Anda di halaman 1dari 12

"FILSAFAT ILMU DAKWAH "

Makalah

Disusun guna memenuhi tugas

Mata Kuliah : Filsafat Dakwah

DosenPengampu : Qomariyah, M.S.I

Disusun oleh :

1. Suwandi Aris Wibowo NIM (3419002)


2. Ajeng Pipit Apriliani NIM(3419056)
3. Muhammad Haidar Shafi NIM(3419154)
4. Fitriyah NIM(3419070)

KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya berkat limpahan rahmat-Nya penyusun  mampu  menyelesaikan


makalah ini guna memenuhi tugas  mata kuliah Filsafat Dakwah yang berjudul “Filsafat
Ilmu Dakwah”. Serta shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda nabi besar
Muhammad SAW, semoga kelak kita mendapatkan syafaatnya di yaumul akhir nanti
Dalam penyusunan makalah ini, kami buat dengan harapan, bahwa makalah ini dapat
berguna bagi mahasiswa IAIN PEKALONGAN, dan dalam perkuliahan khususnya mata
kuliah Filsafat Dakwah. Adapun makalah ini kami susun dengan sebenar-benarnya serta
dengan sumber yang akurat, dan apabila dalam makalah ini terdapatkekurangan atau
kesalahan baik dalam isi, penulisan, maupun segi bahasa. Kami mohon maaf atas ketidak
telitian tersebut.

Karena Kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Mohon maklum karena kami masih
dalam proses pembelajaran, serta kami siap diberi masukkan dan bimbingan. Sekian,
pengantar yang dapat kami sampaikan. Semoga kelak makalah ini dapat bermanfaat dalam
pembelajaran mata kuliah ini.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kian hari kian masif. Diera
digitalisasi keilmuan saat ini, pengetahuan menjadi hal yang sangat mudah diakses
oleh siapapun dan dimanapun. Perkembangan dan penyebaran pengetahuan yang
cepat dan beragam membuat setiap orang dapat belajar pengetahuan terbaru yang
terus berkembang setiap jam bahkan setiap menit. Hal inilah yang menjadi rambu-
rambu akan sulitnya filtrasi terhadapat informasi sebagai bagian kecil dari
pengetahuan. Akses yang begitu mudah, pelaku yang begitu banyak serta ruang
publik yang begitu luas membuat diskusi dan perdebatan tentang keilmuan menjadi
sesuatu yang wajar dan sering terjadi. Pada akhirnya manusia akan terus
mengembangkan pengetahuan dan ketrampilanya untuk medapatkan kemudahan
hidup yang lebih tinggi. Namun sejatinya. ilmu pengetahuan adalah rangkaian cerita
yang telah dibangun sejak lama oleh para ilmuwan terdahulu. Salah satu pengetahuan
yang paling penting dalam awal penemuan ilmu pengetahuan adalah Filsafat.
Keberadaan Filsafat menjadi urgensi karena selain menjadi induk dari ilmu
pengetahuan, Filsafat juga menjadi paradigma dalam menelisik dasar-dasar suatu
ilmu pengetahuan sebagai suatu ranah kajian atau yang disebut sebagai Filsafat Ilmu.
Oleh karena itu, pentingnya makalah ini sebagai refrensi guna mengetahui
pentingnya keberadaan Filsafat Ilmu yang dikaji dari berbagai sumber.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud sebagai Filsafat Ilmu?
2. Bagaimanakah Sejarah munculnya Filsafat Ilmu?
3. Bagaimanakah Ruang Lingkup Filsafat Ilmu?
4. Apakah perbedaan Filsafat Dakwah dengan Filsafat Ilmu?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Menjelaskan pengertian Filsafat Ilmu.
2. Menjelaskan Sejarah munculnya Filsafat Ilmu.
3. Menjelaskan Ruang Lingkup Filsafat Ilmu.
4. Menjelaskan perbedaan Filsafat Dakwah dengan Filsafat Ilmu.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Filsafat Ilmu

Filsafat ilmu merupakan bagian dari epistimologi yang secara spesifik mengkaji
hakikat ilmu (pengetahuan ilmiah). Filsafat Ilmu dibagi menjadi filsafat ilmu-ilmu alam
dan filsafat ilmu-ilmu sosial, namun tidak terdapat perbedaan yang secara prinsip antara
ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu social dimana keduanya memiliki ciri-ciri keilmuan yang
sama.1 Berdasarkan refrensi diatas bahwa penulis meyakini Filsafat Ilmu lahir sebagai
jawaban atas keraguan munculnya pengetahuan dan keilmuan yang banyak berkembang
sejak dahulu. Validitas ilmu menjadi pokok suatu ilmu pengetahuan dapat digunakan
dasar apabila telah terkoneksi bersama fakta dan telah dirumuskan menjadi teori. Pada
akhirnya filsafat ilmu akan menjawab kajian-kajian tentang dasar suatu pengetahuan
menyebar dan berkembang dimasyarakat. Keberadaan pengetahuan terus diuji dengan
seleksi alam seiring berjalanya waktu dan perkembangan zaman. Filsafat ilmu
merupakan filsafat yang mengkaji tentang dasar-dasar suatu pengetahuan sebagai suatu
ranah kajianya.

2.2. Sejarah Munculnya Filsafat Ilmu

Filsafat ilmu mulai merebak di awal abad ke-20, tapi pada abad ke-19 Francis Bacon
yang menampilkan metode induksi dapat dikatakan sebagai peletak dasar filsafat ilmu
dalam khazanah bidang filsafat secara umum. Peran dan fungsi filsafat ilmu mulai
dikenal saat IPTEK maju dengan pesat, sehingga ada rasa khawatir di kalangan para
ilmuwan, filsuf, dan juga agamawan; dimana kemajuan IPTEK dirasa dapat mengancam
eksistensi umat manusia bahkan alam beserta isinya. Hal ini muncul lantaran mereka
melihat perkembangan IPTEK berjalan terlepas dari asumsi dasar filosofnya, seperti
landasan ontologis, epistimologis, dan aksiologis yang cenderung sendiri-sendiri. Karena
itulah, untuk memahami perkembangan IPTEK yang demikian, maka kehadiran filsafat
ilmu diharapkan dapat meletakkan kembali peran dan fungsi IPTEK sesuai dengan
tujuan semula, yaitu mendasarkan diri dan fokus pada kebahagiaan manusia.

1
Syampadzi Nurroh .Filsafat Ilmu.2017. Jurnal Universitas Gajah Mada.Hlm.5
Filsafat mulai beranjak sejak zaman purba yakni pada abad ke-6 sebelum Masehi
(600 < SM- > 500 setelah masehi), yang diawali oleh runtuhnya mite-mite dan dongeng-
dongeng yang selama ini menjadi pembenaran terhadap setiap gejala alam. Orang
Yunani yang hidup pada abad ke-6 SM mempunyai sistem kepercayaan bahwa segala
sesuatunya harus diterima sebagai sesuatu yang bersumber pada mitos atau dongeng-
dongeng. Dalam sejarah filsafat biasanya filsafat Yunani dimajukan sebagai pangkal
sejarah filsafat barat, karena dunia barat (Eropa Barat) dalam alam pikirannya berpangkal
kepada pemikiran Yunani.

Pada masa itu ada keterangan-keterangan tentang terjadinya alam semesta serta
dengan penghuninya, akan tetapi keterangan ini berdasarkan kepercayaan. Ahli-ahli pikir
tidak puas akan keterangan itu lalu mencoba mencari keterangan melalui budinya.
Mereka menanyakan dan mencari jawabannya apakah sebetulnya alam itu. Ciri yang
menonjol dari Filsafat Yunani Kuno di awal kelahirannya adalah ditunjukkannya
perhatian terutama pada pengamatan gejala kosmik dan fisik sebagai ikhtiar guna
menemukan suatu asas-mula (arche) yang merupakan unsur awal terjadinya segala
gejala.2

Terdapat tiga faktor yang menjadikan filsafat Yunani ini lahir, yaitu:

a) Bangsa Yunani yang kaya akan mitos (dongeng).

b) Karya sastra Yunani yang dapat dianggap sebagai pendorong kelahiran filsafat
Yunani.

c) Pengaruh ilmu-ilmu pengetahuan yang berasal dari Babylonia (Mesir) di lembah


sungai Nil.

Tokoh-tokoh pada masa Yunani Kuno antara lain, yaitu:3

1) Thales (625-545 SM)

2) Anaxagoras (±499-20 SM )

3) Democritos (460-370 SM)

4) Pythagoras (± 572-497 SM)

2
I.R.Poedjawijatna, Pembimbing ke Arah Alam Filsafat, (Jakarta: PT Pembangunan, 1980), hlm.19-21
3
Muzairi, M.Ag, Filsafat Umum, (Yogjakarta: Teras, 2009), hlm.48-50
5) Xenophanes (570 - ? SM)

6) Heraclitos (535 – 475 SM)

7) Parmenides (540-475 SM)

8) Empledoces (490-435 SM)

9) Anaximandros (640-546 SM)

10) Zeno (490-430 SM)

Memasuki abad pertengahan (100-1600 M) dimana peran para sufi (filsuf Islam)
mulai membuka nuansa pikir para filsuf barat untuk sadar bahwa hidup bukan saja
berpatokan pada faham rasionalisme dan empirisme semata lewat penelitian indera, tapi
kendali utamanya berada pada rasa (qalbu) yang akan mempengaruhi subjektivisme
dengan objektivisme yang bersetara dengan positivisme hingga relativisme dengan
kajian-kajiannya tidak akan berhenti. Sumbangan para filsuf Islam berjasa relatif besar
karena mereka semua menerjemahkan karya klasik Yunani ke dalam bahasa Arab dan
karya terjemahan inilah yang dipelajari oleh dunia barat, sehingga memunculkan reformasi
(renaissance), mereka adalah Al Kindi (800-870), Al Farabi (872-950), Ibnu Sina (980-
1037), Al Ghazali (1059-1111), Ibnu Bajjah (1062-1138), dan Ibnu Rusyd (1126-1198). 4
Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia Islam telah berkembang sebelum dunia barat
berkembang, dan terlebih dulu filsuf Islam (para sufi) maju dan berkembang.

2.3 Ruang Lingkup Filsafat Ilmu

Ruang lingkup filsafat ilmu dapat diartikan ilmu sebagai objek kajian filsafat.
Amsal (2004:1) menyatakan bahwa pada dasarnya setiap ilmu memiliki dua objek. Yaitu
objek material dan objek formal. Objek material adalah sesuatu yang dijadikan sasaran
penyelidikan. Sedangkan objek formal adalah metode untuk memahami objek material
tersebut. Ilmu sebagai objek kajian filsafat sudah sepatutnya mengikuti alur filsafat. Yaitu
objek material yang didekati lewat pendekatan radikal, menyeluruh, dan rasional. Begitu
juga sifat pendekatan spekulatif dalam filsafat sepantasnya merupakan bagian dari ilmu.
Karena ilmu dilihat dari posisi yang tidak mutlak. Sehingga masih ada ruang untuk

4
Yuswar Yunus, Filsafat Ilmu, (Bandung: Alfabeta, 2012), hal. 3.
berspekulasi demi pengembangan ilmu itu sendiri. Ada empat ruang lingkup filsafat ilmu
adalah sebagai berikut5:

1) Telah mengenai berbagai konsep yang ada, praanggapan, metode (termasuk


analisisnya), struktur ilmu, perlambangan ilmiah, perluasan dan penyusunannya guna
mendapatkanilmupengetahuan.
2) Telah dan pembenaran mengenai proses pembenaran dalam ilmu pengetahuan dan
strukturperlambangannya.
3) Telah mengenai dampak ilmu pengetahuan bagi hal-hal yang berkaitan dengan
penyerapan dan pemahan manusia terhadap realitas, hubungan logika dan matematika
dengan realitas, entetitas teoritis, sumber dan keabsahan ilmu pengetahuan, serta sifat
dasarmanusia.
4) Landasan-landasan ilmu pengetahuan baik secara empiris, rasional, maupun
pragmatis.
5) Pola logis penjelasan ilmu pengetahuan, pembuktian keabsahan konsep dan
kesimpulan ilmiah.
6) Telah mengenai saling keterkaitan antara ilmu satu dengan lainnya serta
implikasinya bagi teori tentang alam semesta.
Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas, maka perlu diungkap ulang, bahwa
kajian tentang filsafat ilmu berhubungan erat dengan dua bidang kajian yang secara
indivual memiliki karakteristik sendiri-sendiri.Filsafat mengandalkan perolehan
kebenaran rasio yang bersifat spekulatif dengan tidak membutuhkan bukti empiris,
sedangkan ilmu mengandalkan perolehan kebenaran dengan dukungan bukti atau fakta
empiris yang bersifat tentatif.
Sampai tahun 2000an filsafat ilmu telah mengalami perkembangan yang sangat pesat,
sehingga menjadi bidang pengetahuan yang amat luas dan sangat mendalam.Tentu
saja ini berpengaruh terhafap keluasan cakupan atau ruang lingkup.Oleh karena itu
berbagai pandangan yang kemudian muncul yang berkaitan dengan ruang lingkup
filsafat ilmu perlu kita cermati kembali.Karena meskipun tentu saja masih memiliki
kesamaan dengan yang telah ada, namun terdapat juga perbedaan dan melengkapi.

5
Ravertz Jerome R.” Filsafat Ilmu Sejarah & Ruang Lingkup”.2004.Yogyakarta. Pustaka Belajar
2.4 Pengertian Filsafat Dakwah dan Filsafat ilmu Dakwah

Zuhairini (2015) menjelaskan bahwa istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani yang
terdiri dari dua kata philo dan sophia. Philo berarti cinta dalam arti luas, yakni keinginan
dan berarti sophia yakni hikmat (kebijakan) atau kebenaran. Jadi, secara etimologi filsafat
berarti cinta kebijakan atau kebenaran. Pengertian filsafat secara terminologi sangat
beragam. Baik dalam ungkapan maupun titik tekannya. Bahlan ada seorang tokoh besar
mengatakan bahwa definisi filsafat tidak dapat di berikan karena setiap orang memiliki
titik tekan sendiri dalam definisinya. Oleh Karena itu, biarkan filsafat diteliti terlebih
dahulu kemudia disimpulkan. Plato mengatakan bahwa filsafat adalah pengetahuan
tentang segala yang ada. Adapun menurut Aristoteles filsafat adalah menyelidiki sebab
dan asas segala benda. Sebenernya dari sekian definisi dari para filosof, dan dari berbagai
pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur dalam filsafat adalah
pembahasan tentang segala apa yang ada secara radikal, rasional, sistematis, bebas, kritis
dan universal.

Dakwah sendiri menurut Mubarok (2014) mengatakan bahwa dakwah secara


etimologis, berasal dari bahasa arab, yaitu‫ دعوة‬-‫يدعو‬-‫ دعا‬yang diartikan sebagai mengajak
atau menyeru, memanggil, seruan, permohonan, dan permintaan. Al-Quran menggunakan
kata dakwah untuk mengajak kepada kebaikan yang di sertai risiko dari masing-masing
pilihan. Secara terminologis pengertian dakwah dimulai dari aspek positif ajakan tersebut,
yaitu ajakan kepada kebaikan dan keselamatan dunia akhirat. Oleh karena itu Filsafat
dakwah dapat diartikan sebagai pembahasan tentang segala apa yang ada didalam dakwah
secara radikal,rasional, sistematis, bebas, kritis dan universal. Yang didalamnya ada da’i
dan mubaligh yang melakukan dakwah tersebut 6

Ilmu dakwah sendiri mempunyai makna “ilmu” sering dikacaukan dengan


“pengetahuan”. Pengetahuan sendiri adalah kesan yang terdapat didalam pemikiran
manusia sebagai hasil sentuhan dengan obyek tertentu. Sedangkan ilmu adalah sejumlah
pengetahuan yang tersusun secara sistematis, logis, hasil pemikiran manusia, obyektif atau
dapat diujii oleh siapapun.7

Dengan diketahuinya pengertian ilmu, maka dapat dijabarkan tentang definisi ilmu
dakwah yaitu ilmu pengetahuan yang didalamnya mempelajari unsur-unsur dakwah yang
6
Yulis Maulinda, Filsafat Dakwah Sebagai Media Komunikasi Agama Islam,(Madura:IAIN Madura,2018). hal
3 diakses pada tanggal 5 oktober 2020
7
Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: Logos,1997), hlm. 31.
bertujuan untuk menyampaikan kejalan kebaikan atau jalan positif. 8 Oleh karena itu
Filsafat ilmu dakwah adalah pengetahuan segala yang ada yang mempelajari tentang ilmu
dakwah secara radikal, rasional, sistematis, bebas, kritis dan universal.

BAB III
KESIMPULAN

8
Thoha Yahya Omar, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Widjajya, 1983), hlm.1.
3.1 Kesimpulan

Pada akhirnya penulis akan sampai pada suatu kesimpulan dimana filsafat ilmu merupakan
hasil dari cerita panjang pemikiran manusia yang terbentang dalam sejarah. Filsafat ilmu
menjadi filterasi bagi munculnya ilmu pengetahuan baru dimasa depan dimana filsafat ilmu
dakwah menjadi salah satu bagian didalamnya. Filsafat ilmu dakwah adalah paradigma
dakwah melalui kacamata filsafat yang mengkaji tentang keilmuan.
DAFTAR PUSTAKA

Syampadzi Nurroh .Filsafat Ilmu.2017. Jurnal Universitas Gajah Mada.Hlm.5

Dapat diakses pada link :

https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/51768288/Filsafat_Ilmu__Prof_Sunarto_.pdf?1486956917=&response-content-
disposition=inline%3B+filename
%3DFilsafat_IImu_Point_of_Review.pdf&Expires=1601771606&Signature=Xc3h9pU4lSGDrI~JVV7cMkfFctoLOtiTPVes
dpRkx8f8QHGgB3qAq2ttFT~rdLnYj83d~D454suqhEKYsV7saDq3lOXDu~tOGyswpdCf~lg-
f~1cg1st735HiXQkoboYkXfZSnVByRoZf34aVykdUaTf5VvquX27gFEVfvCPj7zOCcFEf9OeB~a3x~F4IHNekqLiR61iJM
0wlcWqm2HQNMt1cozjMVwvvQ-
MLF8Q8TwsVajBJ0WQqXqiq0qCDCORs6Fo8K4aY76tykFzvY2D9Py9IIxQJrFDt9Ku52pJeFXNRjmLiKCZsE~yRipZvv

8Iu96yOFTHQ3~vMCRpcLLaGA__&Key-Pair-Id=APKAJLOHF5GGSLRBV4ZA (diakses pada tanggal 4


Oktober, Pukul 06:33 WIB)

Poedjawijatna, JR. Pembimbing ke Arah Alam Filsafat, (Jakarta: PT Pembangunan, 1980),


hlm.19-21

Muzairi, M.Ag, Filsafat Umum, (Yogjakarta: Teras, 2009), hlm.48-50

Yunus, Yuswar. Filsafat Ilmu, (Bandung: Alfabeta, 2012), hal. 3.

Jerome R, Ravertz” Filsafat Ilmu Sejarah & Ruang Lingkup”.2004.Yogyakarta. Pustaka


Belajar

Maulinda, Yulis. Filsafat Dakwah Sebagai Media Komunikasi Agama Islam,(Madura:IAIN


Madura,2018). hal 3 diakses pada tanggal 5 oktober 2020
Dapat diakses :
https://www.researchgate.net/publication/329440683_FILSAFAT_DAKWAH_SEBAGAI_
MEDIA_KOMUNIKASI_AGAMA_ISLAM
Bachtiar,Wardi. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: Logos,1997), hlm. 31.

Yahya Omar,Thoha. Ilmu Dakwah, (Jakarta: Widjajya, 1983), hlm.1.

Anda mungkin juga menyukai