Anda di halaman 1dari 12

JENIS-JENIS DRAMA

Telaah Drama
Ki Karyanto Puji
Pengantar
Sebuah drama pada umumnya menyangkut dua
aspek, yakni aspek cerita sebagai bagian dari sastra,
dan yang kedua adalah aspek pementasan yang
berhubungan erat dengan seni lakon atau teater.
Kedua aspek di atas walaupun sepintas lalu seperti
dapat terpisah, yang satu berupa naskah dan yang
lain berupa pementasan, namun pada dasarnya
merupakan suatu totalitas. Artinya, sewaktu naskah
tersebut disusun telah diperhitungkan segi-segi
pementasannya dan sewaktu pementasan tidak dapat
menghindari dari garis umum naskah.
Kekhususan Drama Dibandingkan
Dengan Genre Sastra Lain
Drama mempunyai tiga dimensi: sastra, gerakan, dan
ujaran. Oleh karena itu naskah drama tidak disusun
khusus untuk dibaca sebagaimana prosa atau puisi, tetapi
sejak awal dalam penciptaan naskah drama telah
dipertimbangkan kemungkinan naskah drama dapat
diterjemahkan ke dalam penglihatan, suara, dan gerak
laku.
Drama memberi pengaruh emosional yang lebih kuat
dibandingkan dengan karya sastra yang lain. Hal ini
disebabkan, drama dengan segala peristiwa yang
ditampilkan langsung dapat dilihat oleh penonton.
Bagi sebagian besar orang, menonton drama lebih
menyenangkan dan menghasilkan pengalaman yang lebih
lama diingat dibandingkan dengan membaca novel. Hal ini
disebabkan oleh konsentrasi dan intensitas emosi yang
tercipta karena melihat dan mendengar langsung
peristiwa-peristiwa itu terjadi.
Kekhususan Drama Dibandingkan
Dengan Genre Sastra Lain
Drama disusun dengan suatu keterbatasan. Ia dibatasi
oleh dua konvensi, yaitu: intensitas dan konsentrasi.
Kedua konvensi ini ada karena mempertimbangkan
kemungkinan daya atau kemampuan mengikuti
pementasan publik drama. Drama telah mengalami
pemerasan bagian-bagian penting sedemikian rupa
sehingga hanya hal-hal yang memberi efek emosional
Luar Biasa yang ditampilkan.
Keterbatasan pemain-pemain secara fisik. Salah satu
keterbatasan drama secara fisik kalau dibandingkan
dengan karya sastra yang lain adalah: drama hanya
menyangkut masalah manusia dan kemanusiaan semata.
Drama memiliki keterbatasan pemanfaatan objek material.
Drama memiliki keterbatasan bukan saja dari segi artistik,
tetapi juga dari segi kepantasan.
Drama dibatasi oleh leterbatasan intelegensia rata-rata
penonton.
Drama memiliki episode dan jumlah alur yang terbatas.

Prinsip-Prinsip Aristotelian
Prinsip-prinsip umum pementasan drama yang
terkenal dengan nama prinsip Aristotelian yang
dikembangkan dalam buku Prefics adalah sebagai
berikut:
Adanya kesatuan perilaku (unity of action). Di dalam
pementasan mesti ada mata rantai yang jelas
mengenai sebab akibat antara kejadian-kejadian yang
dipentaskan.
Kesatuan tempat dan waktu (unities of place and
time). Kesatuan tempat mesti dapat dilihat dengan
jelas karena terkait dengan kesatuan waktu. Kesatuan
waktu berarti bahwa tiruan perilaku yang dipentaskan
tidak dapat melebihi waktu sebagaimana dalam
kenyataannya.

Jenis-Jenis Drama (Konvensional)
Tragedi
Komedi
Melodrama
Farce
Tragedi
Tragedi adalah sejenis drama yang berakhir dengan
kesedihan, biasanya setidak-tidaknya terjadi suatu
kematian. Tragedi berkaitan dengan tindakan dan
pemikiran yang serius dan dengan persona manusia
yang menarik perhatian. Tidak ada peristiwa
kebetulan: peristiwa yang ditampilkan adalah
peristiwa yang jujur dan murni.
Singkatnya, lakon tragedi:
suatu lakon tragis haruslah berhubungan erat atau
menggarap suatu subjek yang serius.
sang pahlawan atau pelaku utama dalam tragedi
haruslah merupakan orang penting (herois)
segala insiden harus wajar
rasa kasihan, sedih, atau takut, meupakan emosi-
emosi utama.
Komedi
Fungsi utama komedi adalah untuk menyenangkan
hati atau memancing suasana gembira. Singkatnya,
karakter komedi adalah:
komedi mungkin memerankan suatu subjek yang
serius dan mungkin pula ringan, tetapi selamanya
memperlakukan subjeknya itu dalam suatu tendensi
yang ringan atau cerah.
komedi memerankan kejadian-kejadian yang
mungkin dan seakan-akan terjadi
segala yang terjadi muncul dari tokoh dan bukan dari
situasi
kelucuan yang dihasilkan merupakan sejenis humor
yang serius
Melodrama
memerankan subjek yang serius,
tetapi para tokohnya tidak seotentik
yang terdapat pada tragedi
cenderung ke arah sentimentalitas
tokoh utama cenderung menang
unsur-unsur perubahan ada masuk ke
dalam melodrama
Farce
lebih dititikberatkan pada alur
daripada penokohan
kejadian-kejadian dan tokoh-
tokohnya mungkin terjadi dan ada,
tetapi kecil kemungkinannya.
menimbulkan kelucuan seenaknya
bersifat episodek
segala sesuatu muncul dari situasi,
bukan dari tokoh
Nilai Dramatik
nilai-nilai emosional,
intelektual,
abstrak (membangkitkan
kegembiraan lewat keindahan), dan
nilai dramatik (hal-hal yang
menimbulkan konflik)

Anda mungkin juga menyukai