Analisis Kompensial
A. Pengertian
Analisis komponensial adalah teori analisis makna yang menggunakan pendekatan
melalui komponen-komponen makna. Pendekatan analisis komponensial ini berdasarkan
kepada kepercayaan bahwa makna kata dapat dipecah-pecah menjadi elemen-elemen makna
yang merupakan ciri makna yang bersangkutan.
Analisis ini dipergunakan untuk mendeskripsikan tata hubungan antar butir leksikal
dalam sebuah medan makna atau mendeskripsikan system dan struktur medan leksikal
(Wedhawati dalam Ainin dan Asrori, 2008: 110).
Kelemahan dalam analisis teori ini adalah terletak pada kemungkinan pemberian fitur
yang sama untuk kata yang sebenarnya bersifat anatonimi timbal balik yaitu oposisi makna
kata yang bersifat resiprokal. Misalnya, kata jual dan beli. Kelemahan lain adalah adanya
kesulitan untuk memberikan fitur-fitur secara lengkap untuk kata-kata yang digunakan
sebagai fitur.
Analisis Komponen Makna
Dalam studi fonologi bunyi-bunyi bahasa baik fon maupun fonem, dapat dianalisis atas
komponen-komponen pembentuknya berdasarkan lalu lintas udara, kerja sama antara alat
ucap tertentu pemroduksian bunyi. Mialnya bunyi /b/ dan/p/ bunyi /i/ dan bunyi /u/. Bunyi-
bunyi dianalisis atas komponen pembentuknya sebagai berikut:
Dengan analisi komponen pembentuk bunyi tersebut dapat dideteksi pertentangan yang
terkecil antara-antara bunyi tersebut. Perbedaan antara fonem /b/ dan /p/ adalah bersuara dan
tak bersuara. Perbedaan antara fonem /i/ dan /u/ adalah depan-belakang, takbundar-bundar.
Hakikat analisis komponen bunyi bahasa telah bersifat semesta, berlaku untuk setiap bunyi
bahasa yang bersifat semesta pula.
Prosedur menemukan komposisi makna kata disebut pula dekomposisi kata. Untuk
menemukan komposisi unsur-unsur kandungan makna kata, kita perlu mengikuti prosedur
sebagai berikut:
Sebagai contoh biasanya dipilih perangkat kata yang menunjukkan atau berhubungan dengan
nasabah keluarga. Ambillah perangkat kata “pria, wanita, puta, dan putri”. Satu analogi yang
dapat dibentuk dari perangkat ini tergambar seperti di bawah ini:
Analogi kedua yang menunjukkan perbedaan antara perangkat nasabah sejenis kelamin ini
ialah kedewasaan “putra dan putri” –dewasa. Hasil analisi komponen semantik kita akan
berbentuk sebagai berikut:
Kalimat yang kebenarannya berlaku di mana-mana atau dikatakan kalimat analitis benar atau
singkatnya kalimat analitis:
2. Dengan analisis komponen atau komposisi makna kata, kita meramal hubungan
antara makna. Hubungan antara makna dibedakan secara umum atas lima tipe yakni:
kesinominan, keantoniman, keberbalikan, kehiponimian.
3. Pakar semantik seperti Bierwisch (1970), Karz (1972), dan Leech (1974) telah
mendesain satu sistem logika yang memungkinkan komponen semantik dipakai
sebagai alat uji bahwa kalimat-kalimat (1) sampai dengan (3) bersifat analitis (4)
sampai dengan (6) bersifat kontradiktoris in terminis, dan kalimat (7) sampai dengan
(9) bersifat anomali. Jika kita mendengar kalimat (10) sekretaris seorang pria, maka
secara logis dengan dasar komponen komposisi semantik kata “pria akan
berkesimpulan bahwa sekretaris itu “dewasa” dan “ berseks jantan”.
Representasi kuantitatif makna adjektif ini akan kami bicarakan dalam bagian tersendiri
skala diferensi semantik ini berguna dalam penelitian, khususnya penelitian psikologi dan
pendidikan.
Skala positif dan negatif komposisi sebuah adjektif menarik perhatian dalam analisis
penggunaan semantik adjektif. Misalnya adjektif “jauh-dekat, panjang-pendek” perhatikanlah
contoh bahasa Indonesia dan bahasa Inggris di bawah ini:
Bahasa Indonesia:
Bahasa Inggris:
(netral) : How long is the movie?
Untuk bahasa Inggris telah dilakukan studi komponen/komposisi kata berdasarkan medan
makna. Kita dapat membedakan medan makna dalam bidang-bidang: nasabah keluarga, nama
penyakit, nama tumbuhan, nama warna, nama makanan,dan sebagainya. Analisis ini berguna
sebagai bahan bandingan dalam bahasa yang lain.
Daftar Pustaka