Goenawan Mohammad
ABSTRAK
Sajak (karya sastra) merupakan sebuah struktur. Karya sastra adalah wacana yang
khas yang di dalam ekspresinya menggunakan bahasa dengan memanfaatkan segala
kemungkinan yang tersedia. Salah satu bentuk karya sastra adalah puisi. Puisi
merupakan bentuk karya sastra yang tertua. Tujuan penelitian ini diadakan adalah
untuk mengkaji struktur lahir dan struktur batin dari puisi Di Depan Sancho Panza
karya Goenawan Mohamad dan secara khusus mengkaji majas pada puisi ini.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif
dengan desain analisis deskriptif. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah
majas yang terkandung dalam puisi ini terdiri atas majas personifikasi dan majas
perbandingan.
Kata kunci: kajian struktural, majas, Goenawan Mohamad, Di Depan Sancho
Panza
PENDAHULUAN
Puisi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ragam sastra yang
bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait; gubahan
dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga
mempertajam kesadaran orang akan pengalaman hidup dan membangkitkan
tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus.
METODE PENELITIAN
PEMBAHASAN
Selanjutnya ada majas atau bahasa figuratif. Sudjito dalam buku Siswanto
(2008, hlm 120) memberikan pengertian majas adalah bahasa berkias yang dapat
menghidupkan atau meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu.
Sedangkan Waluyo (1987, hlm. 83) menjelaskan bahasa figuratif merupakan
bahasa yang bersusun-susun sehingga menyebabkan puisi menjadi prismatic yang
artinya memancarkan banyak makna. Majas merupakan cara penyair dalam
mengungkapkan sesuatu dengan cara yang tidak biasa yaitu memberi makna kias
dalam puisinya. Waluyo (1987) dalam bukunya membagi majas menjadi dua, yaitu
kiasan (gaya bahasa) dan perlambangan.
Struktur lahir yang kelima adalah rima. Waluyo (1987) dalam bukunya
mengelompokkan rima termasuk ke dalam versifikasi. Versifikasi menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia adalah seni atau praktir menulis sajak. Yang termasuk
versifikasi adalah rima, ritma, dan metrum. Rima adalah pengulangan bunyi dalam
puisi untuk membentuk musikalitas atau orkestrasi (Waluyo, 1987, hlm. 90).
Terdapat perbedaan antara rima dengan sajak, yaitu letak persamaan bunyi pada
puisi. Sajak adalah persamaan bunyi pada akhir baris puisi, sedangkan rima adalah
persamaan bunyi puisi, baik di awal, tengah maupun akhir baris puisi. (Siswanto,
2008, hlm. 122).
Nada adalah sikap penyair terhadap pembaca (Waluyo, 1987, hlm. 125).
Artinya, penyair berhak untuk menentukan sikap yang ingin dimunculkan dalam
puisinya kepada pembaca, seperti ingin menasehati, menggurui, mengejek,
menyindir dan lain sebagainya. Sementara itu, suasana adalah sikap atau kondisi
psikologis pembaca yang ditimbulkan oleh puisi tersebut. Nada dan suasana saling
berkaitan, karena jika nada yang dimunculkan oleh penyair sampai kepada pembaca
maka hal itu juga akan mempengaruhi suasana pembaca.
2009
KESIMPULAN
Damono, Sapardi Djoko. (2014). Bilang Begini, Maksudnya Begitu. Jakarta, PT.
Gramedia Pustaka Utama
Munir, Saiful. (2013). Diksi Dan Majas Dalam Kumpulan Puisi Nyanyian Dalam
Kelam Karya Sutikno W.S: Kajian Stilistika. 2 (1). 2.