Anda di halaman 1dari 5

Pembahasan

Analisis Kompensial

A. Pengertian
Analisis komponensial adalah teori analisis makna yang menggunakan pendekatan
melalui komponen-komponen makna. Pendekatan analisis komponensial ini berdasarkan
kepada kepercayaan bahwa makna kata dapat dipecah-pecah menjadi elemen-elemen makna
yang merupakan ciri makna yang bersangkutan.

Analisis ini dipergunakan untuk mendeskripsikan tata hubungan antar butir leksikal
dalam sebuah medan makna atau mendeskripsikan system dan struktur medan leksikal
(Wedhawati dalam Ainin dan Asrori, 2008: 110).

B. Cara menganalisis kata melalui analisis komponensial


J. D Parera (2004, 159) mengemukakan adapun unsur-unsur untuk menemukan
kandungan makna kata, sebagai berikut:

1. Pilihlah kata yang secara intuitif diperkirakan berhubungan.


2. Tentukan analogi-analogi di antara kata-kata itu.
3. Cirikanlah komponen semantic atau komposisi atas dasar analogi-analogi tadi.
C. Kelemahan dan kelebihan serta fungsi teori analisis.
Menurut Parera (2004: 161) mengungkapkan beberapa manfaat teori analisis
komponensial yaitu dapat mengetahui benar dan yidaknya kalimat, dan beberapa kalimat
bersifat anomali. Selain itu, komponen makna juga berguna untuk perumusan makna dalam
kamus dan untuk menentukan apakah kalimat yang digunakan dapat diteria atau tidak secara
semantic. Menfaat dalam kajian semantic leksikal cukup menonjol karena manfaatnya cukup
beragam dalam mengkaji makna kata dan hubungan makna antar kata dalam suatu bahasa.

Kelemahan dalam analisis teori ini adalah terletak pada kemungkinan pemberian fitur
yang sama untuk kata yang sebenarnya bersifat anatonimi timbal balik yaitu oposisi makna
kata yang bersifat resiprokal. Misalnya, kata jual dan beli. Kelemahan lain adalah adanya
kesulitan untuk memberikan fitur-fitur secara lengkap untuk kata-kata yang digunakan
sebagai fitur.
Analisis Komponen Makna

A. Hakikat Analisis Komponen

Dalam studi fonologi bunyi-bunyi bahasa baik fon maupun fonem, dapat dianalisis atas
komponen-komponen pembentuknya berdasarkan lalu lintas udara, kerja sama antara alat
ucap tertentu pemroduksian bunyi. Mialnya bunyi /b/ dan/p/ bunyi /i/ dan bunyi /u/. Bunyi-
bunyi dianalisis atas komponen pembentuknya sebagai berikut:

/b/ kontoid stop bilabial bersuara

/p/ kontoid stop bilabial tak bersuara

/i/ vokoid tinggi depan tak bundar

/u/ vokoid tinggi belakang bundar

Dengan analisi komponen pembentuk bunyi tersebut dapat dideteksi pertentangan yang
terkecil antara-antara bunyi tersebut. Perbedaan antara fonem /b/ dan /p/ adalah bersuara dan
tak bersuara. Perbedaan antara fonem /i/ dan /u/ adalah depan-belakang, takbundar-bundar.
Hakikat analisis komponen bunyi bahasa telah bersifat semesta, berlaku untuk setiap bunyi
bahasa yang bersifat semesta pula.

B. Analisis Komponen Makna

Prosedur menemukan komposisi makna kata disebut pula dekomposisi kata. Untuk
menemukan komposisi unsur-unsur kandungan makna kata, kita perlu mengikuti prosedur
sebagai berikut:

1. Pilihlah seperangkat kata yang secara intuitif kita perkirakan berhubungan


2. Temukanlah analogi-analogi di antara kata-kata yang seperangkat itu
3. Cirikanlah komponen semantik atau komposisi semantik atas data analogi-analogi
tadi

Sebagai contoh biasanya dipilih perangkat kata yang menunjukkan atau berhubungan dengan
nasabah keluarga. Ambillah perangkat kata “pria, wanita, puta, dan putri”. Satu analogi yang
dapat dibentuk dari perangkat ini tergambar seperti di bawah ini:

Pria: wanita :: putra : putri


Jika analogi kita sahih, maka perbedaan di dalam dua subperangkat kata itu pertama adalah
seks. “pria dan putra” dikatakan +jantan, “wanita dan putri” dikatakan –jantan. Keempat kata
ini cocok dengan analogi kedua itu dapat digambarkan seperti di bawah ini:

Pria : putra :: wanita : putri

Analogi kedua yang menunjukkan perbedaan antara perangkat nasabah sejenis kelamin ini
ialah kedewasaan “putra dan putri” –dewasa. Hasil analisi komponen semantik kita akan
berbentuk sebagai berikut:

Pria wanita putra putri

+jantan -jantan +jantan -jantan

+dewasa +dewasa -dewasa -dewasa

C. Manfaat Formal Analisis Komponen


1. Analisi komponen semantik makna kata dapat memberi jawab mengapa beberapa
kalimat benar, mengapa beberapa kalimat lain tidak benar dan mengapa beberapa
kalimat bersiafat anomali. Perhatikanlah kalimat-kalimat contoh berikut ini:

Kalimat yang kebenarannya berlaku di mana-mana atau dikatakan kalimat analitis benar atau
singkatnya kalimat analitis:

 Suaminya seorang laki-laki


 Ibu saya seorang perempuan
 Tetangga kami yang hamil itu seorang wanita

Kalimat yang bertentangan dalam dirinya atau kalimat berkontradiktoris interminis:

 Pria itu melahirkan


 Paman saya seorang perempuan
 Tetangga kami yang hamil itu seorang pria

Kalimat bersifat anomali:

 Tebing itu jantan


 Ibu saya dirakit
 Tetangga kami yang hamil itu geometris

2. Dengan analisis komponen atau komposisi makna kata, kita meramal hubungan
antara makna. Hubungan antara makna dibedakan secara umum atas lima tipe yakni:
kesinominan, keantoniman, keberbalikan, kehiponimian.
3. Pakar semantik seperti Bierwisch (1970), Karz (1972), dan Leech (1974) telah
mendesain satu sistem logika yang memungkinkan komponen semantik dipakai
sebagai alat uji bahwa kalimat-kalimat (1) sampai dengan (3) bersifat analitis (4)
sampai dengan (6) bersifat kontradiktoris in terminis, dan kalimat (7) sampai dengan
(9) bersifat anomali. Jika kita mendengar kalimat (10) sekretaris seorang pria, maka
secara logis dengan dasar komponen komposisi semantik kata “pria akan
berkesimpulan bahwa sekretaris itu “dewasa” dan “ berseks jantan”.

Analisis komponen/komposisi semantik adjektif belum banyak dilakukan dalam studi


semantik linguistik. Salah satu ciri komponen semantik adjektif ialah tentang positif dan
negatif, misalnya “baik-jahat, benar-salah, panjang-pendek”. Rentang semantik adjektif
positif-negatif ini telah menarik perhatian beberapa pakar psikologi dalam penelitian mereka
untuk menggali penilaian yang bersembunyi dari subjek-penelitian.

Representasi kuantitatif makna adjektif ini akan kami bicarakan dalam bagian tersendiri
skala diferensi semantik ini berguna dalam penelitian, khususnya penelitian psikologi dan
pendidikan.

Skala positif dan negatif komposisi sebuah adjektif menarik perhatian dalam analisis
penggunaan semantik adjektif. Misalnya adjektif “jauh-dekat, panjang-pendek” perhatikanlah
contoh bahasa Indonesia dan bahasa Inggris di bawah ini:

Bahasa Indonesia:

(biasa) 1. Beberapa jauh kota itu dari sini?

(tidak biasa) 2. Berapa dekat kota itu dari sini?

(biasa) 3. Panjang kain itu lima meter.

(tidak biasa) 4. Pendek kain itu lima meter.

Bahasa Inggris:
(netral) : How long is the movie?

(tidak netral) : How short is the movie?

Akan tetapi jawaban mungkin dalam bahasa Inggris hanya satu

(biasa/mungkin) : two hours long

(tidak mungki) : two hours short

D. Analisis Komponen dan medan Makna

Untuk bahasa Inggris telah dilakukan studi komponen/komposisi kata berdasarkan medan
makna. Kita dapat membedakan medan makna dalam bidang-bidang: nasabah keluarga, nama
penyakit, nama tumbuhan, nama warna, nama makanan,dan sebagainya. Analisis ini berguna
sebagai bahan bandingan dalam bahasa yang lain.
Daftar Pustaka

Parera.J.P. 2004. Teori Semantik. Erlangga. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai