Anda di halaman 1dari 3

Laporan Mingguan Akhlak Tasawuf

Aulia Febri Saputri

(11200510000062)

KPI 1C

Materi Pengertian Maqamat dan Ahwal Dalam Ilmu Tasawuf

1. Intisari Makalah

A. Pengertian Maqamat

Secara harfiah maqamat berasal dari Bahasa Arab yang berarti tempatorang berdiri atau
berpangkal mulia. Istilah ini selanjutnya digunakan untuk arti sebagai jalan Panjang yang harus
ditempuh oleh seorang sufi untuk berada dekat dengan Allah.

Secara etimologi maqam mengandung arti kedudukan atau tempat berpijak dua telapak
kaki. Sementara itu dalam pengertian terminologi istilah maqam mengandung pengertian
kedudukan, posisi, tingkatan, atau kedudukan tahapan hamba dalam mendekatakan diri kepada
Allah. Jadi, maqam sering dipahami oleh para sufi sebagai tingkatan, yaitu tingkatan seorang
hamba dihadapan-Nya, dalam hal ibadah dan latihan latihan (riyadah) jiwa yang dilakukannya.

B. Macam-macam Maqamat
Untuk dekat dengan Allah SWT sekurang-kurangnya ada 5 tahapan yaitu;
1. Taubat
2. Zuhud
3. Sabar
4. Tawakkal
5. Ridho
C. Pengertian Ahwal
Ahwal adalah bentuk jamak dari ‘hal’ yang biasanya diartikan sebagai
keadaan mental (mental states) yang dialami oleh para sufi di sela-sela perjalanan
spiritualnya. Ibn Arabi menyebut hal sebagai setiap sifat yang dimiliki seorang salik
pada suatu waktu dan tidak pada waktu yang lain, seperti kemabukan dan fana’.
Eksistensinya bergantung pada sebuah kondisi. Ia akan sirna manakala kondisi
tersebut tidak lagi ada. Hal tidak dapat dilihat dilihat tetapi dapat dipahami dan
dirasakan oleh orang yang mengalaminya dan karenanya sulit dilukiskan dengan
ungkapan kata.

D. Contoh Ahwal
Contoh ahwal yang sering disebut adalah takut, syukur, rendah hati, ikhlas,
takwa, gembira. Diambil contoh beberapa yang diungkapkan oleh al-Thusi seperti Al-muraqabat
(rasa selalu diawasi oleh Tuhan), Al-qurb (perasaan dekat kepada Tuhan), dan lain sebagainya.

E. Tingkatan Ahwal
Menurut Abu Nash As Sarraj dapat dikemukakan ada 10, yaitu tingkatan pengawasan
diri, tingkatan kedekatan diri, tingkatan cinta, tingkatan tajut, tingkatan harapan, tingkatan
kerinduan, tingkatan senang mendekay kepada perintah Allah SWT, tingkatan ketenangan jiwa,
tingkatan perenungan, tingkatan kepastian,

F. Perbedaan Maqamat dan Ahwal


Al-Maqamat dan Al-Ahwal, yang dapat dibedakan dari dua segi: Tingkat kerohanian
yang disebut maqam hanya dapat diperoleh dengan cara pengamalan ajaran Tasawuf yang
sungguh-sungguh. Sedangkan ahwal, di samping dapat diperoleh manusia yang
mengamalkannya, dapat juga diperoleh manusia hanya karena anugrah semata-mata dari Tuhan,
meskipun ia tidak pernah mengamalkan ajaran Tasawuf secara sungguh-sungguh.
2.Analisa Kritis

1. Menurut ulama yang telah disepakati macam-macam maqamat terdiri dari 5 tahapan
yaitu, taubat, zuhud, sabar, tawakkal, dan ridho. Makalah penyaji mengambil
sumber dari buku Akhlak Tasawuf yang ditulis oleh Abuddin Nata. Yang dapat
disimpulkan bahwa buku tersebut tidak mengalami revisi.
2. Maqamat dan Ahwal di makalah penyaji bahwa pengertiannya sama. Padahal 2 hal
tersebut memiliki tingkatan serta arti yang berbeda. Maqamat adalah jalan yang
harus dilalui untuk dekat dengan Allah sedangkam Ahwal adalah keadaan yang
dialami setelah dekat dengan Allah SWT.

3.Catatan Perbaikan

1. Walaupun penyaji sudah merevisi makalah, namun masih ada beberapa kesalahan
penulisan kata.

2. Pada hal 2 setelah cover dan hal III setelah daftar isi merupakan halaman kosong
yang dimana menurut saya hal yang mubazir

3. Pemaparan materi oleh penyaji menggunakan kalimat yang ambigu seperti contoh
manusia hidup hanya memikirkan Allah SWT sedangkan kita sebagai manusia harus
menjalankan fitrah sebagai manusia seperti makan, bekerja yang dimana harus
seimbang antara dunia dan akhirat.

4.Kesimpulan

Maqamat bentuk jamak , Maqam bentuk tunggal, Maqam artinya tempat berpijak

Untuk dekat dengan Allah SWT sekurang-kurangnya harus melalui 5 tahapan , yaitu taubat,
zuhud, sabar, tawakkal, ridho.

Maqamat adalah jalan yang harus dilalui untuk dekat dengan Allah SWT sedangkan Akhwal
adalah keadaan yang dialami setelah dekat dengan Allah SWT

Ketika manusia jika sudah mencapai maqam ia akan merasa tidak punya apa-apa, takda kuasa
sama sekali jadi ia butuh Allah SWT sehingga ia merasa pertolongan Allah

Anda mungkin juga menyukai