
atau buku yang menguraikan riwayat hidup seorang tokoh yang ditulis oleh orang lain.
Autobiografi adalah cerita ulang atau buku yang menguraikan riwayat hidup seorang tokoh
yang ditulis oleh tokoh itu sendiri.
b. Jenis-jenis cerita ulang atau biografi
1. Pengalaman pribadi yaitu teks yang mengisahkan kembali kejadian yang dialami
penulisnya secara langsung, misalnya kisah sebuah perjalanan, kejadian-kejadian
waktu libur, peristiwa-peristiwa unik waktu sekolah dan lain-lain.
2. Cerita ulang faktual yaitu teks yang mengisahkan kembali kejadian masa lalu yang
disaksikan sendiri atau dialami orang lain, misalnya biografi, autobiografi atau
peristiwa-peristiwa masa lalu.
3. Cerita ulang imajinatif yaitu teks yang mengisahkan peristiwa yang bersifat
khayalan, tetapi sering kali peristiwa itu dianggap ada atau benar-benar terjadi.
Karena bersifat legenda kisah itu terus diceritakan kembali secara turun-temurun
dari generasi ke generasi. Teks yang termasuk jenis ini adalah dongeng, legenda,
dan cerita-cerita rakyat lainnya.
4. Cerita ulang poluler yakni teks yang menceritakan latar belakang atau asal usul
terjadinya suatu kejadian di masa lalu. Teks semacam ini biasanya dipakai di dalam
pengadilan dalam rangka memperjelas kasus ataupun alat bukti perkara.
c. Unsur-unsur teks biografi
Biografi dan teks sejenislainnya adalah sama-sama berbentuk narasi. Oleh karena itu unsur-
unsur pembentuknya adalah sebagai berikut;
1. Penokohan adalah tokoh beserta karakternya yang dikisahkan dalam biografi.
2. Latar adalah tempat dan waktu yang mendasari peristiwa-peristiwa yang dialami tokoh.
Misalnya mulai kapan dan di mana tokoh itu dilahirkan sampai pada perjalanan kariernya.
3. Alur yaitu rangkaian atau perjalanan hidup tokoh dari satu peristiwa ke peristiwa
berikutnya atau dari satu kiprah ke kiprah lainnya.
d. Struktur teks biografi
Teks biografi berbentuk narasi, oleh karena itu teks tersebut disajikan secara kronologis dan
mengikuti urutan waktu dan kejadian. Berikut struktur teks biografi.
1) Orientasi atau setting berisi informasi mengenai latar belakang kisah atau peristiwa yang
diceritakan selanjutnya untuk membantu pendengar/pembaca. Informasi yang
dimaksudkan berkenaan dengan latar belakang kehidupan tokoh, yakni kisah ketika kecil
dan keadaan keluarga.
2) Kejadian penting berisi rangkaian peristiwa yang disusun secara kronologis, menurut
urutan waktu, yang meliputi rangkaian perjalanan atau peristiwa-peristiwa utama yang
dialami tokoh. Dalam bagian ini terdapat pula komentar-komentar penulis pada beberapa
bagiannya.
3) Reorientasi berisi komentar evaluatif atau pernyataan kesimpulan mengenai rangkaian
peristiwa yang telah diceritakan sebelumnya. Bagian ini sifatnya opsional yang mungkin
ada atau tidak ada di dalam suatu teks biografi.
e. Kaidah kebahasaan teks biografi
1) Menggunakan kata ganti orang pertama tunggal dalam autobiografi dan orang ketiga
tunggal dalam biografi. Misalnya aku, saya (orang pertama) beliau, ia, dia, nama diri (Tino,
Rosi, Darius) sebagai orang ketiga.
2) Banyak menggunakan kata deskripsi untuk memberikan informasi atau menggambarkan
secara terperinci tentang sifat-sifat tokoh. Misalnya; gigih, berani, kreatif, cerdas, saleh,
jujur, tekun, rajin dan lain-lain.
49

3) Banyak menggunakan kata kerja pasif dalam rangka menjelaskan peristiwa yang dialami
tokoh sebagai subjek yang diceritakan. Kata kerja pasif adalah kata kerja yang digunakan
dalam kalimat pasif yakni kata yang berimbuhan di dan ter. Misalnya; dicintai, dikenang,
dihormati, diberi dan lain-lain.
4) Banyak menggunakan kata kerja tindakan (kata kerja yang menjelaskan peristiwa-
peristiwa atau perbuatan fisik yang dilakukan oleh tokoh. Misalnya; menulis, mengarang,
mementaskan, melahirkan, melakukan, berdagang, berjuang dan sebagainya.
5) Banyak menggunakan kata kerja mental (kata kerja yang menggambarkan peran tokoh).
Misalnya; menguasai, menyukai, diilhami.
6) Banyak menggunakan konjungsi atau kata hubung terkhusus konjungsi temporal
(keterangan waktu) dan kata depan di, ke, dari.
f. Hal-hal yang akan kita bahas dalam membaca biografi
1. Menemukan hal-hal yang menarik/mengagumkan dari tokoh (perjalanan hidupnya, prestasi-
prestasinya, kiat-kiat tokoh untuk meraih kesuksesan, sifat-sifat tokoh yang baik).
2. Menemukan kelebihan-kelebihan yang dimiliki tokoh (keunikan-keunikan yang dimiliki
tokoh, hal-hal yang luar biasa dari tokoh).
3. Menemukan masalah-masalah yang dihadapi tokoh dalam meraih kesuksesan (tantangan,
kendala yang dihadapi tokoh)
4. Menemukan hal-hal yang dapat diteladani dari tokoh (hal yang diteladani maksudnya hal-hal
yang kira-kira bisa kita jangkau, karena tidak semua hal yang menarik dapat kita teladani)
5. Menemukan/merefleksikan kesamaan sifat tokoh dengan diri sendiri (menyamakan atau
membandingkan kesamaan sifat tokoh dengan sifat kita sendiri).
g. Contoh cuplikan biografi
Ernest Miller Hemingway (21 Juli 1899-2 Juli 1961) adalah seorang novelis, pengarang
cerita pendek, dan jurnalis Amerika. Gaya penulisannya yang khas dicirikan oleh minimalisme
yang singkat dan dengan gaya seadanya dan mempunyai pengaruh yang penting terhadap
perkembangan fiksi abad ke-20. Hemingway memperoleh Hadiah Pulitzer pada 1953 untuk
The Old Man and the Sea. Ia memperoleh penghargaan Nobel dalam sastra pada 1954.

Hal-hal yang menarik/mengagumkan dari tokoh Ernest Miller Hemingway yaitu;


a. Hemingwey Meraih hadiah Pulitzer untuk The Old Man and the Sea.
b. Hemingwey seorang novelis, pengarang cerpen dan jurnalis yang hebat di Amerika
Serikat.
c. Hemingwey seorang penulis dengan gaya penulisan yang khas dengan minimalisme
yang singkat dan gaya seadanya.
d. Hasil karyanya Hemingwey memberi pengaruh yang penting terhadap perkembangan
fiksi abad ke-20.
e. Ia pernah memperoleh penghargaan Nobel dalam sastra pada 1954.
Berdasarkan hal-hal yang mengagumkan dari tokoh Hemingwey di atas hal yang dapat
diteladani adalah menulis dengan gaya penulisan yang khas dengan minimalisme yang singkat
dan gaya seadanya. Sedangkan hal-hal yang lainnya tidak bisa kita teladani karena hal-hal itu
tidak mungkin dijangkau oleh kita suatu saat nanti.
h. Menulis teks biografi
Langkah-langkah menulis teks biografi
1. Hubungi salah seorang tokoh di tempat Anda.
2. Mintalah tokoh tersebut menceritakan kisah hidupnya.
3. Ceritakan kembali kisah hidupnya itu dalam bentuk teks biografi.
4. Perhatikan kelengkapan unsur dan struktur teks biografi.
5. Buatlah kerangka teks biografinya.
6. Kembangkan kerangka tersebut menjadi sebuah teks biografi yang utuh.
7. Perhatikan tata penulisan harus sesuai dengan EyD.
50

Sebagai latihan untuk Anda, sekarang bacalah kutipan biografi tokoh di bawah ini!

Biografi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono adalah Presiden RI keenam dan Presiden pertama
yang dipilih langsung oleh Rakyat Indonesia. Bersama Drs. M. Jusuf Kalla sebagai wakil
presidennya, beliau terpilih dalam pemilihan presiden tahun 2004 dengan mengusung agenda
“Indonesia yang lebih Adil, Damai, Sejahtera dan Demokratis”, mengungguli Presiden Megawati
Soekarnoputri dengan 60% suara pemilih. Pada 20 Oktober 2004 Majelis Permusyawaratan
Rakyat melantik beliau menjadi Presiden.
Presiden SBY, seperti banyak rakyat memanggilnya, lahir pada 9 September 1949 di
Pacitan, Jawa Timur. Seorang ilmuwan teruji, beliau meraih gelar Master in Management dari
Webster University, Amerika Serikat tahun 1991. Lanjutan studinya berlangsung di Institut
Pertanian Bogor, dan di 2004 meraih Doktor Ekonomi Pertanian. Pada 2005, beliau
memperoleh anugerah dua Doctor Honoris Causa, masing-masing dari almamaternya Webster
University untuk ilmu hukum, dan dari Thammasat University di Thailand ilmu politik.
Susilo Bambang Yudhoyono meraih lulusan terbaik AKABRI Darat tahun 1973, dan
terus mengabdi sebagai perwira TNI sepanjang 27 tahun. Beliau meraih pangkat Jenderal TNI
pada tahun 2000. Sepanjang masa itu, beliau mengikuti serangkaian pendidikan dan pelatihan
di Indonesia dan luar negeri, antara lain Seskoad di mana pernah pula menjadi dosen, serta
Command and General Staff College di Amerika Serikat. Dalam tugas militernya, beliau menjadi
komandan pasukan dan teritorial, perwira staf, pelatihan dan dosen, baik di daerah operasi
maupun markas besar. Penugasan itu diantaranya, Komandan Brigade Infanteri Lintas Udara
17 Kostrad, Panglima Kodam II Sriwijawa dan Kepala Staf Teritorial TNI.
Selain di dalam negeri, beliau juga bertugas pada misi-misi luar negeri, seperti ketika
menjadi Commander of United Nations Militari Observers dan Komandan Kontingen Indonesia di
Bosnia Herzegovina pada 1995 – 1996. Setelah mengabdi sebagai perwira TNI selama 27 tahun,
beliau mengalami percepatan masa pensiun menuju 5 tahun ketika menjabat Menteri di tahun
2000. Atas pengabdiannya, beliau menerima 24 tanda kehormatan dan bintang jasa,
diantaranya Satya Lencana PBB UNPKF, Bintang Dharma dan Bintang Maha Putra Adipurna.
Atas jasa-jasanya yang melebihi panggilan tugas, beliau menerima bintang jasa tertinggi di
Indonesia, Bintang Republik Indonesia Adipurna.
Sebelum dipilih rakyat dalam pemilihan presiden langsung, Presiden Yudhoyono
melaksanakan banyak tugas-tugas pemerintahan, termasuk sebagai Menteri Pertambangan dan
Energi serta Menteri Koordinator Politik, Sosial dan Keamanan pada Kabinet Persatuan
Nasional di zaman Presiden Abdurrahman Wahid. Beliau juga bertugas sebagai Menteri
Koordinator Politik dan Keamanan dalam Kabinet Gotong-Royong di masa Presiden Megawati
Soekarnoputri. Pada saat bertugas sebagai Menteri Koordinator inilah beliau dikenal luas di
dunia internasional karena memimpin upayaupaya Indonesia memerangi terorisme.
Presiden Yudhoyono juga dikenal aktif dalam berbagai organisasi masyarakat sipil.
Beliau pernah menjabat sebagai Co-Chairman of the Governing Board of the Partnership of the
Governance Reform, suatu upaya bersama Indonesia dan organisasi-organisasi internasional
untuk meningkatkan tata kepemerintahan di Indonesia. Beliau adalah juga Ketua Dewan
Pembina di Brighten Institute, sebuah lembaga kajian tentang teori dan praktik kebijakan
pembangunan nasional. Presiden Yudhoyono adalah seorang penggemar baca dengan koleksi
belasan ribu buku, dan telah menulis sejumlah buku dan artikel seperti: Transforming Indonesia
: Selected International Speeches (2005), Peace deal with Aceh is just a beginning (2005),The
Making of a Hero (2005), Revitalization of the Indonesian Economy: Business, Politics and Good
Governance (2002), dan Coping with the Crisis – Securing the Reform (1999). Ada pula Taman
Kehidupan, sebuah antologi yang ditulisnya pada 2004. Presiden Yudhoyono adalah penutur
fasih bahasa Inggris.
51

Presiden Yudhoyono adalah seorang Muslim yang taat. Beliau menikah dengan Ibu Ani
Herrawati dan mereka dikaruniai dengan dua anak lelaki. Pertama adalah Letnan Satu Agus
Harimurti Yudhoyono, lulusan terbaik Akademi Militer tahun 2000 yang sekarang bertugas di
satuan elit Batalyon Lintas Udara 305 Kostrad. Putra kedua, Edhi Baskoro Yudhoyono,
mendapat gelar bidang Ekonomi dari Curtin University Australia.
Sumber: http://www.presidenri.go.id
Soal:

1. Catatlah hal-hal yang menarik/mengagumkan dari tokoh dalam biografi tersebut!


2. Pendidikan apa saja yang pernah diraih oleh tokoh tersebut?
3. Catatlah kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh tokoh tersebut!
4. Catatlah hal-hal yang dapat Anda teladani dari tokoh tersebut!
5. Adakah kesamaan sifat-sifat tokoh tersebut dengan sifat Anda? Kalau ada sebutkan!

Teks biografi 2
Mengenal Halim Perdanakusuma

Abdul Halim Perdanakusuma lahir di Sampang, Madura pada tanggal 18 November 1922
dan gugur pada tanggal 14 Desember 1947 di Tanjung Hantu, Malaysia. Beliau adalah putra Patih
Sampang. Anak keempat dari sembilan saudara sekandung. Ayah Abdul Halim bernama Haji Raden
Mohammad Bahrudin Wongsotaruno. Ibunya bernama Raden Ayu Asiyah, putra seorang Wedana
Gresik, Jatim.
Pada tahun 1928 Abdul Halim Perdanakusuma mulai sekolah di Hollands Indinsche School
(HIS) di kota Sampang. Kemudian melanjutkan ke MULO (Middelboor Uitgebreid Lager Onderwijs)
pada tahun 1935. Setelah selesai, sebuah sekolah pamong praja di kota Magelang (MOSVIA)
dimasukinya. Itu semua karena kecerdasannya, bukan hanya karena ia anak seorang patih.
Pada bulan September 1939 pecahlah perang di Eropa antara Jerman melawan negara-
negara Sekutu. Abdul Halim yang telah bekerja di kantor kabupaten Probolinggo itu ditunjuk Bupati
untuk memasuki pendidikan perwira Angkatan Laut Belanda di Surabaya.
Pada tahun 1942 Abdul Halim mengikuti pendidikan pada Royal Canadian Air Force
(Angkatan Udara Kerajaan Canada) di Kanada, jurusan navigasi. Di negeri asing inilah Abdul Halim
memulai karir dirgantara.
Pada tahun 1945 Abdul Halim pulang ke Indonesia sebagai tentara Inggris. Dia diberi tugas
oleh Sekutu untuk melucuti sisa tentara Jepang di Indonesia, lalu mengirimkannya ke Jepang. Sejak
itu pula Abdul Halim memulai tugas barunya ikut serta membina serta merintis pertumbuhan
AURI. Segala pikiran dan pengalaman yang diperolehnya selama di luar negeri tidak sia-sia. Teknik
penerbangan, taktik perang udara, dan penguasaan navigasi pesawat terbang yang dikuasainya
sangat bermanfaat untuk AURI dan sangat dibutuhkan oleh bangsa dan tanah air. Ternyata cita-cita
semasa kecilnya yakni ingin mengabdikan dirinya kepada masyarakat terkabul.
Abdul Halim Perdanakusuma termasuk salah seorang patriot sejati Indonesia. Untuk
pengabdiannya akan kepentingan negara dan bangsa, pemerintah memberikan penghargaan atas
jasa almarhum, sebagai berikut:
1. Pada tanggal 17 Agustus 1952 namanya diabadikan dengan menamakan Landasan Udara
Utama AURI Cililitan, menjadi Lamuna Halim Perdanakusuma.
2. Tanggal 15 Februari 1961 pemerintah menganugerahkan Bintang Mahaputra Tingkat IV.
3. Pemerintah menaikkan pangkat almarhum Komodor Udara secara anumerta menjadi
Laksamuda TNI- Angkatan Udara.
4. Tanggal 13 Agustus 1975 Presiden Republik Indonesia menganugerahinya gelar ”Pahlawan
Nasional”.
Sumber: Biografi Halim Perdanakusuma, Depdikbud
Jawablah pertanyaan berikut!
1. Mengapa Halim Perdanakusuma mendapat beberapa penghargaan?
2. Apa cita-cita Halim Perdanakusuma sejak kecil?
3. Mengapa Halim Perdanakusuma diterima di sekolah HIS, MULO dan MOSVIA?
4. Pengalaman apa sajakah yang pernah dialami Halim Perdanakusuma selama di luar negeri?
5. Hal-hal apa sajakah yang dapat diteladani dari tokoh tersebut?
52

Biografi B. J. Habibie
B.J. Habibie adalah salah seorang tokoh panutan dan menjadi kebanggaan bagi banyak
orang di Indonesia. Beliau adalah Presiden ketiga Republik Indonesia. Nama dan gelar
lengkapnya Prof. DR (HC). Ing. Dr. Sc. Mult. Bacharuddin Jusuf Habibie. Beliau dilahirkan di
Pare-Pare, Sulawesi Selatan, pada tanggal 25 Juni 1936. Beliau merupakan anak keempat dari
delapan bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan R.A.Tuti Marini Puspowardojo.
Habibie menikah dengan Hasri Ainun Habibie pada tanggal 12 Mei 1962 dan dikaruniai dua
orang putra yaitu Ilham Akbar dan Thareq Kemal. Habibi menjadi yatim sejak kematian
bapaknya yang meninggal dunia pada 3 September 1950 karena terkena serangan jantung.
Setelah ayahnya meninggal, ibunya menjual rumah dan kendaraannya kemudian pindah
ke Bandung bersama anak-anaknya. Ibunya membanting tulang membiayai kehidupan anak-
anaknya. Masa kecil Habibie dilalui bersama saudara-saudaranya di Pare-Pare, Sulawesi Selatan.
Sifat tegas dan selalu memegang prinsip yang diyakini telah ditunjukkan Habibie sejak kanak-
kanak. Habibie yang punya kegemaran menunggang kuda dan membaca ini dikenal sangat
cerdas sejak masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Habibie kemudian menuntut ilmu di
Gouvernments Middlebare School.
Di SMA, kecerdasan beliau dan prestasinya tampak menonjol, terutama dalam
pelajaran-pelajaran eksakta. Habibie menjadi sosok favorit di sekolahnya. Atas kecerdasannya,
setelah tamat SMA di Bandung tahun 1954, beliau masuk ke ITB (Institut Teknologi Bandung).
Namun, ia tidak menyelesaikan S-1 nya di sana karena mendapatkan beasiswa dari Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan untuk melanjutkan kuliahnya di Jerman. Habibie terinspirasi pesan
Bung Karno tentang pentingnya dirgantara dan penerbangan bagi Indonesia. Oleh karena itu ia
memilih jurusan teknik penerbangan dengan spesialisasi konstruksi pesawat terbang di Rhein
Westfalen Aachen Technische Hochschule (RWTH). Demi ibunya yang telah bersusah payah
membiayai hidup dan pendidikannya, Habibie belajar dengan sungguh-sungguh. Tekadnya harus
jadi orang sukses. Pada saat kuliah di Jerman tahun 1955, di Aachen, 99% mahasiswa Indonesia
yang belajar di sana diberi beasiswa penuh. Hanya beliaulah yang memiliki paspor hijau. Ketika
musim liburan tiba, ia menggunakan waktunya untuk mengikuti ujian dan bekerja. Sehabis masa
libur, ia kembali fokus belajar.
Gaya hidupnya ini sangat berbeda dibandingkan teman-temannya yang memilih
menggunakan waktu liburan musim panas untuk bekerja, mencari pengalaman, tanpa mengikuti
ujian. Tahun 1960, Habibie berhasil mendapat gelar Diploma Ing, dari Technische Hochschule
Jerman dengan predikat cumlaude (sempurna) nilai rata-rata 9,5. Dengan gelar insinyurnya itu,
Habibie mendaftar diri untuk bekerja di Firma Talbot, sebuah industri kereta api di Jerman. Pada
saat itu Firma Talbot membutuhkan sebuah wagon yang bervolume besar untuk mengangkut
barang-barang yang ringan tapi volumenya besar. Talbot membutuhkan 1000 wagon. Mendapat
tantangan seperti itu, Habibie mencoba mengaplikasikan cara-cara konstruksi membuat sayap
pesawat terbang. Metode itu ia terapkan pada wagon dan akhirnya berhasil. Habibie kemudian
melanjutkan studinya di Technische Hochschule Die Facultaet Fuer Maschinenwesen Aschen.
Habibie menikah dengan Hasri Ainun Habibie yang kemudian diboyongnya ke Jerman.
Hidupnya makin keras. Pada pagi hari, Habibie terkadang harus berjalan kaki cepat ke
tempat kerjanya yang jauh untuk menghemat biaya hidup. Ia pulang pada malam hari dan belajar
untuk kuliahnya. Demi menghemat, istrinya harus mengantrie di tempat pencucian umum untuk
mencuci. Pada tahun 1965, Habibie mendapatkan gelar Dr. Ingenieur dengan penilaian summa
cumlaude (sangat sempurna) dengan nilai rata-rata 10 dari Technische Hochschule Die Facultaet
Fuer Maschinenwesen Aschen. Habibie mendapatkan gelar Doktor setelah menemukan rumus
yang ia namai “Faktor Habibie” karena bisa menghitung keretakan atau krack propagation on
random sampai ke atom-atom pesawat terbang. Habibie dijuluki sebagai Mr. Crack. Pada tahun
1967, Habibie menjadi Profesor Kehormatan (Guru Besar) pada Institut Teknologi Bandung.
Kejeniusan dan prestasi mengantarkan Habibie diakui lembaga internasional, di antaranya
Gesselschaft fuer Luft und Raumfahrt (Lembaga Penerbangan dan Angkasa Luar) Jerman, The
Royal Aeronautical Society Londong (Inggris), The Royal Swedish Academy of Engineering
Sciences (Swedia), The Academie Nationale de l’Air et de l’Espace (Perancis), dan The US
Academy of Engineering (Amerika Serikat). Penghargaan bergengsi yang pernah diraih Habibie
adalah Edward Warner Award dan Award von Karman yang hampir setara dengan hadiah Nobel.
53

Di dalam negeri, Habibie mendapat penghargaan tertinggi dari Institut Teknologi


Bandung (ITB) Ganesha Praja Manggala Bhakti Kencana. Di Indonesia, Habibie menjadi
Menteri Negara Ristek/ Kepala BPPT selama 20 tahun, ketua Ikatan Cendekiawan Muslim
Indonesia (ICMI), memimpin perusahaan BUMN strategis, dipilih menjadi Wakil Presiden RI
dan menjadi Presiden RI ke-3 setelah Soeharto mundur pada tahun 1998. Pada masa jabatan
Habibie, terjadi referendum di Timor Timur, sampai akhirnya Timor Timur memisahkan diri dari
Indonesia. Dalam masa jabatannya yang singkat, B.J. Habibie telah meletakkan dasar bagi
kehidupan demokrasi dan persatuan wilayah di Indonesia dengan disahkannya undangundang
tentang otonomi daerah dan undang-undang tentang partai politik, UU tentang Pemilu dan UU
tentang susunan kedudukan DPR/MPR. Turun dari jabatan sebagai Presiden, Habibie kembali ke
Jerman bersama keluarga. Pada tahun 2010, Ainun meninggal dunia karena kanker. Sebagai
terapi atas kehilangan orang yang dicintai, Habibie membuat tulisan tentang kisah kasih dengan
Ainun, yang kemudian dibukukan dengan judul “Ainun dan Habibie”. Buku ini telah difilmkan
dengan judul yang sama.
Sumber: http://www.biografiku.com/2009/01/biografi-bj-habibie.html Dengan penyesuaian
54

Mengapresiasi Puisi
Puisi adalah salah satu karya sastra yang disusun untuk mengekspresikan ide, gagasan, perasaan
dan emosi penyair dengan menggunakan kata-kata yang indah melebihi bahasa yang digunakan
sehari-hari.
Jenis-jenis puisi berdasarkan zamannya terbagi atas 3 jenis yaitu puisi lama, puisi baru, puisi
kontenporer

a. Puisi lama
Puisi lama adalah puisi zaman Melayu Klasik yang bahasanya menggunakan bahasa Melayu
Klasik yang bentuknya terikat oleh baris, bait dan jumlah suku kata serta kata.
Jenis-jenis puisi lama adalah sebagai berikut; Gurindam, Pantun, Syair, Seloka, Karmina, Mantra,
Talibun
1. Gurindam
Gurindam adalah puisi Melayu Lama yang terdiri atas dua baris dalam sebait dengan irama
akhir yang sama yang isinya baris pertama berupa persoalan dan baris kedua berupa akibat dari
persoalan tersebut. Gurindam yang terkenal adalah Gurindam Dua Belas karangan Raja Ali Haji
yang terdiri atas dua belas pasal dan kedua belas pasal itu berisi nasihat tentang agama, budi
pekerti, pendidikan, moral, dan tingkah laku.

Aspek yang dianalisis dari gurindam adalah menentukan maksud/isi gurindam. Berikut contoh
gurindam beserta maksud/isinya.
Contoh :

Maksud/isi
Pasal Gurindam Maksud/isi

Pasal 2 Barang siapa meninggalkan sembahyang Orang yang tidak sembahyang


Seperti rumah tiada bertiang imannya tidak kuat.

Barang siapa meninggalkan zakat Orang yang tidak beramal maka


Tiadalah hartanya beroleh berkat hartanya tidak mendapat berkat.
Pasal 5 Jika hendak mengenal orang yang berilmu Jangan bosan untuk belajar pada
Bertanya dan belajar tiadalah jemu orang yang pandai.

Jika hendak mengenal orang yang berakal Kita dapat memperoleh manfaat jika
Di dalam dunia mengambil bekal bergaul dengan orang yang pandai
Pasal 6 Cahari olehmu akan sahabat Carilah teman yang dapat menghibur
Yang boleh dijadikan obat ketika susah.

Cahari olehmu akan guru Carilah guru yang bisa menyelesaikan


Yang boleh tahukan tiap seteru setiap masalah.

Makna yang terkandung dalam pasal pertama

“ Memberi nasihat tentang agama (religius) ”

Gurindam Makna
Nasihat tentang agama
Pasal 1
Barang siapa tiada memegang agama manusia harus memiliki agama karena agama sangat penting bagi
Sekali-kali tiada boleh dibilang nama kehidupan manusia, orang yang tidak mempunyai agama akan buta
arah menjalankan hidupnya.
Barang siapa mengenal yang empat Untuk mencapai kesempurnaan didalam menjalani hidup, manusia
Maka yaitulah orang yang ma’rifat harus mengenal empat zat yang menjadikan manusia mula-mula. 4
tersebut adalah syari’at, tarikat, hakikat dan makrifat.
Barang siapa mengenal Allah SWT Orang yang mengenal Allah SWT, harus melakukan perintah-Nya
Suruh dan tegaknya tiada ia menyalah dan menjauhi larangan-Nya, tidak akan melanggar aturannya.
55

Barang siapa mengenal diri Orang yang tidak beragama tidak akan memiliki identitas diri dan
Maka telah mengenal akan Tuhan yang tidak akan dekat dengan Allah SWT.
bahri
Barang siapa mengenal dunia Kita dapat mengetahui kebesaran Allah lewat manusia, makhluk
Tahulah ia barang yang terpedaya ciptaan-Nya yang paling sempurna. Manusia yang berorientasi pada
kebahagiaan atau hanya mencari kebahagiaan di dunia saja,
sebenarnya ia akan tertipu dan menyadarinya bahwa di dunia itu
hanya sesaat.
Barang siapa mengenal akhirat Di dunia ini kita hanya hidup sesaat, setelah kita wafat setiap
Tahulah ia dunia mudharat manusia akan dimintakan pertanggung jawabannya di akhirat nanti.

Pasal kedua (2) Gurindam 12


Makna yang terkandung dalam pasal kedua

“ Menceritakan tentang orang – orang yang meninggalkan Sembahyang, Puasa, Zakat, dan Haji
beserta akibatnya.”

Pasal ke 2 Makna
Barang siapa mengenal yang tersebut Semakin seorang dekat dan mengetahui tentang agamanya
Tahulah ia makna takut pasti manusia tersebut akan takut dan orang tersebut harus
menjalani Perintah-perintah-Nya dan wajib kita laksanakan
Barang siapa meninggalkan sembahyang Orang yang tidak sembahyang bagaikan rumah yang tidak
Seperti rumah tiada bertiang mempunyai tiang, shalat merupakan pegangan hidup.
Barang siapa meninggalkan puasa Orang yang meninggalkan ibadah puasa akan kehilangan
Tidaklah mendapat dua termasa dunia dan akhirat, berarti Allah tidak akan menjaga orang
itu.
Barang siapa meninggalkan zakat Harta dari orang yang tidak membayar zakat tidak diridhai
Tiadalah hartanya beroleh berkat oleh Allah. Itupun jika di dunia hidupnya senang apabila
tidak memberikan sebagian harta nya maka, hidupnya tidak
akan terasa senang.
Barang siapa meninggalkan haji Orang yang tidak naik haji (apalagi jika ia mampu) tidak
Tiadalah ia menyempurnakan janji menyempurnakan janjinya sebagai orang Islam.

Pasal Ketiga (3) Gurindam 12


Makna yang terkandung dalam pasal ketiga

“ tentang budi pekerti, yaitu menahan kata-kata yang tidak perlu dan makan seperlunya ”

Pasal 3 Makna
Apabila terpelihara mata Mata harus di pergunakan sebaik-baiknya jangan
Sedikitlah cita-cita sampai kita meliahat apa yang dilarang oleh allah
swt
Apabila terpelihara kuping Telinga harus dijauhkan dari segala macam
Khabar yang jahat tiadalah damping bentuk gunjingan dan hasutan
Apabila terpelihara lidah Orang yang menjaga omongannya akan
Niscaya dapat daripadanya faedah mendapatkan manfaat.
Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan Jangan mengambil barang yang bukan hak kita
Daripada segala berat dan ringan
Apabila perut terlalu penuh Nafsu harus dijaga supaya tidak melakukan
Keluarlah fi’il yang tidak senonoh perbuatan yang dilarang
Anggota tengah hendaklah ingat Hidup harus dijalani penuh semangat
Di situlah banyak orang yang hilang semangat
Hendaklah peliharakan kaki Jangan merugikan diri dengan melakukan hal-hal
Daripada berjalan yang membawa rugi yang mubajir dan maksiat. Melangkahlah dijalan
yang benar dan di ridhoi
56

Pasal keempat (4) Gurindam 12

Makna yang terkandung dalam pasal keempat

“tentang tabiat yang mulia, yang muncul dari hati (nurani) dan akal pikiran (budi) ”

Pasal 4 Makna
Hati itu kerajaan di dalam tubuh Jagalah hati dari perbuatan yang di larang oleh agama
Jikalau zalim segala anggota tubuh pun rubuh
Apabila dengki sudah bertanah Hati yang dengki hanya akan merugikan diri sendiri
Datanglah daripadanya beberapa anak panah
Mengumpat dam memuji hendaklah pikir Berbicara harus dipikir supaya tidak celaka karenanya
Di situlah banyak orang yang tergelincir

Pekerjaan marah jangan dibela Amarah adalah perbuatan sia-sia, jaga lah amarah kita
Nanti hilang akal di kepala
Jika sedikitpun berbuat bohong Orang yang pernah berbohong, sedikit apa pun
Boleh diumpamakan mulutnya itu pekung ustanya, akan terus tampak di mata orang lain
Tanda orang yang amat celaka Orang yang paling celaka adalah orang yang tidak
Aib dirinya tiada ia sangka menyadari kesalahannya sendiri sampai harus
dikatakan oleh orang lain
Bakhil jangan diberi singgah Sifat pelit akan menguras hartanya sendiri, berarti
Itulah perompak yang amat gagah dengan menjadi dermawan justru harta kita akan
bertambah
Barang siapa yang sudah besar Jagalah setiap perbuatan kita
Janganlah kelakuannya membuat kasar
Barang siapa perkataan kotor Kelakuan dan kata-kata hendaklah selalu halus dan
Mulutnya itu umpama ketor bersih.
Di manakah salah diri Jika kita berbuat kesalahan kita harus minta maaf
Jika tidak orang lain yang berperi
Pekerjaan takbur jangan direpih Jangan mengambil pekerjaan yang haram
Sebelum mati didapat juga sepih

Contoh soal UN:

1. Cermatilah gurindam berikut


Jika hendak mengenal orang mulia
Lihatlah kepada kelakuan dia
Maksud isi gurindam tersebut adalah . . .
A. Berekelakuan baik akan menjadikan kita banyak disukai di mana pun
B. Sebelum bertindak, lebih baik dipertimbangkan akibatnya
C. Seseorang yang disukai orang adalah yang berbahasa sopan dan santun
D. Anjuran memelihara perkataan yang akan diucapkan dan melakukan perbuatan
E. Baik buruknya kepribadian seseorang dapat dilihat dari tingkah lakunya
2. Cermati kutipan gurindam berikut!
Jika ilmu tiada sempurna

Tiada berapa ia berguna

Isi gurindam tersebut adalah ....


A. Kita harus belajar memaafkan kesalahan orang
B. Kita harus menuntut ilmu sampai tuntas agar berguna
C. Kita harus selalu menyampaikan ilmu kita kepada orang lain
D. Jangan mencari ilmu dari orang yang tidak jelas
E. Kalau ilmu kita sempurna, kita tidak boleh sombong
57

3. Cermati kutipan gurindam berikut!


Mengupat dan memuji hendaklah pikir
Di situ banyak orang yang tergelincir
Isi gurindam tersebut adalah.... .
A. Mencela dan memuji seseorang merupakan perbuatan yang dapat menjerumuskan diri kita.
B. Berpikirlah sebelum memuji dan mencela orang lain agar terhindar dari kesalahpahaman.
C. Mencela dan memuji merupakan dua perbuatan yang tidak dapat dipisahkan, dua sifat yang saling
berhubungan.
D. Tindakan mencela dan memuji selalu mengakibatkan penyesalan diri sendiri di kemudian hari.
E. Baik celaan maupun pujian tidak perlu kita pikirkan secara berlebihan karena tidak bermanfaat.
4. Cermati gurindam berikut!
Siapa menggemari silang sengketa
Kelaknya pasti berduka cita
Maksud isi gurindam tersebut adalah ....
A. gemar bersengketa akan saling berduka cita
B. senang bersengketa tanda ia sedang berduka cita
C. berduka cita pasti akan selalu mencari masalah
D. senang bersteru tidak akan merasa bahagia
E. sedang berduka cita tidak akan mencari seteru

2. Pantun
Pantun adalah puisi lama yang terdiri atas empat baris dengan dua baris pertama berupa
sampiran dan dua baris kedua berupa isi serta bersajak akhir ab-ab.
Dalam khasanah sastra Indonesia, puisi lama seperti mantra, bidal, talibun, seloka,
gurindam, dan pantun merupakan kesusastraan asli Indonesia, warisan dari kesusastraan Melayu. Dari
berbagai jenis puisi lama tersebut, yang sampai sekarang masih terus berkembang dan banyak
dinikmati adalah pantun. Seperti halnya ciri puisi lama yang lain, pantun pada awalnya digunakan
dalam acara adat atau upacara tradisi tertentu saja. Pantun pada saat itu tidak digunakan untuk hiburan
atau untuk mencari kesenangan semata. Pada perkembangan berikutnya, pantun banyak digunakan
sebagai hiburan. Bahkan seringkali kita mendengar pantun digunakan sebagai pelengkap dalam acara-
acara hiburan di televisi atau radio.
Pantun dapat digunakan untuk menyatakan segala macam perasaan dan curahan hati, baik
untuk menyatakan senang, sedih, cinta, benci, jenaka, maupun untuk menyatakan nasihat agama atau
adat. Oleh sebab itu ada pantun adat, pantun agama, pantun percintaan, pantun nasihat, pantun jenaka,
pantun teka-teki, dan lain-lain. Meskipun mengalami perkembangan, ciri khas pantun sebagai jenis
puisi lama sampai saat ini masih tetap dipertahankan seperti berikut ini.
1. Tiap bait terdiri atas empat baris.
2. Tiap-tiap baris terdiri atas 8 sampai 12 suku kata.
3. Sajaknya, sajak sengkelang berumus a–b–a–b.
4. Dua baris pertama merupakan sampiran, sedangkan dua baris terakhir merupakan isi.
Perhatikan contoh penulisan pantun berikut ini.
Kalau gugur gugurkan nangka (a)
Jangan ditimpa sicabang pauh (b)
Kalau tidur tidurkan mata (a)
Jangan dicintai orang yang jauh (b)

Sampiran berfungsi sebagai pengantar dalam menyatakan isi. Sebagai pengantar, penulisan sampiran ditekankan
pada bunyi dan irama yang dimungkinkan memiliki kesamaan dengan bunyi dan irama yang akan dinyatakan
pada isi. Makna kata dalam sampiran tidak ada korelasinya dengan makna kata pada isi.
Contoh :
Kayu cendana di atas batu
Sudah diikat dibawah pulang
Adat dunia memang begitu
Benda yang buruk memang terbuang
58

Jenis-jenis pantun beserta contohnya


Jenis pantun Contoh 12. Pantun berkait
1. Pantun Adat Lebat daun bunga tanjung
Berbau harum bunga cempaka Pantun berkait adalah pantun yang terdiri
Adat dijaga pusaka dijunjung atas beberapa bait, dan bait yang satu
Baru terpelihara adat pusaka
dengan bait yang lainnya sambung-
2. Pantun Agama Daun terap di atas dulang
menyambung. Baris kedua dan keempat
Anak udang mati dituba
Dalam kitab ada terlarang dari bait pertama dipakai kembali pada
Yang haram jangan dicoba garis pertama dan ketiga dari bait kedua.
3. Pantun Budi Biarlah orang bertanam buluh Contoh:
Mari kita bertanam padi
Biarlah orang bertanam musuh Beragam bunga terbit dari tangkainya
Mari kita menanam budi
Harumnya bikin elus beta punya hati
4. Pantun Jenaka Naik kebukit membeli lada
Lelah ini jiwa sekadar untuk meraba
Lada sebiji dibelah tujuh
Apanya sakit berbini janda Cinta tak kunjunglah jua beta rasai
Anak tiri boleh disuruh
5. Pantun Esa elang kedua belalang Harumnya bikin elus beta punya hati
Kepahlawanan Takkan kayu berbatang jerami Seakan takkan pernah tutup matanya
Esa hilang dua terbilang Cinta tak kunjunglah jua beta rasai
Takkan Melayu hilang di bumi Hancur batin ditumbuk nestapa
6. Pantun Kias Ayam sabung jangan dipaut
Jika ditambat kalah laganya
Asam digunung ikan di laut Seakan takkan pernah tutup matanya
Dalam belanga bertemu juga Terus tersenyum bunga tiada malu
7. Pantun Nasihat Parang ditetak kebatang sena Hancur batin ditumbuk nestapa
Belah buluh taruhlah temu Kotor hati jadi langsung mengguru
Barang dikerja takkan sempurna
Bila tak penuh menaruh ilmu Terus tersenyum bunga tiada malu
8. Pantun Anak kera di atas bukit
Karna memang di dunia itu tugasnya
Percintaan Dipanah oleh Indera Sakti
Dipandang muka senyum sedikit Kotor hati jadi langsung mengguru
Karena sama menaruh hati Beta jadi bingung mau jalan kemana
9. Pantun Berakit-rakit kehulu
Peribahasa Berenang-renang ke tepian Karna memang di dunia itu tugasnya
Bersakit-sakit dahulu Siap kalau ada rasa orang mau berbagi
Bersenang-senang kemudian Beta jadi bingung mau jalan kemana
10.Pantun Batang selasih mainan budak
Mampus beta punya hati dikoyak sepi
Perpisahan Berdaun sehelai dimakan kuda
Bercerai kasih bertalak tidak
Seribu tahun kembali juga Siap kalau ada rasa orang mau berbagi
11.Pantun teka-teki Kalau tuan muda teruna Bunga memang dikau itu pelipur lara
Pakai seluar dengan gayanya Mampus beta punya hati dikoyak sepi
Kalau tuan bijak laksana Teguk sempitnya hari beta kawan derita
Biji diluar apa buahnya

Contoh soal UN:


1. Cermati pantun berikut!
Banyaklah tikus di kebun ladang
Ambil racun tebarkan tuba
Wahai anak muda zaman sekarang
….
Larik yang tepat untuk melengkapi pantun tersebut adalah . . .
A. Mari kita selalu gembira
B. Janganlah gunda gulana
C. Yang haram jangan dicoba
D. Mengapa kamu bermuran durja
E. Kita pergi bersama-sama
59

2. Cermati pantun berikut!


Parang ditelak berbatang sena
Belah buluh taruhlah temu
Barang dikerja takkan sempurna,
............
Kalimat yang tepat untuk melangkapi pantun tersebut...
A. Tanpa doa mengiringi kerja
B. Bila ingin tak sepenuh hati
C. Bila tak penuh menaruh ilmu
D. Jika tak niat sunguh-sungguh
E. Kerjakanlah dengan senang hati
3. Cermati pantun berikut!
Angin bertiup kembangkan layar
Haluan menuju ke kota Medan
...............................................................
Siapkan diri untuk masa depan

Kalimat yang tepat untuk melengkapi pantun tersebut adalah ....


A. Rajin-rajinlah Anda bekerja
B. Dalam hidup terus berikrar
C. Dengan ayah jangan kurang ajar
D. Hendaklah hidup berikhtiar
E. Jauhkan diri dari setan

4. Bacalah pantun berikut!


Pantun 1 Pantun 2
Anak ayam turun sepuluh, Jika pandai bersiasat
Mati sati tinggal sembilan Akan pandai pula berburu
Tuntut ilmu bersungguh-sungguh Kita tentu akan selamat
Jangan sampai ketinggalan Jika patuhi perintah guru

Perbedaan isi pantun tersebut adalah ...


Pantun 1 Pantun 2
A. Mengajak kita menuntut ilmu Mengajak kita berburu
B. Berkisah tentang ayam Berkisah tentang guru
C. menyarankan memelihara ayam Mengajak untuk menuntut ilmu
D. Mengajak untuk menuntut ilmu Mengajak untuk mematuhi guru
E. Menyuruh kita bekerja Menyuruh kita berusaha
5. Cermati pantun berikut!
Di sini kosong di sana kosong,
tak ada batang tembakau.
Bukan saya berkata bohong,
....
Kalimat yang tepat untuk melengkapi pantun tersebut adalah ....
A. Semua teman memuji engkau
B. Mari kita bersenda gurau.
C. Sama-sama menjadi risau
D. Setiap saat ada yang pantau
E. Rajin-rajin menyebut engkau
60

3. Syair
Syair adalah salah satu puisi lama. Syair berasal dari Persia, dan dibawa masuk ke
Nusantara bersama dengan masuknya Islam ke Indonesia. Kata atau istilah Syair berasal dari
bahasa arab yaitu Syi'ir atau Syu'ur yang berarti "perasaan yang menyadari", kemudian kata
Syu'ur berkembang menjadi Syi'ru yang berarti puisi dalam pengetahuan umum.
Dalam perkembangannya syair tersebut mengalami perubahan dan modifikasi sehingga
menjadi khas Melayu, tidak lagi mengacu pada tradisi sastra syair negeri Arab. Penyair yang
berperan besar dalam membentuk syair khas Melayu adalah Hamzah Fansuri dengan karyanya,
antara lain:
Syair Perahu, Syair Burung Pingai, Syair Dagang, dan Syair Sidang Fakir.
Ciri-ciri syair antara lain :
1. Setiap bait terdiri dari empat baris.
2. Setiap baris terdiri atas 8-14 suku kata.
3. Bersajak a-a-a-a.
4. Semua baris adalah isi.
5. Bahasanya biasanya kiasan.
Menurut isinya syair dapat dibagi menjadi lima (5) golongan, sebagai berikut :
1. Syair Panji
Syair Panji menceritakan tentang keaadaan yang terjadi dalam istana dan keadaan orang-orang
yang berasal dari isana. Contoh syair panji adalah Syair Ken Tambuhan yang menceritakan
tentang seorang putri bernama Ken Tambuhan yang dijadikan persembahan kepada Sang Ratu
Kauripan.
2. Syair Romantis
Syair Romantis berisi tentang percintaan yang biasanya terdapat pada cerita alipur laram
hikayat, maupun cerita rakyat. Contoh syair romantis yakni Syair Bidasari yang menceritakan
tentang seorang putri raja yang telah dibuang ibunya. Setelah beberapa lama ia dicari Putra
Bangsawan (saudaranya) untuk bertemu dengan ibunya, Pertemuan pun terjadi dan akhirnya
Bidasari memaafkan ibunya, yang telah membuang dirinya.
3. Syair Kiasan
Syair Kiasan berisi tentang percintaan ikan, burung, bunga atau buah-buahan. Percintaan
tersebut merupakan kiasan atau sindiran terhadap peristiwa tertentu. Contoh syair kiasan
adalah Syair Burung Pungguk yang isinya menceritakan tentang percintaan yang gagal akibat
perbedaan pangkat, atau seperti perumpamaan "seperti pungguk merindukan bulan"
4. Syair Sejarah
Syair Sejarah adalah syair yang berdasarkan peristiwa sejarah. Sebagian besar syair sejarah
berisi tentang peperangan. Contoh syair sejarah adalah Syair Perang Mangkasar (dahulu
bernama Syair Sipelman), berisi tentang perang antara orang-orang Makassar dengan Belanda.
5. Syair Agama
Syair Agama merupakan syair terpenting. Syair agama dibagi menjadi empat yaitu: (a) syair sufi,
(b) syair tentang ajaran Islam, (c) syair riwayat cerita nabi, dan (d) syair nasihat.
Perlu kita ketahui, setiap syair pasti mengandung pesan tertentu. Pesan tersebut dapat kita
simpulkan setelah memahami isi sebuah syair. Contoh syair agama : Syair Perahu, Syair Dagang
Syair Kiamat, Bahr An-Nisa, Syair Takbir Mimpi, Syair Raksi
Contoh Syair sebagai berikut:

Syair Abdul Muluk


Berhentilah kisah raja Hindustan,
Tersebutlah pula suatu perkataan
Abdul Hamit syah padaku sultan,
Duduklah baginda bersuka-sukaan.

Abdul Muluk putra baginda,


Besarlah sudah bangsawan muda,
Cantik majelis usulnya syahdam
Tiga belas tahun umurnya ada.

Paras elok amat sempurna,


Petah menjelis bijak laksana,
Memberi hati bimbang gulana,
Kasih kepadanya mulya dan hina
61

Tema : "Syair Abdul Muluk" adalah kisah putra raja yang bijak. Pesan atau amanat hendaklah kita
menjadi orang yang bijak dan baik budi agar dicintai sesama. Syair ini termasuk Syair Panji.

Contoh soal UN
Cermati bait syair berikut!
Meski kami keras kepala
Kau coba dan berusaha
Demi ilmu yang berguna
Sampai kelak di akhirat
Perbaikan baris keempat syair tersebut adalah ...
A. Sampai masa tua menjelang
B. Sampai kami bisa mandiri
C. Demi ilmu yang berguna
D. Sampai kelak masa tua
E. Sampai kami bisa berhasil
4. Seloka
Seloka adalah pantun berkait atau pantun berantai. Contohnya terdapat pada jenis pantun yang ke-
12 di depan.
5. Karmina
Karmina adalah pantun yang terdiri atas dua baris, baris pertama sebagai sampiran dan
baris kedua sebagai isi.
Contoh;
Gendang gendut tali kecapai
Kenyang perut senanglah hati

Pinggan retak nasi tak ingin


Tuan tak hendak kami tak ingin
6. Mantra
Mantra adalah puisi lama yang keberadaannya dianggap memiliki kekuatan gaib
sebagaimana doa.
Contoh:
Sihir lontar pinang lontar
Terletak di ujung bumi
Setan buta jembalang tua
Aku sapa tidak berbunyi

7. Talibun
Talibun adalah pantun yang susunannya terdiri atas enam, delapan, atau sepuluh baris. Jika
enam baris maka 3 baris pertama sebagai sampiran dan tiga baris berikutnya sebagai isi
begitu pula talibun yang delapan baris dan sepuluh baris.
Contoh:
Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak beli
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari
Induk semang cari dahulu
62

b. Puisi Baru
Puisi baru adalah puisi adalah puisi yang tidak terikat dengan ketentuan-ketentuan
seperti jumlah bait, baris dan suku kata dan menggunakan bahasa Indonesia.
Jenis-jenis puisi baru
1. Puisi naratif yaitu puisi yang mengungkapkan cerita atau penjelasan penyair. Puisi
naratif terbagi atas dua jenis yaitu;
1) Balada adalah puisi yang berisi cerita tentang orang-orang perkasa atau
tokoh pujaan. Misalnya Balada Orang-Orang Tercinta, Balada Terbunuhnya
Atmokarpo, Balada Blues untuk Bonnie karya W.S. Rendra.
2) Romansa adalah jenis puisi cerita yang menggunakan bahasa romantik yang
berisi kisah percintaan dan diselingi perkelahian dan petualangan. Misalnya;
puisi Romance Perjalanan karya Kirdjomuljo yang mengisahkan petualangan
cinta tanah air.
2. Puisi lirik yaitu puisi yang berisi luapan batin individual penyairnya dengan segala
macam endapan pengalaman, sikap maupun suasana batin yang melingkupinya.
Puisi lirik terbagi atas beberapa jenis yaitu;
1) Elegi yaitu puisi yang mengungkapkan perasaan duka.
2) Serenada yaitu sajak percintaan yang dapat dinyanyikan.
3) Ode yaitu puisi yang berisi pujaan terhadap seseorang, hal, atau keadaan.
4) Himne adalah puisi yang berisi pujian kepada Tuhan, tanah air atau
pahlawan.
3. Puisi deskriptif yaitu puisi yang memberi kesan terhadap keadaan/peristiwa,
benda atau suasana yang dipandang menarik perhatiannya. Puisi deskriptif
terbagi atas beberapa jenis yaitu;
1) Satire yaitu puisi yang mengungkapkan perasaan ketidakpuasan penyair
terhadap suatu keadaan tetapi dengan cara menyindir atau menyatakan
keadaan sebaliknya.
2) Puisi kritik sosial yaitu puisi yang menyatakan ketidaksenangan penyair
terhadap keadaan atau terhadap diri seseorang tetapi dengan cara
membeberkan kepincangan atau ketidakberesan keadaan/orang tersebut.
Unsur-unsur yang dianalisis dalam puisi
1) Isi puisi yaitu makna yang terkandung dalam puisi.
2) Nada/suasana yaitu perasaan hati yang dirasakan baik penyair maupun pembaca dari isi puisi.
Misalnya; kedamaian, ketenangan, keheningan, kesepian, keromantisan, kedukaan, keramaian dan
lain-lain.
3) Tema yaitu gagasan sentral/gagasan pokok terciptanya suatu puisi. Misalnya; ketuhanan, kemelaratan,
kerinduan, keindahan, kemerdekaan dan sebagainya.
4) Pesan/amanat yaitu ajaran, nasihat, imbauan, harapan, larangan dan sebagainya yang ditangkap oleh
pembaca dari sebuah puisi.
5) Nilai yaitu nilai-nilai kehidupan yang terdapat dalam puisi. Misalnya; nilai agama, nilai kepahlawanan,
nilai sosial dan lain-lain.
6) Permajasan yaitu gaya bahasa yang digunakan dalam puisi. Misalnya; majas metafora, hiperbola,
personifikasi, sinisme dan lain-lain.
7) Pengimajian/pengindraan yaitu gambaran pancaindra yang membuat pembaca seolah-olah merasakan
sendiri seperti apa yang dirasakan oleh penulis seperti; melihat, mendengar, dan lain-lain. Misalnya;
kurasakan lembutnya hatimu ..., kudengar kelepak sayap kelelawar di malam hari serta rintikan hujan
yang ...
8) Pemadatan bahasa yaitu kata-kata yang panjang dipadatkan menjadi kata yang pendek. Misalnya;
sebuah kisah hidup yang panjang dibuat menjadi satu untaian puisi saja.
9) Pemakaian kata bermakna lambang/simbol yaitu kata-kata yang menyimbolkan makna tertentu.
Misalnya;
api melambangkan kemarahan, baja melambangkan kekuatan, hitam melambangkan kedukaan,
bunga melambangkan kecantikan dan lain-lain.
10) Irama/ritme yaitu penggunaan kata/kalimat yang dapat memperindah bunyi dalam puisi
(pengulangan bunyi, kata, frase, dan kalimat dalam puisi yang kesannya dapat memperindah puisi
tersebut). Misalnya;
Pagiku hilang sudah melayang
Hari mudaku telah pergi
Kini petang datang membayang
Batang usiaku sudah tinggi
63

Cuplikan puisi di atas terdapat pautan bunyi yang terasa indah. Baris pertama mempunyai pautan
bunyi dengan baris ketiga dan baris kedua mempunyai pautan bunyi dengan baris keempat. Puisi
tersebut juga mengandung pesan agar kita tidak menyia-nyiakan masa muda.
11) Tata wajah (tipografi) yaitu puisi yang ditulis menampilkan sebuah gambaran yang dapat mewakili
maksud tertentu. Misalnya; puisi dengan bentuk seperti pot, rumah, zig-zag dan lain-lain.
Catatan: Dalam sebuah puisi tidak semuanya unsur di atas ada sehingga setiap pertanyaan yang
berhubungan dengan puisi disajikan dalam beberapa cuplikan puisi yang berbeda-beda.
Contoh:

ANALISIS PUISI “DOA“KARYA CHAIRIL ANWAR

Doa
Tuhanku
Dalam termenung
Aku masih menyebut nama-Mu
Biar susah sungguh
Mengingat Kau penuh seluruh
Caya-Mu panas suci
Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
Di Pintu-Mu aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling

Analisis unsur intrinsik

b) Tema
Puisi di atas mengusung tentang ketuhanan. Dapat dibuktikan melaluibebrapa penggalan bait
diantaranya. Pertama, penggunaan kata sangat jelas dan tegas yang mengungapkan dan tertuju kepada
Tuhan. Kata “doa” merupakan sebuah tanda ketika hambanya berkomunikasi dengan Tuhannya,
penggunaan kata lainnya seperti, Tuhanku, nama-Mu, mengingat Kau, caya-Mu, di pintu-Mu.
c) Nada dan Suasana
Nada berarti sikap penyair dengan pembaca puisi. Suasana berarti menitik beratkan kepada pembaca
setelah membaca puisi Doa. Hubungan antara manusia dengan Tuhan dari puisi ini seolah mengajak
kita sebagai pembaca agar lebih dekat dengan Tuhannya karena semuanya akan kembali kepada-Nya.
Coba renungkan tentang arti hidup itu sendiri dengan diwakili dari puisi tersebut yaitu “pengembaraan
di negeri asing”.
c) Perasaan
Dalam puisi ”Doa” gambaran perasaan penyair adalah perasaan terharu dan rindu. Perasaan tersebut
tergambar melalui kata diantaranya kata : termenung, Aku hilang bentuk, menyebut nama-Mu,remuk,
Aku tak bisa berpaling
d) Amanat
Dari amanat ini dapat disesuaikan dengan tema yang diangkat dari puisi ”Doa” bahwa kehidupan ini
adalah sebuah perjuangan, berusahalah dan selalu berdoa kepada-Nya dapat diibaratkan kita hidup di
negeri asing dengan maksud, tanpa kita berusaha sendiri, dan tanpa diiringi doa, semuanya akan sia-sia
dan apa yang kita cita-citakan tidak akan bisa terwujud, hal ini dapat dijelaskan melalui bait terakhir
sebagai berikut:
Tuhanku,
Di Pintu-Mu Aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling
64

Analisis puisi “Aku Ingin” karya Sapardi Djoko Damono

1. Menentukan isi, suasana, dan tema puisi


Aku Ingin
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
(Cinta sejati itu tidak perlu dinyatakan dengan kata-kata yang berbunga-bunga)
dengan kata yang tak sempat diucapkan
(Cinta sejati kadang bersifat misterius)
kayu kepada api yang menjadikannya abu.
(Cinta antara kedua makhluk itu begitu sederhana dan luluh bersatu seperti
luluhnya kayu dalam api hingga menjadi abu)

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:


dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
(Cinta sejati tidak perlu isyarat-isyarat)
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.
(Hati kedua insan yang saling bertaut dan membuat keduanya lebur dan
musnah bersama dalam ketiadaan)
Sapardi Djoko Damono, 1994
- Suasana puisi di atas adalah haru dan romantis seperti yang tertera dalam larik pertama pada
bait pertama dan bait kedua.
- Tema puisi tersebut tentang percintaan
- Isi puisi tersebut adalah cinta itu tidak membutuhkan sesuatu yang muluk-muluk tetapi
begitu sederhana dan kalau sudah ada cinta antara dua insan maka dengan sendirinya hati
keduanya akan luluh dan menyatu.
Contoh soal UN
1. Perhatikan penggalan puisi berikut!
..........
Penderitaan mengalir
Dari parit-parit wajah rakyatku
Dari pagi sampai sore
Rakyat negeriku bergerak dengan lunglai
Menggapai-gapai
Menoleh ke kiri dan ke kanan
Di dalam usaha tak menentu
Di hari senja mereka menjadi onggakan sampah
Dan di malam hari mereka terpelanting ke lantai
Dan sukmanya berulah menjadi burung kondor
Nilai yang terkandung dalam puisi tersebut adalah.....
A. nilai sosial C. nilai budaya E. nilai moral
B. nilai kebangsaan D. nilai pendidikan
2. Cermati puisi berikut!
PadaMu Jua
.......
Engkau cemburu
Engkau ganas
Mangsa aku dalam cakarmu
Bertukar tangkap dengan lepas
Kata “cakar” dalam penggalan puisi tersebut melambangkan .....
A. ketajaman perasaan D. kemarahan Tuhan
B. keteguhan hati E. kekuasaan Tuhan
C. kekuasaan iman
65

3. Cermati puisi berikut!


Sepi di luar sepi menekan mendesak
Lurus kaku pepohonan. Tak bergerak
Sampai ke puncak sepi memangut
Segala menanti. Menanti. Menanti
Chairil Anwar
Tema puisi diatas adalah....
A. penantian seseorang D. pepohonan yang mati
B. penderitaan masyarakat E. perasaan diam di gunung
C. perasaan sepi seseorang

Cermati puisi beriku!


Cintaku Jauh di Pulau

Amboi! Jalan sudah bertahun kutempuh!


Perahu yang bersama ‘kan merapuh!
Mengapa ajal memanggilku dulu
Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku
Chairil Anwar
4. Suasana dalam puisi di atas adalah ....
A. sedih B. marah C. gembira D. kecewa E. senang
5. Makna kata perahu pada kutipan puisi di atas adalah .....
A. kehampaan C. kepercayaan E. kesedihan
B. kematian D. kehidupan

c. Puisi Kontenporer
Puisi Kontemporer adalah puisi masa kini yang bentuknya tidak terikat dan memiliki keunikan
tersendiri seperti pada penggunaan kata/kalimatnya, tipografinya, kekuatan maknanya dan sebagainya.
secara Seperti contohnya saja seperti puisi dari Danarto yang memulainya dengan kekuatan garis dalam
menciptakan sebuah karya puisi. Sedangkan puisi karangan Sutardji justru memulai dengan tidak
mempercayai kekuatan dari kata, tetapi dia mulai berpindah pada kekuatan dan eksistensi bunyinya. Penyair
puisi kontenporer seperti Sapardi Djoko Damono, Sutardji dan Danarto, Husni Jamaluddin, Hamid Jabar,
Noorca Marendra, Ibrahim Sattah, dan masih banyak lagi. Penyair-penyair sastra ini yang mencanangkan
puisi dengan bentuk yang ganjil dan aneh.
Ciri-ciri dari Puisi Kontemporer adalah;
1. Bebas menggunakan unsur bahasa baik daerah atau bahasa asing
2. Seringkali menggunakan kata-kata yang kurang santun, ejekan, kadang juga menggunakan kata-kata
makian yang kasar.
3. Terdapat pengulangan kata dan visualisasi huruf
4. Tata wajah atau tipografinya unik.
5. Membolak-balikan susunan kata-katanya sehingga sulit untuk dimengerti
6. Kata-kata yang digunakan sangat minim/sedikit
66

Contoh puisi kontenporer


Menganalisis puisi karya dari Sutardji CalzoumBachri yang berjudul "Tragedi Winka dan Sihka" sebagai
berikut :

Tragedi Winka dan Sihka

kawin
kawin
kawin
kawin
kawin
ka
win
ka
win
ka
win
ka
win
ka
winka
winka
winka
sihka
sihka
sihka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
sih
sih
sih
sih
sih
ka
Ku

Analisis Puisi “Tragedi Sihka dan Winka”


A. Unsur Intrinsik
 Makna Puisi
Puisi “Tragedi Sihka dan Winka” memang dimaksudkan untuk menggambarkan suatu
keadaan dalam kehidupan nyata. Kata kawin, kasih, winka, sihka, ka – win, dan ka – sih, adalah
tanda-tanda bermakna. Rachmat Joko Pradopo mengatakan “bila kata itu utuh, sempurna seperti
aslinya, maka arti dan maknanya sempurna. Bila kata-kata dibalik, maka maknanya pun terbalik,
berlawanan dengan kata aslinya”. Dari pernyataan tersebut, kita dapat menarik kesimpulan bahwa
dalam kata “kawin” terkandung konotasi makna kebahagiaan, sedangkan “winka” itu mengandung
kesengsaraan. Kawin adalah persatuan, sebaliknya winka adalah perceraian. Kasih itu berarti cinta,
sedangkan sihka itu kebencian. Kawin dan kasih adalah kebahagiaan, sedangkan winka dan sihka
adalah kesengsaraan. Bila kawin dan kasih menjadi winka dan sihka, maka itulah tragedi
kehidupan. Demikian pula dengan tipografinya yang menggambarkan jalan pengalaman berliku dan
penuh bahaya.
Setelah membaca puisi Tragedi Sihka dan Winka yang menampilkan kata kasih dan kawin,
hal yang dapat kita pahami adalah bagaimana rasa kasih sayang dapat menyatukan berbagai
macam budaya dalam tali perkawinan. Sepatutnya kita berusaha menjaga rasa kasih sayang
tersebut agar tidak patah, agar tidak berubah menjadi benci, agar tidak timbul berbagai macam
tragedi serta jalan kehidupan yang berkelok-kelok dan menyengsarakan. Kasih sayang bukan sebab
utama adanya perkawinan. Namun tanpa adanya kasih sayang, tidak akan ada perkawinan yang
indah. Dengan menjaga rasa kasih sayang sesama manusia, bukan hanya perkawinan yang
terselamatkan, namun seluruh aspek kehidupan manusia turut terjalin indah.
67

 Diksi
Diksi yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya.
Dalam puisi Tragedi Winka dan Sihka hanya dapat ditemui empat suku kata: ka, win, sih, dan Ku.
Dengan keempat suku kata tersebut, terbentuklah delapan kata: kawin, winka, sihka, ka, win, sih,
dan Ku yang beberapa di antaranya merupakan kata-kata baru hasil pembebasan kata oleh Sutardji
yang dalam hal ini adalah dengan membiarkan kata membolak-balikkan dirinya dan alhasil tentu
saja tidak akan kita temukan kata tersebut jika kita mencarinya di kamus dan kata baru tersebut
pun memiliki makna tersendiri. Dan logika pemaknaannya dimungkinkan sebagai berikut: ketika
sebuah kata utuh, sempurna seperti aslinya, maka arti dan maknanya pun sempurna. Bila kata-kata
dibalik, maka maknanya pun terbalik, berlawanan dengan arti kata aslinya. Contohnya, kata Tuhan
kalau dibalik menjadi hantu, artinya berlawanan. Tuhan itu sesembahan manusia, hantu itu musuh
manusia. Tuhan itu Maha Pengasih, hantu itu jahat. Dalam kata “kawin” terkandung konotasi
kebahagiaan, sedangkan “winka” itu mengandung makna kesengsaraan. “Kawin” adalah persatuan,
sebaliknya “winka” adalah perceraian. “Kasih” itu berarti cinta, sedangkan “sihka” kebencian. Bila
“kawin” dan “kasih” menjadi “winka” dan “sihka” itu adalah tragedi kehidupan. Targedi mulai
terjadi ketika “kawin” dan “kasih” yang karena suatu ujian hidup dan sebagainya tidak bisa
dipertahankan lagi hingga berubah menjadi winka dan sihka (perceraian dan kebencian) dan
terpecah menjadi sih – sih, kata tak bermakna, yang menunjukkan hidup menjadi sia-sia belaka.
Cobaan itu kembali datang yang benar-benar memisahkan antara ka dan sih. Keduanya benar-
benar hidup sendiri yang akhirnya perkawinan tersebut berujung pada sebuah kematian.
 Pengimajian
Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan indera penglihatan,
pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji
penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca
seakan-akan melihat, mendengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair.
Pada puisi ini, pengulangan kata “kawin” dari baris pertama hingga kelima lalu dilanjutkan baris
selanjutnya masing-masing ka, win, ka, win dan seterusnya menunjukkan pada kita akan sebuah
perjalanan kehidupan yang berawal dari sebuah perkawinan.
 Bahasa figuratif
Bahasa figuratif adalah bahasa yang digunakan penyair untuk mengatakan sesuatu dengan cara
yang tidak biasa, yaitu dengan secara tidak langsung mengungkapkan makna. Kata atau bahasanya
bermakna kias atau makna lambang. Namun, dalam puisi Tragedi Winka dan Sihka ini tampaknya
tidaklah mengandung bahasa figuratif. Sebaliknya, untuk mengatakan sesuatu dengan cara yang
tidak biasa, pengarang membolak-balikkan kata sehingga tersiratlah suatu makna tersendiri sesuai
dengan yang diungkapkan oleh pengarang sendiri bahwa ia ingin “membebaskan kata”.
Menurutnya, kata-kata dapat menciptakan, menemukan kemauan, dan bermain dengan dirinya
sendiri dan terciptalah suatu kreativitas, salah satu caranya dengan membalik suatu kata.

 Tipografi
Tipografi merupakan aspek bentuk visual puisi yang berkaitan dengan tata hubungan dan tata
baris. Halaman tidak dipenuhi kata-kata hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf
kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap
puisi. Tipografi puisi Tragedi Winka dan Sihka ini adalah bentuk zig-zag. Bentuk zig-zag tersebut
merupakan tanda ikonik yang menggambarkan jalan yang berlika-liku. Dalam puisi ini juga terlihat
adanya gelombang sangat tajam, tidak melengkung tapi langsung turun miring kekanan dan kekiri
dengan begitu tajamnya. Maka, dengan tipografi demikian tersebut, puisi ini memiliki makna
perjalanan sebuah perkawinan yang tidak mulus, tetapi penuh dengan liku-liku dan marabahaya.
Kehidupan dalam puisi ini sangat tragis dan jika jatuh dalam sebuah masalah maka akan sangat
jatuh dengan begitu tajamnya. Jika dilihat dari tingkatan kemiringannya, sangat terlihat bahwa
masalah yang dialami tokoh semakin lama semakin sulit. Bentuk gelombang tajam ini menunjukkan
pasang surutnya kehidupan.
 Tema
Tema merupakan gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair. Tema puisi ini adalah perjalanan
hidup yang sengsara, penuh lika-liku, dan marabahaya.
 Perasaan
Dalam menciptakan puisi, suasana perasaan penyair ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati
oleh pembaca. Untuk mengungkapkan tema yang sama, penyair yang satu dengan perasaan yang
berbeda dari penyair lainnya, sehingga hasil puisi yang diciptakan berbeda pula.
68

 Nada dan Suasana


Nada yaitu sikap penyair kepada pembaca, sedangkan suasana adalah keadaan jiwa pembaca
setelah membaca puisi itu atau akibat psikologis yang ditimbulkan puisi itu terhadap pembaca.
Nada dan suasana puisi saling berhubungan karena nada puisi menimbulkan suasana terhadap
pembacanya. Nada dan suasana yang tercipta dalam puisi ini adalah kecarut-marutan kehidupan
dan perasaan serta kesengsaraan.
 Amanat
Amanat yang hendak disampaikan oleh penyair dapat ditelaah setelah memahami tema, rasa, nada
puisi itu. Tujuan atau amanat merupakan hal yang mendorong penyair untuk menciptakan
puisinya. Amanat tersirat di balik kata-kata yang disusun, dan juga berada di balik tema yang
diungkapkan. Amanat yang dapat dipetik dari puisi Tragedi Winka dan Sihka yaitu bahwa
kehidupan ini tidak akan pernah sama. Roda akan selalu berputar, terkadang berada di atas
terkadang di bawah. Kehidupan ini tidak akan selalu senang tapi juga susah, dan bergantung
bagaimana cara kita menyikapinya.

B. UnsurEkstrinsik
 Biografi Sutardji Calzoum Bachri
Sutardji Calzoum Bachri (lahir di Rengat, Indragiri Hulu, 24 Juni1941; umur 73 tahun)
adalah pujanggaIndonesia terkemuka. Setelah lulus SMA Sutardji Calzoum Bachri melanjutkan
studinya ke Fakultas Sosial Politik Jurusan Administrasi Negara, Universitas Padjadjaran, Bandung.
Pada mulanya Sutardji Calzoum Bachri mulai menulis dalam surat kabar dan mingguan di Bandung,
kemudian sajak-sajaknyai dimuat dalam majalah Horison dan Budaya Jaya serta ruang kebudayaan
Sinar Harapan dan Berita Buana.
Dari sajak-sajaknya itu Sutardji memperlihatkan dirinya sebagai pembaharu perpuisian
Indonesia. Terutama karena konsepsinya tentang kata yang hendak dibebaskan dari kungkungan
pengertian dan dikembalikannya pada fungsi kata seperti dalam mantra.
Pada musim panas 1974, Sutardji Calzoum Bachri mengikuti Poetry Reading International di
Rotterdam. Kemudian ia mengikuti seminar International Writing Program di Iowa City, Amerika
Serikat dari Oktober 1974 sampai April 1975. Sutardji juga memperkenalkan cara baru yang unik
dan memikat dalam pembacaan puisi di Indonesia.
Sejumlah sajaknya telah diterjemahkan Harry Aveling ke dalam bahasa Inggris dan
diterbitkan dalam antologi Arjuna in Meditation (Calcutta, India), Writing from the World (Amerika
Serikat), Westerly Review (Australia) dan dalam dua antologi berbahasa Belanda: Dichters in
Rotterdam (Rotterdamse Kunststichting, 1975) dan Ik wil nog duizend jaar leven, negen moderne
Indonesische dichters (1979). Pada tahun 1979, Sutardji dianugerah hadiah South East Asia Writer
Awards atas prestasinya dalam sastra di Bangkok, Thailand.
O Amuk Kapak merupakan penerbitan yang lengkap sajak-sajak Calzoum Bachri dari
periode penulisan 1966 sampai 1979. Tiga kumpulan sajak itu mencerminkan secara jelas
pembaharuan yang dilakukannya terhadap puisi Indonesia modern.

Simaklah puisi berjudul “Solitude” berikut karangan Sutardji Calzoum Bachri

Solitude
yang paling mawar
yang paling duri
yang paling sayap
yang paling bumi
yang paling pisau
yang paling risau
yang paling nancap
yang paling dekap
samping yang paling
Kau!

(O, Amuk, Kapak, 1981


69

Puisi di atas tidak menggunakan kata-kata yang banyak. Bahasanya sederhana seperti yang
kita kenal sehari-hari. Pengarang tidak suka menggunakan kata-kata atau bahasa yang terlalu
muluk. Itulah ciri puisi kontenporer yang terdapat dalam puisi tersebut. Berikut analisisnya.
Puisi di atas bertemakan “Kesepian” (solitude artinya kesepian).
Penyair menyebutkan beberapa hal yang paling yaitu mawar, duri, sayap, bumi, pisau, risau, nancap.
Kedelapan hal yang dinyatakan penyair sebagai yang paling itu menunjukkan hal yang
menyenangkan dan hal yang tidak menyenangkan. Hal-hal yang menyenangkan adalah mawar,
sayap, bumi, dan dekap sedangkan hal yang tidak menyenangkan adalah duri, pisau, risau, dan
nancap. Semuanya dilambangkan dengan kata-kata tersebut.
Mawar melambangkan perasaan bahagia
Sayap melambangkan hal yang diimpikan penyair
Bumi melambangkan hal yang nyata dalam kehidupan penyair
Dekap melambangkan hal yang akrab dengan diri penyair

Duri melambangkan yang paling menyakitkan


Pisau melambangkan luka hati karena tidak memahami dirinya
Risau melambangkan kegelisahan
Nancap melambangkan kecewa yang dalam

Jadi, hal-hal yang menyenangkan itu untuk menyatakan Tuhan yang paling membahagiakan,
yang paling diimpikan, yang paling nyata dalam diri penyair, dan yang paling dekat dengan penyair.
Namun, ternyata Tuhan sulit dijangkau dengan pikiran manusia atau rahasia Tuhan yang sulit
diketahui sehingga dilambangkan dengan yang paling menyakitkan, melukai hati, kegelisahan dan
mengecewakan.
Contoh soal UN
Cermati puisi berikut!
Belajar Mengetik Sepuluh Jari!

Langit langit langit langit langit langit langit langit langit langit
Langit langit langit langit langit langit langit langit langit langit
Langit langit langit langit langit langit langit langit langit langit
Langit langit langit langit langit langit langit langit langit langit
hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
uuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu
jjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj
aaaaaaaaaaaaaaaaa aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa

n n n n n n n n n nnn aku kebasahan, aku kedinginan n n n n n n n n n n

Ciri yang menonjol dalam puisi kontenporer tersebut adalah ….


A. bunyi dan simbol-simbol
B. idiom-idiom dan tipografi
C. pengulangan kata dan visual huruf
D. unsur bunyi dan simbol-simbol
E. ungkapan dan tipografi
70

MENULIS PUISI

Langkah-langkah menulis puisi

Setelah mengetahui pengertian serta unsur pembangun puisi, sekarang kita akan membahas
bagaimana langkah-langkah membuat puisi. Mungkin banyak yang berpikiran bahwa sepertinya membuat
puisi itu mudah, namun pada nyatanya banyak yang harus diperhatikan agar puisi itu sendiri menarik saat
dibaca dan mudah dipahami oleh pembaca. Lalu, bagaimana cara membuat puisi yang baik dan benar?
Berikut langkah-langkah menulis puisi.
1. Tentukan Tema dan Judul
Pertama, pilihlah satu tema yang kita inginkan sebagai acuan dalam membuat puisi agar puisi kita
lebih menarik. Tema puisi ada banyak sekali. Jadi, sebisa mungkin pilihlah tema yang benar-benar
menarik. Setelah menentukan tema, langkah selanjutnya adalah menentukan judul yang berpacu pada
tema. Misalnya saja kita menentukan temanya, yaitu kesetiaan.
2. Menentukan Kata Kunci
Setelah menentukan tema, langkah-langkah menulis puisi selanjutnya adalah menentukan kata
kunci dan kemudian mengembangkan kata tersebut. Jika kamu telah menemukan tema,
misalnya tadi kesetiaan, maka selanjutnya adalah menemukan kata kunci yang berkaitan
dengan keabadian tersebut. Apabila sudah dirasa cukup untuk memulai membuat puisi, maka
kamu tinggal mengembangkannya dalam sebuah kalimat atau larik puisi. Misalnya satu kata
kunci digunakan untuk satu larik. Atau bisa saja, satu kata kunci kemudian dikembangkan
menjadi satu bait.
3. Menggunakan Gaya Bahasa
Langkah menulis puisi selanjutnya adalah dengan menggunakan gaya bahasa. Salah satunya
adalah dengan majas misalnya majas perbandingan atau majas metafora misalnya.
4. Kembangkan Puisi Seindah Mungkin
Selanjutnya adalah mengembangkan semua langkah di atas menjadi puisi yang indah. Susun
kata-kata, larik-larik puisi menjadi bait-bait. Kembangkanlah menjadi satu puisi yang utuh
dan bermakna. Kamu harus ingat bahwa puisi bukanlah sebuah artikel. Tulisan yang kamu
buat untuk puisi harus ringkas, padat, sekaligus indah. Pilihlah kata yang sesuai yang
mewakili unsur keindahan sekaligus makna yang padat.
Ingatlah tiga hal yang berkaitan dengan kata dan larik dalam menulis puisi, yaitu:
 Kata adalah satuan rangkaian bunyi yang ritmis atau indah, atau yang merdu
 Makna kata bisa menimbulkan banyak tafsir
 Mengandung imajinasi mendalam tentang hal yang dibicarakan
71

MEMBACA RESENSI
I. Pengertian resensi
a. Resensi adalah pertimbangan atau pembicaraan (ulasan) buku atau tulisan
mengenai nilai sebuah hasil karya atau buku.
b. Resensi adalah suatu bahasan yang berisi komentar ataupun penilaian terhadap
kualitas, kelebihan atau kelemahan suatu buku.
Orang yang melakukan resensi disebut rensensator.

II. Karya-karya yang diresensi adalah buku (fiksi dan nonfiksi), drama/film.
III. Unsur-unsur resensi
1. Identitas buku yang meliputi : judul buku, jenis buku (fiksi atau nonfiksi), nama
pengarang, penerbit, cetakan, tahun terbit, tebal buku, harga buku (bila ada)
2. Kepengarangan yaitu isi ringkas tentang latar belakang pengarang beserta karya-
karya yang pernah dihasilkan.
3. Sinopsis yaitu isi ringkas buku misalnya kalau buku fiksi biasanya mengetengahkan
tentang hal-hal yang berhubungan dengan unsur-unsur sastra seperti tokoh dan
watak, konflik, latar, alur, amanat, tema dan lain-lain sedangkan jika buku nonfiksi
biasanya mengetengahkan isi ringkas tiap babnya.
4. Kelemahan dan keunggulan buku yaitu penulis resensi (resensator)
mengemukakan segi kelemahan/kekurangan buku tersebut dan segi
keunggulan/kelebihan buku tersebut.
Hal-hal yang dikomentari dari kekurangan dan kelebihan buku adalah:
a. Kualitas isi buku/mutu sebuah buku bagi pembaca.
b. Penggunaan bahasa (diksi/pilihan kata) dan gaya bahasa.
c. Format dan struktur pengkajian (desain dan sistematika isi buku)
d. Manfaat buku bagi pembaca (apabila buku yang diresensi itu fiksi maka nilai-
nilai apakah yang dapat dipetik pembaca setelah membaca buku tersebut)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menemukan kelemahan dan
kelebihan buku adalah:
1. Menemukan kelebihan buku: isi kelebihan buku bisa tersurat dan bisa
tersirat. Yang tersurat biasanya ditandai dengan kata-kata kunci seperti;
buku ini menarik, hal yang menarik, sangat bagus, patut diacungi
jempol, layak dibaca, harus diakui, sangat dinikmati oleh pembaca dan
kata-kata lainnya yang menunjukan kelebihan buku.
2. Menemukan kelemahan buku: isi kelemahan buku juga ada yang tersurat dan
ada yang tersirat. Yang tersurat biasanya ditandai dengan kata-kata kunci
seperti;
bahasanya berbelit-belit, kurang menarik, sukar ditangkap oleh
pembaca, pilihan katanya terlalu kedaerahan/keinggrisan, terdapat
banyak pengulangan dan kata-kata lainnya yang menunjukkan
kelemahan buku.

5. Kesimpulan yang isinya berupa imbauan layak atau tidaknya buku tersebut
dibaca biasanya berisi imbauan, ajakan, atau larangan kepada pembaca apakah
buku tersebut pantas dibaca atau tidak.

Catatan : Unsur-unsur tersebut biasanya menyebar di dalam sinopsis kecuali


identitas buku yang berdiri sendiri pada bagian awal resensi.
72

6. Contoh teks resensi :


Resensi Buku
Judul buku : Harimau! Harimau!
Jenis buku : Fiksi
Pengarang : Mochtar Lubis
Penerbit : Pustaka Jaya, Jakarta
Tahun : 1975
Tebal buku : 216 halaman

Novel ini mengambil setting di rimba Sumatra. Bagian pertama novel ini melukiskan
suasana tipografi hutan di Sumatra. Kemudian, pengarang memunculkan tujuh orang
pendamar yang memulai perjalanannya pulang ke kampung. Ketujuh orang itu terdiri atas
seorang pemimpin yang bernama Wak Katok. Enam orang lainnya adalah orang sebaya dan
seorang pemuda bernama Buyung. Jalan cerita dimulai dengan adanya teror dari seekor
harimau tua yang menguntit perjalanan pulang mereka. Teror harimau itu menimbulkan
kepanikan ketujuh pendamar itu (pencari damar). Satu per satu di antara ketujuh pendamar
diterkam harimau. Harimau itu menerkam orang-orang yang menanggung dosa. Bayang-
bayang ketakutan itu menimbulkan berbagai konflik sosiologis, psikis, dan moral. Akhirnya,
harimau itu berhasil dibunuh oleh tokoh Buyung. Akan tetapi, muncul kenyataan baru
karena ternyata masih ada “harimau” yang lebih berbahaya, yaitu Wak Katok, pemimpin
mereka. Pemimpin mereka yang tiran, sakti, idealis, dan ditakuti oleh masyarakat di
kampungnya itu ternyata hanya seorang pengecut dan penuh kepalsuan. Watak Wak Katok
itu tampak pada setiap saat ia ketakutan menghadapi harimau yang mengintai kelompok
pendamar itu.
Dalam novelnya ini, Mochtar Lubis menekankan makna simbolik. Teror harimau yang
kelaparan dan selalu memangsa para pendamar itu sebagai simbol yang menunjukkan
kebuasan seorang pemimpin. Berdasarkan hal itu, jelaslah bahwa Mochtar Lubis bermaksud
melukiskan kondisi sosial politik Indonesia pada masa itu. Pengarang tampak sekali
mengkritik pemimpin yang kehilangan gagah, keras, tetapi kenyataannya pengecut dan
mementingkan diri sendiri. Sifat-sifat pemimpin itu dapat diketahui dari gambaran
perwatakan Wak Katok.
Tokoh Buyung merupakan gambaran simbolik kaum muda Indonesia. Buyung adalah
tokoh yang masih muda, bersemangat, idealis, dan tidak materialistis. Ia selalu
mempertahankan idealismenya. Pengarang tampak berdiri pada posisi tokoh ini. Kecaman
pengarang terhadap para pemimpin dapat dilihat pada kalimat yang terdapat pada halaman
214. Setiap orang wajib melawan kezaliman di mana pun juga kezaliman itu berada.
Salahlah bagi orang yang mementingkan diri dan berpura-pura menutup mata
terhadap kezaliman yang menimpa orang lain. ... besar kecilnya kezaliman itu, ada dan tidak
adanya kezaliman tidak boleh diukur dengan jauh dekatnya kezaliman yang terjadi dari diri
seseorang. Manusia di mana pun juga di dunia ini harus mencintai sesama manusia dan
untuk menjadi manusia haruslah seseorang terlebih dahulu membunuh harimau di dalam
dirinya. Kalimat tersebut ternyata merupakan tema pokok novel ini.
Mochtar Lubis, sebagai pengarang yang berpengalaman, mampu menghidupkan jalan
cerita dan membangunkan suasana misteri hutan dan raja rimba yang menakutkan banyak
orang. Alur cerita novel ini muda diikuti sehingga menggiring pembaca untuk menekuni
ketegangan yang terus memuncak. Pada Bab I sampai Bab II, lukisan cerita terasa seperti
cerita anak-anak. Akan tetapi, pada Bab II jalan cerita memasuki suasana tegang. Suasana ini
terus memuncak pada Bab V sampai bab terakhir, yaitu Bab VII.
Dalam karyanya itu pengarang tampak memaksakan tujuan penulisan, yaitu kritik
sosial dan politik pada pemimpin bangsa pada zaman itu. Pengarang memasukan pikiran-
pikirannya pada tiap tokoh cerita yang tentu saja kurang mendukung penalaran cerita. Cara
berpikir orang-orang desa seperti pada para pendamar itu seharusnya berbeda dengan
orang kota atau penulis. Dalam hal ini pengarang sering memasukan pesan-pesan yang
disampaikan melalui dialog para tokohnya. Dialog seperti itu tidak sesuai dengan setting
tempat dan perwatakan tokoh-tokoh cerita yang tentu saja bukan dari golongan
berpendidikan.
Terlepas dari kekurangan yang ada, hadirnya novel Harimau! Harimau! menambah
perbendaharaan novel Indonesia. Novel ini teramat sayang jika kita lewatkan begitu saja.
Novel ini merupakan sumbangan yang sangat berguna bagi dunia sastra Indonesia dan
tidak berlebihan apabila buku ini pernah terpilih sebagai Buku Remaja Terbaik oleh
Kementerian P dan K pada tahun 1970-an.
73

Berdasarkan teks resensi di atas berikut analisis identitas buku, kepengarangan, isi,
keunggulan, kelemahan serta kesimpulan yang terdapat dalam resensi tersebut.

1. Identitas buku:
Judul buku : Harimau! Harimau!
Jenis buku : Fiksi
Pengarang : Mochtar Lubis
Penerbit : Pustaka Jaya, Jakarta
Tahun : 1975
Tebal buku : 216 halaman

2. Kepengarangan : novel Harimau! Harimau! dikarang oleh Mochtar Lubis


3. Isi resensi tersebut adalah mengisahkan tentang novel Harimau! Harimau! yang
mengambil setting di rimba Sumatra beserta tokoh dan penokohannya yang
disimbolkan dengan harimau dan beberapa orang pencari damar (terdapat pada
paragraf pertama).
4. Keunggulan novel Harimau! Harimau! terdapat pada kalimat;
 Mochtar Lubis, sebagai pengarang yang berpengalaman, mampu
menghidupkan jalan cerita dan membangunkan suasana misteri hutan dan
raja rimba yang menakutkan banyak orang.
 Alur cerita novel ini muda diikuti sehingga menggiring pembaca untuk
menekuni ketegangan yang terus memuncak. (alur ceritanya bagus)
 Terlepas dari kekurangan yang ada, hadirnya novel Harimau! Harimau!
menambah perbendaharaan novel Indonesia.
 Novel ini merupakan sumbangan yang sangat berguna bagi dunia sastra
Indonesia dan tidak berlebihan apabila buku ini pernah terpilih sebagai Buku
Remaja Terbaik oleh Kementerian P dan K pada tahun 1970-an.
5. Kekurangan atau kelemahan novel tersebut terdapat pada kalimat;
 Dalam karyanya itu pengarang tampak memaksakan tujuan penulisan, yaitu
kritik sosial dan politik pada pemimpin bangsa pada zaman itu.
 Pengarang memasukan pikiran-pikirannya pada tiap tokoh cerita yang tentu
saja kurang mendukung penalaran cerita. Cara berpikir orang-orang desa
seperti pada para pendamar itu seharusnya berbeda dengan orang kota atau
penulis.
 Dalam hal ini pengarang sering memasukan pesan-pesan yang disampaikan
melalui dialog para tokohnya. Dialog seperti itu tidak sesuai dengan setting
tempat dan perwatakan tokoh-tokoh cerita yang tentu saja bukan dari
golongan berpendidikan.
6. Kesimpulan resensi tersebut adalah;
 Terlepas dari kekurangan yang ada, hadirnya novel Harimau! Harimau!
menambah perbendaharaan novel Indonesia. Novel ini teramat sayang jika
kita lewatkan begitu saja. Novel ini merupakan sumbangan yang sangat
berguna bagi dunia sastra Indonesia dan tidak berlebihan apabila buku ini
pernah terpilih sebagai Buku Remaja Terbaik oleh Kementerian P dan K pada
tahun 1970-an.

Kaidah kebahasaan teks resensi


1) Banyak menggunakan konjungsi penerang seperti bahwa, yakni, yaitu, adalah, ialah.
2) Banyak menggunakan konjungsi penyebaban seperti sebab, karena, oleh karena itu,
oleh sebab itu.
3) Menggunakan pernyataan-pernyataan yang berupa saran atau rekomendasi.
74

MENYUSUN IKHTISAR BUKU


Pada awal semester gurumu telah menyampaikan kewajiban kamu untuk membaca buku
fiksi dan nonfiksi, bukan? Setelah selesai mempelajari teks hikayat, gurumu akan menagih
laporan hasil buku yaitu menyusun ikhtisar. Yang perlu kamu pahami adalah pengertian
rangkuman agar dapat memahami pengertian ikhtisar dengan baik. Rangkuman adalah hasil dari
kegiatan merangkum atau suatu hasil dari kegiatan meringkas suatu uraian yang lebih singkat
dengan perbandingan secara proposional antara bagian yang dirangkum dengan rangkumannya.
Untuk memahaminya, kalian perlu mengetahui dahulu bagian-bagian secara umum buku.
Bagian-bagian tersebut di antaranya ialah sampul depan, kata pengantar, daftar isi, penyajian isi,
daftar pustaka, indeks, glosarium, dan biodata penulis.

Langkah-langkah Membuat Rangkuman


1) Harus membaca uraian asli pengarang sampai tuntas agar memperoleh gambaran atau
kesan umum dan sudut pandang pengarang. Pembacaan hendaklah dilakukan secara
saksama dan diulang sampai dua atau tiga kali untuk dapat memahami isi bacaan secara
utuh.
2) Perangkum membaca kembali bacaan yang akan dirangkum dengan membuat catatan
pikiran utama atau menandai pikiran utama setiap uraian untuk setiap bagian atau setiap
paragraf.
3) Dengan berpedoman hasil catatan, perangkum mulai membuat rangkuman dan
menyusun kalimat-kalimat yang bertolak dari hasil catatan dengan menggunakan bahasa
perangkum sendiri. Apabila perangkum merasa ada yang kurang sesuai, perangkum
dapat membuka kembali bacaan yang akan dirangkum.
4) Perangkum perlu membaca kembali hasil rangkuman dan mengadakan perbaikan
apabila dirasa ada kalimat yang kurang koheren.
5) Perangkum perlu menulis kembali hasil rangkumannya berdasarkan hasil perbaikan dan
memastikan bahwa rangkuman yang dihasilkan lebih pendek dibanding dengan bacaan
yang dirangkum.

Contoh:

Identitas Buku yang Dibaca


Judul :
Pengarang :
Penerbit, kota terbit, dan tahun terbit :

Bagian Buku Pokok Isi Informasi


Bab 1
Bab 2
dan seterusnya
Berdasarkan pokok-pokok informasi yang telah kamu temukan di atas, rangkaikanlah
pokok-pokok informasi tersebut dengan menggunakan konjungsi yang tepat sehingga
menjadi teks yang utuh.
75

TATA EJAAN
Macam-macam tata ejaan di antaranya adalah :
1. Penulisan huruf yaitu penulisan huruf besar atau huruf kapital, dan penulisan huruf miring.
2. Penulisan kata yaitu penulisan kata dasar, kata turunan, kata ulang, gabungan kata, kata ganti, kata
depan, kata sandang, dan partikel.
3. Penulisan tanda baca yaitu tanda titik, koma, seru, tanya, titik dua, titik koma, tanda hubung.
Penulisan Huruf
A. Penulisan huruf besar atau huruf kapital

Fungsi huruf besar/huruf kapital Contoh


Huruf besar atau huruf
kapital dipakai sebagai :
1. huruf pertama kata awal kalimat  Kita harus bekerja keras.
 Selamat pagi.
2. huruf pertama petikan langsung  Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”
 “Berilah dompetmu!” kata penjahat itu.
3. huruf pertama ungkapan yang  nama-nama agama; Katolik, Islam, Hindu, Budha, Protestan
berhubungan dengan hal-hal  nama-nama kitab suci; Injil, Weda Tripitaka, Alquran
keagamaan , kitab suci, nama  nama Tuhan; Allah, Bapa, Yesus Kristus, Isah, Bunda Maria
Tuhan, termasuk kata ganti untuk  kata ganti untuk Tuhan; Tuhanku kepada-Mu, Terpujilah
Tuhan nama-Nya, Engkau Yang Mahatahu dan seterusnya.
4. huruf pertama gelar kehormatan,  gelar kehormatan; Sultan Hamengku Buwono
keturunan, dan keagamaan yang  gelar keturunan; Mahaputra Yamin, Raja Ali Haji
diikuti nama orang.  gelar keagamaan; Nabi Ibrahim, Haji Agus Salim
5. huruf pertama nama jabatan, dan  nama jabatan; Gubernur Frans Leburaya, Presiden Susilo
pangkat yang diikuti nama orang Bambang Yudoyono
 nama pangkat; Brigadir Jenderal Ahmad Yani
6. huruf pertama nama orang  Amir Hamzah, Dewi Sartika
7. huruf pertama nama bangsa, suku,  bangsa Indonesia, bangsa Amerika
dan bahasa  suku Dayak, suku Madura
 bahasa Jawa, bahasa Belanda
8. huruf pertama nama hari, bulan,  Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu
tahun, hari raya, dan peristiwa  Januari, Februari dan seterusnya
sejarah  tahun Saka, tahun Hijriah
 Perang Salib, Proklamasi Kemerdekaan
9. huruf pertama nama khas dalam  Asia Tenggara, Bukit Barisan, Danau Toba, Gunung Kelud,
geografi Selat Malaka, Teluk Banggala.
10. huruf pertama nama resmi badan,  Majelis Permusawaratan Rakyat
lembaga pemerintah dan  Departemen Kehutanan
ketatanegaraan, instansi serta  Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga
nama dokumen resmi  SMAK Regina Pacis Bajawa
11. huruf pertama dalam penulisan  Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma
judul karangan dan nama-nama  Pelajaran Ekonomi untuk Sekolah Lanjutan Atas
semua kata di dalam nama buku,  Sengsara Membawa Nikmat
majalah, dan surat kabar kecuali  Fungsi Tanaman Jahe bagi Kesehatan
kata/ partikel, seperti di, ke, dari,  Peranan Orang Tua dalam Membentuk Karakter Anak
yang, bagi, terhadap, dengan,  Upaya Melestarikan Lingkungan dengan Menanam Seribu
untuk, dan, bahwa yang tidak Pohon
terletak pada posisi awal
12. huruf pertama dalam singkatan  Dr. Maya Romantir
nama gelar dan sapaan yang diikuti  Prof. Dr. Ali Sadiki
dengan nama orang  Drs. Yohanes Husen
 Lidia Ayutia, S.E.
 Dominggus Siu, S.Pd.
 Ny. Sonia
 Tn. Biantoro
 Sdr. Emilia Waroka
13. huruf pertama kata penunjuk  Itu apa, Bu?
hubungan kekerabatan seperti  Surat Saudara sudah saya terima.
bapak, ibu, saudara, kakak, adik,  Bagaimana pendapat Anda?
dan paman yang dipakai sebagai  Silahkan duduk, Dik!
kata ganti atau sapaan.
76

B. Penulisan huruf miring


Fungsi huruf miring Contoh
Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk:
1. menuliskan nama buku, majalah, dan  majalah Bahasa dan Kesusastraan
surat kabar yang dikutip dalam  surat kabar Suara Karya
karangan termasuk judul buku di dalam  roman Siti Nurbaya karangan Mara Rusli
daftar pustaka.  Sirait, Budiman. 1996. Kiat Menjual Mobil. Padang:
Intimedia Persada.
2. menegaskan atau mengkhususkan  Buatlah kalimat dengan kata berlepas tangan!
huruf, bagian kata, atau kelompok kata  Huruf akhir kata abad adalah d bukan t.
3. menuliskan kata nama-nama ilmiah,  Buah manggis nama ilmiahnya adalah gracinia
atau kata-kata asing kecuali yang telah mangostana.
disesuaikan ejaannya  Politik devide et impera pernah merajalela di Indonesia.
C. Penulisan Tanda Baca
 Aturan umum

1. Tanda tanya (?), tanda titik (.), tanda titk koma (;), tanda titik dua (:), dan tanda seru (!), ditulis rapat (tanpa
spasi) dengan huruf akhir dengan kata yang mendahuluinya dan diberi spasi dengan kata yang sesudahnya.
2. Tanda petik ganda (“), tanda petik tunggal (‘), dan tanda kurung (()) masing-masing diketik rapat dengan kata,
frase, atau kalimat yand diapit.
3. Tanda hubung (-), tanda pisah (–), dan garis miring (/) masing-masing diketik rapat dengan huruf yang
mendahului dan yang mengikutinya.
4. Tanda hitungan, seperti: sama dengan (=), tambah (+), kurang (-), kali (x), bagi (:), lebih kecil (<), lebih besar
(>) ditulis dengan jarak satu spasi dengan huruf yang mendahului dan mengikutinya.

 Aturan khusus
No Fungsi tanda baca Contoh
TANDA TITIK
1. Tanda baca titik (.) digunakan untuk mengakhiri kalimat Hakikat pendidikan adalah memanusiakan
yang bukan berupa kalimat tanya atau kalimat seruan. manusia.
2. Tanda baca titik (.) digunakan di belakang angka atau huruf Pembahasan
dalam suatu bagan, ikhtisar atau daftar. Lampiran 2. Calon jamaah haji
3. Tanda baca titik (.) digunakan untuk memisahkan angka pukul 01.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20
jam, menit, dan detik yang menunjukan jangka waktu. detik)
4. Tanda baca titik (.) digunakan diantara nama penulis, judul Lesatariningrum, Dwi. 1989. Teknik Menjahit.
tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya dan tanda Malang: Intan.
seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
TANDA KOMA
1. Tanda baca koma (,) digunakan di antara unsur-unsur dalam Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
suatu perincian.
2. Tanda baca koma (,) digunakan di antara kalimat yang Semua pergi, tetapi dia tidak.
merupakan hubungan pertentangan. Dia bukan kakakku, melainkan adikku.
3. Tanda baca koma (,) digunakan di antara kalimat yang Jika hari ini tidak hujan, saya akan datang.
merupakan hubungan syarat.
4. Tanda baca koma (,) digunakan untuk memisahkan anak Jika ia bertobat, saya akan memaafkannya.
kalimat jika anak kalimatnya itu mendahului induk
kalimatnya.
5. Tanda baca koma (,) digunakan di belakang ungkapan Dia malas belajar. Oleh karena itu, dia tidak
penghubung antar kalimat yang terdapat pada awal kalimat naik kelas.
seperti kata oleh karena itu, tetapi, namun, jadi, dengan
demikian, maka dari itu, oleh sebab itu.
6. Tanda baca koma (,) digunakan untuk memenggal subjek Gubernur NTT, Frans Leburaya, akan
dan keterangan subjek. mengunjungi Bajawa.
TANDA TITIK KOMA
1. Digunakan untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang Matahari hampir terbenam; sinarnya yang
sejenis atau setara. kemerah-merahan; memantul di atas permukaan
laut; indah sekali pemandangan ketika itu.
2. Digunakan untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam Sore itu kami sekeluarga sibuk dengan
suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata pekerjaan masing-masing. Ayah sedang
penghubung. membaca koran; ibu menjahit baju; saya asyik
membersihkan taman di depan rumah.
77

TANDA TITIK DUA


1. Digunakan sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan Ketua : Ahmad Wijaya,
perincian. Sekretaris : Imam Tantowi
Bendahara: Siti Khotijah
2. Digunakan di antara jilid atau nomor dan halaman, di antara Tempo, I (1971). 34:7
bab dan ayat di dalam kitab suci, di antara judul dan sub Surat Yasin:19
judul, serta nama kata dan penerbit buku acuan. Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur
Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit.
TANDA HUBUNG
1. Digunakan untuk merangkaikan se-dengan kata berikutnya Se-Indonesia
yang di dimulai dengan huruf capital, ke- dengan angka, hadiah ke-2
angka dengan- an, singkatan berhuruf kapital dengan tahun 50-an
imbuhan atau kata, dan nama jabatan rangkap. Menteri-Sekretaris-Negara
sinar-X
2. Digunakan untuk merangkai bahasa Indonesia dengan di-smash, di-drill, mem-beckup, di-carge
bahasa asing.
TANDA PISAH
1. Tanda pisah (–) digunakan di antara dua bilangan atau 1920–1945
tanggal dengan arti “sampai ke“ atau “sampai dengan”. Tanggal 15—10 April 19970
Penulisan tanda baca pisah (–)dinyatakan dengan dua buah (Samsudin), 1999:25—34
tanda hubung tanpa spasi sebelum dan sesudahnya. Samsudin (1999:25—34)
TANDA PETIK
Kata Toto,”Saya juga berpuasa.”
1. Tanda petik digunakan untuk mengakhiri petikan langsung . “Hakikat pendidikan adalah memanusiakan
manusia”(Imran,1998)
TANDA PETIK TUNGGAL
Mastery Learning ‘belajar tuntas’
Tanda ini digunakan untuk mengapit makna, terjemahan, Reformasi ‘perubahan’
dan penjelasan kata atau ungkapan asing. Keplicuk ‘dalam Bahasa Indonesia disebut
terkilir’
Islami ‘bernuansa islam’

D. Menulis Kata Ganti


Penulisan kata ganti ku, kau, mu, nya
1. Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Contoh : Apa yang kumiliki, boleh kauambil.
2. Kata ganti ku, mu, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh : Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di dalam lemariku.
Menulis Kata Depan
Kata depan terdiri atas kata di, ke, dari ditulis pisah dengan kata yang mengikutinya, kecuali di dalam gabungan kata yang
sudah dianggap sebagai satu kata seperti kepada, daripada dan keluar.
Contoh : di rumah, ke rumah, dari rumah, di tempat, ke tempat, dari tempat dan seterusnya.
Menulis Kata Sandang
Kata sandang terdiri dari kata si dan sang.
Contoh : sang kancil, sang bunda, sang pahlawan, si penipu, si botak, si tuyul dan lain-lain.
Menulis Gabungan Kata
Menulis gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus, maka kata-kata itu ditulis serangkai.
Contoh :
- mem + beri + tahu + kan = memberitahukan
- memper + tanggung + jawab + kan = mempertanggungjawabkan
78

Anda mungkin juga menyukai