WIJAYA
NIM : 1201617050
2019
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA………………..........…………………..………………..13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Karya sastra merupakan salah satu fenomena atau gejala sejarah yakni
sebagai hasil karya seseorang tertentu, melalui aliran tertentu, zaman tertentu dan
kebudayaan terentu pula yang merupakan rangkain sejarah. Keragaman sastra juga
mengimplikasikan keragaman yang mengandung aspek-aspek kultural, bukan
individual. Karya sastra dihasilkan oleh seorang pengarang, tetapi masalah-masalah
yang diceritakan adalah masalah-masalah masyarakat pada umumya. Biasanya
menceritakan seorang tokoh, suatu tempat kejadian tertentu dan dengan sendirinya
melalui bahasa pengarang, tetapi yang diacu adalah manusia, kejadian, dan bahasa
sebagaimana dipahami oleh manusia pada umumnya (Ratna, 2004:329).
Karya sastra mempunyai tiga genre utama, yaitu puisi, prosa dan drama.
Dari kettiga unsur tersebut, dramalah yang diaggap paling dominan dalam
menampilkan unsur-unsur kehidupan yang terjadi pada masyarakat (Ratna,
2004:335). Bagian penting dalam drama yang membedakan dengan puisi dan prosa
secara lahiriah adalah terdapat sebuah dialog. Dialog adalah bagian dari naskah
drama yang berupa percakapan antara tokoh satu dengan tokoh yang lainya dan
merupakan perkembangan dari sebuah cerita. Ada tiga elemen penting dalam
drama, yaitu adegan (action), perwatakan (character), dan latar (setting) dan
kesemuanya harus hadir dalam sebuah naskah drama. Unsur-usur yang membangun
setiap naskah drama adalah dialog, tokoh, alur, latar dan tema.
1
membentuk alur, serta secara umum berfungsi sebagai penyampai tema (Mark,
1985:3).
Karya sastra yang akan dibahas adalah naskah Aut karya Putu Wijaya.
Pemilihan naskah drama Aut untuk penelitian ini dimotivasi oleh beberapa hal.
Salah satunya karena karya-karya dari Putu Wijaya membuat keterkejutan atau
teror terhadap diri manusia sendiri. Dalam naskah Aut akan dicoba mengeluarkan
konflik-konflik yang terjadi dengan sindirannya ke kehidupan manusia
sesungguhnya.
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penelitian
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Kajian Teori
Kata “drama” berasal dari bahasa Yunani yaitu draomai yang berarti
berlaku, bertindak, beraksi dan sebagainya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) drama memiliki beberapa pengertian. Pertama, drama diartikan sebagai
komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan
watak melalui tingkah laku (akting) atau dialog yang dipentaskan. Kedua, cerita
atau kisah terutama yang melibatkan konflik atau emosi, yang khusus disusun untuk
pertunjukan teater. Ketiga, kejadian yang menyedihkan. Drama adalah cerita dalam
bentuk dialog. Drama tak lebih dari interpretasi kehidupan. Drama dirancang untuk
penonton. Drama bergantung pada komunikasi. Jika drama tidak komunikatif,
maksud pengarang, pembangun respon emosional tidak akan sampai (Dietrich,
1953:4).
b. Teori Konflik
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara
sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih
(bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain
dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Tidak satu masyarakat
3
pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok
masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya
masyarakat itu sendiri. Dapat dikatakan konflik merupakan merupakan suatu ciri
dari sistem sosial. Tanpa konflik suatu hubungan tidak akan hidup. Sedangkan
ketiadaan konflik dapat menadakan terjadinya penekanan masalah yang suatu saat
nanti akan timbul suatu ledakan yang benar- benar kacau. Untuk itu dibutuhkan
suatu teori yang dapat menekan bahkan memusnahkan konflik yang terjadi dalam
kehidupan bermasyarakat.
4
oleh pengarang, tentu semakin tinggi pula ketegangan yang dihasilkan (Ghazali,
2001:13).
Ada pula pendapat lain yaitu, drama yang baik biasanya konfliknya selalu
terkait dengan tema dan alur. Maksudnya adalah temanya selalu terjalin di dalam
alur yang kuat, dan alurnya selalu dapat menarik perhatian karena tersusun dari
jalinan konflik-konflik yang matang dan terarah serta tersebar secara merata dalam
setiap bagian-bagian alur tersebut (Mark, 1985:83).
2. Sinopsis
Cerita ini diawali dengan sebuah kantor keamanan wilayah dan permasalahan
pasangan suami istri mencari anaknya. Dengan permasalahan yang cukup biasa,
dijadikan luar biasa dalam naskah ini. semakin lama semakin banyak permasalahan
permasalahan yang tidak pernah terbayangkan oleh manusia. Cerita yang sangat
3. Hasil Analisis
Dalam naskah ini, tema yang diangkat yaitu permasalahan sosial. Alur yang
digunakan yaitu alur maju dengan masalah yang diulang-ulang. Latar tempat yang
digunakan yaitu disebuah kantor keamanan wilayah. Gaya Bahasa yang digunakan
5
Dalam bab ini disajikan hasil penelitian tentang analisis konflik dalam
naskah drama Aut melalui pendekatan psikologi sastra. Konflik merupakan sesuatu
yang dramatik, mengacu pada pertarungan antara dua kekuatan yang seimbang dan
menyiratkan adanya aksi dan aksi balasan (Wellek dan Warren, 1995:285). Wujud
konflik dibedakan menjadi dua kategori yaitu konflik internal dan konflik eksternal.
Konflik internal maupun konflik eksternal dapat terjadi karena beberapa hal antara
lain adanya ketegangan yang diekspresikan, adanya tujuan yang berbeda, kecilnya
Akibat dari konflik yang dirasakan pada seseorang menyebabkan kecemasan yang
Wujud konflik dalam naskah drama dibagi menjadi dua bagian yaitu konflik
internal dan konflik eksternal. Konflik internal adalah konflik yang terjadi pada
konflik eksternal adalah konflik yang terjadi pada dua tokoh atau lebih yang
pertengkaran.
Dalam naskah Aut, konflik pertama datang karena seorang pasangan suami
istri yang ingin menemukan anaknya. Mereka datang ke kantor keamanan wilayah.
Masalah yang terjadi disini ialah suami istri yang mencari anaknya yang belum
lahir, dan petugas yang selalu bertanya aneh-aneh. Di naskah ini, jalan cerita yang
tidak tertebak dan bisa dibilang absurd karena konflik itu selalu berulang terjadinya.
6
Di adegan kedua datang masalah baru, masalah perselisihan antara dua
orang tokoh. Melapor ke kantor keamanan wilayah dan terjadi keributan pula
Namun disitu, keluarga yang mencari anaknya ikut campur juga. Bahkan konflik
Adegan ketiga, datang konflik baru yaitu seorang ibu gemuk datang ke
tokonya. Ada sentilan sedikit tentang manusia mirip dengan anjing. Dan konflik ini
Namun ia kehilangan video. Tak sempat dijelaskan kenapa kehilangan video itu,
konflik beralih kembali ke konflik pertama yaitu anak yang hilang, belum punya
nama dan belum lahir pula. Sempat diduga kalau bayi yang ditemukan di adegan
membahas keributan yang terjadi di konflik kedua. Lalu ada lagi konflik yang
terjadi yaitu seorang tokoh yang memakan pohon kelapa tetangganya. Petugas
mempermasalahkan televisi, dan cerita pun menjadi absurd. Banyak masalah yang
terjadi karena televisi saja. Lalu televisi yang meletus membuat konflik baru.
Terjadi karena peretandingan klub sepakbola yang dibela. Lalu diselingi dengan
7
adanya yang berterika kebakaran. Lalu diakhiri dengan tragedy penembakan kepala
Adegan tujuh, permasalahan lanjutan dari adegan enam yaitu petugas yang
segala urusan yang dirasakan. Lalu karena babak final dari pertandingan sepakbola,
akhirnya mayatnya dibiarkan disitu terlebih dahulu. Diakhiri dengan tragedi berkas
yang hilang.
Adegan delapan, suami istri kembali melapor. Dan akhirnya masih mencari
Adegan sepuluh, anak kembar lima yang 25 tahun lalu ditemukan ada yang
mengakui, dan ibu yang menemukan tak terima. Lalu membahasa masalah
Lalu di adegan enam belas, waktu telah berjalan 50 tahun sejak kejadian di
adegan pertama. Dan masalah yang ada tidak pernah selesai. Di adegan terakhir,
Banyak sekali konflik yang terjadi di naskah ini. dengan jalan cerita yang
absurd, banyak masalah yang tidak masuk diakal. Namun seperti itulah naskah ini,
banyak pesan yang disampaikan dengan begitu rumitnya. Hal-hal tak terduga
8
Konflik-koflik yang terjadi:
Dalam naskah drama Aut terjadi berbagai macam konflik, baik yang berupa
tersebut disebabkan karena adanya beberapa unsur yaitu adanya ketegangan yang
menghalangi pihak lain untuk mencapai tujuanya dan adanya saling ketergantungan
(Chandra, 1992:30).
9
Konflik dalam diri seseorang akan menimbulkan frustasi, bila individu
(1) agresi kemarahan (angry agression), (2) kecemasan (helpess anxiety), (3) regresi
(regression), bertingkah laku mundur seperti anak kecil, (4) fiksasi (fixation), yaitu
(5) represi (repression), menekan luapan emosi dengan bertidak masa bodoh,
yang tinggi, hal ini dapat dalam bentuk lisan bahkan fisik. Reaksi ini
psikologi individu.
3. Regresi (regression)
4. Fiksasi (fixation)
10
Fiksasi merupakan kecenderungan menetap pada tingkat
5. Represi (repression)
11
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Wujud konflik yang terjadi dalam naskah drama Aut ada dua macam yaitu
2. Penyebab konflik dalam naskah drama Aut dipengaruhi oleh beberapa aspek
yaitu:
a. Agresi kemarahan
b. Kecemasan
c. Fiksasi
d. Represi
12
DAFTAR PUSTAKA
Kanisius.
13