Anda di halaman 1dari 3

BAHASA INDONESIA KELAS X SEMESTER GENAP

RANGKUMAN MATERI PUISI

BAB 6
BERKARYA DAN BEREKSPRESI MELALUI PUISI

1. Pengertian Puisi
a. Puisi adalah suatu karya sastra tertulis dimana isinya merupakan ungkapan perasaan
seorang penyair dengan menggunakan bahasa yang bermakna semantis serta
mengandung irama, rima, dan ritma dalam penyusunan larik dan baitnya.
b. Puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang banyak disukai karena disajikan dalam
bahasa yang indah dan sifatnya yang imajinatif

2. Mengidentifikasi Komponen Penting dalam Puisi

Setelah mengetahui mengenai pengertian puisi, mari kita mulai mengidentifikasi


komponen penting puisi. Memahami materi ini sangat penting untuk membantu pemahaman
materi selanjutnya yaitu mendemontrasikan puisi dan menulis puisi. Terdapat tiga
komponen penting puisi yang perlu dipahami, berikut ini penjelasannya :
a. Menentukan Suasana Puisi,
Ketika mendengar lagu pastilah kamu akan merasakan suatu perasaan baik sedih,
bahagia, kecewa, gelisah, marah, dan perasaan lainnya. Perasaan tersebut tercipta bukan
hanya karena musik lagu tersebut saja, tetapi juga lirik lagu. Sama halnya ketika sedang
membaca sebuah puisi, kamu juga akan mendapat sebuah perasaan tersebut. Perasaan
itulah yang disebut suasana puisi. Lebih sederhananya, suasana puisi merupakan keadaan
jiwa atau psikologis pembaca setelah membaca puisi. Setiap judul puisi akan
mengakibatkan suasana puisi yang berbeda ketika dibaca. Hal tersebut karena ada ruh
yang ditaruh oleh penyair, sehingga membuat perasaan pembaca larut dan menimbulkan
suasana puisi.
b. Menentukan Tema Puisi
Semua karya sastra pastilah memiliki tema, contohnya adalah puisi. Tema ini merupakan
gagasan pokok atau ide pokok yang mendasari terciptanya sebuah puisi. Jenis tema
beragam, mulai tema agama, kemanusiaan, cinta-kasih, budaya, kritik sosial, dan
sebagainya. Sehingga, tak salah jika tema dapat dikatakan sebagai inti permasalahan yang
ingin disampaikan penyair kepada pembaca. Nah, untuk menentukan tema, pembaca
harus mengamati diksi-diksi yang sering keluar dalam puisi yang diidentifikasi. Diksi-
diksi itulah yang dapat menjadi kata kunci karena membawa kita ke tema. Misalnya,
tema cinta pastilah diksi-diksi yang digunakan tidak jauh dari cinta dan konotasinya, dan
seterusnya.
c. Menentukan Makna Puisi
Makna atau juga biasa dikenal dengan amanat merupakan pesan yang disampaikan
penulis puisi pada pembaca. Pesan tersebut dapat tersirat maupun tersurat. Tentu saja,
setiap pembaca akan menemukan makna yang sama ataupun berbeda dengan pembaca
lain. Hal tersebut karena setiap pembaca bebas untuk mengapresiasi atau menafsirkan
makna puisi sendiri-sendiri. Makna atau pesan tersebut dapat ditemukan lebih dari satu
oleh setiap pembaca akan menemukan jumlah makna puisi berbeda dengan yang lain.
Itulah materi mengenai mengidentifikasi komponen puisi.

3. Unsur-Unsur Puisi
Suatu puisi dibentuk oleh struktur batin dan struktur fisik yang ada di dalamnya sehingga
menjadi satu kesatuan. Adapun unsur-unsur dalam puisi adalah sebagai berikut:

a. Struktur Batin
Struktur batin puisi disebut juga sebagai hakikat suatu puisi, yang terdiri dari beberapa
hal, seperti;

1. Tema/ Makna (sense)


Ini adalah unsur utama dalam puisi karena dapat menjelaskan makna yang ingin
disampaikan oleh seorang penyair dimana medianya berupa bahasa.
2. Rasa (feeling)
Ini adalah sikap sang penyair terhadap suatu masalah yang diungkapkan dalam puisi.
Pada umumnya, ungkapan rasa ini sangat berkaitan dengan latar belakang sang
penyair, misalnya agama, pendidikan, kelas sosial, jenis kelamin, pengalaman sosial,
dan lain-lain.

3. Nada (tone)
Nada merupakan sikap seorang penyair terhadap audiensnya serta sangat berkaitan
dengan makna dan rasa. Melalui nada, seorang penyair dapat menyampaikan suatu
puisi dengan nada mendikte, menggurui, memandang rendah, dan sikap lainnya
terhadap audiens.

4. Tujuan (intention)
Tujuan/ maksud/ amanat adalah suatu pesan yang ingin disampaikan oleh sang penyair
kepada audiensnya.

b. Struktur Fisik
Struktur fisik suatu puisi disebut juga dengan metode penyampaian hakikat suatu puisi,
yang terdiri dari beberapa hal berikut ini;

1. Perwajahan Puisi (tipografi)


Tipografi adalah bentuk format suatu puisi, seperti pengaturan baris, tepi kanan-kiri,
halaman yang tidak dipenuhi kata-kata. Perwajahan puisi ini sangat berpengaruh pada
pemaknaan isi puisi itu sendiri.

2. Diksi
Diksi adalah pemilihan kata yang dilakukan oleh seorang penyair dalam
mengungkapkan puisinya sehingga didapatkan efek sesuai dengan yang diinginkan.
Pemilihan kata pada puisi sangat berkaitan dengan makna yang ingin disampaikan
oleh penyair.

3. Imaji
Imaji adalah susunan kata dalam puisi yang bisa mengungkapkan pengalaman indrawi
sang penyair (pendengaran, penglihatan, dan perasaan) sehingga dapat mempengaruhi
audiens seolah-olah merasakan yang dialami sang penyair.

4. Kata Konkret
Kata konkret adalah bentuk kata yang bisa ditangkap oleh indera manusia sehingga
menimbulkan imaji. Kata-kata yang digunakan umumnya berbentuk kiasan
(imajinatif), misalnya penggunaan kata “salju” untuk menjelaskan kebekuan jiwa.

5. Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah penggunaan bahasa yang bisa menimbulkan efek dan konotasi
tertentu dengan bahasa figuratif sehingga mengandung banyak makna. Gaya bahasa ini
disebut juga dengan majas (metafora, ironi, repetisi, pleonasme, dan lain-lain).

6. Rima/ Irama
Irama/ rima adalah adanya persamaan bunyi dalam penyampaian puisi, baik di awal,
tengah, maupun di akhir puisi.

4. Ada beberapa hal yg harus diperhatikan ketika membaca puisi:


1. Penjiwaan/Ekspresi
a. Ekspresi adalah pernyataan perasaan hasil penjiwaan puisi.

Penjiwaan berkaitan dengan suasana hati yang bisa dilihat dari warna suara atau
bahasa tubuh si pembaca akibat dari pemaknaannya terhadap puisi tersebut. Puisi
yang berisi patriotisme misalnya penjiwaannya penuh dengan semangat pada saat
puisi itu dibacakan.

2. Vokal
Suara dalam membaca puisi adalah intonasi. Intonasi meliputi nada(tinggi-rendahnya
suara), tempo (panjang-pendeknya suara), tekanan (keras-lembutnya suara), dan jeda
(lama-sebentarnya penghentian suara).
Hal-hal yg berkaitan dengan vokal:
• Artikulasi (kejelasan ucapan)
• Intonasi (tinggi-rendahnya suara)
• Irama: panjang-pendeknya, keras-lembutnya,lambat-cepatnya, atau tinggi-
rendahnya suara.
3. Gerak
Gerak bisa dibagi menjadi 2 macam:
1. Mimik (raut wajah)
2. Kinesik adalah gerakan anggota tubuh (gesture)

Gerakan dalam membaca puisi berarti mengikuti nada dan suasana pembaca puisi sesuai
isi puisinya. Puisi yang sedih misalnya, nah puisi itu harus kita bawakan dengan raut
wajah atau mimik yang sedih dan gesture yang mendayu dayu atau lambut.

Agar pembaca bisa membaca puisi dengan baik maka perhatikanlah langkah langkahnya:
1. Memilih dan menentukan puisi yang yang akan di baca
2. Membaca dalam hati
3. Menafsirkan isi dan suasananya
4. Menentukan jeda

4. Penampilan
Salah satu faktor keberhasilan seseorang membaca puisi adalah kepribadian atau
performance di atas pentas. Usahakan terkesan tenang, tak gelisah, tak gugup,
berwibawa dan meyakinkan (tidak demam panggung).

5. Kesesuaian isi puisi yg dibacakan:


Membaca puisi adalah bentuk kegiatan mengungkapkan kembali isi puisinya.
Pengungkapan yang dilakukan oleh si pembaca harus sesuai dengan makna puisi. Maka
dari itu agar si pembaca dapat mengungkapkan puisinya dengan tepat dia harus mengerti
dulu apa isi dari puisi tersebut. Hal hal yang harus diperhatikan adalah perasaan dan
pikiran si pengarang serta suasana yang tercipta di dalam puisinya.

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengungkapkan perasaan, pikiran,
dan suasama hati saat membaca puisi:

a. Memahami sikap pengarang terhadap masalah yang diungkapkan (perasaan


pengarang).
Caranya adalah dengan memahami sikap pengarangnya tentang sesuatu yang
diungkapkan misalnya, dalam mengungkapkan masalah pengemis pasti penyair akan
memiliki sikap yang berbeda beda. Ada yang benci, kecewa, kasihan,dan lain lain.
Sikap itu akan tercermin di larik larik puisinya.

b. Memahami sikap pengarang terhadap pembaca (nada puisi). Ketika pengarang


sedang membuat puisi mereka mempunyai sikap yang berbed-beda terhadap para
pembaca atau calon pembacanya misalnya, bersifat menggurui, mengejek,
menasihati, menyindir, santai atau hanya menceritakan sesuatu.
Sikap itu akhirnya menjadi pengaruh kejiwaan akibat psikologis pembacanya yang
berbeda beda. Contoh: jika bernada duka, mengakibatkan suasana iba atau kasihan.
Jika bernada kritik mengakibatkan suasana sikap berontak. Jika bernada ketuhanan
maka akan bersuasana khusyuk dan lain lain. Nah kalau begitu pembaca perlu
memahami hal-hal tersebut agar memiliki sikap yang sesuai dengan suasana
puisinya.

Anda mungkin juga menyukai