Dramatic Personal:
- Kakek
- Badrun
- Aminah
- Rusmini
- Jonah
Interior rumah angker, peralatan serba antic, sepasang meja tamu, sofa dan jam
dinding tersandar di sudut ruangan.
Rusmini : Kakek dengan hartanya itu, bila dia mati pasti disiksa oleh ular-
ular berbisa. Tapi bagaimana dengan Aminah?
Aminah : Percuma, siang malam kakek tidur di atas peti emasnya. Hhm
kalau kakek mati, timbunan-timbunan hartanya juga tidak akan dia bawa masuk
liang kubur.
Rusmini : Kalau kakek mati aku harus punya menara kebesaran. Dari atas
menara akan aku lihat wajah dunia.
Aminah : Begini kek, lepaskan dulu telingaku kek! Aku bilang kakek orang
tua yang gagah, semua suara orang terdengar nyaring.
Aminah : Ya. Kakak saya datang sudah sejak tadi pagi kek.
Kakek : Tarik kembali, bawa masuk teh itu. (Badrun memberi isyarat,
Jonah menurut dan masuk membawa cangkir teh). Hey Aminah! Pagi tadi kau ke
pasar bukan? Dan ku beri uang untuk beli buku Tarih Nabi. Mana buku itu?
Kakek : Apa?
Kakek : (muncul dengan teko berisi susu beserta dua buah gelas).
Nah.... kebetulan sekali. Di dalam teko ini telah kubuat air susu
yang kental dan lezat untuk kalian. Air susu ini adalah air kehidupan yang
panjang.
Badrun : Aku sudah katakan, seteguk saja air yang datang dari keringat
kakek, tidak akan aku minum. Sekarang aku permisi pulang.
Kakek : Sebentar. Baiklah kusingkat saja awal dari pesta kita hari ini.
Kemari kau Jonah.... Rumah ini beserta isinya dan seluruh hartaku aku serahkan
kepadamu.
Aminah : Aku tidak terima, tidak bisa begitu caranya. Aku tidak terima.
Aku sudah lindungi kakek dari pembunuhan.
Rusmini : Badrun, kalau begitu rencana kita sudah tidak ada gunanya.
Badrun : Ayo, kita pergi sekarang kek. (Badrun dan Rusmini keluar)
Kakek : Tapi kalian harus minum susu ini dulu. Aminah, kalau mereka
kembali, ajaklah minum bersama.
**
Badrun : Tak seorang pun diantara kita yang boleh bergerak sementara aku
menengok kakek.
Rusmini : Aku tidak tahu. Wah kasian air susu itu, tak seorang pun yang
sudi menyentuhnya. Baiklah sebagai cucu tercinta, aku akan meminumnya.
Semoga Tuhan melapangkan kakek di surga.
Badrun : Tapi sejak aku datang, Cuma kau sndiri yang berada di dalam.
Badrun : Salah seorang dari kita mesti membayar darah kakek dengan
darahnya sendiri. (mengarahkan belatinya ke Aminah)
Jonah : Tuan Badrun, kalau kau membunuh Aminah maka bunuhlah aku
juga
Badrun : Aku melarangnya. Tidak seorang pun yang boleh beranjak dari
rumah ini.
Rusmini : Yah..untuka..la..san..bah..wa..ka..kek..ma..ti..di..ta..ngan..
orang..la..in... to..long..A..mi..nahh
Badrun : Ha ha ha. Aku haus ini dia air susu kedamaian (menuangkan ke
gelas). Wajahmu murung sekali Aminah.
Aminah : Jonah kau bunuh dengan kejam. Aku akan panggil polisi.
Badrun : Tapi aku tidak bisa mati. Ayo..... seranglah aku... Aduh.. dadaku..
Aminah kau curang.