1. Reading yang pertama para aktor membaca naskah tanpa suara atau membaca naskah dalam hati saja.
Metode ini dimaksudkan agar para aktor mengasah kemampuan imajinatifnya terlebih dahulu agar
gambaran alur cerita yang harus diperankan oleh para aktor dapat dirasakan terlebih dahulu.
2. Reading yang kedua para aktor membaca naskah dengan cara bergumam. Hal ini dimaksudkan agar
para aktor dapat memberikan esensi atau warna pada dialognya yang akan diucapkan dengan
memberikan penekanan dan intonasi tertentu meski hanya bergumam.
3. Reading yang ketiga para aktor membaca naskah dengan cara membaca terpenggal-penggal mulai
dari per-kata sampai pada per-suku kata. Dengan cara ini insting para aktor diasah untuk mempelajari
tempo membaca (tempo cepat dan tempo lambat), penekanan kata dan penekanan suku kata dalam satu
dialog serta kata kunci dari dialog yang tertulis dalam naskah.
4. Reading yang keempat para aktor membaca naskah dengan cara membaca
seluruh dialog yang tertulis didalam naskah dengan nada datar. Metode ini
dimaksudkan agar para aktor dapat merasakan kejanggalan-kejanggalan terkait
intonasi agar instingnya terasah untuk mencari titik-titik kata yang perlu
mendapatkan intonasi tinggi atau rendah.
5. Reading yang kelima para aktor membaca naskah dengan intonasi dan jeda serta
tempo sebagaimana telah diimajinasikan pada saat reading tahap-tahap awal.
Metode ini dimaksudkan untuk mensinkronkan antara hasil olah imajinatif para
aktor dengan kemampuan komunikasi verbal para aktor dalam bentuk pengucapan
dan pelafalan dialog.
TEKNIK MINUM OBAT
1. Pada reading yang pertama, para aktor membaca naskah dengan tempo lambat dengan disertai
ekspresi wajah yang juga mengituki penjiwaan dari sialog yang diucapkan. Teknik ini sangat
membutuhkan kesabaran, kepekaan dan keseriusan dari para aktor untuk melatih dirinya sendiri tanpa
bimbingan sutradara. Metode ini dimaksudkan untuk lebih mematangkan penjiwaan dari para aktor
terhadap dialog-dialog yang akan diucapkannya serta melatih ekspresi wajah mereka agar lebih matang
dalam menyampaikan isi dialog.
2. Pada reading yang kedua, para aktor membaca naskah tanpa suara atau bisa juga dengan cara
bergumam. Para aktor hanya menekankanada ekspresi wajah dan geralan-gerakan tubuh lainnya yang
akan mengekspresikan alur cerita, watak dan karakter tokoh yang akan dimainkannya. Hal ini
dimaksudkan agar para aktor lebih cerdik dan kreatif dalam berimprovisasi dengan gerakan dan
ekspresi wajah.
3. Pada reading yang ke tiga ini, para aktor membaca naskah dengan cara memplesetkan dialog, atau
membangun alur cerita yang ada didalam naskah dengan kosa kata dan tata bahasanya sendiri
• Suatu proses yang dilakukan untuk memilih pemain berdasarkan peran dan karakter yang dibutuhkan
dalam suatu cerita. Casting merupakan pekerjaan yang dilakukan oleh casting department dan sutradara
untuk mendapatkan pemain drama atau cerita yang tepat.
• Macam – macam casting :
a. Casting berdasarkan kemampuan (casting by ability),merupakan casting dengan melihat siapa
yang terbaik dan memiliki kecerdasandalam akting guna diberi peran utama serta peran yang memiliki
kesulitan tinggib.
b. Casting to type merupakan casting berdasarkan tipe(kecocokan fisik) pemainc. Anti type casting
merupakan casting yang berdasarkanpertentangan watak atau fisik pemaind.
c. Casting to emotional temperament merupakan pemilihanpemain berdasarkan kesamaan emosi dan
temperamen yang dimiiki pemaine.
d. Therapeutic Casting merupakan casting dengan menentukan seorang pemain yang bertentangan
dengan watakaslinya dengan maksud agar dapat menyembuhkan atau mengurangi ketidak
seimbanganjiwanya.
• Pedalaman peran adalah usaha seorang aktor untuk
menampilkan karakter dari tokoh yang diperankannya. Berarti, dalam
memerankan suatu peran, tidak hanya menjadi figur/tokoh yang
diperankan dalam bentuk fisik atau make up saja, melainkan seorang
aktor juga harus memiliki watak dari tokoh tersebut. Ada bebrapa cara
mendalami peran yaitu dengan observasi, ilusi, imajinasi, emosi,
penghayatan.
• Yang dimaksud blocking, yaitu posisi atau kedudukan tubuh seseorang
yang sedang membawakan sebuah peran di atas pentas.Sutradara
mengatur teknik pentas, yakni dengan cara mengarahkan dan
mengatur pemain. Misalnya, darimana seorang pemain itu harus
muncul dan darimana mereka berada ketika dialog dimainkan.
Sikap yang harus dimiliki oleh seorang pemeran di dalam melakukan sebuah blocking
pada pementasan drama yang baik di atas panggung:
1. Seimbang
2. Utuh
3. Bervariasi
4. Memiliki sebuah titik pusat
5. Wajar
• Pemain menjalani latihan secara lengkap, mulai dari dialog sampai
pengaturan pentas (running).
• Gladi resik dilakukan dengan semua pemain dari awal sampai akhir
pementasan tanpa ada kesalahan. Termasuk pada latihan tahap akhir yang
sudah melibatkan seluruh bentuk pementasan seutuhnya. Dalam tahap ini
semua pihak khususnya pemain harus siap sebagaimana mestinya pada saat
pagelaran nanti. Hal ini dilakukan dalam waktu sedikitnya 1 hari menjelang
hari H pagelaran. Disaat inilah sang sutradara berkesempatan untuk
menyaksikan hasil kerjanya selama latihan. Dan sebagai bahan evaluasi agar
pagelaran teater yang berlangsung di depan penonton lainnya. Sehingga di
saat ini sutradara masih bisa memberikan masukan sebagai koreksi apabila
ada kekurangan pada semua kru khususnya bagi para aktor.
• Suatu kegiatan apresiasi dengan menampilkan suatu karya atau seni
yang bertujuan sebagai hiburan serta menggunakan dekor yang siap
dan lengkap.