Anda di halaman 1dari 6

KAJIAN STRUKTURAL CERPEN RONGGOLAWE GUGUR KARYA

GUNAWAN MARYANTO
Mayada
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Hasyim Asy’ari
Email : mayadajerukwangi@gmail.com

ABSTRAK

Sastra merupakan sebuah karya sastra baik berupa lisan,tulisan


ataupun benda. Ada banyak jenis karya sastra yang ada di sekitar kita,.
Tanpa di sadari,sastra melekat dengan sendirinya dalam setiap
kehidupan. Salah satu sastra yang kita kenal,ialah cerpen,puisi,novel
dan masih banyak lagi. Pada penelitian kali ini,penulis memfokuskan
pada pengkajian cerpen. Salah satu cerpen karya Gunaewan Maryanto
ini,yaitu cerpen Ronggolawe. Cerpen Ronggolawe gugur ini
menceritakan tentang lakon seorang Adipati Tuban yang gugur dalam
sebuah perlawanan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
unsur – unsur instrinsik yang ada pada cerita tersebut. Tokoh utama
dalam cerpen Ranggalawe adalah tokoh Ronggolawe. Sedangkan Tokoh
lainnya seperti Ratu Kencana Wungu,Patih Logender,Menak
koncar,Menak Jingga,Dayun hanya tokoh tambahan yang hanya
sekedarnya sebagai penguat cerita. Cerpen ini pelatarannya belum
jelas dimana tepatnya,karena tokoh tidak menggambarkan keberadaan
latar pada cerita tersebut dan kondisional menyesuaikan dimana setiap
tokoh memainkan. Pengarang cerpen Ronggolawe yang gugur ini
menggunakan sudut pandang orang ketiga sebagai pelaku utama,tidak
menggunakan kata ganti aku,tetapi menceritakan tokoh utama hanya
menggunakan kata ganti nama. Cerpen ini menggunakan bahasa yang
lugas dan sederhana. Meskipun sedikit diselingi perumpamaan –
perumpamaan tertentu. Akan tetapi,tidak mengubah kelugasannya.

Kata Kunci : Sastra,kajian struktural,cerpen

ABSTRACT

Literature is a litesticks by literature creation either in the form of


oral,writer,or noun. There are many type literature work what is
around us. Without realizing,literature sticks by itself in every life. One
of the literatures we know,is short story,poem,novel and many more.
In the research,the author focuses on the study of short stories. One of
the short stories Gunawan Maryanto is Ronggolawe short story.
Ronggolawe short story this fall tell about play a Duke of Tuban the
fallen in a match. This research aim for describe instrinsic elements
what’s in the story. The main character in the short story Ronggolawe
is Ronggolawe figure. Whereas figure other like Ratu Kencana
Wungu,Patih Logender,Menak Koncar,Menak Jingga,Dayun only

1
additional character only the celery story booster. This short story the
courtyard not clear where exactly,because figure not describe
existence backgrround to the story and conditional adapt where each
character plays. Story writer Ronggolawe the fallen use viewpoint third
person as main actor,not use pronoun. This cerpen use language
straightforward and simple. Although a little interspersed parables
certain. However,not change his straightforwardness.

Keywords : Literature,structure study,short story

A. PENDAHULUAN

Suatu karya sastra memiliki nilai keestetikan sendiri dalam


penyampaian karya tersebut. Setiap orang mengagumi karya sastra
tersendiri. Ada yang menyukai puisi,cerpen,drama,pantun dan lain
sebagainya. Alasan mereka pun beragam,apabila ditanyai mengapa
mereka menyukai karya sastra tertentu. Secara tidak langsung,mereka
sudah mengimplementasikan apresiasi sastra terhadap karya sastra
tertentu.
Memaknai sebuah karya sastra yang paling mendasar ialah
dengan cara “mengkaji unsur – unsur pembangunnya”. Selain itu
juga,dapat dilakukan dengan mengkaji karya sastra itu sendiri dari
berbagai sudut pandang.
Istilah pengkajian sering di sejajarkan dengan istilah analysis
dalam bahasa inggris,atau lebih dikenal dengan telaah,yang berarti
melakukan pendalaman,mempelajari atau mengkaji secara serius
( 2017 : 41 ).
Suatu karya sastra tidak mungkin bisa tercipta tanpa adanya
unsur – unsur pembangun didalamnya. Sedangkan unsur pembangun
suatu karya tersebut ada yang berasal dari dalam karya tersebut atau
biasa dikenal dengan instrinsik. Ada juga unsur pembangun suatu karya
yang berasal dari luar karya tersebut atau ekstrinsik.
Unsur instinsik ( instrinsic ) adalah unsur – unsur yang
membangun karya sastra itu sendiri,sedangkan unsur ekstrinsik
( extrinsic) adalah unsur pembangun karya sastra yang berasa di luar
karya sastra itu,tetapi secara tidak langsung memengaruhi bangunan
atau sistem organisme karya sastra. ( Burhan Nugiyantoro,2010 : 23 )
Cerpen Ronggolawe gugur merupakan salah satu hasil karya
seorang aktor,penulis dan sutradara teater berkebnagsaan Indonesia.
Cerpen ini di tulis oleh Gunawan Maryanto. Penulis tertarik untuk
mengkaji cerpen Ronggolawe gugur karya Gunawan Maryanto karena
menggambarkan kisah perjuangan seorang Adipati yang berjuang gugur
dalam sebuah perlawanan. Selain itu juga di gambarkan tokoh dalam
berbagai perumpamaan- perumpamaan yang di jelaskan dalam bahasa
kiasan tetapi mudah untuk dipahaminya.
Kegiatan mengkaji sebuah karya sastra pada dasarnya ialah
kegiatan yang bersifat individual. Karena setiap masing – masing
individu mempunyai pemahaman, penghayatan dengan sudut pandang

2
masing – masing. Seperti yang akan di paparkan berikut untuk
menelaah lebih dalam unsur pembangun cerpen ini,penulis
menitikberatkan pada pendekatan struktural.

B. LANDASAN TEORI
1. Hakikat Sastra
Sastra merupakan sebuah karya seni yang bisa berupa
lisan,tulisan ataupun benda. Sastra bisa diungkapkan sebagai
pengalaman,perasaan,ide serta ungkapan pribadi manusia.
( Nurgiyantoro,Burhan : 1995,30 ) Istilah pengkajian atau
kajian merujuk pada pengertian penelaahan atau penyelidikan
( meneliti ). Jadi,pengkajian terhadap karya sastra berarti penelaahan
terhadap karya fiksi tersebut.
Cerita pendek atau biasa disebut sebagai cerpen merupakan
bentuk karya sastra fiksi. Nove dengan cerpen memang memiliki
kesamaan antara keduanya. Tetapi,perbedaan tersebut ada pada cerita
pendek yang lebih pendek daripada novel. Untul jumlah katanya secara
pasti,belum ada kesepakatan tepatnya berapa untuk cerpen itu sendiri.
Untuk persamaan diantara keduanya memiliki unsur
pembangun yang membangun suatu karya sastra. Struktur tersebut
menjadi pembangun dalam sebuah karya sastra. Adapun persamaan
dari karya sastra Novel dan Cerpen ialah didalamnya sama – sama
terdapat unsur pembangun secara instrinsik dan secara ekstrinsik.
Sama – sama memiliki tema,tokoh,alur,latar,penokohan,
sudutpandang,gaya bahasa,dan lain sebagainya.
2. Kajian Struktural
Menurut Abrams, 1981 : 68,menyatakan bahwa struktur karya
sastra merupakan susunan,penegasan, dan gambaran semua bahan dan
bagian yang menjadi komponen nya yang secara bersama membentuk
kebulatan yang indah.
Mengkaji struktur dalam sebuah karya sastra,dapat dilakukan
dengan mendeskripsikan,menelaah hubungan antara unsur instrinsik
karya sastra yang berkaitan,
Dengan demikian,analisis struktural bertujuan memaparkan
secermat mungkin fungsi dan keterkaitan antarberbagai unsur karya
sastra yang secara bersama menghasilkan sebuah kemenyeluruhan
( Nugiyantoro,Burhan 2010 : 37 ).
Menurut Hartoko dan Rahmanto,1986 : 136,menyatakan
bahwa analisis struktural daat berupa kajian yang menyangkut relasi
unsur – unsur dalam mikroteks ,satu keseluruhan wacana,dan berupa
relasi intertekstual.
Kajian struktural dalam suatu karya seni berupa unsur
instrinsik ataupun unsur ekstrinsik karya sastra tersebut. Suatu karya
sastra memiliki keestetikan sendiri yang membuat rasa senang
tersendiri terhadap pembacanya. Pengaitan antara unsur,dan makna
yang ada serta di capai dalam karya tersebut.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif analisis. Metode deskriptif analisis ini dilakukan
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data atau fakta –
fakta yang kemudian dikaji di dalamnya.

3
Secara etimologis,deskripsi dan analisis berarti menguraikan.
Tidak hanya menguraikan saja,melainkann juga memberikan
penjelasan,pemahaman,sertapemaparan secukupnya saja.

D. Pembahasan
KAJIAN STRUKTURAL CERPEN RONGGOLAWE KARYA GUNAWAN MARYANTO
a) Tema
Cerpen Ronggolawe ini bertemakan tentang kepahlawanan.
Karena,menceritakan tentang kisah Ranggalawe yang gugur dalam perlawanan.
Seperti yang terlihat dalam kutipan cerita berikut :
“Di atas punggung,beberapa kotak yang disembunyikan begitu saja di
balik kain hitam,Ranggalawe gugur.”
Tokoh Ronggoalawe disini mempunyai jasa besar dalam perang
melawan kerajaan Kadiri. Pada waktu itu,ayahnya Arya Wiraraja mengutus putra
nya Ronggolawe untuk memimpin pasukan perang bersama pimpinan kerajaan
Majapahit ( sekarang ),untuk membuka hutan di kawasan yang sekarang menjadi
cikal bakal berdirinya kerajaan Majapahit.
b) Alur
Alur dari cerpen ini menggunakan alur maju. Dimana dalam kisah
Ronggolawe ini menceritakan awal cerita,hingga pertikaian memuncak dan
penyelesaian permasalahan yang terjadi.
c) Tokoh dan Penokohan
Tokoh utama dalam cerpen Ronggolawe yang gugur adalah tokoh
Ronggolawe.
Sedangkan tokoh Kebo Anabrang,Raden Wijaya,Lembu Sora,ayahnya
yang bernama Arya Wiraraja hanya sebagai tokoh tambahan yang juga berkaitan
serta ikut membangun suatu cerita. Tokoh Ronggolawe ini mempunyai watak
pemberani,karena merupakan seorang ksatria.
Ayahnya sendiri menamainya dengan nama “Rangga” yang berarrti
ksatria. Dan “Lawe” yang memiliki makna wenang atau kemenangan.
Tokoh Ronggolawe disini sebagai sentral dari sebuah cerita, tokoh
tambahan lainnya,kebanyakan minim dialog. Karena,akan muncul saat – saat
tertentu dan tentunya juga berperan sebagai penguat isi cerita.
d) Latar
Cerpen ini berlatar lebih dominan di wilayah kerajaan. Tepatnya,yaitu
kerajaan Majapahit. Meskipun juga,untuk latar – latar yang lain tidak diketahui
pasti lebih jelasnya berlatar dimana kerjadian peristiwa tersebut. Seperti yang
diceritakan dalam kutipan berikut :
“Ronggolawe merupakan salah satu pengikut setia Raden Wijaya yang
turut merintis pendirian Kerajaan Majapahit pada 1293 Masehi”.
Ada juga latar lain,yang diceritakan dalam cerpen tersebut yaitu kota
Tuban yang merupakan tempat asal Ronggolawe. Dan Sungai Tambak Beras yang
menjadi tempat duel serta tewasnya Ranggalawe melawan Kebo Anabrang.
Tetapi,latar – latar tersebut kurang begitu dominan disebutkan dalam
cerita yang ada.
e) Sudut pandang
Pada cerpen ini pengarang menggunakan sudut pandang orang ketiga
sebagai pelaku utama. Karena tidak menggunakan kata “aku”,melainkan
menceritakan tokoh utama menggunakan kata ganti namanya. Terlihat pada
kutipan cerita berikut :
“Sikap Ronggolawe memantik intrik di internal istana.”

4
Penulis menempatkan dirinya sebagai narator yang berposisisi diluar
cerita. Ia menampilkan tokoh – tokoh cerita dengan menyebutkan nama nya atau
kata ganti lain.
f) Gaya Bahasa
Cerpen ini menggunakan gaya bahasa yang lugas dan sederhana.
Meskipun didalamnya terdapat bahasa kiasan. Akan tetapi,tidak mengubah
kelugasannya. Seperti pada kutipan berikut :
“Bukan kematian benar menusuk kalbu .....
Keridlaanmu menerima segala tiba
Tak kutahu setinggi di atas debu
Dan duka maha Tuhan bertakhta .... “
Gaya bahasa yang lugas,sederhana serta mudah dipahami membantu
pembaca dalam memahami isi cerita tersebut secara keseluruhan.

E. KESIMPULAN
Cerpen Ronggolawe yang gugur ini bertemakan tentang
kepahlawanan. Tentang perlawananan antara Ronggolawe dengan Kebo
Anabrang yang pada akhirnya juga menewaskan dirinya dalam
pertempuran tersebut. Alur dikemas pengarang secara maju,dalam
rangkaian cerinya. Tokoh yang menjadi sentral di dalamnya ialah
Ronggolawe itu sendiri. Sedangkan,tokoh lainnya bersifat sebagai
pembantu. Cerpen ini berlatar yang lebih dominan di Kerajaan
Majapahit. Untuk latar waktunya dapat menyesuaikan,kondisional.
Pengarang pada cerpen menggunakan sudut pandang orang ketiga
sebagai pelaku utama. Karena,secara tidak langsung menggunakan kata
ganti nama nya dalam menceritakan kejadian. Cerpen ini menggunakan
gaya bahasa yang lugas,meskipun ada juga bahasa kian yang
mendukung cerita tersebut. Akan tetapi,tidak mengurangi pemahaman
pembaca dalam mengalurkan isi cerita secara keseluruhan.

DAFTAR PUSTAKA
Abrams. 1981. Teori Pengantar Fiksi. Yogyakarta : Hanindita.

Al – Ma’ruf,Ali Imron. ,& Nugrahani,Farida. 2017. PENGKAJIAN SASTRA :


Teori dan Aplikasi. Surakarta : CV.Djiwa A marta Press.
Nugiyantoro,Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta : GADJAH
MADA UNIVERSITY PRESS.
Nugiyantoro,Buthan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi.Yogyakarta : GADJAH
MADA UNIVERSITY PRESS.
Hartoko.,& Rahmanto. 1986. Pemandu Dunia Sastra . Yogyakarta :
Kanisius.

5
6

Anda mungkin juga menyukai