Anda di halaman 1dari 2

1.

2 Gugus Konsoid
gugus kontoid atau kluster adalah gabungan dua buah kontoid yang
diucapkan dalam satu tarikan nafas. Muslich (2012:71) menyatakan kluster
dalam bahasa Indonesia sebagai akibat pengaruh struktur fonetis unsur
serapan. Oleh karena itu, pengucapannya pun wajib sinkron menggunakan
struktur fonetis karena jika keliru dalam pengucapannya akan berdampak pada
perbedaan makna. Sama hamnnya dengan diftong dan deret vokal, kluster dan
deret konsonan terlihat sama, tetapi sebenarnya berbeda. Perbedaannya
terletak pada gerak lidah dan timbre satu kali, dan terletak pada satu suku kata
(silabel) yang sama. Contohnya kluster {br} pada kata <brahma> [brahma],
{ty} pada kata <satya> [satya]. Adapun deret konsonan adalah urutan dua
buah konsonan pada batas silabel, mislnya {b} dan {d} pada kata <sabda>,
{rg} pada kata <surga>.
Berikut merupakan kluster Bahasa Indonesia.
a. Jika klusternya terdiri atas dua kontoid, yang berlaku adalah
1. Kontoid pertama hanyalah sekitar [p], [b], [t], [d], [k], [g], [f], dan [s]
2. Kontoid kedua hanyalah sekitar [l], [r], [w], [s], [m], [n], [k].
Contoh:

Kluster Contoh Kluster Contoh


/pl/ Pleonasme /fr/ Infra
/bl/ Blangko /sr/ Srempet
/kl/ Klinik /ps/ Psikolog
/gl/ Global /ks/ Ksatria
/fl/ Flora /dw/ Dwifungsi
/sl/ Slogan /sw/ Swadaya
/pr/ Produksi /kw/ Kwarter
/br/ Brahma /sp/ Sponsor
/tr Tragedi /sm/ Smokal
/dr/ Drama /sn/ Snobisma
/kr/ Kristen /sk/ Skema
/gr/ Grafis

b. Jika kluster terdiri dari tiga kontoid yang berlaku adalah


1. Kontoid pertama selalu [s]
2. Kontoid kedua [t] atau [p]
3. Kontoid ketiga [r] atau [l]
Contoh:

Kluster Contoh
/str/ Strategi
/spr/ Sprint
/skr/ Skripsi
Skl/ sklerosos
Karena kosakata bahasa Indonesia tidak memiliki kluster, maka ketika
mengunakan kluster kata-kata serapan, penutur bahasa Indonesia
cenderung untuk menduasukuan dengan menambahkan [a]. Misalnya,
pada kata <prangko> sering diucapkan <parangko>, <slogan> diucapkan
<salogan>, <klinik> diucapkan <kelinik>.

Anda mungkin juga menyukai