Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH RETORIKA DAN ILMU KHITOBAH

PEMBINAAN TEKNIK BERBICARA PRASYARAT BAHASA DAN PRASYARAT


ORGANIS

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Retorika dan Ilmu Khitobah

Dosen Pengampu : Dra. Hj. Mastanah, M. Si.

Disusun Oleh :

1. Nailatur Rojaiyah (11200530000034)


2. Salsabila Apsaranti (11200530000035)
3. Tito Manarbuwono (11200530000037)
4. Ferry Farhansyah (11200530000049)
5. Putri Farhana (11200530000054)

PRODI MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang membahas tentang “Pembinaan Teknik Berbicara
Prasyarat Bahasa dan Prasyarat Organis” ini tepat pada waktunya. Tidak lupa pula sholawat serta
salam kami haturkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang senantiasa kita nantikan
syafaatnya dikhirat kelak.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan
oleh dosen pada mata kuliah Retorika dan Ilmu Khitobah. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan mengenai topik makalah yang kami buat bagi para pembaca dan
khususnya kami para penyusun makalah. Penulis telah berusaha semaksimal mungkin sesuai
dengan kemampuan yang ada agar makalah ini dapat tersusun sesuai harapan.

Terimakasih kepada Ibu Dra. Hj. Mastanah, M. Si. selaku dosen mata kuliah Retorika dan
Ilmu Khitobah yang telah memberikan tugas ini sehingga kami para penyusun makalah dapat
menambah wawasan dan pengetahuan sesuai dengan yang kami tekuni sekarang ini.

Tangerang, 15 Maret 2022

Penulis
i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 1

C. Tujuan Pembahasan ............................................................................................... 1

BAB II : PEMBAHASAN ................................................................................................ 2

A. Pembinaan Teknik Berbicara.................................................................................. 2

B. Prasyarat Bahasa .................................................................................................... 4

C. Prasyarat Organis ................................................................................................... 6

BAB III : PENUTUP ........................................................................................................ 10

A. Kesimpulan ............................................................................................................ 10

B. Kritik dan Saran ..................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Retorika merupakan cara pemakaian dan penyampaian bahasa sebagai seni yang
didasarkan pada suatu pengetahuan dan metode yang baik. Dalam kehidupan sehari-hari,
manusia tentu tidak dapat terlepas dari kegiatan berbicara. Ilmu retorika dikaji serta dipelajari
tentunya untuk melatih seseorang agar piawai dalam berbicara di hadapan khalayak dengan baik
dan mendapatkan respon yang baik pula dari pendengarnya.

Di samping teknik berbicara dan teknik menyusun serta membawakan pidato, pembicara
juga harus menguasai beberapa prasyarat organis dan pemakaian bahasa yang tersusun baik.
teknik menarik dan menghembuskan nafas, pembinaan suara, artikulasi, sikap badan, mimik
serta penggunaan kata dan kalimat merupakan hal-hal penting yang harus dikuasai setiap orang
yang ingin menjadi pandai bicara. Oleh karena itu, makalah ini disusun sebagai langkah awal
kita mengetahui prasyarat-prasyarat retoris.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pembinaan Teknik berbicara?

2. Bagaimana pembinaan Teknik berbicara prasyarat bahasa?

3. Bagaimana pembinaan Teknik berbicara prasyarat organis?

C. Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui bagaimana pembinaan Teknik berbicara.

2. Untuk memahami bagaimana pembinaan Teknik berbicara prasyarat bahasa.

3. Untuk memahami bagaimana pembinaan Teknik berbicara prasyarat organis.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pembinaan Teknik Berbicara

Teknik bicara merupakan salah satu syarat penting bagi retorika karena efektivitas
monologika dan dialogika tergantung juga pada teknik bicara, Oleh karena itu pembinaan teknik
berbicara merupakan bagian penting dalam retorika.

Pembinaan ini meliputi pembinaan teknik bemafas, teknik mengucap, bina suara, teknik
membaca dan bercerita. Berdasarkan pembagian retorika tersebut, contoh acara talk show Hitam
Putih tergolong dialogika. Di dalam acara ini terdapat diskusi, tanya jawab, percakapan. Namun
yang dikaji peneliti adalah dari segi tanya jawab antara Deddy Corbuzier dengan bintang
tamunya, yaitu mengenai teknik memulai dialog dan jenis pertanyaan yang diajukan oleh Deddy
Corbuzier serta fungsi pertanyaan dari jenis pertanyaan yang diajukan.

Efektivitas monologika dan dialogika tergantung juga pada teknik bicara. Sedangkan
menurut Arman Agung dalam tulisannya yang berjudul “keterampilan berbicara” adalah retorika
dan berbicara efektif menjelaskan bahwa dari segi kepentingannya atau tujuan yang ingin
dicapai, retorika dapat dibagi menjadi dua :

a. Retorika persuasive, yaitu retorika yang bertujuan mempengaruhi orang dengan


tidak begitu memperhatikan atau mempertimbangkan nilai-nilai kebenenaran dan
moralitas. Retorika yang seperti ini dapat kita jumpai dimana-mana. Contohnya adalah
retorika yang digunakan oleh sebagian besar penjual obat kaki lima dalam menawarkan
daganganya.1
b. Retorika dialegtika, retorika ini sering juga disebut sebagai retorika psikologi, yaitu
retorika yang muncul sebagai kebalikan dari retorika persuasif. Retorika ini sangat
memperhatikan nilai-nilai kebenaran, kebajikan, morallitas, dan sifatnya dapat
menenangkan jiwa manusia. Tujuan utama retorika ini mengarah kepada pembinaan

1
Fitriana utami dewi. public speaking kunco sukses bicara di depan public teori dan praktek, (Yogyakarta: pustaka pelajar,
2013), hlm 62-63.
2
spiritual. Retorika yang seperti ini umumnya digunakan di dalam ceramah-ceramah
agama.

B. Prasyarat Bahasa

1. Bahasa dan Retorika

Bahasa merupakan alat pengukur nilai seseorang dalam hubungan antar sesama manusia.
Keberhasilan ataupun kegagalan seseorang dalam hidup sering bergantung dari kepandaian ia
ketika berbicara. Apa gunanya pengetahuan luas yang dimiliki dalam otak namun tidak bias
diungkapkan dengan Bahasa yang jelas dan mudah dimengerti. Berikut beberapa catatan yang
perlu diperhatikan, bahwa hanya ada sedikit orang yang:

a. Mengenal kemampuan dan bentuk berbahasa.


b. Memahami apakah bahasanya kedengaran indah atau buruk.
c. Merasa apakah ia berbicara terlalu cepat atau terlalu lambat.
d. Tahu bahwa ia berbicara tidak logis.
e. Berbicara sebagai orang terdidik dan berwibawa.
f. Mendengarkan dan menilai perbendaharaan katanya.
g. Mampu mengontrol dirinya selama berbicara.
h. Tahu bagaimana rupanya yang tampak ketika ia sedang berbicara.
i. Memiliki kesadaran penuh sewaktu berbicara.

a) Pentingnya Bahasa
Bahasa juga perlu untung bidang-bidang ilmu yang membutuhkan keandalan rohani yang
tinggi, tergantung bagaimana seseorang menyusun dan membawakannya. Oleh karena
itu, maka berlakulah norma-norma di bawah ini:
a. Bahasa tidak hanya merajai manusia, tetapi juga politik.
b. Bahasa adalah nafas dari jiwa manusia.
c. Bahasa adalah sebuah batu loncatan emas menuju keberhasilan dalam hidup.
d. Bahasa adalah penampakan luaran dan roh.
e. Bahasa adalah tanda pengenal materil dan sinar kepribadian.

3
f. Yang lebih penting daripada pidato ialah orang yang berpidato.
g. Seseorang yang berbudi luhur hendaknya memiliki Bahasa yang halus dan luhur.
h. Bahasa akan menjadi kerdil, kalau orang tidak menghiraukannya.

b) Kesadaran Berbicara dan Efektivitasnya


Setiap pembicara harus memiliki kesadaran akan akibat-akibat pembicaraannya. Oleh
karena itu pula, ia harus mengontrol bahasanya. Untuk itu setiap orang harus
memperhatikan ketentuan-ketentuan seperti dibawah ini:
a. Setiap orang akan menjadi lebih liar dalam berbahasa.
b. Tanpa kesadaran berbicara orang tidak akan memiliki kesadaran.
c. Bila berbicara, pembicara tidak akan melihat mata pendengar.
d. Seorang pembicara yang ramah akan mendapat simpati.
e. Tidak seorangpun boleh kehilangan kesadaran.

2. Ritme dan Dinamika Bicara

a) Ritme Bicara
Untuk kecakapan sehari-hari Bahasa dan popular tidak diperlukan suatu ritme Bahasa.
Dalam kehidupan praktis, substansi Bahasa harus juga diberi busana yang indah dan
menarik. Berikut beberapa nasehat penting yaitu:
a. Berikan ungkapan pada Bahasa-bahasa Anda dan daya yang indah.
b. Aktifkanlah suara dan Bahasa Anda.
c. Bernyanyilah sesering mungkin, karena dengan itu Anda dapat memperkuat selaput
suara Anda.
d. Ceritakanlah dua atau tiga cerita pendek.
b) Dinamika Bicara
Suara adalah penopang atau pembantu dalam membina dinamika bicara. Sering terjadi
bahwa orang pendidik seperti guru, dosen, atau profesor berbicara terlalu pelan dan
membosankan sebab tanpa dinamika. Bahasa yang memiliki dinamika akan memberikan
kesan-kesan terhadap pembicaranya sebagai berikut:
a. Kaku dan bersifat rutin.

4
b. Kurang rasa kepastian.
c. Kehendak dan kemauannya lemah.
d. Kurang sumber-sumber kekuatan/daya.
e. Kurang percaya diri.
f. Kurang semangat.
g. Memiliki rasa takut dan cemas.
h. Kurang memiliki perasaan ketika bicara.

Dinamika ini dapat dibina dengan jalan:

a. Memperkuat hembusan nafas.


b. Memperkuat resonasi dalam tubuh.
c. Mempertajam dan mempertepat artikulasi.
d. Memperlambat tempo bicara oleh memperlambat ucapan vocal dan urutan bicara.

3. Perbendaharaan Kata

a) Fungsi Perbendaharaan Kata


Menurut penyelidikan, orang paling terdidik dapat memahami 12.000 pengertian. Orang
yang terdidik memahami kira-kira 8 sampai 10 ribu pengertian. Orang yang
berpendidikan sederhana hanya memahami 6 sampai 8 ribu pengertian seluruh
perbendaharaan kata. Dari sejumlah perbendaharaan kata-kata yang dipahami secara pasif
ini, hanya kira-kira seperlima sampai seperempat yang dapat dipergunakan secara aktif.
Setiap kata memiliki isi. Isi kata ini mengantar manusia kepada pengertian. Jadi, kata-
kata adalah tanda Bahasa dari pengertian-pengertian. Setiap orang harus memahami
pengertian-pengertian dari kata-kata. Sebelum kita berbicara, alam bawah sadar kita
bekerja. Pertama, intrinsic kita yang terdorong, sesudah muncul sumber daya, kemauan
dan kehendak, fungsi, perasaan dan emosi.
b) Memperluas Perbendaharaan Kata
Kata-kata itu ada bermacam-macam. Dialektika, suara dan susunan kalimat yang
dipergunakan akan mengejutkan dia. Itu sebabnya setiap pembicara perlu memperluas
perbendaharaan kata-katanya dengan:

5
a. Menyelidiki perbendaharaan kata lewat band-recorder.
b. Memperhatikan perbendaharaan kata-kata yang dipergunakan orang lain.
c. Membaca buku-buku yang baik dan bermutu.
d. Mendengarkan pidato dari para ahli.
e. Mempelajari kata-kata baru.
f. Melatih mempergunakan sinonim kata.
g. Melihat dan mendengarkan aktris kenamaan.

4. Susunan Kalimat

Gaya kalimat dan pidato ditentukan oleh kontruksi kalimat. Itu berarti satu kalimat adalah
menifestasi isi pikiran yang sederhana atau yang terdiri dari berbagai segi. Pendengar akan sukar
mengikuti jalan pikiran pidato semacam ini dan lebih lagi mereka akan sukar memahaminya.

a. Sering memiliki tata Bahasa yang buruk dan merusakkan gaya Bahasa.
b. Mempersulit jalan pikiran.
c. Mengacuhkan para pendengar dan menyebabkan perhatian menurun.
d. Membantu melahirkan ketidakpastian.
e. Tidak memiliki efek menurut psikologi dalam.
f. Terlalu mahal, karena menuntut konsentrasi.

Oleh karena itu, sebuah pidato sebaiknya mempergunakan kalimat-kalimat yang pendek
agar efektif, karena:

a. Mudah dipakai untuk bermain kata.


b. Mudah untuk diberi tanggapan rohani.
c. Bersifat logis dan jelas.
d. Segera akan dimengerti.
e. Membentuk diri secara dinasmis dan penuh daya.
f. Memungkinkan Teknik pause.
g. Memberi waktu untuk bernafas.
h. Tidak menuntut konsentrasi yang besar.

5. Ketentuan dan Patokan


6
a. Susunalah pidato Anda dengan mempergunakan lebih banyak kalimat-kalimat
pendek.
b. Kurangi atau tiadakan anak kalimat.
c. Jangan terlalu banyak menggunakan kata-kata.
d. Jangan terlalu sering menggunakan koma.
e. Turunkan suar pada akhir kalimat.
f. Dalam satu kalimat jangan pergunakan lebih dari 10-15 pengertian.

C. Prasyarat Organis

1. Pernafasan dan Teknik Bernapas

Sebuah pepatah dari India berbunyi: “Napas adalah pengatur segala sesuatu”. Kesehatan
jiwa dan badan seorang manusia yang penuh tergantung dari pernapasan yang baik dan benar.
Teknik bernapas yang tepat dapat menjadi sarana untuk menghilangkan penyakit tekanan darah
tinggi dan penyakit lain yang dapat disembuhkan oleh Teknik bernapas yang baik dan tepat.

Pada zaman dahulu, ketika orang masih banyak menjalankan kerja fisik yang berat,
mereka umumnya juga melakukan lebih banyak gerakan fisik dan karena lebih banyak gerakan
fisik seperti berjalan kaki dan berlari, mereka bernapas lebih dalam dan dengan itu lebih baik.
Dewasa ini, banyak orang yang tergesa-gesa dan tidak bernapas dengan baik. Banyak orang
zaman sekarang tinggal atau bekerja di dalam kantor dan kurang banyak bergerak hingga tidak
lagi bernapas lebih dalam. Di daerah industry, banyak yang kesulitan bernapas sehingga
membutuhkan pertolongan. Pemimpin sekolah pernapasan di Inggris mengatakan kita pasti tidak
menghendaki bahwa ada bensin kotor, karena akan merusak mobil. Oleh karena itu, kalua kita
bernapas dengan tepat dan benar kita sudah berada di jalan hidup yang lebih alami dan lebih
sehat.

a) Proses Pernapasan
Terdapat empat cara bernapas yang kita kenal, yaitu:
a. Pernapasan dada,
b. Pernapasan perut,
c. Pernapasan sisi dan rongga perut dan dada, dan
7
d. Pernapasan dalam.
Pernapasan dalam adalah kombinasi dari pernapasan dada, perut, dan sisi rongga dada
dan perut. Pernapasan itu bersifat ritmis dan lambat jalannya. Dalam retorika,
dibutuhkan Teknik pernapasan yang tepat, karena dengannya adalah prasyarat untuk
berbicara. Pernapasan yang dangkal akan menuntut terlalu banyak tenaga yang keluar
dari berbicara.
b) Hal yang Harus Diketahui
Berbicara itu pada dasarnya memberikan bunyi dan suara pada waktu menghembuskan
nafas, sebab manusia itu berbicara ketika ia menghembuskan nafas. Banyak ahli pidato
mengalami kesulitan pada awal latihan berpidato karena Teknik pernapasan. Berkat
latihan yang ulet, akhirnya mereka bias menguasainya dan membawa efek positif untuk
para pendengar mereka. Oleh latihan, orang belajar menguasai Teknik bernapas secara
tepat.
Pernapasan yang dalam akan menyebabkan orang merasa lebih sehat, memiliki lebih
banyak energi, tidak cepat Lelah dalam berbicara, tidur lebih enak, dan sebagainya. Kalau
bernapas tidak dalam, sebagian besar CO2 tidak keluar dan tinggal dalam paru-paru.
c) Teknik Bernapas Pada Awalnya dan Selama Berpidato
Hembusan nafas sedalam mungkin sebelum Anda berbicara atau berpidato, sebelum
mulai bicara Anda perlu menghembuskan napas, supaya udara kotor dalam paru-paru
dikeluarkan dan paru-paru dikosongkan, sehingga cukup tempat untuk udara baru dan
segar. Akibatnya, kata-kata atau kalimat pertama diucapkan kedengaran jelas dan waktu
mengucapkannya juga tidak tergesa-gesa.
d) Mengontrol Teknik Bernapas Setiap Hari
Setiap hari Teknik bernapas harus dikontrol. Orang harus tetap sadar untuk menarik dan
menghembuskan napas secara dalam. Yang harus lebih diperhatikan ialah
meghembuskan napas, karena hal itu penting untuk mengeluarkan udara yang sudah
dipakai dari dalam paru-paru. Bila mengalami rasa takut, cemas, dan tegang maka
berusahalah menarik napas perlahan dan dalam-dalam, lalu menghembuskannya lagi.
e) Latihan-Latihan
Latihan bernapas untuk mengurangi ketegangan, yaitu sebagai berikut:

8
a. Duduklah tegak lurus,
b. Kedua pundak harus longgar dan bebas,
c. Kedua tapak tangan harus diletakkan di atas perut,
d. Mulai ditutup, lalu tariklah napas perlahan melalui hidung, tariklah napas sedalam
mungkin sampai seluruh anggota perut diisi udara, perut akan menjadi besardan
terdorong ke depan,
e. Tariklah nafas terus sampai seluruh rongga dada,
f. Bila seluruh rongga perut dan dada sudah penuh, berhentilah menarik napas.

Latihan untuk memperoleh volume zat pembakar di dalam paru-paru, yaitu:

a. Latihan membaca waktu bernapas,


b. Latihan kelompok,
c. Test anak korek api,
d. Dan test lilin dan kelompok.

2. Membina Suara

Suara manusia adalah satu instrument yang lunak, tetapi sekaligus juga luar biasa. Jika
suara monoton, atau tidak memiliki daya, kekuatan, kemerduan, dan kepastian akan
menghancurkan karya dan hidup seorang manusia. Suara yang dikeluarkan oleh manusia dapat
memiliki berbagai macam karakter seperti:

a. Suara yang apatis,


b. Suara yang lemah karena terlalu payah,
c. Suara cemas dan takut,
d. Suara yang tidak dipercaya,
e. Suara yang informatif,
f. Suara yang aktif dan berinisiatif,
g. Suara yang mengandung perasaan yang jenuh,
h. Suara yang dingin dan rasional,
i. Suara yang bernada agitasi,
j. Suara yang penuh perjuangan,
9
k. Suara yang gaduh.

a) Modulasi Suara
Efektivitas bicara tidak hanya tergantung pada Teknik bernapas, resonasi, dan artikulasi,
tetapi juga tergantung dari modulasi suara. Modulasi adalah perubahan ritmis dari
intonasi Bahasa dalam hubungan dengan naik turunnya suara secara sadar. Dengan
modulasi orang dapat berbicara cepat atau lambat, kuat atau halus, tinggi atau rendah,
atau dengan kombinasi dan variasi yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
pembicara, dan disamping modulasi juga mengkarakterisasi suara menjadi ramah,
gembira, sedih, hangat, sayu, ironis, dll.
1) Kegunaan Modulasi
a. Modulasi dapat memberi motivasi yang kuat kepada para pendengar karena dapat
menopang pesan yang ingin disampaikan.
b. Modulasi juga dapat memiliki daya yang meyakinkan dalam berpidato
2) Latihan
a. Nada sopan santun yang dingin,
b. Nada perfeksionis,
c. Nada harapan,
d. Nada permohonan,
e. Nada harapan,
f. Nada marah,
g. Nada benci,
h. Nada gembira,
i. Nada takut,
j. Nada ironis.

b) Resonasi dan Suara


Resonasi dibina untuk membuat suara sehat dan kuat dalam bicara. Ada bagian-bagian
manusia yang dapat memberi resonasi yang kuat, bagian-bagian ini adalah:
a. Seluruh kerangka tubuh manusia,

10
b. Rongga tenggorokan,
c. Tengkorak kepala dan rongga dada.

3. Gerak-Gerik dan Bahasa Tubuh

Gerak-gerik tubuh dan ekspresi tubuh manusia dapat melengkapi, meneguhkan maksud
yang disampaikan atau dapat juga sebaliknya, menghalangi tercapainya tujuan suatu maksud.
Gerak-gerik itu tidak boleh berlebihan. Gerak-gerik tubuh saling berhubungan antar manusia,
misalnya:

a. Kalau tidak percaya, kita mengangkat kelopak mata,


b. Kalua menemukan jalan buntu, orang mengusap ujung hidung dengan jari atau
menggaruk kepala,
c. Orang menaruh kedua telapak tangan di depan dada dan menunjukkan sikap tolak
menolak, bila ingin mengisolasi diri, atau kedua telapak tangan menjepit lengan atas,
d. Membuka mata, membesarkan biji mata sambal menganggukkan kepala tanda setuju
atau percaya,
e. Menggesekkan jari kedua telapak tangan, kalua orang itu tidak sabar lagi,
f. Memukul dahi jika melupakan sesuatu,
g. Menggelengkan kepala jika merasa bimbang,
h. Tersenyum jika memohon sesuatu,
i. Memandang dengan sungguh-sungguh jika harus meminta maaf,
j. Mengatupkan tangan di dada jika mengucapkan hal yang jujur,
k. Menunjukkan kepal, tanda mengambil keputusan dan akan konsekuen
melaksanakannya.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bahasa merupakan alat pengukur nilai seseorang dalam hubungan antar sesama manusia.
Keberhasilan ataupun kegagalan seseorang dalam hidup sering bergantung dari kepandaian ia
ketika berbicara. Bahasa juga perlu untung bidang-bidang ilmu yang membutuhkan keandalan
rohani yang tinggi, tergantung bagaimana seseorang menyusun dan membawakannya. Setiap
pembicara harus memiliki kesadaran akan akibat-akibat pembicaraannya. Oleh karena itu pula, ia
harus mengontrol bahasanya.

Efektivitas bicara tidak hanya tergantung pada Teknik bernapas, resonasi, dan artikulasi,
tetapi juga tergantung dari modulasi suara. Modulasi adalah perubahan ritmis dari intonasi
Bahasa dalam hubungan dengan naik turunnya suara secara sadar. Dengan modulasi orang dapat
berbicara cepat atau lambat, kuat atau halus, tinggi atau rendah, atau dengan kombinasi dan
variasi yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pembicara, dan disamping modulasi juga
mengkarakterisasi suara menjadi ramah, gembira, sedih, hangat, sayu, ironis, dll. Berbicara itu
pada dasarnya memberikan bunyi dan suara pada waktu menghembuskan nafas, sebab manusia
itu berbicara ketika ia menghembuskan nafas. Banyak ahli pidato mengalami kesulitan pada awal
latihan berpidato karena Teknik pernapasan. Berkat latihan yang ulet, akhirnya mereka bias
menguasainya dan membawa efek positif untuk para pendengar mereka. Oleh latihan, orang
belajar menguasai Teknik bernapas secara tepat.

B. Kritik dan Saran

Penulis berharap dengan ditulisnya makalah tentang Pembinaan Teknik Berbicara Prasyarat
Bahasa dan Prasyarat Organis ini, pembaca dapat menerima dan memahami serta mempelajari
lebih dalam lagi mengenai bagaimana prasyarat-prasyarat yang harus digunakan dalam
beretorika. Semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan kesadaran khususnya bagi
penulis dan umumnya bagi pembaca akan pentingnya memahami hal-hal yang dipersiapkan, dan
12
digunakan ketika beretorika, Aamiin. Penulis juga dengan senang hati menerima saran dari
pembaca agar makalah yang kami buat kedepannya dapat lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Fitriana Utami Dewi. Public Speaking Kunco Sukses Bicara Di Depan Public Teori dan Praktek.
2013. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

http://repository.ump.ac.id/5260/3/BAB%20II_SUGRIYANI_PBSI%2712.pdf (diakses pada 21


Mei 2022).

Rahmat, Jalaludin. Retorika Modern. 2001. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Suhandang, Kustadi. Retorika: Strategi Teknik dan Taktik Pidato. 2009. Bandung: Nuansa.

13
14

Anda mungkin juga menyukai