Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nadia Anastasia Putri Pratama

NIM : 201810080311063
Kelas : sasindo 4B

Sayang Ada Orang Lain


Karya: Utuy Tatang Sontani
DI RUMAH SUMINTO YANG SEMPIT DAN SEDERHANA. SUASANA SEPI. TIBA-TIBA
DATANG SEORANG LAKI-LAKI MENCARI SUMINTO.

Hamid  : Minto … Minto! Kau masih tidur di siang hari begini? (SUMINI ISTRI SUMINTO
MUNCUL DENGAN PAKAIAN YANG BAGUS) Suminto ada?

Sumini : Ada. Mas … Mas … ini ada Pak Hamid! (MINTO MUNCUL DENGAN KAUS
OBLONG DAN SARUNG)

Hamid  : Lho aneh …! Istrinya perlente, suaminya kaya gembel.

Suminto : Dia mau pergi, ada urusan.

Hamid  : Dan kau, tunggu di rumah? Mengapa tidak berduaan saja sambil rekreasi. Ini kan hari
Minggu?

Suminto : Hari Minggu malah lebih memusingkan. Uang tak ada, malas mau pergi. Diam di
rumah, banyak yang nagih utang.

Hamid  : Engkau selalu pesimis, Minto. Untung istrimu tidak.

Sumini : Perempuan jangan disamakan dengan laki-laki, Pak Hamid. Silakan duduk Pak
Hamid, saya mau pergi dulu, ada urusan. (MENDEKATI MINTO LALU MENCIUM TANGAN
BERPAMITAN) Saya pergi dulu, Mas! (MINI PERGI KELUAR)

Hamid  : Minto, beruntung sekali kamu memiliki istri seperti dia. Tapi anehnya, engkau selalu
kelihatan lesu.

Suminto : Bagaimana tidak lesu, gaji pegawai rendah seperti saya ini sangat tidak seimbang
dengan harga-harga di pasar. Gaji yang saya terima sekarang cuma bisa untuk hidup sepuluh
hari saja, yang dua puluh hari mesti harus ditutup dengan utang, kalau perlu menjual barang
yang layak dijual. Kian lama utang itu bukan kian sedikit, Pak Hamid, tapi makin menggunung.
Aku bekerja bukan hanya untuk aku dan istriku, atau biaya sekolah seorang anakku. Tapi,
semata-mata untuk mereka yang mengutangkan kepada istriku.

Hamid  : Aku sudah beberapa kali menganjurkan supaya berubah cara berpikirmu. Kamu harus
melihat realitas, berpikir yang dialektik. Mestinya kau tidak perlu pesimis dengan gajimu yang
tidak cukup. Dengan gaji yang tidak cukup itu, kamu harus bisa menggunakan kesempatan
dalam segala cara, agar rumah tanggamu menjadi kuat.

Suminto : Lantas, apa aku harus korupsi untuk menutup kekurangan? Aku tidak bisa berbuat
senista itu, Pak Hamid.

Hamid  : Siapa yang menganjurkan kamu untuk korupsi? Aku tidak bilang begitu. Aku cuma
menyarankan agar kamu berpikir dialektis, agar kamu dapat mengubah keadaan menjadi lebih
baik. Tapi … sudahlah, Minto, aku ke sini sebenarnya hanya mau pinjam raket badmintonmu.

Suminto : Sudah tidak ada.

Hamid  : Ke mana?

Suminto : Sudah kujual untuk menutup kekurangan.

Unsur Intrinsik Drama “Sayang Ada Orang Lain”


Berdasarkan petikan naskah drama “Sayang Ada Orang Lain”, kalian dapat mengidentifikasikan
unsur intrinsik yang ada, sebagaimana contoh berikut.

1. Tema

Secara umum petikan drama di atas mengandung tema kondisi ekonomi yang kekurangan. Hal
tersebut dapat dilihat dari petikan dialog tokoh Suminto; Bagaimana tidak lesu, gaji pegawai
rendah seperti saya ini sangat tidak seimbang dengan harga-harga di pasar. Gaji yang saya
terima sekarang cuma bisa untuk hidup sepuluh hari saja, yang dua puluh hari mesti harus
ditutup dengan utang, meminjam, kalau perlu menjual barang yang layak dijual … (dan
seterusnya).

2. Amanat atau pesan

Amanat atau pelajaran yang dapat diambil dari petikan naskah drama di atas di antaranya,
yaitu seseorang harus bijaksana dalam menyikapi tuntutan kehidupan berkenaan dengan
keadaan ekonomi yang kekurangan.
Amanat atau pesan tersebut dapat disimpulkan dari dialog tokoh, antara lain: Aku sudah
beberapa kali menganjurkan supaya berubah cara berpikirmu. Kamu harus melihat realitas,
berpikir yang dialektik. Mestinya kau tidak perlu pesimis dengan gajimu yang tidak cukup, tapi
dengan gaji yang tidak cukup itu kamu harus bisa menggunakan kesempatan dalam segala cara,
agar rumah tanggamu menjadi kuat.

3. Alur

Jalinan cerita yang tampak pada petikan naskah drama di atas tersusun secara maju. Artinya isi
cerita disampaikan dengan kronologi cerita dari waktu yang lampau menuju waktu ke depan.

4. Penokohan

Dalam petikan naskah tersebut terdapat beberapa tokoh dengan berbagai karakter penokohannya,
yang mencerminkan letak posisi tokoh dalam cerita. Salah satu contoh karakter tokoh dari
petikan di atas adalah sifat kejujuran yang dimiliki oleh tokoh Suminto. Karakter tersebut dapat
dilihat melalui dialog; Lantas, apa aku harus korupsi untuk menutup kekurangan? Aku tidak
bisa berbuat senista itu, Pak Hamid.

5. Latar atau setting

Latar tempat dari cerita dalam petikan naskah di atas yaitu rumah Suminto. Adapun latar waktu
dan suasana dalam cerita adalah pada waktu pagi hari yang sepi di hari Minggu.

Hal tersebut dapat dilihat dalam petunjuk lakuan maupun dialog tokoh yang terdapat dalam teks
naskah, di antaranya; Di rumah Suminto yang sempit dan sederhana. Suasana sepi … dan
dialog: … Ini kan hari Minggu? (dan seterusnya).

Anda mungkin juga menyukai