Anda di halaman 1dari 10

Drama Modern dan Tradisional pada Era Global

A. M E N G I D E N T I F I K A S I D A N M E N A F S I R K A N U N S U R - U N S U R D R A M A
B. M E N E L A A H C I R I U N S U R D A N K A I D A H K E B A H A S A A N D R A M A
Istilah sandiwara diciptakan oleh
Mangkunegara VII, berasal dari
Tablo. Tablo merupakan drama Pantomim. Pertunjukan
kata bahasa Jawa sandhi yang
berarti ’rahasia’, dan warah yang yang menampilkan kisah drama tanpa kata-kata yang
berarti ’pengajaran’. Oleh Ki dengan sikap dan posisi
dimainkan dengan gerak
Hajar Dewantara, istilah pemain, dibantu oleh
sandiwara sebagai pengajaran pencerita. Pemain-pemain dan ekspresi wajah
yang dilakukan dengan tablo tidak berdialog. (biasanya diiringi musik)
perlambang, secara tidak
langsung.
Sendratari. Sendratari kepanjangan dari
Ludruk. Kesenian rakyat Jawa Ketoprak. Sandiwara tradisional seni drama dan tari. Sendratari berarti
Timur berbentuk sandiwara Jawa, biasanya memainkan cerita pertunjukan serangkaian tari-tarian
lama dengan iringan music yang dilakukan oleh sekelompok orang
yang dipertontonkan dengan penari dan mengisahkan suatu cerita
gamelan, disertai tari-tarian dan
menari dan menyanyi. tembang dengan tanpa menggunakan
percakapan.

Tonil. Istilah tonil berasal


Lakon. Peristiwa atau karangan
dari bahasa Belanda toneel, Lenong. Pertunjukan
yang disampaikan kembali sandiwara dengan iringan
dengan tindak tanduk melalui yang artinya ’pertunjukan’.
Istilah ini populer pada masa gambang keromong (di
benda perantara hidup manusia
penjajahan Belanda. Jakarta)
atau boneka, wayang

Istilah-istilah Drama
Pengertian Drama

Drama berasal dari Bahasa Yunani Draomae, artinya perbuatan atau gerakan.
Drama adalah suatu karangan yang disusun dalam bentuk percakapan dan dapat dipentaskan.
Unsur-Unsur Drama
1.Dialog
Inti drama adalah dialog. Perhatikan Cuplikan Teks Berikut
Induk Bebek : "Eh, maaf, apakah Anda melihat anak saya?"
Angsa : (sambil tersenyum) "Maaf, saya temukan dia sedang tersesat (sambil
menurun kan anak bebek dari punggungnya). Sudah saya duga, dia anak Anda.
Oleh sebab itu, dia saya bawa
mencari Anda.“
Pelangi Bahasa
1. Wawancang adalah dialog atau percakapan yang harus diucapkan oleh tokoh cerita.

2. Kramagung atau gesture adalah petunjuk perilaku, tindakan, atau perbuatan yang harus dilakukan oleh
tokoh. Dalam naskah drama, kramagung dituliskan dalam tanda kurung (biasanya dicetak miring)
2. Plot dan Alur, Alur atau jalan cerita dalam drama hampir sama dengan cerita
fiksi lainnya. Rangkaian peristiwa dan konflik yang menggerakkan jalan cerita.
Orientasi Konflik Konflikasi Klimaks Resolusi
3. Tokoh
Tokoh adalah orang-orang yang berperan dalam drama. Tokoh-tokoh dalam drama sebagai berikut.
a.Tokoh protagonis, yaitu tokoh yang memiliki watak dan sikap hidup yang baik
b.Tokoh antagonis, yaitu tokoh yang berwatak jahat.
c.Tokoh tritagonis, yaitu tokoh yang selalu bertindak sebagai pihak ketiga, yang berusaha menjadi
juru damai dalam konflik yang terjadi antara tokoh protagonis dan antagonis.
4. Latar Latar adalah keterangan mengenai tempat, ruang, dan waktu di dalam naskah drama
Unsur-Unsur Teks Drama
TEMA AMANAT
Tema merupakan inti atau ide dasar sebuah Amanat adalah pesan pengarang
cerita. Tema suatu cerita drama menyangkut terhadap pembaca yang berupa nilai-
segala persoalan dalam kehidupan manusia,
baik berupa masalah kemanusiaan, kekuasaan, nilai luhur yang dapat dijadikan contoh
kasih sayang, kecemburuan, maupun yang atau teladan. Dalam cerita drama
lainnya. Tema jarang dituliskan secara tersurat terkandung lebih dari satu amanat yang
oleh pengarangnya, tetapi tersirat yang tecermin dapat kita petik.
dari dialog-dialog teks drama tersebut.
Pelangi Bahasa

1.Prolog adalah kata pendahuluan


2.Epilog adalah kata penutup
3.Sutradara adalah orang yang mengatur jalannya pertunjukkan drama
4.Aktor adalah pemain putra dalam drama. Aktris adalah pemain putri dalam drama.
5.Monolg adalah percakapan, seseorang dengan dirinya sendiri
6.Dialog adalah percakapan seorang actor dengan actor lainnya.
7.Babak adalah bagian-bagian dalam drama
Menelaah ciri unsur dan kaidah kebahasaan drama

Kaidah Kebahasaan Drama


Teks drama menggunakan kata ganti orang ketiga pada bagian prolog atau epilognya. Karena melibatkan banyak
pelaku (tokoh), kata ganti yang lazim digunakan adalah mereka. Lain halnya dengan bagian dialognya, yang kata
gantinya adalah kata orang pertama dan kedua.
Selain itu, teks drama memiliki ciri-ciri kebahasaan sebagai berikut.
1) Banyak menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi temporal), seperti: sebelum, sekarang,
setelah itu, mula-mula, kemudian.
2) Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi, seperti menyuruh,
menobatkan, menyingkirkan, menghadap, beristirahat.
3) Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan oleh tokoh, seperti :
merasakan, menginginkan, mengharapkan, mendambakan, mengalami.
4) Menggunakan kata-kata sifat untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana. Kata-kata yang dimaksud,
misalnya, ramai, bersih, baik, gagah, kuat.

Anda mungkin juga menyukai