Anda di halaman 1dari 19

X MIPA 7

● Alfira Dhafia R. (02) ● Naila Adinda (25)

● Disa Nur Latifah (06) ● Riverza Marviansyah (30)

● Fatkhurokhman (10) ● Pangeran Mochamad S. (28)

● Jasmine Fakhira P. F. (15) ● Syadza Adzra H. (34)

● M. Hafidz Nur I. (21)


Pengertian Teater Tradisional
Dalam hal teater tradisional atau juga dikenal dengan
istilah “teater daerah” merupakan suatu bentuk
pertunjukan dimana para pesertanya berasal dari
daerah setempat dengan cerita yang bersumber dari
kisah-kisah yang sejak dulu telah berakar dan
dirasakan sebagai milik sendiri oleh setiap masyarakat
yang hidup di lingkungan tersebut, misalnya mitos atau
legenda dari daerah itu.

Dalam teater tradisional, segala sesuatunya disesuaikan


dengan kondisi adat istiadat, diolah sesuai dengan
keadaan sosial masyarakat, serta struktur geografis
masing-masing daerah. Teater tradisional memiliki ciri-
ciri yang spesifik kedaerahan dan menggambarkan
kebudayaan lingkungannya.
Jenis-Jenis
TeaterTradisional
Beberapa contoh teater tradisional yang
berkembang dalam masyarakat Indonesia:

WAYANG LUDRUK

Boneka tiruan orang Seni teater tradisional


yang terbuat dari (teater rakyat) dari
OPERA LENONG
pahatan kulit atau kayu TARI JAWA Jawa Timur yang
dan sebagainya yang menggunakan
Drama tari yang Teater rakyat Betawi yang
dapat dimanfaatkan bahasa Jawa
dialognya berupa KETOPRAK diiringi musik Gambang
untuk memerankan tokoh Timuran yang amat
nyanyian Jawa. Selain Kromong. Ciri khas : adanya
dalam pertunjukan drama Tetaer rakyat yang amat kental. Ludruk
ada tari, didalamnya interaksi pemain dan
tradisional (Bali, Jawa, populer di wilayah budaya terdapat di Surabaya,
terdapat tembang yang penonton. Macam :
Sunda, dan sebagainya). Jawa (Yogyakarta, Jawa Mojokerto, Jambang,
dinyanyikan saat menari. 1. Lenong deres : lenong
Jenis Wayang: Wayang Tengah, dan Jawa Timur). dan Malang.
Contoh : Langendriyan, yang membawakan cerita
kulit,Wayang golek, Biasanya memainkan cerita klasik (kehidupan
Langen Kusuma
Wayang klitik, Wayang lama dgn iringan musik bangsawan masa lalu)
Banjaran Sari dan
gedhong, Wayang beber gamelan yang disertai 2. Lenong preman : lenong
Langen Mandra Wanara.
dengan tarian tarian atau yang membawakan cerita
tembang. sehari hari.
JENIS WAYANG

a. Wayang kulit
- Pertunjukan teater yang digerakkan oleh tangkai yang terdapat di dalam tubuh dan tangan
boneka wayang yang berbentuk pipih.
b. Wayang golek
- Wayang yang berbentuk golekan/boneka kayu yang dipakaikan baju dan perlengkapan lainnya.
c. Wayang klitik
- Wayang yang bentuknya pipih seperti wayang kulit, tetapi terbuat dari bahan kayu.
d. Wayang gedhong
- Berbentuk seperti wayang kulit purwa. Perbedaannya terletak pada bentuk lukisan kostum yang
terdapat dalam tokoh wayang.
e. Wayang beber
- Bukan berwujud wayang, melainkan gambar diatas lembaran kulit. Setiap lembar berisi 4
gambar mirip cerita bergambar/komik. Gambar tersebut digelar/dibeberkan ketika dalang
menceritakan kisah tokoh tokohnya (Panji Asmarabangun, dan Dewi Sekartaji) yang diiringi
gamelan minimalis.
Peran Dalam Teater
Peran merupakan sarana utama dalam sebuah lakon karena dengan adanya peran, maka bisa timbul konflik.
Dalam teater, peran dapat dibagi sesuai dengan motivasi-motivasi yang diberikan oleh penulis lakon.
Motivasi-motivasi inilah yang dapat melahirkan suatu perbuatan peran. Peran-peran tersebut antara lain:

Protagonis Antagonis

Protagonis adalah peran utama yang merupakan pusat Antagonis adalah peran lawan dari protagonis, tetapi tidak
atau sentral dari cerita. Protagonis merupakan tokoh selalu berarti tokoh jahat. Tokoh antagonis biasanya memiliki
baik, pandangan seperti ini adalah pandangan yang watak yang kuat dan kontradiktif terhadap tokoh protagonis.
kurang tepat. Protagonis adalah tokoh yang Oleh karena itu, dalam lakon, tokoh antagonis sering kali
menggerakkan alur. Ia menentukan jalannya cerita. Oleh menjadi musuh protagonis yang menyebabkan terjadinya
karena itu, protagonis tidak selalu menjadi tokoh baik. konflik atau pertikaian.

Deutragonis

Deutragonis adalah tokoh lain yang berada di pihak


tokoh protagonis. Deutragonis bisa terdiri atas satu
tokoh atau lebih yang ikut mendukung menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi oleh tokoh protagonis.
Foil

Foil merupakan peran


yang tidak secara
langsung terlibat dalam
konflik yang terjadi,
tetapi ia diperlukan
untuk menyelesaikan
Tritagonis Utility
cerita. Biasanya, foil
berpihak pada tokoh
Tritagonis merupakan antagonis. Utility adalah peran
peran penengah yang pembantu untuk
bertugas menjadi mendukung rangkaian
pendamai atau cerita dan kesinambungan
perantara protagonis dramatik. Utility bisa terdiri
dan antagonis dari satu tokoh, beberapa
tokoh, atau sekelompok
orang. Biasanya tokoh ini
mewakili jiwa penulis.
Teknik Bermain Peran Dalam Teater
1. Teknik muncul
Suatu teknik seorang atau aktor ketika pertama kali memasuki sebuah pentas lakon untuk memainkan
perannya.

2. Teknik memberi isi


Menurut W.S Rendra (1982), teknik memberi isi adalah cara untuk menonjolkan emosi dan pikiran
dibalik kalimat yang diucapkan dan dibalik perbuatan perbuatan yang dilakukan didalam
pementasan. Teknik ini bisa dimainkan dengan tiga cara yaitu tekanan dinamik, tekanan nada, dan
tekanan tempo.

3. Teknik Pengembangan
Hampir sama seperti teknik memberi isi tetapi metode yang digunakan berbeda.Teknik pengembangan
bisa dilakulan dengan teknik pengembangan pengucapan dan teknik pengembangan jasmani.
Teknik ini pengucapan dilakukan dengan menaikkan volume suara , tinggi nada suara, kecepatan
tempo suara atau sebaliknya.Teknik membina puncak puncak.

4. Teknik membina puncak puncak


Teknik yang dilakukan pemeran terhadap jalannya pementasan lakon.Teknik ini dilakukan pemeran
untuk menuju klimaks.Teknik ini bisa dilakukan dengan menahan intensitas emosi , menahan
reaksi, gabungan, kerja sama antar pemain, penempatan pemain.
5.Teknik timing
Teknik untuk menjaga ketepatan waktu antara aksi tubuh dan ucapan atau
ketepatan antara gerak tubuh dan dialog yang diucapkan.

6. Teknik penonjolan
Teknik penonjolan merupakan teknik memilih bagian bagian yang perlu mendapat
perhatian untuk ditonjolkan.Teknik ini berfungsi untuk menyampaikan pesan moral
atau visi misi dari penulis lakon.

7. Teknik pengulangan
Teknik bermain peran dengan cara mengulang ulang latihan yang sedang dilakukan
sampai menemukan suatu teknik yang pas.

8. Teknik improvisasi
Teknik dasar permainan tanpa persiapan atau bersifat spontan.Teknik ini berguna
untuk mengasah kepekaan seorang peran dalam mengatasi suatu masalah yang
timbul pada saat pementasan
Tahap Perencanaan Pementasan Teater

Menentukan lakon adalah memilih naskah untuk dipentaskan yang sesuai dengan situasi, dan waktu latihan
Menetukan Lakon para pemain. Hal yang dapat dipertimbangkan untuk menentukan naskah adalah mampu dipentaskan oleh
01 suluruh anggota terutama sutradara.

Menganalisis lakon adalah tugas sutradara dimana ia harus mempelajari naskah lebih dalam agar dapat
02 Analisis Lakon mengetahui apa yang dikehendakkan oleh pengarang naskah tersebut, dan agar bisa mendapat feel yang lebih
dalam ketika dipentaskan.

Pemilihan pemain/casting adalah menentukan pemain berasarkan naskah yang ingin


03 Memilih Pemain dipentaskan. Casting dapat dibagi menjadi 5 macam:

○ casting berdasarkan dengan kecakapan.

○ casting berdasarkan dengan tipe.

○ casting berdasarkan dengan fisik pemain atau pertentangan watak.

○ casting berdasarkan dengan kesamaan emosi dan tempramen.

○ casting berdasarkan dengan terapi.


Bentuk dan gaya pementasan membingkai keseluruhan dari penampilan pementasan
Menentukan Bentuk
04 berdasarkan naskah dan anilisis dari sutradara.
& Gaya Pementasan

Blocking atau memblok adalah pembentukan sikap tubuh seluruh aktor diatas panggung, dengan cara
05 Blocking membelakangi penontonnya. Blocking dapat diartikan sebagai berpindahnya suatu area ke area yang
lainya.

Selanjutnya adalah latihan dimana semua aktor/aktris yang ingin memperagakan peran mereka dengan
Latihan dibimbing oleh sutradara yang dimulai darri proses membaca naskah sampai dengan materi siap untuk
06 pertunjukkan nanti. Dalam latihan benar-benar dibutuhkan kerja sama antara aktor/aktris dan stradara.
Proses Latihan Pementasan
Teater Tradisional

Membaca Teks Menghafal Merancang Blocking

Kerja menghafal dimulai sesegera


Tahap awal latihan Blocking adalah
mungkin setelah mendapatkan
teater adalah naskah. Tidak perlu kedudukan pemain,
membaca. Sutradara membayangkan blocking dalam gerak pemain dari
membacakan naskah menghapal teks. Latihan baris- satu tempat ke tempat
lakon secara baris dialog yang ada dalam teks lain yang tentu saja
keseluruhan kepada lakon bisa dilakukan setiap hari. dengan dorongan
aktor, kemudian Semakin cepat dan tepat dalam motivasi yang kuat.
menjelaskan maksud menghapal maka proses kerja
dari lakon tersebut. berikutnya menjadi semakin
mudah.
Konsep Pementasan Teater
Tradisional

Seperti halnya pameran dan pagelaran, pementasan teater


juga merupakan sebuah kegiatan yang menunjukkan hasil
karya kepada masyarakat. Kegiatan ini merupakan ajang untuk
menunjukkan kemampuan untuk menghasilkan karya seni
teater sebagai penulis naskah, sutradara, pemeran/pemain,
penata lampu, penata panggung, penata kostum, dan
sebagainya.

Dalam kegiatan pementasan ini, seluruh komponen yang


mementaskan teater juga dapat memperoleh banyak masukan
berupa saran dan kritik yang dapat memacu untuk
memperbaiki kelemahan dan menghasilkan karya yang lebih
baik lagi pada pementasan berikutnya.
Fungsi Pementasan Teater :

1.Media Aktualisasi Diri dari Para Pencipta Seni Teater


Dengan adanya kegiatan pementasan, seseorang atau sekelompok orang
memiliki kesempatan untuk mengaktualisasikan dirinya. la akan
berusaha menghasilkan karya-karya terbaik seni teater untuk
diperlihatkan kepada masyarakat melalui kegiatan pementasan.

2. Media Pengembangan Bakat


Dengan adanya kegiatan pementasan, seseorang atau sekelompok orang
memiliki kesempatan untuk mengasah bakatnya sebagai penulis
naskah, sutradara, pemeran/pemain, perancang busana, perancang
musik, dan sebagainya.

3. Media Apresiasi terhadap Karya Seni


Dengan datang, menonton, dan memberikan kritik atau masukan tentang
pementasan teater, masyarakat sebenarnya telah memberikan
apresiasi atau penghargaan terhadap karya teater tersebut. Melalui
apresiasi seperti ini, para seniman teater akan terpacu untuk
menghasilkan karya-karya yang lebih baik untuk pementasan
berikutnya.
Unsur-Unsur
Pementasan Teater
01
Unsur-unsur pokok
pementasan teater
a. Naskah /Lakon.
Naskah merupakan sebuah karangan yang berisi cerita atau lakon. Dalam sebuah
naskah tersebut memuat nama-nama dan lakon tokoh dalam cerita, dan dialog yang
diucapkan para tokoh, dan keadaan (set) panggung yang diperlukan.
b. Sutradara.
Sutradara adalah orang yang bertugas dan bertanggung jawab atas sebuah
penafsiran naskah untuk di visualisasikan dalam sebuah pertunjukan.
c. Pemain/Pemeran.
Pemain merupakan orang yang memeragakan cerita dan menghidupkan naskah.
d. Penonton
Termasuk didalam unsur penting dalam pementasan teater yaitu, penonton. Sebagus
apapun sebuah pertunjukan, sedisiplin mungkin sebuah garapan jika tidak ada
penonton itu bagai sayur tanpa garam.
Unsur-unsur Pendudkung 02
Pementasan Teater
a. Tata Panggung.
Sebuah gambaran tempat kejadian lakon, itu bisa diwujudkan oleh penata panggung dalam sebuah pementasan.
Tidak hanya sekedar dekorasi semata, tetapi segala tata letak perabot atau peranti yang akan digunakan oleh
aktor disediakan oleh penata panggung.
b. Properti.
Dalam sebuah adegan, properti menciptakan sebuah hubungan yang langsung dan akrab dengan gerak laku
manusiawi. Properti memiliki nilai-nilai dramatik yang kuat sebagai objek yang dipegang oleh pemain, yang
diduduki, ataupun yang diberdirikan dan tentang apa yang dipercakapkan.
c. Tata busana.
Tata busana adalah seni pakaian dan segala perlengkapan yang menyertai untuk menggambarkan tokoh yang
ada dalam lakon. Tata busana termasuk juga aksesoris, seperti topi, kalung, sepatu syal, gelang dan unsur-
unsur yang melekat pada tubuh atau pakaian.
d. Tata Rias.
Tata rias secara umum dapat diartikan sebagai seni mengubah penampilan wajah menjadi lebih sempurna. Dalam
teater, tata rias memiliki arti yang lebih spesifik, yaitu seni mengubah wajah untuk menguatkan karakter sang
tokoh.
e. Tata Cahaya.
Cahaya merupakan unsur tata artistik yang paling penting dalam pertunjukan teater. Tanpa adanya cahaya,
penonton tidak dapat menyaksikan apa-apa. Dalam sebuah petunjukan era primitif, manusia hanya
menggunakan cahaya matahari, bulan atau api untuk menerangi.
Kritik Teater
Yaitu kupasan atau analisis yang dilakukan terhadap sebuah karya
seni teater yang dilandasi norma atau pertimbangan nilai tertentu.

Kritik Teater Menyangkut 3 Hal :


a. Kritikus : Orang yang memberikan kupasan, pendapat, analisis, atau
pertimbangan terhadap sesuatu hal.
b. Sasaran : Sesuatu yang dapat diamati yaitu mereka yang bertanggung
jawab akan sebuah pementasan (Individu/kolektif).
c. Norma : Pegangan atau landasan mengenai hal yang seharusnya dan
mana yang tidak seharusnya.

Etika Menyampaikan Kritik : Menulis Kritik Seni Teater


a. Kata-kata Sopan a. Pengenalan Yang Luas Terhadap Seni : Perbandingan antara hal
b. Tidak Emosional (Objektif) yang disaksikan.
c. Disertai Jalan Keluar b. Sensibilitas Kritik : Kemampuan memasuki lingkup emosi estetika
d. Menampilkan Fakta yang luas.
c. Temperamen Adil : Jujur, adil dan objektif.
Langkah Praktis Membantu dalam Menulis Kritik :

1. Fokus Melihat Pertunjukan


2. Membuat catatan-catatan Kecil ; Berisi
Kelebihan/Kekurangan dan kemungkinan Solusi
3. Buat Pengelompokkan Atas Catatan-catatan Kecil
; Dikelompokkan sesuai bahasan
4. Menyusun Tulisan Kritik

Susunan Tulisan Kritik :

1. Pendahuluan
Berisi ucapan selamat atas pementasan karya kepada Teaterawan

2. Inti
Ulasan aspek yang dibahas satu per-satu

3. Penutup
Kesimpulan penilaian secara keseluruhan disertai hal-hal baik -
sebagai motivasi
THANKS !

Anda mungkin juga menyukai