Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS PRINSIP

KERJASAMA PADA SHORT


FILM “BONNE CHANCE”
Oleh :
Allifianty R 1601508
Arini Anisa N 1602014
Aulia Robani 1602498
Revina Victoria 1600086
Tania Rizkyani 1607201
DEFINISI PRAGMATIK

 Leech (1983:5-6) menyatakan bahwa  Menurut Yule (2014: 5) pragmatik adalah salah
pragmatik mempelajari maksud ujaran satu ilmu linguistik yang memungkinkan
(yaitu untuk apa ujaran itu dilakukan); seseorang ke dalam suatu analisis bahasa yang
menanyakan apa yang seseorang dituturkan antara cabang-cabang ilmu
maksudkan dengan suatu tindak tutur; dan linguistik lain seperti sintaksis dan semantik
mengaitkan makna dengan siapa berbicara karena melalui pragmatik seseorang dapat
kepada siapa, di mana, bilamana, dan bertutur kata tentang maksud yang dimaksud
bagaimana. orang, asumsi mereka, maksud atau tujuan
mereka, dan jenis-jenis tindakan ketika mereka
sedang berbicara.
Aspek-aspek pragmatik
Menurut Wijawa dan Rohmadi, 2010: 14—16, Sehubungan dengan
bermacam-macamnya makna, maka terdapat aspek-aspek yang senatiasa
harus dipertimbangkan dalam rangka studi pragmatik.

a.Penutur dan lawan tutur


b.Konteks tuturan

c. Tujuan tuturan

d.Tuturan sebagai bentuk tindakan atau aktivitas

e. Tuturan sebagai produk tindak verbal


Tindak Tutur

Seperti yang pernah diungkapkan oleh Keith


Allan (1986), aktivitas bertutur itu
seseungguhnya adalah kegiatan yang
berdimensi sosial.
Pada masyarakat setempat lebih khusus
terlihat bahwa prinsip kerjasama dan prinsip
kesopan santunan berlangsung secara berubah-
Menurut leech (1993: 316) untuk menyajikan
ubah dalam suatu kebudayaan yang berbeda-
verba tindak ujar diperlukan teori tindak ujar beda, pada situasi lokal yang berbeda, di
yang dikemukakan oleh austin. Austin
mengklasifikasikan menjadi tiga bagian yaitu antara kelas sosial yang berbeda-beda pula.
tindak lokusi, ilokusi, dan perlokusi.
PRINSIP KERJASAMA
Menurut grice (1975) prinsip kerja sama di dalam aktivitas bertutur
itu seluruhnya meliputi empat macam maksim, yang satu persatu
dapat disebutkan sebagai berikut :
1. maksim kuantitas ( maxim of quantity),
2. maksim kualitas (maxim of quality),
3. maksim relevansi/hubungan (maxim of relevance),
4. maksim pelaksanaan/cara (maxim of manner
FILM
Menurut Baskin (2003: 4) film merupakan salah satu bentuk media
komunikasi massa dari berbagai macam teknologi dan berbagai unsur-
unsur kesenian.

Menurut ensiklopedi nasional indonesia (1990) yang dikutip


oleh amin jaenuri (2011) ;
Film cerita pendek (short films) durasi film cerita pendek
biasanya dibawah 60 menit. Jenis film ini banyak dihasilkan
oleh para mahasiswa jurusan film atau orang/kelompok
yang menyukai dunia film dan juga yang memang
mengkhususkan diriuntuk memproduksi film pendek,
umumnya hasil produksi ini dipasok ke rumahrumah
produksi atau saluran televisi.
ANALISIS KALIMAT
 Tuturan 1. “de tout façon, ça ne  Tuturan 2. “Est-ce que vouz pourriez me
changera rien, désolé.” / souhaiter bonne chance?” / “dapatkah
“bagaimanapun, itu tidak akan kamu mengucapkan semoga berhasil?”
mengubah apapun, maaf”  Pada detik 0:25-0:28, terdapat kalimat
 Pada detik ke 0:11-0:13, terdapat tuturan yang dituturkan oleh seorang
kalimat tuturan yang dituturkan oleh perempuan seperti pada kalimat yang
seorang lelaki seperti pada kalimat yang diatas. Tujuan tuturan yang disampaikan
diatas. Tujuan tuturan yang disampaikan oleh perempuan tersebut bersifat maksim
oleh lelaki tersebut bersifat maksim pelaksanaan / maksim cara. Karena,
kuantitas. Karena, lelaki tersebut penutur perempuan tersebut memberikan
berharap agar apa yang dia tuturkan instruksi kepada seseorang untuk
kepada lawan tutur nya mengerti bahwa memberikan semangat kepada dirinya.
dia tidak bisa mengubah apapun.
 Tururan 3. “Pourquoi ?” /  Tuturan 4. “Je peux pas vous dire
“Mengapa?” mais c’est très important.” / “Saya
tidak bisa memberi tahu anda tetapi
 Pada detik 0:29 menjawab
ini sangat penting”
permintaan sang penutur, namun
dengan mitra tutur ini bukan  Pada detik 0:30-0:31, terdapat
menjawab jawaban apa yang kalimat yang mengandung prinsip
diinginkan penutur, malah kualitas. Karena disini penutur
menyanyakan kembali kenapa dia menjawab jujur, tidak mengada-
harus harus mengucapkan “bonne ngada, dia berkata sesuai dengan
change” kepada penutur ini. kalimat keadaanya walaupun dia tidak ingin
“pourquoi? Ini merupakan salah menceritakan apa masalah yang
satu dari pelanggaran maksim terjadi pada dirinya. Penutur hanya
hubungan. ingin MT ini menjawab apa yang
ingin penutur ini harapkan.
 Tuturan 5. “Mais dans ce cas je ne peux
rien pour vous.” / “Tetapi dalam hal ini  Tuturan 6. “Excusez-moi, excuse
saya tidak bisa melakukan apapun untuk
anda” moi…” / “Permisi. Permisi...”
 Pada detik 0:32-0:35, terdapat kalimat  Pada menit 1:08 terdapat kalimat
yang mengandung pelanggaran maksim tuturan yang dituturkan oleh
relevansi/hubungan. Karena pada kalimat seorang perempuan yang
je ne peux rien pour vous petutur tidak menggunakan maksim pelaksanaan
memberikan kontribusi relevan kepada atau cara. Karena penutur
lawan tuturnya atau jawaban yang petutur
menginginkan perhatian kepada
katakan tidak sesuai yang diharapkan
oleh lawan tutur. Seharusnya pada praktik dirinya. Padahal penutur belum
bertutur sapa yang sesungguhnya masing- sempat berbicara apa yang dia ingin
masing hendaknya memberikan sampaikan pada lawan tuturnya.
kontribusi yang benar-benar relevan
seperti que puis-je faire pour vous?.
 Tuturan 7. “Non, merci.” /  Tuturan 8. “Excuze-moi! J’ai une question
idiote, est-ce que tu pourrais me souhaiter bonne
“tidak, terimakasih” chance?” / “permisi! Saya mempunyai
pertanyaan konyol, dapatkah kamu
 Pada menit 1:10 Tetapi, lawan mengucapkan bonne chance ?”
tutur nya mengatakan dengan  Pada menit 1:48 Tujuan dari tuturan itu
kalimat “non, merci”. Tujuan menyatakan perintah kepada seorang pria
tuturan yang disampaikan oleh bermain skateboard (MT), kemudian isi dari
tuturan ini berupa permintaan. Kalimat tanya
lawan tutur tersebut bersifat berupa permintaan pada tuturan tersebut
pelanggaran maksim kualitas. ditandai dengan intonasi yang rendah. Kalimat
tuturan tersebut merupakan bagian dari maksim
Karena, dari perkataan lawan kerja sama cara karena penutur ingin
tutur ini, dia tidak ingin menyampaikan sesuatu dengan jelas tidak
berbelit-belit kepada MT, penutur menginginkan
kehadirannya diganggu. MT memberikan ucapan atau jawaban berupa
tuturan “bonne chance”
 Tuturan 9. “D’acord.” / “oke”
 Pada menit 1:54, tetapi, MT menolak
 Tuturan 10. “Bonne Chance” /
secara halus dengan menjawab “semoga sukses”
“D’acord” jawaban tersebut tidak  Pada menit 2:32 terdapat tuturan
cukup informatif atau jawaban yang
tidak diharapkan oleh P. Sehingga
yang termasuk kedalam maksim
menjadikan tuturan tersebut melanggar kerja sama kualitas, karena pada
maksim hubungan, karena MT hanya tuturan tersebut sesuai dengan
menjawab spontan pertanyaan yang faktanya, sesuai dengan keadaan
dilontarkan oleh P. Setelah MT yang sesungguhnya. Yaitu
melontarkan jawaban tersebut kemudia
jawaban atau tuturan yang
MT pergi meninggalan P begitu saja.
Selain itu dalam jawaban tersebut tidak diharapkan dari seorang wanita
ditemukannya suatu norma kesopanan ini yaitu “bonne chance”.
dalam tuturan tersebut.
KESIMPULAN

Sejalan dengan masalah yang diangkat dan dianalisis, dapat di tarik


simpulan. Dari hasil kajian film pendek di atas, dapat disimpulkan
bahwa ada nya pendekatan terhadap prinsip kerjasama dalam
pragmatik. Dari hasil analisis dapat dilihat bahwa terdapat 10 tuturan
yang mengandung prinsip kerjasama diantaranya, 3 maksim kualitas,
1 maksim kuantitas, 3 maksim relevansi/hubungan dan 3 maksim
pelaksanaan/cara. Ini menunjukkan bahwa dalam satu film pendek
bisa terdapat beragam maksim-maksim dari prinsip kerjasama pada kajian
pragmatik.
MERCI 

Anda mungkin juga menyukai