“DIGITALISASI PUISI”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Rutin Mata Kuliah Penulisan Puisi
Disusun Oleh:
Kelompok 9
Andini 2202510011
Putri Indah Nurjannah 2203210039
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Digitalisasi
Puisi" ini.
Adapun tujuan makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Penulisan
Puisi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Wahyu Wiji Astuti, S.Pd., M.A. selaku
dosen mata kuliah Penulisan Puisi yang telah memberikan tugas ini kepada kami sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan tentang topik dalam mata kuliah ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak terutama anggota kelompok
yang telah turut turun tangan dan membagi sebagian pengetahuan dan waktunya sehingga tugas
ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari, makalah kami ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan tugas ini.
Demikianlah makalah yang telah kami buat ini, semoga dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Kelompok 9
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
B. Rumusan Masalah
BAB II Pembahasan
A. Hakikat Digitalisasi
B. Sastra Digital
C. Hakikat Puisi
A. Kesimpulan
B. Penutup
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
Selain itu, sastra digital juga menerjang sampai ke lapisan masyarakat tertentu, seperti
halnya telah memengaruhi para penulis sastra yang selama ini hanya berdiam diri dan dilahirkan
melalui koran, buku, dan majalah saja. Akhirnya, internet dapat digunakan oleh penulis sebagai
medianya untuk menulis. Menuangkan kreativitasnya seperti di blog, laman sastra, dan grup
komunitas-komunitas sastra di Facebook.
Sastra digital tentunya termasuklah di dalamnya puisi. Puisi merupakan salah satu bentuk
sastra yang memiliki karakteristik tersendiri artinya berbeda dengan prosa. Puisi sulit dipahami
karena banyak menggunakan Bahasa kiasan. Di samping itu, puisi memiliki bentuk yang singkat
dan padat. Puisi banyak bersumber dari perasaan dan makna yang diungkapkan seseorang
dengan bahasa yang berirama. Puisi memiliki manfaat yang besar bagi pembacanya, diantaranya
adalah: memberikan hiburan kepada pembaca, mengandung ajaran moral, dan dapat
dipergunakan sebagai alat untuk mengkritik keadaan sosial masyarakat, serta dapat menyadarkan
pembaca.
Perkembangan puisi Indonesia dilihat dari masa Balai Pustaka sampai sekarang di era
digital dapat dikatakan mengalami kemajuan yang signifikan. Perkembangan tersebut dapat
dilihat dari bentuk, tema, dan isinya, kemudian teknik penciptaan dan penyajiannya. Tema-tema
yang muncul di setiap periode hampir selalu mengalami perbedaan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan sebelumnya, maka tujuan penulisan
makalah ini adalah:
A. Hakikat Digitalisasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah digitalisasi adalah proses
pemberian atau pemakaian sistem digital. Proses digitalisasi sudah berkembang sejak adanya
kemajuan penggunaan teknologi, komunikasi, dan informasi di era Revolusi Industri 4.0. Istilah
Revolusi Industri 4.0 pertama kali diperkenalkan pada acara Hannover Fair 2011 di Jerman.
Berbagai perubahan yang terjadi di era Revolusi Industri 4.0 yaitu kecerdasan buatan (artificial
intellience), perdagangan digital (e-commerce), data raksasa (Big Data), teknologi finansial,
hingga penggunaan robot.
Proses digitalisasi dari waktu ke waktu telah mengalami kemajuan yang sangat pesat.
Proses tersebut telah menciptakan banyak perubahan dan kemudahan. Namun, di era proses
digitalisasi, berbagai inovasi berbasis teknologi terus dikembangkan sehingga dapat membantu
penggunanya dalam menyelesaikan aktivitas sehari-hari.
Situasi yang terbaru adalah industri komunikasi digital mulai mendesak industri media
seperti koran, majalah, radio dan televisi. Inovasi-inovasi baru yang terkait dengan siaran radio
dan televisi mulai berubah. Radio dan televisi harus berhadapan dengan inovasi baru tentang cara
menyajikan sesuatu dalam bentuk media sosial yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya.
Media sosial yang muncul bergantian dimulai yahoo, google, friendster, kemudian hingga yang
sekarang seperti facebook, instagram, warm, line, vlog dan lain-lain, silih berganti dipilih
masyarakat untuk digunakan. Media sosial ini ada yang dapat bertahan hidup hingga saat ini
namun ada juga yang mengalami kesulitan bahkan hancur atau hilang seperti friendster.
Dengan alat yang ukurannya tidak sampai sebesar telapak tangan manusia itu, peralatan
tersebut dapat menangkap siaran radio dan televisi, sehingga tidak dibutuh alat-alat hiburan yang
besar. Tidak hanya itu, setelah mampu mengungguli siaran radio dan televisi, teknologi digital
ini mulai merangsek ke media masa terbitan seperti, koran, majalah dan buku. Pukulan telak
yang hebat terasa ketika seluruh isi koran, majalah dan buku dapat diakses melalui peralatan
seluler. Dampaknya banyak industri koran, majalah dan buku yang mulai mengalihkan sistemnya
ke sistem digital. Akibat yang terasa adalah banyaknya pemutusan hubungan kerja terhadap
tenaga pekerja (Yogi P. Ranuta, 2004:71).
Tujuan melakukan digitalisasi adalah agar bisa membuat sebuah arsip dokumen dalam
bentuk digital. Digitalisasi juga terkadang digunakan untuk membuat berbagai koleksi
perpustakaan digital maupun fungsi fotokopi.
Manfaat digitisasi adalah untuk mendapatkan efisiensi dan optimalisasi dalam banyak hal
antara lain efisiensi dan optimalisasi tempat penyimpanan, keamanan dari berbagai bentuk
bencana, untuk meningkatkan resolusi, gambar dan suara lebih stabil.
B. Sastra Digital
Sastra elektronik atau sastra digital adalah sastra di media elektronik. Sastra digital
adalah sastra yang menggunakan internet sebagai medianya. Sastra dalam peradaban tradisional
didominasi sastra lisan; dalam peradaban modern didominasi oleh sastra tulis; dan dalam
peradaban posmodern didominasi oleh sastra elektronik. Ambang peralihan tiap peradaban
tampak dalam deformasi genre sastra. Pendokumentasian dan penulisan sastra lisan sejalan
dengan peralihan dari peradaban tradisional menuju peradaban modern. Perekaman, sinematisasi
dan digitalisasi baik sastra lisan maupun sastra tulis sejalan dengan peralihan menuju peradaban
posmodern.
Sastra digital merupakan alternatif pembelajaran multidisiplin dengan kemasan
multimedia, multimodal, dan estetika interaktif (Montoro, 2015). Sastra digital ikut memfasilitasi
ekspresi dan apresiasi sastra siswa (Triono, dkk.,2019). Sastra digital membantu
menyebarluaskan kecintaan terhadap sastra dikarenakan keterbatasan akses tidak memiliki biaya
untuk membeli buku (Sapardi Djoko Damono dalam Harian Kompas, 2015).
Saat ini, masyarakat sangat mudah untuk memublikasikan setiap karya sastra yang
dibuatnya melalui media digital. Bahkan, karya sastra dalam bentuk cetak yang telah lama ada,
muncul kembali dalam dunia digital. Selain itu, munculah berbagai karya sastra baru dengan
orang-orang baru sebagai penciptanya. Media digital dan penggunaan internet yang salah satunya
adalah media sosial digunakan untuk memperkenalkan diri serta memperkenalkan karya sastra
yang telah dibuat oleh si penulis. Hal tersebut merupakan cara mudah dan gratis bagi para
penulis pemula untuk belajar dan memperkenalkan karya-karyanya. Karya sastra yang ada pada
media digital sangat mudah untuk dijangkau dan diakses secara luas oleh pengguna teknologi
dari berbagai negara.
Di zaman modern ini semakin terbuka kesempatan untuk menerbitkan tulisan fiksi atau
non fiksi dalam bentuk prosa atau puisi bahkan lagu di dunia digital. Situs storial.co, tagar fiksi
mini di Twitter, dan aplikasi Wattpad adalah beberapa contohnya. Berbeda dengan zaman dulu,
di zaman sekarang, seorang penulis bisa langsung mengunggah cerpen atau novelnya di situs
tersebut tanpa melalui penyuntingan ketat dewan redaksi. Semuanya dengan gamblang langsung
terpapar begitu saja untuk dinikmati warganet yang lain.
Supriatin (2012) berpendapat bahwa, generasi lebih tua menganggap bahwa karya sastra
digital tidak akan menggerus sastra konvensional karena sifatnya yang hanya cepat datang dan
cepat pula pergi. Menurut Hari (2016), sastra digital dapat berfungsi sebagai proses
pembelajaran, dan perluasan apresiasi sastra dari lebih banyak kalangan. Sastra digital bisa saja
lebih bermutu daripada sastra konvensional, atau sebaliknya. Diperlukan telaah sastra yang kini
meluas ke sastra dengan medium baru ini.
C. Hakikat Puisi
Karya sastra memiliki beberapa jenis, salah satu diantaranya yakni puisi. Puisi ialah
bagian dari ilmu sastra yang memakai kata, kata-kata atau frasa sebagai alat penghubung untuk
menghasilkan ilmu serta imajinasi. Secara etimologi, puisi bermula dari bahasa Yunani poeima
yang memiliki arti ‘membuat’ atau poeisi ‘pembuatan’ karena melalui puisilah seorang penyair
bisa menciptakan sebuah dunia miliknya sendiri, yang di dalamnya berisi pesan ataupun
gambaran suasana tertentu yang ingin di sampaikan serta curahan hati, baik berbentuk fisik
maupun batiniah. Hakikat puisi ada tiga hal, yaitu:
a) Sifat seni atau fungsi estetika.
Sebuah puisi haruslah indah. Unsur-unsur keindahan dalam puisi, misalnya: rima, irama,
pilihan kata yang tepat, dan gaya bahasanya.
b) Kepadatan.
Puisi sangat padat makna atau pesan. Artinya, penulis hanya mengemukakan inti
masalahnya. Jadi, kata-kata harus dipilih supaya mampu mengungkapkan gagasan yang
sebenarnya.
c) Ekspresi tidak langsung.
Puisi banyak menggunakan kata kiasan. Bahasa kias adalah ucapan yang tidak langsung.
Jadi dia harus berpikir untuk memilih kata yang tepat untuk mengungkapkan perasaannya.
Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan secara
imajinatif dan disusun dengan mngonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan
pengonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya. Struktur fisik puisi terdiri atas tipografi,
Rima, diksi, kata konkret, imaji/citraan, dan majas. Adapun unsur batin puisi terdiri atas tema,
nada, amanat, dan perasaan.
Puisi merupakan salah satu bentuk sastra yang memiliki karakteristik tersendiri artinya
berbeda dengan prosa. Puisi sulit dipahami karena banyak menggunakan Bahasa kiasan. Di
samping itu, puisi memiliki bentuk yang singkat dan padat. Seperti yang dinyatakan oleh
Pradopo (1997:7) bahwa puisi itu mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan,
yang merangsang imajinasi panca indra dalam susunan yang berirama. Dengan demikian dapat
dinyatakan bahwa puisi banyak bersumber dari perasaan dan makna yang diungkapkan dengan
bahasa yang berirama.
Puisi digital adalah bentuk sastra elektronik, menampilkan berbagai pendekatan puisi ,
dengan penggunaan komputer yang menonjol dan penting . Puisi digital dapat tersedia dalam
bentuk CD-ROM, DVD, sebagai instalasi di galeri seni, dalam kasus-kasus tertentu juga direkam
sebagai video atau film digital, sebagai hologram digital, di World Wide Web atau Internet , dan
sebagai aplikasi telepon seluler.
Pembaca di seluruh dunia akan lebih mudah memperoleh sastra Cyber ini, meskipun
penikmat puisi Cyber terbatas pada orang-orang yang melek teknologi. Penulis puisi yang
mengunggah karyanya bersifat beragam artinya ada penulis yang sudah terkenal dan
mengunggah karyanya agar lebih mendunia. Ada penulis yang baru mulai belajar menulis puisi
dengan tujuan agar tulisannya dibaca oleh orang banyak. Istilah Sastra Cyber mulai populer baru
beberapa dekade terakhir, lebih tepatnya pada saat budaya internet tumbuh berkembang di
Indonesia. Indraswara (2013:182-183) menyatakan definisi sastra Cyber bermula dari kata
Cyberspace, Cybermate, Cyberspace berarti ruang (berkomputer) yang saling Terjalin
membentuk budaya di kalangan mereka. Cybermate berarti pengendalian proses menggunakan
komputer (elektronik) maupun jaringan internet. Berdasarkan pengertian tersebut dapat
dikemukakan bahwa Cyber sastra atau sastra yang memanfaatkan komputer atau internet.
Puisi dalam hal ini termasuk salah satu jenis Sastra yang banyak ditulis oleh pengarang
untuk diekspos di media sosial. Dari sudut logika maupun estetika, sastra Cyber sebenarnya
berbeda dengan sastra di media cetak. Hal ini terlihat dalam media cetak/buku sebuah karya
sastra dimulai terlebih dahulu baru sampai ke pembaca, sementara pada media Cyber karya
sampai dulu ke pembaca baru kemudian di nilai. Sastra Cyber dilihat dari sejarah
perkembangannya dapat dilihat dari munculnya sastra dengan media digital.
Perkembangan puisi Cyber yang menggunakan media digital ini perlu di umumkan
sejarah perpuisian Indonesia. Karena diera ini muncul puisi yang menggunakan media internet
khususnya twiter, facebook dan blog. Hal tersebut merupakan suatu bukti bahwa puisi sebagai
salah satu jenis sastra dapat tambah berkembang dengan media digital.
Frank Popper (1993) membahas lima kategori seni elektronik: (1) seni laser dan
holografik, (2) seni video, (3) seni komputer, (4) seni komunikasi, dan (5) seni instalasi,
demonstrasi dan pertunjukan. Fokus bahasan Popper adalah seni rupa elektronik. Genre-genre
seni elektronik terdapat dalam berbagai bidang kesenian seperti seni musik elektronik, seni rupa
elektronik, sinema elektronik, dan sastra elektronik.
Dalam arti luas karya sastra yang diproduksi, dimodifikasi, dan dikemas dengan
menggunakan peralatan elektronik dapat dinamakan sastra elektronik. Sesuai dengan media yang
dipakai, sastra elektronik dapat diklasifikasikan ke dalam tiga jenis: sastra audio, sastra
audiovisual, dan sastra multimedia. Hal ini pun berlaku untuk puisi.
PENUTUP
A. Simpulan
Puisi digital adalah bentuk sastra elektronik, menampilkan berbagai pendekatan puisi ,
dengan penggunaan komputer yang menonjol dan penting . Puisi digital dapat tersedia dalam
bentuk CD-ROM, DVD, sebagai instalasi di galeri seni, dalam kasus-kasus tertentu juga direkam
sebagai video atau film digital, sebagai hologram digital, di World Wide Web atau Internet , dan
sebagai aplikasi telepon seluler. Puisi di era digitalisasi terbagi atas: Multimedia: puisi
digital/puisi elektronik, audio: puisi radio, dan audio-visual: puisi tv/puisi YouTube.
B. Saran
Sebagai seorang generasi penerus dan akademisi, serta calon sastrawan, sudah menjadi
tanggungjawab kita untuk melestarikan karya-karya sastra Indonesia. Tidak hanya itu, kita juga
dituntut untuk mengembangkan kreativitas kita agar dapat menciptakan karya lainnya yang
nantinya dapat bermanfaat serta berpengaruh pada kehidupan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Artika, I Wayan, dkk. 2021. PUISI AUDIO VISUAL YOUTUBE: SASTRA DIGITAL DAN
INDUSTRI KREATIF. Singaraja: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, halaman
103-115.
Hari, C. S. (2016). Sastra digital dan penyebaran sastra Indonesia melalui industri kreatif.
Diunduh dari http://www.mantagibaru.com/2016/01/sastra-digital-dan-penyebaran-sastra.html
Kuswati, Suci Nurrahma. 2021. Kegiatan Digitalisasi Naskah Kuno Sebagai Upaya Diseminasi
Informasi. Jurnal Libria (13): 1, halaman 106-129.
Lestari, Nanny Sri. 2018. Teks Puisi dalam Media Masa Dunia Maya. Semarang: SEMINAR
NASIONAL BAHASA, SASTRA DAERAH, DAN PEMBELAJARANNYA (SN-BSDP),
halaman 296-304.
Teeuw, A.1988. Sastra dan Ilmu Sastra: Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya.