Anda di halaman 1dari 5

STRUKTUR NASKAH DRAMA SUMUR TANPA DASAR

1. Judul : Judul Naskah tersebut adalah Sumur Tanpa Dasar


2. Tema : Tema naskah tersebut adalah Cinta
3. Plot

Alur yang digunakan dalam naskah drama Sumur Tanpa Dasar tersebut adalah alur maju.
Hal ini tergambar dari isi naskah. Yang menceritakan cerita dari awal kejadian sampai
akhir tanpa adanya pengulangan cerita pada masa sebelumnya.

4. Tokoh
Adapun tokoh yang ada dalam naskah tersebut adalah sebagai berikut
1) Jumena Wartawangsa yaitu seorang lelaki tua
2) Euis yaitu istri dari Jumena
3) Perempuan Tua yaitu pembantu di rumah jumena
4) Marjuki Kartadilaga yaitu Adik angkat jumena
5) Sabaruddin Nataprawira yaitu seorang Guru Agama
6) Warya yaitu seorang pegawai
7) Emod yaitu seorang pegawai
8) Kamil yaitu seorang lelaki sinting
9) Lelaki yaitu seorang pelukis yang sangat mencintai Euis
10) Markaba yaitu seorang tokoh jahat
11) Lodod yaitu seorang idiot
12) Pemburu alias sangkakala
13) Kabut-kabut atau orang-orang
5. Penokohan
1) Jumena Wartawangsa yaitu seorang lelaki tua yang memiliki jiwa keras kepala
dan terlalu banyak memikirkan hal yang tidak penting. Selain itu, dia juga
merupakan salah satu tokoh yang pelit dan tidak ingin hartanya jatuh kepada
orang lain selain anaknya atau keturunannya, namun sampai ia tua, ia belum juga
dikaruniai seorang anak.
Hal ini tergambar dalam kutipan naskah berikut
JUMENA
Siapa yang mau percaya bahwa si edan Kamil yang membakar pabrik tenun saya?
Coba saja, buat apa dia? Atau memang semua orang sedang merebut menguasai
dan merusak harta saya? (Menggeram) Boleh saja kalau bisa

(Lewat Marjuki)

Boleh

2) Euis yaitu istri dari Jumena yang memiliki sifat setia dan ia merupakan orang
yang sangat mencintai suaminya yaitu jumena namun tak pernah di hargai. Hal ini
digambarkan pada kutipan dialog berikut :
EUIS (Gembira)
Akang cemburu?

JUMENA
Cemburu! Minderwaardig! Buat apa? Saya hanya tidak suka milik saya diganggu
orang

(keduanya diam. Masing-masing terpaku oleh pikiran dan perasaannya sendiri-


sendiri)

Saya betu-betul tahu sekarang, saya sudah mulai tua. (Lirih hampir mendesah,
seperti bercampur tangis tua) Tidak ada orang yang mencintai saya. Tidak
siapapun dan apapun yang mencintai saya

EUIS
Akang yang tidak pernah mau mencintai saya. Selama empat tahun Euis mencoba
meyakinkan akang betapa Euis mencintai akang, betapa…..
JUMENA
Berhenti kau bicara. Saya tidak mau kalau…. Ah, lupakan semuanya (Menuju
makanan yang tersaji) Tak ada nafsu saya. Saya lapar, tapi tak ada nafsu

EUIS
Lebih baik akang tidur

3) Perempuan Tua yaitu pembantu di rumah jumena memiliki sifat atau watak
penyabar. Ia selalu menuruti apa yang diperintahkan oleh Jumena, karena ia sudah
lama juga bekerja dengan bosnya yaitu jumena.

4) Marjuki Kartadilaga atau biasa dipanggil juki yaitu Adik angkat jumena. Ia
memiliki sifat selalu menentang perkataan jumena, namun kadang selalu menjadi
seseorang yang meyakinkan jumena akan segala hal. Tapi, ada sisi kurang
baiknya dari Juki, yaitu saat Jumena sakit ia memiliki niat sangat jelek dan akan
menjerumuskan kedua temannya kedalam penjara.
5) Sabaruddin Nataprawira yaitu seorang Guru Agama. Memiliki sifat penyabar dan
selalu memotivasi bapak Jumena tentang takdir hidup yang apa adanya.
6) Warya yaitu seorang pegawai yang memiliki sifat pantang menyerah dalam
mengambil hak nya pada pak jumena meskipun sering diberi harapan palsu
olehnya.
7) Emod yaitu seorang pegawai memiliki sifat yang tidak jauh dengan warya
8) Kamil yaitu seorang lelaki sinting memiliki sifat yang random. Kadang
meyakinkan dan juga serius namun kadang juga tidak jelas apa yang dibicarakan.
9) Lelaki yaitu seorang pelukis yang sangat mencintai Euis. Memiliki sifat pantang
menyerah sebelum mendapatkan euis.
10) Markaba yaitu seorang tokoh jahat
11) Lodod yaitu seorang idiot
12) Pemburu alias sangkakala
13) Kabut-kabut atau orang-orang
6. Setting atau Latar
Latar Tempat : Rumah Jumena dan pikiran jumena atau mana saja
Latar waktu : kapan saja
Latar Suasana : Penuh ketegangan dan perselisihan serta pikiran yang campur aduk atau
lebih tepatnya halusinasi

7. Dialog

JUKI
Ya, dan kecerdikan bukan berasal dari perasaan, tetapi dihasilkan oleh kepala dan
pikiran. Kau mengerti?
JUMENA
Kejadian seperti ini adalah mungkin dan tidak mungkin. Bagaimana saya harus menaruh
kepercayaan kepada orang? Ah, lebih baik duduk-duduk di teras

Kutipan dialog diatas merupakan salah satu percakapan antara tokoh Juki dengan
Tokoh jumena yang dimana percakapan tersebut merupakan awal dari penggambaran
cerita dalam naskah ini.

8. Konflik
Awal konflik dalam naskah ini terletak pada bagian kedua. Ketika euis mengandung
namun jumena tidak pernah mau menggubrisnya. Seperti kutipan berikut ini
EUIS
Mestinya begitu (Diam) empat tahun sudah. Dia tidak pernah berubah. Dia tidak pernah
percaya bahwa ada orang yang mencintainya sementara dia sendiri tidak pernah bisa
mencintai.

9. Amanat atau Pesan


Jangan pernah merasa hidup sendiri didunia, karena sejatinya kita merupakan makhluk
sosial yang tidak akan pernah bisa jauh dari lingkup keluarga dan juga teman-teman. Dan
jangan lupa bersyukur atas apa yang sudah diberikan kepada kamu, jangan pernah
memandang orang lain sebelah mata saja namun kita juga perlu memandangnya dari
hatinya.
Pikiran baik itu ada pada orang-orang baik dan juga waras, begitu sebaliknya.

Anda mungkin juga menyukai