Makalah
Disusun oleh :
2020
KATA PENGANTAR
Karena Kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Mohon maklum karena kami masih
dalam proses pembelajaran, serta kami siap diberi masukkan dan bimbingan. Sekian,
pengantar yang dapat kami sampaikan. Semoga kelak makalah ini dapat bermanfaat dalam
pembelajaran mata kuliah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
Filsafat ilmu merupakan bagian dari epistimologi yang secara spesifik mengkaji
hakikat ilmu (pengetahuan ilmiah). Filsafat Ilmu dibagi menjadi filsafat ilmu-ilmu alam
dan filsafat ilmu-ilmu sosial, namun tidak terdapat perbedaan yang secara prinsip antara
ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu social dimana keduanya memiliki ciri-ciri keilmuan yang
sama.1 Berdasarkan refrensi diatas bahwa penulis meyakini Filsafat Ilmu lahir sebagai
jawaban atas keraguan munculnya pengetahuan dan keilmuan yang banyak berkembang
sejak dahulu. Validitas ilmu menjadi pokok suatu ilmu pengetahuan dapat digunakan
dasar apabila telah terkoneksi bersama fakta dan telah dirumuskan menjadi teori. Pada
akhirnya filsafat ilmu akan menjawab kajian-kajian tentang dasar suatu pengetahuan
menyebar dan berkembang dimasyarakat. Keberadaan pengetahuan terus diuji dengan
seleksi alam seiring berjalanya waktu dan perkembangan zaman. Filsafat ilmu
merupakan filsafat yang mengkaji tentang dasar-dasar suatu pengetahuan sebagai suatu
ranah kajianya.
Filsafat ilmu mulai merebak di awal abad ke-20, tapi pada abad ke-19 Francis Bacon
yang menampilkan metode induksi dapat dikatakan sebagai peletak dasar filsafat ilmu
dalam khazanah bidang filsafat secara umum. Peran dan fungsi filsafat ilmu mulai
dikenal saat IPTEK maju dengan pesat, sehingga ada rasa khawatir di kalangan para
ilmuwan, filsuf, dan juga agamawan; dimana kemajuan IPTEK dirasa dapat mengancam
eksistensi umat manusia bahkan alam beserta isinya. Hal ini muncul lantaran mereka
melihat perkembangan IPTEK berjalan terlepas dari asumsi dasar filosofnya, seperti
landasan ontologis, epistimologis, dan aksiologis yang cenderung sendiri-sendiri. Karena
itulah, untuk memahami perkembangan IPTEK yang demikian, maka kehadiran filsafat
ilmu diharapkan dapat meletakkan kembali peran dan fungsi IPTEK sesuai dengan
tujuan semula, yaitu mendasarkan diri dan fokus pada kebahagiaan manusia.
1
Syampadzi Nurroh .Filsafat Ilmu.2017. Jurnal Universitas Gajah Mada.Hlm.5
Filsafat mulai beranjak sejak zaman purba yakni pada abad ke-6 sebelum Masehi
(600 < SM- > 500 setelah masehi), yang diawali oleh runtuhnya mite-mite dan dongeng-
dongeng yang selama ini menjadi pembenaran terhadap setiap gejala alam. Orang
Yunani yang hidup pada abad ke-6 SM mempunyai sistem kepercayaan bahwa segala
sesuatunya harus diterima sebagai sesuatu yang bersumber pada mitos atau dongeng-
dongeng. Dalam sejarah filsafat biasanya filsafat Yunani dimajukan sebagai pangkal
sejarah filsafat barat, karena dunia barat (Eropa Barat) dalam alam pikirannya berpangkal
kepada pemikiran Yunani.
Pada masa itu ada keterangan-keterangan tentang terjadinya alam semesta serta
dengan penghuninya, akan tetapi keterangan ini berdasarkan kepercayaan. Ahli-ahli pikir
tidak puas akan keterangan itu lalu mencoba mencari keterangan melalui budinya.
Mereka menanyakan dan mencari jawabannya apakah sebetulnya alam itu. Ciri yang
menonjol dari Filsafat Yunani Kuno di awal kelahirannya adalah ditunjukkannya
perhatian terutama pada pengamatan gejala kosmik dan fisik sebagai ikhtiar guna
menemukan suatu asas-mula (arche) yang merupakan unsur awal terjadinya segala
gejala.2
Terdapat tiga faktor yang menjadikan filsafat Yunani ini lahir, yaitu:
b) Karya sastra Yunani yang dapat dianggap sebagai pendorong kelahiran filsafat
Yunani.
2) Anaxagoras (±499-20 SM )
2
I.R.Poedjawijatna, Pembimbing ke Arah Alam Filsafat, (Jakarta: PT Pembangunan, 1980), hlm.19-21
3
Muzairi, M.Ag, Filsafat Umum, (Yogjakarta: Teras, 2009), hlm.48-50
5) Xenophanes (570 - ? SM)
Memasuki abad pertengahan (100-1600 M) dimana peran para sufi (filsuf Islam)
mulai membuka nuansa pikir para filsuf barat untuk sadar bahwa hidup bukan saja
berpatokan pada faham rasionalisme dan empirisme semata lewat penelitian indera, tapi
kendali utamanya berada pada rasa (qalbu) yang akan mempengaruhi subjektivisme
dengan objektivisme yang bersetara dengan positivisme hingga relativisme dengan
kajian-kajiannya tidak akan berhenti. Sumbangan para filsuf Islam berjasa relatif besar
karena mereka semua menerjemahkan karya klasik Yunani ke dalam bahasa Arab dan
karya terjemahan inilah yang dipelajari oleh dunia barat, sehingga memunculkan reformasi
(renaissance), mereka adalah Al Kindi (800-870), Al Farabi (872-950), Ibnu Sina (980-
1037), Al Ghazali (1059-1111), Ibnu Bajjah (1062-1138), dan Ibnu Rusyd (1126-1198). 4
Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia Islam telah berkembang sebelum dunia barat
berkembang, dan terlebih dulu filsuf Islam (para sufi) maju dan berkembang.
Ruang lingkup filsafat ilmu dapat diartikan ilmu sebagai objek kajian filsafat.
Amsal (2004:1) menyatakan bahwa pada dasarnya setiap ilmu memiliki dua objek. Yaitu
objek material dan objek formal. Objek material adalah sesuatu yang dijadikan sasaran
penyelidikan. Sedangkan objek formal adalah metode untuk memahami objek material
tersebut. Ilmu sebagai objek kajian filsafat sudah sepatutnya mengikuti alur filsafat. Yaitu
objek material yang didekati lewat pendekatan radikal, menyeluruh, dan rasional. Begitu
juga sifat pendekatan spekulatif dalam filsafat sepantasnya merupakan bagian dari ilmu.
Karena ilmu dilihat dari posisi yang tidak mutlak. Sehingga masih ada ruang untuk
4
Yuswar Yunus, Filsafat Ilmu, (Bandung: Alfabeta, 2012), hal. 3.
berspekulasi demi pengembangan ilmu itu sendiri. Ada empat ruang lingkup filsafat ilmu
adalah sebagai berikut5:
5
Ravertz Jerome R.” Filsafat Ilmu Sejarah & Ruang Lingkup”.2004.Yogyakarta. Pustaka Belajar
2.4 Pengertian Filsafat Dakwah dan Filsafat ilmu Dakwah
Zuhairini (2015) menjelaskan bahwa istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani yang
terdiri dari dua kata philo dan sophia. Philo berarti cinta dalam arti luas, yakni keinginan
dan berarti sophia yakni hikmat (kebijakan) atau kebenaran. Jadi, secara etimologi filsafat
berarti cinta kebijakan atau kebenaran. Pengertian filsafat secara terminologi sangat
beragam. Baik dalam ungkapan maupun titik tekannya. Bahlan ada seorang tokoh besar
mengatakan bahwa definisi filsafat tidak dapat di berikan karena setiap orang memiliki
titik tekan sendiri dalam definisinya. Oleh Karena itu, biarkan filsafat diteliti terlebih
dahulu kemudia disimpulkan. Plato mengatakan bahwa filsafat adalah pengetahuan
tentang segala yang ada. Adapun menurut Aristoteles filsafat adalah menyelidiki sebab
dan asas segala benda. Sebenernya dari sekian definisi dari para filosof, dan dari berbagai
pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur dalam filsafat adalah
pembahasan tentang segala apa yang ada secara radikal, rasional, sistematis, bebas, kritis
dan universal.
Dengan diketahuinya pengertian ilmu, maka dapat dijabarkan tentang definisi ilmu
dakwah yaitu ilmu pengetahuan yang didalamnya mempelajari unsur-unsur dakwah yang
6
Yulis Maulinda, Filsafat Dakwah Sebagai Media Komunikasi Agama Islam,(Madura:IAIN Madura,2018). hal
3 diakses pada tanggal 5 oktober 2020
7
Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: Logos,1997), hlm. 31.
bertujuan untuk menyampaikan kejalan kebaikan atau jalan positif. 8 Oleh karena itu
Filsafat ilmu dakwah adalah pengetahuan segala yang ada yang mempelajari tentang ilmu
dakwah secara radikal, rasional, sistematis, bebas, kritis dan universal.
BAB III
KESIMPULAN
8
Thoha Yahya Omar, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Widjajya, 1983), hlm.1.
3.1 Kesimpulan
Pada akhirnya penulis akan sampai pada suatu kesimpulan dimana filsafat ilmu merupakan
hasil dari cerita panjang pemikiran manusia yang terbentang dalam sejarah. Filsafat ilmu
menjadi filterasi bagi munculnya ilmu pengetahuan baru dimasa depan dimana filsafat ilmu
dakwah menjadi salah satu bagian didalamnya. Filsafat ilmu dakwah adalah paradigma
dakwah melalui kacamata filsafat yang mengkaji tentang keilmuan.
DAFTAR PUSTAKA
https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/51768288/Filsafat_Ilmu__Prof_Sunarto_.pdf?1486956917=&response-content-
disposition=inline%3B+filename
%3DFilsafat_IImu_Point_of_Review.pdf&Expires=1601771606&Signature=Xc3h9pU4lSGDrI~JVV7cMkfFctoLOtiTPVes
dpRkx8f8QHGgB3qAq2ttFT~rdLnYj83d~D454suqhEKYsV7saDq3lOXDu~tOGyswpdCf~lg-
f~1cg1st735HiXQkoboYkXfZSnVByRoZf34aVykdUaTf5VvquX27gFEVfvCPj7zOCcFEf9OeB~a3x~F4IHNekqLiR61iJM
0wlcWqm2HQNMt1cozjMVwvvQ-
MLF8Q8TwsVajBJ0WQqXqiq0qCDCORs6Fo8K4aY76tykFzvY2D9Py9IIxQJrFDt9Ku52pJeFXNRjmLiKCZsE~yRipZvv