Anda di halaman 1dari 5

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
Jl. PGRI I Sonosewu No.117 Kotak Pos 1123 Yogyakarta 55182 Telp. (0274)376808, 373198, 373038

UJIAN AKHIR SEMESTER TAHUN AKADEMIK 2019/2020

Mata Kuliah : Analisis Wacana


Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Hari, Tanggal : Senin, 6 Juli 2020
Waktu : Dikumpulkan hari Rabu pukul 11.00 WIB (via GC)
Dosen : Muncar Tyas Palupi, M. Hum.
Sifat Ujian : Take Home
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kerjakan soal di bawah ini dengan cermat!
1. Apa yang dimaksud dengan kohesi dan koherensi dalam wacana? Jelaskan!
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan wacana naratif, wacana hortatori, dan wacana ekspositori!
Berikan salah satu contohnya!
3. Berdasarkan jumlah penuturnya, wacana dapat dikelompokkan menjadi dua, sebutkan dan
jelaskan!
4. Sebutkan dan jelaskan dengan singkat metode yang sering digunakan dalam analisis wacana!
5. Ada beberapa jenis wacana yang bisa diteliti dalam bidang ilmu pendidikan bahasa Indonesia
yaitu wacana spanduk, wacana dialog, wacana judul, wacana graffiti, wacana puisi, dan masih
banyak yang lain. Pilihlah dua wacana dari yang disebut di atas, buatlah topik penelitian,
tentukan data, dan rumusan masalah penelitiannya!

------------ty------------
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
Jl. PGRI I Sonosewu No.117 Kotak Pos 1123 Yogyakarta 55182 Telp. (0274)376808, 373198, 373038
Nama : Zizka Oktaria (17144800025)

Kelas : E1 PBSI

Mata Kuliah : Analisis Wacana

1. Kohesi adalah keserasian hubungan antara unsur yang satu dengan unsur yang lainnya dalam wacana
sehingga tercipta pengertian yang apik atau koheren.
Istilah koherensi mengacu pada aspek tuturan, bagaimana proposisi yang terselubung disimpulkan
untuk menginterpretasikan ilokusinya dalam membentuk sebuah wacana. Koherensi sebuah wacana
tidak hanya terletak pada adanya sebuah piranti kohesi. Di samping piranti kohesi, masih banyak
faktor lain yang memungkinkan terciptanya koherensi itu. Syarat lain untuk tercapainya koherensi
adalah proposisi itu harus positif.
2. A. Wacana Naratif
Wacana ini merupakan tuturan yang menceritakan atau menyampaikan suatu hal atau suatu kejadian
dengan menonjolkan tokoh pelaku, maksudnya untuk memperluas pengetahuan pendengar atau
pembaca. Kekuatan wacana ini terletak pada urutan cerita berdasarkan waktu dan cara-cara bercerita,
atau diatur melalui plot. Dengan perkataan lain, wacana naratif dipergunakan untuk menceriterakan,
mementingkan urutan waktu, dituturkan pertama atau ketiga dalam waktu tertentu. Berorientasi pada
pelaku dan keseluruhan bagian diikat oleh kronologis.
B. Wacana Hortatori
Wacana ini merupakan rangkaian tuturan yang isinya bersifat ajakan atau nasihat. Kadang-kadang
tuturan ini bersifat memperkuat keputusan atau agar lebih meyakinkan. Yang menjadi tokoh penting
dalam wacana jenis ini adalah orang kedua. Wacana ini tidak dapat disusun berdasarkan waktu,
tetapi merupakan hasil atau produksi suatu waktu. Wacana jenis ini lebih menekankan upaya untuk
memengaruh pendengar/pembaca agar tertarik terhadap pendapat yang dikemukakan (persuatif).
C. Wacana Ekspositori
Wacana ini merupakan rangkaian tuturan yang bersifat memaparkan suatu pokok pikiran. Pokok
pikiran itu lebih dijelaskannya lagi dengan cara menyampaikan uraian bagian-bagian atau detailnya.
Tujuan pokok yang ingin dicapai dalam wacana ini adalah tercapainya pemahaman akan sesuatu
secara lebih jelas, mendalam, dan luas daripada sekadar pertanyaan yang bersifat global atau umum.
Kadang-kadang wacana itu dapat berbentuk ilustasi dengan contoh, berbentuk perbandingan,
berbentuk uraian kronologis, dan dengan penentuan ciri-ciri (identifikasi). Orientasi pokok wacana
ini lebih kepada materi, bukan pada tokohnya. Wacana ekspositorik menjelaskan sesuatu secara
informative dengan menggunakan bahasa cenderung denotatif dan rasional.
Contoh Wacana Pendek :

Awas! kabel tetangan tinggi


Exit ( pintu keluar)
Contoh Wacana Sedang :
Hutan lindung kebakaran. Premium di pom bensin sudah mulai jarang. Pemimpin perusahaan
tersenyum ketika di Tanya penyidik. Hari minggu jalanan sangat sepi.
Disewakan. Butuh uang segera. Sebuah mobil baru, avanza berwarna putih tahun 2016. Peminat
yang serius harap hubungi langsung kami. Kami tidak memiliki perantara, hati-hati penipuan.

Contoh Wacana Panjang :


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
Jl. PGRI I Sonosewu No.117 Kotak Pos 1123 Yogyakarta 55182 Telp. (0274)376808, 373198, 373038
Di taman rumah kami telah berubah menjadi pemandangan yang hijau, di halaman depan ditanami
berbagai jenis bunga yang sanagat indah. sperti: bunga melati, kamboja, matahari, anggrek, kuping
gajah dan lain-lain. Di samping pekarangan rumah yang di tanami kebutuhan sehari-hari, seperti:
capai, terong, tomat, maupun singkong.
Kelebihan bunga serta kebutuhan sehari-hari yakni dapat dijual, seperti anggek, melati, cabai, terong
da yang lainnya.
3. Berdasarkan saluran komunikasi, wacana dibedakan atas wacana lisan dan wacana tulis. Wacana
lisan memiliki ciri antara lain adanya penutur dan mitra tutur, bahasa yang dituturkan, dan alih tutur
yang menandai pergantian gaya bicara. Sementara itu, wacana tulis ditandai oleh adanya penulis dan
pembaca, bahasa yang dituliskan, dan penerapan sistem ejaan.
Berdasarkan tanggapan mitra tutur atau pembaca, wacana dikelompokkan menjadi dua,
yaitu wacana transaksional dan wacana interaksional. Wacana transaksional bercirikan adanya
pemenuhan oleh mitra tutur/pembaca atas harapan atau keinginan penutur/penulis, seperti dalam
perintah atau surat permohonan. Sementara itu, wacana interaksional bercirikan adanya tanggapan
timbal-balik dari penutur dan mitra tutur, seperti dalam jual-beli.
4. Menggunakan metode penelitian sosial dengan pendekatan kualitatif, analisisis wacana ini juga
memakai paradigma penelitian. Dengan demikian proses penelitiannya tidak hanya berusaha
memahami makna yang terdapat dalam sebuah naskah, melainkan seringkali menggali apa yang
terdapat di balik naskah menurut paradigma penelitian yang dipergunakan. Perlu menguasai teori
politik, karena Discourse Analysis lebih banyak mengambil wacana politik dalam penelitiannya.
Dalam penelitian dengan analisis wacana, kita cenderung harus lebih cermat dan amat teliti dalam
memperhatikan semua aspek sekecil apapun itu. Analisis Wacana tidak memberikan jawaban yang
pasti, tetapi akan menghasilkan wawasan atau pengetahuan yang didasarkan pada perdebatan dan
argumentasi terus-menerus.
5. Analisis wacana lisan interaksi guru dan siswa di kelas VII SMP Negeri 5 Sungai Keruh

A.Latar Belakang Masalah

Proses belajar mengajar yang berlangsung di SMP merupakan proses komunikasi yang melibatkan
guru dan siswa. Proses ini bertujuan untuk mengadakan perubahan tingkah laku anak didik menuju
kemandirian dan kedewasaan diri. Dalam melakukan perubahan ini guru SMP memiliki dua
peran,yaitu sebagai pengajar dan pendidik. Zamzani (2002: 129) menyatakan bahwa sebagai
pengajar, guru berkewajiban memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada anak didik sehingga
anak didik menjadi manusia yang cerdas dan terampil. Sebagai pendidik, guru berkewajiban
memberikan nilai-nilai dan membina anak didik agar menjadi manusia yang memiliki moral dan
budi pekerti yang baik. Apabila dicermati proses interaksi siswa dapat dibina dan merupakan bagian
dari proses pembelajaran, seperti yang dikemukan oleh Corey (Admin, 2007: 21 dalam http://
miftahul ulum, dikti. net / index. php ? option = com. ) dikatakan bahwa :" Pembelajaran adalah
suatu proses di mana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut
serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap
situasi tertentu.”

B. Rumusan Masalah

Masalah utama yang menjadi perhatian penelitian adalah kasus pemakaian bahasa guru dan
siswa dalam kelas VII di SM Negeri 5 Sungai Keruhmasalahnya adalah wacana lisan interaksi guru
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
Jl. PGRI I Sonosewu No.117 Kotak Pos 1123 Yogyakarta 55182 Telp. (0274)376808, 373198, 373038
dan siswa dalam kelas pada waktu yang sudah ditentukan. Agar jelas arah penelitian ini maka
dirumuskan masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah struktur wacana lisan interaksi guru dan siswa dalam kelas di SMP Negeri 5
Sungai Keruh pada waktu proses belajar mengajar?

2. Bagaimanakah fungsi bahasa dalam wacana lisan interaksi guru dan siswa dalam kelas di SMP
Negeri 5 Sungai Keruh pada waktu proses belajar mengajar?

3. Bagaimanakah partikel dalam wacana lisan dalam interaksi guru dan siswa dalam kelas di SMP
Negeri 5 Sungai Keruh pada waktu proses belajar mengajar?

4. Bagaimanakah alih kode dan campur kode dalam wacana lisan dalam interaksi guru dan siswa
dalam kelas di SMP Negeri 5 Sungai Keruh pada waktu proses belajar mengajar?

ANALISIS KALIMAT PADA POSTER DAN BALIHO YANG TERDAPAT DI WILAYAH


SEKAYU : KAJIAN PELESAPAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk penggunaan pelesapan subjek
pada poster dan baliho di wilayah Sekayu, mendeskripsikan bentuk penggunaan pelesapan predikat
pada poster dan baliho di wilayah Sekayu, dan Mendeskripsikan dampak pelesapan subyek dan
predikat pada poster dan baliho terhadap pemahaman masyarakat.

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode simak dan
dokumentasi. Metode simak memiliki teknik lanjutan yang berupa teknik catat. Dalam arti, peneliti
dalam upaya mendapatkan data dilakukan dengan mencatat penggunaan bahasa yang terdapat pada
poster dan baliho. Selain metode simak, peneliti juga menggunakan metode dokumentasi.

Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini ada 3 masalah yang perlu dicari jawabannya.

1. Bagaimana pelesapan subyek yang terjadi pada poster dan baliho berdasarkan produk tertentu?

2. Bagaimana pelesapan predikat yang terjadi pada poster dan baliho berdasarkan produk tertentu?

3. Bagaimana dampak pelesapan subyek dan predikat pada poster dan baliho terhadap pemahaman
masyarakat?
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
Jl. PGRI I Sonosewu No.117 Kotak Pos 1123 Yogyakarta 55182 Telp. (0274)376808, 373198, 373038

Anda mungkin juga menyukai