Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KELAHIRAN FILSAFAT : ASAL MULA

Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Individu Mahasiswa

Mata Kuliah Filsafat Ilmu : Epistimologi Pendidikan islam

Dosen Pengampu : Dr. Nasiruddin M.S.I, M.Pd

Disusun Oleh :

Mubarok Fatahillah

(202040210007)

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA ARAB FAKULTAS ILMU


TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA

2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Filsafat adalah sebuah pemikiran/ penelaah tentang sesuatu hal yang mendalam.
Filsafat berasal dari kata bahasa Yunani yaitu philos (suka) dan Sophia (kebijaksanaan),
filsafat merupakan tataran tinggi dalam ilmu-ilmu. Adapun karakteristik dalam filsafat
adalah menyeluruh, mendasar dan spekulatif.
Sejak dalam perkembangan zaman, filsafat tidak pernah lepas dari konsep kultural
masyarakat, adanya filsafat pada zaman Yunani kuno dapat menjadi langkah awal dalam
untuk pembebasan akal manusia dari terbelenggunya kultur yang sudah terjadi. Sebagai
induk dari segala ilmu, filsafat ilmu berjasa dalam kelahiran sebuah disiplin ilmu, kajian,
gagasan, serta aliran pemikiran sampai ideologi hingga saat ini. Bermula ilmu yang
pertama kali adalah filsafat dan ilmu-ilmu yang khusus menjadi bagian dari filsafat,
sehingga bisa dikatakan filsafat ilmu sebagai induk dari ilmu pengetahuan, karena objek
filsafat ilmu adalah sebuah kenyataan.
Filsafat dan ilmu pada dasarnya adalah dua kata yang saling terkait, baik secara
substansial maupun historis, karena kelahiran ilmu tidak lepas dari peranan filsafat, maka
dalam filsafat terjadi terciptanya hukum-hukum alam dan teori-teori ilmiah yang
menjelaskan bagaimana perubahan-perubahan dapat terjadi, baik yang terjadi dengan
makro kosmos maupun mikro kosmos. Dan dari hal inilah terjadi adanya ilmu-ilmu
pengetahuan dan dapat berkembang menjadi bagian-bagian dalam lingkup kecil dan lebih
dapat dirasakan manfaatnya.1

B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas penulis membuat rumusan masalah, yaitu :
Apakah definisi asal mula filsafat ilmu?

C. TUJUAN DAN MANFAAT


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
Mengetahui Definisi Asal Mula Filsafat Ilmu.

1
Ernita,Filsafat Ilmu.Medan.War Ashri Publising. Hal. 16-18
BAB II

PEMBAHASAN
KELAHIRAN FILSAFAT : ASAL MULA

A. Sejarah Filsafat Ilmu


Filsafat Ilmu mulai beranjak sejak zaman purba, yakni pada abad ke 6 SM (600 SM
– 500 Setelah M) yang diawali reruntuhnya mite-mite dan dongeng-dongeng yang selama
ini menjadi pembenaran terhadap setiap yang terjadi dengan gejala alam. Dan dalam
sejarah filsafat terbagi menjadi tiga area besar :

1. Filsafat India, berpangkal pada keyakinan bahwa terdapat kesatuan fundamental antara
manusia dan alam. Kesesuaian harmoni dan kosmos.dalam filsafat india dibagi
menjadi lima periode besar:
a. Zaman Weda tahun (2000-600M)
b. Zaman Skeptitisme tahun (200 – 300 M)
c. Zaman Puranis (300-1200 M)
d. Zaman Muslim (1200-1757 M)
e. Zaman Modern (Terdiri dari reinasance dari nilai – nilai india sebagai reaksi
terhadap pengaruh luar.
2. Bertema pokok dari filsafat dan kebudayaan Cina itu “Perikemanusiaan” yang lebih
antroposentris daripada filsafat india dan filsafat barat. Dan dalam filsafat Cina lebih
pragmatis dimana selalu diajarkan bagaimana manusia harus bertindak agar
keseimbangan surga antara surga dan dunia tercapai. Dan dalam hal ini terbagi menjadi
empat periode, yakni :
a. Zaman Klasik (600-200SM)
b. Zaman Neo-taoisme dan budhisme (200-100SM)
c. Zaman Neo-Konfusianisme (1000-1900)
d. Zaman Modern setelah (1900)
3. Filsafat Barat, dibagi menjadi empat periode :
a. Zaman Kuno
b. Zaman Patristik dan Skolastik
c. Zaman Modern
d. Zaman Sekarang.2

B. Masa Yunani
Orang Yunani yang hidup pada abad ke 6 SM mempunyai system kepercayaan
bahwa segala sesuatunya harus diterima sebagai sesuatu yang bersumber pada mitos dan
dongeng-dongeng. Dan dalam sejarah filsafat biasanya filsafat Yunani dimajukan sebagai
pangkal sejarah filsafat barat, karena di dunia barat ( Eropa Barat) dalam alam pikirannya
berpangkal kepada pemikiran Yunani.

Pada masa itu ada keterangan – keterangan tentang terjadinya alam semesta serta
dengan penghuninya, akan tetapi keterangan ini berdasarkan kepercayaan. Ahli-ahli piker
tidak puas akan keterangan itu lalu mencoba mencari keterangan atau kejelasan itu dan
mencoba keterangan melalui budinya. Ciri yang menonjol dari Filsafat Yunani Kuno di
awal kelahirannya adalah ditunjukannya perhatian terutama pada pengamatan gejala
kosmik dan fisik sebagai ikhtiar guna menemukan suatu asal mula. Yang merupakan unsur
awal terjadinya suatu gejala.3

Secara etimologis kata filsafat berasal dari bahasa Yunani filosofia, yang berasal
dari kata filosofein yang dapat diartikan mencintai kebijaksanaan. Kata filsafat berasal dari
bahasa Yunani philosophis yang artinya mecintai kearifan.
Tentang adanya kelahiran filsafat tidak akan lepas dengan adanya perkembangan
sebuah ilmu pengetahuan yang munculnya pada masa Yunani kuno. Terdapat beberapa hal
dalam berfilsafat, yaitu :
1. Ketakjuban, beberapa filsuf salah satu lahirnya filsafat adalah adanya thaumasia
(kekaguman, keheranan dan rasa takjub). Dari rasa kagum, takjub dan heran yang
dimiliki manusia, hal tersebut hanya bisa dirasakan oleh orang yang berperasaan dan
berakal budi.
2. Ketidakpuasan, sebelum adanya filsafat banyak mitos dan mite yang beredar di
masyarakat. Namun adanya penjelasan yang terjadi dari mitos dan mite yang dari waktu
ke waktu membuat manusia kurang begitu percaya dan mencari kebenarannya, maka

2
Mohammad, Filsafat Ilmu Ontologi, Epistimologi, Aksiologi, dan Ilmu Pengetahuan, Yogyakarta.Pustaka
Pelajar.2011. hal 19-21
3
I.R.Poedjawijatna, Pembimbing Ke Arah Alam Filsafat, (Jakarta: PT Pembangunan, 1980). Hal 19-21
lahirlah filsafat dimana filsafat mencakup seluruh ilmu pengetahuan yang ada dan yang
sudah banyak diketahui selama ini.
3. Hasrat bertanya, berawal dari ketakjuban manusia terdapat pertanyaan-pertanyaan
yang tidak ada habisnya. Dari pertanyaan akan membuat perkembangan kehidupan
manusia semakin maju, dan dari pertanyaan-pertanyaan itu membuat manusia
pengamatan, penelitian dan penyelidikan. Pertanyaan yang terarah pada dasar dan
hakikatnya.
4. Keraguan, pertanyaan yang muncul bermaksud untuk memperoleh kejelasan dan
keterangan tentang suatu pertanyaan itu. Setiap ada suatu pertanyaan yang muncul
senantiasa bertolak belakang dengan yang diketahui oleh penanya hal tersebut
merupakan gambaran yang samar karena meragukan kejelasan dan kebenaran dari apa
yang ia ketahui. 4
Terdapat tiga faktor yang menjadikan filsafat Yunani Kuno lahir, yaitu :
a. Bangsa Yunani yang kaya akan mitos (dongeng)
b. Karya sastra Yunani yang dapat dianggap sebagai pendorong kelahiran filsafat
Yunani.
c. Pengaruh Ilmu-ilmu pengetahuan yang berasal dari Babylonia (Mesir) di lembah
sungai Nil. 5

Tokoh – tokoh pada masa Yunani Kuno antara lain, yaitu :

1. Thales
2. Anaxagoras
3. Democritos
4. Pythagoras
5. Xenophanes
6. Heraclitos
7. Parmenides
8. Empledoces
9. Anaximandros

4
Ernita.Op. Cit. hal 21-24
5
Muzairi, Filsafat Umum, (Yogyakarta: Teras.2009), hal. 48-50
10. Zeno 6

C. Masa Pertengahan
Masa ini diawali dengan lahirnya filsafat Eropa. Sebagaimana halnya dengan
filsafat Yunani yang dipengaruhi oleh kepercayaan maka filsafat atau pemikiran pada abad
pertengahan pun dipengaruhi oleh kepercayaan Kristen. Artinya, pemikiran filsafat abad
pertengahan didominasi oleh agama. Pemecahan semua persoalan selalu didasarkan atas
agama sehingga corak pemikiran kefilsafatannya bersifat teosentris.
Baru pada abad ke-6 Masehi, Keadaan tersebut akan mendorong perkembangan
pemikiran filsafat pada abad ke-13 yang ditandai berdirinya universitas-universitas dan
ordo-ordo. Di kalangan para ahli pikir Islam (periode filsafat Skolastik Islam), muncul al-
Kindi, al-Farabi, Ibnu Sina, al-Ghazali, Ibnu Bajah, Ibnu Tufail, dan Ibnu Rusyd. Periode
skolastik Islam ini berlangsung tahun 850–1200.
Suatu prestasi yang paling besar dalam kegiatan ilmu pengetahuan terutama dalam
bidang filsafat. Di sini mereka merupakan mata rantai yang mentransfer filsafat Yunani,
sebagaimana yang dilakukan oleh sarjana-sarjana Islam di timur terhadap Eropa dengan
menambah pikiran-pikiran Islam sendiri.
Kemudian pikiran-pikiran ini masuk ke Eropa yang merupakan sumbangan Islam
paling besar, yang besar pengaruhnya terhadap ilmu pengetahuan dan pemikiran filsafat,
terutama dalam bidang teologi dan ilmu pengetahuan alam. Peralihan dari abad
pertengahan ke abad modern dalam sejarah filsafat disebut sebagai masa peralihan (masa
transisi), yaitu munculnya Renaissance dan Humanisme yang berlangsung pada abad
15−16. Munculnya Renaisance dan Humanisme inilah yang mengawali masa abad modern.
Mulai zaman modern ini peranan ilmu alam kodrat sangat menonjol sehingga akibatnya
pemikiran filsafat semakin dianggap sebagai pelayan dari teologi, yaitu sebagai suatu
sarana untuk menetapkan kebenaran-kebenaran mengenai Tuhan yang dapat dicapai oleh
akal manusia. 7

6
Akhmad Taksir, Filsafat Umum:Akal dan Hati Sejak Thales sampai Capra, (Bandung:PT Remaja Roskadarya, 2000)
hal.49
7
Suaedi.Pengantar Filsafat Ilmu (Bogor: PT Penerbit IPB Press.2016) hal. 3-4
D. Masa Modern
Pada masa modern ini pemikiran filsafat berhasil menempatkan manusia pada
tempat yang sentral dalam pandangan kehidupan sehingga corak pemikirannnya
antroposentris, yaitu pemikiran filsafat mendasarkan pada akal pikir dan pengalaman.
Pemikiran filsafat masa abad modern ini berusaha meletakkan dasar-dasar bagi
metode logis ilmiah. Pemikiran filsafat diupayakan lebih bersifat praktis, artinya pemikiran
filsafat diarahkan pada upaya manusia agar dapat menguasai lingkungan alam
menggunakan berbagai penemuan ilmiah. Karena semakin pesatnya orang menggunakan
metode induksi/ eksperimental dalam berbagai penelitian ilmiah, akibatnya perkembangan
pemikiran filsafat mulai tertinggal oleh perkembangan ilmu-ilmu alam kodrat (natural
sciences).
Upaya ini dimaksudkan agar kebenaran dan kenyataan filsafat juga sebagai
kebenaran serta kenyataan yang jelas dan terang. Pada abad ke-18, perkembangan
pemikiran filsafat mengarah pada filsafat ilmu pengetahuan, di mana pemikiran filsafat
diisi dengan upaya manusia, bagaimana cara/sarana apa yang dipakai untuk mencari
kebenaran dan kenyataan. Abad ke-19, perkembangan pemikiran filsafat terpecah belah.
Pemikiran filsafat pada saat itu telah mampu membentuk suatu kepribadian tiap-tiap
bangsa dengan pengertian dan caranya sendiri8.

E. Perkembangan Filsafat Ilmu


Filsafat adalah mencintai kebijaksanaan. Terdapat konsep dari plato adalah seni
berdiskusi, ada konsep cicero dimana disebut ibu semua seni, terdapat juga konsep Al
Farabi adalah menyelidiki hakikat sebenarnya. Ada juga konsep Rene Descartes dimana
segala pengetahuan dimana Tuhan, Alam, dan Manusia yang menjadi pusat penelitian. Dan
dari hal ini membuat suatu konsep bahwasanya filsafat adalah multidimensi
Pada dasarnya filsafat adalah sebuah pola piker yang membahas sesuatu sedalam-
dalamnya, karena tidak ada hal yang terlepas satu hal pun dalam filsafat, karena secara
sederhana tidak ada yang akan diterima begitu saja tanpa adanya pengkajian seksama.
Dalam perkembangan kemajuan pola piker manusia untuk mengukur filsafat tidak hanya
dari jawaban saja yang diberikan melainkan berasal dari pertanyaan yang diajukan.
Membahas tentang apa saja hal yang akan diketahui dan seberapa jauh yang ingin kita

8
Ibid. hal 4-5
ketahui. Dan perkembangan filsafat ilmu akan terus berlanjut untuk menyempurnakan
berbagai cabang baru dalam kajiannya.9
Filsafat membawa kepada pemahaman dan tindakan. Tujuan filsafat adalah
mengumpulkan pengetahuan sebanyak-banyaknya, dan membuat dan mengatur seluruhnya
di dalam bentuk yang teratur dan sistematis. Filsafat membawa kepada pemahaman dan
sebuah pemahaman membawa kepada tindakan yang lebih layak. Keinginan berfilasafat
adalah sebuah pemikiran yang ketat. Filsafat merupakan suatu analisis secara hati-hati
terhadap logika-logika dalam suatu masalah dan dalam penyusunan secara sengaja dan
10
sistematis atau sudut pandang yang menjadi dasar suatu tindakan.

9
Mohammad. Op.Cit . hal 21-23
10
Sobirin Malian, Perkembangan Filafat Umum Serta Kaitannya dengan Teori Hukum,(UNISIA: Vol. XXXIII No.73,
2010) hal 64-65
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat ilmu sangat penting peranannya terhadap penalaran manusia untuk
membangun ilmu. Sebab, filsafat ilmu akan menyelidiki, menggali, dan menelusuri
sedalam, sejauh, dan seluas mungkin semua tentang hakikat ilmu. Dalam hal ini, kita bisa
mendapatkan gambaran bahwa filsafat ilmu merupakan akar dari semua ilmu dan
pengetahuan.
Filsafat ilmu merupakan telaah kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan
mengenai hakikat ilmu. Dengan demikian, filsafat ilmu sangatlah penting peranannya bagi
pengembangan ilmu pengetahuan. Tentu juga, filsafat ilmu sangat bermanfaat bagi
manusia untuk menjalani berbagai aspek kehidupan. Fungsi filsafat ilmu adalah untuk
memberikan landasan filosofi dalam memahami berbagi konsep dan teori sesuatu disiplin
ilmu dan membekali kemampuan untuk membangun teori ilmiah.
Hukum memiliki hubungan timbal balik dengan masyarakatnya, karena hukum itu
sendiri merupakan sarana pengatur masyarakat dan bekerja di dalam masyarakat. Itulah
sebabnya, hukum tidak terlepas dari gagasan-gagasan maupun pendapat-pendapat yang
hidup di kalangan anggota masyarakat. Struktur masyarakat dapat menjadi penghambat
sekaligus dapat memberikan sarana-sarana sosial, sehingga memungkinkan hukum dapat
diterapkan sebaikbaiknya.
Di lain pihak, suatu sistem hukum tidak bisa berjalan sendirian. Proses saling
mempengaruhi antara sistem hukum dengan sistem yang lain yang berada dalam kehidupan
masyarakat terus berjalan secara berkelanjutan. Di satu sisi nampak seiring, namun di sisi
yang lain, proses ini bisa jadi menggilas sistem yang lain. Yang patut dijadikan rujukan
dan mendapat perhatian adalah mengenai adanya budaya yang mengitari kehidupan
masyarakat. Di satu sisi, sebuah kebiasaan betul-betul menjadi hukum apabila kebiasaan
tersebut dirasakan sebagai kewajiban yang harus ditaati, karena adanya pengukuhan dari
pimpinan masyarakat atau dalam masyarakat modern, karena adanya pendapat umum,
yurisprudensi atau doktrin. Lambat laun, ketika hukum kebiasaan ini menjadi lebih
terlembaga, maka hukum kebiasaan ini bisa menjadi hukum adat yang secara turun-
temurun diwariskan secara arif kepada komunitas tertentu di masyarakat.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini, tentunya tidak terlepas dari kesalahan, kekurangan
dan kekeliruan. Jadi, saran dan masukan yang mendukung sangat dibutuhkan
DAFTAR PUSTAKA

D. Ph. MP, Ernita. Ir (2019). Filsafat Ilmu. Medan: Wal Ashri Publishing.

M.A. Adib, D. H. (2011). Filsafat Ilmu ontologi, epistimologi, aksiologi, dan logika ilmu
pengetahuan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Malian, S. (2010). Perkembangan Filsafat Ilmu serta Kaitannya dengan. UNISIA Vol. XXXIII No.
73, 64-65.

Muzairi, M. (2009). Filsafat Umum. Yogyakarta.

Poedjawijatna, I. (1980). Pembimbing Ke Arah Filsafat. Jakarta: PT Pembangunan.

Suaedi. (2016). Pengantar Filsafat Ilmu. Bogor: IPB PRESS.

Tafsir, A. (2000). filsafat Umum: Akal dan Sehat Sejak Thales Sampai Capra. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai