Anda di halaman 1dari 1

Cerpen Guru

Karya : Putu Wijaya

Cerpen Guru Karya Putu Wijaya yang ada didalam novel Jreng : kumpulan cerpen
terdiri dari 8 halaman yaitu dimulai dari halaman 97 sampai dengan 104. Karya putu wijaya
Bila Malam Bertambah Malam, Jreng : kumpulan cerpen, Merdeka, Telegram, Dag-dig-dug:
sandiwara tiga babak, dll. Sastrawan Indonesia yang sudah berusia 77 tahun ini memiliki
nama asli I Gusti Ngurah Taksu Wijaya. Ya, dari namanya sudah terlihat bahwa ia berasal
dari Bali. Lahir dan besar di Tabanan, Bali lebih tepatnya, Putu Wijaya sudah memiliki hobi
membaca buku sejak kecil. Ia sangat tertarik dalam dunia sastra. Saat duduk di bangku
Sekolah Menengah Pertama, cerita pendek berjudul Etsa yang ditulisnya berhasil dimuat di
harian Suluh Indonesia, Bali.

Cerpen ini termasuk cerpen bertema pendidikan. Gaya bahasa yang digunakan dalam
cerpen guru adalah Asosiasi, Guru itu hanya sepeda tua. “Sepeda tua” yang dimaksud
didalam penggalan tersebut sebagai perumpaan. Sedangkan majas yang digunakan yaitu
majas hiperbola. Pada dialog, Satu jam saya memberi Taksu kuliah. Saya te****gi semua
persepsinya tentang hidup. Dengan tidak malu-malu lagi, saya seret nama pacarnya si Mina
yang mentang-mentang cantik itu, mau menyeret anak saya ke masa depan yang gelap.
Dialog tersebut menggunakan pemilihan kata yang sangat hiperbola, berlebihan.

Cerpen Guru ini membuat saya menyadari suatu hal. Bahwa di era sekarang, profesi
guru masih kerap dipandang sebelah mata. Masih banyak orang seperti tokoh "bapak" pada
cerpen Putu Wijaya ini dalam dunia nyata. Orang-orang yang menganggap bahwa guru
bukanlah profesi yang patut diidamkan.

Melalui cerpen ini saya dapat mengambil suatu pesan. Jika memiliki mimpi untuk
masa depan, kita harus fokus terhadap mimpi tersebut dan tak menghiraukan segala
perkataan negatif yang dilontarkan orang lain. Karena pada akhirnya, kita yang akan
menjalani hidup kita sendiri, bukan mereka. Jika berhasil menggapai mimpi yang kita punya,
orang lain dengan sendirinya akan menyadari kemampuan kita. Cerpen Putu Wijaya ini
merupakan cerpen yang patut diacungi jempol. Melalui cerpen ini ia menceritakan hal yang
nyata adanya di kehidupan masyarakat.

12. Dewi Pratiwi


XII IPS 1

Anda mungkin juga menyukai