Anda di halaman 1dari 11

EFEKTIVITAS MEDIA LAGU MELLY GOESLAW

“BUNDA” PADA PEMBELAJARAN MENYIMAK DAN


MENULIS PUISI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2
SEWON

SKRIPSI

OLEH :

ZIZKA OKTARIA

17144800025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA


INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Efektivitas berarti suatu tujuan yang telah direncanakan sebelumnya dapat
tercapai setelah melakukan proses kegiatan pembelajaran. Efektivitas pembelajaran
adalah suatu keadaan yang menunjukkan sejauh mana hasil pembelajaran yang
diperoleh setelah pelaksanaan proses belajar mengajar. Efektivitas belajar juga biasa
disebut dengan ukuran keberhasilan suatu proses interaksi antar siswa maupun dengan
guru yang bertujuan untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran.

Dalam proses dilakukannya pembelajaran di kelas tentunya sering terjadi kurang


efektif, dengan demikian untuk mencapai suatu keefektivan di kelas tentunya
memerlukan sebuah strategi pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kondisi siswa.

Kondisi siswa dalam proses pembelajaran tentunya sangat memegang hal


penting dalam keberhasilan atau pencapaian hasil pembelajaran yang optimal sehingga
dibutuhkan strategi pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kondisi siswa agar
tujuan dari pembelajaran dapat tercapai dengan baik dan sesuai seperti yang telah di
rencanakan sebelumnya. Saat ini masih banyak guru yang menggunakan metode
ceramah atau metode konvensional, dalam penggunaan metode tersebut siswa hanya
sebagai pendengar yang setia dan tidak bisa aktif dalam proses pembelajaran, hal ini
didukung oleh pernyataan dari Wina Senjana (dalam Tjipto Subadi, 2013) yang
menyatakan strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus
dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pemebelajaran dapat dicapai secara efektif dan
efisien.

Sebagai seorang guru tentunya harus mampu memilih dan menerapkan strategi
pembelajaran yang tepat. Adapun kedudukan strategi pembelajaran discovery
merupakan salah satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi antara guru dan siswa.
Guru sudah seharusnya dapat memberikan beberapa petunjuk kepada siswa untuk
membantu siswa menghindari jalan buntu, seperti guru memberikan pertanyaan atau
mengungkapkan permasalahan yang membutuhkan pemecahan, kemudian guru harus
mampu menyiapkan materi yang sesuai dan menarik, serta meningkatkan kemampuan
siswa untuk lebih berani mengemukakan pendapat dan berfikir kritis.

Guru saat melakukan proses pembelajaran harus mampu menciptakan suasana


kelas yang kondusif agar siswa tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran.
Pengelolaan kelas yang tidak kondusif tentunya akan berdampak negatif pada proses
pembelajaran dan sulitnya tercapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan
sebelumnya. Untuk mencapai indikator kelas yang kondusif tentunya dengan cara guru
mampu membuat siswa lebih asyik belajar dengan menggunakan metode yang tepat
sehingga siswa mampu dengan penuh perhatian mendengarkan penjelasan dari guru
yang sedang memberikan bahan materi pelajaran.

Namun pada kenyataannya saat proses pembelajaran tentu banyak siswa yang
kurang memperhatikan saat guru sedang menyampaikan materi pelajaran, banyak siswa
yang sibuk sendiri, tidar dikelas, dan gaduh saat guru sedang menyampaikan materi
pelajaran. Hal ini disebabkan karena strategi pembelajaran yang digunakan kurang tepat
dan efektif saat melakukan pembelajaran pada materi yang telah ditetapkan. Apalagi
saat masa Pandemi Covid-19 seperti sekarang, pembelajaran yang dilakukan secara
Daring tentunya sangat sulit untuk belajar dengan efektif.

Untuk membantu pembelajaran secara Daring agar bisa lebih efektif dan baik
seorang guru harus mampu memanfaatkan dan menggunakan pembelajaran media
elektronik atau menjalin hubungan (browsing, chatting, video call) dan media sosial
yang lainnya. Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar tentunya
merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan efektivitas proses pembelajaran yang
lebih berkualitas terhadap hasil belajar siswa. Tentunya sebagai seorang guru ada
banyak aplikasi media sosial yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran secara
Daring, salah satunya WhatApss Group atau bisa juga melalui Google Clasroom. Dalam
penggunaan aplikasi google clasroom cukup menarik untuk meningkatkan sistem
pembelajaran yang lebih baik. Dengan menggunakan google classroom guru bisa
membuat kelas maya, mengajak siswa bergabung dalam kelas online, guru memberikan
informasi terkait materi yang akan dibahas, sehingga siswa mampu mempelajari materi
ajar tersebut. Ada yang berupa file paparan maupun video pembelajaran, kemudian
gueu juga dapat memberikan tugas kepada siswa, membuat jadwal pengumpulan tugas
dan lain-lainnya. Dengan menggunakan aplikasi google classroom juga bisa menghemat
penggunaan kertas dan waktu. Lebih mudah dan lebih teratur. Selanjutnya adapun
aplikasi Zoom Meeting, aplikasi tersebut juga cukup menarik karena siswa bisa dan
guru bisa berinteraksi secara langsung, siswa bisa melakukan tanya jawab, diskusi dan
presentasi tentang masalah pembelajaran yang dihadapi serta banyak fitur menarik
lainnya dalam Zoom Meeting yang dapat menjadikan pembelajaran lebih menarik.

Pembelajaran daring tentunya sangat sulit untuk maksimal karena banyak faktor
yang kurang mendukung. Seperti kurangnya komunikasi antara guru dengan murid, atau
bagi murid yang berada pada suatu desa atau tempat yang sinyalnya kurang mendukung,
serta biaya akomodasi kuota internet yang juga menjadi salah satu penyebabnya.
Sementara guru tidak tahu kondisi dari murid masing-masing. Oleh karena itu dalam
sistem pembelajaran secara daring hanya memungkinkan efektif untuk penugasan.
Karena untuk membuat siswa memahami materi secara daring cukup sulit. Selain itu,
kemampuan menggunakan teknologi dan ekonomi setiap siswa berbeda-beda.

Salah satu indikator efektivitas belajar adalah tercapainya sebuah tujuan


pembelajaran. Tujuan pembelajaran yang telah tercapai secara maksimal sesuai dengan
apa yang telah direncanakan sebelumnya maka dapat dikatakan pembelajaran mencapai
efektivitasnya. Proses belajar mengajar dapat dikatakan efektif apabila pembelajaran
tersebut dapat mencapai tujuan yang diharapkan serta siswa dapat menerima dan
menyerap materi pelajaran dengan baik serta dapat mempraktekkannya. Karena guru
merupakan fasilitator, mediator dan motivator dalam proses pembelajaran. Motivasi
seperti apa yang baik untuk diterapkan seorang guru kepada siswa? Agar siswa bukan
hanya pintar tapi juga cerdas dan kreatif. Dengan perannya tersebut, profesionalisme
menjadi wajib dimiliki oleh seorang guru.

Keterampilan berbahasa memiliki empat komponen, yakni mendengarkan,


berbicara, membaca dan menulis. Keempat komponen tersebut saling berkaitan dan
tidak dapat dipisahkan. Menulis adalah kegiatan menumpahkan atau mengekspresikan
gagasan dengan menggunakan media tulis, yang dimaksud dengan media tulis adalah
penggunaan bahasa tulis. Menulis merupakan kegiatan seseorang dalam menuangkan
ide nya atau apa yang ada dipikiran kemudian disampaikan dalam bentuk tulisan atau
karangan dengan menggunakan alat tulis. Menulis dikategorikan menjadi fiksi dan
nonfiksi. Menulis dapat berupa karya-karya tangan seperti puisi, cerpen, dan naskah
drama. Karya-karya tulis fiksi lebih banyak diminati daripada nonfiksi. Menulis
nonfiksi meliputi berita, poster, slogan, dan sebagainya. Karena dalam karya nonfiksi
bahasa yang digunakan lebih jelas, padat dan lebih mudah dimengerti, sehingga
pembeca tidak merasa kesulitan saat membaca dan mengartikan isi yang terkandung
dalam karya nonfiksi tersebut.

Puisi adalah karya cipta manusia yang dianggap mampu mewakili perasaan
seseorang dalam proses penulisannya (Wardoyo 2013:1). Puisi menggunakan rangkaian
kata-kata yang indah dan penuh makna, meskipun kadang masih sulit dipahami
terutama oleh anak-anak. Puisi biasanya ditulis untuk mengungkapkan perasaan
seseorang terhadap suatu keadaan yang terjadi disekitarnya atau bisa juga yang sedang
di alami oleh orang tersebut. Pengalaman seseorang atau emosianal yang dirasakan oleh
seseorang kemudian dituangkan menjadi sebuah tulisan yang bersajak dan memiliki arti
serta makna tersendiri. Puisi merupakan tulisan yang bersajak dan memiliki rima.

Dalam pembelajaran keterampilan menulis, peserta didik harus mampu melatih


kemampuannya dalam mengolah kata sehingga mampu membuat sebuah karangan atau
puisi yang dapat dinikmati oleh pembaca. Tujuan dari pembelajaran menulis puisi ini
untuk melaksanakan kompetensi dasar dalam standar kompetensi yang harus dipenuhi
agar mencapai hasil yang maksimal dan baik. Pembelajaran keterampilan menulis puisi
memerlukan media sebagai pendukung agar lebih efektif dan maksimal. Sebagai
seorang guru sudah seharusnya paham dan mengerti media seperti apa yang harus
digunakan dalam proses pembelajaran menulis puisi agar siswa dapat mengarang dan
menulis puisi dengan baik. Dalam penulisan puisi sudah sering dijumpai bahawa siswa
lebih banyak kesulitan dalam menulis puisi karena mereka masih sulit menuangkan ide
atau gagasan yang ada di pikiran mereka. Oleh karena itu sebagai seorang guru harus
mampu membuat siswa menuangkan atau menuliskan apa yang ada dipikirannya agar
menjadi sebuah tulisan yang indah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kontekstual
melalui media lagu dan gambar.

Penulisan puisi merupakan standar untuk meningkatkan keterampilan berbahasa,


juga untuk meningkatkan kemampuan berfikir kritis dan bernalar, serta kemampuan
menambah wawasan. Penulisan puisi diarahkan untuk mempertajam perasaan peserta
didik karena dituntut untuk meningkatkan kemampuan berfikir dan bernalar yang
dituangkan secara lisan maupun tulisan. Contextual Teaching and Learning (CTL)
adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan peserta
didik secara penuh dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya
dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong peserta didik untuk dapat
menerapkannya dalam kehidupan mereka (Sanjaya 2006:255).

Dengan menggunakan pendekatan kontekstual, peserta didik dapat


menghubungkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari yang selama ini
sering terjadi. Sehingga dapat memberikan nilai kehidupan kepada peserta didik
mengenai perjalanan atau pengalaman yang telah mereka jumpai di lingkungan sekitar
atau bahkan telah mereka alami oleh diri sendiri. Pada dasarnya karakteristik
pembelajaran kontekstual lebih tertuju pada mengalami atau mampu bekerja sama untuk
memecahkan suatu permasalahan dan memperoleh informasi baru berupa pengetahuan.
Menurut Zahorik 1995 (dalam Taniredja, dkk 20212:51) terdapat lima elemen yang
harus diperhatikan dalam praktik pembelajaran kontekstual, yaitu (1) pengaktifan
pengetahuan yang sudah ada (activing knowledge); (2) pemerolehan pengetahuan baru
(acquiring knowledge) dengan cara mempelajari secara keseluruhan dahulu, kemudian
memperlihatkan detailnya; (3) pemahaman pengetahuan (understanding knowledge),
yaitu dengan cara menyusun konsep sementara (hipotesis), melakukan sharing kepada
orang lain agar mendapat tanggapan (validasi) dan atas dasar tanggapan itu, konsep
tersebut direvisi dan dikembangkan; (4) mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman
tersebut (applying knowledge); (5) melakukan refleksi (reflecting knowlegde) terhadap
strategi pengembangan pengetahuan tersebut.

Melalui pendekatan kontekstual akan membantu peserta didik lebih muda


menulis puisi karena akan membantu mengkaitkan pengalaman pribadi dengan hal-hal
yang dipelajari. Peserta didik juga akan belajar menemukan sendiri ide-ide untuk
menulis puisi sehingga lebih mandiri dan kreatif. Guru juga dapat memberikan contoh-
contoh terlebih dahulu agar mempermudah peserta didik dalam menulis puisi.

Dengan adanya masalah diatas maka peneliti tertarik mengambil judul


Efektivitas media lagu Melly Goeslaw “Bunda” pada pembelajaran menyimak dan
menulis puisi siswa kelas VIII SMP Negeri 2 sewon yang bisa di tonton di YouTube.
Karena menurut peneliti judul tersebut cukup menarik untuk diteliti. Dengan adanya
media pembelajaran ini diharapkan dapat membantu guru dalam memberikan materi,
membantu siswa-siswi untuk mempelajari Menyimak dan Menulis Puisi dengan lebih
mudah, serta meningkatkan minat siswa-siswi dalam belajar dan memahami materi
secara keseluruhan.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penyusun mengidentifikasi beberapa


masalah yaitu:

1) Penyampaian materi pembelajaran yang cenderung masih monoton.


2) Kurangnya minat membaca puisi, menyimak dan menulis puisi.
3) Kurangnya keterampilan berbahasa dan berpikir kritis.

Berdasarkan identifikasi permasalahan diatas maka perumusan masalah yang di


dapat adalah:

1) Bagaimana merancang media pembelajaran keterampilan menyimak dan


menulis puisi yang menarik dan mudah dipahami oleh siswa kelas VIII SMP
Negeri 2 Sewon?
2) Bagaimana meningkatkan minat siswa untuk dapat menulis puisi dengan video
animasi yang ditampilkan?
3) Apakah strategi Contextual Teaching and Learning (CTL) akan lebih efektif jika
digunakan dalam penelitian diatas?
1.3 Batasan Masalah

Agar masalah lebih terarah dan tidak menyimpang dari pokok permasalahan
maka penyusun membatasi ruang lingkup dari permasalahan yang akan dibahas
sebagai berikut:

1) Materi yang dibahas dalam media pembelajaran ini yaitu materi tentang
menyimak dan menulis puisi.
2) Penelitian ini hanya di tekankan pada penggunaan strategi Contextual Teaching
and Learning (CTL) dalam pencapaian tujuan keterampilan menulis puisi.
3) Media video animasi yang digunakan bersumber dari YouTube.
4) Kurikulum yang digunakan pada tutorial pembelajaran ini adalah kurikulum
yang digunakan pada SMP Negeri 2 Sewon.
5) Penelitian yang dilakukan hanya di SMP Negeri 2 Sewon.

1.4 Tujuan dan Manfaat

1.4.1 Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Untuk meningkatkan keterampilan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia,


khususnya kemampuan menulis puisi yang harus ditingkatkan pada siswa
kelas VIII SMP Negeri 2 Sewon.
2) Mengetahui apakah strategi Contextual Teaching and Learning (CTL) akan
lebih efektif dibandingkan dengan penggunaan metode konvensional.

1.4.2 Manfaat Penelitian

Penelitian yang penulis lakukan diharapkan dapat memberikan manfaat:

1. Manfaat Teoritis
a. Menambah wawasan mengenai strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru
dalam proses pembelajaran bagi guru SMP Negeri 2 Sewon dan bagi mahasiswa
FKIP Universitas PGRI Yogyakarta.
b. Masukan kepada pihak sekolah sebagai tempat penelitian untuk menekankan
kepada guru supaya menggunakan strategi yang variatif dan menyenangkan
dalam mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang direncanakan dan
diinginkan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi sekolah
Meningkatkan penggunaan strategi pembelajaran yang variatif dan
menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran sesuai apa yang telah
direncanakan.
b. Bagi Guru
Untuk memberikan masukan tentang pentingnya penggunaan strategi
pembelajaran yang tepat dalam rangka memperbaiki proses pembelajaran agar
lebih baik dan berkulitas.
c. Bagi Siswa
Diharapkan dapat mendorong siswa agar lebih termotivasi dan keterampilan
berbahasa serta keiinginan belajar semakin meningkat.
d. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan dan bermanfaat sebagai
pedoman atau referensi untuk penelitian berikutnya yang sejenis mengenai
strategi Contextual Teaching and Learning (CTL).

1.5 Metode Penelitian

1.5.1 Metode Pengumpulan Data

Ada beberapa metode pengumpulan data yang digunakan penyusun dalam


membuat Tugas Akhir yaitu:

1) Studi Lapangan
Metode studi lapangan ini bertujuan untuk mendapatkan data yang
dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi. Ada dua teknik yang
dilakukan dalam metode ini yaitu:
a. Pengamatan (observasi)
Teknik observasi ini merupakan metode dimana penyusun melakukan
peninjauan langsung terhadap sumber dan objek yang diteliti.
b. Wawancara (interview)
Teknik wawancara ini merupakan tanya jawab secara langsung kepada
pihak terkait yaitu guru di SMP Negeri 2 Sewon khususnya bidang studi Bahasa
Indonesia mengenai permasalahan yang dibahas dalam media pembelajaran
yang akan digunakan.
2) Studi pustaka
Metode studi pustaka dilakukan penyusun dengan mengumpulkan data
dan informasi berupa buku cetak, ebook, jurnal dan sumber bacaan lain yang
dijadikan sebagai bahan acuan atau pedoman dalam perancangan sistem yang
dibangun.
3) Metode konsultasi
Metode konsultasi ini dilakukan penyusun dengan melakukan konsultasi
dengan pembimbing, baik dosen pembimbing demi kelancaran perancangan
media pembelajaran yang akan dilaksanakan.

1.5.2 Metode Perancangan

Metode perancangan sistem yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah


menggunakan strategi pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)
merupakan konsep belajar yang mengkaitkan materi pembelajaran dengan dunia nyata
atau situasi yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari siswa sehingga mampu
mendorong siswa lebih mudah memahami dan berpikir tentang materi pembelajaran.

Berdasarkan Center for Occupational Research and Development (CORD)


Penerapan strategi pembelajaran konstektual digambarkan sebagai berikut:

1. Relatinng

Penulis menghubungkan konsep yang dipelajari dengan materi pengetahuan


yang dimiliki siswa. Kemudian penulis menjelaskan atau menggambarkan tentang puisi
lalu di kaitkan dengan kehidupan sehari-hari.

2. Experiencing

Siswa melakukan kegiatan eksperimen (hands-on-activy) dan guru memberikan


penjelasan untuk mengarahkan siswa menemukan pengetahuan baru. Penulis berusaha
menceritakan atau membacakan sebuah puisi kemudian meminta siswa agar mengingat
kejadian seperti apa yang telah mereka alami baik buruk maupun baik.

3. Applying

Siswa menerapkan pengetahuan yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.


Kemudian penulis meminta siswa untuk menonton sebuah video kemudian mengingat
atau menghubungkan puisi video tersebut dengan kehidupan sehari-hari.

4. Cooperative

Siswa melakukan diskusi kelompok untuk memecahkan permasalahan dan


mengembangkan kemampuan berkolaborasi dengan teman.

5. Trasfering

Siswa menunjukkan kemampuan terhadap pengetahuan yang dipelajarinya dan


menerapkannya. Setelah menonton dan menyimak materi video yang telah diberikan
oleh penulis kepada siswa maka siswa diharuskan dapat menuliskan sebuah karangan
atau tulisan berupa puisi dengan menggunakan bahasa sendiri.

1.6 Sistematika Penulisan


Untuk mempermudah serta mengetahui arah dan penulisan, maka laporan
tugas akhir ini membuat suatu sistematika penulisan yang terdiri dari:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah,


batasan masalah, tujuan, manfaat, metode pengumpulan data dan
sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Pada bab ini terdiri dari kerangka teori yang mendukung dalam
penulisan tugas akhir ini yang terdiri dari tinjauan umum dan
tinjauan pustaka.

BAB III : DATA DAN ANALISIS DATA

Pada bab ini akan membahas mengenai strategi pembelajaran


Contextual Teaching and Learning (CTL) pada efektivitas media lagu
melly goeslaw “Bunda” pada pembelajaran menyimak dan menulis
puisi siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sewon.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan menjelaskan tentang penerapan dan hasil yang di
peroleh dari tahap perancangan.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran-saran guna untuk


meyempurnakan penulisan tugas akhir lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai